Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN 1

• Sejarah Farmakologi
 Periode kuno (sebelum tahun 1700) ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat
yang dapat dibaca pada Materia Medika. Catatan tertua dijumpai pada pengobatan Cina dan
Mesir.
 Periode modern dimulai pada abad 18-19 yaitu mulai dilakukan penelitian eksperimental
tentang perkembangan obat, tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan.
• TOKOH PENTING BIDANG FARMAKOLOGI
• Periode kuno >> Claudius Galen (129–200 A.D.) adalah orang pertama yg mengenalkan
bahwa teori dan pengalaman empirik berkontribusi seimbang dalam penggunaan obat.
Theophrastus von Hohenheim (1493–1541 A.D.) atau Paracelsus menyatakan: All things are
poison, nothing is without poison; the dose alone causes a thing not to be poison.” Johann
Jakob Wepfer (1620–1695) menekankan bahwa the first to verify by animal experimentation
assertions about pharmacological or toxicological actions.
• Periode modern >> Rudolf Buchheim (1820–1879) mendirikan the first institute of
Pharmacology di University of Dorpat (Tartu, Estonia). Oswald Schmiedeberg (1838–1921),
bersama seorang internist, Bernhard Naunyn (1839–1925), menerbitkan jurnal Farmakologi
pertama. John J. Abel (1857–1938) “The Father of American Pharmacology”, merupakan
orang Amerika pertama yang berlatih di Schmiedeberg‘s laboratorydan merupakan pendiri
dari the Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics yang telah dipublikasikan
dari tahun 1909 sampai sekarang.
• TOKOH PENTING BIDANG FARMAKOLOGI
• Rudolf Buchheim (1820-1879) yang merupakan pendiri fakultas farmasi pertama di dunia.
Fakultas tersebut didirikan di Universitas Dorpat, Tartu, Estonia.
• Oswald Schmeideberg (1838-1921), salah satu dari penulis jurnal farmakologi pertama di
dunia
• Bernhard Naunyn (1839-1925), yang bersama Oswald menulis jurnal farmakologi pertama di
dunia
• John J. Abel (1857-1938), bapak farmasi Amerika Serikat, pendiri The Journal of
Pharmacology and Experimental Therapeutics, yang sampai sekarang masih digunakan
sebagai acuan di dunia farmakologi.
• RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI
• FARMAKOGNOSI
• Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat
digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.
• FARMAKOTERAPI
• Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk penyembuhan suatu penyakit.
• Penggunaan serta kedudukan obat dalam tatalaksana terapi suatu penyakit.
• Farmakoterapi juga mempelajari mengenai berbagai penyakit, mulai definisi penyakit,
prevalensi, patofisiologi, etiologi, diagnosis, tanda dan gejala, faktor resiko, penanganan
non-farmakologi, penanganan farmakologi, hingga interaksi obat.
• TOKSIKOLOGI
• Ilmu yang mempelajari keracunan-keracunan yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
kimia terutama yang disebabkan karena pemberian obat.
• Mempelajari penyebab-penyebab keracunan, cara pengobatannya, serta tindakan-
tindakan yang diambil untuk mencegah keracunan.
• Dalam kehidupan moderen sekarang, banyak dipakai insektisida, pestisida, zat
pengawet makanan yang mungkin dapat menyebabkan keracunan
• FARMASETIKA
• Ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat meliputi pengumpulan,
pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan; seni peracikan obat;
serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan
sebagai obat; serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan
obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.
• FARMAKOKINETIK
• Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari penyerapan (absorbsi) obat, penyebaran
(distribusi) obat, mekanisme kerja (metabolisme) obat, dan pengeluaran (ekskresi) obat.
• Dengan kata lain, Farmakokinetik adalah mempelajari pengaruh tubuh terhadap suatu
obat.
• FARMAKODINAMIK
• Farmakodinamik adalah bagian dari ilmu farmakologi yang mempelajari efek biokimia dan
fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.
• Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui
interaksi obat dalam sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons
yang terjadi.
• Farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu
sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun biokimia terhadap berbagai organ
tubuh, serta mekanisme kerja obat-obatan di dalam tubuh manusia. Farmakodinamik juga
sering disebut dengan aksi atau efek obat.
PERTEMUAN 2

a. Fase farmakokinetik:
1) Absorbsi obat
Liberasi obat tgt pada : sifat fisikokimia obat, bentuk sediaan, tempat absorpsi
Syarat absorpsi : obat hrs terdispersi scr molekular di tempat absorpsi , banyaknya
pembuluh drh & kec. Aliran darah.
Mekanisme absorpsi : transport obat lintas membran
Membran sel
• Merupakan barier antara unit morfologi dan fungsi.
• Berperan untuk uptake materi cair dan padatan , pengeluaran sisa metabolisme, permeasi
dan mekanisme transport

Transport lintas yaitu Difusi PasifLewat aqua hanel (pori) Transport aktif ,Difusi terfasilitasi,

Pinositosis
2) Distribusi obat
• Jika obat sudah mencapai aliran darah
• Biasanya mencapai 1 atau lebih barier biologi utk mencapai tempat kerjanya
• Barrier (pembatas) : dinding kapiler & membran sel jaringan
• Dari dinding kapiler ke ruang intertitial jar tubuh ke membran sel sel jaringan . Utk obat yg
bekerja intaseluler dpt masuk ke dlm sel
• Faktor-faktor lain yg berpengaruh : sifat fisikokimia obat, perfusi jar, keadaan fisiologi &
patologi, interaksi obat
Terjadi dua fase yaitu:

• Fase 1 : ke organ2 yg perfusinya baik: jantung, hati, ginjal, otak

• Fase 2 : ke organ yg perfusinya sedikit : otot kulit lemak, rangka

Distiribusi obat ke otak

• Sawar darah otak adalah st barrier yg tdd membran sel endotel & lap. Membran sel-sel glia
perikapiler

• Lap. Membran astrosit mrpkn lipid bilayer dpt dilewati obat non ionik yg larut dlm lemak &
larut dlm air asal ukurannya kecil

• Distribusi dibatasi oleh aliran darah otak & kelarutannya dlm lemak

• Lewat sawar uri

• Beberapa pemakaian obat oleh ibu yg berpengaruh buruk terhadap janin

1. Ibu yang adiksi terhadap morfin/heroi with drawal symptompemisah darah ibu & darah
janin

2. Pemakaian transquilizer

3. X ray , radioaktif defek organ

4.virus rubella malformasi

5. Dietilstilbestrol peningkatan insiden vaginal carcinoma, abortus

3) Metabolisme obat (biotransformasi)


4) Ekskresi obat
PERTEMUAN 3
a. Fase farmakodinamik
Farmakodinamik Ilmu yang mempelajari efek yang terjadi pada manusia/respon yg terjadi
terhadap pemberian obat (obat mempengaruhi organisme).
• ex : parasetamol → analgetik/ antipiretik
• Efek obat timbul karena interaksi antara molekul obat dengan reseptor pada sel organisme.
• Kerja obat  Perubahan kondisi yang mengakibatkan timbulnya efek
(respon)
• Efek obat  Perubahan fungsi, struktur atau proses sebagai akibat kerja obat
• Efek : Efek Utama dan Efek Samping

Faktor penentu efek obat


 Derajat aktivitas pada sistem yang sudah ada sebelumnya Contoh : jika respon maksimal
sudah tercapai, misal oleh substansi endogen, maka penambahan obat tidak lagi memberikan
efek
 Penyakit yang diderita Contoh : Glikosida jantung akan meningkatkan kekuatan
kontraksi otot jantung pada penderita gagal jantung, tapi tidak atau kurang berefek pada orang
sehat
– Obat antikolinesterase akan meningkatkan kekuatan otot
pada penderita miastenia gravis, tapi tidak pada orang sehat
Level Aksi Obat
• ingkatan utama aksi obat dari yang sederhana
menuju yang komplek :
¾ molekuler,
¾ subseluler,
¾ sel,
¾ organ atau jaringan,
¾ organisme utuh, dan
¾ interaksi antar organisme
Mekanisme aksi obat ?
=Cara bagaimana obat bekerja sehingga menimbulkan efek
¾ Mekanisme aksi obat:
¾ Non-Spesifik Æ Aksi yang tidak diperantarai interaksi obat
dengan target obat spesifik (reseptor) Æ Berdasarkan sifat
kimia-fisika sederhana
¾ Spesifik Æ Aksi yang diperantarai interaksi obat dengan
target obat spesifik (reseptor) Æ Target obat spesifik : reseptor, enzim, molekul pembawa,
kanal ion
Contoh aksi obat berdasarkan sifat fisika
Massa fisik
Laktulosa dan biji psyllium akan mengadsorpsi air jika diberikan secara peroral Æmengembangkan
volumenya Æ memacu peristaltik dan purgasi
Osmosis
¾ Manitol Æ diuresis osmosis
¾ Magnesium sulfat Æ menyerap cairan sekitarnya Æ purgative osmosis
Adsorpsi
¾ Kaolin dan karbon aktif Æ pengobatan diare, antidotum pada keracunan
Rasa
¾ Gentian (senyawa pahit) Æ memacu aliran asam klorida ke lambung Æ menambah nafsu makan
• Radioaktivitas / radio-opasitas
¾ Senyawa 131I pada pengobatan hipertiroidisme Pengendapan protein
¾ Fenol Æ denaturasi protein mikroorganisme Æ desinfektan
Barier fisik
¾ Sukralfat (kompleks Al2OH3 dg sukrosa sulfat) Æ melapisi membran mukosa
lambung Æ melindungi lambung dari serangan pepsin-asam
Surfaktan
¾ Sabun Æ pembersih kulit, antiseptik dan desinfektan
Contoh aksi obat berdasarkan sifat kimia
• Aktivitas asam dan basa
¾ Antasida (AlOH2) Æ aktivitas basa Æ menetralisasi kelebihan asam lambung Æ
pengobatan ulser lambung
• Pembentukan khelat
¾ EDTA (etilen diamin tetra asetat) dan dimerkaprol Æ membentuk komplek kelat
dengan logam-logam seperti timbal atau tembaga Æ logam tersebut dapat dikeluarkan
dari tubuh Æ toksisitas berkurang.
Aktivitas oksidasi - reduksi
¾ kalium permanganat (konsentrasi rendah) Æaktivitas oksidasi morfin, strychnin, akotinin
dan pikrotoksin Æ toksisitas berkurang
¾ Vitamin C Æ reduktor
Mekanisme aksi spesifik
• ¾ Aksi yang diperantarai interaksi obat dengan target
obat spesifik
¾ Target aksi spesifik :
9Enzim
9Kanal ion
9Molekul pembawa
9Reseptor
Enzim
Obat bekerja pada enzim dibagi menjadi 2 berdasarkan mekanismeaksinya :
¾ Inhibitor kompetitif Menghambat secara kompetitif kerja enzim sebagai substrat analog
¾ Neostigmin, organofosfat menghambat enzim kolinesterase
¾ Aspirin dan NSAID menghambat enzim siklooksigenase
¾ Substrat palsu Fluorourasil mengganti urasil sebagai intermediet pada
biosintesis purin Æmenghambat sintesis DNA Æ pembelahan sel
terhenti
KANAL ION
• Pengeblok Kanal Ion : Mengeblok secara fisik, contoh Fenitoin mengeblok kanal natrium,
Menurunkan eksetabilitas sel  Efek anti kejang
• Medulator/pembuka kanal : Memacu pembukaan kanal, contoh Benzodiazepin dan
barbiturate memodulasi terbukanya kanal klorida, Menurunkan eksitabilitas sel  Efek
sedative/kejang
Efek teratogen efek yang menyebabkan kelainan kongenital mayor.
• Terjadi bila obat diminum pada fase organogenesis, yaitu antara minggu ke-3 sampai minggu
ke-8 pasca-konsepsi. Efek samping yang lebih ringan biasanya berupa kelainan morfologis
ringan atau kelainan fungsional.
Kategori Obat untuk Ibu Hamil
• Kategori A berarti bahwa obat tersebut aman untuk janin.
• Tidak menunjukkan adanya risiko gangguan terhadap janin.
• berlaku selama kehamilan trimester pertama maupun selanjutnya.
• Asam folat, Zink, Levotiroksin, Vitamin B6, Vitamin C.
• Kategori B berarti bahwa obat cukup aman untuk janin.
• Tidak menunjukkan adanya risiko gangguan terhadap janin. Obat untuk ibu hamil kategori B
dapat menimbulkan sedikit efek samping pada hewan percobaan.
• Amoxicillin, Ampicillin, Caffeine, Fosfomycin, Glucagon, Ibuprofen oral, Insulin, Metformin,
Tetracycline topical, Tranexamic acid, Vancomycin oral.
• Kategori C mengindikasikan bahwa obat berisiko menyebabkan gangguan kehamilan.
• Hanya dianjurkan jika manfaat yang diperoleh ibu maupun janin lebih besar daripada risiko
yang ditimbulkannya. Menimbulkan efek samping terhadap kehamilan.
• Albumin, Aspirin, Beta carotene, Codeine, dan parasetamol, Desoximetasone topical,
Dopamine, Nicotine oral, Rifampicin, Tramadol. 
• Kategori D terbukti dapat menimbulkan risiko berbahaya pada janin.
• hanya digunakan pada kondisi darurat: ketika tidak ada persediaan obat lain yang lebih aman
bagi bumil.
• Alprazolam, Cisplatin, Diazepam, Kanamycin, Phenytoin, Tamoxifen, Valproic acid.
• Obat yang termasuk kategori X tidak direkomendasikan bagi ibu hamil maupun wanita usia
subur. Obat ini terbukti sangat berbahaya bagi janin.
• menyebabkan abnormalitas janin, Obat ini juga dapat meningkatkan risiko gangguan
kehamilan berkali-kali lipat. 
• Atorvastatin, Clomifene, Coumarin, Danazol, Estradiol, Flurazepam, Misoprostol, Oxytocin,
Simvastatin, Warfarin. 
KEAMANAN PADA IBU MENYUSUI
• L1: Paling aman
• Merupakan kategori obat yang paling aman dan tidak membahayakan ibu menyusui maupun
si kecil. Obat ini, misalnya ibuprofen, asetaminofen, dan loratadin.
• L2: Aman
• L2 merupakan kategori obat yang aman bagi ibu menyusui dan bayi. Obat ini
meliputi dimenhidrinat, guaifenesin, dan cetirizine.
• L3: Cukup Aman
• L3 adalah kategori untuk obat yang dinilai cukup aman untuk ibu menyusui. Obat ini,
misalnya aspirin, pseudoefedrin, dan lorazepam.
• L4: Kemungkinan Berbahaya
• Obat L4 diduga dapat membahayakan kesehatan ibu menyusui dan bayi. Obat kategori ini
meliputi kloramfenikol dan sibutramin.
• L5: Kontraindikasi
• Obat kategori L5 dikontraindikasikan bagi ibu menyusui. Contoh obat kategori ini,
yaitu siklofosfamid dan amiodaron.
• EFEK TOKSIK SUATU ZAT
• PRINSIP UMUM
• Efek toksik yang ditimbulkan oleh suatu zat akibatnya sangat bervariasi, tergantung dari zat,
target organ, meka nisme aksi, dan besarnya dosis.  menilai keberbahayaan suatu zat,
tindakan pencegahan dan pengobatan jika terjadi efek toksik atau keracunan.
• Efek toksik akan terjadi interaksi antara ZB/ metabolitnya dg bagian tertentu mahluk hidup
atau reseptornya
• Bagian tertentu  enzim, protein, lemak, asam nukleat, organela sel, membran sel bahkan
jaringan.
1. Berdasarkan target organ
• Neurotoksik
• Kardiotoksik
• Nefrotoksik
• Hepatotoksik
• Immunotoksik
• Hemotoksik
• genotoksik
2. Berdasarkan Waktu dan tempat
• Keracunan Akut  lokal, sistemik
• Keracunan Sub akut/Sub kronis  lokal, sistemik
• Keracunan Kronis  lokal, sistemik
3. Berdasarkan skala waktu timbulnya efek toksik
• Persisten  permanen  luka parut
• Transien/ temporer  sesaat/reversibel  narkosis
• Laten  onzet lambat toksisitas terjadi tetapi gejala2 tdk terlihat setelah paparan  neuropati
perifer
• Kumulatif  paparan berikutnya akan meningkatkan toksisitas dari paparan sebelumnya 
fibrosis hati
DAMPAK EFEK TOKSIK
• Inflamasi
• Nekrosis
• Penghambatan enzim
• Biochemical uncoupling
• Sintetis mematikan (Apoptosis)
• Peroksidasi lipid
• Terbentuknya ikatan kovalen
• Neoplasma
• Toksisitas reproduksi

EFEK PAPARAN DARI ZAT CAMPURAN ( KOMBINASI )


• Independen : efek toksik yang ditimbulkan secara kuantitatif atau kualitatif tidak saling
mempengaruhi.
• Aditif : efek toksik yang dihasilkan merupakan penjumlahan dari toksisitas masing-masing
zat.Efek aditif, 2+3=5, contoh pada kombinasi pestisida organofosfat.
• Antagonis : Toksisitas saling berlawanan atau meniadakan atau salah satu zat mengurangi
toksisitas zat lain, contoh penggunaan antidotum spesifik. Efek antagonis 4 + 6 = 8; atau 4 +
(-4) = 0; 4 + 1 = 1, contoh pada pemberian toluen + benzen, kafein + alkohol dan BAL +
merkuri
• Potensiasi : suatu zat yang toksisitasnya rendah atau tidak toksik tetapi ketika diberikan
bersamaan dengan zat lain akan meningkatkan toksisitas zat lain tersebut. Hasilnya,
kombinasi menyebabkan zat lain menjadi lebih berbahaya. Efek potensiasi, 0 + 2 = 10,
contohnya pemberian alkohol + CCl4.
• Sinergis : dua zat yang diberikan secara bersamaan menghasilkan toksisitas yang lebih besar
dari penjumlahan dari toksisitas masing-masing. Contoh efek sinergis , 2 + 3 = 20, contoh
pada perokok yang tekena asbes (asbestos).

INTERAKSI KIMIA
• Dapat menurunkan/meningkatkan efek toksik  mekanismenya :
1. Fungsional  mempengaruhi fungsi yang sama
2. Kimia  mempengaruhi toksisitas salah satu obat
3. Disposisional  ADME suatu zat dipengaruhi zat lain
4. Diperantarai reseptor  berkompetisi merebutkan reseptor yang sama
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS
A. ABSORBSI Proses masuknya xenobiotik ke dalam sirkulasi sistemik
Faktor yang mempengaruhi :
• Rute pemberian
• Konsentrasi lamanya kontak dg ZK
• Sifat fisikokimia dr xenobiotik
Sifat zat yang mudah menembus membran melalui difusi pasif :
• Relatif larut lemak
• Ukuran partikel kecil
• Relatif tidak terionisasi
CONTOH
• Asam salisilat pKa = 3,0
• pH lambung = 1,2
• pH plasma = 7,4
 Asam salisilat yang tak terionkan lebih banyak terjadi di lambung
B.DISTRIBUSI  perpindahan xenobiotik dari sirkulasi sistemik ke bagian lain dari tubuh
• Penentu kecepatan distribusi :
– Perbedaan konsentrasi
– BM
– Kalarutan dalam lipid
– Ukuran partikel
– Kecepatan aliran darah
– Afinitas xenobiotik terhadap jaringan
• Biotransformasi dan toksisitas zat beracun
• Pemacuan biotransformasi zat beracun

