Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN AGREGAT KOMUNITAS

POPULASI RENTAN DENGAN PENYAKIT MENTAL

DOSEN PENGAMPU

Ns.Endang Fauziyah,S.Kep,M.Kep

DISUSUN OLEH :

MOCH.UBAIDILLAH 722621704

LISDIAWATI 722621816

SOVIATUL HAZIZEH 722621829

ABD RASID 722621845

ENDANG SRILESTARI 722621849

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Sukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Ridho

dan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Populasi

Rentan dengan Penyakit Mental“

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun

penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak, serta beberapa sumber referensi

sebagai pedoman pembuatan makalah ini, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi

teratasi

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaanya

makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang

setinpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan bantuan ini

sebagai ibadah dan pelajaran untuk kami semua . Amin yaa robbal ‘alamiin.

Penulis

kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Populasi rentan atau populasi beresiko adalah kondisi yang mempengarahi kondisi

seseorang atau populasi untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum

dalam Stanhopc & Lancaster, 2004). Pandera mengkategorikan faktor resiko keschatan

antara lain genctik, usia, karakteristik biologi. kesehatan individu, gaya hidup dan

lingkungan. Jika seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan dengan penyakit,

bahaya, atau outcome negatif. Faktor pencctusnya berupa genctik, biologi atau

psikososial. Populasi rawan atau fentan merupakan kelompok-kelompok sosial yang

memliki peningkatan risiko yang relatif atau rawan untuk mencrima pelayanan keschatan.

Kenyataan menunjukan bahwa Indoncsia memiliki banyak peraturan perundangundangan

yang mengatur tentang Kelompok Rentan, pelaksanaannya, schingga keberadaannya tidak

membcri manfaat bagi masyarakat. Disampeng hal yang berhubungan dengan kebutuhan

bagi perlindungan kelompok rentan. Keberadaan masyarakat kelompok rentan yang

merupakan mayoritas di ncgcri imi memerlukan tindakan aktif untuk melindungi hak-hak

dan kepentingan-kepeatingan mereka melalui penegakan hukum dan tindakan legislasi

lainnya. Hak asasi orang-orang yang diposisikan scbagai masyarakat kelompok rentan

belum terpenuhi secara maksimal, schinggs membawa konsekuensi bagi kehidupan diri

dan keluarganya. serta secara tidak langsung juga mempun yai dampak bagi masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Dan Populasi

Rentan ?

2. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan penyakit mental ?

3. Apa saja klasifikasi populasi rentan dengan penyakit mental ?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan mental ?

5. Bagaimana cara pencegahan gangguan mental ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi populasi rentan

2. Untuk mengetahui definisi populasi rentan penyakit mental

3. Untuk mengetahui klasifikasi populasi rentan dengan penyakit mental

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan mental

5. Untuk mengetahui cara pencegahan gangguan mental

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Keperawatan Komunitas Pada Agregat Dan Populasi Rentan

keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan ilmu

dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk

meningkatkan status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabiliarif.

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan yang sistematis dalam menentukan

status kcschatan klien, mengisolasi perhauan dan masalah kesehatan, mengembangkan

rencang untuk memulihkan mereka, memulai tindakan untuk melaksanakan rencana

tersebut, dan akhimya mengevaluasi kcadekuatan dari rencana dalam meningkatkan

keschatan dan pemecahan masalah. Proses keperawatan mendefinisikan interaksi dan

intervensi dengan sistem klien, apakah sisem sebagai suatu individu, keluarga, kelompok.

atau komunitas. (Wahyu, W. 2016)

Populasi rentan merupakan populasi yang memihki karakterisak tertentu sebagai

akibat dari hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber lingkungan, personal dan

biopsikososial schingga memiliki kemungkinan lebih mudah mengalami masalah

kesehatan, penghasilan menurun, dan memiliki masa hidup yang lebih singkat. (Mary,A

& McEwen,M.,2019)

2. Pengertian Populasi Rentan Penyakit Mental

Populasi rentan penyakit mental Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi

dari kesejahtrraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-

kemampuan untuk mengdola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif

dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.(Nofalia, 2019)

3
Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan

memperhatikan semua segi-segi dalam kchidupan manusia dan dalam hubungannya

dengan manusia lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral

dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental

dan sosial individu secara optimal, dan yang sdaras dengan 6 perkembangan orang lain.

Sescorang yang “sehat jiwa atau mental” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Merasa senang terhadap dirinya scrta

b. Mampu menghadapi situasi

c. Mampu mengatasi kekcocwaan dalam hidup

d. Puas dengan kehidupannya sehari-hari

e. Mempunyai harga diri yang wajar

f. Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan

g. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta

h. Mampu mencintai orang lain

i. Mempunyai hubungan pribadi yang tctap

j. Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda

k. Merasa bagian dari suatu kelompok

l. Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakali"

dirinya.

m. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta

n. Menetapkan tujuan hidup yang realistis

o. Mampu mengambil keputusan

p. Mampu mencrima tanggung jawab

4
3. Klasifikasi Populasi Rentan Dengan Penyakit Mental

Secara ringkas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Gangguan emosional (emotional distubance) merupakan integrasi kepnbadian

yang tidak adekuat (memcauhi syarat) dan distress personal. Istilah ini lebih sering

digunakan untuk perilaku maladaptive pada anak-anak.

b. Psikopatologi (psychopathology), diartikan sama atau sebagai kata lain dari

perilaku abnormal, psikologi abnormal atau gangguan racntal.

c. Sakit mental (mental illenes), digunakan sebagai kata lain dari gangguan mental,

namun penggunaannya saat ini terbatas pada gangguan yang berhubungan dengan

d. Gangguan mental (mental disorder) scmula digunakan untuk nama gangguan

yangguan yang berhubungan dengan patologi otak, tetapi saet ini jarang gangguan

dan kelainan.

e. Ganguan prilaku (behavior disorder), digunakan secara khusus untuk gangguan

yang berasal dari kcgagalam belajar, baik gagal mempciajari kompcicnsi yang

dibutuhkan ataupun gagal dalam mernpelajan pola penanggulangan masalah yang

maladapuif.

f. Gila (insanity), merupakan istilah hukum yang mengidentifikasikan bahwa

indrvide socara mental tidak mampu umtuk mengelolah masalahmasalahnya atau

melihat konsekuensikoneekuensi dari tindakannya. Istilah ini menunjuk pada

gangguan mental yang serius terutama pengguaaan istilah yang bersangkutan

dengan pantas tidaknya sescorang yang melakukan tindak pidana di hukura atau

tidak.

5
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Gangguan Mental (Mental

Disorder)

Untuk mendapatkan jawaban mengenai faktor faktor-faktor yang mempengaruhi

timbulnya gangguan mental (mental disorder), maka yang perlu ditelusuri pertama kali

adalah faktor dominan Kartini Kartono (1982:81), yang membagi faktor dominan yang

mempengaruhi timbulnya gangguan mental (mental disorder) ke dalam dua faktor, yaitu:

a. Faktor Organis (somatic), misalnya terdapat kerusakan pada otak dan proses

dementia.

b. Faktor-faktor psikis dan struktur kepribadiannya, reaksi ncuritis dan reaksi

psikotis pribadi yang terbelah, pribadi psikopatis, dan lain-lain Kecemasan,

kesedihan, yaitu yang mengakibatkan ketidakscimbangan mental dan

desintcgrasi kepribadiannya. Maka sruktur kepribadian dan pengalaman-

pengalaman dengan cara yang keliru bisa membuat orang terganggu psikisnya.

Terutama sekali apabila beban psikis ternyata jauh lebih berat dan melampaui

kesanggupan memikul beban tersebut.

c. Faktor-faktor lingkungan (milicu) atau faktor-faktor sosial. Usaha

pembangunan dan modernisasi, arus urbanisasi dan industialisasi

menycbabkan probikm yang dihadapi masyarakat modern menjadi sangat

kompleks. Sehingga usaha penyesuasan diri terhadap pcrubahan-pcrubahan

sosial dan ares modcrcnisasi menjadi sangat sulit

6
5. Pencegahan Gangguan Mental

Tujuan utama pencegahan gangguan mental adalah membimbing mental yang sakit

agar menjadi sehat mental dan menjaga mental yang sehat agar tetap sehat.

a. Pengertian Pencegahan Gangguan Mental

Dalam dunia kesehatan mental pencegahan didefinisikan sebagai

upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana dari lingkungan

yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian. (Prayitno, 1994:205).

Sementara AF. Jaclam (2000:87), berpendapat bahwa pencegahan mempunyai

pengertian sebagai metode yang digunakan manusia untuk menghadapi diri

sendiri demikian pencegahan gangguan mental didassrkan pada upaya

individu terhadap kemampuannya.

b. Upaya pencegahan

Banyak para ahli yang memberikan metode upaya pencegahan mulai

dari faktor yang mempengaruhi sampai akibat yang ditimbulkan. Pada

dasarnya upaya pencegahan ialah didasarkan pada prinsip-prinsip keset L

Prinsip prinsip yang dimaksud adalah:

1. Gambaran dan sikap baik terhadap diri-sendiri maupun hubungan dengan

orang lain, hubungan dengan alam lingkungan, serta hubungan dengan

Tuhan. Hal ini dapat diperoleh dengan cara penerimaan diri, keyakinan diri

dan kepcrcayaan kepada diri-sendiri (Yahya, 1993:83).

2. Keterpaduan atau integrasi diri kesatuan pandangan (falsafah dalam hidup)

dam kesanggupan mengatasi ketegangan emosi (stres) (Yahya, 199334).

3. Pewujudan diri (aktualisasi diri)

Merupakan sebuah proses pematangan diri dapat berarti sebagai baik

terhadap diri-sendiri serta meningkatkan motivasi dan semangat hidup.

7
Oleh karena itu, agar tcrhindar dari gangguan mental, maka sedapat

mungkin (Kartono, 1986:231). Dengan demikian upaya pencegahan dapat

berhasil apabila hanya pasrah pada kemampuan dasar manusia seperti

menggembangkan bakat dan sebagainya.

4. kemampuan menerima orang lain

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Populasi rentan atau populasi beresiko adalah kondisi yang mempengaruhi kondisi

seseorang atau populasi untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Bircnbaum

dalam Stanhopc & Lancasicr, 2004). Pandcra mengkascgorikan faktor resiko dan

lingkungan. Jika seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan dengan penyakit,

bahaya, atau outcome negatif. Faktor pencetusnya berupa genetik, biologi atau psikososial.

Populasi rawan atau rentan merupakan kelompok-kelompok sosial yang memiliki

peningkatan risiko yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan,

Kenyataan menunjukan bahwa Indonesia memliki banyak peraturan perundang undangan

yang mengatur tentang Kelompok Rentan, tetapi tingkat implcmontasinya sangat beragam.

Sebagian undang-undang sangat lemah pelaksanaannya, sehingga keberadaannya tidak

memberi manfaat bagi masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan perundang-

undangan yang belum sepemuknya kelompok rentan. Keberadaan masyarakat kelompok

rentan yang merupakan mayoritas di negeri ini memerlukan tindakan aktif untuk

melindungi hak-hak dan kepentingan-kepentingan mereka melalui pencgakan hukum dan

tindakan legislasi lainnya. Hak asasi Orang-orang yang diposisikan sebagai masyarakat

kelompok rentan belum terpenuhi secara maksimal, schingga membawa konsekuensi bagi

kehidupan diri dan keluarganya, serta secara tidak langsung juga mempunyai dampak bagi

masyarakat.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini maka diharapkan untuk dapat mengaplikasikan pada

kehidupan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T . 2006 . Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik , Jakarta : EGC

Mary A. Nies, Melaine McEwen.Keperawatan kesehatan komunitas dan

keluarga.2019.Elscvicr. Singapore

Mubarak, Wahit Igbal, dkk. (2009). /Imu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi.

Jakarta : Salemba Medika

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd.

Smelhtzer, & Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal. Bedah Brunner dan Suddarth.

Jakarta : EGC R, Fallen. Cawtan Kuliah Keperawatan Komunitas. (2010).

Yogyakarta: Nuha Medika Vaughan, 2000, General Oftamology, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai