Modul Praktikum Kimdas Fix 2021
Modul Praktikum Kimdas Fix 2021
(FKK006)
Disusun Oleh :
1. Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Apabila peserta
terlambat lebih dari 10 (sepuluh) menit dari waktu yang telah ditentukan, maka
mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu dan diwajibkan
mengikuti praktikum pada hari lain (inhal untuk percobaan tersebut).
2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai sepatu (dilarang mengenakan
sandal atau sepatu sandal) dan jas praktikum berwarna putih dan dikancingkan dengan
rapi.
3. Simpanlah tas, jaket, dan barang-barang lainnya yang tidak diperlukan di tempat yang
telah disediakan
4. Jangan melakukan kegiatan praktikum atau eksperimen sebelum mengetahui
informasi mengenai alat-alat yang akan digunakan.
5. Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam ruang laboratorium.
6. Setiap peserta wajib membuat laporan praktikum yang formatnya sudah ditentukan
dan ditandatangani dosen setelah selesai suatu acara praktikum.
7. Setiap peserta harus mengembalikan alat-alat yang telah dipakai dalam keadaan bersih
dan kering. Sebelum meninggalkan ruang praktikum, peserta harus mengembalikan
botol-botol bahan kimia yang telah ditutup rapat ke tempat semula.
8. Setiap peserta harus menjaga kebersihan Laboratorium, bekerja dengan tertib, tenang
dan teratur. Selama mengikuti praktikum, peserta harus bersikap sopan, baik dalam
berbicara maupun bergaul.
9. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi budaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
10. Bagi mereka yang tidak mengikuti praktikum pada hari yang telah terjadwal,
diperbolehkan inhal (menunda praktikum) apabila memenuhi persyaratan yang ada,
dan dengan mengirim surat permohonan praktikum inhal kepada Dosen yang
mengampu.
11. Apabila peserta praktikum melanggar hal-hal yang telah diatur di atas maka yang
bersangkutan dapat dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan untuk
melanjutkan praktikum pada hari itu. Kegiatan praktikum dinyatakan batal dan tidak
diijinkan untuk inhal.
1
12. Hal-hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum
akan diatur kemudian.
SANKSI:
1. Terlambat datang tanpa alasan, tidak bisa mengikuti praktikum
2. Tidak mengumpulkan laporan pendahuluan tidak diperkenankan praktikum
3. Terlambat pengumpulan laporan resmi, mengurangi nilai laporan
4. Merusak/memecahkan/menghilangkan segala peralatan laboratorium wajib untuk
mengganti
5. Jika terdapat pelanggaran lain yang belum diatur dalam tata tertib, asisten/dosen
berhak memberikan sanksi sesuai kebijaksanaanya
6. Segala bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh praktikan akan mempengaruhi
penilaian oleh asisten/dosen
2
PERALATAN LABORATORIUM KIMIA
Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai
bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat
gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku
(rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak
mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000C, dan mudah dilas jika retak
dan pecah.
b. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung
yang salah satu ujungnya menyerupai kerucut.
Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari gelas
walaupun ada juga yang terbuat dari bahan
plastik atau kimia. Tabung ini digunakan untuk
tempat bahan yang diendapkan dengan alat
sentrifuge.
3
c. Buret (Burette)
Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas
berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan
sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret
digunakan dalam percobaan yang memerlukan presisi
seperti pada eksperimen titrasi dengan cara
meneteskan sejumlah reagen cairan ke dalam obyek
dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan skala
harus dilakukan secara seksama pada permukaan
meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro
(50 ml), Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro
(10 ml)
d. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut
dan terdapat bagian seperti tabung yang sempit.
Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan
atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas
saring
4
dari dua fase yang tidak dapat bercampur. larutan
yang akan dipisahkan digojok terlebih dahulu
kemudian didiamkan beberapa saat sampai masing-
masing larutan terpisah. Larutan dengan masa jauh
lebih kecil akan berada diatas sedangkan massa jenis
lebih besar akan berada dibawah. Larutan yang ada
dibawah dikeluarkan hati-hati.
g. Pipet Tetes
h. Batang Pengaduk
i. Beaker glass
j. Desikator
5
Pada penutupnya dilapisi dengan vaselin untuk
menjaga tetap kedap udara.
a. Gelas Ukur
6
Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan pemanasan.
Digunakan untuk mengukur volume cairan atau larutan.
Jumlah volume berdasarkan pada volume didalamnya.
b. Pipet Ukur
7
Terbuat dari bahan gelas biasa kadang
– kadang terbuat dari bahan
borosilikat. Digunakan untuk
mengukur volume tepat berdasarkan
volume yang dikeluarkan.
d. Timbangan analitik
a. Kawat Kassa
kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan
sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembakar
8
b. Kaki Tiga
Besi yang menyangga ring dan digunakan
untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
c. Klemp (clamp)
d. Pembakar spirtus
e. Statif
9
g. Water Bath
h. Segitiga porselin
10
BAHAN KIMIA
11
a. Bahan cair :
1) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut, gunakan satu tangan. Tutup botol jangan
diletakkan di atas meja karena kotoran diatas meja bisa mengotori tutup botol
sehingga dapat mencemari bahan kimia.
2) Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat yang
memudahkan pekerjaan seperti pipet volume.
3) Pindahkan cairan menggunakan bantuan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.
b. Bahan padat :
1) Gunakan sendok sungu atau alat lain yang sesuai, bukan berasal dari logam.
2) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara
berlebihan.
3) Satu sendok untuk satu bahan, jangan mencampurkan sendok untuk mengambil
aneka bahan.
a. Tabung reaksi
1) Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
2) Api pemanas terletak pada bagian bawah larutan.
3) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Arah mulut tabung reaksi pada
tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai orang lain.
b. Gelas kimia
1) Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
2) Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak.
3) Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai penangas air, isikan air seperempatnya
saja supaya tidak tumpah.
12
C. LAMBANG BAHAN KIMIA
Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap
bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol – simbol tesebut diperlukan untuk
mengetahui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa simbol
yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia :
Lambang : F
Lambang : T
Lambang : Xn
Bahan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
apabila terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit.
Penanganan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari
kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
13
Nama : explosive (mudah meledak)
Lambang : E
Lambang : I
Lambang : C
Lambang : O
14
Contoh : H2O2, KClO4
Lambang : N
15
PENGELOLAAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)
ATAU MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
TUJUAN
✓ Mahasiswa mengenal dan menggunakan MSDS
✓ Mahasiswa mampu mencari dan menyiapkan MSDS dari sumber yang terpercaya
Lembar Data Keselamatan Bahan memuat informasi tentang sifat fisik bahan dan
juga sifat kimianya. Sifat fisik bahan misalnya: titik leleh, titik didih, titik nyala. Sifat
kimia bahan meliputi kereaktifan dan toksisitas. Selain itu MSDS juga memuat mengenai
efek bahan terhadap kesehatan, cara penyimpanan, cara pembuangan, cara perawatan
alat, serta prosedur pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau kebocoran pada
penggunaan bahan-bahan kimia. Panjang dari MSDS bervariasi, tergantung pada format,
isi dan ukuran hurufnya.
c. Pekerja yang mempunyai resiko tinggi terhadap paparan atau penggunaan bahan-
bahan kimia berbahaya.
d. Pekerja yang membutuhkan informasi tentang penyimpanan bahan-bahan kimia
16
III. ALAT DAN BAHAN
1. Lembar MSDS
2. Kertas dan bollpoint
3. Kamus/sejenisnya
4. Komputer/laptop
o Di laboratorium, cermati dan buat daftar tentang zat-zat kimia berbahaya yang
tersedia,
o Lakukan identifikasi produk berdasarkan daftar tersebut dan carilah MSDSnya,
o Terjemahkan dan tuliskan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh zat kimia tersebut,
o Tuliskan garis besar penanganan dan penyimpanan produk,
o Identifikasi cara pengendalian terhadap paparan dan alat pelindung yang dapat
digunakan,
o Tuliskan langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi paparan.
o Presentasikan dan dokumentasikan hasil kerja
17
BUDAYA K3 DALAM PRAKTIKUM KIMIA
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.
3. Alat-alat listrik seperti: kompor listrik, oven, lampu pemanas, lampu UV dan lain
sebagainya, yang menyebabkan terjadinya sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat terpercik.
18
Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, mahasiswa hendaknya
menggunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan. Pada tabel berikut disajikan
beberapa contoh alat perlindungan diri. Untuk melaksanakan praktikum kimia, mahasiswa
minimal harus menggunakan jas laboratorium lengan panjang dan kacamata pelindung
(gogle).Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan dengan selalu
menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif di dalam setiap acara praktikum.
Namun kita harus bertindak lebih aktif dan mencari tahu setiap potensi bahaya yang dapat
timbul di dalam laboratorium agar kita selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap
tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang dapat terjadi kapan saja.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium antara lain adalah:
1. Persiapan
Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada acara
praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan dan cara kerja
serta bagaimana data percobaan akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan
yang harus dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan
sumber api, membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah
ditentukan dan sebagainya.
Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah terbakar,
bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya, sehingga dapat
terhindar dari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia yang
digunakan.
Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang akan
digunakan.
19
Skema pembagian waktu kerja dibuat sebelumnya, meliputi urutan kerja yang akan
dilakukan. Apa yang dikerjakan lebih dulu dan seterusnya, mana yang dapat
dikerjakan bersam-sama dan sebagainya
Sebelum bekerja hal-hal yang kurang jelas ditanyakan pada dosen
2. Tahap pelaksanaan
20
Jika suatu bahan kimia diperlukan orang terlalu banyak, carilah pekerjaan lain
sehingga waktu tidak terbuan untuk menunggu (dalam hal ini perlu dibuat
pembagian wakyu yang fleksibel dan harus diketahui betul-betul bahan yang akan
dilakukan)
Catatan-catatan pengamatan harus singkat, tegas tetapi jelas dan lengkap. Catatn
panjang lebar dapt menghilanhkan gambaran tentang isi keseluruhan pengamatan)
Gunakan waktu yang luang untuk menyussun laporan praktikum (menyalin konsep
laporan, perhitungan-perhitungan dan sebagainya)
3. Tahap pasca pelaksanaan
1. Bersihkan alat-alat, meja dan lain-lain Kembalikan peralatan dan bahan yang
air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula).
3. Periksalah apakah tidak ada kerusakan bila ada segera dilaporkan kepada dosen
atau asisten
4. Tunggulah ditempat masing-masing. Dosen atau asisten akan berkeliling
21
PENANGANAN LIMBAH BAHAN KIMIA
Sisa-sisa bahan kimia yang telah digunakan dalam setiap percobaan kimia perlu
penanganan khusus karena limbah bahan kimia dapat mencemari lingkungan. Penanganan
khusus untuk limbah bahan kimia diantaranya adalah :
Bekerja di laboratorium dengan bahan kimia dan alat-alat gelas sangat memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja meskipun telah bekerja dengan hati-hati. Penanganan terhadap
kecelakaan kerja di laboratorium sangat perlu dikuasai oleh praktikan maupun petugas di
laboratorium. Bila terjadi kecelakaan kerja perhatikan hal-hal berikut ini :
1. Bahan asam pada kulit dan baju: cuci dengan air sebanyak banyaknya kemudian
netralkan dengan amoniak dengan konsentrasi 5 %
22
2. Bahan basa pada kulit dan baju: Cuci dengan air sebanyak – banyaknya kemudian
netralkan dengan larutan asam borat 4 % atau asam asetat 1 %
3. Asam kuat masuk mulut: Keluarkan asam itu dan mulut dicuci dengan air sebanyak –
5. Luka tergores karena pecahan alat gelas atau benda tajam Bersilah luka dari debu
kemudian cuci dengan alkohol 70 % dengan menggunakan kapas keringkan dan berilah
iodium tinctur 2 %
23
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
1. Jas laboratorium
2. Sepatu
24
5. Masker
1. Air (water)
2. Busa (foam)
4. Karbondioksida kering
Latihan
Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip keselamatan
dan kesehatan kerja. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan
jawaban latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Sumber bahaya apakah yang harus anda waspadai selama bekerja di laboratorium kimia
dasar dan bagaimanakah cara pencegahannya ?
2) Alat pelindung diri apakah yang harus anda gunakan saat akan mengambil bahan kimia
asam kuat ?
3) Bagaimana cara menangani tumpahan bahan asam pada baju atau kulit ?
25
MENIMBANG
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan penimbangan dalam analisis kimia yang
benar
TEORI DASAR
Untuk analisis kimia diperlukan sejumlah tertentu cuplikan (sample) yang sering
dinyatakan dalam berat (massa) sampel. Untuk mengetahui berat sampel secara tepat dan
teliti, di dalam kimia analisis kuantitatif diperlukan neraca yang harus memenuhi persyaratan
analisis.
- Akurat : Memberikan pengukuran berat yang benar dan tetap sama apabila
diulang
- Stabil : dalam keadaan setimbang,apabila ditekan/ digoyangkan akan kembali
pada kedudukan semula
- Peka : dengan sedikit penambahan beban (0,1mg untuk neraca analitik) akan
menimbulkan simpangan yang cukup besar.
Secara garis besar , dikenal adanya timbangan akurat (accurate) untuk keperluan
analisis kuantitatif, misalnya Neraca analitik dan timbangan kasar (rough) yang meliputu
Gram Balance dan Miligram Balance (timbangan gram dan timbangan miligram).
Untuk Analisis kuantitatif, mengacu pada banyaknya analit atau konstituen yang akan
dianalisis dalam sampel, dibedakan menjadi :
26
Sedangkan berdasarkan jumlah atau banyaknya sampel yang ditimbang dibedakan :
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995 dikenal istilah “Timbangan Saksama”
maksudnya penimbangan harus dilakukan dengan alat timbangan yang ketidakpastian
pengukurannya (kesalahan acak dan sistematik) tidak lebih dari 0,1% . Misalkan untuk
penimbangan 50mg, maka kesalahan mutlaknya tidak lebih dari 50µg. Ketidakpastian
pengukuran memenuhi syarat, jika pada penimbangan ulang yang dilakukan tidak
kurang dari 10 kali, menunjukkan hasil bawa : tiga kali nilai simpangan baku dibagi
dengan jumlah yang ditimbang tidak lebih dari 0,001
Berdasarkan jenis dan kelasnya, timbangan dibagi menjadi empat kelas sebagai
berikut :
1. Kelas 1 (Kelas M) , anak timbangan untuk kalibrasi, kapasitas rendah, kepekaan dan
ketelitiannya tinggi, tersedia 1-500mg, toleransi 5µg ; dapat dipakai menimbang
<20mg sampel
2. Kelas 2 (Kelas S) , timbangan analitik dan laboratorium untuk analisis rutin ; untuk
menimbang > 20mg
3. Kelas 3 (Kelas S-1), timbangan laboratorium dengan ketelitian sedang, untuk
menimbang > 50mg
4. Kelas 4 (Kelas P) , timbangan laboratoriuum dengan ketelitian sedang, untk
menimbang > 100mg
Uraian di atas sudah disebutkan bahwa neraca analitik harus memenuhi persyaratan
akurat, stabil dan peka. Selain “Keakuratan” (akurasi) juga perlu diketahui presisi suatu
neraca. Akurasi merupakan ukuran kedekatan hasil atau hasil rata-rata pengukuran
dengan harga benar (true value) ; sedangkan presisi merupakan ukuran kedekatan hasil
pengukuran satu sama lainnya dalam satu set pengukuran.
Akurasi suatu hasil (Xi) , maupun rata-rata suatu seri hasil (Xr) dapat dinyatakan dalam
bentuk “error”
1. Absolute error = Xi - µ
2. Relative error = (Xi - µ)/µ sebagai fraksi
= (Xi - µ)/µ*100 (bentuk persen)
Apabila harga benar (µ) yang dianalisis tidak diketahui, dapat digunakan pendekatan
hasil rata-rata pengukuran
Untuk presisi, dapat dinyatakan dalam bentuk :
1. Rentang (range) = w = Xmaks - Xmin
27
2. Rentang relatif = w/Xr = w/Xr * 100%
3. Deviasi = di = Xi – Xr
4. Average devition = a.d= dr =∑[di] /n
5. Relative average devition = dr / Xr *100%
6. Standar deviasi s = [∑[Xi – Xr]2 /(n-1)]1/2
s = s = [∑di2/(n-1)] ½
BAHAN
Untuk latihan menimbang digunakan bahan padat dan cair : NaCl dan Gliserin
ALAT
PROSEDUR PENIMBANGAN
Setiap kali akan menimbang, terlebih dahulu harus kita ketahui bahwa neraca dalam
keadaan baik ! Neraca harus dalam keadaan datar, posisi “water-pass” harus benar; udara
berada tepat di bagian tengah air dalam water-pass. Selain itu neraca harus dapat
menunjukkan posisi setimbang, sebelum adanya beban sampel / analit yang ditimbang. Untuk
neraca elektronik,jangan lupa menghidupkan aliran listriknya. Setelah aliran listrik
disambungkan pada sumber listrik, tekanlah tombol “ON” pada neraca, kemudian ditara
(“tare”) sehingga menunjukkan angka 0,000 gram untuk neraca gram atau 0,0000 gram untuk
neraca analitik.
Ada 2 cara penimbangan, yaitu cara langsung dan tidak langsung. Untuk cara langsung,
terlebih dahulu ditimbang teliti wadah/ botol timbangnya. Kemudian wadah bersama sampel
ditimbang lagi, sehingga berat sampel bisa diketahui. Selanjutnya semua sampel secara
kuantitatif digunakan untuk proses analisis berikutnya. Sampel tersebut dapat dilarutkan dan
dipindahkan ke wadah lain (tergantung keperluannya bisa dipindah ke beker, erlemeyer atau
labu ukur) secara kuantitatif dan diproses lebih lanjut sesuai prosedur analisis yang
dibutuhkan.
Untuk penimbangan tidak langsung, wadah/botol timbang dan sampel ditimbang pada
neraca analitik, lalu sampelnya dikeluarkan atau dituang ke tempat lain (bisa beker, erlemeyer
28
maupun labu ukur untuk diproses lebih lanjut). Setelah itu, wadah dan sisa sampel yang
tertinggal di dalamna ditimbang lagi pada neraca analitik. Dengan demikian berat sampel
yang digunakan untuk analisis bisa dihitung.
Tugas penimbangan
1. Hitunglah presisi dan akurasi neraca analitik yang saudara pakai, dengan menimbang
anak timbangan standar 1 gram dan 5 gram masing-masing 5 kali penimbangan.
Catatlah nama timbangan analitik tersebut, kappasitas penimbangan maksimal serta
kepekaannya. Apakah nerca analitik yang Saudara gunakan memenuhi persyaratan
analisis?
