Print 123

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................. Error! Bookmark not defined.


LEMBAR PERSETUJUAN .................................. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............. Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ......................................................... 5
C. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan .......................................................... 5
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan .................................................. 6
E. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan................................................ 7
F. Definisi Operasional .................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 9
A. Teori Perkembangan Kognitif Piaget ........................................................... 9
B. Media Pembelajaran ................................................................................... 11
C. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ................................ 14
D. Materi Statistika Kelas VI SD .................................................................... 15
E. Penelitian Yang Relevan ............................................................................ 18
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 22
A. Model Penelitian dan Pengembangan ........................................................ 22
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan .................................................... 23
C. Uji Coba Produk ........................................................................................ 24
D. Data Penelitian ........................................................................................... 26
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 29
DAFTAR RUJUKAN ............................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................... Error! Bookmark not defined.

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 18


Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................ 27
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Validasi ..................................................................... 28
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Respon Guru dan Siswa ........................................... 28
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test ................................................... 29
Tabel 3.5 Skala Likert ........................................................................................... 29
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kevalidan ................................................................... 30
Tabel 3.7 Skala Guttman ....................................................................................... 30
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kepraktisan ................................................................ 31
Tabel 3.9 Interpretasi Effect Size .......................................................................... 32

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 21


Gambar 3.1 Tahapan Model ADDIE .................................................................... 22

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian .......................... Error! Bookmark not defined.


Lampiran 2. RPP .................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3. Storyboard ......................................... Error! Bookmark not defined.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian
kompetensi inti yakni kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Permendikbud, 2018). Kegiatan pembelajaran matematika tidak hanya
berorientasi pada penguasaan materi matematika, melainkan materi matematika
dijadikan sebagai sarana bagi siswa untuk mencapai kompetensi (Ernawati dkk,
2021). Salah satu kompetensi penguasaan matematika yaitu menunjukkan sikap
positif dalam bermatematika antara lain logis, kritis, cermat, teliti, jujur,
bertanggung jawab serta tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah,
sebagai wujud implementasi kebiasaan dalam inkuiri dan eksplorasi matematika
(Permendikbud, 2016). Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang
diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar.
Statistika merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam mata pelajaran
matematika di sekolah dasar. Dalam lingkup materi statistika siswa diharapkan
memiliki kompetensi menjelaskan dan membandingkan modus, mean, dan median
dari data tunggal data serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan modus,
mean, dan median dari data tunggal (Permendikbud, 2018). Dalam statistika
terdapat materi ukuran pemusatan data dan penyebaran data (Syaifuddin, dkk.,
2018). Materi tersebut merupakan materi yang dapat menunjang dalam
meningkatkan kemampuan literasi statistis terutama pengumpulan data dan
tampilan data (grafik, frekuensi, tabel, dan diagram lingkaran) (Maryati, 2021).
Indikator kemampuan literasi statistis meliputi kemampuan memahami data,
menginterprestasikan data, dan mengkomunikasikan data (Sabbag, dkk., 2018).
Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa untuk menguasainya agar memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam mata pelajaran matematika khususnya dalam
materi statistika (Maryati, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terdapat masalah yang dialami siswa
dalam pembelajaran matematika materi statistika khususnya ketika guru jarang
2

bahkan tidak menggunakan media pembelajaran. Masalah yang sering terjadi dalam
mengerjakan soal statistika adalah kurangnya pemahaman siswa terkait konsep
dasar statistika (Kusumaningpuri, dkk., 2022). Selain itu, masalah lain yang
dihadapi siswa diantaranya adalah: 1) kesulitan dalam memahami informasi atau
data yang muncul dalam permasalahan (Hariyanti, 2020), 2) kesulitan menyajikan
hasil pengolahan data statistik (Nahdi, dkk., 2021), 4) bosan menghitung dan
mengurutkan data yang disajikan (Kartika & Hanifatulianti, 2022), 3) model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang memotivasi siswa untuk belajar
aktif dan kreatif (Hidayati, dkk., 2021), dan 5) siswa kurang teliti dan tergesa-gesa
dalam mengerjakan soal (Nisa, dkk., 2018).
Hal tersebut sejalan dengan yang terjadi di SDN Merjosari 1, 3, dan 4 Kota
Malang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Jumat, 30
September 2022, diketahui bahwa guru kelas VI di SDN Merjosari 1, 3, dan 4 selalu
menggunakan metode ceramah ketika mengajarkan materi matematika dan pada
materi tertentu, guru menampilkan video pembelajaran. Namun, ketika
mengajarkan materi statistika, guru hanya menggunakan metode ceramah.
Kesulitan yang dihadapi siswa ketika pembelajaran matematika khususnya materi
statistika adalah kurangnya keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru,
siswa tidak berkonsentrasi ketika guru menjelaskan materi, siswa merasa bosan
yang terlihat ketika siswa bermain sendiri atau berbicara dengan temannya, siswa
yang kurang memahami konsep, dan siswa yang bingung ketika mengerjakan soal-
soal latihan. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam menghadapi kesulitan tersebut
adalah dengan mengulang penjelasan materi statistika.
Kegiatan mengulang penjelasan materi dianggap kurang efektif sehingga
dibutuhkan media sebagai penunjang pembelajaran. Media pembelajaran adalah
alat bantu untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep saat belajar
mengajar (Untari, 2019). Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat
ditanggapi secara tepat oleh guru dengan cara mengoptimalkan perangkat
pembelajaran (Fatimah, dkk., 2018). Pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat meningkatkan minat, mengarahkan perhatian siswa,
3

menimbulkan motivasi belajar, dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu


(Wahab, 2021).
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, sekolah
khususnya kelas VI membutuhkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa, meningkatkan konsentrasi siswa, mengatasi rasa bosan yang
dialami siswa ketika pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa terhadap suatu materi pelajaran. Oleh karena itu, peneliti
mengembangkan alternatif pemecahan masalah yaitu media pembelajaran konkret
berupa media bola basket kecil. Media konkret adalah benda nyata yang dapat
dihadirkan di ruang untuk keperluan proses pembelajaran (Sanaky, 2011). Media
konkret juga dapat diartikan sebagai media media nyata yang dapat dilihat dan
diraba atau didengar serta dapat dihadirkan untuk keperluan proses pembelajaran
(Setiawan, 2020).
Berdasarkan paparan tersebut, dalam penelitian ini bola basket yang
berukuran kecil merupakan media konkret. Benda konkret merupakan bentuk dari
media tiga dimensi seperti apel, kelereng, lidi, kerikil, bola dalam bentuk nyata
untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal (Russefendi, 1992). Bola basket
kecil merupakan media konkret karena siswa dapat melihat dan meraba bola
tersebut yang dihadirkan di kelas. Selain bola, dalam media ini terdapat ring basket
yang digunakan untuk melatih motorik anak dan melatih konsentrasi anak. Anak
diajak agar bisa fokus sehingga dapat memasukan bola ke dalam ring (Romadhon
& Supena, 2021). Motorik anak yang dimaksud adalah motorik halus yakni melatih
koordinasi jari-jari tangan dan mata untuk memasukkan bola basket ke dalam ring-
ring yang tersedia. Keterampilan motorik halus berhubungan dengan kemampuan
siswa menggunakan otot-otot kecilnya khususnya jari-jari tangannya (Jannah &
Setyawan, 2022).
Menurut Jean Piaget, tahap perkembangan kognitif usia 7-12 tahun
merupakan tahap operasional konkret (Suarjana, 2016). Mengingat usia siswa SD
berkisar antara 7-12 tahun, maka siswa SD termasuk dalam tahapan perkembangan
operasional konkret. Perkembangan kognitif anak pada tahap ini ditandai dengan
perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional sehingga memecahkan
4

masalah secara logis, tetapi mereka tidak dapat berpikir secara abstrak atau
hipotesis (Agustyaningrum, dkk., 2022). Oleh karena itu, pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu pendekatan yang efektif
digunakan di SD. Selain itu, PMRI juga dapat mengubah pikiran siswa SD dari
abstrak menjadi nyata (Dana Winaya, dkk., 2020).
Pengembangan media pembelajaran berbasis PMRI dikembangkan melalui
media bola basket kecil. Penggunaan media ini bertujuan agar siswa tidak bosan,
dan mendapatkan gambaran konkret mengenai statistika. Sejalan dengan hal
tersebut, hasil penelitian Nurlaela (2020) tentang penerapan pohon maja kreatif
pada pembelajaran mean, median, dan modus dengan bantuan CD interaktif
menunjukkan hasil yaitu penggunaan permainan tersebut dapat meningkatkan
antusias, keaktifan siswa, dan kualitas pembelajaran sehingga siswa memahami
materi yang diberikan. Penelitian Wafiyah (2021) tentang penggunaan media box
diamond dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman materi siswa sekolah
dasar.
Penelitian Dana Winaya (2020) tentang perangkat pembelajaran
matematika materi pengolahan data berbasis pendekatan PMRI menunjukkan
bahwa perangkat pembelajaran tersebut layak digunakan. Penelitian Setiawan
(2020) tentang model pembelajaran matematika SD berbasis permainan tradisional
dan pendekatan matematika realistik menunjukkan bahwa siswa dapat bermain dan
mengenal budaya Indonesia melalui permainan tradisional dan mengajak siswa
belajar matematika yang lebih aplikatif. Penelitian Saidah (2022) tentang alat
peraga M3 (mean, modus, median) dengan menerapkan konsep statistika di tingkat
menengah menghasilkan alat peraga M3 yang valid, praktis, dan efektif.
Dengan demikian, sebagai pelengkap penelitian terdahulu, peneliti tertarik
mengembangkan penelitian tentang materi statistika yang berbeda dengan
penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
pada penelitian ini dikembangkan media pembelajaran berupa permainan bola
basket berukuran kecil yang menerapkan konsep statistika dan berbasis PMRI yang
didasarkan pada teori Piaget. Adapun penelitian yang dikembangkan berjudul
5

“Pengembangan Media BOCIL (Bola Basket Kecil) Berbasis Pendidikan


Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Materi Statistika Kelas VI Sekolah Dasar”.

B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan pengembangan ini
sebagai berikut.
1. Menghasilkan media pembelajaran konkret berupa permainan bola basket kecil
materi statistika yang valid menurut ahli materi, ahli media, dan pengguna
(guru).
2. Menghasilkan media pembelajaran konkret berupa permainan bola basket kecil
yang praktis dan menarik bagi guru dan siswa.
3. Menghasilkan media pembelajaran konkret berupa permainan bola basket kecil
yang efektif bagi siswa.

C. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan


Penelitian ini menghasilkan produk untuk siswa yaitu media pembelajaran
berupa permainan bola basket berukuran kecil. Spesifikasi media ini yakni sebagai
berikut.
1. Permainan bola basket kecil yang dihasilkan dibuat dengan ukuran panjang 50
cm dan lebar 30 cm.
2. Tinggi dinding tempat ring bola basket adalah 40 cm. Dinding sebelah kanan
dan kiri arena juga dibuat miring dengan ketinggian 20 cm sampai 10 cm.
3. Arena permainan bola basket kecil terbuat dari triplek dan kardus yang terdiri
dari sebagai berikut:
a. 6 ring basket
b. 10 bola basket
c. terowongan dan lintasan bola basket yang keluar
d. ketapel sebagai alat pelempar bola basket
6

4. Penempatan ring bola basket yaitu 3 ring menempel di dinding arena, 2 ring di
tengah, dan 1 ring di depan agar siswa merasa lebih tertantang untuk
memasukkan bola basket.
5. Arena permainan bola basket dibuat miring agar bola basket dapat
menggelinding setelah masuk ring atau ketika bola basket tidak masuk ring.
6. Bola basket akan menggelinding melewati terowongan kemudian berhenti di
lintasan yang telah disediakan.
7. Pada masing-masing bola basket diberi angka yang berupa tinggi badan yakni
133, 137, 139, 142, 145, 148, 150, 155, 157, 163.
8. Permainan ini dilengkapi dengan buku petunjuk penggunaan dan kartu soal
untuk siswa yang terpisah dengan arena bola basket.
9. Permainan ini juga dilengkapi kemasan agar memudahkan untuk dibawa
kemana-kemana.
Permainan bola basket kecil didominasi oleh warna yang beragam sehingga
memberikan tampilan yang menarik dengan tujuan agar siswa termotivasi untuk
memainkan permainan ini.

D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan


Penelitian pengembangan media permainan bola basket kecil ini diharapkan
dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Pentingnya
penelitian dan pengembangan ini perlu dilakukan antara lain sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian diharapkan dapat berkontribusi dalam bidang pendidikan
khususnya media pembelajaran, menambah pengetahuan mengenai
perngembangan media pembelajaran statistika berbasis PMRI dan/atau berdasarkan
teori Piaget serta sebagai sumber informasi untuk penelitian sejenis pada masa yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis terdiri dari sebagai berikut.
7

a. Bagi Siswa
Produk penelitian yang dikembangkan ini diharapkan dapat meningkatkan
meningkatkan minat siswa untuk belajar statistika, mengatasi rasa bosan siswa
ketika pembelajaran statistika, dan memudahkan siswa dalam memahami
materi statistika.
b. Bagi Guru
Produk yang dikembangkan ini dapat dijadikan sebagai salah satu media
pembelajaran yang membantu guru dalam dalam menciptakan suasana kelas
dimana siswa menjadi aktif dan bersemangat ketika pembelajaran statistika
serta sebagai informasi untuk menentukan media pembelajaran statistika yang
sesuai dengan perkembangan siswa.
c. Bagi Sekolah
Produk penelitian pengembangan ini dapat dijadikan tambahan media
pembelajaran statistika di sekolah dasar dan memberi saran dalam mengatasi
siswa yang tidak berkonsentrasi atau siswa yang jenuh ketika pembelajaran
statistika di kelas.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian pengembangan ini dapat dijadikan salah satu rujukan dalam
mengembangkan media pembelajaran pada materi dan/atau kelas yang berbeda.

E. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan


Keterbatasan dalam penelitian dan pengembangan ini dipaparkan sebagai
berikut.
a. Penyusunan media terbatas pada satu kompetensi dasar (KD) yang berkaitan
dengan materi statistika di kelas VI yaitu KD 3.8 Menjelaskan dan
membandingkan modus, median, dan mean dari data tunggal untuk menentukan
nilai mana yang paling tepat mewakili data.
b. Uji coba yang dilaksanakan adalah uji coba kelompok kecil yang terdiri dari
enam siswa kelas VI di SDN Merjosari 1 Kota Malang
c. Uji coba kelompok besar yang terdiri diri dari dua puluh delapan siswa kelas
VI di SDN Merjosari 4.
8

F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran berbeda terhadap media bola basket kecil
yang dikembangkan, perlu adanya penegasan beberapa istilah. Berikut ini diuraikan
definisi operasional dari istilah-istilah yang terkait dalam penelitian.
1. Media bola basket kecil adalah media visual yang pesannya hanya bisa
ditangkap oleh indera penglihatan. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika
menggunakan media visual adalah melihat dan mengobservasi. Dalam
penelitian ini, media bola basket kecil merupakan media visual berbentuk
konkret (nyata) yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman
secara langsung ketika menggunakannya. Siswa tidak hanya melihat dan
mengobservasi, melainkan juga meraba dan memainkannya sehingga dapat
meningkatkan keaktifan, konsentrasi, dan mengatasi rasa bosan siswa.
2. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah teori pembelajaran
yang melibatkan hal-hal nyata dan pengalaman siswa. Dalam penelitian ini,
PMRI ditunjukkan melalui media bola basket kecil dimana media tersebut
adalah media konkret (nyata) dan siswa akan memasukkan bola basket ke dalam
ring yang merupakan kegiatan yang ada di lingkungan sekitar siswa.
3. Materi statistika adalah materi yang berkaitan dengan pengumpulan, analisis,
dan penyajian data. Materi statistika di sekolah dasar khususnya kelas VI SD
berfokus pada pengolahan dan penafsiran data yang meliputi mengurutkan data,
menentukan mean, median, dan modus. Dalam penelitian ini, materi statistika
yang digunakan adalah mengurutkan data, menentukan mean, median, dan
modus. Materi statistika ini ditunjukkan dalam bentuk media bola basket kecil
dimana siswa akan memainkan permainan bola basket untuk mengumpulkan
data kemudian mengolah data berdasarkan kartu soal. Media ini didesain untuk
diterapkan di awal pembelajaran agar dapat membantu proses penyampaian
materi pelajaran saat itu.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab Kajian Pustaka secara berturut-turut dijelaskan mengenai (a) teori
perkembangan kognitif Piaget; (b) media pembelajaran; (c) Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI); (d) materi statistika kelas VI SD; (e) penelitian yang
relevan; dan (f) kerangka berpikir.

A. Teori Perkembangan Kognitif Piaget


Setiap anak atau siswa akan mengalami perkembangan kognitif
(Agustyaningrum, dkk., 2022). Perkembangan kognitif adalah bidang studi dalam
ilmu saraf dan psikologi yang berfokus pada bagaimana manusia berpikir,
mengeksplorasi, dan memecahkan masalah (Huang, 2021). Tokoh yang membahas
perkembangan kognitif salah satunya adalah Jean Piaget.
Jean Piaget telah meneliti mengenai tahap-tahap pribadi serta perubahan
usia yang mempengaruhi kemampuan belajar individu (Juwantara, 2019). Jean
Piaget adalah seorang psikolog yang menyelidiki tentang pertumbuhan struktur
yang memungkinkan individu mengalami penyesuaian diri dengan lingkungannya
serta meneliti perkembangan intelektual atau kognisi atas dasar bahwa struktur
intelektual terbentuk di dalam individu akibat interaksinya dengan lingkungan
(Soemanto, 1998).
Definisi perkembangan kognitif Jean Piaget adalah tergantung pada cara
seorang anak berinteraksi dengan lingkungan (Agustyaningrum, dkk., 2022). Piaget
mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif pada anak-anak dan remaja
yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal
(Moreno, 2010). Berikut adalah uraian tentang tahapan perkembangan kognitif
Piaget.
10

1. Tahap sensorimotor
Perkembangan kognitif tahap ini terjadi pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini,
anak tidak bisa memisahkan diri dengan lingkungannya (Setiono, 2009). Anak
mengembangkan pemahamannya tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dan gerakan motorik (menggapai,
menyentuh). Perkembangan utama dalam tahap ini adalah adanya pemahaman
bahwa ada objek dan peristiwa yang terjadi secara alami di dunia melalui tindakan
seseorang (Agustyaningrum, dkk., 2022). Bagi Piaget, masa ini sangat penting
untuk pembinaan perkembangan pemikiran anak sebagai dasar untuk
mengembangkan intelegensinya (Desmita, 2010).
2. Tahap pra-operasional
Tahap perkembangan ini terjadi pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak
mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar (Marinda,
2020a). Anak-anak pada tahap ini berpikir pada tingkat simbolis tetapi belum
menggunakan manipulasi kognitif, artinya anak tidak bisa menggunakan logika
seperti mengubah, menggabungkan atau memisahkan ide dan pikiran
(Agustyaningrum, dkk., 2022). Cara berpikir anak pada tahap ini bersifat tidak
sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis (Marinda, 2020b).
3. Tahap operasional konkret
Tahap operasional konkret terjadi pada usia 7-11 atau 12 tahun.
Perkembangan kognitif pada tahap ini ditandai dengan perkembangan pemikiran
anak yang rasional dan terorganisir (Agustyaningrum, dkk., 2022). Pada tahap ini,
anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa konkret dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda, namun
belum bisa memecahkan masalah yang abstrak (Marinda, 2020b).
4. Tahap perilaku formal
Tahap ini terjadi pada usia 11 atau 12 tahun keatas. Pada tahap ini, anak
mampu menalar dan menarik kesimpulan dari informasi yang ada tanpa harus
berhadapan langsung dengan informasi dan objeknya (Haryani & Andriani, 2013).
Pada tahap ini, anak sudah mulai memikirkan pengalaman yang konkret dan
memikirkannya secara logis, abstrak, dan idealis (Marinda, 2020b).
11

Pada penelitian ini, sampel yang diteliti adalah adalah siswa kelas VI yang
berusia 11 atau 12 tahun. Mengingat usia siswa SD berkisar antara 7-12 tahun, maka
siswa SD termasuk dalam tahapan operasional konkret. Berdasarkan uraian tentang
tahap operasional konkret, diketahui jika siswa SD dapat berpikir secara logis dan
terorganisir. Siswa juga dapat melakukan penalaran yang membutuhkan benda
konkret.

B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar terutama di sekolah dasar media sangat
penting. Media pembelajaran adalah alat bantu untuk membantu siswa dalam
memahami suatu konsep saat belajar mengajar (Untari, 2019). Media pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai media-media yang digunakan dalam pembelajaran,
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar ke penerima pesan (Wahab, 2021).
Sejalan dengan hal tersebut, media pembelajaran dapat diartikan sebagai
alat bantu dan sumber belajar yang dapat mempermudah pendidik menyampaikan
materi pelajaran yang akan diajarkan, serta dapat memperkaya wawasan peserta
didik dan mempertinggi hasil belajar peserta didik (Frasandy & Anggaraini, 2021).
Secara singkat, media berarti alat bantu yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan informasi kepada siswa selama pembelajaran.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Media pembelajaran memiliki fungsi yang dianggap baik saat pesan
tersebut sesuai dengan esensi pesan yang dimaksud (Pakpahan, dkk., 2020). Salah
satu fungsi media pembelajaran adalah untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan sehingga tujuan pelajaran menjadi lebih baik dan sempurna (Kustandi
& Darmawan, 2020). Fungsi media pembelajaran terdiri dari dua yaitu bagi guru
dan siswa (Rohani, 2019). Fungsi media pembelajaran bagi guru yakni sebagai
berikut (Rohani, 2019).
a. Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan.
12

b. Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.


c. Memberikan kerangka sistematis mengajar dengan baik.
d. Memudahkan kendali guru terhadap materi pelajaran.
e. Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.
f. Membangkitkan rasa percaya diri seorang guru.
g. Meningkatkan kualitas pelajaran.
Sedangkan fungsi media pembelajaran bagi siswa yakni sebagai berikut.
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Memberikan dan meningkatkan variasi belajar.
c. Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan siswa untuk belajar.
d. Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematis sehingga
memudahkan siswa untuk belajar
e. Merangsang siswa untuk berfokus dan beranalisis.
f. Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.
g. Siswa dapat memahami materi pelajaran.
Media pembelajaran juga memiliki manfaat. Secara umum, media
pembelajaran bermanfaat untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien (Wahab, 2021). Secara lebih
khusus, manfaat media pembelajaran yakni sebagai berikut (Rohani, 2019).
a. Dapat memberi kemudahan belajar bagi siswa dan kemudahan mengajar bagi
guru.
b. Melalui alat bantu, konsep (tema) pengajaran yang abstrak dapat diwujudkan
dalam bentuk konkret.
c. Kegiatan belajar mengajar menjadi tidak membosankan.
d. Semua indera dapat berinteraksi sehingga kelemahan dari salah satu indera
dapat diimbangi oleh indera lain.
13

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Media pembelajaran terdiri dari empat jenis yang didasarkan pada bentuk
partisipasi siswa dalam pembelajaran (Yuniastuti, dkk., 2021). Jenis-jenis media
pembelajaran tersebut yakni sebagai berikut.
a. Media audio, media yang pesannya hanya bisa ditangkap oleh indera
pendengaran. Cara terbaik dalam memaksimalkan proses penyampaian pesan
melalui media audio adalah dengan mengoptimalkan sumber suara misalnya
dengan membesarkan volume suara atau meningkatkan kualitas suara. Media
yang termasuk media audio contohnya adalah radio, alat perekam, dan lain-lain.
b. Media visual, media yang pesannya hanya bisa ditangkap oleh indera
penglihatan. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika guru menggunakan
media visual adalah sekadar melihat dan mengobservasi. Media yang termasuk
media visual contohnya adalah koran, globe, diagram, poster, foto, dan lain-
lain.
c. Media audio-visual, media yang pesannya bisa ditangkap oleh indera
penglihatan sekaligus pendengaran. Media audio-visual terbagi menjadi dua
jenis yaitu media audio-visual murni dan media audio-visual tidak murni
(Munadi, 2013). Media audio-visual murni dilengkapi dengan peralatan suara
dan gambar dalam satu unik sekaligus, contohnya seperti televisi. Sedangkan
media audio-visual non tidak murni adalah media visual non cetak yang
perangkat pemutar suaranya terpisah menjadi unit lain, contohnya seperti
pemakaian slide diiringi dengan rekaman kaset yang diputar dalam tempat atau
waktu yang bersamaan.
d. Multimedia, media yang mengandalkan banyak bahasa manusia agar
informasinya bisa ditangkap oleh berbagai indera manusia seperti pendengaran,
penglihatan, dan lain-lain. Salah satu contoh multimedia adalah komputer.
Komputer dapat melibatkan indera pendengaran, penglihatan, dan gerak (gerak
tangan) sekaligus.
Media yang dikembangkan pada penelitian ini adalah media bola basket
kecil yang termasuk dalam jenis media visual karena pesannya hanya bisa
ditangkap oleh indera penglihatan. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa ketika
14

menggunakan media visual adalah melihat dan mengobservasi. Media pada


penelitian ini merupakan media visual berbentuk konkret (nyata) yang
memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung ketika
menggunakannya. Siswa tidak hanya melihat dan mengobservasi, melainkan juga
meraba dan memainkannya sehingga dapat meningkatkan keaktifan, konsentrasi,
dan mengatasi rasa bosan siswa.

C. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)


Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan terjemahan
dari Realistic Mathematics Education atau yang dapat disingkat RME. PMRI
adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal nyata atau hal-hal yang
pernah dialami siswa, menekankan proses, berdiskusi dan berkolaborasi serta
berargumentasi dengan teman sekelas sehingga siswa dapat menemukan sendiri
(student centered) (Yuniawatika, dkk., 2016).
Pendekatan PMRI dapat mengubah pemikiran siswa SD dari yang abstrak
menjadi nyata ( Dana Winaya, dkk., 2020). Pendekatan PMRI diawali oleh masalah
di dunia nyata agar dalam belajar matematika siswa mendapatkan kesempatan
sendiri dalam menemukan konsep-konsep matematika (Ermawati & Riswari,
2020). Dengan menemukan konsep matematika secara mandiri, siswa dapat
termotivasi untuk belajar matematika dan pelajaran yang diperolehnya akan
melekat dalam ingatan (Rodiat, dkk., 2022).
Dalam pendekatan PMRI dijelaskan bahwa ketika pembelajaran
matematika siswa harus aktif dan harus membangun ide-ide matematika secara
mandiri. Siswa dapat membangun ide-ide matematika melalui penyelesaian
masalah kontekstual dengan caranya sendiri dan melakukan pengamatan terhadap
benda-benda di sekitarnya kemudian siswa akan menyimpulkan konsep, rumus, dan
pengertian dalam matematika dengan arahan dari gurunya (Rahayu & Hernadi,
2020).
Pada proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI, guru
hanya berperan sebagai fasilitator (Rahayu & Hernadi, 2020). Guru juga berperan
sebagai moderator dan evaluator (Yuniawatika, dkk., 2016). Dapat dikatakan
15

bahwa pendekatan PMRI adalah pendekatan yang berpusat pada siswa (student
centered) yang bertujuan agar siswa dapat menemukan sendiri konsep yang terkait
dengan pembelajaran matematika dan siswa dapat lebih mudah dalam memahami
pembelajaran matematika (Meirisa, dkk., 2018). Pendekatan PMRI menuntut agar
lingkungan bermain siswa dapat dijadikan bahan pembelajaran yang konkret (Dana
Winaya, dkk., 2020). Selain itu, bentuk kegiatan sehari-hari juga dapat dituangkan
menjadi bahan pembelajaran yang konkret (Sampeuli, 2019).
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah teori
pembelajaran yang melibatkan hal-hal nyata dan pengalaman siswa. Pada penelitian
ini, PMRI ditunjukkan melalui media bola basket kecil dimana media tersebut
adalah media konkret (nyata) dan siswa mengaplikasikan konsep statistika dalam
bentuk kegiatan memasukkan bola basket ke dalam ring yang merupakan kegiatan
yang ada di lingkungan sekitar siswa.

D. Materi Statistika Kelas VI SD


Statistika adalah ilmu yang berkaitan dengan pengumpulan, analisis,
interpretasi, dan penyajian data (Gide, 1967). Statistika juga dapat diartikan sebagai
suatu kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam
bentuk tabel dan atau diagram yang menggambarkan suatu masalah tertentu. Pada
umumnya suatu data dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang berkaitan
dengan suatu keadaan atau peristiwa tertentu.
Statistika merupakan materi penting dalam matematika yang diajarkan
kepada siswa sekolah dasar. Materi statistika pada kelas VI SD berfokus pada dua
pembahasan yaitu mengolah data dan menafsirkan data (Syaifuddin, dkk., 2018).
Pengolahan data meliputi mengurutkan data, median, mean, dan modus. Kedua
pokok bahasan tersebut disatukan dalam satu kompetensi dasar (KD) yaitu KD 3.8
menjelaskan dan membandingkan modus, median, dan mean dari data tunggal
untuk menentukan nilai mana yang paling tepat mewakili data (Permendikbud,
2018). Pokok bahasan tersebut diuraikan sebagai berikut.
16

1. Mengurutkan data
Mengurutkan data bertujuan untuk mendapatkan nilai tertinggi atau
terendah. Dengan mengurutkan data, siswa akan lebih mudah membaca data,
membandingkan data, dan menyajikannya dalam bentuk tabel, diagram, dan
sebagainya (Syaifuddin, dkk., 2018.).
Contoh: Data tinggi badan pemain basket putri SMP Sejahtera sebagai berikut.
160 155 168 167 160
Jika dilakukan penyusunan maka diperoleh data sebagai berikut:
a. Data diurutkan berdasarkan yang paling pendek
155 160 160 167 168
b. Data diurutkan berdasarkan yang frekuensi
155 160 160 167 168

2. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul. Biasanya suatu data
memiliki satu modus, tapi ada data yang tidak memiliki modus ataupun data yang
memiliki modus lebih dari satu (Syaifuddin, dkk., 2018). Modus dapat dicari
dengan mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar kemudian melihat nilai
data yang paling sering muncul atau nilai data yang frekuensinya paling besar.
Contoh: Data tinggi badan pemain basket putri SMP Sejahtera sebagai berikut.
160 155 168 167 160
Jika dilakukan penyusunan data maka diperoleh data sebagai berikut.
a. Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar
155 160 160 167 168
b. Data diurutkan berdasarkan frekuensi
155 160 160 167 168
Dari data di atas terlihat bahwa nilai 160 yang paling sering muncul yaitu sebanyak
dua kali. Jadi, modus data tersebut adalah 160.
17

3. Median
Median adalah nilai tengah suatu data (Syaifuddin, dkk., 2018). Langkah
awal untuk menentukan median adalah dengan mengurutkan data dari yang terkecil
sampai terbesar. Setelah diurutkan, maka nilai data yang terletak di tengah (nilai
data yang membagi distribusi data menjadi dua bagian yang sama) disebut median.
Jika banyaknya data ganjil, maka nilai data yang terletak tepat di tengah adalah
median. Namun, jika banyaknya data genap, maka nilai rata-rata (mean) dari dua
nilai data yang terletak di tengah adalah median.
Contoh: Data tinggi badan pemain basket putri SMP Sejahtera sebagai berikut.
160 155 168 167 160
Jika dilakukan penyusunan data dari yang terkecil sampai terbesar maka diperoleh
data sebagai berikut.
155 160 160 167 168
Banyaknya data diatas ganjil sehingga median dari data tersebut merupakan nilai
data yang terletak di tengah setelah diurutkan yaitu 160. Jadi, median dari data
tersebut adalah 160.

4. Mean
Mean adalah nilai rata-rata dari sekumpulan data (Syaifuddin, dkk., 2018).
Mean diperoleh dengan menjumlahkan semua data kemudian membaginya dengan
banyaknya data. Jumlah data diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai data
yang ada.
Contoh: Data tinggi badan pemain basket putri SMP Sejahtera sebagai berikut.
160 155 168 167 160
Dari data diatas diketahui jika banyaknya data ada 5
Jumlah semua data adalah 160 + 155 + 168 + 167 + 160 = 49
160 + 155 + 168 + 167 + 160 810
Mean yang diperoleh adalah = = 162
7 5

Jadi, mean dari data tersebut adalah 162.


Pada penelitian ini materi statistika merupakan suatu kumpulan data dalam
bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel dan/atau
18

diagram yang menggambarkan suatu masalah tertentu. Kajian yang digunakan


adalah mengurutkan data, menentukan modus, median, dan mean.

E. Penelitian Yang Relevan


Penelitian ini membutuhkan referensi terdahulu yang relevan yakni
referensi yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan
No. Penelitian Judul Hasil Penlitian Persamaan Perbedaan
1 Gede Pengembangan Berdasarkan hasil - Pada mata - Pengembangan
Sarwa Perangkat penelitian pelajaran perangkat
Merta Pembelajaran menunjukkan matematika pembelajaran
Dana Matematika bahwa perangkat materi statistika berupa RPP dan
Winaya, I Materi pembelajaran - Penelitian LKPD
Ketut Pengolahan matematika materi berbentuk - Sampel yang
Dibia & Ni Data Berbasis pengolahan data penelitian diteliti kelas V
Wayan Pendekatan berbasis pengembangan SD
Rati (2020) PMRI pendekatan PMRI - Pengembangan - Menggunakan
teruji validitas berbasis PMRI model
isinya dan siap pengembangan
untuk digunakan 4D
2 Yohana Pengembangan Berdasarkan hasil - Pada mata - Pengembangan
Setiawan Model penelitian pelajaran perangkat
(2020) Pembelajaran menunjukkan matematika pembelajaran
Matematika bahwa siswa - Menggunakan yaitu RPP dan
SD Berbasis dapat bermain pendekatan LKPD
Permainan sambil mengenal matematika - Sampel yang
Tradisional budaya Indonesia realistik diteliti guru
Indonesia dan dan belajar matematika SD
Pendekatan matematika yang - Menggunakan
Matematika lebih aplikatif model
Realistik melalui model pengembangan
pembelajaran Borg & Gall
berbasis
permainan
tradisional dengan
pendekatan RME
3 Amiroh Pengembangan Berdasarkan hasil - Pada mata - Digunakan
Nur media penelitian pelajaran untuk
Wafiyah pembelajaran menunjukkan matematika meningkatkan
(2021) box diamond bahwa materi statistika hasil belajar
materi penggunaan - Pengembangan siswa dan
pengolahan media box media keaktifan siswa
data dalam diamond dapat pembelajaran dalam proses
peningkatan meningkatkan - Media pembelajaran
hasil belajar hasil belajar dan pembelajaran
19

