Anda di halaman 1dari 28

OPTIMALISASI KINERJA PISTON HIDROLIK MILL

DENGAN PENAMBAHAN GUIDE STOPPER

DISUSUN OLEH :

1. MARWANTO NIP: 149012180B

2. CHASBULAH NIP: 149012170B

PT. COGINDO DAYABERSAMA

UNIT JASA PEMBANGKITAN PLTU 2 JATENG ADIPALA


CILACAP
2017
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA INOVASI

JUDUL

OPTIMALISASI KINERJA PISTON HIDROLIK MILL

DENGAN PENAMBAHAN GUIDE STOPPER

OLEH :

TIM INOVASI

1. MARWANTO NIP: 149012180B

2. CHASBULAH NIP: 149012170B

CILACAP, NOVEMBER 2017

DISAHKAN OLEH : DIPERIKSA OLEH :


MANAGER OPERASI SPS OPERASI UNIT REGU D

( KUKUH PAMBUDI ) ( JOHAN TRI NUGROHO )


PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Marwanto Tanda Tangan :


NIP : 149012180B

Jabatan : Pelaksana PdM

2. Nama : Chasbulah Tanda Tangan :


NIP : 149012170B
Jabatan : Operator Unit Regu D

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Inovasi kami yang berjudul ‘’OPTIMALISASI

KINERJA PISTON HIDROLIK MILL DENGAN PENAMBAHAN GUIDE STOPPER’’ adalah


merupakan karya inovasi baru / pengembangan karya inovasi yang original dan belum

pernah dibuat sebelumnya baik di unit kami maupun di unit-unit PLN dan anak
perusahaan PLN.

Apabila di kemudian hari ada klaim/tuntutan mengenai karya inovasi yang dibuat
maka kami siap mempertanggungjawabkan segala konsekuensinya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan agar dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Cilacap, 20 November 2017

PLH. Site Manager Unit PLTU Adipala

Aan Sutito

Supervisor Pengendali Kontrak


PERNYATAAN IMPLEMENTASI
1. Nama : MARWANTO
Jabatan : Pelaksana PdM
NIP : 149012180B
2. Nama : CHASBULAH
Jabatan : Operator Unit Regu D
NIP : 149512240B

menyatakan bahwa karya inovasi berjudul:

OPTIMALISASI KINERJA PISTON HIDROLIK MILL

DENGAN PENAMBAHAN GUIDE STOPPER


Siap diimplementasikan di Unit Jasa Pembangkitan PLTU Jateng 2 Adipala.
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Mengetahui,

Cilacap, 20 November 2017

PLH. Site Manager Unit PLTU Adipala

Aan Sutito

Supervisor Pengendali Kontrak


UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

ABSTRAK

Pembangkit Listrik Tenaga Uap menggunakan batubara sebagai bahan bakar


utama untuk keperluan operasi unit. Tahapan awal proses transfer batubara dimulai
dari coal yard menuju crusher untuk dihancurkan dengan tujuan agar didapat batubara
dengan ukuran yang lebih kecil. Selanjutnya batubara akan ditransfer menuju coal
bunker sebelum diumpankan ke mill.
Di dalam mill, batubara ini akan di gerus untuk menjadi ukuran yang sangat kecil
hingga 200 mesh. Proses penggerusan di dalam mill menggunakan grindding roller
yang kerjanya diatur oleh sistem hidrolik. Proses kerja dari grinding roller akan
mengikuti sessuai dengan flow rate dari batubara yang masuk kedalam mill. Sehingga
kinerja dari sistem hidrolik juga harus mendapat perhatian khusus karena
mempengaruhi performa dari mill.
Seiring dengan beroperasinya mill yang terus menerus, muncul masalah pada
sistem hidrolik yaitu pada piston yang mengalami patah. Patahnya piston hidrolik mill
ini salah satunya adalah karena gerakan abnormal dari piston hidrolik yang
menyebabkan beban kerja dari piston tidak seimbang. Untuk menangani masalah
tersebut, maka di usulkan untuk penambahan guide stopper di piston hidrolik agar
kerja daari piston lebih seimbang dan mengurangi resiko patah.

