Tugas Individu Psikologi Abnormal
Tugas Individu Psikologi Abnormal
GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan kecemasan berupa
rasa takut dan khawatir yang
tidak menyenangkan yang sering
disertai dengan gejala fisiologis
dan perilaku menghindar.
PENYEBAB GANGGUAN
Seperti yang sudah dijelaskan diberita bahwa Sulli mengalami gangguan phobia
dan gangguan panik terjadi karena banyaknya bully an dari netizen , dan juga
komentar-komentar dari netizen yang menyakitkan, dan juga sulli mengalami
trauma dimasa kecil yang terbawa sampai dia dewasa.
sebenarnya Penyebab social phobia ini belum diketahui secara pasti. Namun
beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa selain faktor genetik, penyakit ini
juga dipicu oleh gabungan dari faktor genetik, lingkungan, serta pengalaman
buruk seperti pelecehan seksual, bullying, dan kekerasan di dalam keluarga.
PENDEKATAN DARI KASUS YANG TERJADI
Terapi yang dilakukan untuk gangguan panic dapat menggunakan pendekatan biologis dan juga
menggunakan pendekatan psikologis.
Pendekatan Biologis
Gangguan panik biasanya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menemui
psikolog atau psikiater, pengobatan psiko-aktif biasanya merupakan penanganan awal dan
terkadang satu-satunya jenis penanganan yang diterima seseorang. Beberapa obat telah
menunjukan keberhasilan sebagai penanganan biologis bagi gangguan panik. Obat-obatan
tersebut mencakup antidepresan (penghambat pengembalian serotonin selektif, seperti Prozac,
dan antidepresan tiga siklus seperti tofranil), dan benzodiazepine (seperti Alprazolam atau
Xanax) (Roy-Byarne & Cowley, 1998).
Namun ada sisi negative ketika menggunakan obat-obatan karena memiliki efek samping
seperti rasa gugup dan bertambahnya berat badan serta efek samping yang lebih serius seperti
denyut jantung dan tekanan darah yang meningkat (Taylor dkk, 1990).
LANJUTAN
Pendekatan Psikologis
Terapi yang cocok untuk penderita gangguan panic adalah terapi pengendalian kepanikan
(PCT-panic control therapy) yang dikembangkan oleh Barlow dan rekan-rekannya. Terapi
ini mempunyai tiga komponen utama :
1. Training relaksasi
2. Kombinasi intervensi behavioral kognitif dari Ellis dan Beck
3. Bagian terbaru, pemaparan dengan tanda-tanda internal yang memicu kepanikan
(Barlow, 1998; Barlow & Craske, 1994; Craske &Barlow, 2001)
Didalam terapi ini terapis mempersuasi klien untuk berlatih berbagai perilaku yang
dapat menimbulkan perasaan yang berkaitan dengan kepanikan dan dilakukan diruang
konsultasi. Sebagai contoh seseorang yang mengalami serangan panik dan diawali dengan
hiverpentilasi diminta untuk bernafas dengan cepat selama tiga menit, seseorang yang merasa
pusing akan diminta berputar dikursi selama beberapa menit. Ketika sensasi seperti rasa
pusing, mulut kering, kepala menjadi ringan, denyut jantung meningkat, dan tanda-tanda
panik lain mulai terjadi, klien mengalaminya dalam kondisi yang aman dan menerapkan taktik
coping kognitif dan relaksasi yang dipelajari sebelumnya (yang dapat mencakup bernafas dari
diagfragma dan bukan dari hiperventilasi).
Dengan latihan dan dorongan atau persuasi dari terapis, klien belajar untuk
menginterpretasi berbagai sensasi internal dari sesuatu yang menjadi tanda-tanda hilangnya
kontrol dan kepanikan menjadi tanda-tanda yang secara intrinsik tidak berbahaya dan dapat
dikendalikan dengan keterampilantertentu. Penciptaan sensasi fisik yang disengaja oleh klien,
disertai dengan keberhasilan mengatasinnya, mengurangi ketidakterdugaan dari sensasi
tersebut dan mengubah makna bagi klien (Craske, Maidenberg, & Bystritsky, 1995).