Anda di halaman 1dari 6

Kesehatan Mental Menurut Psikologi

Disusun oleh :
Miftah Hadiansyah Noor
(2005074)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Kesehatan mental
menurut psikolog” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pada mata kuliah manajemen sumber daya manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang manajemen sumber daya manusia bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok ini yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi kami sendiri
maupun semua orang yang membacanya. Terimakasih.

Tasikmalaya, 28 Mei 2022


I. PENDAHULUAN
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya,
tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran
tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang
dituju oleh manusia.
Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu
penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan
jiwa.
Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang
sehat.[1] Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.

II. PERMASALAHAN

Sampai sejauh mana manusia digerogoti gangguan jiwa dan bagaimana manusia
itu melakukan proses penanganan.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Mental
Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata
“mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam
bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.[2]
Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus
berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masyarakat yang
membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang melingkupinya.
B. Dimensi Psikologis Kesehatan Mental
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan
sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis
selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek
psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sis jiwa manusia.[3]
Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan
mental, antara lain :
1. Pengalaman awal
Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang
terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal
ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi
kondisi mental individu di kemudian hari.
2. Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang.
Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang
mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya,
akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman
puncak.
Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang
mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah
kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki.[4] Kebutuhan biologis, kebutuhan
rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan,
keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.

C. Gangguan dan Penyakit Jiwa


1. Psikosomatik
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada
tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang
menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika
banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
2. Kelainan kepribadian
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya
orang suka meledak emosinya.
3. Retardasi mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang.
Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau
kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama.
4. Rasionalisasi
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego
individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri
yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
5. Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan
melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap
seseorang terhadap orang lain.
Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan
aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan.
Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya
terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
6. Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya,
karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya meliputi :
 Disorganisasi proses pemikiran
 Gangguan emosional
 Disorientasi waktu, ruang
 Sering atau terus berhalusinasi

D. Terapi Gangguan Jiwa


Terapi di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa
yang benar-benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi
beberapa bentuk :
a. Terapi holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan
kepada gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien
secara menyeluruh
b. Psikoterapi keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari
dan mengamalkan ajaran agama
c. Farmakoterapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya
diberikan oleh dokter dengan memberikan resep obat pada pasien.
d. Terapi perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap
maupun perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara
bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau
situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini
diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.

IV. KESIMPULAN
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan
manusia secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu
gangguan jiwa yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi
penderitanya. Di antara gangguan psikis meliputi psikosomatik, kelainan kepribadian,
retardasi mental, rasionalisasi, neurosis, dan psikosis, yang dari gangguan jiwa itu
disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhinya meliputi pengalaman awal,
proses pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh
tersebut dibutuhkan terapi penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat
baik jasmani maupun psikisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2001, cet.ke-
1.

Moeljono Notosoedirjo, Latipun,  Kesehatan Mental, Universitas Muhammadiyah Malang,


2000.

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, PT. Bulan Bintang, Bandung, 1986,


cet ke-7.

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, cet. ke-1.

Read more: PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL ~ Kumpulan Makalah &


Artikel https://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/10/psikologi-dan-kesehatan-
mental.html#ixzz7UXgJZETc
Under Creative Commons License: Attribution Share Alike

Anda mungkin juga menyukai