Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN APENDIKSITIS DI RUANG DAHLIA


RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA

WIDYA NINDA PUSPITA


2011040181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
PENGKAJIAN KPERAWATAN

Tempat Praktek : Ruang Dahlia RS Goeteng Purbalingga


Tanggal Pengkajian : 13 November 2020
Jam : 10.00 WIB

1. Biodata :
Pasien Penanggung Jawab (Keluarga)

Nama : Ny. K Nama : Tn.H


Umur : 30 Th Umur : 35 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : menikah
Alamat : Desa Candiwulan Rt 21/9 Hubungan dengan klien : Suami
Tgl Masuk RS : 11 Nov 2020
Diagnosa Medis : Apendisitis

2. Keluhan Utama
a. Saat Masuk : Nyeri perut
b. Saat Pengkajian : Cemas akan operasi

3. Riwayat Penyakit :
a. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien sudah pernah didiagnosis dengan
penyakit apendisitis pada tahun 2009, sembuh tanpa operasi. Tahun-tahun
berikutnya pasien terkadang masih mengalami gejala nyeri ulu hati dan mual
muntah ketika mengalami kelelahan. Saat gejala itu menyerang pasien
langsung berobat ke dokter praktik terdekat. Sampai pada tanggal 10 Nopember
2020 pukul 2 pagi pasien menggigil kedinginan dengan suhu badan yang panas
disertaui mual muntah, pasien langsung dibawa ke IGD dan mendapatkan
terapi obat melalui IV. Setelah mendapatkan terapi obat pasien merasa sehat
sehingga dipulangkan. Saat dirumah pasien langsung melakukan aktifitas berat
membantu hajatan saudara. Kondisi pasien kembali mengalami mual muntah
disertai nyeri ulu hati yang hebat. Keesokan harinya pasien dibawa ke RS IGD
RSUD Goeteng Purbaingga tanggal 11 Nopember 2020 dengan keluhan nyeri
dibagian perut di ulu hati menyebar keseluruh bagian perut. Nyeri yang
dirasakan pegal. Nyeri yang dirasakan berskala 7 dari 10 dan tetap terasa
walaupun dalam kondisi istirahat. Pasien mual dan muntah dan tidak selera
makan. Pasien masuk ruang rawat inap tanggal 12 November 2020.
b. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah dirawat dengan diagnosa
apendisitis pada tahun 2009 sembuh tanpa operasi. Setelah menjalani perawatan
pasien sering merasakan keluhan yang sama saat kelelahan. Saat merasakan
adanya masalah kesehatan pasien langsung memeriksakan diri ke dokter
terdekat. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi maupun DM. Satu
tahun yang lalu pernah mengalami gangguan persyarafan dan sembuh dengan
rawat jalan di poli syaraf.
c. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang sama dengan keluhan pasien. Anggota keluarga tidak
ada yang mempunyai penyakit turunan dan penyakit menular.
Genogram :
Ket:

30 35 : Laki-laki
: Perempuan
10 6 : Tinggal bersama

4. Pemerikasaan Bio, Psiko, Sosio, Spiritual


Data Pre OP
Pemerikasaan Biologis (Fisik Persistem)
a. Sistem pencernaan
a. Pasien tidak mengalami gangguan menelan, tidak ada gigi tanggal
maupun berlubang. Mukosa mulut normal tidak ada lesi, stomatitis, dan coated
tongue. Bibir tidak pecah-pecah dan rongga mulut bersih. Tidak merasa mual
muntah dan mampu memenuhi kebutuhan makan tubuh dengan menghabiskan
makanan yang diberikan petugas RS. BAB terakhir 4 hari sebelum ke RS.
Kebiasaan BAB sebelumnya sehari satu kali. Tidak ada riwayat penyakit Maag.
Sebelum ke rumah sakit pasien menjalalani diet karbo selama 3 minggu. Hanya
makan sayur dan gorengan tetapi 3 hari sebelum ke RS pasien merasa tidak
selera makan dan mual muntah. Bising usus 6x/mnt. Terdapat Lesi dan distensi
pada abdomen kanan bawah pada pemeriksaan USG. Terjadi peningkatan
leukosit dengan hasil 11.000. Saat dilakukan pengkajian pasien sudah tidak
merasa keluhan awal masuk rumah sakit sudah tidak nyeri, sudah tidak mual
dan muntah. Saat dilakukan pemeriksaan fisik pasien pada saat pemeriksaan
abdomen pasien merasakan nyeri tekan dan lepas dengan skala 5 dari 10. Nyeri
yang dirasakan pegal dan tidak menjalar. Nafsu makan mulai kembali baik.
Setelah visit dokter pasien disarankan untuk menjalankan operasi apendisitis
yang diprogramkan tanggal 14 Nopember 2020. Pasien merasa cemas akan
dilakukan operasi penanganan usus buntu karena belum pernah menjalani
operasi dan takut luka bekas operasi kesembuhannya lama. TTV, TD : 113/85
mmHg, N : 105 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36,2 C.
b. Sistem perkemihan dan reproduksi
Pasien tidak terpasang kateter, mampu melakukan miksi tanpa bantuan
alat. Tidak merasa nyeri saat berkemih. Urin berwarna kuning pekat dengan
konsistensi cair bau khas. Pasien minum dengan teratur tidak kurang dari 8
gelas perhari. Siklus haid pasien lancar. Pasien tidak sedang menjalankan
program KB.
c. Sistem integument
Warna kulit sawo matang tidak pucat, berkeringat dan turgor kulit elastis.
Suhu badan 36,2 C. Tidak terdapat lesi, lebam, ruam ataupun kelaianan kulit
lainya. Tidak ada edema.
d. Sistem persyarafan
Pasien pernah mengalami syaraf kejepit di bagian leher satu tahun yang
lalu dengan gejala pandangan yang tiba-tiba kabur tidak jelas dan sembuh
dengan rawat jalan di poli rumah sakit. Pasien dalam kondisi composmentis
dan mampu berorientasi tempat, waktu dan situasi dengan baik. GCS : 15.
Mampu mengingat dengan baik dan berkomunikasi dengan bahasa indonesia
yang benar.
Pemerikasaan Psiko, Sosio, Spiritual
a. Hubungan factor psikologis terhadap penyakit klien
Paien merasa cemas akan tindakan operasi yang akan dilakukan. Pasien tampak
menangis, berkeringat dan takikardi. Pasien cemas dengan bayangan prosedur
operasi dan lama penyembuhan luka operasi. Ketika memiliki permasalahan
pasien langsung berbagi dengan suaminya.
b. Hubungan factor social terhadap penyakit klien
Pakerjaan pasien adalah ibu rumah tangga tetapi sedang menjadi panita
pemilihan gubernur sehingga saat dirumah sakit tidak bisa mengikuti rapat
panitia. Pasien juga cemas kalau saat pelaksanaan pemilihan pasien tidak bisa
melaksanakan kewajibannya akibat luka operasi belum sembuh.
c. Hubungan factor spiritual terhadap penyakit klien
Pasien beragama islam, selalu sholat 5 waktu di rumah. Pasien juga rutin
mengikut pengajian setiap hari jumat. Setelah masuk rumah sakit pasien tidak
bisa sholat karena terpasang infus di tangan dan tidak bisa mengikuti pengajian
seperti biasanya.

Data Post OP
Pemerikasaan Biologis (Fisik Persistem)
a. Sistem pencernaan
Pasien belum flatus, masih belum boleh makan minum.
b. Sistem perkemihan dan reproduksi
Pasien terpasang kateter, Urin berwarna kuning dengan konsistensi cair
bau khas.
c. Sistem integument
Ada luka bekas OP di kuadran kanan bawah abdomen.

Pemerikasaan Psiko, Sosio, Spiritual


a. Hubungan factor psikologis terhadap penyakit klien
Pasien merasa sudah lega setelah melewati operasi apendiksitis
b. Hubungan factor social terhadap penyakit klien
Pakerjaan pasien adalah ibu rumah tangga tetapi sedang menjadi panita
pemilihan gubernur sehingga saat dirumah sakit tidak bisa mengikuti rapat
panitia. Pasien juga cemas kalau saat pelaksanaan pemilihan pasien tidak bisa
melaksanakan kewajibannya akibat luka operasi belum sembuh.
c. Hubungan factor spiritual terhadap penyakit klien
Pasien beragama islam, selalu sholat 5 waktu di rumah. Pasien juga rutin
mengikut pengajian setiap hari jumat. Setelah masuk rumah sakit pasien tidak
bisa sholat karena terpasang infus di tangan dan tidak bisa mengikuti pengajian
seperti biasanya.

5. Terapi Medis :
Tgl Jenis terapi Dosis Cara Pemberian
13-11- Ceftriaxon 2x1 (1 g) Intra Vena
2020 Ranitidin 2x1 (50 mg)
Scopamin 2x1 (20 mg)
14-11- Ranitidin 2x1 (50 mg) Intra Vena
2020 Ondansetron 2x1 (4 mg)
Scopamin 2x1 (20 mg)
Cefazolin 2x1 (20 mg)
Ketorolac 3x1 (30 mg)
15-11- Cefazolin 2x1 (20 mg) Intra Vena
2020 Ketorolac 3x1 (30 mg)
As. Tranex 3x1 (500 mg)
16-11- Cefazolin 2x1 (20 mg) Intra Vena
2020 Ketorolac 3x1 (30 mg)
As. Tranex 3x1 (500 mg)
ANALISA DATA
TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
13-11-2020 DS : Pasien mengatakan merasa Nyeri Kronis Agen cidera
nyeri pada daerah abdomen sejak biologi
beberapa tahun yang lalu.
DO :
 Berkeringat
 Ekspresi wajah meringis
menahan nyeri
 Posisi tubuh meringkuk
menahan nyeri
 Melindungi area nyeri
13-11-2020 DS : pasien mengeluh BAB terakhir Resiko Diit tidak
4 hari SMRS Konstipasi adekuat
DO:
 Bising usus : 6x/mnt
13-11-2020 DS: Pasien mengatakan cemas Ansietas Ancaman
dengan prosedur operasi yang akan pada status
dijalani. terkini
DO:
 Pasien menangis
 Berkeringat
 N : 105
 Bertanya tanya tentang prosedur
operasi
13-11-2020 DS: pasien mengatakan sedang Ketidakefektifan Penyakit fisik
mengikuti panitia pemilihan dan performa peran
tidak bisa mengikuti perkumpulan
panitia karena sedang dirawat.
Pasien juga ingin cepat pulang agar
bisa bertemu dengan keluarga.
Pasien memiliki 2 anak yang masih
berumur 10 tahun dan 6 tahun.
DO :
 Pasien tampak gelisah
 Pasien hanya ditunggu suami
pasien
13-11-2020 DS : Pasien mengatakan tidak bisa Hambatan Kendala
mengikuti pengajian rutin da religiositas lingkungan
kesulitan dalam melaksanakan untuk
kewajiban sholat. mempraktikan
DO: Terpasang infus di tangan agama
kanan
14-11-2020 DS: Pasien mengatakan nyeri di Nyeri akut Agen cidera
daerah bekas operasi (abdomen fisik
region 3/ kanan bawah), pegal, skala
5 tidak menjalar dan hilang timbul.
DO: ada luka operasi di region 3
abdomen, konsidsi balutan baik,
tidak rembes
14-11-2020 DS: Pasien mengatakan nyeri di Hambatan Program
daerah bekas operasi (abdomen mobilitas fisik pembatasan
region 3/ kanan bawah), pegal, skala gerak
5 tidak menjalar dan hilang timbul.
Pasien dianjurkan untuk tirah baring
24 jam dengan posisi semifowler.
DO: ada luka operasi di region 3
abdomen, konsidsi balutan baik,
tidak rembes, pasien post anestesi
spinal, terpasang kateter
14-11-2020 DS: Pasien mengatakan telah Kerusakan Prosedur
menjalankan operasi di perut integritas bedah
DO: Terdapat luka ada luka operasi jaringan
di region 3 abdomen, konsidsi
balutan baik, tidak rembes

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis


2. Resiko konstipasi b.d diit tidak adekuat
3. Ansietas b.d ancaman status terkini
4. Ketidakefektifan perfoma peran b.d penyakit fisik
5. Hambatan religiositas b.d Kendala lingkungan untuk mempraktikan agama
6. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
7. Hambatan mobilitas fisik b.d program pembatasan gerak
8. Kerusakan integritas jaringan b.d prosedur bedah

RENCANA TINDAKAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional Nama/TTD
Keperawatan (NOC)
I Ansietas b.d Setelah dilakukan asuhan Pengurangan kecemasan Tanda kecemasan bisa
ancaman status keperawatan selama 3 x 24 jam O: kaji untuk tanda verbal juga ditunjukan dengan
terkini kecemasan pasien berkurang non verbal kecemasan tanda non verbal seperti
dengan kriteria hasil: N: gunakan pendekatan yang berkeringat, gelisah,
Kriteria awal target tenang dan meyakinkan, dan susah
Peningkatan 4 5 dengarkan klien, insruksikan berkonsentrasi.
tekanan nadi klien untuk menggunakan Menjadi pendengar dan
Berkeringat 4 5 teknik relaksasi menjelaskan informasi
dingin E: jelaskan semua prosedur yang diperlukan pasien
Perasaan 3 5 termasuk sensasi yang akan terkait apa yang
gelisah dirasakan yang mungkin akan memicu kecemasan
Ket : dialami klien selama prosedur dengan pendekatan
1. Berat dilakukan tenang akan
2. Cukup berat C: dorong keluarga untuk meluruskan persepsi
3. Sedang mendampingi klien dengan pasien.
4. Ringan cara yang tepat Dukungan keluarga
5. Tidak ada sangat penting untuk
meyakinkan pasien.
II Resiko Setelah dilakukan asuhan Manajemen konstipasi Diit yang tidak adkuat
konstipasi b.d keperawatan selama 3 x 24 jam O: monitor bising usus, dengan konsumsi
diit tidak eliminasi usus membaik Identifikasi faktor-faktor makanan rendah serat
adekuat berkurang dengan kriteria hasil: ( pengobatan, tirah baring, atau kurang asupan
Kriteria awal target dan diit) makanan dan ciaran
Konstipasi 4 5 N: dukung peningkatan dapat memicu
Kemudahan 4 5 asupan cairan, intruksikan konstipasi, dalam
BAB pasien/keluarga mengenai keadaan ini bisa terjadi
Pola eliminasi 4 5 hubungan antara diit, latihan penurunan bising usus.
Ket : dan asupan cairan terhadap Penurunan bising usus
1. Berat kejasian konstipasi, menandakan penurunan
2. Cukup berat intruksikan diit tinggi serat motilitas
3. Sedang E: ajarkan pada pasien gastrointestinal yang
4. Ringan mengenai proses pencernaan menyebabkan
5. Tidak ada normal perlambatan defekasi.
C: penggunaan laksatif jika Laksatif dapat
diperlukan digunakan untuk
mengatasi sembelit
III Nyeri kronis Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri Pengkajian nyeri
b.d agen cidera keperawatan selama 3 x 24 jam O: monitor kepuasan pasien dilakukan untuk
biologis nyeri berkurang denagn kriteria terhadap manajemen nyeri mengetahui dimana
hasil: dalam interval yang spesifik sumber dan penyebaran
Kriteria awal target N: lakukan pengkajian nyeri nyeri, bagaimana
Nyeri yang 3 3 komprehensif yang meliputi kualitasnya dan waktu
dilaporkan lokasi, karakteristik, dirasakan oleh pasien.
Denyut nadi 4 5 onset/durasi, frekuensi, Teknik non
radial kualitas, intensitas, atau farmakologi (relaksasi)
Menggunakan 1 5 beratnya nyeri dan faktor dapat mendukung
tindakan pencetus. mengatasi nyeri dengan
pengurangan E: Ajarkan penggunaan kolaborasi analgetik
nyeri tanpa teknik non farmakologi
analgesik C: kolaborasi dengan petugas
Ket : ksehatan lainnya dalam
1. Berat pemberian analgesik
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
IV Ketidakefektifa Setelah dilakukan asuhan Peningkatan peran Akibat proses
n perfoma keperawatan selama 3 x 24 jam O : observasi afek pasien perawatan peran yang
peran b.d pasin mampu meningkatan peran N: Bantu pasien untuk seharusnya dijalankan
penyakit fisik dengan kriteria hasil: mengidentifikasi perubahan pasien kemungkinan
Kriteria awal target peran khusus yang diperlukan akan terhambat, perlu
Deskripsi 4 5 terkait dengan penyakit adanya modifikasi dan
tentang E: Ajarkan perilaku- perilaku dukungan keluarga
perubahan baru yang diperlukan pasien untuk dapat
peran akibat untuk mmenuhi perannya mengkomopensasi
penyakit C: Diskusi dengan keluarga peran pasien
Melaporkan 3 5 mengenai bagaimana adaptasi sebelumnya.
strategi dalam peran keluarga untuk dapat
menghadapi mengkompensasi peran
perubahan anggota keluarga yang sakit
peran
Ket :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian cukup berat
adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
V Hambatan Setelah dilakukan asuhan Peningkatan ritual Akibat proses
religiositas b.d keperawatan selama 3 x 24 jam keagamaan perawatan aktifitas
Kendala pasien mampu melakukan O: identifikasi keinginan religi kemungkinan
lingkungan aktivitas religi dengan kriteria pasien terhadap ekpresi akan terhambat, perlu
untuk hasil: keagamaan adanya modifikasi
mempraktikan Kriteria awal target N: berikan rekaman video untuk melaksanakan
agama Kepuasan 3 5 atau audio tentang pelayanan aktifitas religi dan
spiritual keagamaan, bantu dengan mencapai kepuasan
Afek tenang 3 5 modifikasi untuk acara ritual spiritual.
dan tentram dalam rangka memenuhi
Ket : kebutuhan karena
1. Sangat terganggu ketidakmampuan, eksplorasi
2. Banyak terganggu alternatif untuk beribadah
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
VI Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri Pengkajian nyeri
agen cidera keperawatan selama 3 x 24 jam O: monitor kepuasan pasien dilakukan untuk
fisik nyeri berkurang denagn kriteria terhadap manajemen nyeri mengetahui dimana
hasil: dalam interval yang spesifik sumber dan penyebaran
kriteria Awa target N: lakukan pengkajian nyeri nyeri, bagaimana
l komprehensif yang meliputi kualitasnya dan waktu
Nyeri yang 3 4 lokasi, karakteristik, dirasakan oleh pasien.
dilaporkan onset/durasi, frekuensi, Teknik non
Denyut nadi 4 5 kualitas, intensitas, atau farmakologi (relaksasi)
radial beratnya nyeri dan faktor dapat mendukung
Menggunakan 3 5 pencetus. mengatasi nyeri dengan
tindakan E: Ajarkan penggunaan kolaborasi analgetik
pengurangan teknik non farmakologi
nyeri tanpa C: kolaborasi dengan petugas
analgesik ksehatan lainnya dalam
Ket : pemberian analgesik
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
VII Hambatan Setelah dilakukan asuhan Perawatan tirah baring Anestesi spinal
mobilitas fisik keperawatan selama 3 x 24 jam O: monitor komplikas tirah dilakukan dengan men
b.d program pasin mampu melakukan baring (kehilangan tonus otot, yuntikkan anestesi pa
pembatasan pergerakan/ambulasi dengan konstipasi, nteri punggung, da area dekat sumsum
gerak kriteria hasil: perubahan pola tidur) tulang belakang pasien.
kriteria Awa target N: posisikan pasien sesuai Sehingga pasien
l anjuran, bantu mobilisasi dini dianjurkan untuk tirah
Bergerak 4 5 E: jelaskan alasan baring.
dengan mudah diperlukannya tirah baring
berjalan 4 5 C: kolaborasi dalam
Ket : pemenuhan kenyamanan
1. Sangat terganggu pasien
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
VII Kerusakan Setelah dilakukan asuhan Perlindungan infeksi Perawatan luka dengan
I integritas keperawatan selama 3 x 24 jam O: monitor tanda infeksi teknik asepsis akan
jaringan b.d integritas jaringan pasien N: pertahankan asepsis, menghindarkan luka
prosedur membaik dengan kriteria hasil: berikan perawatan luka dari mikroorganisme
pembedahan kriteria awal target E: ajarkan cara menghindari yang kemungkinan
Sensasi nyeri 3 4 infeksi menyebabkan infeksi
Integritas kulit 4 4
Ket:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu

IMPLEMENTASI

No Tgl/Jam No. Diagnosa Implementasi Evaluasi Nama/TTD


1 13-11-2020 Dx.I 1. Mengkaji ada tidaknya tanda S: Pasien lebih tenang setelah
12.30 wib kecemasan baik verbal maupun non berdiskusi tentang tujuan dan efek
verbal dari operasi
2. Mendiskusikan apa yang membuat O: pasien tampak lebih rileks
pasien cemas A: Ansietas b.d kondisi kesehatan
3. Menjelaskan prosedur yang akan terkini belun teratasi
dilakukan beserta efeknya P: monitor TTV, tanda kecemasan
4. Memberikan dukungan pada pasien
2 13-11-2020 Dx.II 1. Menghitung bising usus S: Pasien paham dengan
12.30 wib 2. Mengidentifikasi faktor-faktor pentingnya diit untuk menghindari
penyebab konstipasi konstipasi, flatus (+)
3. Menganjurkan meeningkatkan O: bising usus : 6x/mnt
asupan cairan, asupan makanan, A: Resiko konstipasi b.d diit tidak
dan konsumsi tinggi serat adekuat belum teratasi
4. mengajarkan pada pasien mengenai P: monitor TTV, bising usus dan
proses pencernaan normal pola defekasi, penggunaan laksatif
jika diperlukan
3 13-11-2020 Dx III 1. mengkaji nyeri (PQRST) S: Pasien mengatakan nyeri di
12.30 wib 2. mengajarkan penggunaan teknik non daerah perut kanan bawah, pegal,
farmakologi (relaksasi napas dalam) skala 5 tidak menjalar dan
3. memberikan terapi ketorolac dirasakan ketika ada tekanan dan
pelepasan tekanan pada region
nyeri.
O: Pasien mampu mempraktekan
ulang cara relaksasi napas dalam,
injeksi ketorolac diberikan jam
16.00
A: nyeri akut b.d. agen cidera
biologis belum teratasi
P: monitor TTV, kaji nyeri, dan
terapi ketorolac
4 14-11-2020 Dx.I 1. Mengkaji ada tidaknya tanda S: Pasien mengatakan siapp untuk
07.30 wib kecemasan baik verbal maupun non menjalankan prosedur operasi
verbal O: pasien tampak lebih rileks
2. Memberikan dukungan pada pasien A: Ansietas b.d kondisi kesehatan
terkini teratasi
P: operasi apendisitis

5 14-11-2020 Dx.II 1. Menghitung bising usus S: pasien mengatakan sudah BAB


07.30 wib 2. Mengkaji pola defekasi dipagi hari dengan konsistensi
padat tidak terlalu keras dan flatus
beberapa kali.
O: bising usus : 7x/mnt
A: Resiko konstipasi b.d diit tidak
adekuat teratasi
P: hentikan intervensi

6 14-11-2020 Dx I Post OP 1. mengkaji nyeri (PQRST) S: Pasien mengatakan nyeri di


12.30 wib 2. memberikan terapi ketorolac daerah bekas operasi (abdomen
region 3/ kanan bawah), pegal,
skala 5 tidak menjalar dan hilang
timbul.
O: injeksi ketorolac diberikan
jam 16.00
A: nyeri akut b.d. agen cidera
fisik belum teratasi
P: monitor TTV, kaji nyeri, dan
terapi ketorolac
7. 14-11-2020 Dx II Post OP 1. memonitor apakah ada komplikasi S: Pasien sudah bisa flatus 1 kali.
12.30 wib tirah baring Tidak mual tidak muntah, tidak
2. memposisikan pasien semi fowler nyeri punggung, pasien dan
3. menjelaskan alasan diperlukannya keluarga paham pada anjuran
tirah baring yang diberikan
4. berkolaborasi dengan keluarga O: pasien bedrest semi fowler
dalam pemenuhan kenyamanan A: Hambatan mobilitas fisik b.d
pasien program pembatasan gerak belum
teratasi
P : bantu mobilisasi dini, monitor
komplikasi tirah baring

8 14-11-2020 Dx IV 1. mendiskusikan perubahan peran S: Pasien mengatakan perubahan


13.00 wib akibat penyakit bersama pasien dan peran munngkin bisa diatasi
keluarga serta menentukan cara dengan alternatif yang diberikan
untuk menkompensasi peran pasien yakni dengan mengikuti
2. menginformasikan beberapa perkembangan di group diskusi
alternatif yang mungkin bisa online dan kalau memungkinkan
digunakan untuk memenuhi peran memberi usulan untuk disediakan
media meet via online apabila
dijadwalkan rapat.
O: Keluarga antusias dalam
mendiskusikan cara untuk
mengkompensasi peran pasien
A: Ketidakefektifan perfoma
peran b.d penyakit fisik teratasi
P: hentikan intervensi
9 14-11-2020 Dx V 1. mengkaji keinginan untuk beribadah S: pasien menjelaskan
13.00 wib 2. memberikan alternatif (nyaji online) pengetahuannya terkait ibadah
yang memungkinkan untuk dengan kondisi sakit yakni sholat
memenuhi kebutuhan ibadah pasien dengan posisi tidur dan boleh
3. menanyakan pengetahuan pasien tayamum untuk pengganti wudhu,
hal-hal yang bisa dilakukan untuk pasien paham dengan penjelasan
beribadah dengan kondisi sakit alternatif yang diberikan.
O: Pasien bisa mengakses
pengajian secara online di
youtube
A: Hambatan religiositas b.d
Kendala lingkungan untuk
mempraktikan agama teratasi
P: hentikan intervensi
9 15-11-2020 Dx I Post OP 1. mengkaji nyeri (PQRST) S: Pasien mengatakan nyeri di
13.00 wib 2. memberikan terapi ketorolac daerah bekas operasi (abdomen
3. mengevaluasi pengggunaan teknik region 3/ kanan bawah)
relaksasi berkurang, pegal, skala 3 tidak
menjalar dan hilang timbul.
O: Pasien mampu mempraktekan
ulang cara relaksasi napas dalam,
injeksi ketorolac diberikan jam
16.00
A: nyeri akut b.d. agen cidera
fisik belum teratasi
P: monitor TTV, kaji nyeri, dan
terapi ketorolac
10 15-11-2020 Dx II Post OP 1. memonitor apakah ada komplikasi S: Pasien sudah bisa flatus
13.00 wib tirah baring beberapa kali dan sudah
2. membantu melakukan mobilisasi diperbolehkan makan. Tidak
dini mual tidak muntah, tidak nyeri
punggung.
O: pasien sudah bisa miring
kanan kiri dan duduk diatas bed
A: Hambatan mobilitas fisik b.d
program pembatasan gerak belum
teratasi
P : bantu mobilisasi

11 15-11-2020 Dx III post OP 1. memonitor tanda infeksi S: Pasien mengatakan nyeri di


09.00 wib 2. melakukan perawatan luka daerah bekas operasi (abdomen
region 3/ kanan bawah)
berkurang, pegal, skala 3 tidak
menjalar dan hilang timbul
O: kondisi balutan bersih tidak
rembes
A : Kerusakan jaringan b.d
prosedur pembedahan belum
teratasi
P : ajarkan cara menghindari
infeksi
12 16-11-2020 Dx I Post OP 1. mengkaji nyeri (PQRST) S: Pasien mengatakan sudah tidak
09.00 wib 2. memberikan terapi ketorolac nyeri
O: injeksi ketorolac
A: nyeri akut b.d. agen cidera
fisik teratasi
P: hentikan intervensi
13 16-11-2020 Dx III post OP 1. memonitor tanda infeksi S: Pasien paham apa yang
09.00 2. melakukan perawatan luka dianjurkan untuk menghindari
3. mengajarkan cara menghindari infeksi. Sudah tidak merasa nyeri.
infeksi O: kondisi balutan bersih tidak
rembes dan tidak terdapat tanda-
tanda infeksi
A : Kerusakan jaringan b.d
prosedur pembedahan teratasi
P : hentikan intervensi
14 16-11-2020 Dx II Post OP 1. membantu melakukan mobilisasi O: pasien sudah berjalan dengan
13.30 wib bantuan minimal
A: Hambatan mobilitas fisik b.d
program pembatasan gerak
teratasi
P : Discarge Planing :
 perawatan luka
 diit tinggi protein dan
serat

Anda mungkin juga menyukai