The Temporal Content of Perceptual Experience
The Temporal Content of Perceptual Experience
content of
perceptual
experience
konten temporal dari pengalaman perseptual
Table of contents
The empirical present:
01
Historical Remark
02
the experience of
temporal intervals
03
04
The construction Timing and
of temporality
agency
01
Historical
Remarks
(Catatan Sejarah)
Historical Remarks
(Catatan Sejarah)
Studi konten temporal mengalami Pengalaman perseptual bermula dari Konten temporal presepsi dalam
masa kejayaan pada 1800-an, dan adanya eksperimental. Psikologi penelitian yang dilakukan ini
mencapai masa percobaan ketika eksperimental di Jerman 1800-an dianalogikan dengan adanya visual
masa William James (1890) dan memakai paradigma psikologi yakni atau konten spasial persepsi.
memiliki sifat presepsi temporal
Edmund Husserl (1966).
(berkaitan dengan waktu)
Analogi pertama secara eksplisit diungkapkan oleh Thomas Reid dalam esainya
berjudul Essays on the Intellectual Powers of Man (1785), Reid mengungkapkan
adanya “Memori”. Pada eksplorasi Reid ini menghasilkan dua jalan alternatif.
Pertama Kedua
Ada batas ketajaman visual manusia Bidang visual yang luas, tetapi
sehingga kefokusan kepada benda besar maksimal itu sebatas apa
dapat mengaburkan benda lainnya. yang dapat dilihat oleh mata.
(Kelanjutan)
❏ Ernst Mach; eksperimen awal miliknya yang dijadikan dasar Reid (1785). Yakni
terkait penyelidikan akurasi subjek yang menghasilkan ketukan durasi pendek
atau panjang
❏ Exner (1879) menggunakan alat yang jika digunakan menghasilkan percikan api
pada interval spasial dan temporal
❏ Sebabnya persepsi terbatas pada snapshot (potret) sementara dari apa yang
dilihat manusia kala itu juga.
❏ Adapun perdebatan terkait persepsi ini puncaknya terjadi pada E. Robert Kelly
dan Hodgson. Kelly; pengalaman persepsi tidak terbatas pada tanda titik tetapi
mencakup interval temporal yang dapat ditangkap oleh kesadaran. Hodgson;
mengembangkan teori kesadaran waktu, kemudian dikembangkan oleh Husserl.
Kedua asumsi ini – isi dari status perseptual bersifat sementara, dan
waktu itu adalah representasinya sendiri – dapatkan dukungan dari
fakta bahwa pada umumnya skala waktu yang mereka pegang dengan
jelas dalam semua kasus kecuali patologis, dan tidak ada alasan yang
sangat jelas untuk berpikir bahwa mereka tidak akan terus bertahan
sebagai skala waktu berkurang
Rick Grush mencoba menghasilkan beberapa pertimbangan yang
menempatkan kedua asumsi cermin model yang dipertanyakan
melihat titiknya berada di A, dan lalu B, pada demikian mereka perceive p
akhirnya di C. apparent motion merupakan
to have preceded Q
suatu contoh ketika titik berkedip di A, lalu
100ms kemudian di C, subjek melihatnya
seperti titiknya bergerak dari A ke C,
pergerakan ini terlihat seperti melewati lokasi
B sebelum pergerakannya berhenti di C
Paradox yang
muncul
tapi terdapat paradox disini, sampai subjek melihat kilatan kedua di C, subjek
tidak akan tahu kalau ada kilatan kedua, atau mengarah ke C. jadi untuk subjek
dapat melihat pergerakan dari A melalui B ke C harus melihat bahwa itu berada di
B sebelum berada di C. tapi kita mengetahui bahwa subjek harus telah melihat
kilatannya pada saat berada di C sebelum melihat di B, meskipun melihat kilatan
pada saat di C adalah suatu prasyarat untuk melihatnya di B. apa yang jelas kita
ketahui adalah bahwa subjek akan melaporkan bahwa ia melihat pergerakannya
dari A ke B ke C.
Apparent Motion
● Kita dapat sepakat bahwa suatu pergerakan, dalam lokasi
tertentu seperti titik B, bukan merupakan suatu stimulus tapi
lebih kearah disediakan oleh sistem persepsi itu sendiri. Dan
kita dapat sepakat sistem persepsi tidak bisa mengetahui
bahwa itu harus menyuplai pergerakan, atau pergerakan di B,
setelah sudah jelas kilatan berhenti di C. terdapat beberapa
cara untuk menjelaskan paradox ini, cara pertama adalah
dimana sistem persepsi dapat melihat lebih depan daripada
waktu untuk melihat kilatan
C pada t = 3, jadi saat t = 2, maka itu adalah B
cara ini disebut sebagai presience model
Cara kedua adalah bahwa persepsi itu merupakan suatu delay
yang disengaja secara terus menerus, katakanlah 100ms. Dalam
pandangan ini, ketika sistem persepsi mengumpulkan informasi,
mereka menunda membuat persepsi interpretasi selama 100ms.
Alasannya adalah keakuratan dari persepsi dapat tercapai
ketika salah satu memiliki informasi yang lebih untuk terus
berlanjut, dan informasi tentang apa yang terjadi setelahnya
dari suatu proses yang akan membantu mengetahui tentang apa
yang terjadi dalam tahap awal. Ketika informasi telah
dilihat/dirasakan dalam suatu interpretasi sebelum kejadian itu
tetapi mereka diambil pada saat lebih dari 100 atau x ms
setelah kejadiannya, mereka tidak memproduksi ilusi tersebut,
model ini dinamakan smoothing model.
● Cara ketiga adalah t = 2 dimana keadaan persepsi menyatakan
tidak ada di B, tapi kemudian hal ini disalahingatkan bahwa
terdapat suatu persepsi di titik B saat t=2
Cara keempat adalah trajectory estimatium model, poin penting dalam model
ini model lintasan estimasi itu adalah sewaktu-waktu t itu sendiri
memproduksi sebagai representasi dari estimasi terhadap kejadian yang telah
di persepsi melalui interval (t-l, t+k) untuk beberapa lag kecil l dan beberapa
kecil mencapai k. terdapat alasan bahwa l dan k keduanya sekitar 100ms,
membuat estimasi intervalnya menjadi 200ms. Estimasi yang dihasilkan pada t
memperhitungkan semua input sensorik yang dikumpulkan hingga dan
termasuk t, dan menggunakan data tersebut untuk mengestimasi secara
terbaik dari proses, tidak hanya sampai ke t, tapi prediksi bagaimana proses
akan terus berlanjut.
KOMPARASI
trajectory
Misestimation
estimation
model
trajectory estimation
model tidak hanya
Salah perkiraan dari
berlaku dalam eksternal
subjek tentang tindakan
persepti tapi juga
dia sendiri
berlaku dalam internal
persepsi
Kesimpulan
● Konten temporal persepsi, termasuk intropeksi adalah topik yang menarik bagi filsuf,
psikolog, dan ilmuwan saraf. Hal ini berguna untuk studi lebih lanjut mengenai
mentalitas manusia.
● Mekanisme sistem perseptual dan intropektif dalam menetapkan konten temporal
akan membentuk dasar laporan subjektif dan hal itu memiliki kontribusi positif pada
topik ini.
● Laporan subjektif temporalitas membentuk premis dalam argumen filosofis tentang
metafisik waktu (McTaggert 1908; Butterfield 1984).
Thanks!