Anda di halaman 1dari 11

Perceraian

Kelompok 2
Anggota Tim:
1. Dumarista situmorang
2. Asriati
3. Afifah 01
4. Nurul della
5. Putri asmirawanti
6. Jeriah ameliahyah
7. AFIFAH 02
8. Lidiana
9. Putri amelia
Perceraian
Perceraian merupakan putusnya ikatan dalam hubungan
suami istri berarti putusnya hukum perkawinan sehingga
keduanya tidak lagi berkedudukan sebagai suami istri
dan tidak lagi menjalani kehidupan bersama dalam suatu
rumah tangga.

Perceraian dalam hukum Islam merupakan perbuatan


atau langkah yang dilakukan oleh pasangan suami dan
isteri apabila hubungan rumah tangga nya tidak dapat
dipersatukan kembali dan apabila diteruskan akan
menimbulkan madharat baik bagi suami, isteri, anak,
maupun lingkungan nya.
4 hal penyebab perceraian
1.Perselingkuhan
Pasangan yang mengkhianati janji perkawinannya adalah penyebab
paling sering hancurnya rumah tangga. Pihak yang merasa sakit hati
tentu lebih memilih berpisah. Meski demikian, tak sedikit pasangan
yang berhasil melalui masalah ini dan sepakat untuk membuka
lembaran baru dalam pernikahannya. Dibutuhkan komitmen dan
ketulusan yang kuat untuk memaafkan

2.Kemalasan
Terkadang orang tidak mau 'bekerja' dalam pernikahan. Ada
sugesti yang keliru bahwa pernikahan akan membuat kita
bahagia. Hal ini menyebabkan kekeliruan cara pandang, seolah-
olah pernikahan adalah hal yang terpisah dari luar diri kita yang
akan bertahan dan berkembang dengan sedikit usaha dari suami
dan istri. Wanita kerap merencanakan hal besar dalam
pernikahannya.
.
Lanjutan
3.Kurangnya keterampilan komunikasi
Sebenarnya ini hal yang mudah dan sederhana. Namun, masih banyak yang belum
memahami cara berbicara satu sama lain dan seni mendengarkan. Banyak juga
pasangan yang menghindari percakapan hanya karena takut saling melukai. Berapa
pun usia pernikahan Anda, komunikasi adalah keterampilan utama yang harus
dimiliki. Cara termudah untuk membangun kepercayaan dalam pernikahan adalah
melalui keterampilan komunikasi yang terbuka dan jujur.

4.Ekspetasi yang terlalu tinggi


Memasang harapan yang tinggi memang bagus untuk memacu semangat kita.
Namun, ini tidak berlaku pada pernikahan. Harapan tinggi yang berpadu dengan
kemalasan akan membuat pernikahan hanya berakhir dalam perceraian. Wanita yang
membeli gaun pengantin mahal itu mungkin juga memiliki harapan pernikahan yang
sangat tinggi. Pria dan wanita sama-sama membuat banyak asumsi dalam pernikahan
dan apa yang diharapkan dari sebuah pernikahan
Jenis Perceraian
Ditinjau dari pelaku perceraian, maka perceraian itu ada dua macam yaitu cerai
talak oleh suami kepada istri dan gugat cerai oleh istri kepada suami.

1.Cerai Talak atau Gugat Cerai Oleh Suami


Yang dimaksud Yaitu perceraian yang dilakukan oleh suami kepada istri. Ini adalah
perceraian/talak yang paling umum. Status perceraian tipe ini terjadi tanpa harus
menunggu keputusan pengadilan. Begitu suami mengatakan kata-kata talak pada
istrinya, maka talak itu sudah jatuh dan terjadi. Keputusan Pengadilan Agama
hanyalah formalitas.
2.Cerai Gugat atau Gugat Cerai Oleh Istri
Yaitu perceraian yang dilakukan oleh istri kepada suami. Cerai model ini dilakukan
dengan cara mengajukan permintaan perceraian kepada Pengadilan Agama. Dan
perceraian tidak dapat terjadi sebelum Pengadilan Agama memutuskan secara
resmi.
Agar Terhindar dari Perceraian
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menghindari perceraian dalam rumah tangga:

1.Menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan.


2.Menghargai pasangan dan memperlakukannya dengan
baik.
3.Menghindari tindakan kekerasan.
4.Menghindari sikap egois.
5.Memperbaiki kesalahan dengan jujur dan tulus.
6.Berdoa dan berserah diri kepada Allah.
Tahap-tahap proses perceraian
Paul bahanon(dalam turner & helms, 1995; dariyo, 2003; Soesmaliyah soewondo,
2001), seorang ahli psikologi keluarga mengungkapkan bahwa perceraian itu terjadi
melalui sebuah proses. Perceraian yang dialami oleh pasangan suami-istri terjadi
melalui beberapa tahap. Ini artinya perceraian merupakan sebuah akhir dari proses
yang didahului dengan peristiwa - peristiwa tertentu sesuai dengan kondisi
hubungan pasangan suami-istri, seperti adanya perselingkuhan, apakah
perselingkuhan dimulai oleh pasangan laki-lakiatau wanita, maka proses perceraian
sedang terjadi, sehingga masing-masing pasangan siap untuk berpisah antara satu
dengan yang lain (satiadarma, 2001).paul bahanon menyatakan ada beberapa tahap
dalam proses perceraian
1.perceraian financial
2.perceraian koparental
3.perceraian hukum
4.perceraian komunitas
5.perceraian secara psiko-emosional
6.perpisahan secara fisik
Akibat Hukum Perceraian
Seperti yang terdapat di dalam Pasal 41 Undang-undang Perkawinan,
disebutkan bahwa akibat hukum yang terjadi karena perceraian adalah
sebagai berikut:
1. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-
anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada
perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, pengadilan memberi
keputusannya.
2. bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam
kenyataannya tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka
pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.
3. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan
biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas
istri. Oleh karena itu, dampak atau akibat dari putusnya hubungan
perkawinan karena perceraian, telah jelas diatur dalam Undang-undang
Perkawinan.
Kesimpulan
Perceraian merupakan sebuah fakta yang sering
terjadi di tengah masyarakat kita. Sering kali
perceraian tidak dapat dihindari oleh pasangan,
walaupun keduanya telah berupaya secara baik-baik
mengatasinya, namun tetap gagal dan menemui
jalan buntu. Keduanya tentu sudah memikirkan
segala Resiko yang harus diterima dan ditanggung
bila keduanya bercerai. Mereka menjadi janda atau
duda, anak-anak tidak memiliki orang tua yang utuh,
hidup merasa tidak bahagia dan sebagainya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai