Anda di halaman 1dari 9

MODUL AJAR BAHASA JAWA KELAS 5

Produksi Bahan Ajar


Dosen Pengampu: Dr. Rahutami, M.Hum

Disusun Oleh:
1. Dwi Alfiyatul Maulinah 190402080004
2. Rita Mellinda Tri Murti 190402080017
3. Rosalinda Gadis Permatasari 190402080024
4. Ifa Mutamimah 190402080028
5. Jaenal Rojikin 190402080030
6. Salma Aqiilah Fauzia 190402080032
7. Deril Rahmadita 190402080040

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang
digunakan oleh sebagian besar sekolah yang berada di tanah Jawa mulai dari
jenjang dasar hingga atas. Muatan lokal yang selanjutnya di singkat MULOK
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk juga keunggulan
daerah. Dengan begitu, bahasa jawa merupakan pembelajaran yang dimana
dalam kegiatannya bertujuan untuk mengenalkan dan mengembangkan
potensi yang ada pada kebudayaan Jawa. Dalam pembelajaran bahasa Jawa
selain menekankan pada kemampuan berbahasa sebagai pegangan dalam
bersosial dalam kehidupan masyarakat Jawa khususnya, terdapat pula
pembelajaran sastra Jawa yang bertujuan untuk mengenalkan kepada anak
didik terkait pendidikan karakter dan sebagai pelestarian dengan
menggunakan pendekatan kearifan lokal.
Di era 4.0 ini budaya Jawa sedikit demi sedikit mulai luntur. Hal ini
disebabkan oleh masuknya budaya asing yang mudah diterima oleh
masyarakat Jawa khususnya pada kalangan muda yang dimana masih
terbilang usia pelajar. Hal ini menyebabkan pelajar sudah mulai tidak
mengenal budayanya walaupun dalam lingkungan sekolah masih diterapkan
mata pelajaran MULOK bahasa Jawa. Selain budaya asing, yang
menyebabkan lunturnya budaya Jawa yaitu kurangnya minat anak didik
dalam pembelajaran mata pelajaran ini. Kurangnya minat tersebut salah
satunya disebabkan oleh sulitnya dalam mempelajari mata pelajaran ini
terutama dalam segi unggah-ungguh basa (tata bahasa) dan aksara Jawa.
Di sisi lain, yang menyebabkan sulitnya dalam mempelajari bahasa Jawa
yaitu kurangnya efektivitas bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran.
Sehingga, siswa sulit dalam memahami materi maupun dalam melakukan
pengerjaan soal. Pembelajaran bahasa Jawa hanya di terapkan sebagai
formalitas saja dalam dunia pendidikan. Apalagi jam pelajaran MULOK ini
hanya 2 jam pelajaran dalam 1 minggu sehingga menjadikan mata pelajaran
ini bukan pelajaran yang utama. Salah satu sekolah yang mempunyai
permasalahan terkait pembelajaran bahasa Jawa yaitu SD Negeri 1
Bedalisodo. Sekolah ini beralamatkan di Dusun Sengon, Desa Dalisodo,
Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Permasalahan yang terdapat pada
sekolah tersebut yaitu pada kelas V yang dimana bahan ajar yang digunakan
kurang sesuai terutama dalam segi bahasa tulis dan materi ajar.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada pada
pembelajaran MULOK bahasa Jawa peneliti akan membuat suatu terobosan
khususnya dalam bentuk bahan ajar. Bahan ajar yang akan dibuat dan
diterapkan oleh peniliti yaitu Modul Ajar. Modul Ajar yang akan dibuat akan
menggunakan pendekatan kearifan lokal dan menyesuaikan logat bahasa
masyarakat setempat. Kearifan lokal lokal tersebut meliputi bahasa tulis dan
wacana yang terdapat pada materi yang disajikan. Diharapkan dengan
dibuatnya bahan ajar Modul Ajar ini akan meningkatkan kemampuan literasi
anak didik khususnya siswa kelas V SD Negeri 1 Bedalisodo. Maka dari itu,
peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan
Ajar Bahasa Jawa Siswa Kelas V Studi Kasus SD Negeri 1 Bedalisodo”.

1.2 Tujuan
1. Membuat Modul Ajar sebagai bahan ajar bahasa Jawa dengan pendekatan
kearifan lokal Desa Dalisodo.
2. Menguji efektivitas Modul Ajar sebagai bahan ajar bahasa Jawa dengan
pendekatan kearifan lokal Desa Dalisodo.

1.3 Manfaat
a. Guru
Hasil penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk membantu
para guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa dengan
pendekatan kearifan lokal yang mana akan menjadikan pemebelajaran
lebih efektif.
b. Siswa
Penelitian pengembangan ini bagi siswa dapat meningkatkan minat
belajar bahasa jawa yang mana dalam hal ini mengangkat kearifan lokal
yang ada pada didesa Dalisodo. Pengangkatan kearifan lokal tersebut
berguna untuk melestarikan budaya Jawa yang ada didesa Dalisodo
melalui lingkungan pendidikan.
c. Mahasiswa
Penelitian ini dapat sebagai referensi untuk mahasiswa dan inspirasi
agar tetap menjunjung tinggi kebudayaan lokal untuk dituangkan salah
satunya kearah dunia pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Bahasa Jawa


Pembelajaran bahasa Jawa merupakan pembelajaran MULOK yang ada
dijenjang sekolah tingkat dasar hingga menengah atas dan ada beberapa
ditingkat perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa Jawa juga menggunakan
kurikulum yang mana menyatu dengan tematik yang telah disesuaikan dengan
kurikulum nasional. Pembelajaran bahasa Jawa salah satu bentuk
pengembangan kelestarian budaya baik dari segi keterampilan maupun dari
segi pengetahuan yang ada pada pembelajaran bahasa Jawa. Hal ini
berdampak pada peningkatan literasi dan pengembangan kearifan lokal yang
ada disekitar.
Menurut Arafik (2013:19) mata pelajaran bahasa Jawa merupakan mata
pelajaran MULOK yang bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan bahasa Jawa, serta meningkatakan sikap positif terhadap
penggunaan bahasa Jawa.
2.2 Bahan Ajar
Menurut Pannen (1995), bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran
yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
Menurut Widodo dan Jasmadi dalam Ika Lestari (2013:1) bahan ajar
adalah seperangkat atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mencapai kopetensi atau subkopetensi
dengan segala kompleksitasnya.
2.3 Kearifan Lokal
Menurut Susanti dalam (Asriati, 2012) kearifan lokal ialah gagasan-
gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh masyarakat. Bentuk kearifan lokal dalam
masyarakat dapat berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat,
hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal
ialah: (1). Cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya, (2). Tanggung
jawab, disiplin, dan mandiri, (3). Jujur, (4). Hormat dan santun, (5). Kasih
sayang, dan peduli, (6). Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang
menyerah, (7). Keadilan dan kepemimpinan, (8). Baik dan rendah hati, (9).
Toleransi, cinta damai dan persatuan.
Menurut Asriati (2012) kearifan lokal merupakan suatu gagasan
konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara
terus menerus dalam kesadaran masyarakat dari yang sifatnya berkaitan
dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang rofan (bagian keseharian
dari hidup dan bersifat biasa-biasa saja)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pembuataan Modul Ajar


Metode yang digunakan adalah metode Research and Development yang
mengacu pada model pembelajaran ADDIE dalam (Mulyatiningsih,2016)
yang meliputi lima tahap, yakni: Analysis, Design, Development,
Implementation, dan Evaluation.

Analysis

Design

Development

Implementation

Evaluation
Gambar 1. Alur Pembuatan Modul.

1. Analysis (Analisis)
Tahap ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kurikulum,
dan bahan ajar bahasa Jawa (LKS).
2. Design (Desain)
Tahap ini dilakukan perencanan Modul Ajar sesuai hasil analisis
secara menyeluruh. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan cover Modul Ajar.
b. Perencanaan kerangka materi.
3. Development (Pengembangan)
Tahap ini adalah proses pembuatan Modul Ajar dengan menggunakan
Microsoft Word. Unsur penting yang dipertimbangkan dalam
pengembangan ini adalah pelibatan siswa dalam proses pengembangan
Modul Ajar pembelajaran bahasa Jawa kelas V.
4. Implementation (Implementasi)
Tahap ini berupa kegiatan penilaian oleh ahli materi (dosen), guru
kelas, dan guru mata pelajaran bahasa Jawa.
5. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi dilakukan pada setiap tahap (4 tahap sebelumnya). Hasilnya
menjadi bahan evaluasi akhir untuk menilai kesiapan media secara
menyeluruh.
3.2 Jadwal Kegiatan
NO Pelaksanaan Tanggal
1 Analisis kurikulum 05 – 09 September 2022
2 Pembuatan modul ajar 10 – 25 September 2022
3 Validasi 26 September – 01 Oktober
2022
4 Uji coba lapangan 3 – 4 Oktober 2022
3.3 Pendanaan
No Bahan Harga
1. ATK Rp. 20.000.00-.
2. Buku catatan Rp. 10.000.00-.
3. Hak cipta Rp. 600.000.00-.
4. Penggandaan laporan (4 kali) Rp. 100.000.00-.
Total Rp. 730.000.00-.
DAFTAR PUSTAKA

Arafik, M. 2013. Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar Berbasis Karakter.


Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Negeri Malang.
Pannen. (1995). Mengajar di Perguruan Tinggi, buku empat, bagian
"Pengembangan Bahan Ajar". Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Lestari, I. 2013. Pengembangan bahan ajar berbasis Kompetensi Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akadenia Permata.
Nuraini, A. 2012. “Mengembangkan Karakter Peserta Didik Berbasis Kearifan
Lokal Melalui Pembelajaran di Sekolah”. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan
Humaniora:27-28.
Mulyatiningsih, E. 2016. Pengembangan model pembelajaran. Diakses dari
http://staff. uny. ac. id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-
mulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-model-pembelajaran. pdf. pada
September.

Anda mungkin juga menyukai