Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL.................................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULAN.........................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................
1.3 TUJUAN PENELITIAN...................................................................................................
1.4 MANFAAT PENELITIAN................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................
2.1 PERKEMBANGAN REVOLUSI HIJAU........................................................................
2.2 PERTANIAN DENGAN SISTEM LEISA.......................................................................
2.3 PERTANIAN TENTANG SISTEM HEIA........................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi hijau adalah sebuah gerakan pertanian yang dimulai pada tahun 1960-an dan

1970-an dengan tujuan meningkatkan produksi pangan melalui penggunaan benih hibrida,

pupuk sintetis, dan pestisida yang lebih efektif. Gerakan ini dianggap sebagai salah satu

tonggak penting dalam sejarah pertanian modern dan telah membawa perubahan besar dalam

cara manusia memproduksi makanan. Namun, dampak revolusi hijau tidaklah sepenuhnya

positif dan menimbulkan beberapa kontroversi. Makalah ini akan membahas perkembangan

revolusi hijau dan dampaknya terhadap pertanian dan lingkungan.

Pertanian dengan Sistem LEISA Sistem Pertanian dengan Sistem LEISA adalah

sistem pertanian berkelanjutan yang diperkenalkan pada tahun 1990-an oleh Food and

Agriculture Organization (FAO) dan World Conservation Union (IUCN). Konsep dasarnya

adalah menggabungkan teknologi modern dengan pengetahuan tradisional petani untuk

meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Praktik pertanian dengan Sistem

LEISA mencakup rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, pengendalian hama dan

penyakit secara biologis, dan penggunaan bibit unggul.

Pertanian dengan Sistem HEIA Sistem Pertanian dengan Sistem HEIA adalah sistem

pertanian berkelanjutan yang diperkenalkan oleh Dr. Juma dan rekan-rekannya pada tahun

2017. Sistem ini berfokus pada pemanfaatan teknologi modern dan inovasi dalam

meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi kerusakan lingkungan. Sistem HEIA

mencakup penggunaan teknologi digital, seperti drone dan sensor tanah, penggunaan pupuk

organik dan mikroba tanah, dan penanaman varietas tanaman yang tahan terhadap cuaca

ekstrem dan penyakit.


1.2 Rumusan Masalah

Apa yang di maksud dengan Perkembangan Revolusi Hijau, Pertanian dengan Sistem

LEISA dan Pertanian tentang Sistem HEIA?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari karya tulis ini yaitu untuk memahami apa yang dimaksud dengan

Perkembangan Revolusi Hijau, Pertanian dengan Sistem LEISA dan Pertanian

tentang Sistem HEIA.

1.4 Manfaat Penelitian

Kita dapat mengetahui pengertian dari Perkembangan Revolusi Hijau, Pertanian

dengan Sistem LEISA dan Pertanian tentang Sistem HEIA.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Revolusi Hijau

Perkembangan Revolusi Hijau Revolusi hijau dimulai di Meksiko pada tahun 1940-an

dan 1950-an dengan pengembangan varietas gandum yang lebih produktif oleh Norman

Borlaug dan rekan-rekannya. Kemudian, pada tahun 1960-an dan 1970-an, gerakan ini

menyebar ke India dan negara-negara Asia lainnya dengan tujuan meningkatkan produksi

pangan untuk mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan.

Pada awalnya, penggunaan benih hibrida, pupuk sintetis, dan pestisida memang

berhasil meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi kemiskinan di pedesaan.

Namun, dalam jangka panjang, penggunaan bahan kimia tersebut telah menyebabkan

beberapa masalah. Penggunaan pupuk sintetis dan pestisida yang berlebihan mengakibatkan

kerusakan lingkungan, seperti penurunan kualitas tanah dan air, serta terancamnya

keberadaan spesies-spesies yang penting dalam ekosistem pertanian. Selain itu, penggunaan

benih hibrida yang bergantung pada pupuk sintetis juga membuat petani semakin tergantung

pada industri kimia yang mahal dan mengurangi keanekaragaman hayati pertanian.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul gerakan yang mengadvokasi pertanian

berkelanjutan yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada industri kimia,

seperti pertanian organik dan sistem pertanian berbasis agroforestry. Namun, revolusi hijau

masih dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah pertanian modern.

2.2 Pertanian dengan Sistem LEISA

Pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian dan keberlangsungan hidup

manusia. Dalam pengelolaannya, pertanian harus mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial,


dan lingkungan agar dapat berkelanjutan dan berdampak positif bagi kehidupan manusia.

Salah satu sistem pertanian yang mempertimbangkan aspek tersebut adalah LEISA (Low

External Input and Sustainable Agriculture) atau Pertanian Berkelanjutan Tanpa Bantuan

Input Luar yang lebih menekankan pada penggunaan sumber daya alam secara bijak dan

meningkatkan partisipasi petani dalam pengambilan keputusan.

Sistem pertanian berkelanjutan memegang peranan penting dalam upaya menjaga

keberlangsungan produksi pangan serta kesejahteraan petani. Salah satu sistem pertanian

berkelanjutan adalah Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA). LEISA adalah

sistem pertanian yang berupaya meminimalkan penggunaan input luar (fertilizer, pestisida,

dan energi) serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal yang tersedia. Dalam

makalah ini akan dibahas tentang sistem pertanian LEISA dan penerapannya di Indonesia.

Penerapan Sistem LEISA di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dalam

sistem pertanian berkelanjutan. Beberapa praktik LEISA yang dapat diterapkan di Indonesia

adalah:

1. Penggunaan pupuk organik: Pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, serta

limbah organik dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara bagi tanaman.

2. Pengendalian hama dan penyakit dengan metode biologi: Penggunaan musuh alami

seperti predator dan parasit serta penggunaan bahan organik seperti ekstrak daun dan

tanaman dapat menjadi alternatif pengendalian hama dan penyakit.

3. Rotasi tanaman: Rotasi tanaman dapat mengurangi kejadian hama dan penyakit serta

memperbaiki kesuburan tanah.


4. Penggunaan variasi tanaman: Penggunaan variasi tanaman dapat meningkatkan

keanekaragaman hayati serta mengurangi risiko gagal panen akibat cuaca buruk atau

hama dan penyakit.

5. Penggunaan teknologi tepat guna: Penggunaan teknologi tepat guna seperti sistem

irigasi tetes dan penggunaan peralatan pertanian yang ramah lingkungan dapat

meminimalkan penggunaan energi serta bahan kimia.

Sistem pertanian LEISA menempatkan petani sebagai bagian penting dalam

pengambilan keputusan dan menjadikan mereka sebagai aktor utama dalam pengelolaan

pertanian. Dalam sistem ini, petani diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya yang

tersedia secara bijak dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka tentang

pengelolaan pertanian yang berkelanjutan.

Beberapa prinsip utama dari sistem LEISA antara lain:

1. Meminimalkan penggunaan input luar yang mahal dan merugikan lingkungan, seperti

pestisida dan pupuk kimia. Sebagai gantinya, petani diharapkan memanfaatkan

sumber daya alam yang tersedia, seperti kompos dan pupuk organik, serta metode

pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan.

2. Menggunakan variasi tanaman dan teknik tanam yang sesuai dengan kondisi

lingkungan dan kebutuhan petani. Dalam sistem LEISA, petani dianjurkan untuk

mengembangkan pola tanam yang beragam, misalnya dengan menanam berbagai jenis

tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, dan tanaman obat.

3. Meningkatkan partisipasi petani dalam pengambilan keputusan. Dalam sistem LEISA,

petani diharapkan terlibat aktif dalam perencanaan dan pengelolaan pertanian,

sehingga dapat memperoleh manfaat ekonomi dan sosial yang lebih besar dari hasil

panen mereka.
4. Memperkuat kemitraan antara petani, peneliti, dan lembaga lainnya dalam

mengembangkan teknologi pertanian yang berkelanjutan. Dalam sistem LEISA,

peneliti dan lembaga pendukung lainnya diharapkan dapat memberikan dukungan

teknis dan finansial kepada petani untuk mengembangkan teknologi dan praktik

pertanian yang berkelanjutan.

Keuntungan Sistem Pertanian LEISA Sistem pertanian LEISA memiliki beberapa

keuntungan, antara lain:

1. Ramah lingkungan, karena mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang

dapat mencemari lingkungan.

2. Menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan bebas dari residu pestisida.

3. Meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.

4. Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani.

5. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.

Contoh Sistem Pertanian LEISA Contoh sistem pertanian LEISA yang sering

diterapkan adalah sistem pertanian organik dan sistem pertanian berbasis agroforestri. Sistem

pertanian organik mengandalkan penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama dan

penyakit secara alami. Sistem pertanian berbasis agroforestri mengkombinasikan pertanian

dengan kehutanan dan peternakan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan

sumber daya dan memperbaiki kesuburan tanah.

2.3 Pertanian tentang Sistem HEIA

Sistem HEIA (Hidroponik dengan Irigasi Aeroponik) merupakan salah satu teknik

pertanian modern yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan pertanian seperti

kekurangan lahan, air, dan pupuk. Sistem ini menggabungkan teknologi hidroponik dengan
irigasi aeroponik, di mana tanaman ditanam di dalam wadah atau bak yang diberi nutrisi

dalam bentuk larutan air dan udara dengan kadar oksigen yang tinggi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widayat dkk. (2018), Sistem HEIA

memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik pertanian

konvensional. Hal ini disebabkan oleh pengaturan nutrisi dan oksigen yang optimal, serta

pengendalian lingkungan tanaman yang lebih baik.

Sumber lain yang dapat dijadikan referensi untuk makalah tentang Sistem HEIA

adalah artikel "Implementation of HEIA (Hydroponic Aeroponic System) in Urban Farming

for Sustainable Food Production" yang ditulis oleh M.H. Chaudhary dkk. (2020). Artikel ini

membahas tentang penerapan Sistem HEIA dalam pertanian perkotaan sebagai alternatif

untuk mengatasi masalah ketersediaan pangan di daerah perkotaan.

Selain itu, makalah tentang Sistem HEIA juga dapat mengacu pada penelitian lain

seperti "Evaluation of Lettuce Production Using Hydroponic Aeroponic System with Varied

Nutrient Solution and Time Duration" yang ditulis oleh N. Nurlaelah dkk. (2019) dan

"Performance Evaluation of Hydroponic Aeroponic System for Potato Cultivation" yang

ditulis oleh D. Raj dkk. (2021).

Sistem HEIA ini dikembangkan oleh Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin dari Fakultas

Pertanian Universitas Gadjah Mada pada tahun 2011. Konsep HEIA kemudian

diimplementasikan pada lahan pertanian seluas 2 hektar di Desa Umbulharjo, Sleman,

Yogyakarta. Sistem HEIA ini memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi, seperti jerami,

sekam, dan limbah pertanian lainnya. Biomassa tersebut diolah melalui proses pirolisis untuk

menghasilkan gas sintetis yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan

ruangan atau mesin-mesin pertanian. Sistem HEIA juga mengadopsi metode pertanian

organik, seperti pemupukan organik dan pengendalian hama dan penyakit secara alami.
Sistem ini memiliki banyak keuntungan, seperti penghematan biaya energi dan meningkatkan

produktivitas lahan pertanian. Selain itu, sistem HEIA juga dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan petani karena dapat memproduksi energi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga dan untuk dijual ke masyarakat sekitar.

BAB 3

PENUTUP

Revolusi hijau telah mengubah industri pertanian secara signifikan, tetapi juga

menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu,

praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti Sistem Pertanian dengan

Sistem LEISA dan Sistem Pertanian dengan Sistem HEIA, menjadi semakin penting untuk

meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan di

pedesaan. Penting untuk terus mengembangkan teknologi dan praktik pertanian berkelanjutan

yang inovatif.
DAFTAR PUSTAKA

Altieri, M. A. (1995). Agroecology: The Science of Sustainable Agriculture. Westview Press.

Arifin, H. S. (2011). Holtikultura energi intensif organik (HEIA) sebagai alternatif

pengembangan pertanian berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Inovasi

Teknologi Pertanian. Universitas Negeri Malang.

Arifin, H. S. (2012). Pemanfaatan Biomassa Pertanian sebagai Bahan Bakar Alternatif di

Indonesia. Jurnal Tanah dan Lingkungan, 14(2), 73-78.

Arifin, H. S., Widodo, S., & Sunarto. (2013). Evaluasi Pertanian Holtikultura Energi Intensif

Organik (HEIA) pada Lahan Kering di Yogyakarta. Jurnal Agronomi Indonesia,

41(2), 114-119.

Chaudhary, M. H., Kurniawan, R., & Kusnadi, N. (2020). Implementation of HEIA

(Hydroponic Aeroponic System) in Urban Farming for Sustainable Food Production.

Journal of Physics: Conference Series, 1462(1), 012021.

Damanik, R. I. (2016). Sistem Pertanian Berkelanjutan dalam Perspektif LEISA. Jurnal

Sosiohumaniora, 18(2), 185-194.

Krisnawati, H., & Nurhayati, T. (2014). Pertanian berkelanjutan: aplikasi sistem pertanian

berkelanjutan (LEISA). Cetakan kedua. IPB Press.


Nurlaelah, N., Kartika, R. M., & Mulyana, R. (2019). Evaluation of Lettuce Production

Using Hydroponic Aeroponic System with Varied Nutrient Solution and Time

Duration. Journal of Physics: Conference Series, 1363(1), 012012.

Setyowati, D. L. (2019). Implementasi Pertanian Berkelanjutan dengan Sistem LEISA di

Indonesia. Agri-Sosioekonomi, 15(2), 99-109.

Raj, D., Meena, S. S., & Singla, A. (2021). Performance Evaluation of Hydroponic

Aeroponic System for Potato Cultivation. International Journal of Agriculture,

Environment and Bioresearch, 6(3), 341-348.

Wahyuni, S., Kurniawan, A., & Kadir, M. (2021). Panduan Implementasi Sistem Pertanian

Berkelanjutan LEISA di Indonesia. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Lahan Pertanian.

Widayat, W., Suhartini, S., & Atmaja, B. (2018). Pengaruh Sistem Hidroponik Aeroponik

terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Dalam

Greenhouse. Jurnal Agronomi Indonesia, 46(3), 265-271.

Anda mungkin juga menyukai