Anda di halaman 1dari 5

Nama : NAZILLA KHAIRANI

No. BP: 2210252060

Ujian MKWU Kewarganegaraan

1.Negara hukum dan demokrasi adalah dua hal yg saling terkait erat.

a.Jelaskan pendapat Sdra tentang hubungan kedua hal di atas.

b.Jelaskan juga pendapat Sdra tentang apa di maksud dengan negara hukum responsif dan
negara hukum represif dan kapan hal itu terjadi...

c.Jelaskan pendapat sdra kenapa di Indonesia

yg merupakan negara hukum(psl 1 ayat 3) dan negara demokrasi(psl 1 ayat 2 UUD 1945)

masih banyak UUnya yg berkarakter represif !

2.Hak Asasi Manusia (HAM) saat ini adalah salah satu dari isu global kontemporer.

a.Jelaskan pendapat Sdra kapan HAM bersifat universal dan kapan pula ia bersifat relatif
kultural?

b.Jelaskan apa saja unsur yg harus dipenuhi oleh suatu kejahatan sehingga kejahatan tsb disebut
SBG kejahatan kemanusiaan.

c.Kemukakan pendapat Sdra kenapa kompetensi ICC (Internasional Criminal Court) dikatakan
bersifat komplementer!

3.Otonomi Daerah (OTODA) dan NKRI adalah dua hal yg saling terkait erat.

a.Kemukakan pendapat Sdra kenapa OToDA bagi Indonesia saat ini merupakan merupakan
suatu kebutuhan?

b.Jelaskan hubungan OTODA dan NKRI saat ini

c.Sdra jelaskan juga kenapa sejak OTODA diterapkan di Indonesia maka jumlah korupsinya juga
semakin meningkat!

4.Jawablah pertanyaan berikut secara ringkas dan padat.


a.jelaskan apa yg dimaksud dgn 4 pilar kemerdekaan RI dan kenapa dikatakan bahwa ke 4 hal
tsb adalah bersifat fiinal dan harga mati.

b.Sdra jelaskan hubungan antara NKRi dan Demokrasi di Indonesia!

JAWAB:

1. A. Demokrasi dan negara hukum adalah dua konsepsi mekanisme kekuasan dalam
menjalankan roda pemerintahan negara. Kedua konsepsi tersebut saling berkaitan yang
satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan, karena pada satu sisi demokrasi memberikan
landasan dan mekanisme kekuasaan berdasarkan prinsip persamaan dan kesederajatan
manusia, pada sisi yang lain negara hukum memberikan patokan bahwa yang memerintah
dalam suatu negara bukanlah manusia, tetapi hukum.
B. Hukum responsif adalah model atau teori yang digagas oleh Nonet Selznick di tengah
kritik pedas Neomarxis, terhadap liberal legalisme. Legalisme liberal mengandaikan
hukum sebagai institusi mandiri dengan sistem peraturan dan prosedur yang obyektif,
tidak memihak dan benarbenar otonom. Adanya teori hukum responsif dilatararbelakangi
oleh munculnya masalah-masalah sosial seperti, kemiskinan, kejahatan, pencemaran
lingkungan, kerusuhan kaum urban, protes massal, dan penyalahgunaan kekuasaan yang
melanda Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Hukum represif ini secara khusus
bertujuan untuk mempertahankan status-quo penguasa yang acap kali dikemukakan
dengan dalih untuk menjamin ketertiban.
Hukum represif adalah hukum sebagai alat kekuasaan represif dari penguasa negara atau
rezim yang berkuasa dalam pemerintahan. Hukum represif dikembangkan sebagai bagian
dari sistem kekuasaan absolut yang bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan status
quo. Kekuasaan pemerintah bersifat represif manakala kekuasaan tersebut tidak
memperhatikan kepentingan orang-orang yang diperintah, yaitu ketika kekuasaan
dilaksanakan tidak untuk kepentingan mereka atau dengan mengingkari legitimasi
mereka.
C. Dalam disertasinya yang kemudian dibukukan, Mahfud merujuk pandangan Philippe
Nonet dan Philip Selznick ketika membahas kaitan antara hukum dan penindasan.
Dikutip dari bukunya Politik Hukum di Indonesia (1998), Mahfud menulis: masuknya
pemerintah ke dalam pola kekuasaan yang bersifat menindas, melalui hukum,
berhubungan erat dengan dengan masalah kemiskinan sumber daya pada elit pemerintah.
Penggunaan kekuasaan yang bersifat menindas, terdapat pada masyarakat yang masih
berada pada tahap pembentukan tatanan politik tertentu. Hukum berkaitan erat dengan
kekuasaan karena tata hukum senantiasa terikat pada status quo”. Salah satu karakteristik
tipe hukum yang menindas adalah ‘hukum ditundukkan pada politik kekuasaan’. Para
pemerintah dan wakil rakyat masih banyak yang egois dan hanya mementingkan diri
sendiri.

2. A. HAM sebagai hak kodrati merupakan pemberian langsung sang maha pencipta dan
menjadikan hak asasi manusia bersifat universal. Alasan lain HAM bersifat universal
adalah hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan refleksi dari eksistensi manusia.
HAM muncul dari keyakinan manusia itu sendiri bahwa semua manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang sama dan sederajat. Manusia dilahirkan lepas dan memiliki martabat
juga hak yang sama. Atas dasar itulah manusia sudah seharusnya diperlakukan secara
sama, setimpal, dan beradab. Tidak ada yang berhak membedakannya berdasarkan ras,
keyakinan, suku, dan bangsa. Penerapannya tidak mengenali batasan-batasan yang
sifatnya kewarganegaraan atau kewilayahan. Sehingga di manapun manusia berada, hak
asasi manusianya tetap berlaku. Adapun HAM seacara kultural yaitu HAM yang
mecakup Hak untuk menentukan, memilih, dan mendapatkan Pendidikan, Hak untuk
mendapatkan pengajaran, Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat
dan minat, Hak untuk mengembangkan hobi, Hak untuk berkreasi, Hak untuk
memperoleh jaminan social dan Hak untuk berkomunikasi.

B. adanya perbuatan yang menimbulkan kerugian pada orang lain (criminal act). adanya
maksud  atau niat jahat dari perbuatan yang dilakukan (criminal intent). adanya peleburan
antara maksud atau niat jahat dan perbuatan jahat. kerugian tersebut telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan/hukum pidana (asas legalitas). adanya pembauran antara
kerugian yang diatur dalam peraturan perundang-undangan (hukum pidana) dengan
perbuatan. adanya sanksi pidana yang mengancam perbuatan tersebut.

C. Karena ICC saling melengkapi Ketika menghadapi suatu kasus


3. A. karna pemerintah pusat tidak bisa mengatur keseluruhan daerah di indonesia.Dan juga
otonomi diperlukan untuk mencegah ketidak adilannya(cth : perekonomian) di setiap
daerah.

B. Otonomi daerah dan NKRI mempunyai hubungan sinergi yang kuat. Karena otonomi
daerah merupakan sebuah sistem untuk menompang keutuhan negara Indonesia ini yang
mempunyai kemajemukan. Otonomi daerah menjadi poin penting karena daerah akan
leluasa mengelola daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan dari pusat secara utuh.

C. Menjamurnya korupsi di daerah dapat dilihat melalui tiga persoalan penting. Pertama,


sadar atau tidak, program otonomi daerah yang digulirkan oleh pemerintah hanya
terfokus pada pelimpahan wewenang dalam pembuatan kebijakan, keuangan dan
administrasi dari pemerintah pusat ke daerah, tanpa disertai pembagian kekuasaan kepada
masyarakat. Dengan kata lain, program otonomi daerah tidak diikuti dengan program
demokratisasi yang membuka peluang keterlibatan masyarakat dalam pemerintahan di
daerah. Karenanya, program desentralisasi ini hanya memberi peluang kepada elite lokal
untuk mengakses sumber-sumber ekonomi dan politik daerah, yang rawan terhadap
korupsi atau penyalahgunaan wewenang. Kedua, tidak ada institusi negara yang mampu
mengontrol secara efektif penyimpangan wewenang di daerah. Program otonomi daerah
telah memotong struktur hierarki pemerintahan, sehingga tidak efektif lagi control
pemerintah pusat ke daerah karena tidak ada lagi hubungan struktural secara langsung
yang memaksakan kepatuhan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Kepala
daerah, baik gubernur, bupati, maupun walikota, tidak lagi ditentukan oleh pemerintah
pusat, melainkan oleh mekanisme pemilihan kepala daerah oleh DPRD dan
bertanggunjawab ke DPRD. Hubungan pemerintahan pusat dan daerah hanya fungsional,
yaitu hanya kekuasaan untuk memberi policy guidance kepada pemerintah daerah tanpa
diikuti oleh pengawasan yang memadai. Ketiga, legislatif daerah gagal dalam
menjalankan fungsinya sebagai lembaga kontrol. Justru sebaliknya terjadi kolusi yang
erat antara pemerintah daerah dan DPRD sehingga kontrol terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah tidak terjadi, sementara kontrol dari kalangan civil society masih
lemah.
4. A. 4 Pilar tersebut adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka tunggal ika. Kenapa
bersifat final dan harga mati, karena 4 pilar tersebeut merupakan dasar dari kesatuan
negara Indonesia, Tanpa pilar tersebut negara ini akan mudah terpecah.

B. Konsep Demokrasi tidak terlepas dari nama yakni “Negara” karena tempat demokrasi
itu sendiri adalah suatu negara. Sedangkan Negara adalah menciptkan suatu hukum yang
dipimpin oleh penguasa yang dipilih oleh rakyat untuk mengatur pemerintahan yang ada
di suatu negara agar menjaga ketertiban masyarakat dan kepastian hukum.

Anda mungkin juga menyukai