Anda di halaman 1dari 3

Artikel

SEJARAH KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN


MAJAPAHIT

M.ALFIAN

X.8

SMAN 7 BANDAR LAMPUNG

2023/2024
KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN MAJAPAHIT

Prasasti dari masa Majapahit menyebutkan berbagai macam pekerjaan atau mata
pencaharian yang sudah dilakukan oleh masyarakat pada masa itu. Contohnya seperti
pengrajin emas, perak, penjual minuman, dan tukang daging.

Dari keterangan tersebut dapat kita pahami bahwa kehidupan ekonomi kerajaan
Majapahit sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari masa-masa
sebelumnya, di mana jumlah populasi penduduk yang bermata pencaharian di luar
pertanian semakin meningkat.

Menurut catatan pedagang Tiongkok bernama Wang Ta-Yuan, komoditas ekspor Jawa
pada zaman Majapahit meliputi lada, kain, garam dan burung kakak tua. Sementara
barang yang diimpor/didatangkan seperti emas, mutiara, perak, keramik, sutra dan barang
dari bahan besi.

Mata uang yang digunakan dibuat dari bahan campuran perak, tembaga, timah putih dan
hitam. Yang lebih menakjubkan lagi, berdasarkan catatan biarawan Katolik Roma berasal
dari Italia bernama Odorico dan Pardenone, ia pernah mengunjungi Jawa pada tahun
1321 dan menyebutkan bahwa di istana Jawa penuh dengan perhiasan emas, permata dan
perak.

Ada dua faktor yang menyebabkan kehidupan ekonomi kerajaan Majapahit bisa
dikatakan makmur. Pertama terdapat daerah yang sangat cocok untuk kegiatan pertanian
tanaman padi, yakni di lembah sungai Brantas dan Bengawan Solo di dataran rendah
Jawa Timur.

Faktor kedua adalah adanya pelabuhan-pelabuhan di Pantura (Pantai Utara) Jawa yang
memiliki peran penting dalam kemajuan ekonomi Majapahit. Pelabuhan tersebut
merupakan tempat berkumpulnya komoditas rempah-rempah yang didatangkan dari
Maluku.

Adanya pelabuhan rempah-rempah tersebut merupakan sumber pemasukan Majapahit,


yakni dari pajak. Dalam kitab Negarakertagama disebutkan bahwa banyak pedagang
asing berkumpul di pelabuhan tersebut, seperti dari China, India, Khmer dan Siam. Pajak
dikenakan kepada pedagang asing yang melakukan transaksi perdagangan, maupun yang
menetap semi permanen.

Pajak merupakan sumber pemasukan penting bagi kerajaan Majapahit. Untuk itu,
Majapahit memiliki pejabat sendiri dalam hal mengurusi para pedagang asing yang
melakukan perdagangan di wilayah kerajaan. 
MATA UANG KERAJAAN MAJAPAHIT

Salah satu uang koin yang populer di masa lalu yakni uang gobog yang jadi standar alat
tukar di era Kerajaan Majapahit di Jawa. Saat sekarang, uang keping logam ini bisa jadi
bernilai tinggi karena jadi incaran kolektor uang kuno.

 uang gobog majapahit banyak dibuat dari logam tembaga. Kemungkinan, tembaga


banyak didatangkan dari China sepanjang abad ke-11 M hingga abad ke-14 M.

Gobog berbeda dengan uang standar logam seperti dinar dan dirham yang dibuat dari
emas dan perak, sehingga nilai ekstrinsiknya tak setinggi kedua uang logam mulia
tersebut.

Tebal uang gobog sekitar 2-6 mm, diameter 29-86 mm, dan berat antara 16-213 gram. Di
gambar bagian depan, terdapat relief berupa gambar wayang, alat-alat persenjataan
berbentuk cakra, dan pohon beringin.

Sementara di bagian belakang, uang standar Majapahit ini memiliki gambar belakang
berupa relief pohon, peralatan berbentuk senjata dan berbentuk sesaji.

Selain itu, gobog yang juga disebut sebagai uang picis ini bisa bergambar motif lain
seperti ular, burung, ayam, perahu, dan bendera.

Bentuk uang gobog bulat tak rata dengan lubang berbentuk segi empat. Jika dilihat dari
fisiknya, uang keluaran Majapahit ini mengadopsi keping uang dari China. Di era
Majapahit, selain sebagai alat tukar, uang gobog ini banyak dipakai untuk pembayaran
pajak.

Anda mungkin juga menyukai