Muhammad Lulu Rigalu Tenrisila - k012201050
Muhammad Lulu Rigalu Tenrisila - k012201050
DISUSUN
OLEH
K012201050
MUHAMMAD LULU RIGALU
TENRISILA
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini tengah bermasalah dengan stunting. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan prevalensi stunting mencapai 37,2%. Stunting
bukan perkara sepele. Hasil riset Bank Dunia menggambarkan kerugian akibat
stunting mencapai 3—11% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Dengan nilai
PDB 2015 sebesar Rp11.000 Triliun, kerugian ekonomi akibat stunting di Indonesia
diperkirakan mencapai Rp300-triliun—Rp1.210 triliun per tahun. Besarnya kerugian
yang ditanggung akibat stunting lantaran naiknya pengeluaran pemerintah terutama
jaminan kesehatan nasional yang berhubungan dengan penyakit tidak menular seperti
jantung, stroke, diabetes atapun gagal ginjal. Ketika dewasa, anak yang menderita
stunting mudah mengalami kegemukan sehingga rentan terhadap serangan penyakit
tidak menular seperti jantung, stroke ataupun diabetes. Stunting menghambat potensi
transisi demografis Indonesia dimana rasio penduduk usia tidak bekerja terhadap
penduduk usia kerja menurun. Belum lagi ancaman pengurangan tingkat intelejensi
sebesar 5—11 poin. Stunting pun menjadi ancaman masyarakat Desa (Sandjojo,
2017)
Berdasarkan kerangka penyebab masalah gizi “The Conceptual Framework of
the Determinants of Child Undernutrition”5 dan “The Underlying Drivers of
Malnutrition”6, pencegahan stunting perlu dititikberatkan pada penanganan penyebab
masalah gizi yang langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung yaitu
masalah kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi. Sedangkan, penyebab tidak
langsung yaitu ketahanan pangan (akses pangan bergizi), lingkungan social
(pemberian makanan bayi dan anak, kebersihan, pendidikan, dan tempat kerja),
lingkungan kesehatan (akses pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan
pemukiman (akses air bersih, air minum, dan sarana sanitasi) (TNP2K, 2018).
Upaya penurunan stunting hanya efektif dan efesien apabila dilakukan secara
konvergen dimulai dari tingkat Kabupaten sampai ke tingkat masyarakat atau
keluarga.