Anda di halaman 1dari 9

ZAKAT FITRAH322

ZAKAT fitrah hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang mampu untuk
menunaikannya. Zakat fitrah ini diperintahkan oleh Nabi 6 pada tahun
yang sama dengan waktu diwajibkannya puasa di bulan Ramadhan, dan
sebelum ditetapkannya kewajiban untuk berzakat secara umum. Kewajiban
zakat fitrah ini disyariatkan oleh Nabi @ dalam sebuah khutbah yang
beliau sampaikan sebelum datangnya hari raya idul fitri, sebagaimana
diriwayatkan oleh Abdrnrazzaq dengan sanad yang shahitu dari Abdu
bin Tsa'labah, dia mengatakan; Pada suatu ketika, tepatnya satu atau dua
hari menjelang perayaan hari idul fitri, Nabi ffi menyampaikan khutbah di
hadapan kaum Muslimin, beliau bersabda, "Diraajibkankepada setinp orang
merdeka dan budak, baik yang masih kanak-kanak atau sudah dewasn, untuk
mengeluarkan satu sha' gandum atnu biji gandum, atau satu sha' korma atau
j ewawut (seb agai zakat fitrahny a).'32i

322 LihatuntukpendapatmadzhabHanafipadaAl-BahrAr-Ra'iq,2/270,EathAl-Qadir,2/281.
Untuk pendapat madzhab Maliki pada B iday ah Al-Muj tahi d, 7 / 27 8, Al-l sti dzkar, 9 / 235.
Untuk pendapat madzhab Asy-Syafi'i padaAlHawi Al-IGbir,3/348, Mughni Al-Muhtaj,
2/170, Raudhih Ath-Thalibin,2/291,. Untuk pendapat madzhab Hambali pada Al-Furu',
2/ 517, Al-lnshaf, 3 / 1@.
323 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam kitab Musnad-nya (uz 9) riwayat Abdullah
bin Tsa'labah (hadits 23724 dan23725).luga diriwayatkan oleh Ad-Daraquthni pada
pembahasan tentang zakat fitrah (hadits 2/1.47 dan2/750). fuga diriwayatkan oleh Al-
Baihaqi pada pembahasan tentang zakat, bab tentang zakat fitrah (hadits 4 /167).luga
diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam kitab Mushannaf-nya pada pembahasan tentang
zakat, bab tentang zakat fitrah (hadits 5785). Juga diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam
kitab Hilyah Al-Auliya' (hadirs6/262). ]uga disebutkan oleh Al-Hindi dalam kitab Kanz
Al-Ummal $.adits24121. drr24131).JugadisebutkanolehAz-Zaila'idalarnkitabNasbu Ar-
Rayah Q/ a1\.Disebutkan pulaoletr.Az-Zts,baidi dalamkitablttihaf As-Sadah Al-Muttaqin
(4/64).

486 x Fikih Empat Madzhab lilid 2


Adapun untuk penjelasan mengenai hukumnya dan besarannya
menurut tiap madzhab dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
Menurut madzhab Hanafi, hukum zakat fi trah itu diwajibkan, namun
tidak sampai difardhukan. Adapun syarat-syarat wajibnya antara lain
beragama Islam, berstatus merdeka, dan memiliki nisab yang berlebih dari
kebutuhan utamanya.
Tidak disyaratkan pada zakat fitrah agar harta yang mencapai nisab
harus tetap jumlahnya ataupun bertambah. Berbeda dengan zakat biasa,
apabila seseorang sudah memiliki nisab setelah terwajibkan lalu dia
meninggal dunia sebelum menunaikan zakat fitratu maka kewajiban itu
tetap harus dibayarkan dan tidak gugur darinya. Tidak disyaratkan pula
seseorang harus mencapai baligh atau berakal sehat untuk menunaikan
zakat fitrah, oleh karenanya zakat ini tetap diwajibkan kepada kanak-kanak
atau orang gila, apabila wali mereka tidak menunaikan zakat fitrah atas
diri mereka maka wali tersebut dianggap telah melakukan perbuatan dosa,
dan kewajiban itu masih melekat pada diri mereka, oleh karenanya apabila
mereka sudah mencapai usia baligh atau sudah sembuh dari penyakitnya
maka dia harus menunaikannya.
Waktu untuk menunaikannya terhitung sejak menyingsingnya fajar
pada hari raya idul fitri. Namun tetap sah jika zakat fitrah itu ditunaikan
sebelum atau sesudah waktu tersebut, bahkan boleh ditunaikan kapanpun
di sepanjang hidup. Hanya saja waktu yang dianjurkan adalah sebelum
pelaksanaan shalat idul fitri, sebagaimana disabdakan oleh Nabi 6,
" Bebaskanlah mereka dari meminta-minta pada hari ini (yakni hari idul
fiti)."
Seorang kepala rumah tangga wajib mengeluarkanzakatfitrah untuk
dirinya sendiri, anaknya yang masih kecil, dan pelayannya. Begitu juga
dengan anaknya yang sudah dewasa jika dia terganggu akalnya, namun
jika berakal maka anak tersebut harus menunaikannya oleh dirinya sendiri,
meskipun dia termasuk orang yang fakir, kecuali orang tuanya berniat
untuk membantunya. Namun kepala rumah tangga tidak diwajibkan
untuk mengeluarkan zakat fitrah untuk istrinya, tetapi boleh-boleh saja
jika dia yang menunaikannya dengan niat hendak membantu, meskipun
tanpa seizin istrinya.
Harta yang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah ada empat macam,

Fikih Empat Madzhab lilid z x 487


yaitu gandum, biji gandum, korma, dan anggur kering. Adapun besaran
zakat untuk gandum adalah setengah sha'untuk satu orang, dan setengah
sha' itu sama dengan dua mud, atau sama dengan satu gelas menurut
timbangan bangsa Mesir. Sedangkan untuk biji gandum adalah satu
seperenam gelas Mesir. Adapun unfuk korma dan anggur kering maka
besaran zakatnya adalah satu sha' penuh, yakni sama dengan empat mud
atau dua gelas bangsa Mesir.
Untuk lebih mudah, pemb ayar zak at htrah diperbolehkan membayarnya
dengan uang tunai, bahkan lebih afdhal seperti itu, karena akan lebih dapat
bermanfaat bagi orang-orang fakir yang menerimanya.
Pemberian zakat fitrah untuk satu orang boleh diberikan kepada
beberapa orang miskin, sebagaimana diperbolehkan pula zakat fitrah
untuk beberapa orang diberikan kepada satu orang miskin saja. Adapun
golongan-golongan yang berhak untuk menerima zakat fitrah sama seperti
golonganyangberhak untuk menerima zakatbiasa, yaitu yang disebutkan
pada fuman Allah $a,

opis\a\L
lz

\ i,
'J*li EiS*i,W j) tvri j)"#*
"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin,
amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualafl , untuk (memerdekakan) hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orangyangberhutang, untuk jalan Allah, dan
untuk orang yang sedang dalam perjalanan." (At-Taubah: 60).
Menurut madzhab Hambali, zakat fitrah diwajibkan pada setiap
Muslim yang memiliki makanan yang melebihi porsi satu hari id penuh
untuk disantapnya sendiri dan juga keluarganya, termasuk juga kebutuhan
lainnya yang mencakup tempat tinggal, pelayary kendaraan, pakaian yang
dikenakan, buku-buku pelajaran, dan sebagainya. Seorang kepala rumah
tangga selain wajib mengeluarkan zakat fitrah bagi dirinya sendiri, dia
juga diwajibkan untuk menunaikannya bagi orang yang wajib dinafkahi
olehnya, kerabatnya, dan kaum Muslimin yang membutuhkan bantuan
darinya. Apabila dia tidak mampu untuk membayarkan semua, maka
dia harus memulai dari dirinya sendiri, lalu istrinya, lalu anak-anaknya,

4BB x. Fikih Empat Madzhab lilid 2


lalu orang tuanya, lalu kerabat terdekat, lalu kerabat jauh, sesuai dengan
urutan pembagian hak warisan. Adapun untuk bayi yang masih berupa
janiru maka hukum mengeluarkan zakat baginya adalah disunnahkan.
Kewajiban menunaikan zakat fitrah ini dimulai sejak matahari
terbgnam di hari puasa terakhir bulan Ramadhan, namun jika ditunaikan
dua hari sebelum hari id maka hal itu diperbolehkaru asalkan tidak lebih
dari itu, yakni tiga hari sebelum hari id dan seterusnya. Adapun waktu yang
paling afdhal untuk menunaikannya adalah tepat sebelum melaksanakan
shalat id, dan dimakruhkan jika zakat fitrah diserahkan setelah shalat id,
bahkan diharamkan jika lewat dari hari idul fitri selama dia mampu untuk
menunaikannya pada hari itu.
Orang yang berkewajiban untuk menunaikan zakat fitrah harus
mengeluarkannya di tempat dia berbuka puasa di hari terakhir puasa
Ramadhannya. Begitu pula zakat-zakat fitrah untuk anggota keluarga yang
harus ditanggung olehnya.
Adapun besaran zakat fitrah untuk setiap individu adalah satu sha'
gandum, biji gandum, korma, anggur kering, ataupun keju. Atau boleh
juga tepung jika ukuran beratnya setara dengan biji-bijian tersebut. Namun
jika semuaitu tidak ada, makabahanmakananapa punboleh dikeluarkan
untuk menggantikannya, asalkan menjadi makanan pokok di daerahnya,
baik ifu berupa jagung, beras, kacang adas, atau semacarmya.
Pemberian zakat fitrah untuk satu orang boleh diberikan kepada
beberapa orang miskin, sebagaimana diperbolehkan pula zakat fitrah
untuk beberapa orang diberikan kepada satu orang miskin saja. Adapun
orang-orangyang berhak menerima zakat fitrah sama sePerti golongan
yang berhak untuk mendapatkan zakat biasa.
Menurut madzhab Asy-Syafi'i, zakat fitrah diwajibkan atas setiap
orang Muslim yang merdeka, selama dia memiliki makanan melebihi porsi
satu hari id penuh untuk disantapnya sendiri dan keluarganya, termasuk
juga kebutuhan lain yang biasanya diperlukary semisal lauk pauk, kue
lebaran, pakaiary tempat tinggal, pelayan, buku-buku pelajaran, dan lain
sebagainya. Selain itu diwajibkan pula bagi orang kafir untuk mengeluarkan
zakat fitrah bagi orang-orang Muslim yang menjadi tanggung jawabnya,
semisal pelayar; ataupun kerabat dekatnya.

Fikih Empat Madzhab litid z x 489


Adapun orang-oran g y arrg wajib dikeluarkan zakatny a oleh seorang
kepala rumah tangga selain dirinya dapat dibagi menjadi empat. Pertama:
istri, meskipun istrinya termasuk orang kaya atau telah diceraikan dengan
talak satu atau dua (yakni talak yang dapat dirujuk kembali), atau telah
diceraikan dengan talak tiga namun ternyata dalam keadaan hamil dan
tidak mendapatkan nafkah dari suaminya lagi. Bagian yang pertama ini
juga mencakup hamba sahaya dan pelayan.
Kedua: orang tuanya, kakek neneknya, dan terus ke atas.
Ketiga: anak-anaknya, cucu-cucunya, dan terus ke bawah. Baik anak
perempuan ataupun laki-laki, baik masih kecil ataupun sudah dewasa.
Kedua bagian ini (kedua dan ketiga) hanya wajib dikeluarkan zakat
fitrahnya apabila mereka termasuk kategori fakir atau miskin. Khusus untuk
anak yang sudah dewasa, orang tuanya hanya wajib mengeluarkan zakat
apabila anak tersebut masih berstatus pelajar dan belum mampu untuk
mencari penghasilannya sendiri.
Keempat: hamba sahaya yang dimilikinya, meski ada yang kabur atau
tertawan.
Waktu yang diwajibkan untuk menunaikannya adalah bagian terakhir
bulan Ramadhan yang bertepatan dengan bagian awal bulan Syawal.
Adapun waktu yang paling dianjurkan adalah setelah pelaksanaan shalat
subuh hingga sebelum pelaksanaan shalat id. Apabila ditunaikan setelah
shalat id hingga terbenamnya matahari maka hukumnya makruh, kecuali
ada alasan yang memperkenankan, misalnya menunggu seorang fakir yang
masih terhitung kerabatnya, atau semacam itu. Sedangkan jika zakat fitrah
ditunaikan setelah terbenamnya matahari pada hari id, maka hukumnya
diharamkary kecuali ada alasan yang memperkenankary misalnya tidak
menemukan orang yang berhak untuk menerima zakat. Namun jika
zakat itu ditunaikan sebelum waktu yang diwajibkan, maka hukumnya
diperbolehkary yaitu sejak datangnya bulan Ramadhan hingga hari yang
terakhir.
Tempat yang diwajibkan untuk menunaikannya adalah tempat di mana
dia berada pada saat matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadhan,
selama dia belum mengeluarkannya sebelum itu di tempat lain.
Besaran yang wajib dikeluarkan bagi setiap individu adalah satu sha'

490 *" Fikih Empat Madzhab lilid 2


bahan makanan pokok yang biasa dimakan sehari-hari. Namun dapat
diurutkan jenis makanan pokok yang paling afdal untuk dizakatkan adalah
biji gandum, gandum, jagung, beras, himas, adas, ful, korma, anggur
kering, keju, dan bahan makanan pokok lain selain itu. Apabila terdapat
bahan makanan pokok yang lebih tinggi afdhalnya dari bahan makanan
pokok yang biasa dimakan sehari-hari, maka makanan itu boleh digunakan
sebagai zakat fitrah. Namun jika bahan makanan pokok itu lebih rendah
afdhalnya dari bahan makanan pokok yang biasa dimakan maka makanan
itu tidak boleh digunakan sebagai zakat fitrah (misalnya makanan pokok
seseorang beras, maka dia boleh berzak'atdengan gandum, namun dia tidak
boleh berzakat dengan korma). Tidak boleh pula mencampur antara satu
bahan makanan pokok dengan bahan makanan pokok lainnya, misahrya
separuhnya beras dan separuhnya lagi gandum, meskipun makanan yang
biasa dimakan sehari-hari adalah kedua jenis makanan tersebut. Tidak
diperbolehkan pula hanya mengeluarkan uang tunai yang senilai dengan
harga bahan makanan pokok yang hendak dizakatkan.
Apabila seorang kepala rumah tangga tidak mampu untuk memenuhi
pembayaran zakat dari semua anggota keluarga yang ditanggung olehnya,
maka dia harus memprioritaskan dirinya sendiri terlebih dahulu, kemudian
istrinya, kemudian pelayannya, kemudian anaknya yang masih kecil,
kemudian ayaltnya, kemudian ibunya, kemudian anaknya yang sudah
besar, dan baru kemudian kerabatnya yang lain. Apabila ada beberapa
orang yang satu derajat tidak mampu dibayarkan seluruhnya, misalnya
dia memiliki lima orang anak yang masih kecil-kecil, namun dia hanya
mampu membayarkan dua orang saja di antara mereka, maka dia boleh
memilih anak mana saja yang hendak dikeluarkan zakatnya.
Menurut madzhab Maliki, zakat fitrah diwajibkan atas setiap Muslim
yang merdeka dan mampu untuk menunaikannya saat diwajibkan, baik
kemampuan yang memang ada pada dirinya ataupun mampu untuk
meminjamnya terlebih dahulu, karena orang yang mampu untuk meminjam
masuk dalam kategori orang yang mampu apabila dia yakin dapat melunasi
hutang tersebut di kemudian hari.
Syarat untuk dianggap mampu adalah seseorang yang memiliki
makananyangmelebihi porsi satu hari id penuh untuk disantapnya sendiri
dan keluarganya. Apabila makanan itu hanya pas-pasan untuk dirinya dan

Fikih Empat Madzhab lilid z * 491


keluarganya saja maka dia tidak wajib untuk mengeluarkan zakat fitrah.
Adapun kepala keluarga yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan
zakat tidak hanya bagi dirinya sendiri saja, namun juga bagi anggota
keluarga dan kerabat yang termasuk wajib dinafkahi olehnya, di antaranya
adalah kedua orang tua yang tidak mampu, putra-putra yang belum
baligh dan belum memiliki penghasilan sendiri, putri-putri yang belum
dinikahkan, istri-istri meskipun mereka termasuk orang yang mampu,
hamba sahaya, dan juga istri dari putra-putranya yang fakir.
Besaran yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah satu sha',
bagi yang mampu seperti itu, apabila tidak maka sebagiannya saja pun
boleh dizakatkan. Adapun harta yang wajib dikeluarkan adalah bahan
makanan pokok di negerinya, terutama sembilan bahan makanan berikut
iniyaitu gandum, biji gandum, jelai, jewawut, jagung, beras, korma, anggur
kering, dan keju. Apabila penduduk di suatu tempat memakan dua macam
dari bahan makanan pokok tersebut dan tidak ada yang lebih menonjol
di antara keduanya, maka pembayar zakat boleh memilih apa pun yang
hendak dia keluarkan sebagai zakat fitrahnya. Namun tidak sah hukumnya
jika pembayar zakat mengeluarkan zakat fitrahnya berupa bahan makanan
yang bukan menjadi makanan pokok di tempatnya, kecuali jika makanan
tersebut lebih baik atau lebih tings tingkatannya dibandingkan dengan
makanan pokok yang biasa dimakan oleh masyarakat setempat, misalnya
dia hendak membayar zakat fitrahnya dengan menggunakan gandum
sementara makanan pokok bagi masyarakat umum setempat adalahberas.
Adapun makanan lain selain kesembilan macam makanan pokok
tersebut tidak boleh dijadikan sebagai zakat fitrah, misalnya ful, adas,
atau yang lainnya, kecuali jika masyarakat setempat memang menjadikan
makanan tersebut sebagai makanan pokok mereka, maka pembayar zakat
boleh berzakat dengan makanan tersebut.
Syarat-syarat untuk menerima zakat fitrah adalah harus dari golongan
fakir atau miskin, harus seorang Muslim, harus berstafus merdeka, dan
bukan berasal dari keturunan Bani Hasyim. Adapun untuk golongan-
golongan yang berhak menerima zakat biasa mereka hanya boleh diberikan
zakat fitrah apabila mereka miskin atau fakir, oleh karenanya apabila
terdapat ibnu sabil yang sedang melakukan perjalanan bukan termasuk

492 x Fikih Empat Madzhab Jilid 2


orang yang miskin maka dia tidak berhak untuk menerima zakat futrah,
begitu juga dengan golongan-golongan lainnya.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan zakat fitrah ini, antara lain:
Pertama: apabila bahan makanan pokok yang hendak dizakatkan
belum dibersihkan dari kulit atau batangnya (yakni gabahnya), maka
makanan tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu, selama beratrya lebih
dari dua pertiga atau lebih dari seluruh makanan yang ditimbang, namun
jika kurang dari itu maka pemurniannya hanya dianjurkan saja.
Kedua: dianjurkan agar zakat fitrah disalurkan setelah shalat subuh
pada hari idul fitri, yakni sebelum dia berangkat untuk menunaikan shalat
id berjamaah. Namun zakat fitrah boleh juga diserahkan pada satu atau
dua hari sebelum hari id, asalkan tidak lebih dari itu.
Ketiga: apabila seseorang harus menanggung zakat fitrah untuk
beberapa orangnamun diahanya sanggup menunaikanuntuk sebagian dari
mereka saja, maka dia boleh memulainya dari dirinya sendiri, kemudian
istrinya, kemudian kedua orang fuanya, kemudian anak-anaknya, barulah
yang lainnya.
Keempat diharamkan untuk menunda pembayaranzakat fitrah dari
hari idul fitri, namun kewajibannya tidak gugur meskipunwaktunya telah
lewat.
Kelima: apabila seseorang belum termasuk dalam kategori mampu saat
waktu kewajibannya datang, lalu ternyata pada hari idul fihi dia sudah
memiliki kemampuary maka hukum menunaikan zakat fitrah baginya dan
bagi orang-orang yang wajib dia nafkahi hanya dianjurkan saja.
Keenam: apabila seseorang berkewajiban untuk menunaikan zakat
fitrah namun dia sedang melakukan perjalanan jauh (musafir), maka hukum
melaksanakannya hanya dianjurkan saja dan tidak diwajibkan selama dia
tidak berpesan kepada keluarganya untuk menunaikan zakat tersebut
atas nama dirinya atau dia tidak terbiasa melakukan perjalanan. Namun
apabila dia sudah terbiasa melakukannya atau dia sudah berpesan kepada
keluarganya maka hukum menunaikan zakat fitrah tetap diwajibkan.
Ketujuh: apabila seseorang terbiasa memakan bahan makanan yang
lebih rendah dari makanan pokok yang biasa dimakan oleh masyarakat
sekitar, misalnya dia hanya memakan nasi sementara masyarakat lain

Fikih Empat Madzhab litid z x 493


memakan gandum, maka dia boleh mengeluarkan beras sebagai zakat
fitrahnya, selama dia melakukan itu karena kefakirannya, namun jika hal
itu dia lakukan karena kekikirannya maka dia harus mengeluarkan bahan
makanan pokok yang biasa dimakan oleh masyarakat pada umurmya.
Kedelapan: satu orang fakir atau satu orang miskin boleh diberikan
satu sha'bahan makanan pokok, boleh juga diberikan lebih sedikit dari itu,
dan boleh pula diberikan lebih banyak dari itu, namun yang paling afdhal
adalah satu sha' untuk satu orang miskin.O

494 x Fikih Empat Madzhab litid 2

Anda mungkin juga menyukai