Saya Sedang Berbagi METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN T.31.docx Dengan Anda
Saya Sedang Berbagi METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN T.31.docx Dengan Anda
I. PENDAHULUAN
I.1 UMUM
Setelah mengikuti aanwijzing Pekerjaan Pembuatan Dinding Penahan Tanah di T.31
SUTT 150 kV Hankook - Jababeka, maka kami mencoba membuat Metoda
Pelaksanaan Kerja sebagai salah satu syarat teknis dalam melakukan penawaran
pekerjaan tersebut di atas. Pekerjaan yang akan dilakukan kami susun berdasarkan
aturan-aturan pelaksanaan. Di bawah akan dijelaskan urutan atau tahapan pekerjaan
yang akan dilaksanakan di lapangan/ lokasi kerja. Mengingat Metode Kerja sangat
penting yang mana kriteria proyek selalu :
I.1.1 Dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir proyek serta
mempunyai waktu terbatas merupakan rangkaian kegiatan yang saling
terkait.
I.1.2 Kegiatan konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif
dan efisien agar tujuan proyek tercapai secara optimal.
Dalam hal ini penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya,
dipercayakan kepada PT. PRIMA POWER PARAHIYANGAN Apabila ditunjuk
sebagai pemenang, berkomitmen akan melaksanakan pekerjaan dengan metode kerja
yang seefektif dan seefisien mungkin, sehingga hasil akhir pekerjaan akan sesuai
dengan apa yang diharapkan di dalam dokumen kontrak dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan :
A. Tepat waktu
B. Tepat biaya
C. Tepat mutu
I.2 TUJUAN
Metode kerja / rencana kerja mempunyai penggunaan untuk mencapai hasil fisik yang
dapat dipertanggung jawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dengan
demikian urutan kerja, penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan kerja harus
disusun secara sistimatis.
PERSIAPAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PEMBUATAN DINDING PENAHAN TANAH
PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN
Keseluruhan Pekerjaan di atas kami kerjakan dengan jangka waktu pelaksanaan 210
(Dua Ratus Sepuluh) hari kalender sesuai dengan time shedule dan kurva “S” yang
terlampir.
V.2 PENGADAAN
Pengadaan material didasarkan pada dokumen kontrak dan spesifikasinya serta
sasaran. Kegiatan pengadaan material meliputi :
V.4 KEUANGAN
Kegiatan pelaksanaan keuangan didasarkan dengan adanya transaksi yang terjadi,
kegiatan pelaksanaan keuangan terdiri dari :
Hasil dari pelaksanaan keuangan adalah : tersedianya rencana dan realisasi cash flow
proyek, data kewajiban yang harus dibayar, buku besar dan laporan keuangan proyek.
1. Identifikasi Peralatan
2. Pemeliharaan dan Perawatan
3. Administrasi pemeliharaan peralatan
Hasil dari pengelolaan kegiatan peralatan konstruksi berupa: daftar peralatan yang
mencantumkan identifikasi masing - masing alat, rencana dan realisasi pemeliharaan
peralatan dan tersedianya administrasi pemeliharaan peralatan.
Secara periodik proyek melakukan evaluasi kinerja dalam upaya untuk mengidentifikasi
penyimpangan terhadap pencapaian sasaran proyek dan melakukan upaya-upaya
peningkatan dan penyempurnaan secara berkelanjutan atas kinerja proyek. Kegiatan
evaluasi dilakukan dalam upaya melakukan analisa sebab akibat dan upaya yang perlu
dilakukan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan peningkatan perbaikan
secara terus menerus dan berkelanjutan, dalam setiam Rapat Tinjauan Manajemen
(RTM) di tingkat proyek. Pengukuran kinerja dilakukan didasarkan pada ketetapan
Direksi baik yang berupa parameter kinerja, cara penilaian dan pengukurannya.
Pelaksanaan pengelolaan kepuasan pelanggan didapat dari kinerja proyek dan indeks
kepuasan pelanggan. Kegiatan pengelolaan kepuasan pelanggan meliputi :
Hasil dari pengelolaan kepuasan pelanggan adalah " hasil survey kepuasan pelanggan
dan tindak lanjutnya".
Pelaksanaan kegiatan proses dan produk berdasarkan adanya kinerja masing - masing
proses dan hasil produk. Kegiatan pelaksanaan pengelolaan proses meliputi :
Metode pemantauan dan pengukuran pencapaian kinerja proyek serta sistem
manajemen harus ditetapkan, diukur dan dianalisa sebagai dasar untuk
menetapkan tindak lanjut penyempurnaan.
Hasil dari pelaksanaan pengelolaan proses adalah : pencapaian sasaran hasil proses
dan produk serta hasil inspeksi, tes dan commisioning.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pertama kami akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek ini,
seperti pemilik/pemberi proyek, bagian perencanaan, bagian pengawas, masyarakat di
lingkungan lokasi proyek untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan sekaligus
menyampaikan Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan dan Time Schedule Pelaksanaan
Pekerjaan. Selanjutnya kami segera menyiapkan proses pekerjaan yang terdiri dari pengurusan
syarat-syarat administrasi dan teknis pekerjaan.
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan
dalam pekerjaan.
1. Mobilisasi personal
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang
akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. General Superitendent : 1 Orang
2. Quantity Engener : 1 Orang
3. Quality Enginer : 1 Orang
4. Pelaksana Lapangan : 1 Orang
5. Administrasi : 1 Orang
6. Pekerja : 82 Orang
7. Tukang Batu : 27 Orang
8. Kepala Tukang : 4 Orang
9. Mandor : 10 Orang
10. Operator Excavator : 2 Orang
11. Supir Dump Truck : 4 Orang
12. Mekanik : 1 Orang
2. Mobilisasi alat
Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersispkan paling lambat 3 hari
sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. Concrete Mixer : 1 unit
2. Excavator : 2 unit
3. Dump Truck : 4 unit
Semua peralatan utama merupakan milik sendiri. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan
pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah
pekerjaan selesai.
3. Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali, baja tulangan, kawat
beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.
B. Shop Drawing
Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu membuat Gambar-gambar kerja (shop drawing)
yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja
dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan
oleh Direksi. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan
sebenarnya di lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, akan
mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut
dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, diajukan kembali gambar yang
Direksi diminta untuk direvisi. Gambar tersebut akan digambar kembali diatas kertas A3 dan
setelah disetujui oleh Direksi, mka diserahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar
hasil rekamannya.
E. Pemasangan Bowplank
1. Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan mencantumkan
elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan peil elevasi
ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila
pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.
2. Bouwplank dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing pelaksanaan
dilapangan digunakan tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan
digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25
m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus digali ataupun yang
harus ditimbun.
Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput, semak-semak,
lumpur, akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat
menggangu jalannya pekerjaan. Penebangan pohon-pohon sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan
galian tanah dimulai.
Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai
dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam dokumen
kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan-bangunan atau fasilitas penunjang sementara yang
dibangun.
II. UTILIZAT/PENGUKURAN
B. Pengukuran Poligon
Langkah Kerja
1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur.
2. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut horizontal dan kunci kembali
dengan memutar sekrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horizontalnya yang
sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian putar
teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan
muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horizontal pada
bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke titik
P1.
10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik.
12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
III. SOSIALISASI
- Persiapan.
1. Koordinasi,
Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa,
2. Penyiapan Tempat.
Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat
koordinasi.
-Materi Sosialisasi.
Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, dan
Tatacara mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga
masyarakat setempat dapat memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain.
Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan
timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu materi sosialisasi adalah berupa makalah,
leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan permintaan tokoh masyarakat setempat.
Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:
1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.
2. Waktu Pelaksanaan.
3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.
IV. PEKERJAAN TANAH
A. Pekerjaan Galian Tanah Biasa
1. Tahapan Pekerjaan:
a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian , sesuai
gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.
b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar, hasil galian
dipindahkandengan dump truck ke lokasi yang tepat dan diratakan sehingga dapat mencegah dampak
lingkungan yang mungkin terjadi.
c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan
sekaligus mengatur arus lalu lintas.
e. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.
Pekerjaan Ini akan dilaksanakan selama 15 hari kalender dan dimulai dari hari ke 1 sampai
dengan hari ke 15 dengan volume galian sebesar 232,33 m³
Dengan kebutuhan Tenaga Kerja :
Pekerja 9 Orang
Mandor 1 Orang
PEKERJAAN PASANGAN
3. Bahan/Material
a) Pemilihan Material
Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus sesuaidengan
ketentuan yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang terdapatdalam kontrak
b) Pemilihan Pemasok Material
Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga terendah, namun ada
beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum memutuskan, yaitu :
- Kehandalan pemasok
- Ukuran pemasok
- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
- Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok
- Kualitas material yang dipasok
- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak terjadwal
c) Pembelian Material
Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan menggunakan buku pesanan
pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-
pihak yang terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus dimasukkan dalam
buku pesanan pembelian adalah :
- Nama dan alamat pemasok
- Nama orang yang memesan material
- Rincian material yang dibutuhkan
- Perintah penyerahan material
- Harga material yang dipesan
- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material.
- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material
d) Pengiriman Material
Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material yang telah disetujui dengan
jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok sesuai dengan spesifikasi dan dikirim ke
lokasi yang tepat dan waktu yang diminta. Bagian pengiriman material juga harus mengatur
persetujuan bea Cukai, pembayaran tarif impor, mendapatkan izin impor dan lain-lain. Bila
pemasok tidak bisa menyanggupi pengadaan material yang dibutuhkan pada waktu dantempat yang
telah ditetapkan, maka bagian pengirirman material mengambil langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah tersebut, langkah-langkah yang mungkin dilakukan adalah :
- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran# yang telahmendapat persetujuan
lebih dahulu dari pihak yang berwenang.
- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak standar untuk memgetahui kinerja
dari material tersebut.
- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.
e) Penerimaan Material
Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan pembelian yang wajib
diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian logistik. Sebelum material dibongkar, petugas logistik
memeriksa terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar material pesanan
yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perludi periksa oleh petugas
logistik adalah :
- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan spesifikasi.
- Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan permintaan.
- Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan.
- Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang baik.
Setelah petugas gudang selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya baik, maka catatan
penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda terima harus ditandatangani. (rangkap
pertama dikembalikan kepada petugas yang menyerahkan sedangkan rangkap kedua disimpan
sebagai arsip yang digabungkan dalam satu gandaan surat permintaan pembelian sebagai laporan
untuk kelengkapan administrasi. Laporan-laporan ini akan dijadikan dokumen yang akan
diserahkan pada pemegang pembukuan sebagai informasi perihal penerimaan material yang
dipesan, sehingga dapat mempersiapkan pembayaran kepada pemasok ketika mengajukan
penagihannya.
f) Penyimpanan Material
Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan dengan baik oleh
petugas logistik. Petugas logistik ini bertanggung jawab dalam menjaga dan menyimpan meterial-
material yang diserahkan antara waktu penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan
dari logistik yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. spek utama manajemen
material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap (availibility). Pemeriksaan secara periodik
terhadap material-material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas
logistik agar tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang ada.
g) Pengeluaran Material
Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi tercatat dan
tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk penggunaan material tersebut harus dikeluarkan dari
gudang penyimpanan dengan melengkapi berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan dari
gudang penyimpanan dengan melengkapi berita acara pengeluaran material yang dikeluarkan oleh
petugas gudang. Berita acara ini berisi informasi tentang jumlah dan jenis material yang diambil,
maksud penggunaan material dan informasi-informasi lainnya yang terkait dengan material yang
dibutuhkan. Petugas gudang harus dapat menjamin bahwa material yang keluar dari gudang benar-
benar untuk kepentingan pelaksanaan pembangunan proyek dan sesuai dengan daftar rincian
dalam berita acara. Berita acara pengeluaran dari gudang harus diperiksa oleh yang bertanggung
jawab untuk menjamin :
- Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakandalam pelaksanaan
pembangunan proyek.
- Informasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran adalah benar yangdiperlukan untuk proyek.
Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai
kepentingan lagi terhadap material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak
digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan digunakan pada pelaksanaan
pembangunan proyek lainnya (sebagai contoh : cetakan, pompa, molen, dan lain-lain).
Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan harus tetap atas nama orang
yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus dapat
menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi penuh. Bila
dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga barang tersebut siap
pakai bila tiba-tiba dibutuhkan.
4. Pengamanan ( Security )
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, kontraktor akan menyediakan tenaga keamanan sesuai
dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
- Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
- Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian
- Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan proyek
- Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar pelaksanaan
proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak mendapat kendala dari
lingkungan/masyarakat sekitar.
5. Program K3
Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan dan Kesehatan Kerja.
Pelaksanaan K3 meliputi:
a. Menyusun instruksi kerja.
b. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu keselamatan.
c. Membuat rambu-rambu keselamatan.
d. Menyediakan perlengkapan P3K.
e. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Jadwal Pekerjaan
Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor secara
cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Pengontrolan secara keseluruhan akan
dituangkan dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari waktu
untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan bahan, dan
peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan
perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan. pada proyek REHAB
DAERAH IRIGASI PANIKI KOLONGAN,
8. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan terhadap lingkungan di sekitar pekerjaan antara lain;
a. Pengumpulan hasil galian dan perlindungan saat hujan.
Tanah galian langsung diangkut deng Dump Trruck ketempat pembuangan sementara untuk
yang akan digunakan kembali. Temapat pembuangan sementara dipastikan aman saat terjadi
hujan.
b. Pembuangan tanah secara periodic Pembuangan tanah dilakukan secara periodik untuk
menghidari longsor dan dampak lingkungan lainnya
c. Pemberian MCK yang layak atas petunjuk Direksi
Tempat MCK yang layak perlu disedikan untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan
KOORDINASI ANTAR DISIPLIN
Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara rutin antara
pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana dituang dalam kontrak.
Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan dilaksanakan minimal 1
(satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas dan koordinasi pelaksanaan pekerjaan,
permasalahan dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar
tercipta suasana komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan. Disamping itu CV AMIN ANUGERAH juga menerapkan sistem koordinasi yang sinergis
antara semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut
terdapat garis instruksi, garis koordinasi, dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis
instruksi merupakan garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang
lebih tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan). Garis
koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan dan hubungan
koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke hirarkhi yang lebih tinggi (pemberi
tugas), sementara garis konsultasiadalah hubungan/garis dari dua belah pihak (kontraktor dan konsultan)
yang sejajar kedudukannya yang bersifat konsultatif. Adapun hubungan antara pemberi tugas, direksi
lapangan, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor di gambarkan seperti bagan
dibawah ini :
Gambar Diagram Koordinasi
QUALITY CONTROL
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control ) terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang antara lain, adalah:
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas
sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang
dikoordinasikan oleh bagian teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah
berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh CV AMIN ANUGERAH
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang
diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses pelaksanaan di
proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang
diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan
akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya:
- Sasaran mutu yang jelas
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten
PEKERJAAN AKHIR
Mutual Check Akhir
1) Kontraktor wajib melaksanakan pengukuran situasi dan penampang sebagai dasar mutual check
akhir.
2) Dokumen Mutual Check Akhir diadakan pada pemberi tugas Dokumen yang
dimaksud antara lain :
Volume Pekerjaan.
Amandemen Akhir
Buck Up Data
PENUTUP
Demikian secara singkat metode pelaksaan yang akan kami laksanakan di lapangan apabila
kami ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dan uraian langkah-langkah kerja secara detail
akan kami konsultasikan dengan direksi lapangan maupun dengan pihak proyek.