Anda di halaman 1dari 46

KOMUNIKASI DATA

OLEH :
Sheiren Dikah Aprilia Sandakila // 11-2022-033

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ”Komunikasi Data” dengan

sebaik -baiknya. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Makalah ini disusun sebagai tugas pada

mata kuliah Sistem Otomasi, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Institut

Teknologi Nasional Bandung. Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang Komunikasi

Data ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, 12 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada mulanya, sebuah komputer hanya dapat dipergunakan secara individual (stand
alone). Namun perkembangan teknologi digital telah memungkinkan sebuah komputer untuk
berkomunikasi dengan komputer lainnya. Secara sederhana, dengan menggunakan sebuah kabel
dan port komunikasi, dua buah komputer atau lebih dapat dihubungkan dan saling bekerjasama.
Jika dua buah komputer (A dan B) saling dihubungkan, maka hal – hal yang dapat dilakukan
antara lain: Komputer A dapat mengakses file – file yang ada di Komputer B, Komputer A dapat
mengirimkan data ke Komputer B, dan begitupun sebaliknya. Dengan prinsip ini, maka dapat
dikembangkan suatu jaringan komputer dimana di dalamnya terhubung lebih dari satu buah
komputer sehingga antar komputer dapat saling menukar fasilitas data dan informasi.
Untuk dapat membuat beberapa komputer terhubung dengan jaringan dan saling
bekerjasama, dibutuhkan jalur transmisi baik dengan menggunakan kabel (terstrial) maupun
tanpa kabel (melalui satelit), dan perangkat lunak sistem operasi dan aplikasi yang memiliki fitur
jaringan dan instalasi masing – masing komputer. Komunikasi data antar komputer
memungkinkan user untuk mengirim dan menerima data dari dan ke komputer lain. Hal tersebut
juga dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan data, baik kepada
perusahaan lain sebagai pemakai informasi external maupun kepada karyawan sebagai pemakai
internal. Prinsip – prinsip dan cara pengkomunikasian data selanjutnya akan dibahas dalam bab
selanjutnya dari makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Komunikasi Data?
2. Apa saja komponen Komunikasi Data?
3. Tipe koneksi apa yang digunakan dalam Komunikasi Data?
4. Apa saja tipe transmisi dalam Komunikasi Data?
5. Topologi apa yang digunakan dalam Komunikasi Data?
6. Apa saja kategori jaringan yang digunakan dalam Komunikasi Data?
7. Apakah pengertian OSI?
8. Bagaimana model OSI dalam Komunikasi Data?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Komunikasi Data
2. Untuk mengetahui apa saja komponen Komunikasi Data
3. Untuk mengetahui tipe koneksi yang digunakan dalam Komunikasi Data
4. Untuk mengetahui apa saja tipe transmisi yang digunakan dalam Komunikasi Data
5. Untuk mengetahui topologi apa saja yang digunakan dalam Komunikasi Data
6. Untuk mengetahui kategori jaringan yang digunakan dalam Komunikasi Data
7. Untuk mengetahui pengertian dari OSI
8. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai model OSI dalam Komunikasi Data
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Data

Proses komunikasi data merupakan suatu proses yang mengatur bagaimana data
dikirimkan dan diterima oleh sistem komputer atau perangkat elektronik lainnya. Proses ini
melibatkan beberapa langkah penting, seperti encoding, transmisi, dan decoding. Pada saat
encoding, data dikonversi ke dalam format yang dapat ditransmisikan, seperti suara atau sinyal
elektronik. Kemudian, data tersebut ditransmisikan melalui suatu jaringan, seperti internet atau
jaringan nirkabel, ke perangkat yang dituju. Terakhir, pada saat decoding, data diterima dan
dikonversi kembali ke format aslinya, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh sistem
komputer atau perangkat elektronik yang menerimanya.

Komunikasi Data adalah bentuk komunikasi yang secara khusus berkaitan dengan
transmisi atau pemindahan data antara komputer-komputer, komputer dengan piranti-piranti
yang lain dalam bentuk data digital yang dikirimkan melalui media Komunikasi Data.
Komunikasi Data saat ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, karena telah diterapkan
dalam berbagai bentuk aplikasi misal: komunikasi antar komputer yang populer dengan istilah
internet, Handphone ke komputer, Handphone ke Handphone, komputer atau handphone ke
perangkat lain misal: printer, fax, telpon, camera video dll.

2.2 Komponen Komunikasi Data


2.2.1 Pesan
Pesan adalah informasi ( data) untuk dikomunikasikan. Bentuk populer dari informasi
termasuk teks, angka, gambar, audio, dan video.

2.2.2 Pengirim

Pengirim adalah perangkat yang mengirimkan pesan data. Hal ini dapat berupa komputer,
workstation, handset telepon, kamera video, dan sebagainya.

2.2.3 Penerima

Penerima adalah perangkat yang menerima pesan. Hal ini dapat berupa komputer,
workstation, handset telepon, televisi, dan lain.

2.2.4 Media Transmisi

Media transmisi adalah jalur fisik dimana pesan berjalan dari pengirim ke penerima.
Beberapa contoh media transmisi termasuk kabel twisted-pair, kabel koaksial, kabel serat optik,
dan gelombang radio.

2.2.5 Protokol

Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur komunikasi data. Ini merupakan
kesepakatan antara perangkat yang saling berkomunikasi. Tanpa protokol, dua perangkat
mungkin akan terhubung tapi tidak dapat berkomunikasi, orang yang berbicara Prancis tidak
dapat dipahami oleh orang yang berbicara bahasa Jepang.
Model Komunikasi data :

a. Komunikasi data Simplex : satu arah

b. Komunikasi data Half Duplex : Dua arah bergantian

c. Komunikasi data Full Duplex : Dua arah bisa bersamaan


2.3 Tipe Koneksi

2.3.1 Point to Point

Point to point menyediakan sebuah jalur khusus yang digunakan hanya untuk
berkomunikasi antara dua perangkat saja (dedicated link). Semua kapasitas jalur digunakan
untuk transmisi dua perangkat tersebut. Contoh : jika anda mengubah kanal televise
menggunakan remote control berarti anda sedang membangun koneksi point to point antara
remote control dengan televisi. Berikut ini gambar dari koneksi tipe point to point.

2.3.2 Multipoint
Multipoint (disebut juga multidrop) adalah satu perangkat yang membagi data dengan
dua atau lebih perangkat lain melalui satu jalur komunikasi. Pada koneksi jenis ini, kapasitas
saluran dibagi diantara perangkat yg terhubung, baik secara ruang maupun waktu. Berikut ini
adalah gambar koneksi jenis multipoint.
2.4 Jenis – jenis Media Transmisi

2.4.1 Media yang dituntun (Guided Media atau wired)

Media yang dituntun atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Guided Media adalah
jenis media yang memiliki bentuk fisik seperti Kabel pasangan berpilin (twisted pair), kabel serat
optik (Fiber optic cable) dan kabel coaksial (coaxial cable). Setiap media transmisi memiliki
karakteristiknya tersendiri seperti kecepatan transmisi, efek suara, biaya dan penampilan
fisiknya. Dikatakan sebagai Guided Media karena Sinyal listrik atau gelombang-gelombang
dituntun transmisinya melewati media fisik. Ada juga yang menyebutkan Guided Media
sebagai Wired atau Bound transmission media.
a. Kabel Pasangan berpilin (Twisted pair Cable)
Twisted pair Cable pada dasarnya merupakan sepasang kabel tembaga yang diputar
bersama-sama berbentuk spiral dan dibungkus dengan lapisan plastik. Twisted Pair Cable
ini pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Kabel UTP (unshielded Twisted
Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Diameter Twisted Pair sekitar 0,4mm hingga
0,8mm.
b. Kabel Koaksial (Coaxial Cable)
Kabel Koaksial (Coaxial Cable) adalah kabel dua konduktor yang mana satu konduktor
berada di rongga luar mengelilingi satu konduktor tunggal yang dipisahkan oleh bahan
Isolator. Kabel jenis ini memiliki impedansi transmisi yang konstan serta tidak
menghasilkan medan magnet sehingga cocok untuk mentransmisikan sinyal frekuensi
tinggi.
c. Kabel Serat Optik (Fiber Optic Cable)
Kabel Serat Optik atau Fiber Optic Cable adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang
terbuat dari serat kaca atau plastik halus yang dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari
satu tempat ke tempat lainnya. Sumber cahayanya dapat berupa sinar Laser ataupun sinar
LED. Diameter kabel serat optik sekitar 120 mikrometer.

2.4.2 Media yang tidak dituntun (Unguided Media atau Wireless)

Media yang tidak dituntun atau Unguided Media adalah media yang menggunakan sistem
gelombang elektromagnetik dalam mentransmisikan informasi dari pengirim ke penerima tanpa
ada perangkat fisik yang menuntunnya. Unguided Media ini lebih dikenal dengan istilah
Wireless yaitu media transmisi tanpa kabel. Media yang tidak dituntun atau Unguided Media ini
diantaranya adalah Frekuensi Radio, Gelombang Mikro (Microwave), Inframerah dan Satelit.
Unguided Media ini juga disebut dengan Unbounded Transmission Media.

a. Frekuensi Radio (Radio Frequency)


Frekuensi Radio adalah media transmisi yang menggunakan gelombang elektromagnetik
dengan kisaran frekuensi diantara 3kHz hingga 300Ghz. Frekuensi Radio pada umumnya
menggunakan antena untuk menyebarkan gelombang elektromagnetiknya. Media
Transmisi Frekuensi Radio banyak diaplikasikan di Televisi, Radio FM.
b. Gelombang Mikro (Microwave)
Gelombang Mikro atau Microwave adalah Media Transmisi yang menggunakan
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency) yaitu
frekuensi yang berada di kisaran 3GHz hingga 30GHz dengan panjang gelombang sekitar
1mm hingga 1m untuk mentransmisikan sinyal dari pengirim ke penerima.
c. Infra Merah (Infrared)
Infra Merah atau Infrared adalah media transmisi yang menggunakan radiasi
elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak tetapi
lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Inframerah biasanya digunakan pada
komunikasi jarak dekat seperti remote control pada televisi maupun perangkatn elektronika
lainnya.
d. Satelit
Satelit adalah jenis Media Transmisi yang menggunakan Satelit sebagai penerima sinyal
dari stasiun bumi dan memancarnya ke stasiun bumi lainnya. Satelit pada umumnya
mengorbit di pada ketinggian 36.000km dari permukaan bumi. Setiap satelit yang
mengorbit akan beroperasi pada sejumlah band frekuensi yang disebut dengan channel
transponder. Media Transmisi ini sering digunakan untuk Siaran Televisi, Telepon Jarak
Jauh dan Jaringan Bisnis Privat (Private Business Network).

2.5 Topologi Jaringan


Topologi jaringan dalam telekomunikasi adalah suatu cara menghubungkan perangkat
telekomunikasi yang satu dengan yang lainnya sehingga membentuk jaringan. Dalam suatu
jaringan telekomunikasi, jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi.
Untuk itu maka perlu dicermati kelebihan/keuntungan dan kekurangan/kerugian dari masing ‐
masing topologi berdasarkan karak teristiknya.

2.5.1 Topologi Mesh

Komponen utama yang biasanya dipakai dalam topologi jaringan mesh ini adalah Digital
Cross Connect (DXC) dengan satu atau lebih dari dua sinyal aggregate, dan tingkat cross connect
(koneksi persilangan) yang bermacam pada level sinyal SDH. Topologi jaringan mesh ini
menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Banyaknya saluran ini harus disiapkan guna
membentuk suatu jaringan topologi mesh yaitu jumlah sentral dikurangi 1(n-1) dengan n adalah
jumlah sentral.
Tingkat kesulitan yang terdapat pada topologi jaringan mesh ini sebanding dengan meningkatnya
jumlah sentral yang terpasang. Jadi dapat kita ketahui bahwa disamping kurang ekonomis juga
relative mahal dalam pengoperasiannya.

2.5.2 Topologi Star

Pada topologi star tidak langsung terhubung satu sama lain, tetapi melalui perangkat
pusat pengendali yang biasa disebut dengan HUB. Pada topologi star, HUB berfungsi layaknya
seperti pengatur lalu lintas. Jika satu komputer ingin mengirimkan data ke komputer lainnya
maka data tersebut dikirimkan ke HUB terlebih dahulu, yang kemudian meneruskannya ke
komputer tujuan.

2.5.3 Topologi Ring

Topologi Ring hanya menghubungkan secara langsung dua perangkat dalam jaringan.
Seperti terlihat pada gambar, dengan bentuk topologi yang menyerupai cincin (ring) maka sinyal
data akan bergerak searah dari satu perangkat ke perangkat lainnya sampai pada akhirnya
berhenti di perangkat tujuan. Misalnya dengan kata lain, untuk mencapai perangkat D maka
sinyal yang dikirimkan dari perangkat A harus melalui perangkat B dan C. Permasalahannya
adalah sinyal akan semakin melemah apabila jarak yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan
semakin jauh.

Karenanya untuk mengatasi lemahnya sinyal data karena kemungkinan menempuh jarak
di luar batasan yang dibolehkan, maka setiap perangkat pada topologi ini dilengkapi dengan
sebuah repeater. Dengan adanya repeater, maka sinyal data yang melalui sebuah perangkat akan
langsung diperkuat Kembali sehingga ‘berjalan’ terus ke perangkat lainnya, demikian seterusnya
sampai pada akhirnya sinyal data tersebut tiba di perangkat tujuan.

2.5.4 Topologi Bus

Pada topologi bus 2 ujung jaringan harus diakhiri dgn sebuah terminator. Barel connector
dpt digunakan ukt memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yg
menggunakan kabel BNC. Komputer yg ingin terhubung ke jaringan dpt mengkaitkan dirinya
dgn mentap Ethernetnya sepanjang kabel. Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah &
maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan yg sering dihadapi adl kemungkinan terjadinya
tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana & jika salah satu node putus maka
akan mengganggu kinerja & trafik seluruh jaringan.
2.6 Kategori Jaringan

Jaringan komputer adalah hubungan antara dua atau lebih sistem komputer melalui media
komunikasi untuk melakukan komunikasi data satu dengan yang lainnya.

2.6.1 Local Area Network (LAN)

Local Area Network biasa disingkat LAN adalah jaringan komputer yang jaringannya
hanya mencakup wilayah kecil. Seperti jaringan komputer kampus, Gedung, kantor, dalam
rumah, sekolah atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE
802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10,
100, atau 1000 Mbit/s. Selain teknologi Ethernet, saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut
Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan
koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot. Pada sebuah LAN, setiap node atau
komputer mempunyai daya komputasi sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap
komputer juga dapat mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai dengan hak akses yang
telah diatur.Sumber daya tersebut dapat berupa data atau perangkat seperti printer. Pada LAN,

seorang pengguna juga dapat berkomunikasi dengan pengguna yang lain dengan menggunakan
aplikasi yang sesuai. Berbeda dengan Jaringan Area Luas atau Wide Area Network (WAN).

2.6.2 Metropolitan Area Network


Metropolitan Area Network (MAN) adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan
transfer data berkecepatan tinggi yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus,
perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya.

2.6.3 Wide Area Network (WAN)

WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang
besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat
didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi
publik. Internet merupakan contoh dari jaringan WAN iniJika Wide Area Network sudah
mencakup area intercontinental maka disebut jaringan informasi global atau internet.

Disamping pengiriman paket secara datagram, dalam jaringan IP juga dikenal


pengiriman paket secara connection oriented dimana sebelum paket dikirim, dilakukan
setup koneksi logika dari tempat asal ke tujuan oleh proses packet control dengan request
logical connection agar paket suatu informasi menempuh rute yang sama. Mode koneksi
ini disebut virtual circuit, tetapi tidak seperti pada jaringan circuit switched yang
menduduki kanal (bandwidth/resources) secara monopoli, dalam virtual circuit
penggunaan resources masih dalam pola sharing. Dengan cara demikian urutan paket bisa
dijamin, tetapi tingkat kontinuitas real time tidak dijamin, sangat bergantung pada
kapasitas dan tingkat kepadatan trafik dalam jaringan. Dengan mode virtual circuit ini
memungkinkan suatu kelompok organisasi/perusahaan memiliki jaringan privat (semacam
jaringan PBX) secara virtual (disebut IP VPN / Virtual Private Network),atau semacam
jaringan PBX (Private Branch Exchange) tetapi lingkup area tidak terbatas seperti PABX
karena jaringan yang dibangun dalam IP VPN bukan secara fisik melainkan secara logika
dan pembentukan jaringan hanya saat diperlukan saja sehingga lingkup jaringan pribadi IP
VPN dapat mencakup area nasional bahkan internasional. Jaringan berbasis packet
switched lain yang banyak dikembangkan di AS adalah jaringan ATM (Asynchronus
Transfer Mode). Perbedaannya dengan jaringan IP, bahwa pada jaringan ATM mode
koneksi secara keseluruhan menggunakan virtual circuit, sedangkan pada jaringan IP,
virtual circuit hanya bersifat option. Perbedaan lain, paket pada jaringan ATM disebut cell
selalu tetap yakni 53 oktet (Byte) yang terdiri dari 48 oktet payload, 5 oktet header.
Sedangkan dalam jaringan IP, ukuran paket tidak tetap.Teknologi ATM banyak
dikembangkan di Amerika Serikat (tidak dibahas disini).Satu hal lagi, bahwa jaringan
ATM dirancang berbasis layanan broadband dan dapat mengakomodasi layanan VBR
(Variable Bit Rate) selain CBR (Constant Bit Rate).Sedangkan rancangan awal jaringan IP
berbasis Narrow Band dan layanan CBR.

3.1 Model OSI

OSI adalah standar komunikasi yang diterapkan di dalam jaringan komputer. Standar itulah yang
menyebabkan seluruh alat komunikasi dapat saling berkomunikasi melalui jaringan. Model
referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu
software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu
software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7
lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model Open
Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization
(ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data
berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar
komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
3.2 Lapisan – lapisan OSI

Model referensi ISO/OSI [ISO7498] dikembangkan oleh ISO, Organisasi Standar


Internasional, dan selesai pada tahun 1982. Model referensi Open Systems Interconnection
(OSI) memungkinkan koneksi sistem terbuka. Tujuan ini dicapai dengan menerapkan
pendekatan berlapis. Sistem komunikasi dibagi menjadi tujuh lapisan

Figure 1 Model referensi ISO/OSI

Tiga terendah bergantung pada jaringan. Mereka memberikan dukungan untuk komunikasi data
antara dan menghubungkan dua sistem. Tiga lapisan atas berorientasi aplikasi. Mereka
memungkinkan proses aplikasi pengguna akhir untuk berinteraksi satu sama lain. Lapisan
menengah (lapisan transportasi) mengisolasi lapisan berorientasi aplikasi dari detail komunikasi
di lapisan bawah.
Setiap lapisan melakukan fungsi yang terdefinisi dengan baik. Hal ini memungkinkan mengurangi
tingkat kompleksitas pada setiap lapisan dan didefinisikan oleh protokol. Aliran informasi antar
lapisan diarahkan melalui antarmuka dan harus diminimalkan. Setiap lapisan bertukar pesan
menggunakan layanan dari lapisan dibawah. Ini berkomunikasi dengan rekan terkait pada tingkat yang
sama dalam sistem jarak jauh dan menyediakan layanan ke lapisan di atas. Pada setiap lapisan, host
sumber menambahkan header ke paket, yang dibaca dan dihapus lagi oleh penerima. Penting untuk
dicatat bahwa implementasi satu lapisan oleh karena itu independen dari implementasi lapisan
lainnya. Pada bagian selanjutnya, masing-masing lapisan dibahas secara terpisah mulai dari yang
terendah.

3.2.1 Physical Layer

Lapisan terendah berkaitan dengan transmisi bit mentah dari antarmuka listrik
peralatan pengguna ke saluran komunikasi. Ini bisa berupa media listrik, optik, atau nirkabel dan
mentransfer aliran data serial. Harus dipastikan bahwa 1 bit yang dikirim dilihat oleh penerima
sebagai 1 bit, dan bukan sebagai 0 bit. Masalah desain pada lapisan ini adalah, misalnya, berapa
lama satu bit bertahan dan dengan mana panjang gelombang cahaya atau dengan mana
tingkat tegangan 1 dan 0 bit diwakili. Selain itu, penanganan koneksi awal dan penutupan
koneksi dilakukan pada lapisan fisik.

Juga, sifat mekanik dari peralatan jaringan seperti ukuran dan bentuk konektor dan kabel harus
ditentukan. Selanjutnya, parameter listrik (atau optik) harus ditentukan. Ini adalah tingkat
tegangan, hambatan listrik kabel, durasi elemen pensinyalan, dan perubahan tegangan dan
metode pengkodean. Masalah berikutnya yang ditangani oleh lapisan fisik adalah spesifikasi
fungsional. Ini con- cerns arti koneksi switched yang membedakan antara data dan kabel kontrol dan
menentukan clock rate dan ground.

3.2.2 Data Link Layer

Karena lapisan fisik hanya berkaitan dengan transmisi data mentah, fungsi utama dari
lapisan tautan data adalah untuk mengenali dan memperbaiki kesalahan transmisi. Untuk alasan
ini, pengirim membagi aliran data menjadi bingkai yang ditransmisikan secara berurutan. Ketika
bingkai diterima, sebuah pengakuan dapat dikirim kembali ke pengirim. Jika bingkai dihancurkan
oleh ledakan di garis dan oleh karena itu tidak diketahui, itu dikirim ulang oleh pengirim. Karena
bingkai pengakuan juga bisa hilang, harus diperhatikan bahwa tidak ada bingkai duplikat yang
dimasukkan ke dalam aliran data. Oleh karena itu, lapisan tautan data memecahkan prob- lem yang
timbul dari bingkai yang hilang, rusak, atau duplikat.

Lapisan ini juga dapat menawarkan kelas layanan yang berbeda, misalnya, untuk layanan
yang dilindungi atau tidak dilindungi. Jika penerima lebih lambat dari pengirim, bingkai dapat hilang
karena kecepatan pemrosesan yang berbeda. Untuk melakukan pra-ventilasi skenario ini, mekanisme
diterapkan untuk mengatur lalu lintas jaringan. Oleh karena itu, pengirim harus tahu berapa banyak
ruang buffer yang tersisa di penerima. Tugas lain dari lapisan tautan data adalah kontrol akses
media dalam jaringan penyiaran. Dalam karya-karya bersih ini, semua komputer yang terhubung
merasakan semua data yang ditransfer; mereka berbagi tautan umum. Oleh karena itu, harus
dipastikan bahwa hanya ada satu pengirim pada satu waktu untuk menghindari tabrakan data.
Jika tabrakan terjadi, itu harus dideteksi dan transmisi ulang semua data yang terpengaruh harus
dimulai. Ketika data dapat ditransmisikan ke kedua arah secara bersamaan, bingkai pengakuan untuk
pengirim A yang mengirim ke penerima B com- petes dengan bingkai data yang dikirim B ke A .
Solusi untuk masalah ini adalah membonceng, di mana informasi pengakuan ditambahkan ke
paket data yang dikirim alih-alih mengirim bingkai tambahan.

3.2.3 Network Layer

Lapisan jaringan bertanggung jawab atas pengaturan, penanganan, dan penghentian con-
nections di seluruh jaringan; Ini mengontrol operasi subnet. Ada dua kemungkinan jenis
koneksi jaringan: koneksi virtual dan koneksi datagram. Koneksi virtual diatur pada awal transmis-
sion untuk memperbaiki rute untuk paket data berikut; Paket selalu dikirim menggunakan rute
yang sama. Menggunakan koneksi datagram, rute dipilih secara terpisah untuk setiap paket.
Terkadang, harus dipastikan bahwa paket tiba dalam urutan yang sama dengan yang dikirim. Paket B
yang dikirim setelah paket A mungkin tiba di depan A menggunakan rute yang berbeda dalam
komunikasi datagram.

Selain itu, lapisan jaringan berkaitan dengan perutean paket dari sumber ke tujuan. Informasi
perutean dapat disimpan dalam tabel statis atau ditentukan secara dinamis pada awal setiap misi
trans. Rute yang dipilih juga dapat bergantung pada beban jaringan saat ini. Jika terlalu banyak
paket dikirim dalam satu subnet, kemacetan kapasitas terbentuk. Untuk menghindari situasi ini,
lapisan jaringan dapat menerapkan kontrol kon- gestion. Untuk dapat menganalisis lalu lintas
jaringan, mekanisme akuntansi dimasukkan pada lapisan ini. Mekanisme ini menghitung berapa
banyak paket yang dikirim, juga menyimpan informasi tentang sumber dan tujuan paket.
Informasi yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menghasilkan informasi penagihan. Juga,
mungkin ada masalah ketika sebuah paket bepergian melalui jaringan heterogen. Lapisan jaringan
menangani masalah ukuran paket yang berbeda, skema pengalamatan yang bervariasi atau
protokol yang berbeda.

3.2.4 Transport Layer

Lapisan ini adalah antarmuka antara lapisan berorientasi aplikasi yang lebih tinggi dan
lapisan yang bergantung pada jaringan yang mendasarinya. Dengan demikian, lapisan sesi dapat
mentransfer pesan secara independen dari struktur jaringan. Dilihat dari lapisan di atas, pesan dapat
ditransfer secara transparan tanpa memiliki pengetahuan tentang struktur jaringan yang
mendasarinya. Lapisan transportasi pada dasarnya memotong pesan menjadi paket yang lebih
kecil jika diperlukan dan meneruskannya ke lapisan jaringan. Di pengirim, pesan dirakit lagi dan
diteruskan ke lapisan sesi. Tugas penting dari lapisan transportasi adalah penanganan koneksi
transportasi. Biasanya, satu koneksi network dibuat untuk setiap koneksi transportasi yang
diperlukan oleh lapisan sesi. Jika lapisan sesi memerlukan output yang lebih tinggi daripada yang
dapat ditangani oleh satu koneksi, lapisan jaringan mungkin membuat koneksi additional. Di sisi
lain, jika seseorang ingin menghemat biaya, sejumlah koneksi transportasi dapat digandakan
kedalam satu koneksi jaringan. Karena ada kemungkinan menyiapkan beberapa connections,
header transportasi ditambahkan untuk membedakannya .

3.2.5 Session Layer

Layer 6 mengatur dan menyinkronkan pertukaran data untuk dua proses lapisan aplikasi.
Ini mengatur dan membersihkan saluran komunikasi untuk seluruh durasi transaksi jaringan di
antara mereka, dan karena itu mengatur sesi antara pengguna pada yang berbeda Mesin. Sesi
dapat digunakan untuk masuk ke mesin lain di lingkungan timesharing jarak jauh atau untuk
mentransfer file. Lapisan sesi menyediakan manajemen interaksi (juga disebut kontrol dialog).
Data dapat dipertukarkan menggunakan koneksi dupleks atau setengah dupleks. Koneksi dupleks
mentransfer data dua arah secara bersamaan. Koneksi setengah dupleks dapat mentransfer salah satu
atau dengan cara lain, di mana lapisan sesi memutuskan pihak mana yang diizinkan untuk
menggunakan tautan. Tugas lain dari lapisan sesi adalah manajemen token. Ini berguna ketika
kedua belah pihak tidak diizinkan untuk melakukan operasi yang sama pada saat yang sama. Untuk
menjadwalkan operasi ini, token dikeluarkan hanya untuk satu proses pada setiap waktu tertentu,
hanya memungkinkan proses yang memegang token untuk melakukan tugas kritis. Untuk transmisi
data besar, titik sinkronisasi dapat diatur secara berkala. Jika koneksi jaringan gagal, transmisi
dimulai ulang pada titik sinkronisasi terakhir yang ditetapkan. Dengan demikian, transmisi ulang
seluruh data bisa dihindari. Pengecualian yang tidak dapat dipulihkan selama transmisi dilaporkan ke
lapisan aplikasi.

3.2.6 Presentation Layer

Tugas utama lapisan presentasi adalah representasi data, misalnya, bilangan bulat, angka
floating point, atau string karakter. Oleh karena itu, sintaks untuk kontainer data ini ditentukan.
Karena komputer yang berbeda dapat menggunakan representasi data internal yang bervariasi,
misalnya, untuk karakter atau angka, konversi harus dilakukan. Data yang dikirim diubah menjadi
sintaks transfer yang sesuai dan diubah kembali ke format data internal penerima setelah diterima.
Konverter untuk sintaks data tidak harus memahami semantik. Lapisan ini juga dapat menyediakan
layanan untuk enkripsi data dan kompresi data.

Jaringan dihancurkan selama pertempuran, itu harus tetap menyediakan layanan komunikasi.
Selama dua host masih berfungsi dan ada jalur yang tersedia di antara mereka, komunikasi harus
dimungkinkan. Masalah penting lainnya adalah kemampuan untuk menghubungkan beberapa
jaringan yang berbeda bersama-sama terlepas dari protokol yang mendasarinya, media
transportasi fisik, atau bandwidth yang disediakan. Lapisan terendah adalah lapisan host to
network, di mana lapisan internet terpasang. Di atas lapisan transportasi, lapisan tertinggi adalah
lapisan aplikasi.

3.3 Lapisan Model TCP/IP


3.3.1 Host to Network Layer

Protokol TCP/IP tidak menentukan layanan atau operasi pada lapisan host-to-network.
Hanya diperlukan bahwa host entah bagaimana dapat terhubung ke jaringan untuk mengaktifkan
lapisan internet untuk mengirim paket. Karena lapisan ini tidak didefinisikan, implementasi dapat
bervariasi di setiap sistem. Layanan jaringan dapat dibagi secara pro oleh Ethernet, Token Ring,
ATM, teknologi WAN, teknologi nirkabel, atau cara lain untuk mentransfer paket jaringan.

3.3.2 Internet Layer

Fitur utama dari lapisan internet adalah pengalamatan, perutean paket, dan pelaporan
kesalahan. Selain itu, layanan untuk fragmentasi dan pemasangan kembali paket disediakan
[HAL1996]. Protokol inti di lapisan internet adalah protokol internet (IP) [RFC791], protokol
resolusi alamat (ARP) [RFC826], protokol pesan kontrol internet (ICMP) [RFC792], dan
protokol manajemen grup internet (IGMP) [RFC2376 ].

IP berkaitan dengan perutean paket, pengalamatan IP, dan fragmentasi dan pemasangan
kembali paket-ets. Ini adalah protokol packet-switching berdasarkan arsitektur tanpa koneksi upaya
terbaik. Paket perjalanan independent satu sama lain dari sumber-ke-tujuan host. Setiap paket dapat
dirutekan secara berbeda melalui jaringan, sehingga paket dapat dikirim dalam urutan yang berbeda
dengan yang dikirim. Paket juga bisa hilang, karena pengiriman tidak dijamin. Untuk dapat
merutekan paket di seluruh jaringan, setiap host harus mengetahui loca- tion gateway atau router.
Gateway memutuskan jalur mana yang harus dilalui paket. Untuk alasan ini, tabel kekalahan
dipertahankan di lapisan internet. Untuk mengirim paket di seluruh jaringan yang hanya
mendukung ukuran paket kecil, paket dipecah ukurannya di host sumber dan dirakit lagi di host
tujuan. ARP [RFC826], protokol resolusi alamat, menerjemahkan alamat lapisan jaringan ke
alamat lapisan tautan (hard-ware). Dengan demikian, alamat IP diterjemahkan menjadi, misalnya,
alamat Ethernet. Internet Control Message Protocol (ICMP) [RFC792] berkaitan dengan
pelaporan kesalahan datagram dan mampu memberikan informasi tertentu tentang lapisan
internet. Protokol Manajemen Grup Internet (IGMP) [RFC2376] digunakan untuk mengelola
grup multicast IP [RFC1122].

3.3.3 Transport Layer

Lapisan transportasi menyediakan layanan komunikasi aliran dan datagram. Protokol yang
ditentukan pada lapisan ini adalah protokol kontrol transmisi (TCP) [RFC793] dan protokol
datagram pengguna (UDP) [RFC768]. Kedua protokol memberikan layanan komunikasi ujung
ke ujung (yaitu, transfer pesan). Protokol kontrol transmisi adalah layanan komunikasi point-to-
point yang berorientasi koneksi dan andal [RFC793]. Aliran data dikirim ke host lain di Internet
tanpa kesalahan. Aliran data ini dipecah menjadi pesan dan diturunkan ke lapisan internet. TCP
mengatur dan mengakhiri koneksi, dan itu mengurutkan dan mengakui paket yang dikirimnya. Ini
juga bertanggung jawab untuk retrans- mitting paket yang hilang selama transmisi. Selain itu,
layanan untuk kontrol aliran diterapkan, sehingga mencegah penerima dibanjiri oleh pengirim yang
lebih cepat. Protokol datagram pengguna adalah protokol komunikasi tanpa koneksi dan tidak
dapat diandalkan [RFC768]. Dengan demikian, pengurutan atau kontrol aliran tidak disediakan. Ini
digunakan ketika pengiriman paket yang cepat lebih penting daripada transmisi bebas kesalahan,
seperti yang diminta untuk transmisi konten video atau audio. Dibandingkan dengan TCP, tidak
ada pembentukan koneksi, tidak ada status koneksi, overhead paket yang lebih kecil, dan tingkat
pengiriman yang tidak diatur [KUR2001].

3.3.4 Application Layer

Lapisan ini menyediakan layanan untuk proses aplikasi. Ini mengakses layanan lapisan
transportasi dan memungkinkan proses di host yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama
lain menggunakan berbagai protokol. Ini termasuk Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
[RFC2616] untuk mengirim dan menerima file yang membentuk halaman Web. Juga, protokol
untuk mengirim surat elektronik, Protokol Transfer Surat Sederhana (SMTP) [RFC821], dan
transfer file interaktif, Protokol Transfer File (FTP) [RFC959] diimplementasikan pada lapisan
ini. Layanan lain yang disediakan dan sering digunakan adalah Telnet, yang merupakan protokol
emulasi terminal [RFC854]. Ini memungkinkan pengguna untuk masuk ke host jarak jauh. Untuk
mengakses artikel berita di papan tulis virtual, Network News Transfer Protocol (NNTP) [RFC977]
disediakan.Selain itu, protokol untuk pengelolaan jaringan TCP/IP tersedia di lapisan ini. Layanan
Nama Domain (DNS) [ RFC1034 , RFC1035] menetapkan nama host ke alamat IP.
Manajemen jaringan, termasuk pengumpulan dan pertukaran informasi manajemen,
difasilitasi oleh Simple Network Management Protocol (SNMP) [RFC1157]. Selain protokol
dasar ini, berbagai macam protokol lain diimplementasikan untuk digunakan pada lapisan aplikasi
TCP/IP. Gambaran umum tentang penugasan protokol yang disebutkan dalam bagian ini ke lapisan
respec- tive diberikan pada Gambar:

3.4 Perbandingan ISO/OSI dan TCP/IP

Kedua model referensi yang dijelaskan di atas didasarkan pada pendekatan berlapis. Juga,
lapisan menyediakan layanan yang sangat mirip. Lapisan aplikasi model TCP/IP sesuai dengan
lapisan aplikasi model referensi ISO/OSI. Lapisan presentasi dan sesi tidak ada dalam model
referensi TCP/IP. Dengan demikian, dalam model TCP/IP, layanan yang disediakan oleh kedua
lapisan ini harus dilakukan oleh proses aplikasi itu sendiri. Kedua lapisan transportasi melakukan
layanan serupa. Lapisan berikutnya dalam model TCP/IP, lapisan Internet, setara dengan lapisan
jaringan di ISO/OSI. Lapisan tautan data dan lapisan fisik model referensi OSI diwakili oleh
lapisan host to network dalam model TCP/IP
Model ISO/OSI terutama merupakan model konseptual; ini adalah contoh dari model
jaringan struc-tured yang berlaku secara universal. Ini memperkenalkan tiga konsep utama, yang
juga diikuti ketika model ref- erence TCP/IP dikembangkan. Setiap lapisan menyediakan layanan
yang ditentukan dengan tepat untuk lapisan di atas dan menggunakan layanan dari lapisan di
bawah ini. Layanan ini diakses menggunakan antarmuka yang menentukan, yang parameternya
diharapkan dan hasilnya dikembalikan. Protokol yang ditentukan di setiap lapisan
berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka di host jarak jauh, terlepas dari struktur jaringan yang
mendasarinya. Ide-ide ini dalam kedua protokol mirip dengan pengembangan perangkat lunak
berorientasi objek [TAN1996]. \

Pada awalnya, model TCP/IP tidak secara ketat memisahkan antara layanan, antarmuka, dan
protokol; konsep-konsep ini telah diperkenalkan kemudian. Dengan demikian, protokol dalam model
ISO/OSI dienkapsulasi lebih baik daripada dalam model TCP/IP. Oleh karena itu, lebih mudah
untuk mengubah layanan dalam model referensi ISO/OSI [TAN1996]. Karena model ISO/OSI
dikembangkan sebelum protokol masing-masing dan implementa-tion-nya, dimungkinkan untuk
dengan mudah membedakan antara layanan, antarmuka, dan protokol untuk setiap lapisan.
Pengembang dapat memilih jumlah lapisan yang sesuai, sehingga masing-masing hanya dapat
melakukan serangkaian layanan yang cocok. Untuk TCP/IP, protokol dikembangkan terlebih
dahulu, dan setelah itu model abstrak dibuat. Masalah dengan pendekatan ini adalah bahwa model
tidak sesuai dengan tumpukan protokol yang ada [TAN1996].

Akhirnya, ada perbedaan di bidang komunikasi tanpa koneksi vs. berorientasi koneksi.
Model referensi ISO/OSI menyediakan layanan untuk kedua jenis komunikasi di lapisan
jaringan, tetapi hanya layanan berorientasi koneksi di lapisan transportasi. Model referensi
TCP/IP mendukung keduanya.
komunikasi tanpa koneksi dan berorientasi koneksi pada lapisan transportasi, tetapi hanya
layanan tanpa koneksi di lapisan jaringan [TAN1996].
Berikut ini, protokol dan layanan TCP/IP yang paling penting, fungsinya, dan positionnya di
tumpukan OSI akan dijelaskan.

3.5 Protokol dan Layanan Lapisan Tautan Data

Dalam model OSI, lapisan tautan data terletak di lapisan 2, dan di lapisan host-to-
network dalam model referensi TCP/IP. Tujuannya adalah untuk menawarkan layanan ke OSI
lapisan 3 sedemikian rupa sehingga protokol pada lapisan 3 dapat mengirim data ke komputer
tetangga (yaitu, komputer yang terhubung langsung melalui tautan jaringan atau melalui
repeater lapisan 1 atau 2, jembatan, hub, atau sakelar) dengan cara yang andal. Lapisan
tautan data mungkin menawarkan salah satu layanan fol- lowing ke lapisan 3.


Menggunakan layanan tanpa koneksi yang tidak diketahui, tidak ada tindakan yang diambil
untuk mendeteksi paket yang hilang oleh pengirim atau penerima.

Dalam layanan tanpa koneksi yang diakui, penerima harus mengakui data yang diterimanya
dengan mengirimkan kembali pengakuan kepada pengirim. Jika pengirim tidak menerima
pengakuan setelah jangka waktu tertentu, itu mengasumsikan bahwa data hilang dan
mengirimkannya kembali.

Dalam layanan berorientasi koneksi, lapisan tautan data harus terlebih dahulu membuat
jalur (mungkin virtual) antara pengirim dan penerima sebelum data dapat dikirim.
Selanjutnya, lapisan tautan data menambahkan nomor urut ke unit data yang dikirim
untuk mendeteksi unit data yang hilang atau salah.

Tingkat kesalahan bit interkoneksi LAN jalur kawat modern (listrik atau optik) terlalu rendah
untuk mengurangi upaya tambahan untuk pembuatan jalur virtual pada tingkat ini. Dalam
LAN, oleh karena itu, biasanya layanan tanpa koneksi yang diakui (misalnya , Cincin Token)
atau tidak diakui (misalnya Ethernet) digunakan pada lapisan 2. Paket yang hilang atau paket
yang dikirim di luar pesanan kemudian dapat sering dideteksi pada lapisan 4 atau bahkan lebih tinggi.
Namun, jaringan nirkabel berfungsi dengan sangat menderita karena paket yang hilang atau
tingkat kesalahan bit yang tinggi. Dalam kondisi ini, protokol lapisan tautan data canggih seperti
Synchronous Data Link Control (SDLC) IBM, atau norma ISO yang terkait erat Kontrol
Tautan Data Tingkat Tinggi (HDLC) dan Prosedur Akses Tautan (LAP) rekomendasi CCITT ,
atau norma IEEE 802.2 Logical Link Control (LLC) sering digunakan.

3.5.1 Pembuatan Bingkai

Salah satu tugas utama lapisan 2 adalah mengemas data yang diterimanya dari lapisan
yang lebih tinggi untuk ditransfer ke dalam apa yang disebut bingkai, yaitu paket data, yang
kemudian dimodulasi ke media jaringan fisik. Ini dilakukan sedemikian rupa sehingga penerima
yang diinginkan dapat (i) mendeteksi bahwa bingkai telah dikirim, (ii) untuk memecahkan kode
bingkai dengan andal dan mengambil alamat pengirim dan penerima, dan untuk (iii)
mengidentifikasi bingkai yang dimaksudkan untuk diri mereka sendiri.

Bingkai tidak lebih dari urutan bit yang dimodulasi ke pembawa. Agar dapat memecahkan
kode informasi yang disimpan dalam bingkai, penerima terlebih dahulu harus dapat mengidentifikasi
bit pertama bingkai. Bit awal ini kemudian biasanya diikuti oleh urutan bit tertentu yang berisi
informasi bingkai seperti panjang bingkai, jenis konten, checksum, dll. Metode sederhana untuk
menemukan awal bingkai diberikan oleh bit-stuff- ing. Dalam protokol seperti misalnya X.25, awal
bingkai ditandai oleh enam mengikuti 1. Jika data yang diangkut dalam bingkai juga berisi enam
1 berturut-turut, maka setelah 1 kelima, 0 harus dimasukkan oleh lapisan tautan data. Lapisan
tautan data penerima kemudian mengetahui bahwa jika menerima lima 1 berturut-turut diikuti oleh 0,
pengirim harus memasukkan 0 dan karenanya menghapusnya.

Metode lain untuk menyinkronkan pengirim dan penerima pada tingkat bit diberikan dengan
mengirimkan byte sinkronisasi, seperti, misalnya, dilakukan dalam Siaran Video Digital (DVB)
[REI2001]. Di sini, bingkai data memiliki panjang 204 byte dan berisi nilai tertentu (0 47) selalu pada
posisi yang sama (sync-byte). Tugas sync-byte detec- tor adalah mendeteksi kemunculan reguler nilai
ini setiap 204 byte. Jika nilai ini terdeteksi lima kali, maka pengirim dan penerima disinkronkan dan
penerima dapat dengan mudah menghitung bingkai mulai dari itu. Metode lain termasuk,
misalnya, penghitungan oktet atau isian oktet dan akan dijelaskan dalam konteks protokol aplikasi.
3.5.2 Deteksi dan Koreksi Kesalahan

Mengirim data melalui jenis media tertentu seringkali tidak dapat diandalkan dan
mungkin sangat terganggu oleh perpecahan eksternal yang menyebabkan data hilang atau
diterima secara salah. Dengan demikian, tugas penting lainnya dari lapisan tautan data adalah
memperbaiki bingkai yang rusak, atau setidaknya untuk mendeteksi terjadinya kesalahan bit.
Untuk mendeteksi atau memperbaiki kesalahan bit, pengirim harus menambahkan informasi
checksum tambahan ke header dan data pengguna yang diangkut. Semakin banyak informasi
ditambahkan, semakin banyak bit yang salah yang dapat dideteksi atau bahkan diperbaiki.

Metode populer untuk deteksi dan koreksi kesalahan diberikan oleh kode Hamming. Di sini,
kata-kata kode tertentu dikirim, yang berbeda pada jumlah bit tertentu, yang disebut jarak
Hamming. Misalnya, kode yang berisi kata-kata 000111, 111000, 000000, dan 111111 memiliki
jarak Hamming 3, yaitu kata-kata kode berbeda setidaknya 3 bit dari masing-masing.
Lainnya__________. Untuk mengidentifikasi bahwa bit d telah diubah selama transmisi, jarak
Hamming d+1 diperlukan. Jika penerima harus dapat memperbaiki bit d, maka hamming distance 2d
+1 harus dipertahankan. Kode di atas dengan demikian mampu mendeteksi 2 bit yang salah dan
memperbaiki 1 bit yang salah. Cara yang lebih sederhana untuk mendeteksi bit yang salah
diberikan oleh apa yang disebut bit paritas. Di sini, hanya satu bit yang ditambahkan ke setiap kata
kode yang menghitung jumlah 1 dalam kata tersebut. Jika angka ini genap, bit paritas diatur ke 0;
jika tidak, diatur ke 1 (atau sebaliknya). Kode dengan bit paritas hanya dapat mendeteksi 1 bit yang
salah per kata kode.

Kode deteksi kesalahan yang lebih canggih diberikan oleh kode Cyclic Redundancy
Check (CRC). Di sini, setiap urutan bit diperlakukan sebagai polinomial di atas bidang bilangan
biner (modulo 2). Number 101, misalnya, diperlakukan sebagai polinomial x2+1. Modulo 2
berarti bahwa setiap penambahan bit tunggal diperlakukan sebagai operasi eksklusif-atau (XOR),
yaitu, 0+0=0, 0+1=1+0=1, dan 1+1=0. Untuk kode CRC, polinomial tetap dipilih, yang disebut
polinomial generator G(x). Jika kata kode W(x) akan dikirim, itu digantikan oleh polinomial
lain R(x), yang dapat dibagi dengan G(x) dengan sisa 0, dan dari mana kata kode asli W(x) dapat
Direkonstruksi. Polinomial R(x) kemudian ditransmisikan dan diterima. Jika R(x) yang diterima
dapat dibagi dengan G(x) tanpa istirahat, maka transmisi telah bebas dari kesalahan dengan
probabilitas tinggi. Jika tidak, kesalahan bit terdeteksi dan kata kode yang dikirimkan akan
dihapus. Teknik koreksi kesalahan lainnya termasuk kode Reed-Solomon dan kode Konvolusional,
tetapi tidak akan diperlakukan di sini.

3.5.3 Kontrol Akses Media

Bagian penting dari lapisan tautan data diberikan oleh sublayer kontrol akses media (MAC).
Pada sub-lapisan ini, akses ke media fisik dikendalikan, yang dapat dibagi oleh beberapa pengirim
secara bersamaan. Tergantung pada jenis media, satu atau beberapa pengirim dapat mengirimkan data
secara bersamaan. Dalam kasus conflicts, beberapa teknik ada untuk memberikan hak untuk
menggunakan media.

ALOHA: Teknik ALOHA, yang dikembangkan di University of Hawaii, memungkinkan


semua pengirim untuk mengirim data mereka ke media siaran yang umum dibagikan kapan pun
mereka mau. Dalam media siaran, data yang dikirim oleh satu host diterima oleh semua orang
lain yang mendengarkan media yang sama. Jika terjadi tabrakan karena pengiriman bersamaan
dari dua pengirim atau lebih, bingkai yang bertabrakan dibuang dan harus dikirim lagi.

CSMA/CD: Untuk Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection (CSMA/CD),


seperti, misalnya, diimplementasikan di Ethernet, beberapa kartu jaringan berbagi media siaran
yang sama, misalnya, kabel listrik. Setiap kartu jaringan mendengarkan media (carrier sense);
Jika tidak ada sinyal yang terdeteksi, maka pengirim baru dapat segera menggunakan media
tersebut. Karena kecepatan sinyal yang terbatas, dua atau lebih pengirim dapat mengirim secara
bersamaan tanpa memperhatikan satu sama lain dalam waktu, yang mengakibatkan tabrakan.
Pada contoh seperti itu, semua bingkai yang bertabrakan dibuang dan setiap pengirim menunggu
waktu acak sampai mencoba mengirim lagi.

TDMA: Dalam Time Division Multiple Access (TDMA), waktu dibagi menjadi irisan
waktu, dan setiap pengirim diberikan satu irisan di mana ia dapat mengirim datanya ke media. Di
sini, bandwidth mungkin terbuang percuma, karena pengirim memiliki irisan waktu mereka
apakah mereka memiliki sesuatu untuk dikirim atau tidak.

FDMA: Dalam Frequency Division Multiple Access (FDMA), ada beberapa frekuensi
pengiriman dan untuk setiap frekuensi satu pengirim dapat mengirimkan tanpa takut gangguan
dari frekuensi lain. Misalnya, GSM menggunakan campuran TDMA dan FDMA untuk
panggilannya. Selain itu, terminal GSM mengubah frequency mereka sesuai dengan skema tetap
(frequency hopping).

CDMA: Konsep Code Division Multiple Access (CDMA) pada dasarnya berbeda dari
konsep sebelumnya. Di sini, setiap pengirim diberi urutan bit unik dengan panjang N bit yang
disebut chip. Setiap bit yang dikirim kemudian ditambahkan (modulo 2) ke bit chip, menghasilkan
chip jika 0 akan dikirim, atau chip terbalik, jika 1 akan dikirim. Jika terminal ingin
mengirimkan bit R per detik (bps), maka chip R harus ditransferred per detik, sehingga
diperlukan bandwidth yang jauh lebih tinggi dari R N bps secara total. Dengan demikian, pita
frekuensi yang diperlukan diperluas secara signifikan. Intinya, sinyal tersebar dalam spektrum
yang luas; Dengan demikian, chip juga sering disebut urutan penyebaran. Dalam CDMA,
pengirim dengan chip yang berbeda dapat mengirim setuju dan tidak mengganggu penerimaan
sinyal lain. Ini bekerja karena chip yang berbeda secara matematis ortogonal satu sama lain
sehubungan dengan produk bagian dalam chip (yang juga dapat diartikan sebagai vektor bit) dan
kebalikannya. Selain itu, karena penggunaan spektrum yang lebih luas, rekonstruksi sinyal lebih kuat
sehubungan dengan sumber kebisingan lainnya.

3.6 Protokol dan Layanan Lapisan Jaringan

3.6.1 IPv4

Istilah Protokol Internet (IP) biasanya menunjukkan IP versi 4 (IPv4), yang telah
ditentukan dalam [RFC791, [RFC1122] dan merupakan protokol standar yang ditetapkan untuk
Internet pada lapisan 3 dari model referensi ISO/ OSI, dalam model referensi TCP/IP di lapisan
Internet. Tugas IP adalah untuk mengangkut paket dari satu komputer sumber ke komputer tujuan,
di mana kedua komputer saling berhubungan oleh Internet. Di sini, internet menunjukkan jaringan
heterogen (mungkin dikelola secara pribadi) yang saling berhubungan menggunakan router
berbasis IP dan IP. Sebaliknya, Internet menunjukkan pekerjaan bersih berbasis IP yang
terkenal di seluruh dunia yang menghubungkan jutaan komputer dan dikelola oleh pusat
informasi jaringan (NIC) dan penyedia layanan Internet (ISP). Saat bepergian melalui internet,
sebuah paket dapat melewati beberapa jaringan perantara dengan teknologi jaringan yang
berbeda, misalnya, Ethernet, Token Ring, ATM, dll., Digunakan pada lapisan 1 dan 2. Di
perbatasan antara dua jaringan yang berbeda, alamat kerja jaring tujuan paket diperiksa oleh
router, yaitu komputer yang terhubung ke kedua jaringan, dan yang dapat memilih router lain di
jalur antara pengirim dan penerima, atau untuk menemukan penerima dalam pekerjaan bersihnya
sendiri. Keputusan perutean biasanya dilakukan menggunakan tabel perutean yang telah ditentukan
sebelumnya dan diperbarui secara berkala. Namun, router yang dipilih berikutnya sama sekali tidak
tetap dan mungkin tergantung pada situasi runtime seperti kemacetan atau kegagalan tautan, atau
mungkin hanya dipilih secara acak. Akibatnya, paket dapat melakukan perjalanan melalui jalur
yang berbeda dari pengirim ke penerima, dan baik pengiriman itu sendiri maupun pengiriman dalam
pesanan asli tidak dapat dijamin.

Paket IP disebut datagram, yang mungkin memiliki panjang total 65.535 byte. Datagram dapat
dipotong menjadi urutan datagram yang lebih kecil, jika ukuran datagram lebih besar dari unit
transfer maksimum (MTU) jaringan , yaitu bingkai lapisan 2 OSI terbesar yang dapat
ditransmisikan oleh jaringan. Untuk Ethernet, misalnya, MTU adalah 1500 byte. Proses ini
disebut fragmentasi, dan header IP mencerminkan bidang sev- eral untuk memasang kembali
fragmen tersebut ke dalam datagram asli lagi.

Setiap datagram atau fragmen dipimpin oleh header 20 byte yang berisi informasi berikut :

Nomor versi protokol IP (4).

Panjang Header IP (IHL), yang mungkin lebih besar dari 20.

Panjang Total datagram termasuk header.

Nomor Identifikasi untuk memasang kembali datagram yang terfragmentasi. Semua fragmen
dengan ID yang sama milik datagram yang sama.

Bendera, termasuk bendera Don't Fragment (DF), menandai bahwa datagram tidak
boleh fragmented, dan bendera More Fragments (MF), menandakan bahwa lebih banyak
fragmen masih harus datang.

Offset Fragmen mengidentifikasi offset fragmen yang diterima di seluruh datagram.

Penghitung Time to Live (TTL), yang dikurangi satu per satu oleh setiap router.
Datagram dengan TTL sama dengan nol dibuang. Ini mencegah datagram yang salah
berputar-putar melalui Internet selamanya.

Nomor yang mengidentifikasi Protokol transport yang digunakan (6 untuk TCP, 17 untuk
UDP, ...).

Sebuah header Checksum.

Sumber IP dan alamat tujuan.
Aspek penting dari IPv4 diberikan oleh alamat IP sepanjang 32-bit. Bentuk tertulis mengikuti skema
notasi desimal titik- ted X1. X2. X3. X 4, di mana Xi adalah desimal antara 0 dan 255. Setiap
alamat dimulai dengan pengidentifikasi kelas alamat, dan kemudian diikuti oleh alamat
jaringan, dan akhirnya dengan alamat host.
Setiap kartu jaringan yang terpasang ke Internet harus memiliki alamat IP yang unik. Skema
penugasan alamat adalah strategi dua langkah. Pertama, setiap situs yang mengelola jaringan yang
terhubung ke Internet diberi alamat jaringan unik oleh otoritas pusat yang disebut Network
Information Center (NIC). Kemudian, setiap situs dapat menetapkan alamat host unik milik
alamat jaringan ini, yang mungkin mencakup 177.214 alamat (kelas A), 65.534 (kelas B), dan
254 (kelas C).
IP mendefinisikan satu set alamat pribadi yang dapat digunakan secara bebas, tetapi lalu lintasnya
tidak boleh dirutekan melalui Internet tanpa modifikasi [RFC1918]. Tiga blok alamat tersebut
adalah:
 10.0.0.0 — 10.255.255.255 (satu jaringan kelas A).
 172.16.0.0 — 172.31.255.255 (16 jaringan kelas B yang berdekatan).
 192.168.0.0 — 192.168.255.255 (256 jaringan kelas C yang berdekatan).

Alamat multicast adalah alamat khusus yang disediakan untuk grup host yang menerima
program multimedia yang sama melalui multicast dari satu sumber [RFC1112]. Alamat
multicast dapat berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
Dua alamat host dicadangkan di setiap (sub) jaringan. Alamat host 0 menunjukkan jaringan itu
sendiri; Alamat host setinggi mungkin menunjukkan alamat siaran yang diterima oleh semua host
dari jaringan tertentu.
3.6.2 IPv6
Protokol Internet versi 6 (IPv6) telah dirancang untuk menggantikan IPv4 lama di
Internet generasi berikutnya [RFC1883 , RFC1887]. Ini mewakili pendekatan yang sama sekali
baru dan tidak kompatibel dengan versi 4. Karena sebagian besar host dan router Internet
masih hanya mendukung IPv4, paket IP yang mengikuti IPv6 seringkali tidak dapat diangkut
dari pengirim ke penerima tanpa modifikasi lebih lanjut. Biasanya, ketika meninggalkan
subnetwork IPv6 pengirim, paket IPv6 disalurkan melalui IPv4, yaitu, diangkut dalam
paket IPv4 , di mana seluruh paket IPv6 diperlakukan sebagai IPv4 murni data.
Header telah disederhanakan dan hanya berisi tujuh bidang tetap (header IPv4 mencakup 13):

 Bidang Versi yang berisi nilai 6.


 Bidang Prioritas yang membedakan antara lalu lintas data dan waktu nyata .
 Flow Label untuk mendukung koneksi pseudo end-to-end dengan QoS terjamin.
 Panjang Muatan menentukan ukuran data yang terkandung dalam paket.
 Header Berikutnya menunjuk pada header opsional berikutnya atau ID untuk protokol
transport yang digunakan (TCP atau UDP).
 Batas Hop dikurangi oleh setiap router yang dilewati; paket dengan Batas Hop nol
dibuang. Ini mencegah paket yang salah berputar-putar melalui jaringan selamanya.
 Akhirnya, 16 byte Sumber dan Alamat Tujuan terkandung.
IPv6 menawarkan peningkatan berikut sehubungan dengan IPv4:

 Panjang alamat adalah 16 byte, ditulis dalam kelompok empat digit heksadesimal yang
dipisahkan oleh titik dua (misalnya, 8000:0000:1111:2222:3333:4444:ABCD:EFFF). Ini
memecahkan kekurangan alamat IPv4 yang disebabkan oleh pertumbuhan eksponensial
Internet. Bahkan ketika membuang banyak alamat seperti itu karena penggunaan
alamat jaringan yang tidak efisien, ribuan alamat IP dapat ditetapkan ke setiap meter
persegi bumi Permukaan.

 Kelas alamat baru ada, termasuk alamat untuk penyedia layanan Internet dan wilayah
geografis.

 Karena header yang lebih sederhana, perutean dibuat lebih efisien. Selain itu, IPv6
mendukung daftar opsi sewenang-wenang yang mungkin dilewati oleh router yang tidak
mendukungnya.

 IPv6 mendukung otentikasi dan enkripsi.

 IPv6 mendukung QoS untuk aplikasi real-time.

Meskipun IPv6 menawarkan keuntungan besar, implementasinya mahal dan perlu membeli
router baru dan mengkonfigurasi ulang host yang ada. Untuk alasan ini, IPv4 masih
merupakan protokol Internet saat ini, dan IPv6 tidak akan mendominasi Internet sampai tahun
2010 atau bahkan lebih baru.
4.1 Komunikasi Data Serat Optik

Sederhananya, serat optik adalah "pipa" yang melaluinya cahaya mengalir. Ini, tentu saja,
hanya analogi untuk bagaimana serat optik bekerja, tetapi menyampaikan ide dasarnya.
Antarmuka antara peralatan elektronik dan serat optik terdiri dari sumber optik (biasanya LED
atau laser semikonduktor) untuk menghasilkan sinyal cahaya dari sinyal listrik, dan detektor
optik (biasanya fotodioda atau fototransistor) untuk menghasilkan sinyal listrik dari sinyal
cahaya yang diterima. Penggunaan serat optik yang dominan dalam industri modern adalah
sebagai media komunikasi data antara perangkat elektronik digital, menggantikan sinyal
tembaga-kawat dan kabel jaringan. Sebuah ilustrasi yang menunjukkan dua perangkat elektronik
digital yang berkomunikasi melalui sepasang serat optik muncul di sini, masing-masing serat
"menghantarkan" pulsa cahaya (mewakili data digital serial) dari sumber LED ke detektor
fotodioda:
Foto berikut menunjukkan konverter serial (kotak plastik persegi panjang hitam dengan
label biru) yang digunakan untuk mengubah pulsa data optik yang masuk dan keluar melalui
kabel optik berjaket oranye (di sebelah kiri) menjadi sinyal listrik yang sesuai dengan EIA / TIA-
232 melalui konektor DB-9 (di sebelah kanan) dan sebaliknya, memungkinkan perangkat data
serial elektronik di sisi kanan foto untuk berkomunikasi melalui kabel serat optik:

Perhatikan bagaimana dua port serat optik pada badan konverter diberi label "R" dan "T"
untuk Menerima dan Mentransmisikan, masing-masing. Perangkat serial dengan konverter
elektronik/optik bawaan juga akan memberi label pada port optik mereka.

Untuk perangkat ini, koneksi ke masing-masing serat optik dibuat menggunakan


konektor gaya "ST", dengan cincin pengunci seperempat putaran yang menahan masing-masing
di tempatnya (seperti badan laras seperempat putaran konektor listrik gaya "BNC"). Foto
berikutnya menunjukkan sepasang serat optik yang diakhiri dengan konektor gaya ST. Tutup
plastik putih menutupi ujung konektor, menjaga ujung serat kaca terlindung dari debu dan abrasi:
Sebagai jalur data, serat optik menikmati keunggulan tertentu dibandingkan kabel listrik,
termasuk:

 Bandwidth yang jauh lebih besar (kapasitas dukung data), diperkirakan berada dalam
kisaran terahertz
 Kehilangan daya sinyal yang jauh lebih sedikit setara per satuan panjang kabel (kurang dari
1 dB per kilometer dibandingkan dengan 25 dB per kilometer untuk kabel koaksial)
 Kekebalan lengkap terhadap sumber "kebisingan" eksternal
 Tidak ada radiasi energi atau data dari kabel, sehingga tidak akan menimbulkan gangguan
atau bertanggung jawab untuk menguping
 Tidak ada konduktivitas listrik, memungkinkan perutean kabel yang aman di dekat
konduktor tegangan tinggi
 Isolasi galvanik total (yaitu tidak ada koneksi konduktif listrik) antara perangkat data,
memungkinkan operasi pada potensial listrik yang berbeda
 Aman digunakan di area dengan uap, debu, dan/atau serat yang mudah meledak

Serat optik juga mengalami beberapa keterbatasan unik jika dibandingkan dengan kabel listrik,
termasuk:

 Perlu menghindari jari-jari tikungan yang ketat untuk kabel optik


 Koneksi harus sangat bersih
 Alat dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk instalasi dan pemeliharaan
 Peralatan pengujian yang mahal

4.1.1 Serat Optik Multi Mode dan Mode Tunggal

Dalam segala jenis waveguide – optik, listrik, atau bahkan akustik (suara) – energi sinyal
mungkin dapat merambat ke bawah waveguide dalam orientasi yang berbeda. Ini berlaku untuk
serat optik di mana diameter inti relatif besar25 dibandingkan dengan panjang gelombang
cahaya: akan ada banyak jalur alternatif bagi cahaya untuk melakukan perjalanan sepanjang inti
serat. Serat optik dengan diameter inti 50 mikron atau lebih disebut sebagai serat multi-mode,
karena beberapa jalur independen, atau "mode", cahaya dimungkinkan dalam lebar inti. Jika inti
serat optik diproduksi cukup kecil, relatif terhadap panjang gelombang cahaya yang digunakan,
serat hanya akan mendukung satu "mode" atau jalur ke bawah intinya. Serat semacam itu disebut
mode tunggal. Inti serat mode tunggal biasanya berdiameter 4 hingga 10 mikron, dengan 8
mikron menjadi tipikal. Tujuan serat optik mode tunggal adalah untuk menghindari masalah
yang disebut dispersi modal. Ketika beberapa "mode" cahaya merambat ke bawah panjang serat
optik, mereka tidak semuanya memiliki panjang yang sama. Artinya, beberapa mode sebenarnya
mengambil jalur yang lebih lurus (dan lebih langsung) ke bawah inti serat daripada yang lain.
Alasan ini menjadi masalah adalah bahwa fenomena ini merusak integritas pulsa berkecepatan
tinggi (yaitu periode pendek). Ilustrasi berlebihan dari masalah ini muncul di sini, menunjukkan
panjang jalur relatif dari tiga sinar cahaya yang berbeda, masing-masing memasuki inti serat
pada sudut yang sedikit berbeda. Sinar cahaya yang paling dekat dengan paralel dengan garis
tengah inti menemukan "mode" terpendek ke ujung serat, dan tiba dalam waktu paling sedikit:

Dengan "mode" cahaya yang berbeda tiba pada waktu yang berbeda dari pulsa insiden
yang sama, pulsa cahaya yang diterima di ujung serat yang keluar tidak akan lagi memiliki
bentuk "gelombang persegi" yang tajam. Sebaliknya, denyut nadi akan "diolesi" dari waktu ke
waktu, menempati rentang waktu yang lebih besar. Ini menimbulkan batas bandwidth pada serat,
karena akan ada beberapa frekuensi pulsa maksimum di mana pulsa yang berdekatan akan mulai
bergabung bersama dan menjadi tidak dapat dibedakan. Semakin panjang serat optik, semakin
jelas dispersi ini. Masalah ini paling jelas terlihat dalam aplikasi di mana panjang serat sangat
panjang (ratusan mil) dan kecepatan data sangat tinggi (ratusan megahertz). Dengan demikian,
ini adalah masalah yang signifikan untuk kabel trunk data jarak jauh seperti yang digunakan
untuk lalu lintas internet lintas benua dan antarbenua.

Serat optik mode tunggal sepenuhnya menghindari masalah ini dengan menghilangkan26
beberapa mode dalam inti serat. Ketika hanya ada satu mode (jalur) bagi cahaya untuk
melakukan perjalanan, akan ada tepat satu jarak bagi cahaya untuk melakukan perjalanan dari
satu ujung serat ke ujung lainnya. Oleh karena itu, semua bagian dari pulsa cahaya insiden
mengalami waktu perjalanan yang sama, dan pulsa cahaya tiba di ujung kabel tanpa dispersi
modal:

Seperti yang dapat Anda bayangkan, serat mode tunggal lebih menantang untuk
disambung daripada serat multi-mode, karena diameter inti yang lebih kecil memberikan lebih
sedikit ruang untuk kesalahan penyelarasan.

Solusi kompromi untuk masalah dispersi modal dalam serat multi-mode adalah dengan
memproduksi kaca inti dengan indeks pembiasan bertingkat daripada indeks pembiasan yang
homogen. Ini berarti konsentrasi bahan doping dalam kaca bervariasi dari pusat inti ke diameter
luar inti di mana ia berinteraksi dengan kelongsong. Hasil dari dispersi bertingkat ini adalah
bahwa mode yang bergerak paling dekat dengan garis tengah inti akan mengalami kecepatan
cahaya yang lebih lambat (yaitu indeks pembiasan yang lebih besar) daripada mode di dekat tepi
inti, yang berarti perbedaan waktu perjalanan dari satu mode ke mode berikutnya akan kurang
jelas daripada dalam serat "step-index" normal. Tentu saja, ini juga berarti serat optik indeks
bertingkat lebih mahal untuk diproduksi daripada serat optik indeks langkah.

4.2 Instrumentasi Nirkabel

Salah satu inovasi teknologi paling signifikan dalam instrumentasi industri akhir-akhir ini
adalah pengenalan instrumentasi medan berbasis radio atau nirkabel. Meskipun teknologi ini
terlalu belum matang pada saat penulisan ini (2011) untuk menggantikan banyak sistem analog
dan digital kabel, hari itu tidak diragukan lagi akan datang ketika instrumen nirkabel akan
menjadi salah satu teknologi utama pilihan untuk aplikasi industri.

Instrumen medan nirkabel secara alami adalah perangkat digital, dan dengan demikian
memiliki semua keunggulan bawaan instrumentasi digital: diagnostik mandiri, pelaporan
multivariabel, komunikasi dupleks, dll. Selain itu, instrumen nirkabel (setidaknya secara teori)
tidak memiliki beberapa batasan utama instrumen digital kabel: kecepatan data yang lambat,
jumlah node yang rendah, dan keterbatasan energi untuk area yang diklasifikasikan. Satu-satunya
kelemahan paling signifikan dari teknologi instrumen medan nirkabel saat ini tampaknya adalah
daya. Dengan baterai kimia menjadi satu-satunya sumber daya, waktu pembaruan data harus
dibatasi pada kecepatan siput untuk menghemat masa pakai baterai. Dengan pengembangan
berkelanjutan dari perangkat "pemanenan energi" untuk instrumen lapangan nirkabel berdaya
lokal, kita mungkin melihat lompatan teknologi ini di depan instrumen fieldbus dan wired-
HART.

Bab ini berfokus pada dua untaian teknologi nirkabel: instrumen medan nirkabel (misalnya
pemancar, katup kontrol), dan tautan data nirkabel jarak jauh seperti yang digunakan dalam
sistem SCADA. Saat ini, WirelessHART (standar IEC 62591) adalah standar dominan untuk
instrumen lapangan berbasis radio, dengan beberapa produsen sudah menawarkan produk yang
dapat dioperasikan.

4.2.1 Sistem Radio

Sistem "radio" menggunakan medan elektromagnetik untuk mengkomunikasikan


informasi jarak jauh melalui ruang terbuka. Bagian ini mengeksplorasi beberapa komponen dasar
yang umum untuk semua sistem radio, serta analisis matematis yang diperlukan untuk
memprediksi kinerja komunikasi radio.

4.2.1.1 Antena

Gelombang radio adalah bentuk radiasi elektromagnetik, terdiri dari medan listrik dan
magnet yang berosilasi. Antena1 tidak lebih dari struktur konduktif yang dirancang untuk
memancarkan gelombang radio ketika diberi energi oleh sumber daya listrik frekuensi tinggi,
dan / atau menghasilkan sinyal listrik frekuensi tinggi saat mencegat gelombang radio. Tiga
desain antena umum muncul di sini:
Antena Yagi, dengan elemen "direktur" dan "reflektor" di depan dan belakang elemen
dipol, menunjukkan tingkat arah yang tinggi, sedangkan antena dipol dan "cambuk" cenderung
memancarkan dan menerima gelombang elektromagnetik dengan sama baiknya ke segala arah
tegak lurus terhadap sumbunya. Antena directional sangat ideal untuk aplikasi seperti radar, dan
juga dalam aplikasi komunikasi point-to-point. Antena omnidirectional seperti dipol dan cambuk
lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan sensitivitas yang sama di berbagai arah.

Foto antena Yagi aktual yang digunakan dalam sistem SCADA muncul di sini:

Dimensi antena berhubungan dengan panjang gelombang sinyal karena antena bekerja
paling efektif dalam kondisi resonansi listrik. Dengan kata lain, ukuran fisik antena sedemikian
rupa sehingga akan beresonansi secara elektrik pada frekuensi tertentu: frekuensi fundamental
serta harmonik (kelipatan bilangan bulat) dari frekuensi fundamental tersebut. Untuk alasan ini,
ukuran antena berbanding terbalik dengan frekuensi sinyal: antena frekuensi rendah harus besar,
sedangkan antena frekuensi tinggi mungkin kecil.

Misalnya, antena "cambuk" seperempat gelombang yang dirancang untuk aplikasi


transceiver industri 900 MHz akan memiliki panjang sekitar2 8, 3 sentimeter. Desain antena
yang sama diterapkan pada pemancar radio siaran AM yang beroperasi pada 550 kHz akan
memiliki panjang sekitar 136 meter!

Foto berikut menunjukkan antena "cambuk" setengah gelombang, yang terletak di garis
atap sebuah bangunan. Panjang tambahan dari desain ini membuatnya lebih efisien daripada
sepupu seperempat gelombangnya. Antena khusus ini memiliki panjang sekitar satu meter dari
konektor ke ujung, menghasilkan nilai panjang gelombang penuh (λ) 2 meter, setara dengan 150
MHz:

4.3 Sinkronisasi

Masalah sinkronisasi terkait dengan transmisi unit informasi (paket, bingkai) antara
entitas pengirim dan penerima. Dalam sistem komputer, informasi biasanya disimpan dan
diproses dalam bentuk digital biner (bit). Sebuah paket dibentuk dari sekelompok bit dan harus
dikirimkan ke penerima. Penerima harus dapat secara unik menentukan awal dan akhir paket serta
bit di dalam paket.
Transmisi informasi jarak pendek, misalnya, di dalam komputer, dapat dilakukan
dengan transmisi paralel. Di sini, sejumlah (katakanlah, 64) kabel tembaga paralel
mengangkut semua bit kata data 64-bit pada saat yang bersamaan. Dalam kebanyakan kasus,
satu kabel tambahan mentransmisikan jam referensi umum. Setiap kali pemancar telah
menerapkan tegangan yang benar (mewakili bit "0" atau "1") pada semua kabel, itu sig- nals ini
dengan mengirimkan pulsa sampel pada kabel jam ke arah penerima. Sebaliknya, saat
menerima pulsa pada kabel jam, penerima mengambil sampel tingkat tegangan pada semua
kabel data dan mengubahnya kembali menjadi bit dengan membandingkannya dengan ambang
batas.
Transmisi semacam ini cepat dan sederhana, tetapi tidak dapat menjangkau jarak yang jauh,
karena biaya pemasangan kabel menjadi penghalang. Oleh karena itu, kata-kata data harus
diserialkan dan ditransmisikan sedikit demi sedikit pada satu kabel.

4.3.1 Sinkronisasi Bit

Jarak bit yang dihasilkan oleh pemancar tergantung pada jam lokalnya. Penerima
membutuhkan informasi jam ini untuk mengambil sampel sinyal yang masuk pada titik waktu
yang sesuai. Sayangnya, jam pemancar dan penerima tidak disinkronkan, dan informasi
sinkronisasi harus dipulihkan dari sinyal data; penerima harus menyinkronkan dengan pemancar.
Proses ini disebut bit synchronization. Tujuannya adalah untuk membiarkan penerima
mengambil sampel sinyal yang diterima di tengah periode bit agar kuat terhadap gangguan
fisik lapisan, seperti batasan bandwidth dan distorsi sinyal. Sinkronisasi bit disebut asinkron
jika jam disinkronkan hanya untuk satu kata data dan harus disinkronkan ulang untuk kata
berikutnya. Satu mekanisme umum yang digunakan untuk ini menggunakan satu bit awal
sebelum kata data dan satu atau lebih bit berhenti yang menyimpulkannya Spesifikasi Universal
Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) mendefinisikan satu bit paritas tambahan yang
ditambahkan ke 8 bit data, yang mengarah ke transmisi total 11 bit untuk setiap 8 bit
Untuk aliran bit informasi yang lebih lama, perlu untuk menyinkronkan jam penerima secara
terus menerus. Digital Phase-Locked Loop (DPLL) adalah sirkuit listrik yang mengontrol jam
lokal dan menyesuaikannya dengan jam yang diterima yang diekstraksi dari sinyal masuk.
Untuk memulihkan jam dari sinyal, diperlukan perubahan level sinyal yang cukup sering. Jika
tidak, jika kabel menunjukkan level sinyal yang sama untuk waktu yang lama (seperti yang
mungkin terjadi untuk metode pengkodean Non-Return to Zero (NRZ), di mana bit secara
langsung dipetakan ke tingkat tegangan), jam penerima dapat menjauh dari jam pemancar.
Pengkodean Manchester yang ditunjukkan pada baris kedua memastikan bahwa setidaknya
ada satu perubahan sinyal per bit. Setiap "1" logis diwakili oleh perubahan sinyal dari satu
menjadi nol, sedangkan "0" logis menunjukkan perubahan sinyal yang berlawanan. Jam internal
DPLL mengambil sampel sinyal yang masuk dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi,
misalnya, 16 kali per bit. Untuk bit "0" logis yang tiba tepat pada waktunya, DPLL menerima
pola sampel 0000000011111111. Jika transisi antara sampel "0" dan "1" tidak

1 0 1 1 0 0 1 0

NRZ

Manchester

Diff .

1 berarti tidak ada perubahan level 0 berarti perubahan level

Tepat di tengah-tengah bit, tetapi agak kiri atau kanannya, jam lokal harus disesuaikan
kembali untuk berjalan lebih cepat atau lebih lambat, masing-masing. Dalam IEEE 802.3
Ethernet klasik, bit dikodekan Manchester [2]. Untuk memungkinkan DPLL penerima
disinkronkan ke aliran bit yang diterima, pembukaan sepanjang 64-bit ditrans- mitted di
depan setiap frame. Pembukaan ini terdiri dari bit "0" dan "1" bergantian yang menghasilkan
gelombang persegi 5 MHz. Awal pembatas bingkai dari dua bit "1" berturut-turut menandai akhir
pembukaan dan awal bingkai data.
BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Komunikasi Data adalah pertukaran data dari dua alat atau lebih melalui media transmisi.
Didalam komunikasi data terdapat komponen yang harus ada. Dalam kehidupan sehari – hari
komunikasi data sangat bermanfaat dan dalam perkembangan sangat pesat.

Banyak kegunaan yang didapat dari pembagian fungsi menjadi yang lebih kecil atau yang
disebut layer. Kegunaan yang pasti adalah mengurangi kompleksitas, sehingga dapat
didefinisikan lebih detil, membuat perangkat menjadi bentuk modular, sehingga pengguna dapat
menggunakan hanya modul yang dibutuhkan, membuat lingkungan yang dapat saling terkoneksi.

5.2 Saran

Dengan semakin berkembangnya komunikasi data pada zaman sekarang ini, kita
diharapkan mampu memilih dengan teliti mana yang bermanfaat dan yang kurang bermanfaat,
agar dengan berkembangnya komunikasi data ini dapat kita maksimalkan sebaik mungkin tidak
hanya terbawa oleh arus perkembangan zaman. Dan diharapkan dalam penulisan makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Irwin, David. 2005. “The Industrial Information Technology”. South San Francisco,CA.

Kuphaldt, Tony. 2015. “Lesson In Industrial Instrumentation”. USA

Riki. 2021.”Komunikasi Data, (Daring)”, “ https://djavasoft.com/pengertian-komunikasi-data/,


diakses tanggal 16 Desember 2022”

https://www.academia.edu/20025141/Makalah_Komunikasi_Data_Teknik_Encoding_pdf

Anda mungkin juga menyukai