Kata kunci : Mill, Sistem Hidrolik, Piston

i
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr-Wb
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah karya inovasi ini yang berjudul “ OPTIMALISASI KINERJA PISTON
HIDROLIK MILL DENGAN PENAMBAHAN GUIDE STOPPER ”
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukunganya dari awal sampai akhir proses
pembuatan karya inovasi ini.
Kami sangat menyadari bahwa karya inovasi ini masih bayak memiliki
kekurangan – kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan karya inovasi ini.
Akhirnya kami berharap agar karya inovasi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Cilacap, November 2017

Penyusun

ii
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan Inovasi..........................................................................2
1.4 Ruang Lingkup..........................................................................2
1.5 Metodologi................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................4
2.1 Sistem Mill.................................................................................4
2.2 Spesifikasi Batubara...................................................................6
2.3 Sistem Hidrolik Mill.....................................................................7
BAB III PEMBAHASAN INOVASI............................................................8
3.1 Uraian Masalah .........................................................................8
3.2 Analisa Masalah.........................................................................9
3.3 Perancangan dan Konsep Inovasi..............................................11
BAB IV MANFAAT INOVASI DAN ANALISA RESIKO.............................14
4.1 Manfaat Finansial.....................................................................14
4.2 Manfaat Non Finansial..............................................................15
4.3 Analisa Resiko .........................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................17
5.1 Kesimpulan..............................................................................17
5.2 Saran .....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................18
BIODATA PENULIS................................................................................19

iii
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.a Single line diagram sistem mill.............................................................4


Gambar 2.1.b Gambar mill........................................................................................4
Gambar 2.1.c Lube oil mill........................................................................................4
Gambar 2.3.a Sistem hidrolik mill..............................................................................5
Gambar 2.3.b Single line diagram.............................................................................7
Gambar 3.1 Data SR................................................................................................6
Gambar 3.2 Fishbone diagram analysis......................................................................7
Gambar 2.8 Layout Of Back Wll Burner......................................................................8
Gambar 2.9 Diagram Alir Boiler Ignition System.........................................................8
Gambar 3.1 Fishbone Diagram Analisys.....................................................................9
Gambar 3.3.a Piston hidrolik mill.............................................................................12
Gambar 3.3.b Piston hidrolik dan clavis patah.........................................................12
Gambar 3.3.c Penampang guide stopper.................................................................13

iv
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.a Analisa fishbone diagram......................................................................10


Tabel 3.2.b Decision Matrix Analisys........................................................................11
Tabel 4.1 Perbandingan biaya alternatif solusi..........................................................14
Tabel 4.3.a Hasil Mitigasi Resiko Inovasi.................................................................15
Tabel 4.3.b Diagram Mistigasi Resiko ....................................................................16

v
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

BAB I PENDAHULUAN

5.1 Latar Belakang

Ada beberapa tahapan dalam proses transfer batubara dari coal bunker sampai
digunakan sebagai bahan bakar utama. Pada tahapan awal, batubara dari coal yard
maupun dari tongkang ditransfer menuju crusher yang bertujuan untuk
menghancurkan batu bara dengan ukuran besar sehingga didapat batubara dengan
ukuran yang lebih kecil untuk selanjutnya batubara ditransfer menuju coal bunker. Dari
coal bunker batubara akan diumpankan ke mill menggunakan coal feeder dan
dihaluskan di mill sebelum siap untuk digunakan sebagai bahan bakar utama.
Dalam kondisi tertentu, seringkali kali batubara yang sampai ke Coal Feeder
memiliki kualitas yang kurang bagus, baik itu dari segi nilai kalor yang jelek maupun
kondisi batubara yang sangat basah. Hal ini sangat berpengaruh pada kinerja Coal
Feeder dan Mill, dimana seringkali terjadi kasus blocking batubara pada outlet Coal
Feeder yang harus mengakibatkan Stop Mill.
Tidak seperti pada inlet Coal Feeder yang terdapat fasilitas air cannon, pada
Outlet Coal feeder PLTU Adipala tidak terdapat fasilitas air cannon maupun akses untuk
memudahkan penanganan blocking secara manual.
Apabila terjadi keterlambatan penanganan blocking pada outlet coal feeder maka
akan berdampak pada kehandalan unit dikarenakan tidak dapat memenuhi permintaan
beban dari dispatcher. Kehilangan beban yang diakibatkan oleh satu mill adalah 20%
dari DMN atau sekitar 130 MW yang akan sangat mengganggu jaringan apabila tidak
segera diatasi dan ini juga dapat mengurangi reputasi unit terhadap dispatcher
dikarenakan unit tidak dapat memenuhi permintaan beban dari dispatcher.

1
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

5.2 Rumusan Masalaah

Masalah utama dari pembahasan makalah ini adalah sering terjadinya patah
pada piston hidrolik mill, baik itu di bagian clavis nya maupun di bagian piston itu
sendiri. Beberapa hal menjadi faktor penyebab seperti proses penggerusan
batubara di dalam mill yang cukup menyebabkan vibrasi pada sistem mill yang
secara otomatis juga akan mempengaruhi kerja dari sistem hidroliknya serta
tekanan dari hidrolik yang tidak dapat di kontrol. Jika hal tersebut terjadi terus
menerus maka akan mengakibatkan :
1. Tidak stabilnya gerakan piston hidrolik
2. Ketidak normalan proses kerja hidrolik piston yang seharusnya bekerja secara
vertikal naik-turun, namun karena adanya pengaruh vibrasi maka piston hidrolik
menjadi bergerak secara horisontal ke kanan-kiri
3. Proses kerja sistem hidrolik yang abnormal tersebut jika di biarkan terus menerus
dalalm jangka waktu lama maka bisa mengakibatkan masalah pada pistonnya
seperti patah dan kebocoran minyak hidrolik

5.3 Tujuan Inovasi

Adapun Tujuan dan target yang ingin dicapai dari inovasi “OPTIMALISASI
KINERJA SISTEM HIDROLIK MILL DENGAN PENAMBAHAN GUIDE STOPPER ”

adalah :
1. Menstabilkan gerakan piston hidrolik mill.
2. Mencegah terjadinya piston hidrolik mill patah.
3. Mencegah terjadinya kebocoran sistem minyak hidrolik di mill.
4. Meminimalisir resiko stop mill karena masalah di sistem hidrolik.
5. Mencegah derating unit.
6. Menjaga kepercayaan dispatcher dengan cara menjaga kehandalan unit.

5.4 Ruang Lingkup Masalaah

Ruang lingkup inovasi ini adalah sistem hidrolik mill dan sistem
penggilingan batubara di dalam mill

2
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

5.5 Metodologi Penelitian

Metodologi
Metode penelitian penulisan ini antara lain:
a) Observasi
Dilakukan pengamatan dan pemeriksaan kondisi aktual dilapangan.
b) Interview
Dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompeten
dengan materi penulisan ini.
c) Pengumpulan data
Dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data-data yang
berhubungan materi penulisan ini.
d) Perancangan
Dilakukan perancangan desain menggunakan software drawing AutoCad
Microsoft Office Visio

3
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Mill

Gambar 2.1.a Single Line Diagram Sistem Mill


Coal pulverizer atau Mill berfungsi untuk menggerus batu bara yang
disupplai dari coal feeder  dengan kehalusan 200 mesh ( yang akan di saring
oleh clasifier di dalam mill ) dan selanjutnya serbuk batu bara tersebut di
transportasikan ke tiap2 korner di elevasi yang sama dengan bantuan udara
primer. Untuk material batu bara yang kehalusanya kurang dari 200 mesh atau
tidak dapat ter gerus dan material berupa batu, besi kayu, dll akan  dibuang
melalui reject hopper yang akan di bersihkan oleh scrapper. Di dalam mill
sendiri terdapat grinding roll untuk menggerus batu bara yang sudah terumpan
dalam sebuah bowl berputar yang di gerakkan oleh motor listrik dengan daya
600kW, 3 kV, 114 amp nominal.

Gambar 2.1.b Gambar Mill

4
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

Untuk pelumasan pada mill menggunakan aliran pelumas sirkulasi


bertekanan yang digerakkan oleh pumpa yang akan melumasi bagian-bagian
mill diantaranya: gear box motor, bearing-bearing motor. Karena temperature
udara primer yang ada di dalam mill mencapai 200 0C dan bercampur serbuk
batu bara yang mudah terbakar, maka untuk mencegah terjadinya internal
combustion di dalam mill terdapat inerting steam ( pressure 70 psi ) dan
clearing steam ( pressure 140 psi) untuk mencegah terjadinya internal
combustion di dalam mill.

Gambar 2.1.c Gambar Lube oil Mill

System proteksi untuk mill anatara lain:

 Feeder trip.
 Master fuel trip.
 Pressure mill seal air fan low < 8 inWC.
 Temperature lube oil gear box high= 600C, low <350C.
 Temperature oil tank low= < 300C, high > 700C ( lube oil pump trip ).
 Pressure lube oil low= <0.9 bar ( alarm ), < 0.7 bar ( trip ).
 Lube oil flow low = < 125 lpm.
 Differensil pressure filter high >/ 1.4 bar.
 Temperature bearing motor high = 700C ( alarm ), 750C ( trip ).

5
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

Di PLTU Adipala sendiri terdapat 6 unit Mill dan pada boiler dan terdapat
6 elevasi coal burner (elevasi A, B, C, D, E dan F). Pada Pulverizer, batubara
atau material lain (kayu, batu, besi dll) yang tidak bisa digerus akan dikeluarkan
dari pulverizer melalui elbow pyrite yang sebelumnya telah disapu oleh scrapper
dan ditampung pada pyrites hopper untuk  selanjutnya dibuang ke bottom ash
hopper.

2.2. Spesifikasi Batu bara

Karena bahan bakar utama yang digerus didalam mill adalah batu bara
maka akan di berikan sedikit ulasan tentang spesifikasi batu bara dalam hal
keterkaitanya dengan pengoperasian dan pemeliharaan pltu. Adapun spesifikasi
batu bara antara lain:

1. Moisture Content ( kandungan air) : Yaitu kandungan air dalam batu bara

yang menyebabkan batu bara menjadi basah, pengoperasian batu bara yang
basah akan menurunkan temperature mill outlet ( settingan 55 0C – 650C ).
2. Ash content ( kandungan abu) : Sisa pembakaran dalam boiler dapat
menghasilkan bottom ash 20% dan fly ash/abu terbang 80% dari total abu
yang dihasilkan. Jika kandungan abu dalam batu bara meningkat maka akan
mengakibatkan jumlah kedua hal tersebut akan meningkat pula.
3. Calorific value ( nilai kalor ) : pengaruh nilai kalor akan terlihat langsung
pada pemakaian batu bara untuk menghasilkan listrik ( SFC= specific fuel
consumption) kg/kwh. Nilai kalor tinggi maka nilai SFC akan rendah dan juga
sebaliknya nilai kalor rendah maka nilai SFC akan tinggi.
4. Hardgrove grindibility index ( HGI ) : Yaitu nilai kekerasan dari batu bara
yang digunakan, jika nilai HGI rendah maka batu bara akan keras dan sulit di

6
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

giling , hal ini mengakibatkan unjuk kerja, biaya pemeliharaan dan kebutuhan
pemakaian listrik motor mill tinggi.

2.3 Sistem Hidrolik Mill

Gambar 2.3.a Sistem Hidrolik Mill

Sistem minyak hidrolik pada mill berfungsi untuk mengangkat silinder


hidrolik dan untuk mengatur kerja dari grinding roller pada saat proses
penggerusan batubara di dalam mill menjadi ukuran ukuran yang sangat kecil.

Gambar 2.3.b Single line diagram

7
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Uraian Masalah

Dalam kondisi operasi normal, piston hidrolik mill akan bekerja


naik – turun secara vertikal untuk mengatur grinding roller yang ada
didalam mill. Naik – turunnya piston hidrolik ini akan mengikuti sesuai
dengan flow rate dari batubara yang masuk ke dalam mill yang akan
digerus menjadi ukuran ukuran yang sangat kecil. Namun pada prosesnya,
selain gerakan naik – turun tersebut, terkadang juga piston hidrolik
bergerak secara horisontal ke kanan – kiri. Hal ini disebabkan karena
adanya batas toleransi yang terlalu besar dari gerakan abnormal piston.
Gerakan abnormal yang berlangsung terus menerus ini yang kemudian
berakibat pada patahnya piston hidrolik atau pun pada sisi clavis hidrolik.
Masalah lain yang muncul adalah kebocoran minyak di sistem hidrolik dan
rusaknya seal ring pada akumulator karena adanya adanya getaran yang
cukup besar pengaruh dari gerakan abnormal piston.

