Materi Pembelaj-Wps Office
Materi Pembelaj-Wps Office
Senyawa karbon adalah senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen , dan unsur –
unsur organik yang lain. Senyawa karbon dapat dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi yang
dimilikinya. Gugus fungsi adalah gugus atom yang menentukan struktur dan sifat senyawa karbon.
Berikut ini beberapa gugus fungsi dari senyawa karbon.1. Alkohol dan Eter
Alkohol dan eter merupakan isomer fungsi, karena rumus molekulnya sama tetapi rumus
struktur berbeda. Perhatikan perbedaan struktur alkohol dan eter berikut
Pemberian nama alkohol terdiri atas dua sistem yaitu IUPAC (International Union of Pure
and Applied Chemistry) dan Trivial atau nama lazim (nama perdagangan)
Pemberian nama alkohol seperti pada alkana , hanya akhiran -a diganti dengan akhiran -ol
(alkana menjadi alkanol)
Contoh :
CH3–CH2–OH etanol
a) Menentukan rantai utama , yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –
OH, atom karbon yang bukan rantai utama sebagai cabang/ alkil
b) Memberi nomor pada rantai utama dari ujung terdekat gugus – OH sehingga memiliki
nomor terkecil.
c) Urutan penamaan: nomor cabang - nama cabang - nomor atom C yang mengikat gugus -
OH (kecuali untuk C nomor 1) - nama rantai utama
d) Jika terdapat lebih dari satu gugus -OH pada molekul yang sama (polihidroksil alkohol),
digunakan akhiran -diol, -triol, dan seterusnya.
b) Tata Nama Trivial
Pemberian nama secara trivial, yaitu nama gugus alkil yang terikat pada gugus –OH
diikuti kata alkohol.
Contoh:
c) Jenis-jenis Alkohol
yaitu:
a) Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus -OH terikat pada atom C primer
Contoh:
b) Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder.Contoh:
c) Alkohol tersier adalah alkohol dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier.
Seperti pada alkohol pemberian nama eter juga ada dua sistem yaitu IUPAC dan Trivial atau
nama lazim (nama perdagangan)
1) Jika R yang berbeda, maka nama Alkoksi adalah R yang lebih pendek dan alkana adalah
rantai R yang lebih panjang.
2) Penomoran digunakan untuk letak gugus alkoksi dan letak cabang alkil pada rantai
alkana. Penomoran dari atom C yang dekat gugus alkoksi –OR.
b) Nama trivial
Pemberian nama senyawa alkil alkil eter diikuti kata alkohol. Nama senyawanya adalah
alkil alkil eter. (alkil diurutkan sesuai abjad)
Contoh
1. Sifat alkohol
a. Sifat fisik
(1) Titik didih lebih relatif tinggi dari eter. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol
terjadi ikatan hidrogen. Titik didih semakin meningkat sesuai humlah atom C
(2) Kelarutan alkohol dalam air semakin panjang rantai karbon semakin rendah
kelarutannya. Metanol, etanol, dan propanol mudah larut, alkohol lainnya hanya
sedikit larut.
(3) Alkohol suku rendah (jumlah atom karbon 1- 4) berupa cairan tidak berwarna, rantai
sedang berupa zat cair kental, rantai panjang jumlah atom 12 berupa zat padat yang
tidak bewarna
b. Sifat kimia
(2) Dapat bereaksi dengan logam (Na, K, Mg, Al) melepas H2.
(4) Dapat bereaksi dengan PX3, PX5, , atau SOX membentuk alkil halida. (R – X)
Contoh:
Contoh:
2. Sifat eter
a. Sifat fisik
(1) Berupa zat cair (kecuali metil eter) berbau harum dan mudah menguap, mudah
terbakar, beracun
(2) Titik didih eter lebih rendah daripada titik didih alcohol dengan jumlah atom C yang
sama, karena eter tidak membentuk ikatan hidrogen
(3) Kelarutan
Meskipun eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, tetapi dapat bercampur dengan
air, karena eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Oleh karena itu eter
sedikit larut dalam air. Kelarutan eter dalam air jauh lebih kecil daripada kelarutan
alkohol, sehingga umumnya eter tidak bercampur dengan air.
b. Sifat kimia
(1) Tidak bereaksi dengan logam Na dan PCl3, untuk membedakan alkohol dengan eter.
(2) Bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl (untuk membedakan alkohol
dengan eter).
R – O – R + HX → R – OH + RX
(5) Eter mudah terbakar membentuk gas CO2 dan uap air.
1. Pembuatan Alkohol
d) Hidrolisis ester.
2. Pembuatan Eter
b) Eter dibuat dengan sintesis eter Williamson, yaitu reaksi antara alkil halida dengan suatu
alkoksida.
R – X + R – ONa → R – O – R + NaX
1. Alkohol
a. Metanol
b. Etanol
Sebagai pelarut organik, parfum, cat, pernis, dan antiseptik (pencuci mulut mengandung
alkohol 5% – 30%)
c. Glikol
Untuk zat anti beku pada radiator mobil (daerah bermusim dingin), bahan baku dalam
industri serat sintesis dan pelarut.
d. Gliserol
2. Eter
a. Eter
Sebagai pelarut senyawa organik, obat bius pada operasi, dan desinfektan (tetapi sekarang
tidak digunakan lagi sebagai obat bius).
b. MTBE (metil tersier butil eter) ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkan bilangan
oktan.
1. Aldehida
a) Nama IUPAC
Pemberian nama aldehid seperti pada alkana, hanya akhiran -a diganti dengan akhiran -al
(alkana menjadi alkanal) Penomoran dimulai dari gugus fungsi yaitu atom C yang
mengikat O
b) Nama trivial
Pemberian nama aldehida diturunkan dari nama lazim asam karboksilat induknya
dengan mengganti akhiran -at menjadi akhiran aldehida.
2. Keton
a) Nama IUPAC
Pemberian nama keton seperti pada alkana, hanya akhiran -a diganti dengan akhiran -on
(alkana menjadi alkanon)
b) Nama trivial
Pemberian nama keton diambilkan dari nama alkil-alkil sesuai urutan abjad diakhiri
dengan keton
1. Sifat aldehida
a. Sifat fisik
2. Aldehida suku rendah mempunyai bau yang menyengat, sedangkan aldehida suhu tinggi
mempunyai bau yang enak
3. Titik didih aldehid relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa nonpolar.
Kepolaran ikatan rangkap pada karbon–oksigen lebih besar daripada ikatan tunggal
pada karbon–oksigen, hal ini menyebabkan perbedaan muatan pada molekul sehingga
terjadinya dipol
4. Kelarutan aldehid, adanya kemampuan membentuk ikatan hidrogen, maka aldehid pada
suku rendah (formaldehid, asetaldehid) dapat larut besar daripada ikatan tunggal pada
karbon–oksigen.
b. Sifat Kimia
1. Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan asam karboksilat.
2. Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari
senyawa tembaga(I) oksida dan dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak
2. Sifat keton
a. Sifat fisik
1. Keton suku rendah pada suhu kamar berwujud cair tidak berwarna, berbau harum, dan
mudah larut dalam air. Suku yang lebih tinggi sukar larut dalam air, sedangkan keton
suku tinggi berwujud padat.
2. Titik didih keton relatif lebih tinggi daripada senyawa hidrokarbon dengan massa
molekul relatif yang hamper sama. Misal titik didih propana adalah -44,5 °C sedangkan titik
didih 2-propanon adalah 56,2 °C.
3. Keton pada sukurendah dapat laruta dalam air , sedangakan suku yang lebih tinggi
kurang larut dalam air.
b. Sifat Kimia
2. Keton tidak dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling dan Tollens, untuk membedakan
keton dengan aldehid.
1. Pembuatan aldehid
Pembuatan keton dengan oksidasi alkohol sekunder menggunakan katalis natrium bikromat
dan asam sulfat.
1. Aldehid
2. Keton
a. Aseton digunakan sebagai pelarut untuk lilin, plastik, sirlak, dan pelarut selulosa asetat
Seperti aldehid dan keton, asam karboksila dan ester, juga merupakan isomer, karena asam
karboksila dan ester memiliki rumus molekul yang sama yaitu CnH2nO2
1. Asam karboksilat
a. Nama IUPAC
Pemberian nama asam karboksilat seperti pada alkana hanya akhiran –a diganti “oat”dan
dengan menambahkan kata “asam” di depannya ( alkana menjadi alkanoat) Penomoran
dimulai dari atom C yang mengandung gugus fungsi.
b. Nama trivial
Pemberian nama asam karboksilat diturunkan diambil dari nama asal asam tersebut di alam
2. Ester
a. Nama IUPAC
Ester merupakan turunan dari asam karboksilat, hanya saja gugus H dari gugus -OH
digantikan dengan gugus alkil “R”. Jadi cara pemberian nama ester dengan mengganti asam
dengan alkil yang bersesuaian.
b. Nama Trivial
a. Sifat fisik
1. Wujud asam karboksilat , suku-suku rendah berupa zat cair, sedangkan suku-suku yang
lebih tinggi berupa zat padat.
2. Kelarutan asam karboksilat dalam suku rendah (C1- C4) mudah larut, semakin banyak
jumlah atom C kelarutan semakin berkurang.
3. Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya terdapat ikatan hidrogen.
b. Sifat Kimia
1. Kepolaran
Asam karboksilat mempunyai gugus hidroksil yang bersifat polar sehingga asam
karboksilat bersifat polar
2. Kereaktifan
Asam karboksilat merupakan asam lemah , seakin panjang rantai C semakin lemah
asamnya.
3. Dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air (Reaksi penyabunan)
Sabun
5. Dapat bereaksi dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air.
2. Sifat ester
a. Sifat fisik
1. Ester suku rendah berwujud cair yang berbau harum (beraroma buah-buahan), ester
bersuku tengah berwujud cair kental, ester bersuku tinggi berwujud padat
2. Ester memiliki titik didih dan titik beku yang lebih rendah dari titik didih dan titik beku
asam karboksilat asalnya, karena tidak memiliki ikatan Hidrogen
3. Ester bersuku rendah sedikit larut, sedangkan ester bersuku tinggi tidak larut dalam air
(minyak dan lemak)
b. Sifat Kimia
1. Ester bersifat netral, tidak bereaksi dengan logam natrium maupun PCl3.
3. Hidrolisis ester suku tinggi dengan NaOH atau KOH menghasilkan sabun dan gliserol
(reaksi penyabunan).
Secara industri asam metanoat dibuat dengan mereaksikan CO dan NaOH dengan reaksi
seperti berikut
b. pembuatan asam etanoat.
Asam etanoat dibuat di laboratorium yaitu oksidasi etanol dengan oksidator K2Cr2O7 atau
KMnO4.
2. Pembuatan Ester
Ester dibuat dengan reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol
1) Asam formiat digunakan dalam industri tekstil, penyamaan kulit, menggumpalkan getah
karet (lateks), parfum, obat-obatan
2) Asam asetat (cuka) digunakan untuk pembuatan selulosa asetat, vinil asetat, obat-obatan,
pewarna, insektisida, bahan kimia fotografi, dan pengawet makanan
b. Kegunaan ester
1) Sebagai esensce buatan, misalnya: apel (metil butirat), aroma pisang (amil asetat), dan
aroma nanas (etil butirat).
4) Beeswax, campuran ester seperti C25H51COO – C30H61, dan caurnauba wax digunakan
pada cat/pelapis mobil dan mebel
Alkil halida merupakan senyawa turunan alkana, dimana satu atau lebih atom H diganti atom
halogen −X (F, Cl, Br, atau I). Rumus umum RX (R = CnH2n+1) dan ( X= F, Cl, Br, I
b. Tata nama alkil halida
1. Tatanama IUPAC:
a) Rantai karbon terpanjang dengan cabang terbanyak yang mengandung atom halogen
sebagai rantai utama
b) Penomoran dari atom C yang mengikat atom halogen mempunyai nomor yang sekecil
mungkin.
c) Atom halogen diberi akhiran - o missal: bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), dan iodo (I).
Pemberian nama adalah nama atom halogen – nama cabang alkil -nama alkana
d) Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, maka nama dinyatakan dengan awalan
“di-”, “tri-”, “tetra-”, dan seterusnya. Misalnya, difluoro, trikloro, dan sebagainya.
e) Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen, maka prioritas penomoran dari atom yang
reaktif mulai dari F, Cl, Br, I. Namun, penulisan nama tetap urut sesuai abjad , yaitu dari
bromo (Br), kloro (Cl), fluoro (F), lalu iodo (I).
Pada haloalkana dengan a satu atom halogen, nama trivialnya adalah alkil halidaContoh
c. Sifat Haloalkana
1. Sifat Fisik
2) Titik didih dan titik leleh lebih tinggi dari alkana yang memiliki jumlah atom C yang
sama. Hal ini disebabkan adanya penggantian atom hidrogen oleh atom halogen yang
memiliki massa atom lebih besar daripada hidrogen.
3) Suku rendah berwujud gas, suku tengah berwujud cair, dan padat untuk suku yang lebih
tinggi
2. Sifat Kimia
R – X + MOH → R – OH + MX
3) Haloalkana bereaksi dengan logam natrium akan menghasilkan alkana. Reaksi ini disebut
Sintesis Wart
2 RX + 2 Na → R – R + 2 NaX
d. Pembuatan Haloalkan
1) Reaksi substitusi
Reaksi penggantian atom H dengan atom halogen dengan bantuan sinar ultraviolet (suv) atau
suhu tinggi:
2) Reaksi adisi
Reaksi adisi antara senyawa alkana dengan senyawa asam halide (HX) atau senyawa halogen
(X2). Lihat kembali aturan Markovnikov.
e. Kegunaan Haloalkana
2) Kloroform CCl4 untuk zat anestesi (obat bius), tetapi menyebabkan kerusakan hati ,
sehingga diganti halotan (2 bromo - 2 kloro 1,1,1 trifluoro etana).
4) Freon (kloro fluoro karbon CFC) untuk pendingin dan gas dorong pada aerosol, tetapi CFC
dapat merusak lapisan ozon.
5) Dikloro difenil trikloro etana (DDT) untuk insektisida, tetapi dapat mencemari lingkungan
karena tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
Latihan
1. Tulislah nama IUPAC dan nama trivial dari senyawa-senyawa turunan alkana berikut:
2. Suatu senyawa dengan rumus molekul C5H10O dengan sifat-sifat sebagai berikut:
c.