Anda di halaman 1dari 23

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul Perkembangan Hak Asasi
Manusia di Indonesia. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata
kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pancasila
dan Kewarganegaraan kelas 01, Ronny Hendrawan, dan semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini membuka
wawasan pembaca menjadi lebih luas.

Bandung, November 2013

Penulis

1
DAFTAR ISI

PRAKATA ........................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1.1.Latar Belakang dan Rumusan Masalah.......................................................................... 3

1.2.Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 3

1.3.Ruang Lingkup Kajian ................................................................................................... 3

1.4.Metode dan Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 4

1. 5.Sistematika Penulisan .................................................................................................... 4

BAB II TEORI DASAR HAK ASASI MANUSIA ............................................................ 5

2. 1.Pengertian Hak Asasi Manusia ...................................................................................... 5

2.2.Ruang Lingkup Has Asasi Manusia ............................................................................... 6

2.3.Konsep Hak Asasi Manusia ........................................................................................... 6

2.4.Jenis – Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia .............................................................. 7

2. 5.Perkembangan dan Sejarah Hak Asasi Manusia di Dunia ............................................. 7

BAB III HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA .......................................................... 16

3. 1.Landasan Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia ......................................................


16

3.2.Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia ................................................................. 18

3.3.Peristiwa Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia ............................................... 19

2
3.4.Upaya Mengatasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia ...................................................... 21
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1. Latar Belakang

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak
manusia masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di dalamnya tidak
jarang menimbulkan gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM
pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaran
HAM seorang individu terhadap individu lain,kelompok terhadap individu, ataupun
sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang
penegakan HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan
sebagai upaya menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun
seiring dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM kemudian juga
sering terjadi di sekitar kita.

1.1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dikemukakan


penulis adalah pengetahuan dasar mengenai hak asasi manusia dan cara mengatasi
pelanggaran hak asasi manusia.
1.2.Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk mencerdaskan pembaca agar mengerti mengenai hak asasi
manusia dan mengetahui bagaimana upaya untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia.

3
1.3.Ruang Lingkup Kajian

Agar permasalahan yang diangkat penulis tidak terlalu luas, maka penulis membatasi
masalah yang akan diangkat hanya pada hak asasi manusia secara umum dan terjadi di
Indonesia.

1.4.Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1. Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data dari literatur yang
kemudian dianalisis. Sehubungan dengan itu, metode yang digunakan dalam makalah
ini adalah metode deskriptif analitis.

1.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Pada makalah ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi
pustaka.
1.5.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: Bab I meliputi latar
belakang dan rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup kajian, metode dan teknik
pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Bab II meliputi teori dasar mengenai hak asasi
manusia. Bab III meliputi pembahasan hak asasi manusia di Indonesia. Bab IV meliputi
simpulan dan saran.

4
2. BAB II

TEORI DASAR HAK ASASI MANUSIA

2.1.Pengertian Hak Asasi Manusia

Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Dengan akal budinya dan nuraninya, manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan
sendiri perbuatannya. Disamping itu, untuk mengimbangi kebebasannya tersebut manusia
memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

Kebebasan dasar dan hak-hak dasar itulah yang disebut Hak Asasi Manusia yang secara
kodratnya melekat pada diri manusia sejak manusia dalam kandungan yang membuat
manusia sadar akan jatidirinya dan membuat manusia hidup bahagia. Setiap manusia dalam
kenyataannyalahir dan hidup di masyarakat. Dalam perkembangan sejarah tampak bahwa
Hak Asasi Manusia memperoleh maknanya dan berkembang setelah kehidupan masyarakat
makin berkembang khususnya setelah terbentuk Negara. Kenyataan tersebut mengakibatkan
munculnya kesadaran akan perlunya Hak Asasi Manusia dipertahankan terhadap bahaya-
bahaya yng timbul akibat adanya Negara, apabila memang pengembangan diri dan
kebahagiaan manusia menjadi tujuan.
Berdasarkan penelitian hak manusia itu tumbuh dan berkembang pada waktu Hak Asasi
Manusia itu oleh manusia mulai diperhatikan terhadap serangan atau bahaya yang timbul
dari kekuasaan yang dimiliki oleh Negara. Negara Indonesia menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia dan kewajiban dasar manusia. Hak secara kodrati melekat dan tidak dapat
dipisahkan dari manusia, karena tanpanya manusia kehilangan harkat dan kemanusiaan.
Oleh karena itu, Republik Indonesia termasuk pemerintah Republik Indonesia berkewajiban

5
secara hokum, politik, ekonomi, social dan moral untuk melindungi, memajukan dan
mengambil langkah-langkah konkret demi tegaknya Hak
Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia.

2.2.Ruang Lingkup Hak Asasi Manusia

• Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;

• Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;

• Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta

• Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

2.3.Jenis – Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia Pelanggaran


HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :

1. Pembunuhan masal (genosida)

Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan
atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, dan agama dengan
cara melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000 Tentang
Pengadilan HAM)

2. Kejahatan Kemanusiaan

Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa serangan yang
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran penduduk secara
paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.
b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :

1. Pemukulan

2. Penganiayaan

3. Pencemaran nama baik

6
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

5. Menghilangkan nyawa orang lain

2.4.Konsep Hak Asasi Manusia

Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM

,yaitu:

a. Ham menurut konsep Negara-negara Barat

1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.

2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.

3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia

4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

b. HAM menurut konsep sosialis;

1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat

2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.

3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:

1.Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.

2.Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap kepala


keluarga
3.Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban sebagai
anggota masyarakat.
2.5.Perkembangan dan Sejarah Hak Asasi Manusia di Dunia

1. Hak Asasi Manusia di Yunani


7
Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM)
meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak – hak asasi manusia.
Konsepsinya menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa
yang zalim dan tidak mengakui nilai – nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322
SM) mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan
kehendak warga negaranya.

2. Hak Asasi Manusia di Inggris

Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang


memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi
terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen
kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah
sebagai berikut :

a. MAGNA CHARTA

Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah
diganti oleh Raja John Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat
dan para bangsawan. Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan
rasa tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John
untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung.

Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan
raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta
kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali
berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan
kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan
dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan
terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang
derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.

Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :


8
• Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja Inggris.
• Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hakhak
sebagi berikut :
 Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk.
 Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi
yang sah.
 Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan
bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
 Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja
berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
b. PETITION OF RIGHTS

Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-


hak rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja
di depan parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak
sebagai berikut :

• Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.

• Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.

• Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.

c. HOBEAS CORPUS ACT

Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang


penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :

• Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
• Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.

9
d. BILL OF RIGHTS

Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan


diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :

• Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.

• Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.

• Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.

• Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-

masing .

• Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.

3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serika

Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti


hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus
menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa
Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak – hak dasar ini terlihat
jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang
dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE OF THE UNITED

STATES.

Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776,


suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian,
merupakan pula piagam hak – hak asasi manusia karena mengandung pernyataan
“Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta.
Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan
kebebasan untuk menikmati kebhagiaan.

10
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah
memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih
maju seperti yang disebut dengan status civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang
berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara.

Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai


negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam
konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya
sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden
Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai “pendekar” hak asasi manusia adalah
Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter.

Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat kebebasan” yang


diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :

• Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and


expression).
• Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya

(freedom of religion).

• Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).

• Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).

Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman


dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan
Italia. Kebebasan – kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat
manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan
Roosevelt ini pada hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang
paling pokok dan mendasar.

4. Hak Asasi Manusia di Prancis

11
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada
awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenangwenangan
rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES
DROITS DE L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak
manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini
mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan
(liberte, egalite, fraternite).

Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis


yang berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan
tersusunnya Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791,
semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang
kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi
tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir – pemikir besar seperti : J.J.
Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu
antara lain :

1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.

2) Manusia mempunyai hak yang sama.

3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.

4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta
pekerjaan umum.

5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.

6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.

7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.

8) Adanya kemerdekaan surat kabar.

12
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.

10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.

12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.

13) Adanya kemerdekaan hak milik.

14) Adanya kemedekaan lalu lintas.

15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.

5. Hak Asasi Manusia oleh PBB

Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam
hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia
(commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah
pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948
Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil
kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN
RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30
pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap
tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.

Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap


orang mempunyai Hak :

• Hidup

13
• Kemerdekaan dan keamanan badan

• Diakui kepribadiannya

• Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk
mendapat jaminan hokum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum,
dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah
• Masuk dan keluar wilayah suatu Negara

• Mendapatkan asylum

• Mendapatkan suatu kebangsaan

• Mendapatkan hak milik atas benda

• Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

• Bebas memeluk agama

• Mengeluarkan pendapat

• Berapat dan berkumpul

• Mendapat jaminan sosial

• Mendapatkan pekerjaan

• Berdagang

• Mendapatkan pendidikan

• Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat

• Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan

Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia


itu sebagai tolak ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan
semua anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan

14
pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan yang termasuk dalam pernyataan tersebut.
Meskipun bukan merupakan perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral
berkewajiban menerapkannya.

