Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


 Cuaca merupakan keadaan udara di atmosfer yang terjadi pada waktu serta tempat tertentu
dan juga sifatnya tidak menentu serta berubah-ubah. Cuaca dan iklim ini hamper sama
pengertiannya, namun hanya berbeda jangka waktunya. Istilah “cuaca” pada hakikatnya lebih
mengacu kepada kondisi sementara atmosfer, dimana lapisan udara ini kemudian mengelilingi
planet bumi, sehingga biasanya ketika memikirkan cuaca erat kaitannya dengan keadaan
atmosfer pada bagian dunia kita sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cuaca
adalah keadaan udara (tentang suhu, cahaya matahari kelembapan, kecepatan angin, dan
sebagainya) pada satu tempat tertentu dengan jangka waktu terbatas. Selain itu, cuaca bisa
menentukan periode waktu yang singkat hingga dalam waktu beberapa hari. Kondisi cuaca itu
bisa dikatakan sebagai suatu gambaran fenomena cuaca yang khas, seperti diantaranya pada
serangkaian badai petir di musim panas, bulan berkabut di musim gugur, ataupun kondisi cuaca
lainnya yang khas untuk suatu daerah dan musim tertentu.

Cuaca itu sendiri tidak terjadi begitu saja, tetapi terjadi karena adanya beberapa unsur
pembentuk.  Unsur pembentuknya antara lain adalah radiasi matahari, suhu udara, tekanan udara,
kelembapan udara, awan, hujan, angin.

Setiap benda yang memiliki suhu di atas nol mutlak, maka bisa memberikan pancaran radiasi
matahari dalam bentuk sebuah energi. Lalu, radiasi matahari bisa dikatakan sebagai satu-satunya
bentuk energi yang dapat melakukan perambatan dalam vakum luar angkasa. Radiasi matahari
terbentuk dari medan listrik serta medan magnet. Oleh sebab itu, radiasi matahari ini bisa
dikatakan sebagai gelombang elektromagnetik.Permukaan Bumi sendiri hanya menerima radiasi
yang dipancarkan matahari dalam jumlah yang sangat kecil. Selain itu, Bumi juga memanfaatkan
radiasi matahari sebagai energi utama dalam melakukan proses-proses fisika di atmosfer.

Suhu udara sebagai keadaan panas atau dingin dari suatu udara. Sementara itu, pengukur
suhu udara atau suatu derajat panas biasanya disebut dengan nama termometer. Pengukur suhu
udara ini bisa dinyatakan dalam skala Celsius (C), Reamur (R), serta Fahrenheit (F). Daerah
tropis juga memiliki suhu udara tertinggi di permukaan bumi, sedangkan di daerah kutub
memiliki suhu yang paling dingin.

Tekanan udara adalah suatu gaya berat yang disebabkan oleh udara pada suatu luas tertentu.
Ketika melakukan pengukuran terhadap tekanan udara akan digunakan barometer dan biasanya
tekanan udara ini umumnya diukur dengan satuan milibar.
Kelembapan udara adalah jumlah uap air yang ada di dalam udara. Atmosfer mempunyai
jumlah uap air serta udara dengan nilai yang sangat sedikit yaitu sekitar 2 % dari jumlah massa
keseluruhan. Kelembapan udara bisa terjadi karena adanya proses pemusatan uap air di udara
yang sangat mempengaruhi cuaca. Selain itu, tingkat pemusatan kelembapan udara ini biasanya
dinyatakan menjadi kelembapan absolut, kelembapan spesifik maupun kelembapan relatif.

Awan adalah kumpulan massa air yang kemudian berkumpul di atas permukaan Bumi.
Pengamatan awan ini juga dilakukan dengan memperhatikan tutupan awan yang dibagi lagi
menjadi delapan bagian dan tutupan ini disebut juga sebagai oktaf. Selain itu, awan dapat juga
diamati dalam bentuk butiran air, udara, maupun kristal es.

Hujan bisa dikatakan sebagai air yang jatuh dari awan ke permukaan Bumi. Adapun besarnya
curah hujan bisa diukur dengan alat ombrometer secara manual serta otomatis. Curah hujan ini
juga dinyatakan dalam satuan milimeter.

Angin adalah suatu pergerakan udara yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu serta
tekanan antara suatu tempat dan pada tempat lain. Pergerakan angin juga terjadi dalam arah
mendatar. Adapun angin yang dapat terukur oleh sensor angin ini biasanya berada pada
ketinggian sekitar 6-10 meter dari permukaan bumi dan biasa disebut juga dengan angin
permukaan.Penamaan angin ini disesuaikan dengan arah datang dan kecepatannya, sedangkan
arah angin dinyatakan dengan derajat. Arah angin dari utara dinyatakan juga dalam 360 derajat,
dari timur 90 derajat, dari selatan 180 derajat, serta dari barat 270 derajat. Tidak hanya itu,
kecepatan angin ini juga dinyatakan dalam km/jam, m/detik, atau dalam knot. Angin yang
memiliki kecepatan yang sangat rendah dinyatakan dalam arah 0 derajat.

Dengan itulah fenomena atmosfer banyak kaitannya dengan kondisi cuaca, karena
kebanyakan fenomena yang terjadi di atmosfer berkaitan dengan kondisi cuaca. Contohnya saja
global warming atau pemanasan global. Global warming merupakan suatu proses yang ditandai
dengan naiknya suhu atmosfer , laut, dan daratan. Sekedar info , Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus tahun terakhir.
Jadi,fix bumi kita sudah makin memanas. Penyebab pemanasan global ini bermacam-macam,
seperti efek rumah kaca yang berelebih, efek umpan balik, variasi matahari, dll.

Karbon dioksida atau cO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti pernafasan dan
hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena kadarnya sudah berlebihan maka
CO2 seolah seperti kaca yang menutup permukaan bumi. Selain karbon dioksida juga sulfur
dioksida dan metana pun sama seperti CO2 menyelubungi bumi. Layaknya sifat kaca, gas-gas
yang melapisi tadi akan memantulkan infrared dari matahari yang seharusnya dikembalikan lagi
ke angkasa. Infrared terperangkap di bumi. Sinar inframerah memiliki panjang gelombang antara
760 nm sampai 1000 µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz. Tahu tidak?, benda panas
akibat getaran atomik dan molekuler dianggap memancarkan gelombang panas dalam bentuk
sinar inframerah. Makanya, sinar inframerah sering disebut dengan radiasi panas. Sebenarnya
efek rumah kaca itu ada gunanya untuk bumi kita dalam hal memberi panas. Jika tak ada efek
rumah kaca maka bumi ini akan diselimuti oleh dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59
°F), bumi sebenarnya lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya sebelumnya.Andaikan tidak ada
efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
Karena efek inilah ,bumi menghangat, namun jika kadar berlebihan maka akibatnya terjadilah
yang dinamakan pemanasan global.

Selain efek rumah kaca, efek umpan balik juga memberi pengaruh pada pemanasan
global. Duh umpan balik berasa nonton bola. Umpan balik disini contohnya adalah penguapan
air.Proses pemanasan selain menghasilkan karbondioksida juga menghasilkan uap air. Contoh ya
reaksi pembakaran hidrokarbon seperti berikut ini: CxHy + O2 → CO2 + H2O. Nah tuh ada
H2O alias air dihasilkan. Semakin banyak pemanasan yang terjadi akibat efek rumah kaca
karbon dioksida semakin melimpah uap air yang membumbung ke atmosfer. Uap air sendiri
ternyata memberi efek rumah kaca, seperti gas CO2. Pemanasan yang terus terjadi itu menambah
jumlah uap air secara terus menerus hingga akhirnya tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air.
Efek rumah kaca dari penguapan air disinyalir lebih besar dari efek rumah kaca gas CO2 yang
menghasilkannya. Memang kelembaban meningkat, namun meskipun kelembaban meningkat
karena kandungan air banyak, kelembaban relatif udara malah nyaris konstan bahkan berkurang
karena udara malah menghangat. Lamanya umpan balik perlahan mengingat CO2 di atmosfer
betah dan berumur panjang. Umpan balik yang kedua disebabkan penguapan awan. Jika dilihat
dari bawah, memang awan terlihat memantulkan lagi radiasi ke permukaan, akibatnya akan
terjadi peningkatan efek pemanasan. Namun lain lagi jika kita mengintipnya dari atas. Dari atas
awan terlihat memantulkan lagi radiasi infra merah kembali ke angkasa sehingga menurunkan
panas dan ada efek pendinginan. Umpan balik selanjutnya adalah sirnanya kemampuan es dalam
memantulkan cahaya. Ketika terjadi pemanasan global tentu es di daerah kutub mencair.
Ironisnya makin lama pencairannya makin cepat. Ketika es mencair, daratan atau air dibawahnya
akan jadi terbuka. Jika ketika ditutupi es, eslah yang memantulkan cahaya, namun ketika daratan
atau perairan sudah terbuka, maka baik daratan atau daratan ternyata hanya mampu
memantulkan cahaya lebih sedikit dari es. Kedua bagian itu malah lebih cenderung menyerap
panas dari matahari, akibatnya pemanasan meningkat dan espun cair dan cair lagi.Umpan balik
tak selalu negatif. Ada juga positifnya, Umpan balik positif muncul karena terlepasnya CO2 dan
CH4 atau gas metana dari melunaknya tanah beku (permafrost). Proses ini adalah mekanisme
lainnya yang juga memberikan pengaruh terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga
akan melepas CH4 yang ternyata menimbulkan umpan balik positif.

Variasi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dilepaskan matahari.
Variasi matahari dipengaruhi siklus matahari 11-tahunan (siklus bintik merah) selain fluktuasi-
fluktuasi lainnya yang tidak periodikAda dugaan bahwa adanya variasi matahari disebabkan oleh
umpan balik dari awan telah memberi andil dalam pemanasan saat ini. Penyebab pemanasan
global karena variasi matahari dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah pada variasi
matahari terjadi peningkatan aktivitas matahari. Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu
stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan menurunkan suhu stratosfer. Semenjak tahun 1960,
pendinginan stratosfer ini sebenarnya sudah teramati. Peristiwa ini sepertinya tidak mungkin
terjadi jika penyumbangnya adalah aktivitas matahari, Penipisan lapisan ozon juga memberikan
kontribusi dalam pendinginan. Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung
berapi sepertinya telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950,
serta efek pendinginan sejak tahun 1950. Diperkirakan bahwa matahari mungkin telah
memberikan pengaruh terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-
2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa
walaupun ada peningkatan sensitivitas iklim terhadap pengaruh matahari. Namun sebagian besar
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini fix disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Beberapa ilmuwan berpendapat Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07%
dalam tingkat terang yang dihasilkannya selama 30 tahun terakhir. Dengan angka sekecil ini
sepertinya Efek ini terlalu kecil untuk menyumbang terhadap pemanasan global. Bahkan Sebuah
penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada pemanasan global dengan
variasi matahari sejak tahun 1985 sebenarnya tak ada hubungan sama sekali , baik melalui
variasi dari output matahari maupun variasi dalam sinar kosmis. Seperti yang sudah kita ketahui
sekarang bahwa terdapat berbagai proses yang membuat terjadinya pemanasan global yang dapat
berdampak pada kehidupan makhluk hidup di bumi. Hal ini juga dipaparkan pada buku
Pemanasan Global – Solusi dan Peluang Bisnis.

Selain fenomena diatas, ada lagi fenomena yang dipengaruhi oleh suhu dan juga kondisi cuaca
yaitu fenomena El Nino dan La Nina. El Nino dan La Nina merupakan satu gejala yang
menunjukkan adanya perubahan pada iklim di bumi. El Nino adalah kejadian di mana suhu air
laut yang ada di Samudra Pasifik memanas di atas rata-rata suhu normal. Sedangkan La Nina
adalah peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata rata sekitarnya.
Saat La Nina, angin berhembus lebih kencang dari biasanya di sepanjang Khatulistiwa di atas
Samudra Pasifik, dari Amerika Selatan menuju Asia. "Angin pasat" ini membuat air hangat
berkumpul di lepas pantai Asia, sehingga menaikkan permukaan air laut. Sementara di sisi timur,
dekat Amerika, kondisi itu menyebabkan air dingin naik ke permukaan. Sedangkan saat El Niño
yang terjadi adalah sebaliknya. Angin pasat yang lebih lemah menyebabkan air hangat kembali
mengalir ke Amerika, sehingga lebih sedikit air dingin naik ke permukaan.

Berdasarkan acuan sejarah, El Nino merupakan sebuah peristiwa yang terjadi dan diamati
oleh penduduk dan nelayan dari Peru dan Ekuador yang bermukim di sekitar pantai Samudera
Pasifik bagian timur, yang biasanya terjadi pada bulan Desember. Terjadinya El Nino disebabkan
oleh meningkatnya suhu perairan di Pasifik timur dan tengah yang mengakibatkan meningkatnya
suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada diatasnya. Dimana peristiwa ini menyebabkan
pembentukan awan yang juga meningkatkan curah  hujan pada kawasan tersebut. Dan juga
mengakibatkan tekanan udara pada barat Samudera Pasifik yang menghambat pertumbuhan
awan di laut Indonesia bagian timur yang membuat curah hujan menurun secara tidak normal di
beberapa wilayah di Indonesia. Pengaruh El Nino terhadap Indonesia pada umumnya adalah
membuat suhu permukaan air laut di sekitar Indonesia menurun yang berakibat pada
berkurangnya pembentukan awan yang membuat curah hujan menurun, namun kandungan
klorofil-a pada lautan Indonesia meningkat. Kandungan kloorofil-a yang meningkat berarti
meningkatnya pasokan makanan di lautan Indonesia yang tentunya meningkatkan jumlah ikan
yang ada di sekitar perairan Indonesia. 

Sedangkan La Nina, disebabkan oleh suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur
Pasifik yang menjadi lebih tinggi daripada biasanya. Kejadian tersebut menyebabkan tekanan
udara pada ekuator Pasifik barat menurun yang mendorong pembentukkan awan berlebihan dan
menyebabkan curah hujan tinggi pada daerah yang terdampak. Dampak lainnya dari La Nina
adalah meningkatnya curah hujan di wilayah Pasifik Ekuatorial Barat, yang di mana Indonesia
termasuk di dalamnya. La Nina membuat cuaca cenderung menjadi hangat dan lebih lembab. 
Fenomena La Nina yang meningkatkan curah hujan, membuat cuaca pada musim kemarau
Indonesia, menjadi lebih basah. La Nina akan sangat terasa dampaknya bagi kota dan daerah
yang tidak mempunyai resapan air yang bagus, contohnya Jakarta. Di mana hujan yang terjadi
selama beberapa jam sudah cukup untuk membuat Jakarta tergenang banjir. La Nina juga terasa
di beberapa kota dan daerah di Indonesia seperti Solo, Banjarnegara, Wonogiri, Cilacap, dan
yang lainnya, yang akan membuat potensi banjir dan longsor di daerah tersebut meningkat. 

Dampak La Nina terhadap kesehatan yang meningkat seiring dengan tingginya potensi
bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Banyaknya penyakit-penyakit menular Water-
borne disease (penyakit yang terbawa air) seperti, Diare, demam tipus, kolera,disentri,
leptospirosis, dan hepatitis A perlu diwaspadai terutama pada daerah-daerah yang rawan banjir.
Sementara dampak dari La Nina terhadap nelayan adalah berkurangnya tangkapan ikan yang
dikarenakan kurangnya kandungan klorofil-a yang merupakan makanan ikan di lautan. Dan
dampaknya bagi petani, negatif dan positif. Dampak negatifnya adalah banjir yang mengancam
persawahan dan kebun, sedangkan positifnya adalah kondisi pengairan pada lahan pertanian akan
tetap basah dikarenakan hujan tetap turun meskipun pada musim kemarau. Pada sektor pertanian,
dampak fenomena La Nina bisa berdampak positif atau negatif. Dampak negatif adalah bisa
terdapat kerugian materiil karena banjir di lahan pertanian. Sedangkan dampak positif pada
sektor pertanian adalah areal persawahan tidak perlu khawatir mengenai masalah pengairan pada
musim kemarau, karena persediaan air masih tercukupi dengan adanya hujan yang masih turun
dengan lebatnya.

Banyuwangi adalah salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami dampak dari
beberapa cuaca ekstrem. Dimana musim yang seharusnya adalah adalah musim kemarau menjadi
musim hujan begitu juga sebaliknya. Juga banyak sekali para masyarakat yang bermata
pencaharian seperti nelayan yang tangkapannya kurang memuaskan karena kondisi cuaca
ekstrem yang dapat mengancam keselamatannya, juga petani yang banyak gagal panen akibat
salah memperkirakan kondisi cuaca dan juga musim. Dengan begini Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi harus melakukan tindakan seperti adanya sosialisasi cuaca dan iklim agar
masyarakat setempat dapat mengetahui dan ada kesiapan akan menghadapi cuaca ekstrem ini.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi meminta masyarakat


waspada dalam menghadapi anomali cuaca. Prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Trionohadi
mengatakan, perubahan yang terjadi dapat menyebabkan cuaca buruk hingga ekstrem. "Pada saat
pergantian musim kemarau ke penghujan seperti sekarang ini memang seringkali terjadi cuaca
buruk," kata Anjar, Selasa (11/10/2022). Cuaca buruk yang dimaksud adalah hujan deras disertai
petir, terjadinya angin kencang hingga tingginya gelombang pasang air laut. "Di pesisir selatan
Banyuwangi ombak tingginya bisa mencapai 3-5 meter. Sedangkan di selat Bali 0,3-1,3 meter,"
ungkap Anjar. Gelombang yang lumayan tinggi tersebut tentu tidak baik bagi aktivitas melaut
para nelayan, khususnya di perairan selatan Banyuwangi. Menurut BMKG, cuaca buruk yang
tidak menentu itu diprediksi akan terjadi dalam beberapa hari kedepan. "Sesuai prediksi untuk di
seluruh Jawa Timur, cuaca buruk akan terjadi dalam tiga hari ini. Mulai tanggal 10-12 Oktober
2022," ucap Anjar. Untuk itu, BMKG Banyuwangi mengimbau kepada seluruh masyarakat
Banyuwangi agar selalu waspada dan tetap berhati-hati. "Karena kondisi cuaca yang tidak
menentu. Kami imbau masyarakat terus tingkatkan kewaspadaan," tutup Anjar Trionohadi.
BPBD Banyuwangi meminta masyarakat untuk tetap waspada pada musim penghujan saat ini.
Sebab potensi bencana banjir di Banyuwangi terdapat di 17 Kecamatan. BPBD membagi dua
tingkat kerawanan potensi bencana banjir. Yakni tingkat kerawanan banjir tinggi dan sedang.

Dengan latar belakang tersebut, maka kami memberi judul makalah kami yaitu,….

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami merumuskan beberapa rumusan masalah
yaitu:

1. Apa saja yang menyebabkan cuaca ekstrem terjadi di Banyuwangi

2. Bagaimana proses fenomena cuaca ekstrem terjadi?

3. Apa saja dampak cuaca ekstrem bagi lingkungan dan kondisi sosial di sekitar wilayah
Banyuwangi?

4.Apa peran pemerintah serta masyarakat dalam mengatasi permasalahan cuaca ekstrem ini?

1.3. Tujuan Penulisan

1.Mengetahui penyebab cuaca ekstrem terjadi di Banyuwangi.

2.Mengetahui proses fenomena cuaca ekstrem terjadi.

3.Mengetahui beberapa dampak yang dihasilkan akibat cuaca ekstrem bagi lingkungan dan
kondisi social di sekitarnya.

4.Mengetahui peran pemerintah serta masyarakat dalam mengatasi permasalahan cuaca


ekstrem ini.

1.4. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak, baik manfaat secara
praktis maupun secara teoretis.
1. Manfaat Praktis
Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang dampak,penyebab, serta
proses bagaimana terjadinya cuaca buruk. Serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama
ini serta memenuhi syarat untuk penyelesaian tugas akhir semester genap di SMA NEGERI 1
GIRI TARUNA BANGSA Tahun Ajaran 2022/2023.
b. Bagi pembaca
Penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai
beberapa penyebab, proses, serta dampak yang dihasilkan dari cuaca ekstrem di Banyuwangi.
Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan akan cuaca ekstrem dan hal apa saja yang harus
dilakukan Ketika cuaca ekstrem terjadi.
2. Manfaat Teoretis
Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Pembelajaran Fisika
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi study/kajian tentang …..
b. Sebagai rujukan dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai