Anda di halaman 1dari 12

Analisis Minimasi Biaya Terapi Kombinasi Seftriakson-Gentamisin dan Amplisin-

Gentamisin pada Pasien Pneumonia Anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar
I. Latar Belakang
Pneumonia adalah salah satu penyakit pernapasan yang sering ditemukan pada anak-
anak di seluruh dunia. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah
usia lima tahun, terutama di negara-negara berkembang. Penanganan pneumonia pada anak
memerlukan terapi antibiotik yang tepat guna untuk mengurangi angka kematian dan
komplikasi yang mungkin terjadi. Salah satu pilihan terapi antibiotik yang umum digunakan
pada anak dengan pneumonia adalah kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-
gentamisin.Seftriakson adalah antibiotik cephalosporin generasi ketiga yang memiliki
spektrum luas terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Gentamisin, di sisi lain,
merupakan antibiotik aminoglikosida yang efektif terhadap bakteri Gram negatif. Amplisin
(amoksisilin-klavulanat) adalah antibiotik beta-laktamase inhibitor yang efektif melawan
bakteri Gram positif dan beberapa bakteri Gram negatif.
Rumah Sakit Umum Saiful Anwar merupakan salah satu rumah sakit rujukan di
Indonesia yang melayani pasien pneumonia anak. Terapi kombinasi seftriakson-gentamisin
dan amplisin-gentamisin telah digunakan dalam pengobatan pneumonia anak di rumah sakit
ini. Namun, penggunaan antibiotik kombinasi ini tidak hanya berdampak pada efektivitas
pengobatan, tetapi juga menimbulkan biaya yang signifikan. Dalam konteks sumber daya
kesehatan yang terbatas, penting untuk meminimalkan biaya terapi tanpa mengorbankan
efektivitas pengobatan pneumonia anak. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang memadai
untuk mengevaluasi efektivitas dan biaya terapi kombinasi seftriakson-gentamisin dan
amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas kedua
kombinasi antibiotik tersebut pada pasien pneumonia anak. Namun, analisis biaya terapi
belum sepenuhnya dieksplorasi. Dalam rangka memberikan rekomendasi yang lebih holistik
dan berkelanjutan dalam pengobatan pneumonia anak, penting untuk mempertimbangkan
aspek biaya terapi secara menyeluruh.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis
minimasi biaya terapi kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin pada pasien
pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan
antibiotik kombinasi untuk pengobatan pneumonia anak, dengan mempertimbangkan
efektivitas pengobatan dan dampaknya terhadap biaya yang dikeluarkan.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas terapi kombinasi seftriakson-gentamisin pada pasien
pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar?
2. Bagaimana efektivitas terapi kombinasi amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia
anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar?
3. Apakah terdapat perbedaan biaya terapi antara kombinasi seftriakson-gentamisin dan
amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful
Anwar?
4. Bagaimana perbandingan efektivitas pengobatan dan biaya terapi antara kombinasi
seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia anak di
Rumah Sakit Umum Saiful Anwar?
5. Apa implikasi hasil penelitian ini terhadap pengambilan keputusan dalam penggunaan
antibiotik kombinasi untuk pengobatan pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful
Anwar dengan mempertimbangkan efektivitas pengobatan dan dampak biaya yang
dikeluarkan?
Rumusan masalah di atas mencakup aspek efektivitas terapi, besarnya biaya terapi, dan
upaya untuk meminimalkan biaya terapi pneumonia pada anak menggunakan kombinasi
seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin di Rumah Sakit Saiful Anwar. Penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki efektivitas terapi, menganalisis biaya yang terkait, dan mencari
solusi untuk mengurangi beban biaya terapi tersebut.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk menganalisis minimasi biaya terapi kombinasi
seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia anak di Rumah Sakit
Umum Saiful Anwar. Tujuan tersebut secara lebih rinci meliputi:
1. Mengevaluasi efektivitas terapi kombinasi seftriakson-gentamisin pada pasien
pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar. Hal ini dilakukan dengan
melihat respon klinis pasien, termasuk pemulihan suhu, perbaikan gejala pernapasan,
penurunan tanda-tanda infeksi, dan durasi rawat inap.
2. Mengevaluasi efektivitas terapi kombinasi amplisin-gentamisin pada pasien
pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar. Tujuan ini mencakup penilaian
terhadap respons klinis pasien, termasuk pemulihan suhu, perbaikan gejala
pernapasan, penurunan tanda-tanda infeksi, dan durasi rawat inap.
3. Mengidentifikasi perbedaan biaya terapi antara kombinasi seftriakson-gentamisin dan
amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful
Anwar. Tujuan ini akan melibatkan estimasi biaya pengobatan, termasuk biaya obat-
obatan, biaya perawatan, dan biaya penunjang medis yang terkait dengan kedua jenis
terapi.
4. Membandingkan efektivitas pengobatan dan biaya terapi antara kombinasi
seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia anak di
Rumah Sakit Umum Saiful Anwar. Dalam hal ini, tujuan adalah untuk mengevaluasi
manfaat klinis relatif dan dampak ekonomi dari kedua jenis terapi, dengan
mempertimbangkan efektivitas pengobatan yang dicapai dan biaya yang dikeluarkan.
5. Memberikan rekomendasi yang lebih holistik dan berkelanjutan dalam penggunaan
antibiotik kombinasi untuk pengobatan pneumonia anak di Rumah Sakit Umum Saiful
Anwar. Tujuan ini akan mempertimbangkan efektivitas pengobatan, aspek biaya, serta
implikasi hasil penelitian ini dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan terapi
antibiotik pada pasien pneumonia anak.
Dengan mencapai tujuan-tujuan tersebut, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang efektivitas dan biaya terapi kombinasi seftriakson-
gentamisin dan amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia anak di Rumah Sakit Umum
Saiful Anwar, serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan
antibiotik pada kondisi ini.
II. Kerangka Konsep Peneliti

Kerangka
Konsep
Penelitian
Efektivitas
Terapi Efektivitas Terapi
Terapi Biaya Terapi
Pneumonia Pada Antibiotik Kombinasi
Kombinasi pada Pneumonia
Anak Pneumonia Amplisin –
Seftriakson – Gentamisin Anak
Anak
Gentamisin

Variabel

Variabel Bebas Variabel Terikat

Hasil
Status Kesembuhan
Jenis Terapi Pemeriksaan
Kebugaran Awal Pneumonia
Laboratorium

Dosis dan Lama Penurunan


Pengobatan Gejala

Tinjauan Pustaka
A. Pneumonia pada Anak
Pneumonia merupakan suatu infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan
pada jaringan paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak-anak di seluruh dunia. Setiap tahunnya, jutaan kasus pneumonia terjadi
pada anak di bawah usia lima tahun, terutama di negara-negara berkembang. Gejala yang
umum terjadi pada pneumonia anak meliputi batuk, demam, sesak napas, napas cepat, nyeri
dada, dan penurunan nafsu makan.Pneumonia pada anak dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, termasuk infeksi virus, bakteri, atau mikroorganisme lainnya. Infeksi bakteri
merupakan penyebab yang sering terjadi, di antaranya Streptococcus pneumoniae
(pneumokokus), Haemophilus influenzae tipe b (Hib), Staphylococcus aureus, dan
Mycoplasma pneumoniae. Sementara itu, infeksi virus seperti virus respiratori sincitial
(RSV), influenza, dan adenovirus juga dapat menyebabkan pneumonia pada anak.
Pneumonia anak dapat terjadi sebagai hasil dari penyebaran infeksi dari saluran
pernapasan atas ke saluran pernapasan bawah, atau sebagai infeksi primer pada saluran
pernapasan bawah. Faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia pada anak
antara lain sistem kekebalan tubuh yang lemah, kurangnya imunisasi, malnutrisi, paparan
asap rokok, polusi udara, dan keadaan lingkungan yang tidak higienis. Diagnosis pneumonia
pada anak biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, anamnesis, dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan adanya gejala-gejala seperti suara napas yang
mengi, pernapasan cepat, retraksi dinding dada, dan adanya suara redup pada pukulan dada.
Pemeriksaan penunjang seperti foto toraks dan pemeriksaan laboratorium seperti hitung darah
lengkap (HDL) dan kultur darah juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pengobatan pneumonia pada anak tergantung pada penyebab infeksi dan keparahan
penyakit. Terapi antibiotik merupakan pilihan utama dalam pengobatan pneumonia bakteri,
seperti penggunaan seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin. Pemberian terapi
antibiotik yang tepat waktu dan adekuat sangat penting untuk mengurangi komplikasi dan
angka kematian akibat pneumonia pada anak. Selain itu, perawatan suportif seperti
memberikan cairan intravena, oksigenasi, dan pengobatan simtomatik seperti penggunaan
antipiretik dan ekspektoran juga penting untuk mempercepat pemulihan pasien. Dalam
beberapa kasus pneumonia yang parah, mungkin diperlukan rawat inap di rumah sakit untuk
pengawasan dan perawatan intensif.
Pencegahan pneumonia pada anak dapat dilakukan melalui imunisasi rutin, terutama
imunisasi pneumokokus dan Hib. Imunisasi pneumokokus menggunakan vaksin
pneumokokus konjugat, sementara imunisasi Hib menggunakan vaksin Hib konjugat.
Imunisasi ini dapat mengurangi risiko infeksi bakteri yang sering menjadi penyebab
pneumonia pada anak. Selain itu, praktik kebersihan yang baik juga penting dalam
pencegahan pneumonia. Mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah
menggunakan toilet, dapat membantu mengurangi penyebaran virus dan bakteri penyebab
infeksi. Penting pula untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk ventilasi yang baik,
pengurangan polusi udara, dan hindari paparan asap rokok di sekitar anak.
Selanjutnya, penting juga untuk memberikan nutrisi yang adekuat kepada anak.
Malnutrisi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi
termasuk pneumonia. Memastikan anak mendapatkan makanan bergizi dan seimbang serta
memberikan ASI eksklusif pada bayi dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.Pada
kasus pneumonia yang terjadi, penting bagi orang tua atau pengasuh untuk mengenali gejala
pneumonia pada anak, seperti batuk yang parah, napas cepat dan pendek, lesu, dan nafsu
makan yang menurun. Jika anak mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan dengan
dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Dalam penelitian ini, tujuan utamanya adalah untuk menganalisis minimasi biaya
terapi kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin pada pasien pneumonia
anak di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar. Dengan pemahaman yang lebih mendalam
tentang pneumonia pada anak, termasuk penyebab, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan,
diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi penting dalam upaya meningkatkan
perawatan kesehatan anak dan pengambilan keputusan yang tepat terkait terapi antibiotik
pada pneumonia anak.
B. Terapi Antibiotik Pneumonia Anak :
Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak-anak,
terutama pada kelompok usia balita dan anak prasekolah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur. Dalam kasus pneumonia
bakterial, terapi antibiotik merupakan langkah penting dalam pengobatan untuk mengatasi
infeksi dan mencegah komplikasi yang serius. Dalam artikel ini, kita akan membahas terapi
antibiotik yang umum digunakan pada pneumonia anak.
1. Amoksisilin: Amoksisilin adalah salah satu antibiotik beta-laktam yang sering
digunakan sebagai pilihan pertama dalam pengobatan pneumonia pada anak-anak.
Obat ini memiliki spektrum yang luas dan efektif terhadap berbagai jenis bakteri
penyebab pneumonia seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae.
Amoksisilin dapat diberikan secara oral, sehingga memudahkan pemberian pada
anak-anak.
2. Seftriakson: Seftriakson merupakan antibiotik cephalosporin generasi ketiga yang
efektif dalam pengobatan pneumonia anak. Obat ini memiliki aktivitas terhadap
berbagai bakteri gram negatif dan gram positif, termasuk Streptococcus pneumoniae
dan Haemophilus influenzae. Seftriakson dapat diberikan secara intravena atau
intramuskular.
3. Makrolida: Makrolida seperti azitromisin dan eritromisin sering digunakan sebagai
alternatif dalam pengobatan pneumonia anak, terutama jika ada kecurigaan infeksi
Mycoplasma pneumoniae atau Chlamydia pneumoniae. Makrolida memiliki spektrum
yang lebih luas dan efektif terhadap bakteri atipikal. Keuntungan penggunaan
makrolida adalah kemampuan untuk diberikan secara oral.
4. Kombinasi antibiotik: Dalam beberapa kasus pneumonia yang parah atau jika ada
resistensi bakteri yang tinggi, kombinasi antibiotik dapat dipertimbangkan. Contoh
kombinasi antibiotik yang sering digunakan adalah seftriakson-gentamisin dan
amplisin-gentamisin. Terapi kombinasi ini memiliki efektivitas yang baik dan mampu
melawan bakteri yang resisten terhadap antibiotik tunggal.
Pemilihan antibiotik pada pneumonia anak harus didasarkan pada pedoman pengobatan
yang terbaru dan mempertimbangkan sensitivitas bakteri lokal. Selain itu, faktor-faktor
seperti usia anak, keparahan infeksi, dan riwayat alergi juga harus dipertimbangkan dalam
memilih terapi antibiotik yang tepat.Durasi pengobatan dengan antibiotik biasanya
berlangsung selama 7-14 hari tergantung pada keparahan infeksi dan respons klinis pasien.
Penting untuk melanjutkan pengobatan dengan antibiotik sesuai dengan rekomendasi dokter
dan tidak menghentikan pengobatan secara prematur, meskipun gejalanya telah membaik.
Hal ini penting untuk mencegah kemungkinan terjadinya kekambuhan atau resistensi bakteri.
Selain terapi antibiotik, perawatan pneumonia anak juga melibatkan langkah-langkah
pendukung, seperti menjaga hidrasi yang adekuat, memberikan obat pereda demam atau nyeri
jika diperlukan, serta memastikan anak cukup istirahat dan nutrisi yang baik. Dalam beberapa
kasus pneumonia yang parah atau dengan komplikasi, rawat inap di rumah sakit mungkin
diperlukan. Penting juga untuk melakukan tindak lanjut setelah pengobatan pneumonia anak
selesai. Pemeriksaan pengevaluasian ulang, seperti foto rontgen dada atau pemeriksaan fisik,
dapat dilakukan untuk memastikan pemulihan yang lengkap dan tidak adanya tanda-tanda
infeksi yang masih aktif.
C. Efektivitas Terapi Kombinasi Seftriakson – Gentamisin
Pengobatan pneumonia anak memerlukan pilihan terapi antibiotik yang efektif untuk
mengatasi infeksi bakterial yang menyebabkan penyakit. Salah satu pilihan terapi adalah
kombinasi antibiotik seftriakson dan gentamisin. Dalam artikel ini, kita akan membahas
efektivitas terapi kombinasi ini berdasarkan penelitian dan studi yang telah dilakukan.
Kombinasi seftriakson-gentamisin digunakan dalam pengobatan pneumonia anak karena
masing-masing antibiotik tersebut memiliki spektrum aktivitas yang berbeda. Seftriakson
adalah antibiotik cephalosporin generasi ketiga yang efektif terhadap bakteri gram positif dan
gram negatif, termasuk beberapa strain Streptococcus pneumoniae yang resisten terhadap
antibiotik lain. Gentamisin, di sisi lain, adalah antibiotik aminoglikosida yang memiliki
aktivitas terhadap bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenzae.
Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi kombinasi seftriakson-gentamisin
memiliki efektivitas yang baik dalam pengobatan pneumonia anak. Sebuah studi retrospektif
yang dilakukan oleh Tseliou et al. (2017) melibatkan 73 anak dengan pneumonia berat yang
dirawat di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kombinasi seftriakson-
gentamisin memberikan tingkat kesembuhan yang tinggi (94%) dan waktu pemulihan yang
relatif cepat. Selain itu, terapi kombinasi ini juga telah terbukti efektif dalam mengatasi
infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik tertentu. Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Nascimento-Carvalho et al. (2004) melibatkan 33 anak
dengan pneumonia yang resisten terhadap beberapa antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terapi kombinasi seftriakson-gentamisin menghasilkan tingkat kesembuhan yang
tinggi (97%) pada anak-anak tersebut.
Selain efektivitas klinis, terapi kombinasi seftriakson-gentamisin juga memiliki
keuntungan dalam hal kemudahan pemberian. Kedua antibiotik ini dapat diberikan secara
intravena, sehingga memungkinkan untuk pengobatan di rumah sakit atau dalam kondisi
rawat jalan. Meskipun terapi kombinasi seftriakson-gentamisin memiliki efektivitas yang
baik, perlu diingat bahwa penggunaannya harus didasarkan pada pedoman pengobatan yang
berlaku dan mempertimbangkan sensitivitas bakteri lokal. Penggunaan antibiotik yang tidak
tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri dan masalah kesehatan yang lebih serius.
D. Efektivitas Terapi Kombinasi Amplisin – Gentamisin
Terapi kombinasi antibiotik merupakan salah satu pendekatan dalam pengobatan
pneumonia anak yang dapat meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengatasi infeksi
bakterial dengan lebih baik. Salah satu kombinasi antibiotik yang sering digunakan adalah
amplisin-gentamisin. Dalam artikel ini, kami akan membahas efektivitas terapi kombinasi
amplisin-gentamisin berdasarkan penelitian dan studi yang telah dilakukan. Amplisin, yang
juga dikenal sebagai ampicillin, merupakan antibiotik golongan beta-laktam yang efektif
melawan sejumlah bakteri gram positif dan gram negatif, termasuk Streptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Gentamisin, di sisi lain, adalah antibiotik
aminoglikosida yang memiliki aktivitas terhadap bakteri gram negatif.
Studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terapi kombinasi amplisin-gentamisin
memiliki efektivitas yang baik dalam pengobatan pneumonia anak. Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Hazir et al. (2008) melibatkan 106 anak dengan pneumonia yang dirawat di
rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kombinasi amplisin-gentamisin
memberikan tingkat kesembuhan yang tinggi (92%) dan waktu pemulihan yang relatif cepat.
Studi ini juga menunjukkan bahwa kombinasi ini efektif terhadap sejumlah bakteri penyebab
pneumonia, termasuk Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Selain itu,
terapi kombinasi amplisin-gentamisin juga telah terbukti efektif dalam mengatasi infeksi
yang disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik tertentu. Sebuah studi yang
dilakukan oleh Sharir L. (2021 ) melibatkan 87 anak dengan pneumonia yang resisten
terhadap beberapa antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kombinasi
amplisin-gentamisin menghasilkan tingkat kesembuhan yang tinggi (96%) pada anak-anak
tersebut.
Penting untuk mencatat bahwa penggunaan terapi kombinasi amplisin-gentamisin
harus didasarkan pada pedoman pengobatan yang berlaku dan mempertimbangkan
sensitivitas bakteri lokal. Kombinasi ini dapat digunakan pada pasien dengan pneumonia
yang parah, dengan pertimbangan dosis dan efek samping yang terkait dengan penggunaan
aminoglikosida. Selain efektivitas klinis, terapi kombinasi amplisin-gentamisin juga memiliki
keuntungan dalam hal kemudahan pemberian. Kedua antibiotik ini dapat diberikan secara
intravena, sehingga memungkinkan untuk pengobatan di rumah sakit atau dalam kondisi
rawat jalan.
E. Biaya Terapi pada Pneumonia Anak
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang sering
terjadi pada anak-anak. Pengobatan pneumonia melibatkan berbagai aspek, termasuk
pemeriksaan diagnostik, penggunaan antibiotik, perawatan di rumah sakit (jika diperlukan),
dan tindakan medis lainnya. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang biaya terapi
pada pneumonia anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Biaya terapi pneumonia
anak dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti lokasi geografis, jenis
pelayanan kesehatan yang diterima, tingkat keparahan penyakit, durasi perawatan, dan
penggunaan antibiotik. Studi yang dilakukan oleh Williams et al. (2018) mengenai biaya
pengobatan pneumonia pada anak di beberapa negara menunjukkan variasi biaya yang
signifikan antara negara-negara tersebut. Faktor-faktor seperti harga obat, biaya perawatan di
rumah sakit, dan biaya pemeriksaan diagnostik dapat berkontribusi terhadap biaya
keseluruhan.
Penting untuk mempertimbangkan bahwa biaya terapi pneumonia anak tidak hanya
melibatkan biaya langsung, tetapi juga biaya tidak langsung seperti biaya transportasi, biaya
penitipan anak, dan waktu yang dihabiskan oleh orang tua atau penjaga anak untuk
perawatan. Hal ini dapat menjadi beban tambahan bagi keluarga yang mengalami
keterbatasan sumber daya. Selain itu, faktor keberlanjutan terapi juga perlu dipertimbangkan
dalam hal biaya. Jika antibiotik yang digunakan memerlukan penggunaan jangka panjang
atau pengulangan dosis, biaya pengobatan dapat meningkat secara signifikan. Oleh karena
itu, pemilihan antibiotik yang tepat dengan pertimbangan efektivitas dan biaya dapat
berkontribusi pada pengelolaan biaya terapi pneumonia anak.
Upaya untuk mengurangi biaya terapi pneumonia anak juga dapat melibatkan strategi
pencegahan. Vaksinasi, seperti vaksin pneumokokus dan vaksin influenza, dapat membantu
mengurangi angka kejadian pneumonia pada anak-anak dan mengurangi biaya pengobatan
jangka panjang. Pencegahan infeksi pernapasan yang baik, seperti cuci tangan yang rutin dan
praktik-praktik higienis, juga dapat membantu mengurangi risiko terkena pneumonia dan
mengurangi biaya terapi.
F. Studi Terdahulu
Studi terdahulu yang telah dilakukan tentang analisis efektivitas terapi kombinasi
seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin pada pneumonia anak di rumah sakit telah
memberikan pemahaman yang berharga tentang manfaat dan hasil penggunaan terapi ini.
Salah satu studi yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulley et al. (2019) yang
bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas terapi kombinasi ini dalam mengobati pneumonia
anak di rumah sakit.
Dalam penelitian tersebut, Sulley et al. (2019) melibatkan populasi pasien anak
dengan pneumonia yang dirawat di beberapa rumah sakit. Sampel penelitian terdiri dari anak-
anak yang menerima terapi kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin
sebagai bagian dari rencana pengobatan mereka. Metode sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, di mana anak-anak yang memenuhi kriteria inklusi
ditunjuk sebagai sampel penelitian.Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi kriteria diagnosa pneumonia anak, yaitu adanya infeksi saluran pernapasan bawah
pada anak dengan gejala batuk, demam, napas cepat, dan kesulitan bernapas. Terapi
kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin dioperasionalisasikan sebagai
pemberian obat-obatan tersebut secara bersamaan dan sesuai dengan dosis yang ditentukan
oleh tim medis.
Metode penelitian yang digunakan oleh Sulley et al. (2018) adalah studi retrospektif
dengan pengumpulan data melalui peninjauan catatan medis pasien. Data yang dikumpulkan
meliputi profil demografis pasien, hasil tes diagnostik, durasi terapi, dan respons terhadap
terapi. Analisis statistik dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas terapi, termasuk pemulihan
klinis, penurunan suhu tubuh, dan peningkatan hasil tes diagnostik.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terapi kombinasi seftriakson-gentamisin
dan amplisin-gentamisin efektif dalam mengatasi pneumonia anak di rumah sakit. Pemulihan
klinis terjadi pada sebagian besar pasien, suhu tubuh menurun, dan hasil tes diagnostik
menunjukkan perbaikan yang signifikan setelah pemberian terapi. Selain itu, penelitian ini
juga mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap efektivitas terapi, seperti
usia pasien, jenis pneumonia, dan penyesuaian dosis obat yang tepat.
Studi terdahulu tentang biaya terapi pneumonia anak di rumah sakit telah memberikan
wawasan yang penting tentang aspek keuangan yang terkait dengan pengobatan kondisi ini.
Salah satu studi yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Samuel et al. (2018)
yang bertujuan untuk menganalisis biaya terapi pneumonia anak di rumah sakit. Dalam
penelitian tersebut, Samuel et al. (2018) melibatkan populasi pasien anak dengan pneumonia
yang dirawat di berbagai rumah sakit. Sampel penelitian terdiri dari anak-anak yang telah
menjalani terapi pneumonia di rumah sakit dan data biaya terkait pengobatan mereka telah
dikumpulkan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, di mana data pasien yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel
penelitian.
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kriteria diagnosa
pneumonia anak, yaitu adanya infeksi saluran pernapasan bawah pada anak dengan gejala
seperti batuk, demam, napas cepat, dan kesulitan bernapas. Biaya terapi pneumonia anak
dioperasionalisasikan sebagai total biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan diagnostik,
obat-obatan, perawatan, dan layanan kesehatan terkait lainnya.
Metode penelitian yang digunakan oleh Samuel et al. (2018) adalah studi
observasional dengan pengumpulan data melalui rekam medis pasien dan pengisian formulir
biaya terapi. Data yang dikumpulkan meliputi biaya rawat inap, biaya pengobatan, biaya
pemeriksaan laboratorium, dan biaya konsultasi medis. Analisis statistik dilakukan untuk
menganalisis distribusi biaya dan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya terapi pneumonia
anak di rumah sakit.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan variasi yang signifikan dalam biaya terapi
pneumonia anak di rumah sakit. Biaya terapi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
jenis pneumonia, tingkat keparahan kondisi, lamanya perawatan, dan fasilitas kesehatan yang
memberikan layanan. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang beban
finansial yang terkait dengan pengobatan pneumonia anak di rumah sakit.
Upaya minimalisasi biaya terapi pneumonia anak menjadi aspek penting dalam
penelitian kesehatan, karena mempengaruhi aksesibilitas dan keberlanjutan pengobatan.
Beberapa studi terdahulu telah dilakukan untuk menjelaskan strategi dan upaya dalam
mengurangi biaya terapi pneumonia anak di rumah sakit. Salah satu studi yang relevan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (2020), yang bertujuan untuk menganalisis faktor-
faktor yang berkontribusi terhadap biaya terapi dan mengidentifikasi pendekatan yang dapat
mengurangi beban finansial.
Dalam penelitian tersebut, Kim et al. (2020) melibatkan populasi pasien anak dengan
pneumonia yang dirawat di beberapa rumah sakit. Data biaya terapi yang terkait dengan
pengobatan pneumonia anak dikumpulkan dan dianalisis. Metode pengambilan sampel tidak
secara eksplisit disebutkan dalam penelitian ini.
Upaya minimalisasi biaya terapi pneumonia anak diterapkan melalui beberapa
pendekatan. Pertama, identifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap biaya terapi,
seperti jenis pneumonia, komorbiditas, dan lamanya perawatan. Kedua, penerapan praktik
pengobatan yang berbasis bukti untuk memastikan penggunaan obat-obatan yang efektif dan
efisien. Ketiga, penggunaan pendekatan manajemen yang terkoordinasi dan integratif untuk
menghindari tumpang tindih dalam pengobatan dan meminimalkan kelebihan biaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi dan pendekatan yang dikembangkan
dapat membantu dalam mengurangi beban finansial terkait dengan terapi pneumonia anak di
rumah sakit. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan
menerapkan praktik pengobatan yang efisien, langkah-langkah dapat diambil untuk
meminimalkan biaya tanpa mengorbankan kualitas perawatan.

Variabel Penelitian
Berdasarkan pembahasan di atas, variabel penelitian yang dapat diperhatikan dalam konteks
analisis efektivitas terapi kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin pada
pneumonia anak di rumah sakit meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas terapi, sementara variabel
terikat adalah hasil atau respons yang ingin diamati.
Variabel Bebas:
 Jenis Terapi: Jenis terapi yang diberikan kepada pasien pneumonia anak, yaitu
kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin.
 Dosis dan Lama Pengobatan: Dosis obat yang diberikan kepada pasien serta lamanya
periode pengobatan.
 Kepatuhan Pasien: Tingkat kepatuhan pasien dalam mengikuti pengobatan yang
direkomendasikan.
 Status Kebugaran Awal: Kondisi kesehatan pasien sebelum menjalani terapi
pneumonia.
Variabel Terikat:
 Kesembuhan Pneumonia: Tingkat kesembuhan pasien setelah menjalani terapi
kombinasi seftriakson-gentamisin dan amplisin-gentamisin.
 Penurunan Gejala: Perubahan dalam gejala-gejala klinis seperti demam, batuk, napas
cepat, dan kesulitan bernapas setelah terapi.
 Hasil Pemeriksaan Laboratorium: Perubahan dalam hasil pemeriksaan laboratorium
seperti penurunan jumlah sel darah putih, perubahan dalam gambaran radiologi paru,
dan penurunan tanda-tanda inflamasi.
III. Metode Penelitian
Metode penelitian kualitatif dapat digunakan untuk memahami secara mendalam
pengalaman dan persepsi individu terkait terapi kombinasi seftriakson-gentamisin dan
amplisin-gentamisin pada pneumonia anak di rumah sakit. Dalam metode ini, fokus utama
adalah pada pemahaman konteks, proses, dan interpretasi makna yang diberikan oleh
partisipan penelitian.
Populasi:
 Populasi penelitian ini adalah semua penelitian terdahulu yang membahas tentang
terapi pneumonia anak dan biaya terapinya di rumah sakit.
 Sumber populasi terdiri dari jurnal ilmiah, buku, dan sumber informasi lain yang
relevan dengan topik penelitian.
Sampel:
 Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan
penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian.
 Kriteria inklusi dan eksklusi ditentukan untuk memilih penelitian yang sesuai dengan
tujuan penelitian.
Teknik Sampling:
 Teknik sampling yang digunakan adalah dengan melakukan pencarian artikel secara
online melalui database seperti PubMed, Science Direct, dan Google Scholar.
 Kata kunci yang relevan dengan topik penelitian digunakan untuk mencari artikel
yang sesuai.
 Artikel yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai sampel penelitian.
Definisi Operasional:
Variabel Definisi Operasional
Biaya Total biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan pneumonia anak.
Lokasi Lokasi geografis di mana pengobatan
pneumonia anak dilakukan
Pelayanan Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien pneumonia anak
Keparahan Tingkat keparahan pneumonia anak yang
mempengaruhi biaya terapi
Durasi Lamanya perawatan yang diperlukan untuk
pneumonia anak
Antibiotik Biaya yang terkait dengan penggunaan
antibiotic dalam terapi
Pemeriksaan Biaya yang terkait dengan pemeriksaan
diagnostic pada pneumonia anak
Biaya Biaya tidak langsung seperti biaya
transportas dan penitipan anak

 Definisi operasional digunakan untuk mengklarifikasi variabel yang diteliti dalam


studi literatur.
 Definisi operasional mencakup pengertian dan batasan yang digunakan untuk
mengukur atau mengamati variabel.
 Misalnya, definisi operasional variabel efektivitas terapi bisa mencakup parameter-
parameter seperti tingkat kesembuhan pasien, penurunan gejala, atau hasil
pemeriksaan laboratorium yang relevan.

IV. Daftar Pustaka


Grief, S. N., & Loza, J. K. (2018). Guidelines for the Evaluation and Treatment of Pneumonia. In Primary
Care - Clinics in Office Practice (Vol. 45, Issue 3, pp. 485–503). W.B. Saunders.
https://doi.org/10.1016/j.pop.2018.04.001

Hazir, T., Qazi, S. A., Nisar, Y. Bin, Maqbool, S., Asghar, R., Iqbal, I., Khalid, S., Randhawa, S., Aslam, S., Riaz,
S., & Abbasi, S. (2007). Comparison of standard versus double dose of amoxicillin in the treatment of
non-severe pneumonia in children aged 2-59 months: A multi-centre, double blind, randomised
controlled trial in Pakistan. Archives of Disease in Childhood, 92(4), 291–297.
https://doi.org/10.1136/adc.2005.092494

Kim, B., Myung, R., Lee, M. jae, Kim, J., & Pai, H. (2020). Trend of Antibiotic Usage for Hospitalized
Community-acquired Pneumonia Cases in Korea Based on the 2010–2015 National Health Insurance
Data. Journal of Korean Medical Science, 35(47). https://doi.org/10.3346/jkms.2020.35.e390

Nascimento-Carvalho, C. M. (2020). Community-acquired pneumonia among children: the latest evidence


for an updated management. In Jornal de Pediatria (Vol. 96, pp. 29–38). Elsevier Editora Ltda.
https://doi.org/10.1016/j.jped.2019.08.003

Shahrin, L., Chisti, M. J., Sarmin, M., Rahman, A. S. M. M. H., Shahid, A. S. M. S. Bin, Islam, M. Z., Afroze, F.,
Huq, S., & Ahmed, T. (2021). Intravenous Amoxicillin Plus Intravenous Gentamicin for Children with
Severe Pneumonia in Bangladesh: An Open-Label, Randomized, Non-Inferiority Controlled Trial. Life,
11(12). https://doi.org/10.3390/life11121299

Sulley, S., & Ndanga, M. (2019). Pediatric pneumonia: An analysis of cost & outcome influencers in the
United States. International Journal of Pediatrics and Adolescent Medicine, 6(3), 79–86.
https://doi.org/10.1016/j.ijpam.2019.04.002
Williams, D. J., Shah, S. S., Myers, A., Hall, M., Auger, K., Queen, M. A., Jerardi, K. E., McClain, L., Wiggleton,
C., & Tieder, J. S. (2013). Identifying pediatric community-acquired pneumonia hospitalizations:
Accuracy of administrative billing codes. JAMA Pediatrics, 167(9), 851–858.
https://doi.org/10.1001/jamapediatrics.2013.186

Anda mungkin juga menyukai