2. Latihan menimbang secara langsung sampel cairan (gliserol) , dengan menggunakan
botol timbang/ beaker glass kecil
a. Timbang teliti botol timbang/ beker gelas kecil (W1=...........gram)
b. Ukurlah 2ml gliserol, masukkan kedalam botol timbang/ beker gelas yang telah
diketahui beratnya, lalu ditimbang teliti kembali. Diperoleh berat wadah dan
sampel (W2 =...........gram)
c. Hitung berat sampel yang telah ditimbang (Ws = W2 – W1)
3. Latihan menimbang secara tidak langsung untuk sampel yang bersifat higroskopis
(Contoh sampel garam NaCl)
a. Timbang sampel dalam neraca gram balance (Orientasi 1 gram)
b. Masukkan sampel ke dalam botol timbang bertutup,lalu ditimbang teliti beratnya
pada neraca analitik (Wbs =.......gram)
c. Sampel dipindah ke wadah untuk dipreparasi lebih lanjut, lalu botol timbang
dengan sisa sampel dan tutupnya ditimbang teliti kembali (Wbss = ..........gram)
d. Hitung berat sampel yang dianalisis (Ws = Wbs – Wbss)
Daftar Pustaka
1. Day,RA. And Underwood, A.L., 1991. Quantitative Analysis , 6th edition, Prentice
Hall
2. Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
3. Vogel, Al., A Textbook of Quantitative Inoerganic Analysis Including Elementary
Instrumental Analysis, 3rd Ed.,Longman.
29
MEMBUAT LARUTAN BAKU
CARA KERJA :
1. Pindahkan Kristal asam oksalat dari botol timbang ke dalam gelas piala dengan
bantuan pengaduk
2. Semprotkan botol timbang tersebut secara merata dengan air suling dari botol semprot
(seperti gambar 1) sebanyak± 40ml
3. Aduklah cairan dalamgela piala sampai semua asam oksalat terlarut
4. Pindahkan larutan dalam gelas piala ini ke dalam labu takar 100ml dengan cara
seperti gambar 2
5. Tambahkan lagi air suling sampai volume tepat tanda dengan bantuan pipet tetes
6. Tutuplah labu takar, kemudian homogenkan dengan cara dibalik berulang kali
TUGAS
1. Lakukan latihan menuang cairan dengan benar
4.Hitung normalitas Asam Oksalat yang diberikan pada kelompok saudara, bila diketahui
Gambar 1 Gambar 2
30
PENENTUAN BERAT JENIS
Teori Dasar :
Berat jenis suatu cairan dapat dinyatakan dengan perbandingan berat 1 cm3 cairan
tersebut dengan 1 cm3 air pada temperatur tertentu. Piknometer adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengukur berat dan volume cairan yang dimasukkan ke dalamnya.
AxC
d=
B
Keterangan
A : Berat cairan “X” pada temperatur t
B : Berat aquades pada temperatur t
C : Berat jenis aquades pada temperatur 4ºC (Lihat kepustakaan)
Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar penentuan titik
lebur suatu senyawa organik
Teori dasar :
Suatu senyaw bila dipanaskan pada tekanan atmosfir akan mengalami perubahan
wujud dari wujud padat ke wujud cair. Perubahan wujud itu ada yang tajam, yang disebut
titik lebur, dan ada pula yang tidak tajam (melewati beberapa derajat) yang disebut jarak
lebur. Hal ini tergantung kepada zat yang diukur dan alat yang dipakai.
Alat :
Cara kerja :
Tugas
1. Lakukanlah penentuan titik lebur kofeina dengan alat Bausch & Lomb dan Fisher
Johns
Kepustakaan :
Furniss, B.S dkk ;Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemisty edisi keempat,
ELBS/Longman , London, 1986, hal 223-230
32
REAKSI ESTERIFIKASI (PENENTUAN METIL SALISILAT)
Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan reaksi organik yang menimbulkan
bau
Teori Dasar :
Senyawa-senyawa ester kebanyakan merupakan senyawa yang berbau harus.
Senyawa ester dapat dibuat dengan mereaksikan asamkarboksilat dengan alkohol, dengan
katalis asam sulfat pekat
Reaksi :
H2SO4 p
C5H4(OH)COOH + CH3OH C6H4(OH)COOCH3 + H2O
Asam salisilat Metanol Metil Salisilat
Bahan :
1 Metanol 3. Pipet tetes
2 Asam salisilat 4. Aquades
Cara Kerja :
Tugas
Kepustakaan
Schoorl,N : Organische analyse, vekorte herdruk in een band, 1959 , Hilversum, 1959, Hal
113 (219)
33
REAKSI KRISTAL KLORAMFENIKOL
Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan reaksi organik yang menimbulkan
kristal yang spesifik
Teori dasar :
Bahan :
Alat :
1. Gelas Obyek
2. Mikroskop
3. Pipet tetes
Cara Kerja
1. Ambillah sedikit (± 10mg) kloramfenikol palmitat dan letakkan di atas gelas obyek
2. Tambahlah dengan aseton tetes demi tetes sehingga larut semua
3. Ke atas larutan aseton tersebut tambahkan air tetes demi tetes dalam jumlah yang
sama dengan aseton dan biarkan sebentar, sampai larutan tersebut stabil
Tugas
Kepustakaan
34
UJI TITRASI
a. Memipet larutan
• Pipet volume yang sudah dibersihkan (tidak perlu kering) dibilas dengan
larutan yang akan dipipet 2-3 kali dengan 5 ml larutan. Dengan cara mengisap
pipet volume di isi sampai ± 1-2 cm di atas garis tanda. Ujung atas pipet
ditutup rapat-rapat dengan jari telunjuk tangan kanan.
• Pipet diangkat dari permukaan larutan. Sisa larutan yang melekat di ujung
bagian nawah pipet volume, dilap dengan kertas saring sampai kering. Larutan
dialirkan keluar dengan cara sedikit mengendorkan dengan hati-hati jari
telunjuk, sampai meniskus tepat terletak pada garis lurus dengan garis tanda
• Perlu diperhatikan : pada pengamatan meniskus ini, pipet harus dalam keadaan
tegak lurus (vertikal), dan mata yang melihatnya harus benar-benar horizontal.
Cairan yang masih melekat pada bibir bawah dihilangkan dengan
menyentuhkan pada dinding wadahnya.
• Seterusnya larutan dalam pipet dialirkan ke dalam erlemeyer , bibir bawah
pipet harus menyentuh dinding erlemeyer. Setelah habis bibir pipet dibiarkan
tetap kontak dengan erlemeyer selama 15 menit (1/4 menit = draining time)
• Pada akhir draining time ermeyer dilepas dari pipetnya. Cairan yang tinggal
diujung pipet tidak boleh diikutkan, baik dengan cara menium atau dengan
cara lain.
b. Mengisi buret
• Pasanglah buret yang bersih (tidak perlu kering) tegak lurus pada statis dengan
klem yang cocok, dibagian tengah buret.
• Tungkan ke dalam buret tersebut kira-kira 5 ml larutan yang akan diisikan
untuk membilas bagian dalam buret dan krannya.
• Setelah kran ditutup, selanjutnya buret diambil, bagian atas buret ditutup
dengan jari dan dibolak-balik sampai seluruh perukaan bagian dalam buret
35
terbilas dengan larutan. Setelah larutan pembilas ini dibuang, ulangi tahap ini
2-3 kali
• Seterusnya isilah buret dengan larutan termaksud sampai volume cairan dalam
buret 2-3 skala diatas skala paling atas
• Akhirnya keluarkan cairan yang berlebih tersebut sampai hampir tepat tanda
(melalui kran) dan bersihkan bekas cairan pada dinding dlam bagian atas buret
dengan kertas saring. Kemudian keluarkan lagi cairan tersebut sampai tepat
tanda
c. Titrasi
• Teteskan cairan dari buret pelan-pelan dengan memutar kran buret
menggunakan tangan kiri
• Tampung tetesan dari buret tersebut dalam erlemeyer yang dipegang dengan
tangan kanan, putar/goyangkan erlemeyer tersebut sehingga cairan yang
menetes homogen dengan cairan yang berada dalam erlemeyer.
TUGAS
1. Lakukan latihan memipet cairan, membaca buret dan menitrasi larutan NaOH dengan
benar (setiap mahasiswa harus melakukan sendiri-sendiri)
2. Hitung normalitas NaOH rata-rata
PUSTAKA
1. Day,RA. And Underwood, A.L., 1991. Quantitative Analysis , 6th edition, Prentice
Hall International Inc.,1991 , page 582-609
2. Jeffery G.H , er.all, Vogel’s textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5th Edition,
1989, Longman , page 72-122
36
SIFAT POLAR DAN KELARUTAN
TUJUAN PRAKTIKUM :
Larutan adalah campuran dua atau lebih senyawa dalam keadaan homogen
secara kimia maupun fisika (ukuran partikel < 2,0 nm). Kelarutan suatu solut (zat
terlarut) didefinisikan sebagai jumlah solut per unit solven (pelarut) yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh (pada suhu tertentu/suhu kamar). Dalam larutan jenuh
terjadi keseimbangan antara jumlah senyawa yang melarut dengan jumlah senyawa
yang mengkristal.
larut
Solut + solven solution
mengkristal
BAHAN :
Iodium kristal, KI, heksana, kloroform, air, etanol, eter
PERCOBAAN I :
1. Masukkan 2 ml air ke dalam tabung reaksi
2. Alirkan 2 ml eter ke dalam tabung reaksi yang sama (jangan dikocok)
3. Alirkan 2 ml heksana ke dalam tabung reaksi yang sama (jangan dikocok)
4. Masukkan 1-2 kristal iodium ke dalam tabung reaksi tersebut perlahan-lahan
menggunakan ujung pengaduk. Amati warna yang terjadi pada masing-masing
lapisan.
37
5. Tutup tabung dengan kertas alufoil, kocok, lalu diamkan
Amati susunan dan warna yang terjadi pada masing-masing lapisan.
PERCOBAAN II :
1. Ambil 2 ml air, masukkan ke dalam tabung. Masukkan 1-2 kristal iodium,
kocok dan amati warna yang terjadi.
2. Celupkan kertas indikator universal ke dalam cairan ini, ukur pH. Bandingkan
dengan pH air sebelum diberi iodium.
3. Masukkan + 0,100 gram KI ke dalam tabung reaksi tersebut di atas, kocok
perlahan. Amati warna yang terbentuk.
PERCOBAAN III :
Ulangi tahapan kerja 1-5 dari percobaan I, menggunakan volume cairan berikut:
2ml CHCl3, 2 ml Aqua, 2 ml eter. Amati susunan lapisan dan warna yang terjadi.
PERCOBAAN IV :
Ulangi tahapan kerja 1-5 dari percobaan I, menggunakan volume cairan berikut :
2 ml heksana, 2 ml Aqua, 2 ml etanol
TUGAS :
Sebelum praktikum :
1. Carilah sifat-sifat senyawa (I2 , KI, heksana, CHCl3, eter, etanol) yang
diperlukan untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi pada percobaan I s/d IV
(a.l. polaritas, densitas, kelarutan dll) dari pustaka berikut.
2. Carilah data MSDS (Material Safety Data Sheet) dari bahan kimia yang
digunakan dalam praktikum ini agar dapat bekerja dengan aman
Sesudah praktikum : (TULIS DI PEMBAHASAN LAPORAN)
PUSTAKA:
1. Lufaso M., 2019, Lecture note: General Chemistry II, Chapter 13 Properties of
solutions, https://www.unf.edu/~michael.lufaso/chem2046/index.html .
2. Sarker S.D. and Nahar L., 2007, Chemistry for Pharmacy Student, John Wiley &
Son, West Sussex, pp 4-5
38
3. Summerline L.R. and Early J.L., 1985, Chemical demonstrations a sourcebook for
teacher, American Chemical Society, Washington, page 34.
4. Solvent miscibility,
://www.erowid.org/archive/rhodium/pdf/solvent.miscibility.pdf
CATATAN :
1. Iodium dapat menyublim pada suhu kamar, tutup wadahnya rapat-rapat.
2. Pelarut organik ini toksik, jangan dibau, buanglah di tempat yang sudah disiapkan.
3. Kerjakan percobaan ini di dalam lemari asam
39