Berikut adalah beberapa data Service Request (SR) yang sudah


direkap dari permasalahan mengenai patahnya piston hidrolik mill dan juga
kebocoran minyak dari sistem hidrolik mill.

8
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

Gambar 3.1 Data SR

3.2 Analisa Masalah


Dari uraian masalah yang terjadi pada piston hidrolik mill maka dilakukan analisa
masalah dengan menggunakan fishbone diagram seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Fishbone Diagram Analisys

Tabel 3.2.a Analisa Fish bone diagram :

POSSIBLE ROOT
DISCUSSION
ROOT CAUSE CAUSE?
Man
Sudah dilaksanakan On Site Training,
Kemampuan Operator tidak
In House Training dan Knowladge No
merata
Sharing
Tidak paham pola
Sudah ada IK yang mudah mudah
pengoperasian dan analisa No
dipahami
kerusakan
Machine/Tools
Vibrasi peralatan tinggi Mengakibatkan piston rawan patah Yes
Toleransi pergerakan piston Mengakibatkan piston rawan patah Yes

9
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

sangat besar
Method
Tidak ada indikator pasti
Tidak bisa diketahui posisi aman
untuk monitoring batas Yes
pergerakan piston
toleransi pergerakan piston
Tidak ada alarm jika piston
Tidak bisa dilakukan pencegahan dini Yes
patah
Material
Terbuat dari besi silinder panjang
Bahan material piston dengan satu penyangga sehingga Yes
rawan patah
Material tidak sesuai
Kesalahan konstruksi Yes
dengan spesifikasi peralatan
Environment
Berhubungan langsung dengan debu
Udara Berdebu Yes
batubara
Radiasi Panas Furnace Pengaruh panas terhadap kondisi dan
Yes
Boiler kualitas piston
Angin Laut Mengakibatkan Pengaruh korosi terhadap ketahanan
Yes
Korosi besi

Dari proses mencari akar masalah (root cause) dengan menggunakan


metode fish bone diagram maka dapat ditemukan akar permasalahan dari piston
hidrolik mill yang rawan patah, yaitu vibrasi dari mill dan besarnya nilai toleransi
dari pergerakan piston .

Alternatif solusi dari masalah yang ada diantaranya adalah:


Alternatif solusi 1 yaitu : Menambahkan semacam guide stopper pada poros
piston hidrolik yang menjaga pergerakan dari piston
agar tetap stabil dan tidak melebihi batas toleransi
yang di ijinkan.

Alternatif solusi 2 yaitu : Memodifikasi sistem hidrolik pada mill dengan cara
mengganti dengan tipe spring atau pegas

10
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

Untuk menentukan alternative solusi mana yang akan dipilih, akan


dilakukan dengan metode decision matrix berikut :

Tabel 3.2.b Decision Matrix Analisys

Alternatif Solusi 1 Alternatif Solusi 2


Item Bobot (Bobot X (Bobot X
Score Score
Score) Score)
Low Cost 5 5 25 2 10
Efektifitas 4 3 12 4 16
Proses
3 5 15 2 6
Instalasi
Minimum
Perawatan 2 3 8 4 8
Rutin
TOTAL 60 40
Catatan: Bobot = 1 – 5 (low to high) dan Score = 1 – 3 (bad to good)

Kesimpulan dari hasil decision matrix diatas dengan membandingkan dua


alternatif solusi berdasarkan empat item penilaian (Low Cost, Efektifitas, Proses
Instalasi, Minimum Perawatan Rutin) yang diukur berdasarkan bobot dan score
penilaian dari masing-masing item, maka didapat hasil total (bobot x score) tertinggi
adalah alternatif solusi nomor satu dengan nilai 60 (Enam puluh) yaitu dengan
menginstal guide stopper pada poros piston sistem hidrolik mill, sedangkan alternatif
solusi nomor dua yaitu Memodifikasi sistem hidrolik pada mill dengan mengganti sistem
spring atau pegas, mendapat nilai yang lebih rendah yaitu 40 (empat puluh).
3.3 Perancangan dan Konsep Inovasi
Perancangan inovasi yang diajukan adalah dengan penambahan sebuah
guide stopper pada masing masing piston hidrolik. Guide stopper ini di instal untuk
membatasi pergerakan piston hidrolik yang tidak normal seperti gerakan ke kiri-kanan
melebihi dari batas toleransi yang di ijinkan

11
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

Gambar 3.3.a Piston hidrolik mill

Dalam sistem hidrolik, setting pressure juga perlu mendapaat perhatian yang
serius karena berpengaruh terhadap kinerja dari piston. Setting pressure yang terlalu
tinggi dapat menjadi penyebab gerakan dari piston menjadi tidak stabil dan
menyebabkan vibrasi yang cukup besar, yang pada akhirnya membuat kerja piston
hidrolik menjadi lebih berat.

Gambar 3.3.b Piston hidrolik dan clavis patah

Karena masalah inilah, kami mengajukan ide untuk memasang guide stopper
pada piston hidrolik. Guide stopper ini di buat dari dua besi yang digabungkan dengan
baut, di tengahnya di buat lubang sebesar ukuran dari diameter piston hidrolik
dengan penambahan ukuran toleransi tertentu. Untuk mencegah terjadinya gesekan
diantara piston dan stopper, maka ditambahkan rubber seal. Kemudian, salah satu
sisi dari guide stopper ini di pasangkan permanen pada body mill agar tidak berubah
posisi.

12
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

Gambar 3.3.c Penampang guide stopper

Dengan adanya guide stopper ini, diharapkan pergerakan pisto hidrolik pada
saat bekerja menjadi lebih stabil, sehingga hal ini akan mengurangi resiko patahnya
piston.

13
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

BAB IV MANFAAT INOVASI DAN ANALISA RESIKO

Manfaat dari inovasi penambahan guide stopper ini dapat dikelompokkan menjadi
dua manfaat, yaitu manfaat finansial dan non finansial.

4.1 Manfaat Finansial


Perbandingan biaya alternatif solusi dari inovasi ini dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel 4.1 Perbandingan biaya alternatif solusi

Altern
atif Kebutuhan Rincian Biaya Total Biaya
Solusi
Rp.
Besi plat 12mm ; 8mx4m
4.000.000
2 x Lembar Rp.
Rubber seal
1mx1m 4.000.000
2 x 3 piston x 6 Rp. Rp.
1 Baut m8
mill 2.000.000 35.000.000
Rp.
Biaya pembuatan
10.000.000
Rp.
Biaya pemasangan
15.000.000

Dari table perbandingan di atas dapat dilihat bahwa Alternatif solusi 1 (yaitu
Memodifikasi Engsel Blade Diverter Gate dengan menggunakan Bearing, Poros
dihubungkan secara permanen dengan Blade Diverter Gate dan kedua ujung poros
bagian luar ditambah handel) lebih murah dan efisien apabila dibandingkan dengan
Alternatif solusi 2 (yaitu Memodifikasi mekanisme penggerak Blade Diverter Gate
dengan menggunakan piston penumatik, yang secara otomatis berubah selector saat
fan dijalankan).

14
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

Dari sisi finansial, dengan adanya modifikasi ini maka akan menghindari dari
resiko stop mill karena penggantian piston yang patah yang dapat menyebabkan
derating unit. Berikut rincian kerugian yang akan dialami:

Resiko Hilangnya Beban Unit karena stop satu mill:


- Lama pekerjaan : 6 jam
- Produksi listrik : 100 MW = 100.000 kW
- Produksi listrik 1 jam : 100.000 kW x 60 menit = 36.900.000
kWh
- Produksi listrik 1 hari : 36.900.000 kWh x 6 jam =
221.400.000kWh
- Harga listrik/kWh : Rp 600 x 221.400.000 kWh = Rp
132.840.000.000
- Potensi kerugian dalam satu hari karena stop unit = Produksi
listrik – biaya pemakaian batubara = Rp 531.360.000.000 – Rp
5.335.000.000 = Rp 526.025.000.000

Selain itu, juga ada tambahan pengeluaran biaya yaitu untuk membeli
komponen piston yang patah tersebut.

4.2 Manfaat Non Finansial


Adapun manfaat non finansial yang diperoleh dari adanya inovasi ini adalah:
1. Mengurangi resiko permasalahan unit dari sistem mill.
2. Kerja dari sistem hidrolik mill menjadi lebih stabil
3. Meminimalisir potensi derating unit karena masalah stop satu mill
4. Dapat meningkatkan Kehandalan Unit.

4.3 Analisa Resiko

Tabel 4.3.a Hasil Mitigasi Resiko Inovasi


Sumber Rating Setelah
No Sasaran Risiko Mitigasi
Risiko Akibat mitigasi

15
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

1 Bidang Strategis

 Di tambahkan
seal perapat
Resiko guide pada stopper
stopper aus
S1 Desain alat Internal Ekstrem  Dilakukan Rendah
terkena
gesekan pengujian
terhadap
peralatan

2 Bidang Finansial

 Melakukan
pabrikasi spare
part sendiri di
Spare part workshop
F1 Pemelihara susah pembangkit
Eksternal Tinggi Rendah
an alat ditemukan  Mengganti jenis
dipasaran spare part
sejenis dengan
kualitas yang
sama.

Tabel 4.3.b Diagram Mistigasi Resiko

Sangat Moderat Moderat Tinggi Ekstrem Ekstrem


PERINGKAT KEMUNGKINAN

E=V
Besar (1,V=5) (2,V=10) (3,V=15) (4,V=20) (5,V=25)

Rendah Moderat Tinggi Ekstrem Ekstrem


Besar D=IV S1
(1,IV=4) (2,IV=8) (3,IV=12) (4,IV=16) (5,4=20)

Rendah Moderat Tinggi Tinggi Ekstrem


Sedang C=III
(1,III=3) (2,III=6) (3,III=9)
F1 (4,III=12) (5,III=15)

Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrem


Kecil B=II
(I,II=2) (2,II=4) (3,II=6) (4,II=8) (5,II=10)

A=I Rendah
Sangat F1 Rendah Moderat Tinggi Tinggi
(1,I=1)S1
Kecil (2,I=2) (3,I=3) (4,I=4) (5,I=5)

1 2 3 4 5

Tidak
Minor Medium Signifikan Malapetaka
Signifikan

16
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

PERINGKAT DAMPAK

: Sebelum Mitigasi Resiko

: Setelah Mitigasi Resiko

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan inovasi yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan diaplikasikannya inovasi ini, maka akan menstabilkan sistem
pengoperasian dari piston hidrolik mill.
2. Jika piston hidrolik dapat bekerja dengan stabil tanpa adanya gerakan gerakan
yang abnormal, maka hal ini dapat mengurangi resiko patah pada piston hidrolik
itu sendiri.
3. Selain itu, resiko kebocoran minyak hidrolik yang disebabkan karena getaran
getaran dari sistem hidrolik dari kondisi yang tidak normal bisa diminimalisir.
4. Meningkatkan kehandalan sistem mill

5.2 Saran
Inovasi ini dapat dikaji lebih lanjut oleh tim engineering supaya dapat
diaplikasikan di PLTU Adipala

17
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

DAFTAR PUSTAKA

CNTIC, 2012, Design Manual Pullverizer System, PLTU 2 Jateng Adipala, HangZhou.

18
UJP PLTU 2 JATENG ADIPALA

BIODATA PENULIS

1. Nama : Marwanto
NIP : 149012180B
Jabatan : Pelaksana PdM
Bidang : Engineering
Pendidikan : SMK Mesin & sedang melanjutkan Kuliah D3 Teknik Mesin

2. Nama : Chasbulah
NIP : 149012170B (CDB)
Jabatan : Operator Lokal Groundfloor Regu B
Bidang : Operasi
Pendidikan : SMK Mesin & Sedang Melanjutkan Kuliah S1 Teknik Informatika

19

Anda mungkin juga menyukai