No. Penelitian Judul Hasil Penlitian Persamaan Perbedaan


Matematika di pemahaman konkret yang - Sampel yang
Madrasah konsep materi memberi diteliti siswa
Ibtidaiyah statistika siswa pengalaman kelas V SD
sekolah dasar langsung pada - Menggunakan
siswa model
pengembangan
4D
4 Nisfu Laili Pengembangan Berdasarkan hasil - Pada mata - Sampel yang
Saidah & Alat Peraga penelitian pelajaran diteliti siswa
Siti Faizah M3 (Mean, menunjukkan matematika kelas VIII B
(2022) Modus, bahwa alat peraga materi statistika SMP Islam
Median) M3 (mean, - Pengembangan Mbah Bolong
dengan modus, median) media Watugaluh
Menerapkan berkualitas baik pembelajaran - Menggunakan
Konsep karena memenuhi - Media model Borg &
Statistika tiga kriteria yakni pembelajaran Gall
untuk Siswa di valid, praktis, dan konkret yang
Tingkat efektif memberi
Menengah pengalaman
langsung pada
siswa

5 Nunung Penerapan Berdasarkan hasil - Pada mata - Penelitian


Nurlaela Permainan penelitian pelajaran berbentuk
(2020) Pohon Maja menunjukkan matematika penelitian
Kreatif Pada bahwa minat materi statistika tindakan kelas
Pembelajaran belajar - Pengembangan - Bertujuan
Mean, Median matematika dalam media untuk
Dan Modus menentukan nilai pembelajaran meningkatkan
Dengan mean, median, - Media minat dan hasil
Bantuan dan modus pada pembelajaran belajar siswa
Media CD sekolah dasar dapat siswa - Menghasilkan
Interaktif dapat meningkat lebih mudah media
melalui media memahami pembelajaran
pohon maja materi yang yang interaktif
kreatif sehingga diberikan
siswa lebih mudah - Sampel yang
memahami materi diteliti siswa
yang diberikan kelas VI SD

Berdasarkan tabel diatas, peneliti mengembangkan penelitian tentang


materi statistika yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian ini dikembangkan media
pembelajaran berupa permainan bola basket berukuran kecil yang menerapkan
konsep statistika dan berbasis PMRI yang didasarkan pada teori Piaget. Media bola
20

basket kecil merupakan media visual berbentuk konkret (nyata) yang


memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung ketika
menggunakannya. Siswa tidak hanya melihat dan mengobservasi, melainkan juga
meraba dan memainkannya sehingga dapat meningkatkan keaktifan, konsentrasi,
dan mengatasi rasa bosan siswa.

F. Kerangka Berpikir
Pada penelitian ini, media pembelajaran dikembangkan melalui serangkaian
proses dan kerangka berpikir yang sistematis. Kerangka berpikir tersebut disajikan
dalam bagan sebagai berikut.
21

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Permasalahan
1. Guru menggunakan metode ceramah ketika pembelajaran statistika
2. Guru tidak menggunakan media pembelajaran ketika pembelajaran statistika
3. Siswa tidak berkonsentrasi pada materi statistika yang disampaikan guru
4. Siswa terlihat bosan (bermain sendiri/mengobrol dengan temannya) ketika
pembelajaran statistika
5. Siswa kurang memahami konsep materi statistika
6. Siswa bingung bagaimana mengerjakan soal-soal latihan materi statistika

Alternatif Pemecahan Masalah


- Pengembangan Media BOCIL (Bola Basket Kecil)
- Berbasis PMRI

Analyse Design Development Implementation Evaluation

Pengembangan Media BOCIL yang


- valid bagi ahli materi, ahli media, dan
pengguna (guru)
- praktis bagi guru dan siswa
- efektif bagi siswa

Mengembangkan Media BOCIL (Bola Basket Kecil) Berbasis Pendidikan


Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Materi Statistika Kelas VI Sekolah
Dasar
22

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai (a) metode penelitian dan pengembangan, (b)
prosedur penelitian dan pengembangan, (c) uji coba produk, (d) data penelitian, dan
(e) teknik analisis data. Uraian metode penelitian secara urut sebagai berikut.

A. Model Penelitian dan Pengembangan


Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode R&D
(Research and Development). Metode R&D merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono, 2017). Sedangkan model penelitian dan pengembangan pada
penelitian ini menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Develop,
Implementation, Evaluation) (Branch, 2009). Pemilihan model ADDIE didasarkan
pada dua pertimbangan yakni adanya evaluasi yang dapat dilakukan di setiap
tahapan sehingga memperkecil kesalahan pada produk dan model ini menunjukkan
tahapan-tahapan yang jelas, ringkas, dan saling berkaitan satu dengan yang lain.
Tahapan-tahapan model ADDIE tampak dalam gambar berikut.

Gambar 3.1 Tahapan Model ADDIE

revision Analysis revision

Implementation Evaluation Design

revision Evaluation revision

Sumber: Branch (2009)


23

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan


Prosedur penelitian dan pengembangan dalam penelitian ini merupakan
deskripsi dari lima tahapan model ADDIE yakni sebagai berikut.
1. Analysis (Analisis)
Tahapan analisis terdiri dari analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan
analisis karakteristik siswa. Pada tahap analisis ini dilakukan wawancara dengan
guru kelas VI dan pemberian angket kepada siswa kelas VI di SDN Merjosari 1, 3,
dan 4 Kota Malang. Analisis kurikulum bertujuan untuk mengetahui kurikulum
yang digunakan di sekolah khususnya yang digunakan di kelas VI. Kurikulum
tersebut juga mencakup kompetensi dasar dan materi matematika yang diajarkan
sekolah. Kurikulum yang digunakan di sekolah adalah Kurikulum 2013. Sedangkan
materi statistika yang diajarkan adalah KD 3.8. Analisis kebutuhan didapatkan dari
hasil wawancara dan pemberian angket. Dari hasil wawancara dan pemberian
angket ditemukan bahwa metode yang digunakan guru ketika pembelajaran
statistika adalah metode ceramah. Pada saat pembelajaran statistika, guru tidak
menggunakan media pembelajaran dan bahan ajar apapun. Selain itu, masalah yang
terjadi ketika pembelajaran statistika adalah siswa yang tidak berkonsentrasi ketika
guru menjelaskan materi, siswa yang terlihat bosan, dan siswa yang tidak
memahami konsep statistika sehingga kesulitan dalam mengerjakan soal-soal
latihan. Sedangkan analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengetahui
karakteristik siswa kelas VI selama pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
matematika. Analisis karakteristik siswa berdasarkan tingkat perkembangan
kognitifnya yaitu pada tingkat operasional konkret pada usia 11 atau 12 tahun
menunjukkan bahwa melakukan penalaran menggunakan benda konkret.
2. Design (Perancangan)
Pada tahap ini, perancangan media yang dikembangkan meliputi tahap-
tahap yakni sebagai berikut:
a. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menentukan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Merumuskan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
meliputi metode dan media pembelajaran.
24

d. Menyusun rencana pembuatan media bola basket kecil yang mengacu pada
spesifikasi produk yang telah dibuat.
e. Menyusun storyboard.
f. Menyusun angket validitas produk dan angket respon siswa.
3. Development (Pengembangan)
Pada tahap ini dihasilkan produk akhir yaitu media konkret berupa
permainan bola basket yang berukuran kecil. Kemudian produk divalidasi oleh ahli
materi, ahli media, dan guru sebagai pengguna. Saran dan komentar dari ahli materi,
ahli media, dan guru digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki media yang
dikembangkan agar dapat dinyatakan layak untuk dilakukan uji coba.
4. Implementation (Implementasi)
Tahap ini merupakan tahap uji coba produk kepada siswa. Uji coba
dilakukan sebanyak dua kali yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok
besar. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada enam siswa kelas VI SDN Merjosari
1 Kota Malang. Uji coba kelompok besar dilakukan pada dua puluh delapan siswa
kelas VI SDN Merjosari 4 Kota Malang. Sebelum dan sesudah menggunakan media
pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini, siswa diminta untuk
mengerjakan soal pre test dan post test. Setelah mengerjakan soal post test
dilakukan penyebaran angket respon siswa.
5. Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang
dikembangkan sudah memenuhi harapan atau masih perlu direvisi. Dalam
melakukan evaluasi, nilai validasi ahli materi, ahli media, dan pengguna (guru)
serta angket respon siswa dapat dijadikan acuan dalam memperbaiki media.
Evaluasi dapat dilakukan di tiap tahapan pada model pengembengan ADDIE yakni
pada tahap analysis, design, development maupun implementation.

C. Uji Coba Produk


1. Desain Uji Coba
Desain uji coba dalam penelitian ini berisi kegiatan uji coba yang akan
dilakukan oleh peneliti melalui langkah-langkah sebagai berikut.
25

a. Menentukan subjek coba validasi yang terdiri dari satu ahli materi matematika,
satu ahli media, dan pengguna yaitu guru kelas VI SD.
b. Menyerahkan instrumen penilaian berupa angket penilaian kepada validator.
c. Merevisi media yang telah divalidasi.
d. Menentukan subjek coba validasi yang terdiri dari ahli materi, ahli media, dan
pengguna yaitu guru kelas VI.
e. Menyerahkan instrumen penilaian berupa angket penilaian kepada validator.
f. Merevisi media bola basket kecil yang telah divalidasi.
g. Menentukan subjek uji coba kelompok kecil sebanyak enam siswa.
h. Melakukan uji coba kelompok kecil.
i. Memberikan angket penilaian kepada siswa.
j. Menganalisis data yang diperoleh dari penilaian yang telah dilakukan oleh
siswa.
k. Melakukan revisi (jika ada).
l. Menentukan subjek uji coba kelompok besar sebanyak dua puluh delapan
siswa.
m. Memberikan soal pre test kepada siswa untuk diambil data sebelum
menggunakan media bola basket kecil.
n. Melakukan uji coba kelompok besar.
o. Memberikan angket penilaian kepada siswa.
p. Memberikan soal post test kepada siswa untuk diambil data setelah
menggunakan media bola basket kecil.
q. Menganalisis data yang diperoleh dari penilaian yang telah dilakukan oleh
siswa.
r. Melakukan revisi (jika ada) dari data yang telah (jika ada).

2. Subjek Uji Coba


Subjek uji coba pada penelitian ini terdiri dari sebagai berikut.
26

a. Uji Ahli Materi


Uji ahli materi dilakukan oleh satu orang dosen yang memiliki keahlian
dalam materi matematika untuk menilai kesesuaian materi.
b. Uji Ahli Media
Uji ahli media dilakukan oleh satu orang dosen yang memiliki keahlian
dalam bidang bahan ajar untuk menilai kelayakan media.
c. Uji Pengguna
Uji pengguna dilakukan oleh satu orang guru SD yang berkompetensi
terhadap isi dan materi pembelajaran matematika di SD. Uji pengguna dilakukan
untuk menilai kevalidan dan kepraktisan media. Pada penelitian ini, guru yang
melakukannya adalah Ibu Lina Munfarida, S.Pd selaku guru kelas VI SDN
Merjosari 4 Kota Malang.
d. Uji Kelompok Kecil
Uji kelompok kecil dilakukan terhadap enam siswa kelas VI SDN Merjosari
1 Kota Malang dengan kriteria yakni dua orang siswa berkemampuan tinggi, dua
orang siswa berkemampuan sedang, dan dua orang siswa berkemampuan rendah.
e. Uji Kelompok Besar
Uji kelompok besar dilakukan terhadap dua puluh delapan siswa kelas VI
SDN Merjosari 4 Kota Malang. Siswa-siswa tersebut dibagi menjadi beberapa
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari dua siswa.

D. Data Penelitian
1. Jenis Data
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif merupakan data dengan bentuk deskripsi yang diperoleh
dari wawancara dan saran atau komentar dari ahli materi, ahli media, dan guru.
Sedangkan data kuantitatif merupakan data dengan bentuk angka. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil validasi ahli materi, ahli media, guru, dan siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
27

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara, angket,


dan dokumentasi. Penjabaran dari setiap teknik pengumpulan data yakni sebagai
berikut.
a. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data secara langsung melalui
kegiatan tanya jawab kepada subjek penelitian (Sugiyono, 2017). Wawancara
dilakukan pada hari Jumat, 30 September 2022 di SDN Merjosari 1, 3, dan 4 Kota
Malang dengan guru kelas VI. Pelaksanaan wawancara berdasarkan kisi-kisi
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara

No. Aspek Indikator


1 Kurikulum Kurikulum yang digunakan di sekolah
2 Jumlah siswa Jumlah siswa kelas VI
3 Karakteristik siswa Karakteristik siswa kelas VI
4 Proses pembelajaran Proses pembelajaran di kelas
5 Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan
6 Media pembelajaran Media pembelajaran yang selama ini
digunakan
Media pembelajaran yang cocok dengan
karakteristik siswa
Materi yang membutuhkan media
7 Kesulitan yang dihadapi siswa Kesulitan yang dihadapi siswa selama
pembelajaran
8 Kendala yang dihadapi guru Kendala yang dihadapi guru selama
pembelajaran

b. Angket Validasi
Angket merupakan pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah
pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian (Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini,
angket validasi diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan guru kelas VI.
Pemberian angket validasi bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi ahli materi,
ahli media, dan guru. Angket validasi diukur menggunakan skala Likert yakni
dengan skor 4, 3, 2, dan 1. Kisi-kisi angket validasi yakni sebagai berikut.
28

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Validasi

No. Aspek Ahli Materi Ahli Media Pengguna


(Guru)
1 Kelayakan isi  
2 Penyajian materi  
3 Bahasa   
4 Penyajian media  
5 Penggunaan media  
Sumber: Majid (2013), Zurintan (2021)

c. Angket Respon Guru dan Siswa


Angket ini diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui respon
mereka terhadap produk. Angket respon guru berisi pertanyaan yang diukur dengan
skala Likert. Sedangkan angket respon siswa berisi pertanyaan dengan jawaban
“ya” atau “tidak”. Angket respon siswa diukur dengan skala Guttman. Berikut kisi-
kisi angket respon guru dan siswa.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Respon Guru dan Siswa

No. Aspek Indikator


1 Kepraktisan Media mudah digunakan
Media sesuai dengan materi
Bagian-bagian media jelas dan mudah dipahami
Media memudahkan siswa untuk memahami materi
Media dapat menumbuhkan interaksi antar siswa
Media dapat menambah wawasan dan pengetahuan
2 Kemenarikan Media menarik dan menyenangkan
Media dapat mengurangi rasa bosan
Media dapat meningkatkan semangat
Sumber: Majid (2013), Sitepu (2012), Zurintan (2021)

d. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui keefektifan suatu produk (Sugiyono,
2017). Pada penelitian ini, tes yang digunakan adalah pre test dan post test. Tes
tersebut ditujukan kepada siswa. Pre test bertujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi sebelum menggunakan media. Sedangkan post test bertujuan
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi setelah menggunakan media.
29

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test

No. Aspek Indikator


1 Modus Menjelaskan definisi modus
Menentukan modus data tunggal
2 Median Menjelaskan definisi median
Menentukan median data tunggal
3 Mean Menjelaskan definisi mean
Menentukan mean data tunggal

E. Teknik Analisis Data


1. Analisis Data Kualitatif
Metode analisis data kualitatif pada penelitian ini menggunakan metode
analisis data deskriptif. Metode analisis data deskriptif adalah metode yang
digunakan dengan cara mendeskripsikan data sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2017). Data berupa saran dan komentar dari ahli materi, media, dan guru
dianalisis menggunakan metode analisis data deskriptif.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa
angka. Data tersebut bersumber dari hasil validasi ahli materi, media, pengguna
(guru), respon siswa, dan hasil tes siswa.
Metode analisis data kuantitatif hasil validasi para ahli menggunakan skala
Likert. Berikut skala Likert yang digunakan untuk menganalisis hasil validasi para
ahli.
Tabel 3.5 Skala Likert

Skor Penilaian
4 Sangat baik
3 Baik
2 Tidak baik
1 Sangat tidak baik
Sumber: modifikasi dari Sugiyono (2017)
30

Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan rumus yakni sebagai


berikut (Akbar, 2017).
𝑇𝑠𝑒
𝑉𝑎ℎ = 𝑥 100%
𝑇𝑠ℎ
Keterangan:
Vah = Validasi ahli
Tse = Total skor empirik yang dicapai
Tsh = Total skor empirik yang diharapkan
Persentase yang diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus dapat
diartikan kedalam tabel berikut.
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kevalidan

Tingkat Pencapaian (%) Kriteria Penilaian


85,01 – 100,00 Sangat valid Dapat digunakan tanpa revisi
70,01 – 85,00 Cukup valid Dapat digunakan, namun perlu
direvisi kecil
50,01 – 70,00 Kurang valid Boleh digunakan dengan revisi
besar
01,00 – 50,00 Tidak valid Tidak boleh digunakan
Sumber: Akbar (2017)

Media pembelajaran dapat dikatakan sangat valid apabila tingkat


pencapaiannya bernilai ≥ 85,01%. Media pembelajaran yang mendapat nlai tersebut
dapat digunakan tanpa melakukan revisi. Selain itu, media dapat dikatakan valid
apabila bernilai antara 70,01% – 85,00%. Media pembelajaran yang mendapat nilai
tersebut berarti media pembelajaran dapat digunakan namun perlu dilakukan revisi
kecil.
Metode analisis data kuantitatif dari respon guru menggunakan skala Likert
seperti pada tabel 3.4. Sedangkan respon siswa menggunakan skala Guttman yakni
sebagai berikut.
Tabel 3.7 Skala Guttman

Skor Penilaian
1 Ya
0 Tidak
Sumber: Sugiyono (2017)
31

Selanjutnya data hasil angket respon siswa diolah dan menggunakan rumus
yakni sebagai berikut (Sugiyono, 2017).
∑𝑥
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Keterangan:
P = Persentase skor
∑𝑥 = Jumlah skor
N = Jumlah skor maksimal
Persentase yang merupakan hasil dari perhitungan menggunakan rumus
dapat diartikan kedalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kepraktisan

Tingkat Pencapaian (%) Kriteria Penilaian


76 ≤ P ≤ 100 Sangat menarik Dapat digunakan tanpa revisi
dan praktis
51 ≤ P ≤75 Menarik dan Dapat digunakan, namun
praktis perlu direvisi kecil
26 ≤ P ≤ 50 Kurang menarik Boleh digunakan dengan
dan kurang praktis revisi besar
0 ≤ P ≤25 Tidak menarik dan Tidak boleh digunakan
tidak praktis
Sumber: Sugiyono (2017)

Media pembelajaran dapat dikatakan sangat menarik dan praktis apabila


tingkat pencapainnya bernilai ≥ 76%. Media pembelajaran yang mendapat nlai
tersebut dapat digunakan tanpa melakukan revisi. Selain itu, media dapat dikatakan
praktis dan menarik apabila bernilai antara 51% – 75%. Media pembelajaran yang
mendapat nilai tersebut berarti media pembelajaran dapat digunakan namun perlu
dilakukan revisi kecil.
Pengujian efektivitas dengan memberikan soal pre test dan post test dengan
masing-masing berjumlah sepuluh soal pilihan ganda dengan jenis yang berbeda.
Metode analisis data kuantitatif dari hasil tes siswa diolah menggunakan uji effect
size. Rumus effect size yang digunakan yakni sebagai berikut (Dini, dkk., 2019)).
32

𝛾𝑠 − 𝛾𝑐
δ=
𝑆𝐷
Keterangan:
δ = Effect size
𝛾𝑠 = Nilai rata-rata post test
𝛾𝑐 = Nilai rata-rata pre test
𝑆𝐷 = Standar deviasi
Pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 25.0 untuk mencari standar
deviasi. Standar deviasi digunakan untuk mengukur jumlah variasi atau sebaran
sejumlah nilai data (Thoifah, 2015). Nilai yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan rumus dapat diartikan kedalam tabel berikut.
Tabel 3.9 Interpretasi Effect Size

Effect Size Interpretation


> 1,00 Strong effect (sangat kuat)
0,51 – 1,00 Moderate effect (efek sedang)
0,21 – 0,50 Modest effect (efek sederhana)
0 – 0,20 Weak effect (efek lemah)
Sumber: Dini, dkk., (2019)

Media pembelajaran tersebut dapat dikatakan sangat efektif apabila nilai


effect size > 1,00 yang berarti strong effect (sangat kuat). Semakin besar nilai effect
size maka semakin besar efek pula efek media pembelajaran tersebut terhadap
pemahaman konsep siswa.

Anda mungkin juga menyukai