1 PB
1 PB
e-ISSN: 2714-6251
http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika
sakit senantiasa harus menyelenggarakan upaya Menurut Neufert (2000), syarat-syarat ruang tunggu
kesehatan pada setiap kegiatannya guna memelihara rumah sakit antara lain sebagai berikut:
dan meningkatkan kesehatan masyarakat, untuk 1. Meja sebagai tempat informasi, administrasi,
tujuan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dan kasir dengan ukuran panjang 180 cm dan
yang optimal. tinggi maksimal 120 cm untuk orang normal,
sedangkan tinggi maksimal untuk penyandang
Ruang Tunggu disabilitas adalah 86 cm.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pengertian ruang tunggu adalah ruang atau tempat
yang diperuntukan untuk menunggu atau ruang yang
disediakan khusus bagi pengunjung untuk menunggu.
Ruangan ini utamanya terdiri dari jajaran kursi yang
ditata rapi disesuaikan dengan kapasitas pengunjung.
Selain itu, ruang tunggu juga dilengkapi dengan
beberapa fasilitas pendukung dengan penataan yang Gambar 1. Standar ukuran meja counter
sedemikian rupa guna memberikan kenyamanan bagi (Sumber: Neufert P., 2019)
pengguna ruang tersebut. Ruang tunggu di rumah
sakit salah satunya ada di Instalasi Rawat Jalan. 2. Area antri yang harus disediakan dengan
Instalasi Rawat Jalan itu sendiri merupakan tempat kapasitas yang cukup di depan front desk
yang ditujukan untuk menyediakan jasa layanan sebagai tempat antri berdiri bagi pengunjung.
konsultasi, pemeriksaan, serta pengobatan bagi Namun saat ini sudah banyak rumah sakit yang
pasien yang dilakukan oleh dokter ahli dengan meminimalisir jumlah antrian berdiri karena
bidangnya masing-masing. mengingat sebagian besar pengunjung adalah
pasien dengan kondisi fisik yang lemah. Sebagai
penggantinya rumah sakit menyediakan nomor
Elemen Perencanaan Ruang Tunggu
antrian. Meskipun begitu ruang antri harus tetap
Beberapa elemen perencanaan ruang tunggu Instalasi
disediakan, hanya saja dengan dimensi yang
Rawat Jalan antara lain:
tidak terlalu luas.
1. Akses masuk berupa dua pintu yang lebar
sebagai akses keluar-masuknya pengunjung
yang terpisah
2. Meja depan (front desk) diletakkan di tempat
yang strategis dan ditata dengan baik untuk
mempermudah pengunjung Instalasi Rawat
Jalan menemukannya
3. Ruang/area duduk pengunjung diletakkan tidak
terlalu jauh dari pintu masuk dan front desk Gambar 2. Standar ukuran untuk antrian
(Sumber: Neufert P., 2019)
4. Penataan jalur sirkulasi bagi pengunjung/pasien
yang jelas untuk menuju ke front desk, lift, dan 3. Tempat penyimpanan barang. Agar terlihat rapi
fasilitas rawat jalan lainya. Apabila dan tidak berantakan, rumah sakit perlu
memungkinkan dibuat jalur pasien infeksi dan menyediakan area locker untuk menyimpan
pasien non-infeksi yang terpisah untuk data-data atau rekam medik pasien. Sebaiknya
mengurangi resiko penularan penyakit locker penyimpanan diletakkan berdekatan
5. Pada area sirkulasi pengunjung berpotensi untuk dengan petugas pendaftaran.
disediakan area penjualan yang dapat 4. Telepon umum merupakan alat komunikasi yang
disewakan kepada pihak ketiga. Penataan layout sangat penting dan harus disediakan rumah
area penjualan perlu diperhatikan agar strategis sakit yang diletakkan berdekatan dengan admin
dan tidak mengganggu sirkulasi pengunjung atau operator yang dekat dengan front desk.
rumah sakit 5. Papan informasi atau papan petunjuk arah yang
6. Adanya fungsi tambahan yang mendukung diletakkan di tempat strategis untuk
kegiatan pengunjung di ruang tunggu, yaitu memudahkan pengunjung mencari area Instalasi
toilet, tempat penitipan barang, operator Rawat Jalan yang dituju. Sebaiknya papan
telepon, telepon umum, serta meja perawat petunjuk arah diletakkan dekat dengan pintu
yang dapat dihubungkan dengan ruangan lain. masuk.
6. Perabot. Image ruang tunggu sebuah Instalasi
Syarat-syarat Ruang Tunggu Rumah Sakit Rawat Jalan pada rumah sakit dapat dibentuk
melalui pemilihan dan tata letak perabot 4. Pintu merupakan akses utama untuk keluar dan
berdasarkan fungsi ruangnya. masuk pengguna ruang. Untuk bangunan
dengan skala besar, seperti gedung perkantoran,
Standar Ukuran Peralatan Medis di Ruang Tunggu pusat perbelanjaan, atau rumah sakit, sebaiknya
Rumah Sakit memiliki dua pintu dengan bukaan lebar
sebagai akses untuk sirkulasi masuk dan keluar
1. Kursi roda pasien merupakan salah satu alat pengunjung secara terpisah untuk
bantu gerak yang dibutuhkan oleh pasien memperlancar sirkulasi pengunjung.
dengan kebutuhan khusus, misalnya mengalami
kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik
dikarenakan penyakit, cedera, maupun difabel.
Metode Wawancara
Metode kedua yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode wawancara. Wawancara merupakan
salah satu cara yang perlu untuk dilakukan dalam
Gambar 8. Elemen warna pada ruang sebuah penelitian dikarenakan dengan adanya tanya
(Sumber: Neufert P., 2019) jawab secara langsung dengan narasumber, peneliti
akan mendapat beberapa informasi penting. Menurut
Nazir (2003) wawancara adalah proses memperoleh
TINJAUAN LOKASI PENELITIAN keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka langsung antara
Rumah Sakit Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso pewawancara dengan responden.
Surakarta atau biasa disebut RSO, merupakan rumah
sakit yang khusus menangani permasalahan ortopedi HASIL DAN PEMBAHASAN
atau khusus tulang yang berlokasi di pinggir Kota
Surakarta. Total luas lahan rumah sakit ini adalah Kenyamanan Gerak
103.070 m2 dengan luas bangunan 41.169,50 m2. Berfokus pada ruang tunggu Gedung Rawat Jalan,
Penelitian ini berfokus pada ruang tunggu Gedung terdapat beberapa permasalahan terkait kapasitas
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. dan kenyamanan pengguna ruang. Berdasarkan hasil
R. Soeharso Surakarta (lihat Gambar 9 dan 10). observasi pada Tabel 1, dapat ditemukan beberapa
aspek yang tidak memenuhi standar. Ruang tunggu
RS. Ortopedi memiliki kursi tunggu dengan kualitas
baik dan sesuai dengan standar ukuran pada Neufert,
akan tetapi penataan kursi tunggu tersebut masih
belum tepat. Penataan kursi tunggu memiliki jarak
antara kursi depan dan belakang cukup sempit,
sehingga pengunjung kesulitan jika duduk di kursi
baris tengah ataupun belakang, terutama pasien
dengan keterbatasan fisik yang harus menggunakan
alat bantu gerak berupa kruk. Sedangkan pasien
dengan alat bantu gerak berupa kursi roda atau
kereta dorong cukup kesulitan mencari tempat untuk
menunggu dikarenakan keterbatasan ruang. Dampak
Gambar 9. Gedung Rawat Jalan RS. Orthopedi Surakarta dari kondisi ini adalah sirkulasi ruang tunggu menjadi
(Sumber: Dokumen penulis, 2019) terganggu karena berkurangnya lebar jalur.
Table 1. Hasil observasi kenyamanan gerak Table 2. Hasil wawancara kenyaman gerak
Objek Standar Data Lapangan Analisa Pertanyaan Jawaban
Data Ya Tidak
Kursi Jarak antara Jarak antar Apakah Anda merasa nyaman 9 11
Tunggu kursi depan kursi berada di ruang tunggu RS. orang orang
dengan depan Orthopedi Surakarta?
belakang dengan Apakah Anda cukup leluasa 7 13
minimal belakang bergerak di ruangan ini? orang orang
60cm. hanya 35 Apakah Anda merasa 12 8 orang
cm (tidak terganggu jika ada pasien lain orang
sesuai yang menghalangi jalur
dengan sirkulasi?
standar). Menurut Anda, apakah 12 8 orang
penataan kursi tunggu di ruang orang
ini sudah baik?
Menurut Anda, apakah fasilitas 17 3 orang
di ruang tunggu ini sudah orang
lengkap?
100%
Meja Standar Ukuran
Admi- ukuran tinggi meja 80%
nistra- tinggi meja administra 60%
si administrasi si 76 cm
disabilitas (sesuai 40%
86 cm. standar). 20%
0%
Iya Nyaman Bergerak sirkulasi penataan failitas
Lelusa terhalang baik lengkap
Tidak
Table 3. Hasil observasi kenyamanan visual Narasumber terdiri dari tujuh orang laki-laki dan
Ob Standar Data Analisa Data 13 orang perempuan dengan status lima orang adalah
jek Lapangan pasien, sedangkan lima belas orang adalah
Pen Ruang tunggu Ruang tunggu pengantar. Narasumber duduk di tiga sisi ruang
caha sisi Utara sisi Utara tunggu Gedung Rawat Jalan, yakni 10 orang di sisi
ya hanya Selatan, 6 orang di sisi Utara, dan 4 orang di sisi Barat.
an memiliki Berdasarkan Tabel 4 hasil wawancara, didapati bahwa
pencahayaan
sebagian besar pengunjung di sisi Selatan merasa
Ruang tunggu dari lampu
LED pada
cukup nyaman berada di ruang tunggu RS. Ortopedi,
sisi Selatan
papan sedangkan hampir semua pengunjung di sisi Utara
informasi merasa sangat tidak nyaman berada di sana dengan
(tidak sesuai aktivitas menunggu dalam jangka waktu yang cukup
Ruang tunggu
standar). lama.
sisi Barat Ruang tunggu 100%
sisi Selatan
80%
dan Barat
cukup terang 60%
karena 40%
mendapatkan 20%
pencahayaan
0%
alami (Sesuai
standar).
Din- Ornamen Dinding
ding yang menarik mayoritas Iya Tidak
diberikan polos dan
pada dinding tidak banyak Gambar 12. Grafik prosentase hasil wawancara pengunjung
tertentu agar ornamen. terkait kenyamanan visual.
tidak terlihat Pada sisi (Sumber: Analisa penulis, 2019)
monoton dan Barat, dinding
menjadi point dilapisi Berdasarkan hasil analisa wawancara kepada 20
of interest. wallpaper 3D orang pengunjung didapati bahwa 100% orang
art sehingga merasa jenuh berada di dalam ruang tunggu. Hampir
menarik.
semua pengunjung menjawab karena banyaknya
War Warna terang Ruang tunggu antrian, sehingga pengunjung harus menunggu dalam
na memberikan didominasi waktu yang sangat lama dengan kondisi fisik yang
efek luas pada warna putih. tidak sehat. Meskipun ruang tunggu sudah dilengkapi
ruang. Beberapa sisi dengan televisi, namun fasilitas tersebut tidak
dinding diberi
mengurangi rasa bosan pengunjung dikarenakan
warna cerah,
biru muda tayangan yang ditampilkan monoton dan hanya
dan hijau diulang-ulang saja.
muda.
KESIMPULAN
Table 4. Hasil wawancara kenyaman visual
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk
Apakah Anda merasa jenuh/bosan 20 - menunjang terciptanya rasa nyaman pada ruang
berada di ruangan ini? orang tunggu adalah tata penataan furnitur terutama kursi
Menurut Anda, apakah 15 5 orang tunggu, pemilihan warna, dan tata pencahayaan.
pencahayaan di ruangan ini sudah orang Semakin baik pemenuhan faktor-faktor tersebut,
cukup terang? maka semakin baik pula tingkat kenyamanan yang
Apakah Anda merasa terbantu - 20 dirasakan pengguna ruang. Selain itu perhitungan
dengan adanya televisi sebagai orang kapasitas pengguna ruang juga penting guna
pengalih kejenuhan?
menghindari terjadinya kekurangan fasilitas dan
Apakah Anda merasa nyaman 18 2 orang
meningkatnya kepadatan ruang.
dengan adanya jendela kaca orang
dengan pemandangan di luar? Komponen pembentuk kenyamanan visual dan
Apakah Anda merasa 7 13 gerak tubuh belum sepenuhnya terakomodasi di
sumpek/pengap berada di ruangan orang orang dalam ruang tunggu Gedung Rawat Jalan RS.
ini? Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Beberapa
DAFTAR PUSTAKA