Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PENATAAN KAMPUNG KUMUH KOTA TANGERANG I.

LATAR BELAKANG
Kampung kumuh merupakan salah satu permasalahan yang di hadapi berbagai kota di Indonesia. Berbagai upaya penanganan telah banyak dilakukan, namun hasil yang diharapkan masih kurang optimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekurangoptimalan kinerja penanganan kampung kumuh adalah tidak adanya rencana penanganan kampung kumuh, sehingga kegiatan berjalan parsial dan tidak terinterasi sehingga berdampak pada ketidakfokusan arah kegiatan, baik dari sisi output kegiatan maupun kelompok sasaran penerima manfaat kegiatan. Hakekatnya permasalahan kampung kumuh terkait erat dengan permasalahan kondisi fisik, social dan ekonomi masyarakat, sehingga upaya penanganan tidak dapat dilakukan secara parsial, namun harus secara sistematik dan komprehensif. Bertolak dari hal tersebut, maka laporan strategi penataan kampung kumuh ini dimaksudkan sebagai pedoman / acuan dasar bagi SKPD terkait, untuk diimplementasikan dalam rencana tindak yang lebih detail

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan dilakukan dengan maksud menyusun strategi penanganan kawasan permukiman kumuh dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman di Kota Tangerang yang layak huni, sehat, aman, serasi, dan teratur, Adapun tujuannnya adalah untuk: 1. Mengidentifikasi lokasi sebaran kampung kumuh. 2. Mengidentifikasi kondisi lingkungan dan karakteristik penduduk kampung kumuh. 3. Menetapkan tipologi kampung kumuh. 4. Merumuskan strategi penataan kampung kumuh berdasarkan tipologinya. 5. Merumuskan tahapan program dan kegiatan penataan kampung kumuh.

III. METODA ANALISA


Metoda yang digunakan pada studi ini mengacu pada beberapa pedoman , yaitu : 1. Konsep Panduan Identifikasi Lokasi Kawasan Perumahan dan Permukiman Kumuh disiapkan oleh Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002). 2. Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Penyangga Kota Metropolitan yang diterbitkan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (2006). 3. Metode klasifikasi tingkat kekumuhan dalam Studi Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Peningkatan Kualitas Lingkungan (PKL) Permukiman Kumuh 2002-2010 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002) Bertolak dari pedoman tersebut, maka pada studi ini kampung kumuh didefinisikan sebagai kelompok rumah ataupun menyerupai suatu perkampungan (minimal 20 rumah) dengan criteria fisik, ekonomi dan social yang buruk. Metode klasifikasi tingkat kekumuhan, dilakukan melalui pembobotan dan skoring terhadap criteria dan variable dari aspek fisik, social dan ekonomi.

METODE KLASIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN No Kriteria Bobot Kriteria Variabel Parameter Nilai Bobot Parameter

1. Fisik

40%

Tingkat kesesuaian dengan rencana tata ruang Tingkat kepadatan bangunan Tingkat kualitas fisik bangunan Jarak antar bangunan Keteraturan tata letak bangunan Kondisi pelayanan air bersih Kondisi sanitasi lingkungan Kondisi pelayanan persampahan Kondisi drainase Kondisi Jalan

2. Ekonomi

30%

Pendapatan penduduk Pekerjaan utama penduduk Jarak ke tempat kerja Tingkat kestrategisan letak kampung kumuh Fungsi kawasan sekitar

Kesesuaian <25% Kesesuaian 25-50% Kesesuaian >50% >100 unit/ha 50-100 unit/ha <50 unit/ha Jumlah bangunan temporer >50% Jumlah bangunan temporer 25-50% Jumlah bangunan temporer <25% Jarak <1,5 m Jarak 1,5-3 m Jarak >3 m Tidak teratur Kurang teratur Sangat teratur Jumlah rumah yang terlayani <25% Jumlah rumah yang terlayani 25-50% Jumlah rumah yang terlayani >50% Jumlah rumah dengan jamban <25% Jumlah rumah dengan jamban 25-50% Jumlah rumah dengan jamban >50% Jumlah rumah yang terlayani <25% Jumlah rumah yang terlayani 25-50% Jumlah rumah yang terlayani >50% Genangan ketika hujan >50% Genangan ketika hujan 25-50% Genangan ketika hujan <25% Jalan rusak >70% Jalan rusak 50-70% Jalan rusak <50% <Rp 500.000 per bulan Rp 500.000 1.000.000 per bulan >Rp 1.000.000 per bulan Tidak tetap Sektor informal Karyawan/pegawai <1 km 1-10 km >10 km Sangat strategis Kurang strategis Tidak strategis Pusat bisnis dan perdagangan Pusat pemerintahan dan perkantoran Permukiman dan lainnya

50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20

No Kriteria

Bobot Kriteria

Variabel

Parameter

Nilai Bobot Parameter

3. Sosial

30%

Kepadatan penduduk

>500 jiwa/ha 400-500 jiwa/ha <400 jiwa/ha Pertumbuhan >2% penduduk 1,7-2% <1,7% Tingkat pendidikan Jumlah penduduk yang tamat wajib belajar 9 tahun <25% Jumlah penduduk yang tamat wajib belajar 9 tahun 25-50% Jumlah penduduk yang tamat wajib belajar 9 tahun >50% Tingkat Jumlah Pengangguran >50% pengangguran Jumlah Pengangguran 25-50% Jumlah Pengangguran <25% Status gizi balita Gizi balita buruk dan kurang >10% Gizi balita buruk dan kurang 5-10% Gizi balita buruk dan kurang <5% Angka kesakitan >15% DBD 5-15% <5% Angka kesakitan >15% diare 5-15% <5% Angka kesakitan >15% ISPA 5-15% <5%

50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20 50 30 20

IV. HASIL KAJIAN


1.

IDENTIFIKASI LOKASI SEBARAN KAMPUNG KUMUH Hasil identifikasi, menunjukan adanya 1087 rumah pada 37 lokasi kampung kumuh yang tersebar di 29 kelurahan pada 8 kecamatan.
LOKASI SEBARAN KAMPUNG KUMUH KOTA TANGERANG TAHUN 2010 No. 1. 2. 3. 4. Kecamatan Batuceper Benda Ciledug Cipondoh Kelurahan Poris Gaga Baru Poris Gaga Batuceper Pajang Parung Serab Poris Plawad Indah Cipondoh Kenanga Cipondoh Indah Poris Plawad Utara Poris Plawad RW RW02 RW02 RW01 RW02 RW05 RW01 RW02 RW03 RW01 RW03 RW04 RW02 RW04 RW05 RW06 RT RT04 RT02 RT03 RT01 RT01 RT03 RT02 RT03 RT03 RT04 RT04 RT02 RT03 RT01 RT02 RT03 RT02 Jumlah Rumah 40 30 20 20 22 40 60 20 20 25 40 20 26 26 30 22 21

No. 5

Kecamatan Jatiuwung

Kelurahan Jatake Gandasari Keroncong Alam Jaya Karawaci Baru Nusa Jaya Bojong Jaya Karawaci Cimone Bugel Koang Jaya Karang Sari Neglasari Kedaung Baru Selapajang Jaya Gembor Sangiang Jaya Periuk

RW RW05 RW06 RW05 RW04 RW04 RW04 RW01 RW01 RW03 RW01 RW05 RW10 RW14 RW08 RW01 RW02 RW01 RW02 RW03

RT RT04 RT02 RT01 RT05 RT06 RT03 RT03 RT01 RT03 RT02 RT03 RT02 RT02 RT02 RT04 RT04 RT02 RT04 RT02 RT02 37 lokasi (RT)

Jumlah Rumah 30 40 25 27 >50 30 30 32 25 25 40 40 21 21 28 20 25 25 25 40 1081 Rumah

6.

Karawaci

7.

Neglasari

8.

Periuk

2.

ANALISA KESESUAIAN TATA RUANG DAN PENENTUAN TIPOLOGI KAMPUNG KUMUH Analisa ini bertujuan untuk menentukan 2 katagori yaitu tingkat kekumuhan (tipologi) suatu kampung dan kesesuaian pemanfaatan ruang, a) Analisa kesesuaian tata ruang Hasil analisa kesesuaian tata ruang menunjukan bahwa kampung kumuh di Kota Tangerang dikasifikasikan menjadi 2 (dua)katagori, yaitu: kampung kumuh dengan klasifikasi tidak sesuai dengan rencana tata ruang sebanyak 6 lokasi kampung kumuh dengan klasifikasi sesuai dengan rencana tata ruang, sebanyak 31 lokasi Klasifikasi Kampung Kumuh Berdasarkan Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Klasifikasi Kampung Kumuh Tidak Sesuai RTR Kecamatan Benda Neglasari Kelurahan Pajang Karang Sari Neglasari Kedaung Baru Selapajang Jaya RW RW02 RW10 RW14 RW08 RW01 RW02 RT RT01 RT02 RT02 RT02 RT04 RT04 Arahan Peruntukan Lahan RTH (Buffer Zone Bandara)

Klasifikasi Kampung Kumuh

Kecamatan Batuceper

Kelurahan

RW

RT RT04 RT02 RT03 RT01 RT03 RT02 RT03 RT03 RT04 RT04 RT02 RT03 RT01 RT02 RT03 RT02 RT04 RT02 RT01 RT05 RT06 RT03 RT03 RT01 RT03 RT02 RT03 RT02 RT04 RT02 RT02

Poris Gaga Baru RW02 Poris Gaga RW02 Batuceper RW01 Parung Serab Poris Plawad Indah Cipondoh Kenanga Cipondoh Indah Poris Plawad Utara Poris Plawad RW05 RW01 RW02 RW03 RW01 RW03 RW04 RW02 RW04 RW05

Ciledug Cipondoh

Arahan Peruntukan Lahan Industri Permukiman Perdagangan dan Jasa Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman

Permukiman

Sesuai RTR Jatiuwung Jatake Gandasari Keroncong Alam Jaya Karawaci Baru Nusa Jaya Bojong Jaya Karawaci Cimone Bugel Koang Jaya Gembor Sangiang Jaya Periuk RW06 RW05 RW06 RW05 RW04 RW04 RW04 RW01 RW01 RW03 RW01 RW05 RW01 RW02 RW03

Karawaci

Periuk

Industri Industri Industri Industri Permukiman Permukiman Industri Industri Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman Permukiman

b) Analisa Tipologi Kampung Kumuh Hasil analisa tingkat kekumuhan baik dari aspek fisik, sosial dan ekonomi, menunjukan kampung kumuh di Kota Tangerang dibagi atas 3 tipologi yaitu: Tipologi kumuh berat; 2 (dua) lokasi pada 2 kelurahan dan 2 kecamatan, Tipologi kumuh sedang; 12 (dua belas) lokasi pada 10 kelurahan dan 5 kecamatan, Tipologi kumuh ringan; 17 (tujuh belas) lokasi pada 12 kelurahan dan 5 kecamatan.

Tipologi Kampung Kumuh Klasifikasi Sesuai RTR di Kota Tangerang Tipologi Kampung Kumuh Kumuh Berat Kecamatan Batuceper Karawaci Batu Ceper Cipondoh Jatiuwung Karawaci Kelurahan Poris Gaga Baru Koang Jaya Poris Gaga Batuceper Poris Plawad Indah Cipondoh Indah Gandasari Karawaci Baru Bojong Jaya Cimone Bugel Gembor Parung Serab Cipondoh Kenanga Poris Plawad Utara Poris Plawad RW RW02 RW05 RW02 RW01 RW01 RW02 RW03 RW06 RW04 RW01 RW03 RW01 RW01 RW05 RW03 RW01 RW04 RW02 RW04 RW05 Jatiuwung Karawaci Periuk Jatake Keroncong Alam Jaya Nusa Jaya Karawaci Sangiang Jaya Periuk RW06 RW05 RW05 RW04 RW04 RW01 RW02 RW03 RT RT04 RT03 RT02 RT03 RT03 RT02 RT04 RT02 RT06 RT03 RT03 RT02 RT02, RT04 RT01 RT03 RT03 RT04 RT02, RT03 RT01 RT02 , RT03 RT02 RT04 RT01 RT05 RT03 RT01 RT02 RT02

Kumuh Sedang

Periuk Ciledug Cipondoh

Kumuh Ringan

3.

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KAMPUNG KUMUH KOTA TANGERANG Identifikasi permasalahan, bertujuan untuk mengetahui karakteristik permasalahan pokok baik dari aspek fisik, social dan ekonomi yang terdapat pada setiap klasifikasi kampung kumuh. Identifikasi permasalahan ini akan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi penanganan kampung kumuh Hasil identifikasi permasalahan untuk setiap katagori kampung kumuh adalah sebagai berikut: a) Permasalahan kampung kumuh klasifikasi tidak sesuai rencana tata ruang Merupakan kampung kumuh yang lokasinya di dalam rencana tata ruang diarahkan untuk ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai buffer zone Bandara SoekarnoHatta. Kampung kumuh ini terletak di 5 (lima) kelurahan pada 2 (dua) kecamatan, yaitu di Kecamatan Benda, meliputi: Kelurahan Pajang (RT01 RW02); serta di Kecamatan Neglasari, meliputi: Kelurahan Karang Sari (RT02 RW10, RT02 RW14), Kelurahan Neglasari (RT02 RW08), Kelurahan Kedaung Baru (RT04 RW01), dan Kelurahan Selapajang Jaya (RT04 RW02).

Kec

Kelurahan

Kondisi Fisik

Benda Pajang Lokasi kampung kumuh berada di Neglasar Karang Kawasan i Sari Keselamatan Operasi Neglasari Penerbangan Kedaung (KKOP) Bandara Baru Selapajan Soekarno-Hatta Merupakan kawasan g Jaya yang peruntukannya diarahkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau buffer zone Bandara Soekarno-Hatta Kondisi fisik bangunan dan lingkungan tidak layak Pelayanan dan ketersediaan prasarana dan sarana buruk/terbatas
b)

kondisi Ekonomi Pendapatan penduduk rendah Pekerjaan penduduk tidak tetap, mayoritas sebagai buruh tani dan buruh di pergudangan bandara Lokasi tempat kerja berada di sekitar kampung kumuh Lokasi kampung kumuh tidak strategis secara ekonomi

Kondisi Sosial Kepadatan penduduk sedang Pertumbuhan penduduk tinggi Tingkat pendidikan penduduk rendah hingga sedang Tingkat pengangguran tinggi Status gizi balita relatif baik Angka kesakitan penyakit menular berbasis lingkungan rendah

Permasalahan Kampung Kumuh Klasifikasi Sesuai Rencana Tata Ruang Merupakan kampung kumuh yang lokasinya sesuai dengan peruntukan lahan di dalam rencana tata ruang yaitu diperuntukkan sebagai kawasan permukiman, dan atau kawasan budidaya. Berdasarkan tingkat kekumuhannya, kampung kumuh ini dibedakan menjadi kampung kumuh tipologi kumuh berat, tipologi kumuh sedang, dan tipologi kumuh ringan. Permasalahan untuk setiap tipologi kampung kumuh adalah sebagai berikut: KAMPUNG KUMUH TIPOLOGI KUMUH BERAT

Keca Batuceper Karawaci

Kelurahan Poris Gaga Baru Koang Jaya

Kondisi Fisik Lokasi kampung kumuh di Kelurahan Poris Gaga Baru berada di kawasan industri Lokasi kampung kumuh di Kelurahan Koang Jaya berada di kawasan permukiman Kondisi fisik bangunan dan lingkungan sangat tidak layak Pelayanan dan ketersediaan prasarana dan sarana sangat buruk/ sangat terbatas

Kondisi Ekonomi Pendapatan penduduk sangat rendah Pekerjaan penduduk tidak tetap, mayoritas sebagai buruh dan bekerja di sektor informal Lokasi tempat kerja berada di sekitar kampung kumuh Lokasi kampung kumuh sangat strategis secara ekonomi

Kondisi Sosial Kepadatan penduduk tinggi Pertumbuhan penduduk tinggi Tingkat pendidikan penduduk rendah Tingkat pengangguran tinggi Status gizi balita relatif baik Angka kesakitan penyakit menular berbasis lingkungan rendah

KAMPUNG KUMUH TIPOLOGI KUMUH SEDANG


Kec Batuceper Cipondoh Kelurahan Poris Gaga Batuceper Poris Plawad Indah Cipondoh Indah Gandasari Karawaci Baru( Bojong Jaya Cimone Bugel Gembor Kondisi Fisik Lokasi kampung kumuh di Kelurahan Batuceper berada di kawasan perdagangan dan jasa Lokasi kampung kumuh di Kelurahan Gandasari dan Bojong Jaya berada di kawasan industri Lokasi kampung kumuh di kelurahan lainnya berada di kawasan permukiman Kondisi fisik bangunan dan lingkungan tidak layak Pelayanan dan ketersediaan prasarana dan sarana buruk/ terbatas Kondisi Ekonomi Pendapatan penduduk rendah Pekerjaan penduduk tidak tetap Lokasi tempat kerja berada di sekitar kampung kumuh Lokasi kampung kumuh di Kelurahan Jatake, Gandasari, dan Bojong Jaya sangat strategis secara ekonomi Lokasi kampung kumuh di kelurahan lainnya tidak strategis secara ekonomi Kondisi Sosial Kepadatan penduduk sedang Pertumbuhan penduduk sedang Tingkat pendidikan penduduk sedang Tingkat pengangguran tinggi Status gizi balita relatif baik Angka kesakitan penyakit menular berbasis lingkungan rendah

Jatiuwung Karawaci

Periuk

KAMPUNG KUMUH TIPOLOGI KUMUH RINGAN Kec Ciledug Cipondoh Kelurahan Parung Serab Cipondoh Kenanga Poris Plawad Utara Poris Plawad Jatake Keroncong Alam Jaya Nusa Jaya Karawaci Sangiang Jaya Periuk Permasalahan Fisik Lokasi kampung kumuh di Kelurahan Jatake, Keroncong, Alam Jaya, dan Karawaci berada di kawasan industri Lokasi kampung kumuh di kelurahan lainnya berada di kawasan permukiman Kondisi fisik bangunan dan lingkungan kurang layak Pelayanan dan ketersediaan prasarana dan sarana kurang memadai/terbatas Permasalahan Ekonomi Pendapatan penduduk sedang Pekerjaan penduduk relatif tetap Lokasi tempat kerja berada di kawasan sekitar kampung kumuh Lokasi kampung kumuh di Kelurahan Keroncong, Alam Jaya, dan Karawaci sangat strategis secara ekonomi Lokasi kampung kumuh di kelurahan lainnya tidak strategis secara ekonomi Permasalahan Sosial Kepadatan penduduk relatif rendah Pertumbuhan penduduk sedang Tingkat pendidikan penduduk sedang Tingkat pengangguran sedang Status gizi balita relatif baik Angka kesakitan penyakit menular berbasis lingkungan rendah

Jatiuwung Karawaci Periuk

4.

KONSEP PENANGANAN KAMPUNG KUMUH Bertolak dari tipologi dan permasalahan kampung kumuh maka konsep penanganan kampung kumuh dilakukan mengacu pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman, pemeliharaan (pasal 27 ayat 2) yaitu melalui kegiatan peremajaan, pemugaran, dan

SKEMA KONSEP PENANGANAN

5.

PROGRAM KEGIATAN PENANGANAN KAMPUNG KUMUH Merujuk pada hasil analisa permasalahan dr aspek fisik, ekonomi, sosial dan tipologi kamung kumuh, maka upaya penanganan dilakukan dengan mengembangkan 21 indikator sasaran dan 20 kebijakan dengan program/kegiatan sebagai berikut: ASPEK FISIK a) Indikator Sasaran 1; Terlaksananya relokasi kampung kumuh klasifikasi tidak sesuai rencana tata ruang di 6 lokasi Kebijakan; Melaksanakan relokasi kampung kumuh yang tidak sesuai dengan arahan rencana tata ruang secara partisipatif dan bertahap Program relokasi kampung kumuh secara partisipatif (Program pengembangan perumahan), dengan kegiatan: Penetapan rencana relokasi kampung kumuh (Penetapan kebijakan, strategi, dan program perumahan) Sosialisasi relokasi kampung kumuh kepada masyarakat (Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan) Pembangunan rumah susun untuk masyarakat kampung kumuh yang direlokasi (Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu) Koordinasi penyelenggaraan relokasi kampung kumuh dengan masyarakat dan lembaga terkait (Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan)

b)

Indikator Sasaran 2; Terlaksananya pengembangan RTH di 6 lokasi kampung kumuh klasifikasi tidak sesuai rencana tata ruang Kebijakan ; Mengembangkan RTH di lokasi kampung kumuh yang tidak sesuai dengan arahan rencana tata ruang pasca relokasi Program pengembangan RTH (Program pengelolaan RTH), dengan kegiatan: Penyusunan rencana pengembangan RTH Pengembangan RTH (Penataan RTH)

c)

Indikator Sasaran 3; Menurunnya jumlah kampung kumuh tipologi kumuh berat dari 2 lokasi menjadi tidak ada Kebijakan; Melaksanakan peremajaan kampung kumuh tipologi kumuh berat secara partisipatif Program peremajaan kampung kumuh secara partisipatif (Program pengembangan perumahan), dengan kegiatan: Penetapan rencana peremajaan kampung kumuh (Penetapan kebijakan, strategi, dan program perumahan) Perombakan menyeluruh sarana dan prasarana rumah sederhana sehat di kampung kumuh (Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat) Koordinasi penyelenggaraan peremajaan kampung kumuh dengan asyarakat dan lembaga terkait (Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan) Sosialisasi peremajaan kampung kumuh kepada masyarakat (Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan)

d)

Indikator sasaran 4; Menurunnya jumlah kampung kumuh tipologi kumuh sedang dari 12 lokasi menjadi tidak ada Kebijakan; Melaksanakan pemugaran kampung kumuh tipologi kumuh sedang secara partisipatif Program pemugaran rumah dan lingkungan kampung kumuh yang tidak memenuhi standar hidup sehat secara partisipatif (Program pengembangan perumahan), dengan kegiatan: Penetapan rencana pemugaran rumah dan lingkungan kampung kumuh (Penetapan kebijakan, strategi, dan program perumahan) Sosialisasi pemugaran rumah dan lingkungan kampung kumuh kepada masyarakat (Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan) Pemugaran sarana dan prasarana rumah sederhana sehat di kampung kumuh (Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat) Koordinasi penyelenggaraan pemugaran rumah dan lingkungan kampung kumuh dengan masyarakat dan lembaga terkait (Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan)

e)

Indikator sasaran 5; Menurunnya jumlah kampung kumuh tipologi kumuh ringan dari 17 lokasi menjadi tidak ada Kebijakan; Melaksanakan pemeliharaan kampung kumuh tipologi kumuh ringan secara partisipatif Program pemeliharaan rumah dan lingkungan kampung kumuh yang tidak memenuhi standar hidup sehat secara partisipatif (Program pengembangan perumahan), dengan kegiatan: Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat di kampung kumuh (Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat)

Sosialisasi pemeliharaan rumah dan lingkungan kampung kumuh kepada masyarakat (Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan) Koordinasi penyelenggaraan pemeliharaan rumah dan lingkungan kampung kumuh dengan masyarakat dan lembaga terkait (Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan) Penetapan rencana pemeliharaan rumah dan lingkungan kampung kumuh (Penetapan kebijakan, strategi, dan program perumahan) f) Indikator sasaran 6; Meningkatnya pelayanan dan ketersediaan prasarana air bersih di 31 lokasi kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Menyediakan sumber air bersih baik PDAM ataupun non PDAM di kampung kumuh Program penyediaan sarana dan prasarana air bersih di kampung kumuh (Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah), dengan kegiatan: Penyediaan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat miskin di kampung kumuh (Penyediaan sarana dan prasarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah) g) Indikator sasaran 7; Meningkatnya pelayanan dan ketersediaan sarana sanitasi lingkungan di 31 lokasi kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Menyediakan bantuan perbaikan ataupun pengadaan jamban di kampung kumuh Program penyediaan sarana sanitasi atau jamban di kampung kumuh (Program lingkungan sehat perumahan), dengan kegiatan: Penyediaan sarana sanitasi atau jamban bagi masyarakat miskin di kampung kumuh (Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin) h) Indikator sasaran 8; Meningkatnya pelayanan dan ketersediaan prasarana dan pengelolaan persampahan di 31 lokasi kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Mengembangkan pengelolaan sampah secara mandiri oleh masyarakat kampung kumuh Program pengembangan pengelolaan sampah oleh masyarakat kampung kumuh (Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan), dengan kegiatan: Sosialisasi kebijakan pengelolaan sampah kepada masyarakat kampung kumuh (Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan) Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan di kampung kumuh (Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan) Bimbingan teknis pengelolaan persampahan kepada masyarakat kampung kumuh (Bimbingan teknis pengelolaan persampahan) Peningkatan peran serta masyarakat kampung kumuh dalam pengelolaan persampahan (Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan)

i)

Indikator sasaran 9; Meningkatnya pelayanan dan ketersediaan prasarana jalan lingkungan di 31 lokasi kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Melaksanakan perbaikan kondisi jalan lingkungan di kampung kumuh Program Pemeliharaan dan perbaikan jalan lingkungan di kampung kumuh (Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan), dengan kegiatan:

Perencanaan perbaikan/ pemeliharaan jalan lingkungan kampung kumuh (Perencanaan rehabilitasi/ pemeliharaan jalan) Perbaikan/pemeliharaan jalan lingkungan di kampung kumuh (Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan) j) Indikator sasaran 10; Meningkatnya pelayanan dan ketersediaan prasarana drainase di 31 lokasi kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan drainase di kampung kumuh Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase di kampung kumuh (Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong), dengan kegiatan: Perencanaan pembangunan drainase dengan melibatkan masyarakat kampung kumuh (Perencanaan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong) Pembangunan drainase dengan melibatkan masyarakat kampung kumuh (Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong) Pemeliharaan drainase dengan melibatkan masyarakat kampung kumuh ASPEK EKONOMI k) Indikator sasaran 11; Berkurangnya jumlah pengangguran terbuka di kampung kumuh dari 75% menjadi 10% Kebijakan; Menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat kampung kumuh Program peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat kampung kumuh (Program peningkatan kesempatan kerja), dengan kegiatan: Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja Penyiapan tenaga kerja siap pakai Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi masyarakat kampung kumuh (Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja) l) Indikator sasaran 12; Berkembangnya 37 UMKM dengan tenaga kerja lokal di kampung kumuh Kebijakan; Menyediakan akses pengembangan kewirausahaan bagi masyarakat miskin kampung kumuh Program pengembangan sistem permodalan usaha bagi masyarakat kampung kumuh (Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah), dengan kegiatan: Sosialisasi bantuan modal bagi masyarakat kampung kumuh (Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan) Koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi usaha masyarakat kampung kumuh (Koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi usaha mikro kecil menengah) Pemantauan pengelolaan dana pemerintah bagi usaha masyarakat kampung kumuh (Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi usaha mikro kecil menengah) Pengembangan sarana pemasaran produk usaha masyarakat kampung kumuh (Pengembangan sarana pemasaran produk usaha mikro kecil menengah) Penyelenggaraan pembinaan usaha dan peningkatan usaha bagi masyarakat kampung kumuh (Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangga, industri kecil dan industri menengah) Penyelenggaraan promosi hasil usaha masyarakat kampung kumuh (Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro kecil menengah)

ASPEK SOSIAL m) Indikator sasaran13; Meningkatnya status gizi baik masyarakat kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Melaksanakan bantuan perbaikan gizi masyarakat kampung kumuh Program perbaikan gizi masyarakat kampung kumuh (Program perbaikan gizi masyarakat), dengan kegiatan Pemberian tambahan makanan dan vitamin bagi masyarakat miskin kampung kumuh (Pemberian tambahan makanan dan vitamin) Pemberdayaan masyarakat melalui kelompok atau organisasi masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi di kampung kumuh (Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi) n) Indikaator sasaran 14; Meningkatnya penyediaan pembiayaan kesehatan masyarakat miskin di kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Menyediakan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat kampung kumuh Program pelayanan kesehatan masyarakat miskin di kampung kumuh (Program pelayanan kesehatan penduduk miskin), dengan kegiatan: Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat miskin di kampung kumuh o) Indikator sasaran 15; Meningkatnya kesadaran masyarakat miskin di kampung kumuh untuk menjalani hidup sehat menjadi 100% Kebijakan; Meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi masyarakat kampung kumuh Program promosi kesehatan pada masyarakat miskin kampung kumuh (Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat), dengan kegiatan: Penyuluhan pola hidup sehat kepada masyarakat kampung kumuh (Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat) p) Indikator sasaran16; Meningkatnya pelaksanaan pencegahan penyakit menular di kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Melaksanakan pencegahan penyakit menular di kampung kumuh Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular di kampung kumuh (Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular), dengan kegiatan: Penyemprotan/ fogging sarang nyamuk di kampung kumuh (Penyemprotan/ fogging sarang nyamuk) Pemberian vaksinasi penyakit menular secara gratis untuk anak dan balita di kampung kumuh (Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular di kampung kumuh (Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular) Peningkatan imunisasi di kampung kumuh (Peningkatan imunisasi) Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan pemberantasan penyakit bagi masyarakat kampung kumuh (Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan pemberantasan penyakit menular) q) Indikator sasaran17; Meningkatnya peserta KB di kampung kumuh menjadi 75% Kebijakan; Meningkatkan pemahaman dan pelayanan KB masyarakat kampung kumuh Program keluarga berencana di kampung kumuh (Program keluarga berencana), dengan kegiatan:

Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi masyarakat kampung kumuh (Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin) Penyuluhan dan pembinaan keluarga berencana untuk masyarakat kampung kumuh (Pembinaan keluarga berencana) r) Indikator sasaran18; Terberantasnya buta huruf di kampung kumuh sebesar 100% Kebijakan; Memberantas buta huruf di kampung kumuh Program pendidikan non formal di kampung kumuh (Program pendidikan non formal), dengan kegiatan: Penyelenggaraan pendidikan keaksaraan bagi masyarakat yang belum melek huruf di kampung kumuh (Pengembangan pendidikan keaksaraan) s) Indikator sasaran19; Meningkatnya penyelenggaraan pelatihan keterampilan bagi masyarakat di kampung kumuh menjadi 100% Kebijakan; Meningkatkan keterampilan bagi masyarakat kampung kumuh untuk perbaikan kondisi ekonomi dan sosial Program pendidikan non formal di kampung kumuh (Program pendidikan non formal), dengan kegiatan: Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup bagi masyarakat miskin kampung kumuh (Pengembangan pendidikan kecakapan hidup) Penyelenggaraan pendidikan keterampilan bagi masyarakat di kampung kumuh (Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan) t) Kebijakan;Mengembangkan lembaga kemasyarakatan sebagai wadah pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat dalam perbaikan kondisi fisik, sosial dan ekonomi kampung kumuh Indikator sasaran20; Meningkatnya keberdayaan masyarakat kampung kumuh dalam perbaikan dan pemeliharaan kampung kumuh menjadi 100% Program peningkatan keberdayaan masyarakat kampung kumuh dalam memperbaiki kondisi fisik, sosial dan ekonomi (Program peningkatan keberdayaan masyarakat), dengan kegiatan: Penyelenggaraan pendampingan bagi penguatan fungsi lembaga dan organisasi masyarakat di kampung kumuh (Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga teknis dan masyarakat) Pembentukan/ penguatan lembaga dan organisasi masyarakat di kampung kumuh (Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat) Indikator sasaran 21; Meningkatnya keterlibatan masyarakat kampung kumuh dalam perbaikan dan pemeliharaan kampung kumuh menjadi 100% Program peningkatan partisipasi masyarakat kampung kumuh dalam memperbaiki kondisi fisik, sosial dan ekonomi (Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan), dengan kegiatan: Pendampingan pelaksanaan musyawarah pembangunan oleh masyarakat kampung kumuh (Pelaksanaan musyawarah pembangunan) Pembinaan kelompok masyarakat kampung kumuh peduli pembangunan (Pembinaan kelompok masyarakat pembangunan)

Anda mungkin juga menyukai