Anda di halaman 1dari 10

Machine Translated by Google

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.net/publication/341676756

Pengaruh Teknik Expressive Writing Terhadap Penurunan Tingkat Stres Santri Baru Pesantren Al-
Falah Putri Margodadi Tanggamus

Artikel dalam Annals of Tropical Medicine and Public Health · Januari 2020

DOI: 10.36295/ASRO.2020.23624

KUTIPAN BACA

11 846

7 pengarang, antara lain:

Hamid Mukhlis Teguh Pribadi

Universitas Aisyah Pringsewu Universitas Malahayati

56 PUBLIKASI 160 KUTIPAN 12 PUBLIKASI 40 KUTIPAN

LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL

Andino Maseleno

265 PUBLIKASI 4.381 CITATION

LIHAT PROFIL

Beberapa penulis publikasi ini juga mengerjakan proyek terkait berikut:

Proyek International Journal of Hydrogen Energy View

Proyek Tampilan Publikasi Jurnal Internasional Teknik dan Teknologi (UEA).

Semua konten setelah halaman ini diunggah oleh Hamid Mukhlis pada 08 Juni 2020.

Pengguna telah meminta peningkatan file yang diunduh.


Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

Pengaruh Teknik Expressive Writing Terhadap Penurunan Tingkat Stres


Santri Baru Pesantren Al-Falah Putri Margodadi Tanggamus
Hamid Mukhlis1*, Ani Kristianingsih1 , Fera Fitrianti1 , Teguh Pribadi2 , Desi Kumalasari1 , Hellen Febriyanti1 ,
Andino Maseleno3

Universitas Aisyah, Lampung, Indonesia


2 UniversitasMalahayati, Lampung, Indonesia
3
STMIK Pringsewu, Lampung, Indonesia.

*Email penulis korespondensi: hamid.mukhlis@aisyahuniversity.ac.id (Mukhlis)

ABSTRAK

Stres terkait dengan lingkungan belajar baru dianggap sebagai masalah serius dalam pendidikan asrama.
Penelitian menunjukkan manfaat menulis ekspresif terhadap stres bagi santri baru di pesantren. Berdasarkan teknik
Expressive Writing kami merancang pelatihan Expressive Writing untuk mengurangi tingkat stres dan mengenalkan
kesehatan mental kepada mahasiswa baru. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain
one group pretest-posttest design. Pelatihan dilaksanakan selama lima hari dengan jumlah responden sebanyak 14
santri baru yang sebelumnya belum memiliki pengalaman di pondok pesantren dan masih bersekolah di kelas VII MTS reguler.
Data diukur dua kali: pretest dan posttest menggunakan DASS-42 Stress Questionnaire. Analisis bivariat dalam
penelitian ini menggunakan Paired t Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh peserta program penelitian
menunjukkan adanya penurunan stres setelah diberikan intervensi Expressive Writing pada mahasiswa baru.
Terdapat perbedaan tingkat stres antara pretest dan posttest sebesar 6,214 poin. Terapi Expressive Writing sebaiknya
dijadikan program pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres pada mahasiswa baru.

Kata Kunci: Expressive Writing, Stres, Pelajar, Terapi

Cara mengutip artikel ini: Mukhlis H, Kristianingsih A, dkk (2020): Pengaruh Teknik Expressive Writing terhadap
Penurunan Tingkat Stres Santri Baru di Pesantren Al-Falah Putri, Margodadi, Tandggamus, Ann Trop Med &
Kesehatan Masyarakat ; 23(S6):758-766. DOI: http://doi.org/10.36295/ASRO.2020.23624

PERKENALAN

Santri baru merupakan anggota awal yang terdaftar di pondok pesantren dan baru akan mulai mengikuti kegiatan
yang akan diselenggarakan di pondok pesantren.

Santri yang belajar di pesantren tidak hanya berasal dari daerah yang dekat dengan pesantren tetapi juga berasal
dari kota-kota lain di Provinsi Lampung dan kota-kota lain di luar Provinsi Lampung. Ketika seseorang memasuki
lingkungan baru akan timbul masalah bagi individu karena perbedaan lingkungan fisik dan sosial. Setiap individu
yang dihadapkan pada lingkungan baru akan berusaha menyesuaikan diri (Handono & Bashori, 2013). Priyoto, 2014
menyatakan bahwa kegagalan individu dalam penyesuaian diri dapat menyebabkan gangguan psikologis. WHO
(2017) menyatakan bahwa mengungkapkan masalah kesehatan mental sangat umum dan melibatkan orang-orang
dari semua budaya dan latar belakang. Satu dari empat orang di seluruh dunia akan mengalami kondisi kesehatan
mental selama sisa hidup mereka. Gangguan kesehatan jiwa diperkirakan mencakup 30% dari beban non-fatal
penyakit dan 10% dari keseluruhan beban penyakit, termasuk kematian dan kecacatan. Di Amerika hasil survei yang
dilakukan secara online di antara 3.440 orang dewasa di AS menunjukkan bahwa orang Amerika merasa tertekan
tentang masa depan negara (63%), uang (62%) dan pekerjaan (61%). Saat diminta memikirkan negara dan isu spesifik
yang menyebabkan mereka stres, layanan kesehatan paling sering disebut sebanyak 43% (APA, 2018).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi orang yang menderita gangguan mental emosional di
Indonesia adalah 6%. Sukadiyanto, 2010 dalam Azamand Abidin 2014 dalam jurnalnya menyatakan bahwa setiap

758
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

individu telah mengalami depresi atau ketegangan, biasanya dikenal sebagai stres. Menurut Hasan, 2008 (dalam Azam dan
Abidin 2014), stres dapat menyebabkan rusaknya fungsi fisiologis. Fungsi fisiologis seperti sakit perut, radang sendi, asma
dan sakit kepala. Fungsi psikologis memiliki emosi negatif kronis seperti kemarahan, permusuhan, depresi, kecemasan, dan
agresivitas. Individu yang mengalami stres disertai dengan peningkatan kecemasan dan kemarahan, selalu mengeluh, tidak
sabar, dan selalu berpikiran negatif terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar individu (Baron & Byrne, 2010 dalam Azam dan
Abidin 2014). Penelitian dari PennebakerandSmyth (2016) mengungkapkan bahwa tulisan ekspresif dapat bermanfaat untuk
mengatasi masalah kesehatan fisik dan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Rahmawati, 2014 dalam jurnalnya menyatakan bahwa menulis ekspresif menurut beberapa sumber berarti menulis beberapa
ekspresi diri pada sebuah buku dengan cara dinarasikan (Pennebaker, 1997). Teknik menulis ekspresif ini pada dasarnya baik
menggunakan media buku, jurnal atau buku diary pribadi maupun blog, dengan durasi 15-20 menit sehari selama tiga atau
empat hari. Hal-hal yang dapat ditulis adalah tentang pengalaman positif dan negatif yang akan menghasilkan pembelajaran
dan kesehatan yang lebih baik. Apa pun topik yang ditulis, sangat penting untuk mengeksplorasi pengalaman objektif (yaitu,
apa yang terjadi) dan perasaan itu. Itu menulis tentang emosi terdalam. Yang penting adalah mencoba menemukan ruangan di
mana Anda tidak akan terganggu oleh suara, pemandangan, atau bau yang tidak diinginkan (Pennebaker & Smyth, 2016).
Menurut ungkapan pengurus santri Al-Falah bahwa banyak santri baru yang keluar dari Pesantren. Diantaranya, para santri
beralasan tidak di rumah dan sering sakit perut atau kepala, sehingga selalu pulang kampung dan akhirnya memutuskan untuk
keluar dari sekolah. Peneliti menduga santri baru yang sering mengalami sakit dan tidak betah tinggal di pondok pesantren
karena stress yang ditimbulkan oleh lingkungan barunya, maka peneliti melakukan pre-survey. Penelitian prasurvei yang
dilakukan pada bulan November 2017 di Pondok Pesantren Al-Falah Putri, Margodadi, Tanggamus Lampung pada 17 santri
baru dengan menyebarkan DASS-dengan 42 kuesioner dengan kisi-kisi 14 item untuk mengetahui tingkat stres santri.
menunjukkan hasil 2 orang siswa mengalami tingkat stres sangat berat, 2 orang siswa mengalami stres, 3 orang mengalami
stres sedang, 6 orang mengalami tingkat stres ringan dan 2 orang lainnya tidak mengalami stres. Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Expressive Writing Terhadap Penurunan
Tingkat Stres Mahasiswa Baru Di Al-FalahPutri, Margodadi, Tanggamus”.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan menganalisis buku kerja responden. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan one group pretest-posttest design (Notoatmodjo, 2014).
Pengukuran tingkat stres mahasiswa baru sebelum dan sesudah terapi expressive writing dilakukan dengan mengisi kuesioner
stres DASS-42 dengan pernyataan grid berdasarkan jurnal Damanik (2006) yang telah diuji validitas dan reliabilitas yang berisi
14 item pernyataan. yaitu pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39. Perlakuan menulis ekspresif
diberikan menurut teori Pannebaker dan Smyth (2016) dan berdasarkan pada jurnal Fitria et al (2016) pedoman yang telah
dimodifikasi peneliti menjadi modul percobaan menulis ekspresif yaitu intervensi diberikan selama 5 hari dengan durasi
penulisan minimal 15 menit, jarak penulisan responden ± 50 cm antar responden, perubahan bahasa dalam instruksi menulis
ekspresif yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Topik yang ditulis adalah tentang pengalaman positif dan negatif, penulisan
dilakukan di ruangan yang nyaman dan hening. Instruksi penulisan ekspresif diberikan sebagai berikut:

1. Perawatan hari pertama

A. Tolong tuliskan semua perasaan, pemikiran, dan pengalaman menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan hari ini.

B. Silakan tuliskan semua perasaan, pikiran, dan pengalaman tidak menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan hari ini.

C. Silakan tuliskan semua perasaan, pemikiran, dan pengalaman menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan minggu ini.

D. Silakan tuliskan semua perasaan, pikiran, dan pengalaman tidak menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan minggu ini.

2. Perawatan hari kedua

759
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

A. Tolong tuliskan semua perasaan, pemikiran, dan pengalaman menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan bulan ini.

B. Tolong tuliskan semua perasaan, pikiran, dan pengalaman tidak menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan bulan ini.

Perawatan hari ketiga

.
A. Tolong tuliskan semua perasaan, pemikiran, dan pengalaman menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan tahun ini.
B. Tolong tuliskan semua perasaan, pikiran, dan pengalaman tidak menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan tahun ini.

3. Perawatan hari keempat

A. Silahkantulissemuarasanya, pikiranandpengalamanmenyenangkanyang kalian


rasakandanfikirkanselamahidupini.
A. Tolong tuliskan semua perasaan, pemikiran, dan pengalaman menyenangkan yang Anda rasakan dan pikirkan dalam hidup ini.
B. Tolong tuliskan semua perasaan, pikiran, dan pengalaman tidak menyenangkan yang Anda rasakan dan dalam hidup ini.

5. Perawatan hari kelima

A. Harap tuliskan harapan berdasarkan pengalaman yang telah Anda tulis.

Populasi dalam penelitian ini adalah 24 orang. Dari 24 santri, dipilih 14 orang sebagai responden dengan kriteria: Santri baru
Ponpes Al-Falah Tanggamus yang masuk tahun 2017, yang mengalami stres sangat ringan, tidak memiliki riwayat masuk
pesantren sebelumnya dan masih di kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Teknik pengambilan sampel, dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Untuk menguji keefektifan perlakuan yang diberikan digunakan analisis statistik menggunakan uji t
berpasangan yang dilakukan dengan bantuan komputer

HASIL DAN DISKUSI

Tabel 1

Skor rata-rata stres siswa sebelum dan sesudah melakukan teknik ekspresif

Level stres Berarti SD Min Maks 95% CI

Sebelum
18,79 3.662 15 27 16,67-20,90
Intervensi

Setelah Intervensi 12,57 3.662 7 16 11,07-14,07

Berdasarkan Tabel 1, selisih skor tingkat stres sebelum dan sesudah teknik expressive writing adalah 6,22.
Skor tingkat stres responden terendah sebelum diberikan intervensi adalah 15 yang termasuk dalam kategori stres ringan
dan tingkat stres tertinggi adalah 27 (kategori berat). Skor tingkat stres responden setelah diberikan intervensi berkisar
antara 7 (kategori normal) atau tidak mengalami stres sampai dengan 16 (kategori stres ringan). Hasil estimasi interval dapat
disimpulkan bahwa 95% diyakini sebagai tingkat stres rata-rata yang dialami siswa antara 11.07-14.07.

Meja 2

Pengaruh terapi expressive writing terhadap penurunan tingkat stres siswa

Variabel Berarti SD SE nilai p N

760
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

Level stres 6, 214 3.512 0,939 0,001 14

Hasil Tabel 2 menunjukkan bahwa perbedaan tingkat stres (variabel dependen) sebelum dan sesudah
mendapatkan terapi menulis ekspresif diperoleh rata-rata 6,214 dengan SD 3,512. Sehingga hasil uji statistik
tingkat stres santri didapatkan p = 0,001 < 0,05, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan nilai reject dan
acceptance yang berarti dapat disimpulkan terjadi penurunan tingkat stres setelah pemberian terapi menulis
ekspresif kepada santri di Pondok Pesantren Al-Falah, Margodadi, Tanggamus.

Tingkat Stres pada siswa setelah diberikan intervensi menulis ekspresif

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat stres siswa sebelum diberikan terapi expressive
writing adalah 18,79. Tingkat stres terendah adalah 15 yang termasuk stres ringan dan tingkat stres tertinggi
adalah 27 yang termasuk stres berat. Pritaningrum dan Hendriani (2013), mengungkapkan bahwa perubahan
yang terjadi di pondok pesantren dapat menimbulkan stress, peraturan dan kondisi asrama yang berbeda di
rumah dapat menjadi stressor dan dapat menimbulkan stress seperti tidak dapat melawan disiplin pesantren
yang berlaku. terlalu sesak, merasa bosan dengan kegiatan di pesantren, bentrok dengan teman atau guru,
tidak di rumah, tidak mampu membayar sekolah atau asrama, sering sakit dan lain sebagainya, sehingga perlu
penyesuaian secara individu. Penelitian Handono dan Bashori (2013) tentang penyesuaian diri dan dukungan
sosial terhadap stres lingkungan pada mahasiswa baru sebanyak 46 mahasiswa dengan menggunakan teknik
populatif, ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat penyesuaian diri dan dukungan sosial yang dimiliki santri
maka semakin rendah stres santri. lingkungan atau sebaliknya, semakin rendah tingkat penyesuaian dan
dukungan sosial, semakin tinggi stres lingkungan. Menurut peneliti stress yang dialami oleh mahasiswa baru
dikarenakan penyesuaian individu terhadap lingkungan baru, dimana adanya konflik dengan teman dan
perbedaan aktivitas santri sebelum boarding dan setelah hospitalisasi, padatnya jadwal aktivitas sehari-hari dan terutama saa

Tingkat Stres pada siswa setelah diberikan intervensi menulis ekspresif

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat stres siswa setelah diberikan terapi expressive
writing adalah 12,57. Tingkat stres terendah adalah 7 yang termasuk stres normal atau tidak dan tingkat stres
tertinggi adalah 16 yang merupakan stres ringan. Pennebaker (dalamFitria, 2016) mengungkapkan bahwa nilai
utama dalam menulis adalah kemampuan untuk mengurangi kekangan. Menulis dapat menjadi wadah untuk
menyalurkan perasaan dan pendapat yang jika disimpan akan berdampak negatif bagi tubuh dan pikiran.
Efektivitas menulis ekspresif untuk mengurangi stres telah dibuktikan oleh penelitian Rahmawati (2014) pada anak korban ke
Rahmawati melakukan penelitian dengan subjek berjumlah dua orang perempuan berusia 9-11 tahun, dalam
hasil penelitiannya menyatakan bahwa terjadi penurunan tingkat stres setelah mendapatkan perlakuan berupa menulis ekspr
Menurut peneliti, penurunan tingkat stres disebabkan setelah diberikan terapi expressive writing responden
merasa lega dan merasa lebih baik. Dalam menulis sangat diperlukan fokus individu untuk mengeluarkan dan
menulis tentang emosi yang terdalam, sehingga dapat mengurangi tekanan yang dirasakan.

Pengaruh terapi expressive writing terhadap penurunan tingkat stres santri di Pondok Pesantren Al-Falah
Sekolah Margodadi Tanggamuss bersifat kualitatif

Pada hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 29 Maret-02 April 2018 terhadap 14 santri yang mengalami
stres ringan di Pondok Pesantren Al-FalahPutri Margodadi Tanggamus, penurunan tingkat stres santri baru
menunjukkan bahwa hasil statistik uji p = 0,000 < 0,005 yang berarti ditolak dan diterima, dapat disimpulkan
bahwa ada penurunan tingkat stres setelah pemberian terapi menulis ekspresif pada santri baru di Pondok
Pesantren Al-FalahPutri Margodadi Tanggamus yaitu dari nilai rata-rata sebesar 18,79 yang termasuk stress
ringan sampai dengan 12,57 yang termasuk normal atau tidak stress. Pennebaker dan Smyth (2016)
mengungkapkan bahwa tulisan ekspresif dapat bermanfaat untuk merawat kesehatan fisik maupun masalah
kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Diungkapkan pula
oleh Field dan McCloskey (2016) bahwa menulis ekspresif dapat menjadi terapi utama untuk pengobatan stres
traumatik. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Hasanat (2011) tentang Pengaruh Pengala

761
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

Terapi Menulis Untuk Menurunkan Depresi Pada Mahasiswa Tahun Pertama, Subyek dalam penelitian ini
adalah 12 orang mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dengan rentang usia
18-19 tahun. Berdasarkan pelaksanaan terapi, dari uji observasi ulang ANOVA untuk mengetahui penurunan
depresi pretest, posttest, dan follow up pada subjek kelompok eksperimen diperoleh nilai F = 33,72 dan p =
0,001 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan depresi pada setiap pengukuran pretest, posttest, dan follow
up. Hal ini menunjukkan adanya penurunan depresi pada setiap pengukuran. Hal ini juga dibuktikan oleh Jan
dan Ron (dalam Pennebaker and Smyth 2016) bahwa percobaan menulis ekspresif dilakukan selama 20 menit
selama 4 hari berturut-turut pada 25 siswa dengan instruksi siswa harus mencurahkan isi hatinya. Pengambilan
sampel darah dilakukan sebelum terapi, setelah diberikan terapi, dan enam minggu setelah terapi menulis
ekspresif kemudian diperiksa di laboratorium untuk mengetahui kerja limfosit T yang berperan dalam imunitas
tubuh. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Jon dan Ran, yang menulis tentang pikiran dan
perasaan terdalam tentang pengalaman traumatis, terbukti meningkatkan fungsi kekebalan dibandingkan
dengan mereka yang menulis tentang topik yang dangkal. Meskipun efek ini paling terasa setelah hari terakhir
penulisan, efek ini cenderung bertahan enam minggu setelah penelitian. Selain itu, sekali lagi diamati bahwa
kunjungan ke puskesmas karena penyakit jatuh pada orang yang menulis tentang trauma dibandingkan dengan orang yang

Analisis kualitatif

Analisis ini didasarkan pada cerita yang ditulis subjek pada buku kerja yang telah dibagikan. Dari analisis
naratif ini diketahui masalah subjek dan perilaku serta emosi yang muncul karena masalah yang dialami
subjek. Dalam penelitian ini, topik yang ditulis subjek adalah konflik interaksi dengan teman sekelas dan
salah satu pesantren (27%) seperti: “Saya tidak suka dia karena merasa pintar ; Teman tapi kok sering gosip”,
masalah lawan bicara teman seks (10%)" aku cemburu jika dia tersenyum dengan orang lain; dia
mengabaikanku siang ini, bahagia sekali", masalah keluarga (30%)" kangen ibu, ayah dan adikku ", konflik
dengan diriku sendiri (9% )"Saya bodoh", bentrok dengan pengurus pesantren dan bentrok dengan peraturan
dan kegiatan pesantren (24%) "Apa? ,bayar denda lagi; saya sudah hafal 10 ayat JawanFiqh."
Pada analisis ini juga ditemukan kata negatif (marah, malu, benci, dendam, dendam, jahat, dengki, dll)
sebanyak 561 kata (44%) dan dan kata positif (bersyukur, sayang, sayang, cantik, perhatian, dll). .) 723 kata (56%).
Mukhlis (2016) menyatakan bahwa rasa syukur mampu menghasilkan emosi positif dan mengurangi
kecemasan yang merupakan awal dari munculnya kondisi stres pada seseorang. Emosi atau perasaan yang
muncul diwujudkan dalam kalimat seperti berikut, marah “Awas, aku tidak akan bertanya ... kangen ibu",
lagi!”, Sedih “Sedih, mau pulang takut” aku takut nanti kalau tidak tahu ,” putus asa “Gak betah, mau pulang,
gak kuat.”, benci “kesal banget sama mbak kamar 10, sinis banget”, menyalahkan orang lain”, Merasa
bersalah” Maaf buk, saya menjadi anak yang durhaka dengan keluargaku”, dan merasa bahagia “Aku senang
mendapatkan hadiah ulang tahun dari ayahku”, bersyukur “Terima kasih Allah, hari ini aku mendapat nilai
ulangan yang bagus”, sayang “Terima kasih sayangku, aku selalu sayang kamu", dan kasih sayang "Yang
selalu ada untukku, Shella, Nisa, dan Ajak aku untuk mencintaimu". Setelah menyelesaikan sesi terapi selama
5 hari, ditemukan 6 siswa lebih banyak menuliskan pengalaman negatif dibandingkan pengalaman positif dan
sebanyak 8 siswa lebih banyak menuliskan pengalaman positif dibandingkan pengalaman negatif. Sesuai
dengan pernyataan Pennebaker & Smyth (2016) bahwa peningkatan kata-kata positif dianggap sebagai
peningkatan kesehatan. Namun, Pennebaker & Smyth (2016) juga mengungkapkan bahwa apapun tema yang
ditulis, yang terpenting adalah bagaimana membiarkan dan menggali emosi dan pikiran yang terdalam. Dari
analisis tersebut juga terlihat bahwa melalui tulisan ekspresif subjek dapat mengungkapkan pengalaman atau
perasaan yang didapatnya selama ini, selain itu subjek juga dapat memperoleh pemahaman terhadap masalah
yang ditulisnya. Setelah diberikan intervensi interaksi antar siswa juga dirasakan meningkat, beberapa subjek
yang awalnya kurang dekat menjadi lebih dekat, hal ini terlihat dari awal sesi terapi dimana antar subjek tidak banyak bicara
Responden juga cenderung menunjukkan wajah lega dan gembira setelah 5 hari terapi menulis ekspresif
selesai. Subyek menyatakan bahwa setelah melakukan terapi menulis ekspresif, perasaan mereka menjadi
lega dan beban yang mereka rasakan berkurang. Menulis ekspresif menyenangkan karena dapat
mengungkapkan emosinya, hal ini dapat dilihat pada lembar kerja tambahan, beberapa subjek menuliskan
pengalaman atau perasaan lain di luar sesi terapi pada lembar kerja tambahan (kertas kosong yang ditempel
di bagian belakang buku kerja yang digunakan oleh responden). jika responden ingin menulis di luar sesi terapi, tetapi tidak

762
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat stres (variabel
dependen) sebelum dan sesudah mendapatkan terapi expressive writing diperoleh rata-rata 6,214. Hasil uji statistik
tingkat stres mahasiswa memiliki nilai signifikansi p = 0,001 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan hasil ditolak dan
diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan tingkat stres setelah dilakukan terapi expressive writing
pada santri di Pondok Pesantren Al-Falah Margodadi Tanggamus.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk Pesantren a. Terapi


menulis ekspresif harus dijadikan salah satu treatment yang dilakukan pesantren dalam mengatasi stres santri

B. Bagi pihak pondok pesantren diharapkan selalu memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan santri.
Dukungan dari orang sekitar dapat meningkatkan penyesuaian diri santri sehingga tingkat stres yang dirasakan akan
berkurang. C. Keamanan pesantren yang harus ditingkatkan terkait dengan keluhan santri karena ada barang yang
sering hilang.

2. Untuk Siswa
Anda harus selalu membiasakan diri dengan tulisan ekspresif dan berusaha mengungkapkan apa yang menjadi beban perasaan
dan pikiran, meskipun menyakitkan, namun keterbukaan atau ekspresi bisa menjadi cara untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
3. Untuk Penelitian Selanjutnya

A. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
menulis ekspresif. Selain itu, penambahan subyek dapat dilakukan sebagai pembanding dan melakukan penelitian
terhadap subyek laki-laki untuk mengetahui perbedaan pengaruh terapi
expressive writing. B. Sebaiknya responden dihindarkan dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intervensi/terapi
seperti kunjungan keluarga
kepada siswa saat diberikan terapi. C. Melakukan penelitian menulis ekspresif dengan menggunakan metode kualitatif

REFERENSI

1. Baikie, KA, Wilhelm, K., Johnson, B., Boskovic, M.,


Wedgwood, L., Finch, A., & Huon, G. (2006). Tulisan ekspresif untuk pasien ketergantungan obat berisiko
tinggi di klinik perawatan primer: Studi percontohan. Jurnal pengurangan dampak buruk, 3(1), 34.https://doi.org/
mengambil
10.1186/1477-7517-3-34 dari: https://harmreductionjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/1477-7517-3-34

2. Agnesia, I., Halim, A., & Manurung, I.


(2017).mekanismekopingnarapidanakasusnarkoba yangmenjalanivonismasahukuman di
lembagapemasyarakatan. JurnalIlmiahKeperawatanSaiBetik, 10(1), 97-103.

3. Asosiasi Psikologi Amerika. (2018). Stres Di Amerika:


Ketidakpastian Tentang Perawatan Kesehatan. Dirilis: 24 Januari 2018. Diambil dari: https://www.apa.org/news/
press/releases/stress/2017/uncertainty-health-care.pdf

4. Azam, MS, &Abidin, Z. (2015).EfektivitasSholatTahajudDalamMengurangi Tingkat


StresSantriPondok Islam NurulAmalBekasiJawa Barat. Empati, 4(1), 154-160. Diambil dari: https://
ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/13133

5. Azmy, AN, Nurihsan, AJ, & Yudha, ES


(2017).Deskripsigejalastresakademikandankecenderunganpilihanstrategikopingsiswaberbakat. bahasa Indonesia

763
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

Jurnal Konseling Pendidikan, 1(2), 197-208.https://doi.org/10.30653/001.201712.14 Diambil dari: http://


ijec.ejournal.id/index.php/counseling/article/view/14

6. Damanik, ED (2006). Pengujian reliabilitas, validitas,


analisis butir danpembuatannorma Depression Anxiety Stress Scale (DASS):
Berdasarkanpenelitianpadakelompoksampel danBantul mengalamigempabumidankelompoksampel
Yogyakarta yang
Jakarta
dan sekitarnya tidakmengalamigempabumi (Disertasi Doktor, FakultasPsikologi Universitas yang
Indonesia). Mengambil dari:

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Damanik%2C+ED.+%282006%29.+Pen
gujian+reliabilitas%2C+validitas%2C+analisis+item+ dan+pembuatan+norma+Depression+Anxiety+St
ress+Scale+%28DASS%29%3A+Berdasarkan+penelitian+pada+kelompok+sampel+Yogyakarta+dan+
Bantul+yang+mengalami+gempa+bumi+dan+kelompok+sampel+ Jakarta+dan+sekitarnya+yang+tidak+
mengalami+gempa+bumi&btnG=#d=gs_cit&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3A1kiPt
jTIq4J%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did

7. Lapangan, Stephanie & Kathy McCloskey. (2016).


Mengobati stres traumatis pada orang dewasa: buku kerja menulis ekspresif praktisi. New York: Grup
Routledge Taylor & Francis.

8. Fikri, (2012). H. T.
Pengaruhmenulispengalamanemosionaldalamterapiekspresifterhadapemosimarahpadaremaja.
S: JurnalPsikologi Indonesia, 9(2). http:// Humanita Diambil dari:
journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/issue/view/56

9. Fitria, I., Faradina, S., Rizqina, F., Jannah, T., Fajri,


A., Hadi, ...&A'la, F., N. (2017). MenulisEkspresifuntukAnakJalanan:
SuatuMetodeTerapiMenulisdalam Buku harian MelaluiModulEksperimen.Psikoislamedia:
JurnalPsikologi, 1(1).Retrieve dari: https://www.jurnal.ar
raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/view/1486

10. Retno, SW, Handayani, I., & Abdullah, A.


(2017).Hubunganstresdenganprokrastinasipadamahasiswa.PSIKOVIDYA, 20(1), 32-39. Diambil dari:
http://psikovidya.wisnuwardhana.ac.id/index.php/psikovidya/article/view/15

11. Handono & Bashori.(2013).


HubunganAntaraPenyesuaianDiriandanDukunganSosialTerhadapStresLingkunganPadaSantriBaru.
EMPATI: Jurnal Fakultas PsikologiJurnal, 3(2). 79-89. Mengambil dari:

Hal. http://journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article/view/3005

12. Hawari, Dadang. (2016). Stres, Cemas dan Depresi.


Jakarta:Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Mengambil dari:

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hawari%2C+Dadang.&btnG=#d=gs_cit
&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3A2ZPCYcs5EXQJ%3Ascholar.google.com %2F%26output%3Dcite
%26scirp%3D0%26hl%3Did

13. Hidayat, DedeRahmat. (2013).


PengantarPsikologiUntukTenagaKesehatan :IlmuPerilakuManusia. Jakarta: TIM.

14. Fetri, S. L.
(2017). HubunganTipeKepribadian Tingkatdengan StrespadaMahasiswaBaruFakultasKedokteranUniversitasAndalastahun
2016 (Disertasi Doktoral Universitas Andalas). Diambil dari: http://scholar.unand.ac.id/21532/

764
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

15. Masdudin, Ivan. (2015). AsyiknyaMenulis.Bandung:


Atvan Media Utama, Anggota IKAPI.

