Anda di halaman 1dari 1

TERM OF REFERENCE

MODEL PENDIDIKAN POLITIK YANG IDEAL BAGI KADER PARTAI POLITIK DAN
MASYARAKAT DALAM MENYUKSESKAN PEMILU 2024
DI PROVINSI JAWA TENGAH

Pada Pemilu 2024 masih dihadapkan dengan risiko terpaparnya masyarakat oleh berita
bohong yang menyebar luas. Derasnya berita bohong atau kerap disebut dengan disinformasi
salah satu penyebabnya adalah rendahnya pendidikan politik. Kurangnya pendidikan politik
maka berdampak pada lemahnya pengetahuan politik sehingga masyarakat dengan mudah
mengonsumsi hingga menyebarkan berita bohong.

Derasnya arus disinformasi sering ditunggangi oleh isu-isu seperti SARA yang sifatnya
negatif sehingga memberikan informasi berupa kebencian yang dapat memecah belah
kesatuan bangsa. Kondisi tersebut tentunya akan memberikan efek negatif terhadap demokrasi
di negeri ini. Melihat kasus disinformasi yang menjamur maka pendidikan politik menjadi suatu
yang sangat penting dalam menjaga kesatuan bangsa dan menyukseskan pemilu yang
demokratis sesuai dengan amanat undang-undang.

Pendidikan politik harus digencarkan baik untuk menyukseskan Pemilu Tahun 2024
hingga untuk mendewasakan demokrasi di Indonesia seperti meningkatkan jiwa kepemimpinan
dan kepekaan terhadap isu-isu sosial. Rendahnya pendidikan politik di masyarakat akan
berdampak pada partisipasi masyarakat yang rendah dalam memberikan kontribusinya
terhadap kebijakan pemerintah, hal ini sangat dikhawatirkan karena dapat membentuk situasi
kebijakan yang berjalan satu arah.

Meninjau pentingnya pendidikan politik di Indonesia maka Kedeputian Politik Dalam


Negeri, Kemenko Polhukam pada saat ini melakukan identifikasi terkait kondisi pendidikan
politik di Indonesia yang diperuntukan baik untuk kader partai politik hingga masyarakat luas.
Beberapa hal yang akan menjadi topik bahasan dalam rapat ini adalah:

a) Kondisi pendidikan politik di Indonesia yang telah dilakukan baik dari sisi kualitas
maupun kuantitasnya.
b) Kendala pelaksanaan pendidikan politik baik untuk kader partai maupun masyarakat.
c) Metode dan materi yang dimuat dalam pendidikan politik baik yang telah dilaksanakan
maupun yang sedang direncanakan.
d) Pengaruh pendidikan politik kepada kader partai politik dan masyarakat.
e) Model pendidikan politik yang sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia pada saat
ini.

Berdasarkan kasus yang diangkat maka Kemenko Polhukam melakukan rapat koordinasi
dengan mengundang Deputi V KSP, Dirjian Ideologi dan Politik Lemhannas, Kaban Kesbangpol
Prov Jawa Tengah, Penyelenggara Pemilu di daerah (KPU dan Bawaslu), Kajati Jawa Tengah,
Polda Jawa Tengah, Binda Jawa Tengah, Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2024, dan
Akademisi dari Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai