T2 Mkwu408
T2 Mkwu408
DISUSUN OLEH :
NAMA: MARSINTA SELMA DANIATI
NIM: 044061971
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan bagi kami
untuk menyelesaikan makalah “E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19” ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan Allah SWT saya mungkin tidak akan sanggup Menyusun makalah
ini dengan baik dan selesai dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
tercurahkan kepada Baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas Bahasa Indonesia dari dosen pengampu mata
kuliah. Selain itu, makalah ini disusun untuk menambah wawasan saya sebagai penulis juga
kepada para pembaca untuk lebih mengetahui mengenai pengertian, tujuan, dan manfaat dari
adanya sistem pembelajaran e-learning pada masa pandemic Covid-19.
Saya selaku penulis, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku Dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Tidak lupa pada pihak-pihak lain yang mendukung
penulisan makalah ini, saya ucapkan terima kasih.
Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Agar ke depannya saya bisa menulis
makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya saya sendiri sebagai penulis.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 yang merebak ke seluruh dunia, sedikit banyak mengubah tatanan hidup
dalam banyak hal. Salah satu bidang yang terkena dampak dari Covid-19 ini adalah bidang
pendidikan. Baik pendidikan formal dan informal, semuanya terdampak dan sulit untuk
dilakukan secara tatap muka karena adanya pandemi Covid-19. Dalam hal ini, tentu
diperlukan pembelajaran dalam sistem lain, yaitu sistem pembelajaran daring atau e-
learning.Yang memungkinkan pelajar tetap mendapatkan hak mereka untuk memperoleh
pengajaran dari tenaga pendidik.
Untuk menghadapi situasi pandemi seperti ini, institusi pendidikan tentu dituntut untuk
memberikan inovasi pembelajaran yang efektif dan efisien. Adanya sistem pembelajaran
daring atau e-learning diharapkan menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan akan
pembelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk perguruan tinggi.
Dalam era digital seperti saat ini, sistem pembelajaran secara daring atau e-learning sangat
mungkin untuk dilakukan dengan adanya berbagai website penunjang yang dapat diakses
kapanpun dan di manapun. Sayangnya tidak semua institusi pendidikan paham betul
mengenai inovasi ini. Kebanyakan dari mereka masih belum mampu menyesuaikan sistem
pembelajaran secara daring atau e-learning ini, karena kendala sarana dan prasarana.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa itu e-learning, tujuan, manfaat adanya e-
learning selama masa pandemi, kendala yang dihadapi hingga strategi belajar untuk
menghadapi sistem pembelajaran e-learning sebagai upaya untuk tetap dapat belajar di masa
pandemi.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan mengenai implementasi
e-learning dalam bidang pendidikan terutama di masa pandemi seperti saat ini.
Karena e-learning merupakan inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan di masa
pandemi. Sehingga pemahaman dan penerapan e-learning dapat menimbulkan
dampak baik kepada pelajar di semua jenjang pendidikan, termasuk perguruan tinggi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN E-LEARNING
3
contoh bentuk standar yang muncul seperti satandar yang dikeluarkan oleh Airlane
Industry CBT Committee (AICC), standar IEE LOM, ARIDNE, dan standar IMS.
Tahun 1999 dinyatakan sebagai tahun lahirnya aplikasi e-learning berbasis website.
Perkembangan Learning Management System menjadi aplikasi e-learning berbasis
website merupakan perkembangan secara total, yang mengubah sistem pembelajaran
dan administrasi mengajar, belajar. Learning Management System mulai
dikombinasikan dengan majalah, surat kabar, situs-situs informasi lainnya.
Konten dari e-learning juga semakin kaya, dengan gabungan multimedia seperti video
streaming dan penampilan interaktif yang hadir dalam berbagai pilihan format data
yang berukuran kecil dan lebih standar. E-learning memungkinkan fleksibilitas dan
efektivitas dalam proses pembelajaran. Maka itu, e-learning dikatakan sebagai system
pembelajaran masa depan yang akan terus berkembang dari masa ke masa.
