Anda di halaman 1dari 2

1.

Konsep-Konsep Dasar Dalam Ilmu Ekonomi


A. Kelangkaan (Scarcity)
setiap agen ekonomi (baik rumah tangga maupun perusahaan) menghadapi masalah
keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Rumah tangga memiliki keterbatasan
pendapatan, waktu dan sebagainya, sehingga jumlah barang dan jasa yang dapat
dikonsumsi juga terbatas. Perusahaan menghadapi keterbatasan anggaran pula sehingga
harus menentukan berapa jumlah input yang akan digunakan dalam proses produksinya,
serta berapa jumlah barang yang akan diproduksi.
B. Pilihan-pilihan (Choices)
Seseorang selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup. Apakah kita ingin berlibur ke
pantai atau ke pegunungan? Apakah kita ingin berbelanja di pasar swalayan atau di pasar
tradisional, Apakah kita ingin melanjutkan kuliah atau bekerja dan menabung terlebih
dahulu, atau menikah Itu semua merupakan pilihan yang sering hadir di dalam kehidupan
kita.
C. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Perlu dipahami bahwa ketika seseorang memutuskan untuk memilih salah satu pilihan
tersebut maka ada biaya kesempatan yang hilang. Misalnya: orang di gambar memutuskan
untuk melanjutkan sekolahnya saja. Maka pada saat yang bersamaan, dia akan kehilangan
upah yang dapat diperoleh jika dirinya bekerja. Contoh lainnya adalah ketika Anda
memutuskan untuk membaca buku ini, sebenarnya ada pilihan kegiatan lain yang dapat
Anda lakukan seperti menonton TV, berolahraga, atau bermain. Artinya, menonton TV,
berolahraga, dan bermain adalah opportunity cost Anda. Jadi, opportunity cost adalah biaya
kesempatan yang muncul karena mengambil sebuah pilihan.
D. Alokasi ( Alocation)
Alokasi hampir mirip maknanya dengan distribusi. Di dalam ilmu ekonomi, alokasi berarti
bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang
hampir tidak terbatas. Misalnya, seseorang memiliki uang sebanyak 1 juta rupiah serta
dialokasikan untuk Terus kerja, S2, Atau menikah saja ya
Opportunity cost adalah biaya kesempatan yang muncul karena mengambil sebuah pilihan
membeli pakaian seharga 400 ribu rupiah dan makanan sebesar 600 ribu rupiah. Keputusan
untuk membelanjakan uang (sumber daya) yang dimiliki orang tersebut merupakan
perwujudan alokasi sumber daya.
2. PDB adalah nilai pasar menunjukan bahwa pengukuran PDB dilakukan dengan menggunakan
nilai uang dari suatu barang dan jasa akhir, bukan menggunakan jumlah barang. Dalam
perekonomian terdapat berbagai macam barang/jasa, dan untuk menjumlahkan seluruh barang
dan jasa tidak dapat dilakukan dengan menjumlahkan kuantitas yang tersedia. Alhasil,
pengukuran dalam bentuk nilai uang ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perbandingan
antar barang yg tidak seimbang, bagaikan antara apel dan jeruk, sehingga penyamaan satuan
merupakan hal yang dibutuhkan. Dari seluruh menunjukan bahwa PDB memasukkan semua
produk yang di produksi oleh perekonomian dan yang dijual di pasar secara legal, tidak hanya
berupa barang, namun juga jasa. Ada beberapa produk yang tidak masuk dalam perhitungan
PDB yaitu barang/Jasa yang diproduksi secara ilegal. Diantaranya obat-obatan terlarang
(narkoba) dan makanan yang diproduksi oleh rumah tangga dan kemudian dikonsumsi langsung
oleh rumah tangga tersebut.
3. MPC (marginal propensity to consume) atau kecondongan mengkonsumsi marjinal
adalah tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh bertambahnya pendapatan.
Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula :

MPC =
Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa. Kegiatan
konsumsi atau pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah
(government consumption) dan konsumsi rumah tangga (private consumption). Namun dalam
pembahasan ini, kita akan memfokuskan konsumsi rumah tangga karena pengeluaran
konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam pengeluaran konsumsi total (agregate).
Mengingat porsinya yang besar, maka konsumsi rumah tangga mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap stabilitas perekonomian.

4. Nilai kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC) di negara maju dan di negara berkembang
nilainya berbeda hal ini dikarenakan masyarakat di negara maju akan lebih memilih menabung
sehingga kemampuan investasi dalam rangka pembangunan ekonomi dalam negerinya terus
meningkat untuk jangka panjang sehingga MPC pada kelompok masyarakat berpenghasilan
tinggi atau negara maju lebih rendah daripada MPC kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah negara berkembang.

Perhitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan nilai tambahnya itu adalah


perhitungan dengan pendekatan produksi, nilai tambah dihitung bertujuan agar tidak terjadi
salah perhitungan atau double entry yang menyebabkan nilai pendapatan nasional meningkat
dari nilai aslinya.
Adapun manfaat dari mempelajari pendapatan nasional adalah:

 Mengetahui struktur perekonomian.


 Untuk mengetahui perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu.
 Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara.
 Sebagai pembanding terhadap perkembangan negara-negara di dunia.
 Sebagai bahan pertimbangan pemerintah untuk mengambil kebijakan

Jadi, pendapatan nasional adalah pendapatan keseluruhan dari masyarakat yang diterima oleh
perekonomian suatu negara dalam satu periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah
pendapatan nasional yang saat ini dipakai adalah suatu istilah yang umum dan luas

Anda mungkin juga menyukai