15
3. BAB III

HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

3.1.Landasan Hukum Hak Asasi Manusia di Indonesia

Bangsa Indonesia mempunyai pandangan dan sikap mengenai Hak Asasi Manusia yang
bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya bangsa, serta
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945.
Pengakuan, jaminan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia tersebut diatur dalam
beberapa peraturan perundangan berikut:
1. Pancasila

• Pengakuan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

• Pengakuan bahwa kita sederajat dalam mengemban kewajiban dan memiliki hak
yang sama serta menghormati sesamam manusia tanpa membedakan keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, suku dan bangsa.
• Mengemban sikap saling mencintai sesamam manusia, sikap tenggang rasa, dan
sikap tida sewenang-wenang terhadap orang lain.
• Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesame.

• Mengemban sikap berani membela kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan

jujur.

• Menyadari bahwa manusia sama derajatnya sehingga manusia Indonesia merasa


dirinya bagian dari seluruh umat manusia.

2. Dalam Pembukaan UUD 1945

Menyatakan bahwa “ kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh karena itu
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan

16
dan pri keadilan”. Ini adalah suatu pernyataan universal karena semua bangsa ingin
merdeka. Bahkan, didalm bangsa yang merdeka, juga ada rakyat yang ingin merdeka,
yakni bebas dari penindasan oleh penguasa, kelompok atau manusia lainnya.
3. Dalam Batang Tubuh UUD 1945

• Persamaan kedudukan warga Negara dalam hokum dan pemerintahan (pasal 27

ayat 1)

• Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)

• Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28)

• Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28)

• Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan

kepercayaanya itu (pasal 29 ayat 2)

• Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1)

• BAB XA pasal 28 a s.d 28 j tentang Hak Asasi Manusia

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

• Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab
untuk menghormati HAM orang lain secara timbale balik.
• Dalm menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orangbwajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan HAM
serta member I perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman kepada
masyarakat, perlu segera dibentuk suatu pengadilan HAM untuk menyelesaikan
pelanggaran HAM yan berat.
6. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI

17
• Undang- undang republic Indonesia No 5 Tahun 1998 tentang pengesahan (Konvensi
menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, ridak
manusiawi, atau merendahkan martabat orang lain.
• Undang-undang Nomor 8 tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi Mengenai

Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.

• Deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1948 (Declaration Universal of
Human Rights).
3.2.Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan


perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan,
baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1
(3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan
melalui sutu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling
menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang
berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme,
serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan
hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:

• Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
• Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang
fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
• Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
18
• Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat
berjalan sewajarnya.
• Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi

Nasional Pemberantasan Korupsi.

• Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan


penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
• Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta
badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
• Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan
HAM.
• Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.

• Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan


proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
3.3.Peristiwa Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik, dan
keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan dampak pada
pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta milik orang lain,
menjarah dan lain-lain. Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara
aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang sering
terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat. Apabila dilihat dari
perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada beberapa peristiiwa besar pelanggaran hak
asasi manusia yang terjadi dan mendapat perhatian yang tinggi dari pemerintah dan
masyarakat Indonesia, seperti :
1. Kasus Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang
berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi

19
pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan
dan penembakan.
2. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya Porong,
Jatim (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di PT
Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan dan diduga
menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.
3. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)

Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari harian
Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan
sudah tewas.
4. Peristiwa Aceh (1990)

Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban, baik
dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga
dipicu oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh
merdeka.
5. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)

Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para
aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9 orang
dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).
3.4.Upaya Mengatasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka


penyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus pelanggaran
HAM yang biasa diselesaikan melalui pengadilan umum.Beberapa upaya yang dapat
dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk menghargai dan menegakkan
HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut
• Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.

• Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.

20
• Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban asasi
yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
• Tidak semena-mena terhadap orang lain.

• Menghormati hak-hak orang lain.

4.

BAB IV

21
SIMPULAN DAN SARAN

4.1.Simpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk
pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau
bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
4.2.Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita
dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang
lain.

22
DAFTAR PUSTAKA

Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan Manusia (Human rightsand
The Media). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Prof. Dr. H. Zainudin Ali, M.A. 2006. Sosiologi Hukum. Jakrta : Sinar Grafika.

Drs. S. Sumarsono. Dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan.

23

Anda mungkin juga menyukai