PDF Sap Sampah Dan 3 M
PDF Sap Sampah Dan 3 M
B. Subpokok bahasan :
1. Pengertian sampah,
2. Jenis-jenis sampah,
3. Sumber sampah,
4. Pengaruh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan,
5. Cara mengelola sampah,
6. Cara 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur)
C. Tempat : Door to door (rumah warga RW 09 RT 02 dan 03)
D. Waktu : 30 menit
E. Hari/Tanggal : Selasa, 07 Juni 2016
F. Sasaran : Warga masyarakat Kp. Cikarokrok
G. Penyuluh : Mahasiswa STIKes Karsa Husada Garut
H. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan masyarakat yang
hadir dalam acara penyuluhan dapat mengetahui dan memahami pentingnya kesehatan
lingkungan tentang Penyuluhan Pengelolaan Sampah.
M. Proses Penyuluhan
N. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Penyuluh dapat memberikan materi penyuluhan yang baik
b. Media dan alat memadai
c. Setting sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses :
a. Pelaksanaan sesuai dengan alokasi waktu
b. Peserta mengikuti dengan aktif materi penyuluhan
c. Peserta dapat hal-hal yang tidak dimengerti pada saat diskusi
3. Evaluasi akhir :
a. Masyarakat dapat memahami dan dapat mengaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari
MATERI PENYULUHAN
PENGELOLAAN SAMPAH
A. Pengertian
Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dapat diartikan
sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-
proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
B. Jenis-Jenis Sampah
1. Sampah padat
Sampah padat dibagi menjadi 3 jenis:
a. Berdasarkan zat kimia
1) Organik: Dapat membusuk, contohnya sisa makanan.
2) Non Organik: Tidak dapat membusuk, contohnya besi, gelas, dll.
Sampah non-organik tidak mudah diuraikan oleh alam dan bahkan sebagian
sama sekali tidak bisa terurai.
mati
sehingga beberapa spesies akan hilang, hal tersebut mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan, hasil penguraian sampah yang di buang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau busuk,
gas ini dalam konsentrasi tinggi bisa memicu terjadinya suatu ledakan.
Sortasi sampah merupakan bagian yang cukup rumit. Banyak makan waktu dan
tenaga. disarankan pada para pengelola untuk mulai mengajak warga memisahkan
sampah organik dan non organik sejak dari rumah-rumah. Hal ini perlu penyadaran
yang terus menerus, perlu waktu lama tetapi harus dimulai sejak dari sekarang. Sebagai
perangsang bisa dengan memberikan reward bagi warga yang mau memisahkan
sampahnya. Rewardnya tidak perlu mahal-mahal, misalnya warga yang mau
memisahkan sampahnya diberi hadiah tanaman hias atau tanaman-tanaman yang lain.
c. Pengomposan
Kompos dapat mengurangi tumpukan sampah yang mudah membusuk seerta
sangat berguna dalam penyuburan tanah, selain itu kompos juga bisa memberikan nilai
ekonomis dengan cara menjual kompos yang dimanfaatkan sebagai pupuk untuk
tanaman.
Sampah-sampah organik yang tidak bisa didaur ulang diolah menjadi kompos
dengan menggunakan aktivator PROMI. PROMI tidak membutuhkan bahan tambahan,
tidak memerlukan pencacahan, dan tanpa pembalikan.
d. Penyiapan Tempat Pengomposan
Tempat pengomposan dibuat dengan menggunakan pagar bambu. Di sekeliling
pagar ini diberi lapisan plastik untuk menjaga suhu dan kelembaban. Plastik yang
digunakan adalah plastik bekas. Bagian bawah/dasar tidak dilapisi plastik.
e. Penyiapan Sampah
Sampah organik dimasukkan ke dalam bak kompos selapis dengan tinggi kurang
lebih 10 cm. PROMI yang telah diencerkan ditaburkan di atas sampah. Selanjutnya
tumpukan sampah diinjak-injak agar sedikit memadat. Proses ini dilakukan berulang-
ulang hingga bak penuh.
f. Penutupan dengan Plastik
Jika seluruh sampah organik telah selesai dimasukkan ke dalam bak kompos.
Selanjutnya tumpukan kompos ditutup dengan plastik. Penutupan harus rapat untuk
menjaga suhu dan kelembaban. Jika bak belum penuh, maka esok hari ditambahkan
sampah organik lagi dengan cara yang sama hingga bak penuh.
membawa tas belanja saat ke pasar sehingga dapat mengurangi sampah plastik dan
mencegah pemakaian styrofoam.
2. Reuse (pakai ulang)
Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung dibuang, tetapi sebisa mungkin
gunakanlah kembali berulang-ulang. Misalnya menulis pada kedua sisi kertas dan
menggunakan botol isi ulang.
3. Recycle (daur ulang)
Sampah kertas dapat dibuat hasil karya, demikian pula dengan sampah kemasan plastik
mie instan, sabun, minyak, dll.
minimal 2 kali dalam 1 minggu. Mengubur barang-barang bekas agar tidak menjadi
Dampak Terhadap Keaahatan Potensbahaya. kesehatariyangdapat ditimbulkan” adalah: pe”nyakit kalerai, diare,
tif.us,penyakitjsmurkulit,penyakit ezuczcoxanr sn»meia
caciñgan dan cacing had. DENGAN 3R
Dampaktorhadap. lingkungan
Bau busuk; pencemaran air, banjir, dan bencana alam›.I.ainya
’” m osi'bd<ga”ot “'<kgzxscdz
[a ng in
•zngscmg dibu e
mkin’guriokenbah
j Sompoh kez ass
dibu<it a,
PR@ERAB STMDI BI KEPEBA3 'ATAN
”plea h k m ie insect, czd>urL, miny’ciL. will.