Anda di halaman 1dari 2

Hubungan kelembagaan antara MPR dan Lembaga DPR/DPD dalam praktik

ketatanegaraan Indonesia

Dalam buku karangan Montesquieu yang berjudul “L’Esprit des Lois” membagi
kekuasaan negara ke dalam 3 bentuk atau disebut juga trias politica, yaitu
kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif. Kekuasaan
legislatif adalah kekuasaan untuk membentuk dan menerapkan seluruh
ketentuan hukum yang berbentuk undang-undang yang berlaku di suatu negara.
Kekuasaan eksekutif merupakan bentuk kekuasan yg melaksanakan ketentuan-
ketentua hukum dalam undang-undang. Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan
peradilan di mana kekuasaan ini menjaga agar undang-undang, peraturan-
peraturan, atau ketentuanketentuan yang berlaku ditaati dengan baik, yaitu
dengan cara menjatuhkan sanksi pidana terhadap para pelanggarnya. Menurut
ajaran Trias Politica, kekuasaan negara itu harus dibedakan, dipisah dan masing-
masing dilakukan dengan suatu lembaga tersendiri. Kekuasaan legislatif
dijalankan oleh DPD, DPR, dan MPR. Sedangkan kekuasaan eksekutif dijalankan
oleh Presiden dan Wakil Presiden, beserta dengan jajaran para Menteri nya. Lalu
kekuasaan yudikatif dijalankan oleh MA, MK, dan KY.

Hubungan kelembagaan anatara MPR, DPR, dan DPD merupakan suatu kesatuan
dalam berjalannya kekuasaan legislative di Indonesia. Keanggotaan MPR terdiri
dari anggota DPR dan anggota DPD. Utusan anggota DPR merupakan perwakilan
rakyat melalui partai politik, sedangkan utusan anggota DPD merupakan
perwakilan rakyat dari daerah untuk memperjuangkan kepentingan dan
kemakmuran daerahnya.

Sebagai lembaga, MPR memiliki beberapa kewenangan yaitu mengubah dan


menetapkan UUD, memilih Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam hal terjadi
kekosongan jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden, melantik Presiden
dan/atau Wakil Presiden, dan kewenangan memberhentikan Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD. MPR dalam hubungannya dengan DPR, khusus
mengenai penyelenggaraan sidang MPR berkaitan dengan wewenang untuk
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden, proses tersebut hanya dapat
dilakukan jika adanya usulan oleh DPR yang diajukan ke MPR sebagaimana yang
tercantum pada Pasal 38 Ayat (1), dan (2) UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR,
DPR, DPD dan DPRD.

Dalam kedudukan tersebut, pada hakikatnya MPR merupakan suatu majelis


persidangan bersama (joint session) antara DPR dan DPD sewaktu putusan-
putusan harus diambil oleh anggota parlemen Indonesia sebagai anggota MPR.
Karena MPR terdiri dari anggota DPD dan anggota DPR, meskipun DPD tidak
sepenuhnya menjalankan fungsi-fungsi dari MPR. Sedangkan di sisi lain DPD
dapat menjadi ”pengimbang” bagi DPR dalam forum sidang MPR, namun karena
jumlah anggota DPD dibatasi paling banyak sepertiga anggota DPR dan segala
putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak. Artinya kemampuan voting
DPD dirancang agar tidak mampu menggganggu atau mengalahkan DPR.
Sedangkan pola hubungan antara DPR dengan DPD dalam hal fungsi telah diatur

This study source was downloaded by 100000783495265 from CourseHero.com on 05-17-2023 01:34:15 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/202742038/DISKUSI-5-ILMU-PERUNDANG-UNDANGANdocx/
sebagaimana dalam Pasal 223 ayat (1) UU No. 27 Tahun 2009, lalu dalam hal
hubungan nya dengan DPR melalui wewenang dan tugas telah diatur dalam Pasal
224 ayat (2) UU No. 27 Tahun 2009. Dalam pasal tersebut dapat dilihat bahwa
DPD dirancang untuk meningkatkan keterwakilan daerah dalam proses
pengambilan keputusan politik peyelenggaraan negara dengan harapan
terciptanya integritas bangsa yang kokoh dalam bingkai NKRI. Dengan hadirnya
DPD maka diharapkan semua aspirasi daerah dapat terakomodasi, artinya
kepentingankepentingan daerah mendapat perhatian, sehingga terwujudnya
kesejahteraan sosial yang merata di segala daerah di Indonesia.

Sumber :

- FORMAT KELEMBAGAAN DAN POLA HUBUNGAN MPR DENGAN DPR DAN DPD
PASCA AMANDEMEN UUD TAHUN 1945
- http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8ab021f7bae4f275c6ada2bcdf203e0d.pdf
- UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
- https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_27.pdf
- BMP HKUM4403 ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

This study source was downloaded by 100000783495265 from CourseHero.com on 05-17-2023 01:34:15 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/202742038/DISKUSI-5-ILMU-PERUNDANG-UNDANGANdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai