Makalah Audit Forensik - Nursela Koniyo
Makalah Audit Forensik - Nursela Koniyo
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
INDIKATOR PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. KOORDINASI INVESTIGASI
Koordinasi investigasi adalah proses kerja sama antara berbagai pihak, termasuk
kepolisian, detektif swasta, dan instansi terkait lainnya, untuk mengumpulkan informasi dan
menginvestigasi suatu kasus. Tujuan dari koordinasi investigasi adalah untuk memastikan
bahwa investigasi berjalan efektif dan efisien, sehingga dapat menghasilkan bukti-bukti yang
kuat untuk menangkap pelaku dan membantu penegak hukum dalam memproses kasus
tersebut. Koordinasi investigasi yang baik akan mempercepat proses investigasi, menghindari
duplikasi pekerjaan, dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam investigasi
memiliki pemahaman yang sama terhadap kasus tersebut. Koordinasi investigasi juga dapat
membantu mengatasi kendala-kendala yang mungkin timbul dalam proses investigasi, seperti
minimnya bukti, kurangnya saksi, atau kesulitan dalam mengidentifikasi pelaku.
Namun, koordinasi investigasi juga dapat menghadapi beberapa tantangan, seperti
perbedaan pendapat dalam menilai bukti-bukti, kurangnya komunikasi antara berbagai pihak
yang terlibat, atau adanya ketidakjelasan dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan koordinasi yang baik dan komunikasi
yang terbuka antara semua pihak yang terlibat dalam investigasi. Selain itu, harus ada
koordinasi dan pemahaman yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak, sehingga dapat meminimalkan adanya duplikasi pekerjaan dan meningkatkan efisiensi
proses investigasi
Penjagaan dan kegiatan rahasia merupakan bagian penting dari keamanan dan
pengawasan dalam suatu organisasi atau institusi. Sifat dasar dari penjagaan dan kegiatan
rahasia ini adalah kerahasiaan dan kerahasiaan yang dipertahankan untuk menjaga keamanan
organisasi atau institusi tersebut.
Sifat dasar dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah kerahasiaan, ketelitian,
profesionalisme, dan disiplin. Sifat-sifat ini sangat penting dalam menjaga keamanan
organisasi atau institusi, dan harus dipegang teguh oleh petugas penjagaan dan kegiatan
rahasia dalam melaksanakan tugas mereka. Berikut adalah penilaian lebih rinci tentang sifat
dasar dari penjagaan dan kegiatan rahasia:
1. Kerahasiaan: Salah satu sifat dasar dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah
kerahasiaan. Informasi yang disimpan atau ditangani oleh petugas penjagaan dan
kegiatan rahasia harus dijaga dengan ketat dan hanya boleh diketahui oleh orang-orang
yang berwenang. Kerahasiaan ini bertujuan untuk mencegah informasi rahasia bocor ke
tangan pihak yang tidak berwenang, sehingga dapat mengancam keamanan organisasi
atau institusi tersebut.
2. Ketelitian: Sifat dasar lain dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah ketelitian. Petugas
penjagaan dan kegiatan rahasia harus sangat hati-hati dalam menangani informasi
rahasia, termasuk dalam penyimpanan, pengiriman, dan penggunaan informasi tersebut.
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kesalahan atau kebocoran informasi yang
dapat mengancam keamanan organisasi atau institusi.
3. Profesionalisme: Petugas penjagaan dan kegiatan rahasia harus memiliki sikap
profesional dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka harus memahami pentingnya
kerahasiaan dan ketelitian dalam menjaga keamanan organisasi atau institusi, dan harus
mampu mengatasi situasi yang mungkin terjadi dengan cepat dan efektif.
4. Disiplin: Sifat dasar lain dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah disiplin. Petugas
penjagaan dan kegiatan rahasia harus disiplin dalam melaksanakan tugas mereka,
termasuk dalam hal mematuhi aturan dan prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam menjaga
keamanan organisasi atau institusi dilakukan dengan tepat dan efektif.
7. INFORMASI ELEKTRONIK
Informasi elektronik adalah informasi yang disimpan atau diproses dalam format digital
atau elektronik, seperti pesan email, pesan teks, dokumen elektronik, atau rekaman audio dan
video digital. Informasi elektronik dapat dengan mudah diakses dan disebarkan melalui
jaringan komunikasi digital seperti internet atau jaringan lokal.
Informasi elektronik dapat menjadi bagian penting dalam investigasi karena dapat
memberikan bukti tentang komunikasi dan aktivitas yang terjadi secara digital. Misalnya,
email atau pesan teks yang dipertukarkan antara dua orang dapat digunakan sebagai bukti
dalam sebuah kasus.
Namun, informasi elektronik juga dapat dengan mudah dimanipulasi atau dipalsukan,
sehingga penting untuk memastikan keaslian dan integritas informasi tersebut sebelum
digunakan sebagai bukti dalam sebuah kasus. Untuk itu, teknologi digital forensik digunakan
untuk memeriksa dan menganalisis bukti elektronik dengan tujuan memastikan keaslian dan
integritasnya.
Dalam investigasi, informasi elektronik juga dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang pelaku kejahatan, misalnya melalui analisis jejak digital. Jejak digital
adalah informasi yang terkait dengan aktivitas digital seseorang, seperti log aktivitas sistem
atau jejak penggunaan perangkat lunak. Analisis jejak digital dapat membantu
mengidentifikasi orang yang terlibat dalam kegiatan kriminal atau memperkuat bukti
terhadap pelaku kejahatan
SOAL
1. Apakah telah dilakukan analisis forensik terhadap informasi elektronik, seperti rekaman
CCTV atau data telepon genggam, untuk memperkuat bukti kasus?
2. Apa yang dimaksud dengan Vulnerability chart?
3. Apakah bukti fisik yang ditemukan cukup kuat untuk mendukung klaim bahwa tindakan
pencurian benar-benar terjadi?
4. Bagaimana menilai keabsahan informasi elektronik dalam investigasi untuk memastikan
keamanan dan keandalannya?
5. Metode apa saja yang diperlukan dalam investigasi tindak pencurian?