Adanya e-learning ini bukan tanpa tujuan. Dalam menghadapi era digital seperti
sekarang ini, teknologi merupaka salah satu media pendukung sebagai sarana untuk
menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang memudahkan siswa
untuk belajar dan meningkatkan kegiatan pembelajaran. Bates dalam
Hartoyo(2012:116)mengemukakan bahwa tujuan diterapkannya pendekatan e-
learning sebagai berikut :
a) Meningkatkan akses terhadap kesempatan belajar (increase access to learning
opportunity) dan fleksibilitas siswa dalam belajar. Dalam hal ini, e-learning
mampu meningkatkan kesempatan belajar dan flesibilitas siswa dalam belajar
melalui berbagai sarana dan metode pembelajaran yang digunakan.
b) Meningkatkan kualitas pembelajaran (enhance general quality).
c) Mengembangkan keterampilan dan kompetensi (develop skills and
competencies) yang diperlukan siswa serta memberikan bekal kecakapan
digital yang diperlukan dalam bidang ilmu, profesi, atau karir mereka.
d) Mengakomodasi beragamnya gaya atau cara belajar (to meet the learning
styles/needs).
e) Meningkatkan efektivitas dana (cost effectiveness), terutama pada tataran
Pendidikan menengah.
E-learning sebagai salah satu inovasi dalam dunia pendidikan terutama di masa
pandemic sekarang ini tentu memiliki manfaat yang dapat dirasakan, antara lain :
1. MENGHEMAT BIAYA
Metode pembelajaran melalui e-learning dinilai sangat efektif dan efisien karena
dapat dilakukan hanya dengan mengakses internet kapan pun dan di mana pun.
Dari segi biaya, e-learning hanya memerlukan internet sebagai syarat untuk akses.
Tidak seperti pembelajaran di era tatap muka yang mengharuskan untuk datang ke
tempat belajar yang mungkin memerlukan biaya lebih, seperti biaya transportasi,
4
biaya makan, membeli buku, dan lain sebagainya. E-learning hanya
membutuhkan gadget yang mumpuni dan biaya internet untuk dapat melakukan
proses pembelajaran.
2. WAKTU BELAJAR FLEKSIBEL DAN DAPAT DIATUR SENDIRI
Dalam proses pembelajaran secara konvensional, datang ke tempat belajar untuk
mendapatkan pembelajaran secara tatap muka dan ditentukan oleh waktu adalah
hal yang biasa.
Namun e-learning tidak mengharuskan hal-hal tersebut, ketika ingin mendapatkan
pembelajaran. Waktu untuk belajar menggunakan metode e-learning dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja, dengan kata lain lebih fleksibel ketimbang
proses pembelajaran secara konvensional. E-learning juga memungkinkan pelajar
untuk dapat mengatur jadwal dan jam belajar sendiri yang dirasa lebih efektif dan
efisien.
3. MEDIA PEMBELAJARAN LEBIH VARIATIF
Dalam proses pembelajaran e-learning, mentor dapat memberikan materi dalam
berbagai bentuk seperti, PDF, audio, video, teks, hingga game atau simulasi
interaktif.
Penyampaian materi akan lebih maksimal karena dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Misalnya jika membutuhkan tutorial excel, dapat dicontohkan lewat
video. Dengan beragamnya media pembelajaran, tentu murid tidak akan merasa
jenuh, materi dapat dipahami dengan lebih mudah karena teknologi membuat
materi lebih interaktif, riil dan visualnya lebih menarik.
4. OTOMATISASI PROSES ADMINISTRASI
Manfaat e-learning berikutnya adalah otomatisasi proses administrasi, artinya
seluruh proses yang tadinya dikerjakan secara manual, sekarang dapat dilakukan
oleh sistem. Mulai dari membagikan modul, mengumpulkan tugas, memberikan
nilai, hingga mengadakan ujian.
5. MENAMBAH KONEKSI
E-learning memiliki jangkauan yang sangat luas, yang dapat memungkinkan kita
untuk menemui banyak orang dari berbagai daerah, bahkan berbagai negara di
dunia. E-learning yang berbasis internet dan melalui situs website dapat diakses
secara mendunia.
Maka, dengan adanya hal ini tentu dapat menambah koneksi atau jaringan dengan
berkenalan dengan sesama peserta didik lintas daerah dan lintas negara.
5
2. INTERAKTIVITAS YANG TIDAK STABIL
Inetraktivitas Interaktivitas antara pendidik dan peserta didik yang bisa sangat
tinngi, tapi bisa juga sangat rendah. Sebab kehadiran secara virtual dapat membuat
peserta didik cenderung menggampangkan proses pembelajaran dan kemudian
bersikap pasif.
3. KURANGNYA SDM YANG MEMILIKI PENGETAHUAN DAN
KETERAMPILAN DALAM MENGAKSES INTERNET.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi membawa perubahan yang
sangat besar kepada manusia dan berbagai institusi. Salah satunya adalah institusi
pendidikan. Dalam hal ini, tidak semua orang mengerti dan dapat memaksimalkan
penggunaan teknologi internet. Dalam hal ini dapat dicontohkan, mahasiswa yang
bingung dalam mengerjakan tugas yang mengharuskan untuk membuat video
edukasi, tidak menguasai Microsoft Excel, dan lain-lain.
4. TERDAPAT KECENDERUNGAN UNTUK MENDORONG
PERKEMBANGAN ASPEK KOMERSIAL DAN BISNIS, DAN
MENGABAIKAN ASPEK SOCIAL DAN AKADEMIK
Dalam hal ini dapat dicontohkan sebagai peserta didik yang memilih
menggunakan jasa joki untuk mengerjakan tugas mereka daripada
mengerjakannya sendiri. Hal ini tentu mengabaikan aspek sosial seperti
kejujuran..
5. HASIL BELAJAR TERGANTUNG DARI MAHASISWA YANG MENGIKUTI
Motivasi untuk belajar setiap orang tentu berbeda-beda. Dalam proses
pembelajaran daring atau e-learning tentu memiliki jadwal pula, dan memiliki
berbagai media pembelajaran tersendiri. Karena pembelajaran tidak dilakukan
secara tatap muka, mungkin akan menimbulkan perasaan jenuh pada diri
mahasiswa. Dalam hal ini apabila mahasiswa memiliki motivasi tinggi maka akan
mendapatkan hasil yang baik. Dan sebaliknya bila tidak memiliki motivasi maka
akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan.
Dalam situasi pandemi seperti saat ini, kegiatan belajar secara tatap muka
(konvensional) tentu tidak dapat dilakukan seperti biasanya mengingat adanya aturan
PPKM (Pembatasan Kegiatan Sosial Masyarakat) yang diterapkan oleh pemerintah
untuk meminimalisir penularan Covid-19. Oleh sebab itu, diperlukan metode belajar
dalam bentuk lain untuk menyiasati kendala dalam proses mengajar belajar. Berikut
ini adalah beberapa metode belajar menurut para pakar yang dapat diterapkan di masa
pandemic seperti saat ini :
1. Project Based Learning. Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil
implikasi dari Surat Edaran Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini
memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa
berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama. Menurut Mendikbud,
metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan
membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan
inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona
6
kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini, tentunya
juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
2. Daring Method. Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode
daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir
dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengatasi
permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung. Metode ini rupanya bisa
membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik.
Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar
rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Metode
daring ini sangat cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada kawasan zona
merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran
yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah
masing-masing dalam keadaan aman.
3. Luring Method. Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di
luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka
dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini
sangat pas untuk pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan
protokol ketat new normal. Dalam metode ini, siswa akan diajar secara bergiliran
(shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model
pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pandemi ini. Metode ini dirancang
untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan kepada
siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang
kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.
4. Home Visit Method. Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu
opsi pada metode pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan
belajar mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan
home visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu. Dilansir dari Kumparan, metode ini
disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan Fullday Daarul Qur’an, Dr. Mahfud Fauzi,
M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan untuk
mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan demikian, materi yang
akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan dengan baik. Karena materi pelajaran
dan keberadaan tugas yang diberikan bisa terlaksana dengan baik.
