Ai Ida Rosdiana-Fitk
Ai Ida Rosdiana-Fitk
Skripsi
Disusun Oleh:
Ai Ida Rosdiana
NIM. 102011023580
Disusun Oleh:
Ai Ida Rosdiana
NIM. 102011023580
Skripsi
Oleh:
Ai Ida Rosdiana
NIM. 102011023580
Di Bawah Bimbingan
Dr. Zaimuddin, MA
NIP. 19590705 199103 1 002
Bahrissalim, MA
NIP. 19680307 199803 1 002 ............... …………………
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiudin Shiddiq, MA
NIP. 19670328 200003 1 001 ………... …………………
Penguji I
Dr. Ahmad Shodiq, MA
NIP. 19710709 199803 1 001 ………... …………………
Penguji II
Drs. Rusdi Jamil, MA
NIP. 19621231 199503 1 005 ………... …………………
Mengetahui,
PGS. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Ai Ida Rosdiana
Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Pembiasaan Akhlak Karimah
Siswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan
Agama Islam Terhadap Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa SMK Khazanah
Kebajikan Pondok Cabe Ilir. Peneliti melakukan penelitian tersebut sejak bulan
November sampai dengan bulan Januari 2007.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode analisa
kuantitatif deskriftip yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud
angka dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan
selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan data statistik.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Khazanah Kebajikan
Pondok Cabe Ilir yang diambil dari kelas I, II dan kelas III Sebanyak 125 Siswa.
Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah secara random (acak)
karena populasi siswa yang bersifat homogen. Sedangkan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara (1). Observasi, (2). Wawancara, dan (3). Angket. Data
hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, kemudian untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembiasaan akhlak
karimah siswa yaitu dengan menggunakan Product Moment.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh besarnya rxy ˭ 0,42 dan rtabel pada
taraf signifikansi 5% sebesar 0,195 sedangkan pada taraf signifikansi 1%
diperoleh rtabel sebesar 0,254, hal ini menunjukkan bahwa rxy ˃ rtabel baik pada taraf
signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian ditafsirkan
bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif yang signifikan.
Keadaan ini menolak Ho dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
korelasi positif yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam terhadap
pembiasaan akhlak karimah siswa dan korelasi tersebut adalah sedang ataupun
cukup karena berada pada kisaran antara 0,40 – 0,70 pada indeks korelasi product
moment.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain menghaturkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan pencipta dan pemelihara alam, sang penentu
setiap detik kehidupan manusia, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
senantiasa berlimpah kepada penulis, sehingga penulis diberikan kemampuan,
kekuatan dan ketabahan hati dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Revolusioner Besar Nabi Muhammad SAW,
yang senantiasa membawa cahaya dan rahmat bagi seluruh umat manusia.
Tak pernah terbayangkan dalam diri penulis, seandainya jiwa tidak
berserah diri kepada-Nya, atas proses panjang melintasi rentang waktu sejak awal
masa orientasi MahaSiswa sampai semester sembilan merupakan detik-detik
terakhir dalam menyelesaikan kewajiban akademik yang harus dipenuhi, dengan
setitik asa yang tergantung di ujung harapan Alhamdulillah kebenaran dan janji
Allah SWT. Menunjukkan bukti-bukti-Nya, bahwa hidup dan keinginan manusia
ada yang menentukan dan mengatur, sehingga kesabaran, kegigihan dan pasrah
kepada Sang Pencipta akan menunjukkan manusia kepada kebenaran tersebut.
Segala sujud syukur hanya kepada-Mu Ya Rabb.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali kesulitan
dan hambatan yang dihadapi, serta saat ini juga masih jauh dari kesempurnaan dan
hal ini tidak terlepas dari sifat manusia sebagai makhluk yang tidak terlepas dari
kesalahan dan lupa.
Selanjutnya penulis ingin sekali mengucapkan ribuan terima kasih tiada
tara dan tiada terhingga atas bimbingan dan pengarahan-pengarahan yang
diberikan kepada penulis, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, beserta jajarannya, pembantu Dekan I, II, dan III. Semoga
dapat membawa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menjadi Fakultas
terdepan.
ii
2. Bapak Dr. Bahrissalim, MA, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Sapiudin Siddiq, MA, sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam, beserta segenap Ibu/Bapak Dosen, Karyawan/i Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Zaimuddin, MA, sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah
meluangkan waktunya, memberikan motivasi kepada penulis serta
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Mochammad Abdul Basyir S.Ag, selaku Kepala Sekolah SMK
Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang yang telah memberikan
fasilitas dan informasi yang penulis butuhkan selama dalam proses penelitian
skripsi ini.
6. Ayahanda dan ibundaku beserta Adik-adikku tercinta terima kasih atas
motivasi dan cintanya yang tulus. Cinta yang tersebar diantara untaian do’a
yang tidak pernah putus.
7. Kelurga Besar H. Iim Abdurahim dan Hj.Ema Rahmaniah di Cianjur, Akang
Alu dan teh Siti di Bandung, Salman dan Hilmi. Terima kasih atas doa dan
dukungannya, Semoga ikatan kekeluargaan kita tidak pernah putus.
8. Keluarga Besar Bapak Zindartomimi, Ibu Sari, Yesi, A’Asep dan buah hatinya
Salha, Nadzar dan Cecep. Terima kasih atas dorongan dan motivasinya.
Semoga kita dipertemukan kembali dengan keridhoan Allah SWT.
9. Kawan-kawan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) angkatan 2002 khususnya kelas D yang selalu rame, An-an
Siti Farihah, Jannah, Aisy, Juju, Enur, Nyak, Umi, Ida, Ira, Ucum, Wiwin,
Dian, Aay, Yoyoh. Semoga ikatan tali silaturrahmi kita tidak pernah putus.
10. Kawan-kawan LS-ADI Jakarta, Bang Ray Rangkuti, Mas Anick HT, Mpo Iyo,
Bang Junaedi, Bang Dani Setiawan, Dewi, Nha, Alpi di Aceh, Susan, Ima,
Yudhis, Wahyu, Elen, Rizal, Bagus, Didi, Iwan dan Viqran, “kesemangatanku
iii
tak pernah berhenti karena melihat dari kegigihan kalian dalam
memperjuangkan hak-hak rakyat” Perjuangan masih panjang kawan!
11. Untuk Lutfi Zainal Muttaqien, S. Sos.I, seorang sahabat dan seorang Imam
yang telah menghadirkan kedewasaan penulis dan yang selalu mengajarkan
arti dari sebuah kehidupan, yang mengajarkan bagaimana cara menghargai
orang lain, yang menjadikan penulis tegar dalam menghadapi getir dan
pahitnya kehidupan tanpa itu semua kita tidak akan sampai pada manisnya
kehidupan ini. Semoga kebersamaan kita mendapatkan ridho dan rahmat-Nya.
Penulis
Ai Ida Rosdiana
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 6
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 6
2. Manfaat Penelitan ............................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 7
v
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 39
1. Observasi .......................................................................... 39
2. Wawancara ...................................................................... 39
3. Angket ............................................................................. 40
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................... 40
1. Editing .............................................................................. 41
2. Skoring ............................................................................ 41
3. Tabulating ....................................................................... 42
E. Kerangka Penelitian ............................................................... 44
F. Hipotesis ................................................................................. 46
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 95
B. Saran ....................................................................................... 96
vii
DAFTAR TABEL
viii
17. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang terkena musibah ....................................................... 61
18. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang melakukan pencurian ............................................... 62
19. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebiasaan siswa
setelah shalat subuh.................................................................................... 62
20. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap Siswa
ketika dinasehati orang tua......................................................................... 63
21. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang membuang sampah sembarangan ............................ 63
22. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebiasaan siswa
ketika memasuki kelas ............................................................................... 64
23. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap teman yang membicarakan orang lain......................................... 64
24. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap penjelasan guru............................................................................ 65
25. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
terhadap lingkungan ................................................................................... 65
26. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebiasaan siswa
dalam mengikuti kajian mingguan ............................................................. 66
27. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
ketika melakukan kesalahan terhadap teman ............................................ 66
28. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
setelah mencontek ...................................................................................... 67
29. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kebohongan
yang dilakukan Siswa dalam satu minggu ................................................. 67
30. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang kegiatan siswa
setelah shalat .............................................................................................. 68
31. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang tentang
kejujuran ketika tidak mengerjakan tugas.................................................. 68
ix
32. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam yang dilakukan Siswa
ketika bertemu guru.................................................................................... 69
33. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam yang dilakukan Siswa
sebelum berangkat sekolah ........................................................................ 69
34. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam yang dilakukan siswa
sebelum keluar rumah ................................................................................ 70
35. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang pelanggaran
siswa dalam satu minggu ........................................................................... 70
36. Tabulasi hasil angket Pendidikan Agama Islam tentang sikap siswa
ketika melihat teman yang berduka............................................................ 71
37. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kejujuran tentang perasaan
setelah shalat lima waktu .......................................................................... 71
38. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kejujuran ketika menyakiti
teman dengan perkataan buruk................................................................... 72
39. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kejujuran terlambat shalat
subuh dalam satu minggu.......................................................................... 72
40. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti kepada Allah
SWT ........................................................................................................... 73
41. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti dalam
melaksanakan perintah Allah SWT............................................................ 73
42. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti tentang perbuatan
yang dilakukan ketika mendengarkan adzan.............................................. 74
43. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berbakti tentang sikap
siswa terhadap teman yang melalaikan shalat ........................................... 74
44. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi ikhlas dalam memperbaiki
bantuan kepada pengemis .......................................................................... 75
45. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi ikhlas siswa dalam
memberikan sumbangan............................................................................. 75
46. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi ikhlas ketika menolong
guru ............................................................................................................ 76
x
47. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berani dalam kebenaran
menegur teman yang berkelahi .................................................................. 76
48. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berani dalam kebenaran
memperbaiki teman yang melakukan kecurangan ..................................... 77
49. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi berani dalam kebenaran
sikap siswa terhadap teman yang merokok di dalam kelas........................ 77
50. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi qonaah ketika
mendapatkan cobaan .................................................................................. 78
51. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kesabaran ketika dihina
teman .......................................................................................................... 78
52. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kesabaran ketika
menghadapi teman yang meminta bantuan ................................................ 79
53. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi kesabaran terhadap siswa
yang suka jahil............................................................................................ 79
54. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi amanah siswa ketika diberi
uang SPP .................................................................................................... 80
55. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun tentang sikap siswa
ketika mendapatkan nilai yang tidak memuaskan...................................... 80
56. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin siswa dalam
mengikuti kajian ........................................................................................ 81
57. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin tentang siswa yang
tidak izin masuk sekolah ............................................................................ 81
58. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin memasuki kelas .... 82
59. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi disiplin terhadap tata tertib
yang diterapkan di sekolah......................................................................... 82
60. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun dalam belajar............ 83
61. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun dalam waktu
belajar......................................................................................................... 83
62. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun dalam memilih
tempat belajar ............................................................................................. 84
xi
63. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi tekun tentang posisi belajar
yang disukai siswa ..................................................................................... 84
64. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi peduli tentang sikap siswa
terhadap teman yang tidak punya uang saku.............................................. 85
65. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi amanah yang sering
dilalaikan .................................................................................................... 85
66. Tabulasi hasil angket perilaku siswa dimensi peduli tentang banyaknya
siswa mengajak jajan teman....................................................................... 86
67. Uji Korelasi Antara Variabel X (Pendidikan Agama Islam) dan Variabel
Y (Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa).................................................... 87
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, (Jakarta: CV. Karya Mulia,
2001), Cet. I, h. vii
3
4
Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1998), Cet. I, h. 3
5
5
Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,
1975), h. 48
6
B. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi ada beberapa masalah yang berkaitan dengan
judul skripsi penulis, yaitu
1. Bagaimana aktifitas Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMK
Khazanah Kebajikan?
2. Bagaimana efektifitas Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah
Kebajikan?
3. Bagaimana sendi-sendi akhlak yang ada di SMK Khazanah Kebajikan?
4. Bagaimana perilaku siswa di keluarga, sekolah dan masyarakat?
5. Bagaimana pembiasaan akhlak karimah siswa dalam kehidupan sehari-
hari?
2. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Penulis, dalam rangka menambah wawasan dan keilmuan tentang
pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembiasaan akhlak siswa.
b. Para praktisi pendidikan, khususnya praktisi pendidikan agama Islam,
sebagai informasi yang positif dalam rangka meningkatkan dan
membentuk akhlak karimah para siswa.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih dapat memberikan penjelasan dengan lebih sistematis, dan
untuk dapat melihat persoalan dengan lebih objektif, maka penulis menyusun
skripsi ini berdasarkan urutan sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan sebuah pengantar dari penelitian yang
berjudul pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak karimah siswa
SMK Khazanah Kebajikan, yang menjelaskan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua, merupakan landasan teori atau acuan yang digunakan
penulis pada penelitian skripsi ini, yang terdiri pembahasan mengenai
Pendidikan Agama Islam, yang meliputi, pengertian, tujuan, ruang lingkup,
dan metode Pendidikan Agama Islam. Juga membahas tentang akhlakul
karimah yang meliputi pengertian akhlakul karimah, sendi-sendi akhlak,
muara akhlak, dan pembinaan manusia menuju akhlak mulia.
Bab ketiga, akan membahas mengenai metodologi penelitian yang
meliputi tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, kerangka penelitian,
dan hipotesis.
Bab keempat, akan membahas mengenai hasil penelitian yang meliputi
gambaran umum tentang SMK Khazanah Kebajikan, pelaksanaan pendidikan
di SMK Khazanah Kebajikan, deskripsi data, uji hipotesis, dan interpretasi
data.
8
1
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. I,
h. 25.
2
M. Arifin, Hubungan Timbal balik Pendidikan Agama Islam Di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet. IV, h. 14.
9
10
ِ َوﻣﻌﲎ اﻟﺘـﱠﺮﺑِﻴﱠ ِﺔ ﻳ ْﺸﺒِﻪ ﻓِﻌﻞ اﻟْ َﻔﻼﱠ ِح اﻟﱠ ِﺬى ﻳـ ْﻘﻠَﻊ اﻟﺸﱠﻮ َك وُﳜْﺮِج اﻟﻨﱠﺒﺎﺗ
ﺎت َ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ََ
.ُﲔ اﻟﱠﺰْرِع ﻟِﻴَ ْﺤ ُﺴ َﻦ ﻧَـﺒَﺎﺗُﻪُ َوﻳَ ْﻜ ُﻤ َﻞ َرﻳْـﻌُﻪ
ِ ْ ََﺟﻨَﺒِﻴﱠ ِﺔ ِﻣ ْﻦ ﺑـ
ْ اْﻷ
Artinya: “Makna pendidikan (tarbiyah) sama dengan pekerjaan seorang
petani yang mencabuti duri-duri dan mengeluarkan tumbuh-
tumbuhan liar dari tanamannya supaya tanamannya subur dan
memuaskan”.
3
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. (Surabaya: Usaha Nasional, 1978),
Cet. II, h. 27.
4
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Agama. (Bandung: PT. Maaf, 1987)
Cet. VIII, h. 19.
5
Al-Ghazali, Ayyuha al-Walad, (Surabaya: Al-Hurmain, tt.), h. 13.
11
6
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1980), h. 944.
7
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Agama. (Bandung: PT. Maaf, 1987)
Cet. VIII, h. 83.
8
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. (Surabaya: Usaha Nasional, 1978),
Cet. II, h. 27.
12
9
Departemen Agama RI, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Ditjen Binbaga Islam, 1982/1983), h. 83.
10
Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), Cet. I, h. 191.
11
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1982), Cet. I, h. 224.
13
Dengan kata lain, tujuan pendidikan itu harus mencakup tiga aspek, yaitu
aspek kognitif, yang meliputi pembinaan nalar, seperti kecerdasan,
kepandaian dan daya pikir; aspek afektif, yang meliputi pembinaan hati,
seperti pengembangan rasa, kalbu dan rohani; dan aspek psikomotorik,
yaitu pembinaan jasmani, seperti kesehatan badan dan keterampilan.12
Sedangkan menurut al-Ghazali, tujuan akhir dari Pendidikan
Agama Islam itu ada dua, yaitu: 13
a. Mencapai kesempurnaan manusia untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. dengan sedekat-dekatnya.
b. Mencapai kesempurnaan manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam ini tidak terlepas dari tujuan
hidup manusia dalam Islam, yakni untuk menciptakan pribadi-pribadi
hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai
kehidupan berbahagia di dunia dan akhirat.14 Sebagaimana yang
digariskan dalam al-Qur’an:15
ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا اﺗﱠـ ُﻘﻮا اﷲَ َﺣ ﱠﻖ ﺗُـ َﻘﺎﺗِِﻪ َوﻻ َﲤُﻮﺗُ ﱠﻦ إِﻻﱠ َوأَﻧْـﺘُ ْﻢ ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻤﻮ َن ِﱠ
َ ﻳَﺎ أَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﺬ
(۱٠٢ : ۳/ )آل ﻋﻤﺮان
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
12
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Trigenda Karya,
1993), h. 20.
13
Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, (Semarang: Maktabah wa Mathba’ah Toha Putera, tt),
jilid I, h. 15.
14
Muhammad Natsir, Kapita Selekta, (Bandung: Van Hoeve, 1965), h. 46; Bandingkan
dengan Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. I, h. 8.
15
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 108
14
ﻴﻢ َﺣﻨِﻴ ًﻔﺎ َوَﻣﺎ ِ اط ﻣﺴﺘ ِﻘﻴ ٍﻢ ِدﻳﻨﺎ ﻗِﻴﻤﺎ ِﻣﻠﱠﺔَ إِﺑـﺮ
اﻫ ٍ ﻗُﻞ إِﻧﱠِﲏ ﻫ َﺪ ِاﱐ رﱢﰊ إِ َﱃ ِﺻﺮ
َ َ ْ ً َ ً َ ْ ُ َ َ َ ْ
بﺎي َوﳑََ ِﺎﰐِ ﷲِ َر ﱢ ِ
َ َﺻﻼﰐ َوﻧُ ُﺴﻜﻲ َوَْﳏﻴ
ِ َ ﻗُﻞ إِ ﱠن. ﲔ
ْ
ِ ِ
َ َﻛﺎ َن ﻣ َﻦ اﻟْ ُﻤ ْﺸ ِﺮﻛ
(۱٦۱-۱٦۲ : ٦/ﲔ )اﻷﻧﻌﺎم ِ
َ اﻟْ َﻌﺎﻟَﻤ
Artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku
kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama
Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-
orang musyrik". Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam.” (QS. Al-An’am [6] : 161-162)
16
A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Dunia, 1999), Cet. I, h. 2
17
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1995), Cet. XI, h. 176
15
18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Pendidikan Dasar, (Jakarta:
Dirjen Dikdasmen, 1993), h. 2.
19
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 40, lihat juga M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, h. 61.
16
20
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 153, 226.
21
Mahfudz Shalahuddin, Metodologi Pendidiklan Agama, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1987), Cet. I, h. 42.
17
22
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,
1995), h. 478.
18
23
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,
1995), h. 103.
19
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara
seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu
kaifiyah melakukan sesuatu, misalnya cara mengambil wudhu, cara
mengerjakan salat jenazah dan sebagainya.
Di dalam pendidikan agama Islam metode demonstrasi banyak
digunakan terutama dalam menerangkan tentang cara mengerjakan
suatu ibadah, misalnya shalat, haji, tayamum, dan sebagainya.
f. Metode Latihan
Metode latihan adalah suatu metode dalam pendidikan dan
pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran
yang sudah diberikan.
Metode latihan biasanya digunakan dalam pelajaran-pelajaran
yang bersifat motoris seperti pelajaran menulis, pelajaran bahasa dan
pelajaran keterampilan, dan pelajaran-pelajaran yang bersifat
kecakapan mental dalam arti melatih anak-anak berpikir cepat.
Dalam pendidikan agama Islam, metode ini sering dipakai
untuk melatih ulangan pelajaran al-Qur’an dan praktek ibadah.
g. Metode Dramatisasi
Metode dramatisasi adalah suatu metode mengajar dengan cara
siswa memerankan atau mendramakan sesuatu dalam hubungannya
dengan kehidupan
Metode ini digunakan dalam pendidikan agama Islam, terutama
dalam bidang akhlak dan sejarah Islam. Dengan metode ini anak-anak
akan lebih bisa menghayati tentang pelajaran yang diberikan, misalnya
dalam menerangkan sikap seseorang muslim terhadap fakir miskin
atau dalam merekonstruksikan peristiwa sejarah Islam, umpamanya
tentang peristiwa awal mulanya Umar bin Khattab memeluk agama
Islam dan sebagainya.
20
B. Akhlak Karimah
1. Pengertian Akhlak Karimah
Kata akhlak secara etimologi (lughatan) adalah bentuk jamak dari
khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.24 Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia kata “akhlak memiliki arti yang sama
dengan budi pekerti, watak, dan tabi’at.25
Sinonim dari budi pekerti adalah etika dan moral. Etika berasal dari
bahasa Itali ‘etos’ yang berarti kebiasaan, dan moral juga berasal dari bahasa
Latin ’mores’ yang berarti kebiasaan.26
Adapun pengertian akhlak secara terminologi menurut Ibnu
Miskawaih dalam bukunya Tahdzibu al-Akhlak wa That-hirul A’raq ialah:
24
Louis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1989), Cet.
XXVIII, h. 164
25
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Pengembangan Dan
Pembinaan Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka, 1985), h. 8.
26
Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islami, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), h. 26.
27
Rahmat, Sistem Etika Islami, h. 27.
21
ِِ
ْ ﲔ إِْﳝَﺎﻧًﺎ أ
(َﺣ َﺴﻨُـ ُﻬ ْﻢ ُﺧﻠًُﻘﺎ )رواﻩ اﻟﱰﻣـﺬى َ ْ أ ْﻛ َﻤ ُﻞ اﳌُْﺆﻣﻨ
Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang
yang sempurna budi pekerti.” (H.R. Turmuzi)
28
Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1989),
jilid III, h. 58
29
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: LPPI, 1999), Cet. I, h. 8
30
Harun Nasution dkk, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 98
22
ﺎل ﺑِ ُﺴ ُﻬ ْﻮﻟٍَﺔ َوﻳُ ْﺴ ٍﺮ ِﻣ ْﻦ َ ﺼ ُﺪ ُر اﻷَﻓْـ َﻌ ِ ِ ِﻋﺒﺎرةٌ ﻋﻦ ﻫﻴﺌَ ٍﺔ ِﰲ اﻟﻨﱠـ ْﻔ
ْ َ َﻋْﻨـ َﻬﺎ ﺗ,ٌﺲ َراﺳ َﺨﺔ َْ ْ َ َ َ
ٍ ِ ٍ َﻏ ِﲑﺣ
ُﺎل اﳉَ ِﻤْﻴـﻠَﺔ ُ ﺼ ُﺪ ُر َﻋْﻨـ َﻬﺎ اﻷَﻓْـ َﻌ ُ ﺖ اﳍَْﻴﺌَﺔُ ِﲝَْﻴ
ْ َﺚ ﺗ ْ َﻓَِﺈ ْن َﻛﺎﻧ, ﺎﺟﺔ إِ َﱃ ﻓ ْﻜ ٍﺮ َوَرِوﻳﱠﺔ
َ َْ
ﺼ ِﺎد ُر َﻋْﻨـ َﻬﺎ
ﺎﺣ َﺴﻨً َﺎو إِ ْن َﻛﺎ َن اﻟ ﱠ َ ﻚ اﳍَْﻴﺌَﺔُ ُﺧﻠًُﻘ َ ﺖ ﺗِْﻠ ِ
ْ َاﳌ ْﺤ ُﻤ َﺪةُ َﻋ ْﻘﻼً َو َﺷْﺮ ًﻋﺎ ُﲰﻴ
ِ ِ َ
ًﺼ َﺪ ُر ُﺣ ْﻠ ًﻘﺎ َﺳْﻴﺌﺎ ِ ﱠ
ْ َﺖ اﳍَْﻴﺌَﺔُ اﻟﱴ ﻫ َﻲ اﳌ ِ
ْ َﺎل اﻟ َﻘﺒْﻴ َﺤﺔُ ُﲰﻴ
ُ اﻷَﻓْـ َﻌ
Artinya: “Adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang
darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu
yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi
akal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang
lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut
akhlak yang buruk.”31
2. Sendi-Sendi Akhlak
Dalam wujud pengamalannya, akhlak dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Jika sesuai dengan perintah
Allah SWT dan Rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik,
maka itulah yang dinamakan akhlak tepuji. Sedangkan jika ia sesuai dengan
apa yang dilarang Allah SWT dan Rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-
31
Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1989),
Jilid III, h. 58
23
perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak tercela.32 Berikut
penjelasan mengenai kedua akhlak tersebut:
a) Akhlak Terpuji
Mengenai akhlak yang terpuji ada empat sendi yang cukup
mendasar dan menjadi induk seluruh akhlak. al-Ghazali dalam hubungan
ini mengatakan:
…Seperti demikian pula pada batiniah itu ada empat sendi. Tidak
boleh tidak, harus bagus semuanya, sehingga sempurnalah
kebagusan akhlak. Apabila sendi yang empat itu lurus, betul dan
sesuai, niscaya berhasillah kebagusan akhlak. Yaitu: kekuatan ilmu,
kekuatan marah, kekuatan nafsu syahwat, dan kekuatan
keseimbangan diantara kekuatan yang tiga tersebut.33
32
Dewan Redaksi, Ensiklopedi al-Qur’an Dunia Islam Modern, (Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 2002), h. 135
33
Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin (Terj). (Semarang: CV. Asy Syifa’ 2003), jilid. V,
h. 53
34
Dewan Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve), Volume III, h. 332
24
35
Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin (Terj). (Semarang: CV. Asy Syifa, 2003), jilid. V, h.
110-111.
36
Hikmah yang dimaksudkan disini yaitu tengah-tengah (tidak berlebihan dan tidak pula
kurang) itulah yang khusus dengan sebutan hikmah.
25
Maka apabila keempat pokok ini lurus sesuai dengan akal dan
syara’ akan memunculkan budi pekerti yang baik. Karena dari lurusnya
kekuatan akal bisa menghasilkan penalaran yang baik, sehat, kejernihan
hati, kecerdasan berfikir, kebenaran dugaan, kecerdasan berfikir terhadap
perbuatan-perbuatan yang halus dan bahaya-bahaya jiwaa yang
tersembunyi.
Dari penggunaan akal yang berlebih-lebihan akan menimbulkan
sifat cerdik, jahat, suka menipu, mengicuh dan panjang akal, jika
berkurangnya akal akan menimbulakn kebodohan, tidak punya
kepandaian, dungu dan gila. Yang dimaksudkan dengan tidak punya
kepandaian adalah karena sedikitnya pengalaman dalam segala urusan,
kadang-kadang manusia itu tidak pengalaman dalam satu urusan dan
tidak pada urusan lain. Perbedaan antara dungu dan gila yaitu bilamana
orang yang dungu bermaksudnya benar, tetapi dalam menempuh
kebenarannya itu dengan jalan salah. Maka tidak ada satu pemikiran pun
yang benar dalam menempuh jalan untuk bisa menyampaikan pada apa
yang dimaksudkannya. Adapun gila, yaitu orang yang memilih apa yang
tidak seharusnya ia pilih.
Dari empat sendi akhlak terpuji itu, akan lahirlah suatu perbuatan-
perbuatan baik seperti jujur, suka memberi kepada sesama, berani dalam
kebenaran, menghormati orang lain, sabar, malu, pemurah, memelihara
rahasia, qana’ah (menerima hasil usaha dengan senang hati), menjaga
diri dari hal-hal yang haram dan sebagainya.
Di dalam agama Islam, hal-hal yang terpuji ini betul-betul
mendapat perhatian yang istimewa, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Islam itu berisi akhlak terpuji saja, sebagaimana sabda Nabi SAW:
ﺎءﺨَ ﺴ
ﱠ اﻟ ﱠ
ﻻ ِإﺳﺘَ ْﺤﻠَﺺ َﻫ َﺬا اﻟﺪﱢﻳْﻦ ﻟِﻨَـ ْﻔ ِﺴ ِﻪ وﻻَ ﻳﺴﻠُﻪُ ﺑِ ِﺪﻳْﻨِ ُﻜﻢ إ
ْ َإِ ﱠن اﷲ
ُ ْ َْ َ َ َ
()رواﻩ اﻟﺪارﻗﻄﲎ ﻋﻦ اﺑﻦ اﳋﺪرى
26
ِ َﺼﺎﳊﺎ
َﺧﻼَ ِق َواﳊَ َﺴﻨَ ِﺔ واﻷ َْﻋ َﻤ ِﺎل اﻟ ﱠ
ت ْ إِ ﱠن اﷲَ َﺣ ﱠﻖ ا ِﻹﺳﻼَ َم ﺑﺎﻷ
Artinya: “Bahwasanya Allah telah menyelubungi Islam dengan budi-
budi mulia dan dengan amal-amal yang baik.”
ﻻَ ﻳَ ْﺪ ُﺧ ُﻞ اﳉَﻨﱠﺔَ إﻻﱠ ُﺣ ْﺴ ُﻦ اﳋُﻠُ ِﻖ, َِواﻟﱠ ِﺬى ﻧَـ ْﻔ ِﺴﻰ ﺑِﻴَ ِﺪﻩ
Artinya: “Demi Tuhan yang diriku ditangan-Nya, tiada masuk surga
melainkan orang yang baik akhlak tinggi budi.”37
b) Akhlak Tercela
Pembahasan selanjutnya ialah akhlak yang tercela, untuk akhlak ini
pun ada sendi-sendi yang patut diketahui, yang menjadi sumber
timbulnya perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Sendi-sendi akhlak yang
tercela tersebut merupakan kebalikan dari sendi-sendi akhlak yang
terpuji, yaitu:
1) Khubtsan wa Jarbazah (pura-pura bodoh) dan balhan (bodoh), yaitu
keadaan jiwa yang terlalu pintar sehingga tidak bisa menentukan
mana yang benar dan mana yang salah atau berpura-pura bodoh/tidak
tahu dalam urusan ikhtiariah.
2) Tahawwur (sembrono atau berani tapi tanpa perhitungan dan
pemikiran), Jubun (penakut) dan khauran (lemah), yaitu kekuatan
amarah yang tidak bisa dikendalikan walaupun sesuai dengan yang
dikehendaki akal.
37
Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), Cet. III, h. 596
27
3) Syarhan (rakus) dan Jumud (beku), yaitu keadaan syahwat yang tidak
terdidik oleh akal dan syariat agama, yang mengakibatkan kebekuan.
4) Zalim, yaitu kekuatan syahwat dan amarah yang tidak terbimbing
oleh hikmah, sekaligus kebalikan dari adil.
Keempat sendi-sendi akhlak tercela ini akan melahirkan berbagai
perbuatan buruk yang di kendalikan oleh hawa nafsu seperti congkak,
riya’, mencaci maki, khianat, dusta, dengki, keji, serakah, ‘ujub,
pemarah, malas, membukakan rahasia orang lain, kikir, dan sebagainya
yang kesemuanya akan mendatangkan mudharat dan kerugian bagi
individu dan masyarakat.
Keadaan akhlak ini adalah pangkal yang menentukan corak hidup
manusia, manusia akan mengetahui mana yang baik dan yang buruk,
dapat membedakan yang patut dan tak patut, yang hak dan yang bathil,
boleh dan tidak boleh untuk dilakukan, meskipun ia kuasa atau mampu
untuk melakukannya. Inilah suatu hal yang khusus untuk manusia.
Lain halnya bagi hewan, dalam dunia hewan tidak ada pekerjaan
yang baik dan buruk atau patut dan tak patut. Manusia dengan kelebihan
akalnya dapat mengerti dan menginsyafi dirinya sendiri dan segala
perbuatan yang baik sebelum maupun sesudah ia lakukan sehingga ia
dapat dimintai pertanggung jawaban atas segala tindakannya. Akal pada
manusia inilah yang mewujudkan adanya akhlak, yang sekaligus
merupakan faktor utama pembeda antara hewan dan manusia. Dengan
demikian akal adalah sesuatu yang istimewa pada manusia yang amat
berperan bagi pembinaan akhlak.
Dalam kaitannya dengan besarnya keistimewaan akal itu, al-
Ghazali mengatakan:
...Bagaimana boleh diragukan tentang akal itu, sedangkan hewan
dalam kepicikan tamyiznya (sifat hewan dapat membedakan sesuatu),
merasa kecut terhadap akal. Sehingga sesekor hewan yang bertubuh
besar, berkeberanian luar biasa dan bertenaga kuat, apabila melihat
rupa manusia lalu merasa kecut dan takut karena dirasakannya
28
3. Muara Akhlak
Al-Qur’an dan al-Hadits mendasari seluruh ajaran al-Ghazali dan
menjadi sumber utama inspirasi dari nilai-nilai pribadi dan sikap dalam
kehidupannya, begitu juga mengenai konsep akhlak yang dikemukakan
beliau.39
Berbicara mengenai akhlak tidak akan terlepas dari sendi-sendi akhlak
sebagaimana telah dikemukakan diatas yaitu akhlak mulia dan akhlak
tercela, Baik Akhlak mulia ataupun akhlak tercela tersebut tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Adapun akhlak yang dipandang tinggi
nilainya dan dicita-citakan oleh segenap lapisan masyarakat adalah akhlak
mulia.
Akhlak selalu merujuk kepada keadaan atau suasana jiwa seseorang.
Bila seseorang melakukan suatu perbuatan, bukan hasil atau perbuatannya
yang dilihat melainkan suasana kejiwaannya, tetapi bagaimana mungkin
38
Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, (Jakarta: CV. Karya
Mulia, 2001), Cet. I, h. 58.
39
Ali Issa Othman, Manusia Menurut al-Ghazali, (terj.), Anas Mahyuddin dari judul asli
The Concept of Man in Islam in The Writings of Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka, 1981), Cet. I,
h. 1-2
29
keadaan jiwa seseorang itu bisa diketahui. Kejiwaan seseorang bisa dilihat
dari segi sikap atau kesungguhannya, karena dalam akhlak (akhlak mulia)
yang didasari sifat ke-Tuhan-an tidak akan bersikap hipokrit dan kepura-
puraan. Akhlak mestilah dilakukan tanpa rekayasa yang benar-benar muncul
dari dalam diri seseorang. Oleh karena itu persoalan akhlak merupakan
persoalan batin seseorang yang tidak mudah untuk ditebak.40
Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa al-Khalqu (ciptaan, makhluk)
dan al-Khuluqu (budi pekerti) itu adalah dua ibarat yang dipergunakan
bersama-sama. Seperti diucapkan bahwa Fulan itu bagus tingkah laku atau
perangainya. Yang dimaksud al-Khalqu adalah tingkah laku lahiriyah dan
yang dimaksudkan dengan al-Khuluqu adalah tingkah laku batiniyah. Karena
manusia terdiri dari jasad yang dapat dilihat oleh mata dan dari ruh serta jiwa
yang dapat dilihat dengan penglihatan hati. Masing-masing dari keduanya
mempunyai eksistensi dan bentuk, ada kalanya buruk dan ada kalanya baik.
Adapun jiwa yang dapat dilihat dengan penglihatan hati itu lebih besar
tingkatannya dari pada jasad yang dapat dilihat dengan mata.41
Karena ruh (roh atau jiwa) menunjukan kelembutan Ilahi, dan seperti
halnya Si “hati”, ia juga berada di dalam hati badaniah roh di masukkan ke
dalam tubuh melalui “saringan yang halus”. Pengaruhnya terhadap tubuh
ialah seperti lilin di dalam kamar. Tanpa meninggalkan tempatnya,
cahayanya memancarkan sinar kehidupan bagi seluruh tubuh.
Pada dasarnya, roh merupakan lathifah dan oleh karenanya ia
merupakan suatu unsur Ilahi. Sebagai sesuatu yang halus, ia merupakan
kelengkapan pengetahuan yang tertinggi dari manusia, yang
bertanggungjawab terhadap sinar dari penglihatan yang murni, apabila
manusia bebas seluruhnya dari kesadaran fenomenal.42
40
http: //www. Mubarok. Institute. Blogspot. com
41
Imam al-Ghazali, c, (Terj). (Semarang: CV. Asy Syifa’ 2003), Jilid. ke-5. h. 107-108
42
Ali Issa Othman, Manusia Menurut al-Ghazali, (terj.), Anas Mahyuddin dari judul asli
The Concept of Man in Islam in The Writings of Al-Ghazali, (Bandung: Pustaka, 1981), Cet. I, h.
132
30
43
Imam Al-Ghazali, Ihya 'ulum al-din, jilid III, h. 52
31
ِ وﻧـُ َﻘﻠﱢ
(١١٠:٦/)اﻷﻧﻌﺎم َ ْﺐ أَﻓْﺌ َﺪﺗَـ ُﻬ ْﻢ َوأَﺑ
ﺼ َﺎرُﻫ ْﻢ ُ َ
Artinya: “Dan Kami bolak-balikan hati dan penglihatan mereka”.
(Q.S. al An’aam/6 : 110)
44
Imam Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin, (Terj), Jilid V, h. 109-114
32
Jelaslah bahwa muara akhlak atau pun budi pekerti itu bersumber dari
hati, baik itu budi pekerti yang mulia atau budi pekerti yang tercela. Karena
hati tidak terlepas dari nafsu syahwat, bisikan syaitan, bisikan malaikat,
posisi akal. Tergantung dari hati tersebut dapat dengan mudah atau tidak
untuk tunduk kepada nafsu syaitan atau malaikat. Jadi keadaan hati itu selalu
terkurung dan diincar dengan berbagai bisikan. Posisi hati disini harus lebih
cenderung kepada sifat-sifat ke-Tuhan-an, dibangun dengan dasar
ketaqwaan, dan melatihnya (riyadhah) dengan mencegah nafsu syahwat dan
sifat marah.
dikelompokkan atas tiga macam metode yang berkaitan erat satu dengan
yang lainnya sebagai berikut:
a) Metode taat syari’at. Metode ini berupa proses pembenahan diri, yakni
membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari untuk berusaha
semampunya dalam melakukan kebajikan dan hal-hal yang bermanfaat
sesuai dengan ketentuan-ketentuan syari’at, aturan-aturan negara, dan
norma-norma kehidupan bermasyarakat. Di samping itu berusaha pula
untuk menjauhi hal-hal yang dilarang syara’ dan aturan-aturan yang
berlaku. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan
alamiah yang sebenarnya dapat dilakukan siapa saja dalam kehidupannya
sehari-hari di masyarakat. Hasilnya akan berkembang tanpa disadari pada
diri seseorang sikap dan perilaku yang positif seperti ketaatan pada
agama dan norma masyarakat, hidup tenang dan wajar, senang akan
kebajikan, pandai menyesuaikan diri dan bebas dari permusuhan.
b) Metode pengembangan diri. Metode yang bercorak psiko-edukatif ini
didasari oleh kesadaran diri atas keunggulan dan kelemahan pribadi yang
kemudian melahirkan keinginan untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan
mengurangi sifat-sifat buruk di dalam dirinya. Dalam pelaksanaannya
dilakukan pula proses pembiasaan seperti pada metode pertama di
tambah dengan usaha-usaha meneladani perbuatan baik dari orang lain
seperti meneladani perbuatan-perbuatan Rasulullah SAW. Ada sebuah
hukum yang menyatakan: ”Sesuatu yang diulang-ulang akan menjadi
kebiasaan, kebiasaan yang diulang-ulang akan menjadi adat. Adat yang
diulang-ulang akan menjadi sifat.” Karena itu seorang anak harus
dibiasakan dengan ajaran Islam sesuai dengan perkembangannya agar ia
mempunyai sifat-sifat yang Islami dan berakhlak mulia.45
Membiasakan diri dengan cara hidup seperti ini apabila dilaksanakan
secara konsisten, maka tanpa terasa akan berkembang kebiasaan-
45
Syahminan Zaini dan Murni Ali, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2004), Cet. III, h. 40-41
35
Kesufian
Pengembangan Diri
Ta’at Syari’at
serta menjalani hidup secara normal dan wajar dengan kualitas hidup yang
lebih baik dan lebih bermakna.46
46
Misalnya, al-Ghazali, dia bertugas kembali sebagai pengajar setelah beliau menjalani
hidup kesufian, dan setelah itu keluar karya-karya istimewa beliau antara lain Ihya Ulumiddin.
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islam, h. 88
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
39
Tabel 1
Jumlah Siswa SMK Khazanah Kebajikan Tahun Ajaran 2006-2007
Kelas Program Keahlian Lk Pr
Akuntansi 4 39
I
Audio Video 19 4
Administrasi Perkantoran 2 24
II
Akuntansi 3 28
Administrasi Perkantoran 6 8
III
Audio Video 9 2
Jumlah 43 105
Total 148
Tabel 2
Skor Alternatif Jawaban Responden
Dengan Menggunakan Skor Kumulatif
No Jawaban Skor Nomor Soal Jumlah Soal
A 1
1 B 2
25, 26, 48, 49, 53, 60 6
C 3
D 4
6, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
A 4
19, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30,
B 3
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
2 C 2
40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 50,
D 1
51, 52, 57, 58,
A
B 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 20, 54,
14
3 C 4 55, 56, 59,
D
Jumlah 60 60
Keterangan:
Untuk jawaban kolom tiga setiap sub item berniali 1 dan apabila pilihan
terdiri dari:
a. Apabila memilih satu diantara empat jawaban (A, B, C, dan D) maka
bernilai atau berskor 1
b. Apabila memilih dua diantara empat jawaban (A, B, C, dan D) maka
bernilai atau berskor 2
c. Apabila memilih tiga diantara empat jawaban (A, B, C, dan D) maka
bernilai atau berskor 3
42
Rumus : P = F x 100 %
N
Keterangan :
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N : Banyaknya Responden (Number of Cases)
Tabel 3
Interpretasi Tabel Nilai “r” Product Moment (rxy)
Secara Kasar/Sederhana
Besarnya “r” Product Moment (rxy) Interpretasi
0,00 – 0,02 Sangat lemah atau sangat rendah
0,02 – 0,40 Lemah atau rendah
0,40 – 0,70 Sedang atau cukup
0,70 – 0,90 Kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Sangat tinggi atau sangat kuat
E. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua variabel
yaitu; variabel bebas dan variabel terikat, yang uraiannya adalah sebagai
berikut:
1. Variabel bebas yaitu mengenai Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam, khususnya mengenai masalah akhlak,
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap prilaku siswa, karena
turut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah lakunya sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh bangsa ini.3
Disinilah letak Pendidikan Agama Islam yang paling mendasar bagi
manusia karena mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan
akhlak seseorang baik itu akhlak baik atau buruk yang sering
diperaktekkan oleh manusia.
Dalam proses Pendidikan Agama Islam pada usia sekolah menengah
atas, perlu dikaitkan dengan nilai-nilai agama karena mereka telah sampai
pada umur baligh, artinya bahwa mereka bertanggungjawab langsung
kepada Allah SWT.4
Berdasarkan hal diatas, variabel Pendidikan Agama Islam dapat diukur
melalui angket (kuesioner) dengan menggunakan pendekatan dimensi dan
indikator seperti pada tabel berikut:
2
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996), Cet. VI, h. 321
3
Hamzah Ya’kub, Ethika Islam, (Bandung: CV. Diponogoro, 1993), Cet. VI, h. 57
4
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet. XVI, h. 93
45
Tabel 4
Kisi-Kisi Angket Untuk Variabel Bebas (Pendidikan Agama Islam)
No Dimensi Indikator No. Item
Terbiasa melakukan yang baik, indah,
mulia, terpuji, menghindari yang buruk, 1 – 21, 23
jelek, hina dan tercela
Pendidikan Senantiasa berhubungan dengan Allah SWT
31 - 35
1. Agama dan sesama manusia, terpelihara dengan
24
Islam baik dan harmonis [
Tabel 5
Kisi-Kisi Angket Untuk Variabel Terikat (Pembiasaan Akhlak Karimah)
No Dimensi Indikator No. Item
Berani mengatakan sesuatu yang benar
Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain 22, 25,
1. Jujur
Jujur sesuai dengan kenyataan yang 26
sesungguhnya berupa perkataan dan perbuatan
Berani dalam menegakkan kebenaran 39, 40,
2. Berani
41
Sabar atas cobaan dari Allah SWT 43, 44,
3. Sabar
Sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan 45,
46
F. Hipotesis
Hipotesis menurut Amirul Hadi-Haryono dalam bukunya Metodologi
Penelitian Pendidikan 2 adalah dugaan yang mungkin benar juga salah setelah
dilakukan pengujian.5
Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti akan membenarkan dan akan
ditolak jika tidak benar. Penolakan dan penerimaan hipotesa tergantung pada
penyelidikan bukti-bukti yang dikumpulkan.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1) Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu terdapat pengaruh antara Pendidikan
Agama Islam (X) terhadap pembiasaan akhlak karimah siswa (Y)
2) Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak terdapat pengaruh antara Pendidikan Agama
5
Amirul Hadi-Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan 2, (Bandung: Pustaka Setia,
1999), h. 177
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Khazanah Kebajikan, Bapak H. Moh.
Abdul Basyir, S.Ag, Pada hari Senin tanggal 25 Desember 2006
47
48
anak bisa terkontrol baik dari segi tingkah lakunya, perangainya, belajarnya,
kepribadiannya, pergaulannya dan agamanya.
Pada awal tahun 1998, yayasan mendirikan SMK Khazanah
Kebajikan dengan siswa angkatan pertamanya berjumlah 60 siswa yang
terbagi dalam dua kelas. SMK tersebut didirikan karena Yayasan melihat
bahwa dengan SMK maka akan dapat memberikan peluang bagi para siswa
dalam kaitannya dengan keterampilan. Tujuannya untuk melahirkan tenaga-
tenaga yang berpotensi dan siap mengabdi pada masyarakat dan bisa
langsung mencari kerja setelah lulus. Untuk mewujudkannya SMK
membutuhkan berbagai keahlian dan keterampilan, dari banyaknya keahlian
atau jurusaan yang dipilih saat itu adalah manajemen bisnis yang terdiri dari
beberapa program yaitu Akuntansi, Sekretaris, Penjualan atau perdagangan.
Pada tahun 1999 SMK memilih program keahlian Sekretaris, pada
tahun 2001 memilih program Akuntansi. Dari tahun 1998-2001 SMK
Khazanah Kebajikan sudah mengeluarkan tamatan pertama, saat itu masih
menginduk ke SMKN 1 Tangerang. Pada tahun 2002, SMK Khazanah
Kebajikan sudah diakreditasi dan disamakan oleh Dinas Pendidikan
Nasional tanpa melalui izin operasional dan tidak melalui jalur pendaftaran
atau pengakuan.
SMK Khazanah Kebajikan beralamat di Perumahan Bukit Cirendeu
Blok C. 6 No. 7 (Dekat Skadron TNI AD) Pondok Cabe Ilir Pamulang
Tangerang-Banten. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada peta denah lokasi
yang terlampir.
3. Program Kegiatan
Program-Program yang ada di Yayasan Khazanah Kebajikan tidak
terlepas dari keterkaitannya dengan program SMK Khazanah Kebajikan
yaitu Kegiatan Ekstra Kurikuler yang terdiri dari beberapa program, antara
lain:
a. Program Pendidikan
1) Program intensif agama, yaitu “Fiqh”, yang mengkaji ayat-ayat suci
al-Qur'an, Aqidah, akhlak dan masail fiqhiyyah yang diadakan
setiap hari setelah shalat maghrib.
2) Membumikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan
3) Mendidik anak untuk siap berkarya nyata dalam masyarakat dengan
mensinergikan pendidikan agama dan hokum
4) Memberdayakan lembaga pendidikan intra Yayasan Khazanah
Kebajikan semaksimal mungkin agar berdaya guna dan berdimensi
luas.
b. Program Dakwah
1) Kajian Al-Qur’an malam Sabtu dan Minggu
2) Pelatihan pidato tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia)
3) Peringatan hari-hari besar Islam
4) Dialog Keagamaan.
c. Program Rumah Tangga
1) Sholat tahajjud
2) Sholat Dhuha
3) Kursus bahasa Inggris, arab dan Matermatika
4) Mengaji Al-Qur’an dan Iqro
51
d. Kegiatan Mingguan
1) Kajian Al-Qur’an malam Sabtu
2) Kajian Al-Qur’an malam Minggu
5. Data Guru
Jumlah guru keseluruhan : 28 orang
Guru Negeri/PNS : 2 orang
Guru tidak tetap : 26 orang
Staf tata usaha : 2 orang
Tabel 6
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Kondisi
Jumlah Luas Rusak Rusak
No. Jenis Ruang Baik
(ruang) (m2) ringan Berat
(ruang)
(ruang) (ruang)
1. Kelas Belajar 3 7x8 √ - -
2. Kelas Belajar 4 7x4 √ - -
3. Lab. Mengetik 1 7x4 - √ -
4 Lab. Komputer 1 7x4 - √ -
5. Ruang Guru 1 4x4 √ - -
6. Kepala Sekolah 1 3x3 √ - -
7. Tata Usaha 1 3x5 √ - -
52
YAYASAN PENDIDIKAN
KHAZANAH KEBAJIKAN
KAPROG.
KEAHLIAN PEMBINA KOOR.HUMAS & PDE
KESISWAAN
1. Sekretaris
2. Akuntansi
3. Tek.
Elektronika KOORDINATOR
Audio Video BIMBINGAN & UR. UR
PENYULUHAN KEAMAN .PERAWATAN
SARANA &
PRASARANA
GURU UMUM
GURU WALI PEMBINA OSIS
NORMATIF KELAS
GURU ADAPTIF
OSIS
UR UR.DATA
.KEUANGAN
GURU
PRODUKTIF
SISWA-SISWI
8. Dewan Pengurus
Dewan Pengurus SMK Khazanah Kebajikan
PEMANASAN APERSEPSI 5%
EKSPLORASI 25 %
KONSOLIDASI PEMBELAJARAN 30 %
PENILAIAN FORMATIF 10 %
akhlak, dan masail fiqhiyyah, yang diadakan setiap hari setelah shalat
maghrib, yang dibimbing oleh Pembina asrama dengan memadukan program
sekolah dan program Yayasan karena SMK Khazanah Kebajikan berada di
bawah naungan Yayasan Khazanah Kebajikan.
Selain itu, materi yang diberikan dalam pelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah meliputi beberapa aspek, yaitu aspek keimanan, ibadah, Al-
Qur’an dan akhlak. Buku yang dipakai adalah Pelajaran Pendidikan Agama
Islam. dan dalam pelaksanaannyapun dapat dikatakan tercapai, walaupun
masih banyak kekurangan dalam hal kuantitas materi, karena pihak sekolah
harus menyesuaikan materi dengan alokasi waktu yang hanya 2 jam
pelajaran.
Mengenai media pengajaran yang digunakan dalam mata pelajaran
pendidikan Agama Islam itu disesuaikan oleh materi yang akan dibahas pada
saat itu, apabila materi yang akan disampaikan sangat membutuhkan media
guna mempermudah anak didik dalam menyerap materi, maka seorang guru
harus menggunakan media pengajaran yang sesuai dengan materi, dan kalau
para siswa mengalami kejenuhan, maka diganti dengan permainan.
Sedangkan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi
pelajaran Pendidikan agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan sangat
bervariasi, tergantung dari materi yang akan disampaikan dan juga alokasi
waktu, selain itu harus adanya kesesuaian antara materi dan metode yang
akan digunakan, jangan sampai terjadi tumpang tindih antara materi yang
akan disampaikan dengan metode yang akan digunakan dalam penyampaian
materi tersebut. Adapun metode yang sering dipakai adalah metode ceramah,
metode diskusi (tanya jawab), metode pemberian tugas secara individu
maupun kelompok, metode latihan. Metode tersebut sangat efektif digunakan
karena sebagian besar siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan.
Adapun pelaksanaan evaluasi untuk mengukur keberhasilan dalam
proses pembelajaran adalah dengan:
1. Ujian lisan setiap satu bab dari materi yang telah disampaikan.
2. Ujian tulis setiap dua sampai tiga bab selesai disampaikan
56
C. Deskripsi Data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada Responden.
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan Skoring yaitu memberikan nilai
pada setiap jawaban angket. Skoring yang dipergunakan di dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan skor kumulatif, setelah diberikan skor
kemudian penulis mengolah data tersebut dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi yang dilengkapi prosentase dengan menggunakan rumus:
P = F x 100 %
N
Tabel 7
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kesulitan Belajar Agama
No Pertanyaan dan Alternativ Jawaban F %
Kesulitan dalam pelajaran Agama
A. Membaca al-Qur’an 1 8%
1 B. Tajwid 8 6,4 %
C. Menghafal ayat al-Qur’an 116 92.8 %
D. Menghapal doa wudlu 0 0%
Jumlah 125 100 %
57
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang kesulitan menghapal
ayat al-Qur’an sebanyak 116 siswa yang berada pada prosentase 92,8 % dan
kesulitan belajar tajwid sebanyak 8 Siswa berada pada 6,4 %. Jadi lebih banyak
Siswa yang kesulitan menghapal ayat al-Qur’an karena frekuensinya berada pada
urutan paling tinggi pertama dan kesulitan memahami tajwid berada pada urutan
kedua.
Tabel 8
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kegiatan Yang Dilakukan Siswa Setelah Mendapakan
Pelajaran Agama
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang siswa lakukan setelah mendapatkan pelajaran
Agama Islam
A. Mengulangnya kembali 0 0%
B. Melaksanakan hal-hal yang ada didalam materi
2
Pendidikan Agama Islam 5 8%
C. Mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari 119 95,2 %
D. Mengingatnya tanpa mewujudkan dalam kegiatan
sehari-hari 1 4%
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa lebih banyak siswa yang langsung
mengimplementasikan pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari dengan
frekuensi sebanyak 119 Siswa (95,2%), dan melaksanakan materi yang ada di
dalam pendidikan agama sebanyak 5 siswa yaitu 4 %, yang hanya mengulang
saja sebanyak 8 %.
Tabel 9
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kegunaan Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Kegunaan Pendidikan Agama Islam bagi siswa
A. Negara 6 4,8 %
3 B. Keluarga 11 8,8 %
C. Masyarakat 6 4,8 %
D. Diri sendiri 102 81,6 %
Jumlah 125 100 %
58
Dari tabel di atas, lebih banyak siswa yang berpendapat pendidikan agama
Islam bermanfaat untuk diri sendiri sebanyak 102 Siswa dengan prosentase
81,6%, dibandingkan dengan yang memilih berguna untuk keluarga (11 orang)
siswa (8,8 %) sedangkan berguna untuk Negara dan masyarakat 6 orang
prosentase masing-masing 4,8 %.
Tabel 10
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Siswa Berdoa Ketika Beraktivitas
Tabel 11
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Perbuatan Siswa Sebelum Melakukan Suatu Pekerjaan
Dengan melihat tabel di atas, kebanyakan siswa yang senantiasa niat saja
ketika akan melakukan suatu pekerjaan sebanyak 94 Siswa dengan prosentase
75,2 %, 13 Siswa selalu berdoa dengan prosenatse 10,4 %, 12 Siswa yang hanya
59
membaca basmallah saja sebanyak 12 orang dengan prosentase 9,6 % dan 6 Siswa
membaca doa yang ia bisa dengan prosentase 4,8 %. Tabel ini menunjukkan
bahwa Siswa yang cukup dengan niat saja lebih tinggi dari pada membaca doa.
Tabel 12
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Cara Siswa Menghormati Orang Yang Lebih Tua
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Cara Siswa menghormati orang yang lebih tua
A. Bahasa yang santun 88 70,4 %
6 B. Berbicara lembut 36 28,8 %
C. Berbicara lantang 1 8%
D. Suara yang tinggi 0 0%
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, diketahui bahwa dalam cara siswa menghormati orang
yang lebih tua, para siswa yang menjawab berbicara dengan bahasa yang santun
sebanyak 88 Siswa (70,4%), yang menjawab dengan berbicara lembut sebanyak
35 siswa (28,8%), yang menjawab dengan berbicara lantang sebanyak 1 siswa
(8%).
Tabel 13
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Perbuatan Siswa Setelah Mendapatkan Pelajaran Agama Islam
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan siswa setelah mendapatkan Pelajaran
Agama Islam
A. Belajar lebih giat 13 10,4 %
7
B. Melakukan hal yang baik 99 79,2 %
C. Bersikap baik 6 4,8 %
D. Berpenampilan baik 7 5,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 14
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Terhadap Teman
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa terhadap teman yang tidak menyenangkan
A. Berusaha untuk tidak sakit hati 103 82,4%
B. Berusaha untuk menyenangkan 12 9,6%
8
C. Berusaha untuk menghargai 4 3,2%
D. Berusaha untuk menerimanya 6 4,8%
Jumlah 125 100 %
Tabel 15
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Siswa Berdzikir Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Siswa berdzikir Dalam satu minggu
A. Waktu 119 95,2 %
9 B. Jam 5 4,0 %
C. Setiap hari 1 8%
D. Bedzikir ketika mengingatnya saja 0 0%
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa senantiasa berzikir disetiap waktu
sebanyak 119 orang dengan prosentase 95,2%, mengingatnya setiap jam hanya 5
orang (4,0%), berzikir setiap hari 1 orang (8%) dan berzikir ketika mengingatnya
saja 0%.
61
Tabel 16
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Materi Yang Disenangi Siswa
Dari tabel di atas, diketahui bahwa materi yang sangat disukai siswa
adalah materi akhlak, siswa yang memilih materi tersebut sebanyak 109 (87,2 %),
yang menyukai materi wudlu 4 siswa (3,2 %), yang menyukai materi jual beli 12
orang (9,6 %) sedangkan materi zakat tidak disukai oleh Siswa.
Tabel 17
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Terhadap Teman Yang Terkena Musibah
Dari pernyataan tabel tersebut, dapat di lihat sikap siswa terhadap teman
yang mendapatkan musibah yaitu langsung mengucapkan Inna Lillahi Wainna
Ilaihi Rajiun 3 orang siswa (2,4 %), yang hanya ikut berbela sungkawa 91 orang
(72,8 %), dan tidak berbuat apa-apa sebanyak 31 orang (24,8 %) pilihan
menjenguknya sama sekali tidak ada yang memilih. Ini membuktikan bahwa
siswa kurang resfek terhadap teman yang terkena musibah karena tidak ada sama
sekali siswa yang memilih menjenguk.
62
Tabel 18
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Teman Yang melakukan Pencurian
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap siswa ketika melihat ada teman yang mencuri
A.Akan memastikan terlebih dahulu bahwa apakah
teman itu benar-benar mencuri atau tidak 69 55,2 %
12 B. Langsung mengingatkannya bahwa mencuri itu
perbuatan tercela 48 38,4 %
C. Langsung melapor ke guru agar bisa diperbaiki 6 4,8 %
D.Memanggil teman yang lain untuk mengeroyoknya 2 1,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 19
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kebiasaan Siswa Setelah Shalat Subuh
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang biasa Siswa lakukan setelah shalat subuh
A. Membaca al-Quran 41 32,8 %
13 B. Mengulang pelajaran 26 20,8 %
C. Mandi dan mencuci 20 16,0 %
D. Tidur karena masih ngantuk 38 30,4 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, kebiasaan siswa setelah shalat subuh ada yang
membaca al-Qur’an 41 orang (32,8%), yang mengulangi pelajaran 26 siswa
(20,8%), yang mandi dan mencuci 20 Siswa (16,0%), ada yang tidur karena
merasa masih ngantuk 38 Siswa (30,4%). Data ini membuktikan bahwa lebih
banyak Siswa yang membaca al-Qur’an ketimbang mengulangi pelajaran, mandi
dan mencuci serta tidur lagi.
63
Tabel 20
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Ketika Dinasehati Orang Tua
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika dinasehati orang tua
A. Mendengarkan dan interospeksi diri 98 78,4 %
14 B. Menyadari bahwa perbuatan saya salah 21 16,8 %
C. Tidak menanggapi nasehatnya 1 0,8 %
D. Meninggalkannya 5 4%
Jumlah 125 100 %
Tabel 21
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Teman Yang Membuang Sampah Sembarangan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika melihat teman membuang sampah
sembarangan
A. Menegurnya untuk membuang sampah pada
tempat yang sudah disediakan 85 68,0%
15 B. Mengarahkan orang tersebut agar membuang
sampah ke tempat yang sudah disediakan 23 18,4%
C. Mengambil sampahnya dan membuang ketempat
sampah 7 5,6 %
D. Membiarkannya 10 8,0 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 22
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kebiasaan Siswa Ketika Memasuki Kelas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Kebiasaan Siswa ketika masuk kelas
A. Mengucapkan Assalamualaikum 106 84,8 %
16 B. Mengucapkan selamat pagi 7 5,6 %
C. Bersalaman 2 1,6 %
D. Nyelonong aja 10 8%
Jumlah 125 100 %
Tabel 23
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Teman Yang Membicarakan Orang Lain
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika ada teman yang
membicarakan orang lain
A. Menegurnya karena tidak baik 64 51,2 %
17
B. Mendengarkannya 9 7,2 %
C. Mendengarkan tapi tidak menanggapinya 46 36,8 %
D. Ikut membicarakan orang lain 6 4,8 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, sikap siswa terhadap teman yang suka membicarakan
orang lain yaitu yang menjawab akan menegurnya karena hal itu tidak baik 64
siswa (51,2%), yang mendengarkan saja sebanyak 9 siswa (7,2%), yang
menjawab mendengarkan tapi tidak menanggapinya sebanyak 46 siswa (36,8%),
yang menjawab akan ikut membicarakan orang lain sebanyak 6 siswa (4,8 %).
65
Tabel 24
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Penjelasan Guru
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika guru sedang menjelaskan pelajaran
A. Memperhatikannya dengan seksama 94 75,2 %
18 B. Mencatat 14 11,2 %
C. SMS-an sama teman 5 4%
D. Ngobrol sama teman disamping 12 9,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 25
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Terhadap Lingkungan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap siswa ketika melihat tanaman kering dan layu
A. Mengajak teman untuk menyiramnya 34 26,4 %
19 B. Langsung menyiramnya sendiri 46 38,4 %
C. Menunggu perintah dari guru 35 28 %
D. Membiarkannya layu 10 7,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 26
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kebiasaan Siswa Dalam Mengikuti Kajian Mingguan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Kebiasaan siswa ketika mengikuti kajian mingguan
A. Membawa al-Qur’an terjemah 115 92,0 %
20 B. Membawa al-Qur’an tanpa terjemahannya 8 6,4 %
C. Membawa buku catatan 1 0,8 %
D. Membawa Juz Amma 1 0,8 %
Jumlah 125 100 %
Apabila melihat hasil tabel di atas, maka akan diketahui kebiasaan Siswa
ketika mengikuti kajian mingguan. Yang senantiasa membawa al-Qur’an
terjemahan ketika mengikuti kajian mingguan sebanyak 115 Siswa (92,0%),
sebanyak 8 Siswa (6,4%) senantiasa membawa al-Qur’an tanpa terjemahan,
sebanyak 1 Siswa (0,8%) hanya membawa buku catatan tanpa membawa al-Quran
dan 1 Siswa (0,8%) yang membawa Juz amma. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa lebih banyak Siswa yang membawa al-Qur’an dibandingkan yang
membawa buku catatan.
Tabel 27
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Ketika Melakukan Kesalahan Terhadap Teman
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa setelah melakukan kesalahan kepada teman
A. Langsung meminta maaf kepadanya 107 85,6 %
21
B. Diam saja 8 6,4 %
C. Gengsi untuk meminta maaf 8 6,4 %
D. Pura-pura tidak punya salah 2 1,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 28
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Sikap Siswa Setelah Mencontek
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa setelah mencontek
A. Tidak puas karena jawaban bukan hasil sendiri 96 76,8 %
22 B. Tidak puas karena nilai tidak murni 19 15,2 %
C. Puas karena mendapatkan nilai bagus 5 4%
D. Puas karena mendapat nilai tinggi dan tidak ketahuan 5 4%
Jumlah 125 100 %
Tabel 29
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kebohongan yang dilakukan Siswa Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Banyaknya kebohongan yang dilakukan Siswa dalam
satu minggu
A. Dua kali 55 44,0 %
23
B. Tiga kali 23 18,4 %
C. Empat kali 10 8,0 %
D. Lima kali 37 29,6 %
Jumlah 125 100 %
Dapat dilihat dari tabel di atas, kebohongan siswa dalam satu minggu
yaitu: yang menjawab 2 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 55 Siswa
(44,0% ), yang menjawab 5 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 37 Siswa
(29,6 %), yang menjawab 3 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 23 Siswa
(18,4%), yang menjawab 4 kali berbohong dalam satu minggu sebanyak 10 Siswa
(8,0%). Dapat diketahui dari data tersebut bahwa siswa yang paling sedikit
berbohong dalam satu minggu sebanyak 55 siswa.
68
Tabel 30
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Kegiatan Siswa Setelah Shalat
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan siswa setelah melaksanakan shalat
A. Berdoa dan wirid 69 55,2 %
24 B. Membaca al-Qur’an 11 8,8 %
C. Berdoa saja 45 36 %
D. Tidak membaca apa-apa 0 0%
Jumlah 125 100 %
Dalam tabel tersebut dijelaskan bahwa yang dilakukan siswa setelah shalat
adalah “berdoa dan wirid” sebanyak 69 siswa (55,2 %), yang berdoa saja
sebanyak 45 orang (36 %), yang membaca al-Qur’an sebanyak 11 Siswa (8,8 %),
dan tidak ada satu siswa pun yang menjawab tidak membaca apa-apa. Jadi seluruh
siswa selalu berdoa dan wirid kemudian membaca al-Qur’an setelah shalat.
Tabel 31
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Kejujuran Ketika Tidak Mengerjakan Tugas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan siswa ketika tidak mengerjakan tugas
dari guru
A. Berbohong karena tugasnya belum selesai 43 34,4%
25
B. Berbohong karena tidak bisa mengerjakan tugas 20 16,0%
C. Berbohong karena tidak sempat mengerjakan tugas 40 32,0%
D. Berbohong karena terpaksa 22 17,6%
Jumlah 125 100%
Tabel 32
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Yang Dilakukan Siswa Ketika Bertemu Guru
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan Siswa ketika bertemu guru
A. Memberi salam dan bersalaman 103 82,4 %
26 B. Memberi salam saja 12 9,6 %
C. Tersenyum tanpa mengucapkan apa-apa 9 7,2 %
D. Pura-pura tidak melihatnya 1 8%
Jumlah 125 100 %
Dapat dilihat dari tabel di atas, yang memberi salam dan bersalaman ketika
bertemu guru sebanyak 103 Siswa (82,4 %), yang memberi salam saja sebanyak
12 Siswa (9,6 %), yang hanya tersenyum tanpa mengucapkan apa-apa sebanyak 9
orang Siswa (7,2%), yang pura-pura tidak melihatnya sebanyak 1 Siswa (8 %).
Dari data tersebut siswa yang memberi salam dan menyalami guru lebih banyak
dari pada hanya memberi salam dan tersenyum saja. Ini membuktikan bahwa
sebagian besar siswa (82,4%) senantiasa berbakti dan menghormati guru.
Tabel 33
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Yang Dilakukan Siswa Sebelum Berangkat Sekolah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan Siswa sebelum berangkat sekolah
A. Pamitan dan bersalaman kepada orang tua 67 53,6 %
27 B. Bersalaman tanpa meminta izin 9 7,2 %
C. Memeriksa buku-buku pelajaran dan meminta izin 25 20,0 %
D. Sarapan dan langsung pergi 24 19,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 34
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Yang Dilakukan Siswa Sebelum Keluar Rumah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan siswa sebelum keluar rumah
A. Membaca doa keluar rumah 49 39,2 %
28 B. Membaca Bismillah 46 36,8 %
C. Membaca doa apa saja 5 4,0 %
D. Keluar rumah tanpa membaca doa 25 20,0 %
Jumlah 125 100 %
Dalam tabel yang disajikan di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
membaca doa ketika hendak keluar rumah sebanyak 49 orang (39,2%), yang
membaca bismillah sebanyak 46 orang (36,8%), yang keluar rumah tanpa
membaca doa sebanyak 25 orang (20,0%), yang membaca doa apa saja sebanyak
5 orang (4,0%). Dari jawaban yang dikemukakan tersebut bahwa siswa SMK
Khazanah Kebajikan sudah terbiasa membaca do’a ketika hendak keluar rumah.
Tabel 35
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Pelanggaran Siswa Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Pelanggaran yang dilakukan siswa dalam satu minggu
A. 1 kali 80 64,0 %
29 B. 2 kali 21 16,8 %
C. 3 kali 9 7,2 %
D. 4 kali 15 12,0 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 36
Tabulasi Hasil Angket Pendidikan Agama Islam
Tentang Sikap Siswa Ketika Melihat Teman Yang Berduka
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika melihat teman yang sedang berduka
A. Memintanya untuk berbagi cerita supaya
perasaannya lebih tenang 99 79,2 %
30
B. Mengajak teman-teman untuk menemaninya 22 17,6 %
C. Mengajaknya belanja ke Ramayana 3 2,4 %
D. Memarahinya karena berduka 1 0,8 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 37
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kejujuran Tentang Perasaan Setelah Shalat Lima Waktu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Perasaan Siswa setelah mengerjakan shalat lima waktu
A. Lebih tenang 109 87,2 %
31
B. Merasa bebas dari beban 13 10,4 %
C. Tidak berpengaruh apa-apa 3 2,4 %
D. Tetap gundah/gelisah 0 0%
Jumlah 125 100 %
Kejujuran Siswa dapat dilihat dari alternatif jawaban yang dipilih yaitu
yang menjawab perasaannya lebih tenang setelah shalat lima waktu 109 siswa
(87,2 %), yang merasa terbebas dari beban setelah shalat lima waktu 13 siswa
(10,4 %), yang tidak berpengaruh apa-apa setelah shalat lima waktu sebanyak 3
orang (2,4%) dan tetap gundah dan gelisah setelah shalat lima waktu 0%.
72
Tabel 38
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kejujuran tentang Menyakiti teman Dengan Perkataan Buruk
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Siswa yang menyakiti teman dengan perkataan buruk
dalam satu minggu
A. 4 kali 35 28,0 %
32
B. 3 kali 34 27,2 %
C. 2 kali 22 17,6 %
D. Tidak pernah 34 27,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 39
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kejujuran tentang Terlambat Shalat Subuh Dalam Satu Minggu
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Siswa yang terlambat melaksanakan shalat subuh
dalam satu minggu
A. 5 kali 12 9,6 %
33
B. 4 kali 12 9,6 %
C. 3 kali 21 16,8 %
D. 2 kali 80 64,0 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan Tabel di atas, tingkat kejujuran siswa sangat baik terbukti dari
hasil jawaban siswa yaitu: yang terlambat melaksanakan shalat subuh dalam satu
minggu sebanyak 5 kali sebanyak 12 Siswa (9,6 %), terlambat 4 kali dalam satu
minggu sebanyak 12 Siswa (9,6 %), yang terlambat 3 kali dalam satu minggu
sebanyak 21 Siswa (16,8 %) dan yang terlambat 2 kali dalam satu minggu
sebanyak 80 Siswa (64,0 %). Jadi lebih banyak siswa yang mengaku suka
terlambat shalat subuh dalam satu minggu.
73
Tabel 40
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Kepada Allah SWT
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Siswa yang melaksanakan shalat berjamaah dalam
sehari 67
53,6 %
34 A. 5 kali 33
26,4 %
B. 4 kali 22
17,6 %
C. 3 kali 3
2,4 %
D. 2 kali
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, Siswa yang memilih jawaban 5 kali shalat berjamaah
sebanyak 67 Siswa (53,6 %), Siswa yang memilih jawaban 4 kali shalat
berjamaah sebanyak 33 Siswa (26,4 %), Siswa yang memilih jawaban 3 kali
shalat berjamaah sebanyak 22 Siswa (17,6 %), Siswa yang memilih jawaban 2
kali shalat berjamaah sebanyak 3 Siswa (2,4 %). Dari hasil pilihan Siswa yang
lebih banyak memilih 5 kali shalat berjamaah membuktikan bahwa seluruh Siswa
senantiasa melaksanakan shalat berjamaah lima waktu. Hal ini Siswa berbakti dan
taat terhadap perintah Allah SWT.
Tabel 41
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Dalam Melaksanakan Perintah Allah SWT
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Alasan Siswa melaksanakan shalat berjamaah
A. Perintah Allah SWT 70 56,0 %
35 B. Perintah orang tua 41 32,8 %
C. Tugas dari guru agama 6 4,8 %
D. Karena teman 8 6,4 %
Jumlah 125 100 %
Apabila melihat jawaban siswa di atas, bahwa lebih banyak siswa yang
melaksanakan shalat karena itu merupakan kewajiban dan perintah Allah SWT
yang tidak boleh sama sekali ditinggalkan memiliki frosentase paling tinggi
dibandingkan dengan jawaban alternative yang lain.
74
Tabel 42
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Tentang Perbuatan Yang Dilakukan Ketika
Mendengarkan Adzan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan Siswa ketika mendengar adzan
A. Segera berwudlu dan pergi shalat berjamaah 110 88,0 %
36 B. Mendengarkan dan tetap beraktivitas 13 10,4 %
C. Pura-pura tidak mendengar 0 0%
D. Asyik ngobrol sama teman 2 1,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 43
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berbakti Tentang Sikap Siswa
Terhadap Teman Yang Melalaikan Shalat
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa terhadap orang yang melalaikan shalat
A. Mengingatkannya untuk shalat 115 92,0 %
37 B. Memarahinya karena telah melalaikan shalat 8 6,4 %
C. Menakut-nakutinya dengan berbagai dosa 2 1,6 %
D. Pura-pura tidak tahu 0 0%
Jumlah 125 100 %
Tabel 44
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Ikhlas Dalam Memberikan Bantuan Kepada Pengemis
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika ada pengemis yang kelaparan
A. Memberikan makanan seadanya 47 37,6 %
38
B. Memberikannya uang 30 24,0 %
C. Menyuruhnya pergi 14 11,2 %
D. Pura-pura tidak melihatnya 34 27,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 45
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Ikhlas Siswa Dalam Memberikan Sumbangan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Perasaan Siswa ketika memberikan sumbangan
A. Ridho 87 69,6 %
39 B. Ikhlas 26 20,8 %
C. Ingin di nilai dermawan 10 8,0 %
D. Ingin dilihat orang 2 1,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 46
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Ikhlas Ketika Menolong Guru
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap siswa ketika dipintai pertolongan oleh guru
A. Langsung menolongnya dengan ikhlas 89 71,2 %
40 B. Semangat karena ingin nilai bagus 20 16,0 %
C. Menolongnya karena takut 4 3,2 %
D. Menolongnya tapi tidak ikhlas 12 9,6 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, bahwa lebih tinggi siswa yang memilih langsung
segera membantu guru dengan ikhlas ketika dimintai pertolongan oleh gurunya
yaitu sebanyak 89 siswa dengan frosentase 71,2 %, hasil jawaban tersebut lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil jawaban yang lain. Hal ini membuktikan bahwa
siswa senantiasa patuh dan hormat terhadap guru.
Tabel 47
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berani Dalam Kebenaran: Menegur Teman Yang Berkelahi
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika melihat teman yang berkelahi
A. Langsung melerainya 30 24,0 %
41
B. Ikut terlibat berkelahi 9 7,2 %
C. Memberikan dorongan saja 22 17,6 %
D. Melaporkannya kebagian BP 64 51,2 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa sikap siswa ketika melihat
teman yang berkelahi ada yang melaporkannya ke guru BP sebanyak 64 orang
(51,2 %), ada yang langsung melerainya sebanyak 30 orang Siswa (24,0 %), ada
yang memberikan dorongan saja sebanyak 22 orang (17,6 %) dan ada yang
terlibat atau ikut-ikutan berkelahi sebanyak 9 orang (7,2%). Data ini menunjukkan
bahwa siswa kurang berani dalam menegakkan kebenaran. terbukti hanya 30
siswa saja yang menjawab langsung melerainya.
77
Tabel 48
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berani Dalam Kebenaran tentang
Memperbaiki Teman Yang Melakukan Kecurangan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap siswa terhadap teman yang melakukan kecurangan
pada waktu ulangan
A. Menegurnya 113 90,4 %
42
B. Menyindirnya 5 4,0 %
C. Membiarkannya 5 4,0 %
D. Ikut mencontek 2 1,6 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel yang tertera di atas, bahwa siswa yang berani menegur
teman yang melakukan kecurangan pada waktu ulangan sebanyak 113 orang (90,4
%), siswa yang hanya berani menyindir dan membiarkan saja frekuensinya sama
sebanyak 5 orang dan prosentasenya sama 4,0 %, siswa yang ikut mencontek
sebanyak 2 orang (1,6 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMK berani
menegakkan kebenaran terbukti dengan banyaknya siswa yang berani menegur
teman yang mencontek.
Tabel 49
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Berani Dalam kebenaran tentang
Sikap Siswa Terhadap Teman Yang Merokok Di Dalam Kelas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa terhadap teman yang merokok dikelas
A. Menegurnya 100 80,0 %
43 B. Melaporkan ke guru BP 20 16,0 %
C. Memarahinya 1 0,8 %
D. Meminta bagian 4 3,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 50
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Qonaah Ketika Mendapatkan Cobaan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika mendapatkan cobaan atau musibah
A. Sabar dan berdoa 60 88 %
44
B. Introspeksi diri 6 8,8 %
C. Menangis 38 3,2 %
D. Marah-marah 21 16,8 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, dinyatakan bahwa siswa yang menjawab sabar dan
berdoa ketika mendapatkan cobaan sebanyak 60 orang (88 %), siswa yang
introspeksi diri ketika mendapatkan cobaan sebanyak 6 orang (8,8 %), siswa yang
menangis ketika mendapatkan cobaan sebanyak 38 orang (3,2 %), Siswa yang
marah-marah ketika mendapatkan cobaan sebanyak 21 orang (16,8 %).
Tabel 51
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kesabaran Ketika Dihina Teman
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa ketika diolok-olok dan dihina teman
A. Sabar 107 85,6 %
45 B. Diam karena tidak mau ribut 5 4%
C. Meninggalkannya 5 4%
D. Memusuhinya karena sakit hati 8 6,4 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas, bahwa siswa yang bersabar ketika dihina teman
sebanyak 107 Siswa (85,6 %), siswa yang diam saja karena tidak mau ribut ketika
dihina teman sebanyak 5 orang (4 %), yang lebih baik meninggalkan teman yang
menghina sebanyak 5 orang (4 %), yang memutuskan untuk memusuhinya karena
sakit hati ketika dihina teman sebanyak 8 orang (6,4 %). Jadi dapat disimpulkan
bahwa Siswa SMK Khazanah Kebajikan sangat tinggi tingkat kesabarannya.
79
Tabel 52
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kesabaran Ketika Menghadapi Teman Yang Meminta Bantuan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan Siswa ketika ada teman yang bertanya
tentang pelajaran yang tidak dia mengerti
A. Sabar mengajarinya seperti apa yang sudah saya
46 pahami 52 41,6 %
B. Dengan tegas saya mengajarinya 70 56,0 %
C. Memarahinya karena saya tidak mau mengajarinya 2 1,6 %
D. Memintanya untuk bertanya pada guru pelajarannya 1 8%
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan data tabel di atas, Siswa yang sabar mengajari teman yang
tidak memahami pelajaran sebanyak 52 orang (41,6 %), Siswa dengan tegas
mengajarinya sebanyak 70 orang (56,0 %), Siswa yang memarahinya karena tidak
mau mengajarinya sebanyak 2 orang (1,6 %) dan ada yang memintanya untuk
bertanya saja pada guru pelajarannya sebanyak 1 orang (8 %).
Tabel 53
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Kesabaran Terhadap Siswa Yang Suka Jahil
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap Siswa terhadap teman yang suka berbuat jahil
A. Menegurnya bahwa itu perbuatan yang tidak baik 93 74,4 %
47 B. Diam dan berdoa dalam hati agar dia sadar 1 8%
C. Memukulnya 0 0%
D. Tidak perduli dengan teman yang suka jahil 31 24,8 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, dapat dilihat bahwa Siswa yang menegur teman yang
jahil sebanyak 93 orang (74,4 %), Siswa yang menjawab diam dan berdoa dalam
hati sebanyak 1 orang (8 %), Siswa yang menjawab tidak peduli sebanyak 31
orang (24,8%) dan tidak ada yang menjawab akan memukulnya. Ini membuktikan
bahwa siswa mempunyai kesabaran dan keinginan untuk memperbaiki teman.
80
Tabel 54
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Amanah Siswa Ketika Diberi Uang SPP
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Yang dilakukan Siswa ketika diberi uang SPP sekolah
A. Langsung membayarkannya tepat waktu 118 94,4 %
48
B. Mengundur-ngundur pembayaran 0 0%
C. Memakai uangnya untuk jajan sehari-hari 6 4,8 %
D. Memakai uangnya untuk jalan-jalan sama teman 1 8%
Jumlah 125 100 %
Tabel 55
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Tentang Sikap Siswa Ketika Mendapatkan Nilai
Yang Tidak Memuaskan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap siswa ketika mendapatkan nilai yang tidak
memuaskan
A. Mensyukuri dan menerimanya 99 79,2 %
49
B. Terus belajar dan tidak putus asa 19 15,2 %
C. Menyesalinya karena tidak belajar sungguh-sungguh 1 8%
D. Malas belajar 6 4,8 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel yang disajikan di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
menjawab mensyukuri dan menerima nilai yang ia dapat kan apa adanya sebanyak
99 orang (79,2 %), siswa yang menjawab terus belajar dan tidak putus asa
sebanyak 19 orang (15,2 %), siswa yang menjawab menyesali karena tidak belajar
sebanyak 1 orang dengan prosentase 8 %, siswa yang menjawab malas belajar
sebanyak 6 orang (4,8 %). Dari frekuensi yang ada lebih banyak siswa yang
mensyukuri dan menerimanya walaupun nilainya tidak memuaskan.
81
Tabel 56
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Disiplin Siswa Dalam mengikuti Kajian
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Banyaknya kajian yang diikuti siswa dalam satu minggu
A. 1 kali dalam seminggu 52 41,6 %
50 B. 2 kali dalam seminggu 13 10,4 %
C. 3 kali dalam seminggu 25 20,0 %
D. 4 kali dalam seminggu 35 28,0 %
Jumlah 125 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang hanya 1 kali
mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak 52 orang (41,6 %), siswa yang
hanya 2 kali mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak 13 orang (10,4 %),
siswa yang hanya 3 kali mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak 25 orang
(20,0 %), siswa yang hanya 4 kali mengikuti kajian dalam satu minggu sebanyak
35 orang (28,0 %). Maka sedikit sekali siswa yang mengikuti kajian secara rutin
dalam satu minggu, sehingga harus ada perhatian yang sangat serius dari para
pembina yayasan terhadap siswa yang tidak mengikuti kajian.
Tabel 57
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Disiplin Tentang Siswa Yang Tidak Izin Masuk Sekolah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Siswa yang tidak masuk sekolah tanpa izin
A. 1 kali dalam satu minggu 32 25,6 %
51 B. 2 kali dalam satu minggu 23 18,4 %
C. 3 kali dalam satu minggu 14 11,2 %
D. Tidak pernah tidak izin 56 44,8 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang tidak masuk
sekolah tanpa izin 1 kali dalam satu minggu sebanyak 32 orang (25,6 %), Siswa
yang tidak masuk sekolah tanpa izin 2 kali dalam satu minggu sebanyak 23 orang
(18,4 %), siswa yang tidak masuk sekolah tanpa izin 3 kali dalam satu minggu
sebanyak 14 orang (11,2 %) dan siswa yang selalu izin ketika tidak masuk sekolah
sebanyak 56 orang (44,8 %).
82
Tabel 58
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Disiplin tentang Terlambat Memasuki Kelas
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Siswa yang terlambat masuk kelas dalam seminggu
A. 1 kali 91 72,8 %
52
B. 2 kali 19 15,2 %
C. 3 kali 11 8,8 %
D. 4 kali 4 3,2 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau data tabel di atas, bahwa siswa yang pernah terlambat masuk
kelas 1 kali sebanyak 91 orang (72,8 %), siswa yang pernah terlambat masuk
kelas 2 kali sebanyak 19 orang (15,2 %), siswa yang pernah terlambat masuk
kelas 3 kali sebanyak 11 orang (8,8 %), siswa yang pernah terlambat masuk kelas
4 kali sebanyak 91 orang (3,2 %). Dari penjelasan tersebut dinyatakan bahwa
siswa yang tidak terlambat masuk kelas lebih sedikit dari pada siswa yang
terlambat masuk kelas, hal ini di karenakan taatnya siswa terhadap tata tertib yang
ada.
Tabel 59
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Disiplin Terhadap Tata Tertib Yang Diterapkan Di Sekolah
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Pendapat Siswa tentang disiplin yang diterapkan disekolah
A.Ketat tapi saya menjalankannya dengan baik 46 36,8%
B. Ketat dan saya menjalankannya karena harus
53
dilaksanakan 35 28,0%
C. Berat karena takut poin saya berkurang 32 25,6%
D.Saya tidak peduli dengan poin saya 12 9,6 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, dapat dikatakan bahwa siswa yang memilih dan
menganggap disiplin di sekolah ketat tapi tetap menjalankannya dengan baik
sebanyak 46 orang (36,8 %), siswa yang menganggap disiplin di sekolah ketat dan
tetap menjalankannya karena suatu keharusan sebanyak 35 orang (28,0 %), siswa
yang menganggap disiplin di sekolah berat dan tetap menjalankannya karena takut
poinnya berkurang sebanyak 32 orang (25,6 %), siswa yang memilih dan tidak
83
peduli dengan poin yang berkurang sebanyak 12 orang (9,6 %). Dari penjelasan
tersebut dapat dilihat bahwa tingkat ketaatan siswa terhadap disiplin masih tinggi.
Tabel 60
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Dalam Belajar
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Kebiasaan belajar siswa dalam satu hari satu malam
A. 1 jam dalam satu hari 110 88,0 %
54 B. 2 jam dalam satu hari 11 8,8 %
C. 3 jam dalam satu hari 4 3,2 %
D. 4 jam dalam satu hari 0 0%
Jumlah 125 100 %
Tabel 61
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Dalam Waktu Belajar
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Waktu yang sering siswa gunakan untuk belajar
A. Siang hari setelah keluar sekolah 11 12,5 %
55 B. Setelah shalat subuh 4 12 %
C. Pukul 20.00 sampai 21.00 malam hari 26 56 %
D. Belajar kalau ada tugas saja 84 19,2 %
Jumlah 125 100 %
Dari tabel di atas, siswa yang menjawab belajar siang hari setelah keluar
sekolah sebanyak 11 orang (12,5 %), siswa yang belajar setelah shalat subuh
sebanyak 4 orang (12 %), siswa yang belajar Pukul 20.00 sampai 21.00 malam
hari sebanyak 26 orang (56 %), siswa yang belajar kalau ada tugas saja sebanyak
84
84 orang (19,2 %). Karena banyaknya siswa yang belajar pada waktu ujian dan
ada tugas saja, maka siswa kurang giat dalam meningkatkan kualitas belajarnya.
Tabel 62
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Dalam Memilih Tempat Belajar
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Tempat yang paling siswa sukai untuk belajar
A.Di dalam kelas 98 78,4 %
56 B.Di dalam kamar 14 11,2 %
C.Di dalam Mesjid 1 8%
D.Di lapangan atau taman 12 9,6 %
Jumlah 125 100 %
Tabel di atas menerangkan bahwa, tempat yang paling disukai siswa untuk
belajar dapat dilihat dari hasil jawabannya. Yang lebih suka belajar di dalam kelas
98 orang (78,4 %), yang lebih suka belajar di dalam kamar 14 orang (11,2 %),
yang lebih suka belajar di dalam mesjid sebanyak 1 orang (8 %), yang lebih suka
belajar di lapangan atau di taman sebanyak 12 orang (9,6 %). Ini membuktikan
bahwa keseriusan belajar siswa hanya ketika didalam kelas atau ketika ada jam
pelajaran saja.
Tabel 63
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Tekun Tentang Posisi Belajar Yang Disukai Siswa
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Posisi belajar yang di sukai siswa
A. Mendengarkan musik 85 68,0 %
57 B. Nonton TV 21 16,8 %
C. Ngemil 7 5,6 %
D. Tiduran di kasur 12 9,6 %
Jumlah 125 100 %
Melihat tabel di atas, posisi yang disukai siswa ketika belajar yaitu belajar
sambil mendengarkan musik sebanyak 85 orang (68,0%), siswa yang memilih
suka belajar sambil nonton TV sebanyak 21 orang (16,8 %), siswa yang memilih
suka belajar sambil ngemil sebanyak 7 orang (5,6 %), siswa yang memilih suka
belajar sambil tiduran di kasur sebanyak 12 orang (9,6 %). Hal tersebut
85
membuktikan bahwa siswa lebih menyukai belajar sambil santai dan tidak
menegangkan.
Tabel 64
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Peduli Tentang Sikap Siswa Terhadap Teman
Yang Tidak Punya Uang Saku
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Sikap siswa ketika ada teman yang kehabisan uang jajan
A. Mengajaknya jajan bersama 109 87,2 %
58 B. Meminjamkan uang kepadanya 13 10,4 %
C. Membaginya makanan 1 8%
D. Masa bodoh 2 1,6 %
Jumlah 125 100 %
Meninjau tabel di atas, bahwa siswa yang menjawab mengajak teman jajan
bersama sebanyak 109 Siswa (87,2 %), siswa yang menjawab meminjamkan uang
kepada teman yang kehabisan uang sebanyak 13 siswa (10,4 %), siswa yang
menjawab akan membaginya makanan sebanyak 1 siswa dengan prosentase 8 %,
siswa yang menjawab masa bodoh sebanyak 2 siswa dengan prosentase 1,6 %.
Hal ini membuktikan tingkat kepedulian, kesetia kawanan sangat tinggi.
Tabel 65
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Amanah Yang Sering Dilalaikan
No Pertanyaan dan Alternative Jawaban F %
Amanah yang sering dilalaikan siswa
A. Orang tua 17 13,6 %
59 B. Guru 6 4,8 %
C. Kakak 3 2,4 %
D. Teman sekelas 99 79,2 %
Jumlah 125 100 %
Tabel 66
Tabulasi Hasil Angket Pembiasaan Akhlak Karimah
Dimensi Peduli Tentang Banyaknya Siswa Mengajak Jajan Teman
Tabel tersebut menerangkan bahwa tidak ada satu pun siswa yang
menjawab mengajak teman ke kantin 1 kali dalam satu minggu, yang menjawab 2
kali mengajak teman ke kantin sebanyak 39 siswa (31,2 %), yang mengajak teman
3 kali ke kantin sebanyak 70 siswa (56,0 %), siswa yang mengajak teman ke
kantin sebanyak 4 kali 16 siswa (12,8 %). Dari katerangan ini, maka lebih banyak
siswa yang mengajak jajan sebanyak 3 kali. Ini menunjukkan bahwa siswa
mempunyai kepedulian yang sangat tinggi terhadap teman.
D. Uji Hipotesis
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang didalamnya
terdapat dua variabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah Pendidikan
Agama Islam (variabel X) sebagai variabel bebas dan pembiasaan akhlak
karimah siswa SMK Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir (variabel Y)
sebagai variabel terikat.
Untuk mendapatkan koefisien korelasi maka terlebih dahulu dilakukan
coding terhadap jawaban responden (Variabel X dan Y). Coding dihitung
setelah kuantifikasi data dilakukan. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
87
Tabel 67
Uji Korelasi Antara Variabel X (Pendidikan Agama Islam)
dan Variabel Y (Pembiasaan Akhlak Karimah Siswa)
Jumlah
X Y XY X2 Y2
Siswa
1 60 88 5280 3600 7744
2 79 91 7189 6241 8281
3 66 88 5808 4356 7744
4 83 100 8300 6889 10000
5 80 103 8240 6400 10609
6 78 85 6630 6084 7225
7 78 89 6942 6084 7921
8 85 71 6035 7225 5041
9 89 75 6675 7921 5625
10 67 89 5963 4489 7921
11 83 93 7719 6889 8649
12 79 100 7900 6241 10000
13 65 83 5395 4225 6889
14 74 94 6956 5476 8836
15 88 102 8976 7744 10404
16 80 99 7920 6400 9801
17 84 96 8064 7056 9216
18 84 104 8736 7056 10816
19 71 95 6745 5041 9025
20 80 97 7760 6400 9409
21 69 71 4899 4761 5041
22 77 92 7084 5929 8464
23 80 87 6960 6400 7569
24 84 96 8064 7056 9216
25 89 96 8544 7921 9216
26 85 102 8670 7225 10404
27 81 82 6642 6561 6724
28 88 94 8272 7744 8836
29 85 92 7820 7225 8464
30 90 76 6840 8100 5776
31 87 92 8004 7569 8464
32 70 78 5460 4900 6084
33 77 88 6776 5929 7744
34 86 95 8170 7396 9025
35 83 87 7221 6889 7569
36 73 85 6205 5329 7225
37 83 91 7553 6889 8281
38 78 85 6630 6084 7225
39 77 97 7469 5929 9409
40 79 95 7505 6241 9025
41 76 95 7220 5776 9025
42 99 95 9405 9801 9025
43 78 103 8034 6084 10609
88
N . XY X . Y
xy
N . X X .N . Y X
2 2 2
114947250 114442848
99868250 98724096.133927000 132664324
90
504402
1144154 . 1262676
504402
1.4446957961
504402
1201954 . 98922
0,42.....
E. Interpretasi Data
Telah diketahui dari hasil uji hipotesis di atas bahwa Pendidikan
Agama Islam berpengaruh signifikan terhadap perilaku siswa dengan rxy
(0,42) lebih besar dari pada rtabel.
Dari penelitian atau uji hipotesis yang dilakukan, penulis menemukan
beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat sehingga penelitian ini
mendapatkan korelasi positif sedang atau cukup. Faktor-faktor pendukung
tersebut adalah:
1. Sebagian besar siswa sudah bisa membaca al-Quran sesuai dengan kaidah
pembacaannya dan ilmu tajwidnya.
2. Siswa senantiasa shalat berjamaah setiap waktu
3. Siswa selalu berdoa ketika akan melakukan suatu pekerjaan
4. Siswa senantiasa bersikap baik dan berkata jujur terhadap orang tua, guru,
dan sesama, terbukti bahwa Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang
santun dan lembut, selalu ramah dan memberi salam ketika bertemu guru.
5. Siswa selalu memperhatikan ketika guru menerangkan pelajaran agama
Islam.
6. Siswa senantiasa membawa al-Quran setiap mengikuti kajian mingguan
7. Sedikitnya siswa yang melakukan pelanggaran
8. Siswa terbiasa belajar setiap malam dan setelah shalat subuh
9. Siswa senantiasa sabar dan berdoa ketika mendapatkan musibah dan
cobaan.
10. Keberanian siswa dalam menegakkan kebenaran frekuensinya sangat
tinggi.
11. Kepedulian siswa terhadap orang yang membutuhkan pertolongan sangat
tinggi terbukti bahwa siswa senantiasa membantu orang yang
membutuhkan bantuannya, selalu membantu teman yang kesulitan dan
mempunyai masalah.
12. Seluruh Siswa dari kelas I sampai kelas III SMK Khazanah Kebajikan
menyenangi pelajaran agama dan pelajaran akhlak.
92
A. Kesimpulan
1. Aktifitas Pendidikan Agama Islam di SMK Khazanah Kebajikan
diintegrasikan dengan aktifitas yang ada di Yayasan Khazanah Kebajikan
yaitu berupa aktifitas pendidikan kegiatannya meliputi: kajian al-Qur’an,
aqidah, akhlak dan masail fiqhiyah setiap hari setelah shalat maghrib,
aktifitas harian berupa shalat berjamaah, shalat tahajjud, shalat dhuha,
dialog keagamaan dan sebagainya. Aktifitas tersebut tidak mudah dan
mulanya terasa amat berat bagi siswa, karena metode yang diterapkan oleh
guru dan pengurus yayasan dengan menggunakan metode pembiasaan,
latihan, diskusi, ceramah, dan demontrasi. Sehingga siswa merasa terbiasa
maka siswapun merasakan ringan dalam melaksanakan semua aktifitas
tersebut. Dengan adanya aktifitas tersebut yang dilaksanakan di dalam
kelas dan diluar kelas itu berpengaruh positif terhadap karakter dan akhlak
siswa.
2. Pembiasaan akhlak karimah siswa SMK Khazanah Kebajikan yang
dilakukan melalui Pendidikan Agama Islam ini terbukti berpengaruh
positif yang signifikan dengan hasil rxy 0,42 pengaruh tersebut berada pada
rentang sedang atau cukup karena hasil tersebut berada pada kisaran antara
0,40 – 0,70 pada indeks korelasi product moment.
95
96
B. Saran
Melihat hasil dari penelitian yang telah diperoleh, ada beberapa saran
yang ingin penulis kemukakan disini, yaitu:
1. Untuk staf pengajar di SMK dan Pengurus Yayasan Khazanah Kebajikan
Pondok Cabe Ilir, hendaknya meningkatkan dan menjalankan kegiatan
yang sudah ada di dalam program sekolah khususnya SMK dan Yayasan
karena kegiatan dan program selama ini sangat positif dan bermanfaat.
Selain itu, kegiatan tersebut perlu dievaluasi secara konsisten oleh guru
dan pengurus Yayasan agar dapat diketahui letak kekurangan dan
kelemahannya sehingga dapat diperbaiki dan ditindaklanjuti.
2. Kepada para Wali Kelas yang notabenenya bertindak sebagai penanggung
jawab terhadap Siswa-siswinya yang masih dalam masa bimbingan di
kelas ataupun di luar kelas, hendaknya lebih tegas terhadap siswa-siswinya
ketika sedang melaksanakan kegiatan yang ada. Karena tidak dipungkiri
bahwa ada saja siswa yang kurang semangat dan kurang serius dalam
mengikuti kegiatan tersebut, dan harus dilakukan pemeriksaan agar
siswanya terkontrol dengan baik.
3. Kepada tenaga kependidikan lainnya tak terkecuali para karyawan
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap siswa-siswi dan
dapat membantu memberikan suasana yang harmonis dengan budi pekerti
yang baik guna membentuk moral peserta didik dilingkungan sekolah dan
diluar sekolah karena jika menginginkan siswa-siswnya berperilaku baik
maka harus dimulai dari diri seorang pengajar dan pembimbing, karena
guru atau pembina bukan hanya sebagai pengajar dan pembimbing saja
tetapi ia juga bertugas sebagai pendidik.
4. Berdasarkan fakta yang ada dari faktor penghambat pada bab sebelumnya,
ada beberapa point yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu:
a. Banyaknya siswa yang kesulitan dalam mempelajari ilmu tajwid dan
menghapal ayat-ayat al-Qur’an
b. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengikuti kajian mingguan karena
kebanyakan siswa hanya satu kali saja yang mengikuti kajian dalam
97
Abu al-Ghifari, Romantika Remaja, Bandung: Mujahid Press, Cet. VIII, 2004.
A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Dunia, Cet. I, 1999.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, Beirut: Dar Al-Fikr,
jilid III, 1989.
Ali Issa Othman, Manusia Menurut al-Ghazali, (terj.), Anas Mahyuddin dari judul
asli The Concept of Man in Islam in The Writings of Al-Ghazali, Bandung:
Pustaka, Cet. I, 1981.
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. I, 1999.
98
99
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1995.
Dewan Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, Volume III.
Hamzah Ya’kub, Ethika Islam, Bandung: CV. Diponogoro, Cet. VI, 1993.
Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin (Terj). Semarang: CV. Asy Syifa’ , jilid V,
2003.
Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, Jakarta: CV. Karya
Mulia, Cet. I, 2001.
Syahminan Zaini dan Murni Ali, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Kalam
Mulia, Cet. III, 2004.
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II,
1992
Zakiya Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. XVI, 2003.
http://www.Mubarok. Institute.Blogspot.com