16. Mukhlis, H. (2016). Pelatihan Kebersyukuran; Upaya Menurunkan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional pada
Siswa SMA. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 09 - 18. doi:https://doi.org/10.30604/jika.v1i1.3

17. Mumpuni, Yekti & Ari Wulandari. (2010). Cara JituMengatasi Stres. Yogyakarta: Penerbit Andi.

18. Murti, RD (2012). Pengaruh Expressive Writing


terhadapPenurunanDepresipadaRemaja SMK di Surabaya. JurnalPsikologiKlinisandKesehatan Mental, 1(02). Diambil
dari: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110710193_7v.pdf

19. Notoatmodjo, Soekidjo. (2014).


MetodologiPenelitianKesehatan.Jakarta: RinekaCipta.

20. Nur, Julian. (2011). MetodologiPenelitian: Skripsi,


Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

21. Pennebaker, James W & Smyth, Joshua M.


(2016).Membuka Dengan Menuliskannya : Bagaimana Menulis Ekspresif Meningkatkan Kesehatan Dan Kemudahan
Emosional Nyeri. Baru York: Guilford Tekan. Mengambil dari:
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pennebaker%2C+James+W+%26+Smyt
h%2C+Joshua+M.+%282016%29.+Opening+ Atas+Dengan+Menulis+Itu+Bawah+%3A+Cara+Ekspresif+Menulis
+Meningkatkan+Kesehatan+Dan+Memudahkan+Emosional+Rasa Sakit&btnG=#d=gs_cit&u=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo
%3AFAr23jRG_- EJ%3Ascholar.google .com%2F%26output%3Dcite%26scirp%3D0%26hl%3Did

22. Pritaningrum, M., & Hendriani, pondok W.


(2013).Penyesuaiandiriremaja tinggal di nurulizzahgresikpadatahunpertama.
yang pesantren modern
JurnalPsikologiKepribadianandSosial, 2(3), 134-143. Diambil dari: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/
jpks417dbf33fb2full.pdf

23. Priyoto.(2014). KonsepManajemen Menekankan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

24. Rahmawati, M.
(2014).Menulisekspresifsebagaistrategimereduksistresuntukanak
anakkorbankekerasandalamrumahtangga (KDRT). JurnalIlmiahPsikologiTerapan, 2(2), 276-
293.https://doi.org/10.22219/jipt.v2i2.2002 http:// Mengambil dari:
ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/2002

25. Rahmawati, A.
(2015). HubunganAntaraEfikasiDiriDenganPenyesuaianDiriSantriBaru (Doktor Universitas disertasi,
Muhammadiyah Surakarta). Diambil dari: http://eprints.ums.ac.id/35428/

26. Stuart, GW, Keliat, BA, & Pasaribu, J.


(2016).Prinsipandpraktikkeperawatankesehatanjiwa Stuart. Keliat BA, editor, 1. Singapura: Elsevier Singapura

27. T.
Susilowati, G., &Hasanat, NU
(2011).Pengaruhterapimenulispengalamanemosionalterhadappenurunandepresipadamahasiswatahunpert ama.
Mengambil
Jurnalpsikologi, 38(1), 92-107.https://doi.org/10.22146/jpsi.7669 dari: https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7669

765
Machine Translated by Google

Mukhlis et al (2020): Teknik Menulis Tingkat Stres Maret 2020 Vol. 23 Edisi S6

28. Organisasi Kesehatan Dunia. (2017). Depresi: mari kita bicara” kata WHO, karena depresi menempati urutan teratas
penyebab kesehatan yang buruk. Saudi Med J, 38(5), 565. Diambil dari: https://www.who.int/news room/detail/30-03-2017--
depression-let-s-talk-says-who-as- depresi-puncak-daftar-penyebab-penyakit- kesehatan

29. Organisasi Kesehatan Dunia. (2017). Kegiatan terkait kesehatan mental anggota UNIATF.Desember 2017. Jenewa: Organisasi
Kesehatan Dunia; 2018 (WHO/NMH/NMA/18.99). Lisensi: CC BY-NC SA 3.0 IGO. Ambil dari: http://apps.who.int/iris/
bitstream/10665/259830/1/WHO-NMH-NMA 18.99-eng.pdf?ua=1

30. Yunus, Syarifudin. (2015).


KompetensiMenulisKreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.

31. Zhou, C., Wu, Y., An, S., & Li, X. (2015). Pengaruh intervensi
penulisan ekspresif pada hasil kesehatan pada pasien kanker payudara: Tinjauan sistematis dan meta-analisis , 10(7),
dari diacak
e0131802.https://doi.org/10.1371/journal.pone.0131802 dikendalikan percobaan. PloS
dari: https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/
journal.pone.0131802 Mengambil

766

Lihat statistik publikasi

Anda mungkin juga menyukai