5. Integrated Curriculum. Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X
DPR RI Prof. Zainuddin Maliki. Dikutip dari JPNN.com, mantan Rektor Universitas
Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan bahwa pembelajaran akan lebih efektif
bila merujuk pada project base. Yang mana, setiap kelas akan diberikan projek yang
relevan dengan mata pelajaran terkait. Metode pembelajaran yang satu ini tidak hanya
melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan metode pembelajaran
lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang melakukan kerjasama
dalam mengerjakan proyek, guru lain juga diberi kesempatan untuk mengadakan team
teaching dengan guru pada mata pelajaran lainnya. Integrated curriculum bisa
diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena metode ini
akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini
dinilai sangat aman bagi pelajar.
6. Blended Learning. Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua
pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus
tatap muka melalui video conference. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan
pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.
Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa
7
metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk
meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.
Mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran
tersebut mungkin bisa anda jadikan opsi untuk para peserta didik anda. Dengan adanya
metode-metode tersebut, diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan dengan baik
dan berjalan lancar
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan bab sebelumnya adalah proses
pembelajaran di masa pandemi saat ini memang mengalami banyak kendala
mengingat adanya aturan PPKM dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Meskipun proses mengajar belajar mengalami banyak kendala, metode e-learning
adalah salah satu solusi yang sangat efektif dan efisien untuk diterapkan dalam
kegiatan mengajar belajar di masa pandemi.
Selain memiliki banyak manfaat, belajar menggunakan metode e-learning ini juga
memiliki beragam kekurangan. Salah satu kendala yang utama di sini adalah
kendala dalam akses internet. Selain itu, gaya belajar untuk setiap invidu tentu
berbeda-beda, tidak selalu dapat menyesuaikan metode e-learning. Maka dari itu
diperlukan berbagai strategi belajar di masa pandemi untuk membantu baik siswa
maupun mahasiswa agar tetap dapat memperoleh pengajaran yang efektif dan
efisien di masa pandemi seperti saat ini.
B. SARAN
Dalam belajar menggunakan metode e-learning seperti saat ini, saran saya untuk
dapat memaksimalkan diri untuk menghadapi pembelajaran menggunakan metode
e-learning ini, yatu :
1. Perlunya sosialisasi mengenai e-learning kepada guru, siswa, dosen maupun
mahasiswa mengenai sistem pembelajaran ini, dan bagaimana cara penerapan
metode e-learning, sarana apa saja yang dibutuhkan agar proses mengajar
belajar secara daring ini dapat membuahkan hasil yang maksimal. Misalnya
jika melalui website maka perlu adanya pengaturan halaman website yang
lebih tertata rapi agar mudah dipahami. Bila perlu, dibuat video tutorial
mengenai cara akses, dan fitur apa saja yang ada pada website yang sekiranya
dapat membantu proses mengajar belajar.
2. Pembelajaran secara daring ini tentu memerlukan akses internet yang cepat
dan gadget yang memadai, sementara dalam prakteknya tidak semua siswa
maupun mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah yang memiliki akses
internet cepat. Maka dalam proses pengumpulan tugas, diperlukan waktu yang
cukup lama karena kendala tersebut. Sebaiknya, dalam waktu pengumpulan
tugas diberi waktu yang lebih fleksibel dan jangka waktu yang lebih lama agar
siswa maupun mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah susah sinyal dapat
menyesuaikan diri.
3. Dalam memberikan materi pembelajaran, sebaiknya dibuat se-variatif
mungkin agar mahasiswa tertarik dan tidak merasa jenuh dalam belajar.
Mengingat pembelajaran secara daring ini memerlukan effort yang lebih
karena mahasiswa dituntut harus aktif belajar mandiri di rumah.
9
Saya tentu menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan, pemilihan kata, dan lain sebagainya. Untuk itu saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya. Apabila terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian makalah ini saya
buat, semoga dapat bermanfaat. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
mendukung pembuatan makalah ini.
10
DAFTAR RUJUKAN
11