TERAPIKELUARGA
TERAPIKELUARGA
net/publication/347572110
Terapi Keluarga
CITATIONS READS
0 17,247
1 author:
Jek Amidos
Universitas Sari Mutiara Indonesia
156 PUBLICATIONS 417 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Jek Amidos on 26 December 2020.
BAB I: Pendahuluan
1
saling mempengaruhi, kesehatan fisik maupun kesehatan mental anggota
keluarga dapat dipengaruhi oleh kesehatan yang ada dalam anggota.
Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana
seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi,
cara mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan
berbagai kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang lain dikatakan
bahwa keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai
menurut tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari
macam-macam anggota keluarga
Penyakit fisik dapat menimbulkan masalah psikososial yang terjadi baik
pada pasien sendiri maupun pada keluarga. Masalah psikososial yang sering
dialami oleh klien di rumah sakit umum adalah Ansietas dimana ansietas
merupakan perasaan was-was, khawatir, dan tidak nyaman seakan-akan terjadi
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. (Keliat, 2011). Ketika mengalami
ansietas individu biasanya menggunakan berbagai mekanisme koping untuk
menyelesaikan masalahnya akan tetapi jika tidak dapat mengatasi ansietasnya
secara sehat, dapat menyebabkan prilaku maladaptif.
Kesehatan fisik dan mental tidak dapat dipisahkan karena saling
mempengaruhi. Kesehatan mental, keluarga, merupakan sebuah interaksi yang
menunjukkan keadaan dimana terjadi proses internal atau dinamika, seperti
hubungan interpersonal keluarga yang berfokus pada sub sistem keluarga dan
hubungan antar keluarga (Friedmen, 1998 dalam Keliat, 2011).
Masalah kesehatan mental mendapat perhatian dari WHO karena menjadi
beban keluarga. Masalah kesehatan mental dapat muncul karena adanya
masalah kesehatan fisik yang di derita selama bertahun-tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gangguan mental di akibatkan dari besarnya beban yang
di tanggung keluarga saat merawat anggota keluarga sakit. Beban tersebut
melebihi beban yang di akibatkan oleh penyakit tuberkulosis dan kanker.
Pengenalan dini dan kecepatan dalam melakukan penanganan bagi pasien
gangguan jiwa dapat dilakukan oleh keluarga. Salah satu cara penanganan
masalah tersebut dengan memberikan terapi keluarga.
2
Pengenalan dini dan kecepatan dalam melakukan penanganan bagi pasien
gangguan jiwa dapat dilakukan oleh keluarga. Salah satu cara penanganan
masalah tersebut dengan memberikan terapi keluarga,
Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan
seseorang, memahami perilaku, perkembangan simptom dan cara
pemecahannya. Model terapi yang diterapkan dalam keluarga antara lain
Experiential/Humanistic, Bowenian, Psikodinamika dan Behavioral. Terapi
keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan
orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat
menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu
memberikan perawatan atau terapi spesialis sebagi seorang perawat spesialis
jiwa pada klien yang mangalami ansietas ataupun pada keluarga yang
mengalami ansietas karena kondisi atau masalah fisik pada anggota
keluarganya. Pemberian terapi spesialis pada klien ataupun anggota keluarga
memberikan dampak yang sangat besar bagi kesembuhan klien terhadap
penyakit fisiknya. Terapi yang diberikan adalah Psikoedukasi keluarga salah
satu elemen program perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara
pemberian informasi, edukasi melalui komunikasi yang terapeutik.
Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang bersifat edukasi dan
pragmatik (Stuart and Laraia, 2005 ). Terapi keluarga ini dapat memberikan
support kepada anggota keluarga. Keluarga dapat mengekspresikan beban
yang dirasakan seperti masalah keuangan, sosial dan psikologis dalam
memberikan perawatan yang lama untuk anggota keluarganya. Teori-teori
keperawatan sangat menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori
yang dapat mendasari tentang terapi keluarga adalah teori dari Friedman,
Duval, dan Maglaya.
1.2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa konsep dan teori terapi keluarga
dengan menggunakan terapi spesialis keluarga.
2) Tujuan Khusus
3
a. Mahasiswa mampu menggunakan konsep keluarga.
b. Mahasiswa mampu memahami jenis terapi keluarga yang dapat
digunakan
c. Mahasiswa menggunakan terapi tersebut melibatkan keluarga dalam
mengatasi masalah klien dengan resiko dan gangguan jiwa.
2.1. Teori dan Model Keperawatan yang Berhubungan dengan Terapi Keluarga
Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi
yang menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan
hubungan antara variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan
fenomena. Sedangkan model keperawatan adalah jenis model konseptual yang
menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan
bimbingan praktik keperawatan (Basford, 2006).
Terapi Keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang,
memahami perilaku, perkembangan symptom dan cara pemecahannya. Terapi
keluarga dapat dilakukan sesame anggota keluarga dan tidak memerlukan
oranglain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan,
terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda (Almasitoh,
2012).
Sedangkan Imbercoopersmith (dalam Hasnidah, 2002) mengatakan bahwa
Family Conselor/Therapist harus memliki kemampuan menganalisa bagaimana
pola triadic di dalam keluarga, melakukan intervensi yang efektif bagi pola
triadic dengan memberikan tugas-tugas, dan menghindari hubungan yang kurang
baik antara hubungan triadic para anggota keluarga dengan professional. Namun
Hasnidah (2002) berpendapat bahwa terapi keluarga sebagai suatu proses
interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan
homeositas, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman
(comfortable).
Tujuan konseling keluarga terutama adalah untuk mengerti keluarga penderita
gangguan skizofrenia, konseling keluarga dianggap cara baru untuk mengerti
4
dan menangani penderita gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak
hanya berguna untuk menangani individu dalam konteks keluarga, tetapi juga
keluarga yang tidak berfungsi baik.
5
3) Teori Komunikasi
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi proses komunikasi
yang terjadi didalam keluarga dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komunikasi dan Kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong
keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara
mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa yang
dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan
sesuatu. Terapist juga memperhatikan punktuasi dari proses
komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas
kesalah pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang
digunakan.
b. Komunikasi dan Kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang
mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati dia sedang
membuat siasat untuk menentukan hubungan. Contoh : orang tua
bertanggung jawab terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk
membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak
sendiri untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan
pada terapi struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah
posisi dari batasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.
c. Komunikasi dan Perasaan
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi
penekanan komunikasi dari perasaan. Dikatakan bahwa pasangan
perkawinan yang mempunyai kebutuhan emosional diharapkan
ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan
emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat
penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila
terdapat ketidakpuasan.
4) Structural Family Therapy
Dikembangkan oleh Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari
fungsi keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang
6
mengatur transaksi diatara anggota keluarga.Fleksibilitas dari fungsi
keluarga dan kemampuannya untuk berubah."The Family Resonance"
pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling merenggang.
Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri
dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah
dari anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau
sumber support dari lingkungan.
7
Roy menjelaskan bahwa keluarga, individu, kelompok, organisasi,
sosial serta komunitas dapat dijadikan fokus dalam praktik
keperawatan. Model ini lebih menekankan promosi kesehatan dan
pentingnya membantu klien dalam memanipulasi lingkungan mereka
dan berfokus kepada keluarga.
5) Model Proses Kehidupan dari Roger
Dalam teori Roger, fokus keperawatan adalah proses kehidupan
umat manusia. Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan
interaksi simfonis antara manusia dan lingkungannya. Roger
menegaskan bahwa model ini dapat diterapkan pada keluarga sama
seperti pada individu. Bagi Roger, keluarga merupakan suatu fokus
studi keperawatan.
Model-model pendekatan-pendekatan baru yang dikembangkan
dalam konseling keluarga yaitu:
1. Multiple Family Therapy
Keluarga-keluarga yang terpilih menemui konselor tiap
minggu, dan pada waktu itu mereka menceritakan problem mereka
masing-masing dan membantu sesama dalam pemecahan persoalan
2. Multiple impact Therapy
Mencakup seluruh keluarga dalam sederetan interaksi yang
berkelanjutan dengan konselorkonselor komunitas yang
multidisipliner mungkin selama dua hari. Terapi ini mencakup
pemberian konseling secara penuh selama dua hari atau lebih
kepada satu keluarga
3. Terapi jaringan (Network Therapy)
Berusaha memobilisasi sejumlah orang untuk berkumpul dalam
suatu krisis untuk membentuk suatu kekuatan terapeutik. Tujuan
ini adalah untuk memperkuat kekuatan dari jaringan yang
dikumpulkan untuk memberi kesempatan untuk berubah di dalam
sistem keluarga tersebut.
8
2.1.1 Cara melakukan Terapi Keluarga
Menurut Almasitoh (2012) terdapat empat langkah dalam proses
terapi keluarga, antara lain :
1) Mengikutsertakan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga
terapis mendapat informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan
dapat merancang strategi yang cocok untuk membantu pemecahan
problem keluarga.
2) Menilai masalah, mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan,
kekuatan keluarga dan riwayatnya.
3) Strategi-strategi khusus, berfungsi untuk pemberian bantuan dengan
menentukan intervensi yang sesuai dengan tujuan.
4) Follow up, memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap
berhubungan dengan terapis atau konselor secara periodik untuk
melihat perkembangan keluarga dan memberikan support.
9
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong
keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara mereka.
Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh
anggota keluarga yang lain saat menyatakan sesuatu. Terapist juga
memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang terjadi pada
keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga
diperhatikan bahwa non verbal yang digunakan.
10
alat terapi keluarga yang makin popular sebagai suatu strategi untuk
menurunkan faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan
gejala-gejala perilaku.
Jadi pada prinsipnya psikoedukasi dapat membantu anggota
keluarga dalam meningkatkan pengetahuan tentang penyakit melalui
pemberian informasi dan edukasi yang dapat mendukung pengobatan dan
rehabilitasi pasien dan meningkatkan dukungan bagi anggota keluarga itu
sendiri.
Psikoedukasi keluarga merupakan sebuah metode yang
berdasarkan pada penemuan klinik untuk pelatihan keluarga yang
bekerjasama dengan tenaga keperawatan jiwa profesional sebagai bagian
dari keseluruhan intervensi klinik untuk anggota keluarga yang mengalami
gangguan.
Terapi ini menunjukkan adanya peningkatan outcomes pada klien
dengan schizofrenia dan gangguan jiwa berat lainnya ( Levine, 2002).
Target dari terapi family psychoeducation adalah mengurangi tanda dan
gejala yang dapat mengancam kesejahteraan keluarga pada keluarga yang
gagal menjalankan fungsinya.
11
menerus, sumber-sumber klinik selama masa krisis,peningkatan hubungan
sosial, kemampuan memecahkan masalah, dan membina hubungan sosial.
Manfaaat lain dari terapi psikoedukasi keluarga adalah untuk menangani
pasien dangen bipolar disorder, skizofrenia, gangguan obsesive kompulsif,
dan pasien dengan harga diri rendah.
Levine (2003) mengatakan bahwa jika ada individu yang
mengalami penyakit mental yang serius, dan keluarganya mau
mempelajari lebih dalam tentang penyakit pasien tersebut dan tahu
bagaimana mengatasi penyakit tersebut maka terapi psiko edukasi ini
dapat menjadikan perubahan yang positif seperti, menurunnya gejala,
menurunnya konflik karena pengobatan, menurunnya isolasi, kehidupan
keluarga dan aktifitas sosialnya lebih berkembang, punya pilihan
pekerjaan yang lebih baik, dan dapat menurunkan depresi dan kecemasan.
12
mental, keluarga yang mempunyai anggota yang sakit mental/ mengalami
masalah kesehatan dan keluarga yang ingin mempertahankan kesehatan
mentalnya dengan training/ latihan keterampilan.
13
2.3.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksaan terapi triangle ini adalah untuk mencegah
triangulasi dan membantu pasangan atau individu berhubungan dalam
level kognitif, untuk mengehentikan pengulangan pengulangan perilaku
yang menimbulkan konflik pada intergenerasi dalam hubungan keluarga.
Terapi triangle ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu pasangan dan
individu mengantisipasi berbagai cara dalam menyelesaikan masalah
masalah yang timbul ( Kazak, Simms & Rourke, 2002). Tujuan dari terapi
triangle adalah untuk menggali bagaimana peran segitiga ayah, ibu dan
anak agar dapat mencapai keseimbangan dan rasa aman dalam keluarga.
2.3.3. Manfaat
Menurut Kazak, Simms & Rourke (2002), manfaat dari terapi
triangles ini adalah
1) orientasi berfokus pada keluarga bukan pada individu.
2) fokus pada pemahaman keluarga terhadap struktur keluarga, peran,
fungsi, sosial dan budaya, yang akan mempengaruhi stabilitas
hubungan keluarga.
3) menjelaskan timbal balik hubungan keluarga sebagai tolok ukur
keberhasilan.
4) membantu keluarga yang mempunyai masalah.
2.3.4. Indikasi
1) Masalah dengan pasangan
2) Perceraian atau putus hubungan dengan pasangan
3) Pasangan dengan perilaku kekerasan
4) Post traumatic stress disorder
5) Masalah perilaku pada anak
6) Masalah yang melibatkan keluarga besar (extended family)
14
2.3.5. Proses Pelaksanaan Triangle Terapi
Penting untuk dipahami bahwa sebelum melaksanakan terapi yang
harus dilakukan oleh terapis adalah mengidentifikasi keluarga yang
memiliki masalah. Setelah itu keluarga diberi penjelasan tentang terapi ini,
dan jika keluarga setuju buat kontrak dengan keluarga yang meliputi
pertemuan selama 6 sesi dan siapa anggota keluarga yang akan mengikuti
terapi ini adalah orang yang sama. Kemudian terapis mengidentifikasi
masalah klien dan keluarga secara terpisah, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan persepsi yang sama. Setelah ditemukan kesamaan dalam
masalah yang dihadapi maka klien dan keluarga dapat dipertemukan
dalam terapi.
3.1 Kesimpulan
15
informasi dan edukasi yang dapat mendukung pengobatan dan rehabilitasi
pasien dan meningkatkan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri.
3.2 Saran
Diharapkan dari makalah ini perawat spesialis dapat menerapkan
terapi keluarga dan mengaplikasikannya dilingkungan. Di institusi
keperawatan agar dapat memberikan pendidikan yang mendalam
mengenai terapi keluarga untuk mengatasi masalah-masalah yang ada
dilingkungan masyarakat.
Daftar Pustaka
1. Adams, J. (2005). Reading the Family Dance: Family Systems Therapy and
Literary Study. College Literature.
10. Mc Farland, Gertrude K. and Themas M.D. (1987). Psychiatric Mental Health
Nursing, St. Louis : The CV. Mosby Co.
12. Stuart, G.W & Laraia (2005). Principle and practice of psyhiatric nursing. St.
Louis : Mosby Year B
15. Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan jiwa edisi revisi. Bandung: PT.Refika
Aditama.
17