• Defenisi Biotransformasi Perubahan struktur kimia zat beracun (ZB) dikatalisir oleh system
enzim tertentu di dalam sel hidup.
C.EKSKRESI >Proses pengeluaran zat dari dalam tubuh.
 Jika xenobiotik atau metabolitnya dengan cepat diekskresikan dari tubuh,
xenobiotik tersebut relatif tidak toksik  KTM sulit tercapai  Akumulasi
lebih kecil.
PERTEMUAN 4
• Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika
Peran Obat
1. Penetapan Diagnosis
2. Pencegahan Penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit
Jenis Obat Berdasarkan nama
• Chemical Names : the name used by organic chemists to indicate the chemical structure of the
drug
• Generic names : the establised, nonproprietary, or common name of the active drug in a drug
product
• Proprietary names/brand name : the trade name of the drug
Jenis Obat Berdasarkan jenis sediaannya
• Sediaan padat
• Sediaan semi padat
• Sediaan cair
Jenis Obat Berdasarkan cara pemberiannya
• Enteral : oral, sublingual, bukalrektal
• Parenteral : iv, im, sk
• Lainnya : inhalasi, intranasal, intratekal,topikal, transermal
Jenis Obat Bentuk Padat
• Tablet
• Serbuk
• Pil
• Kapsul
• Suppositoria
Jenis Obat Bentuk Setengah Padat
• Krim
• Pasta
• Gel
Jenis Obat Bentuk cair
• Solutiones
• Suspensi
• Guttae
• Injeksi
• Sirup
• Infus
Jenis Obat Bentuk gas
• Inhalasi
KATEGORI OBAT

Obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter. Dikenal dengan istilah
OBAT BEBAS dan OBAT BEBAS TERBATAS (OTC)

Obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter (Ethical), meliputi Obat Keras,
Narkotika, Psikotropika, Obat Wajib Apotik

• PENANDAAN OBAT
• PENANDAAN OBAT
 Obat bebas dan obat bebas terbatas diwajibkan dalam bungkusnya disertakan brosur yang
menerangkan :

◦ Nama obat

◦ Daftar bahan berkhasiat dan jumlah (Komposisi)

◦ Cara pemakaian obat


◦ Dosis (jumlah takaran), kontra indikasi

◦ Kemungkinan adanya gangguan alergi dan gejala – gejalanya

◦ Nomor batch, tanggal kadaluwarsa, nomor register

◦ Nama dan alamat produsen

◦ Bila tidak, maka dinyatakan sebagai obat keras


• Penandaan Obat Narkotik
• CARA MENDAPATKAN OBAT
• Obat Wajib Apotek
• Obat wajib apotik merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA) kepada pasien.
• Tujuan obat wajib apotik adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka
obat-obat yang digolongkan dalam obat wajib apotik adalahobat yang diperlukan bagi
kebanyakan penyakit yang diderita pasien.
• Contohcontoh obat wajib apotik:
Clindamicin 1 tube, obat luar untuk acne; Diclofenac 1 tube, obat luar untuk anti inflamasi (asam
mefenamat); flumetason 1 tube, obat luar untuk inflamasi; Ibuprofen tablet. 400mg, 10 tab, tablet.
600mg, 10 tab; obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin),
antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
• Berdasar Mekanisme Kerja
1. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba,
contoh: antibiotik.
2. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit, contoh: vaksin dan
serum.
3. Obat yang menghilangkan simtomatik atau gejala, meredakan nyeri, contoh: analgesik.
4. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang kurang, contoh: vitamin
dan hormon.
5. Obat yang bersifat placebo, yaitu obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya
diperuntukkan bagi pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit, contoh:
aqua pro injeksi dan tablet placebo.
• Berdasar Efek yang Ditimbulkan
1. Sistemik: Obat atau zat aktif yang masuk ke dalam peredaran darah.
2. Lokal: Obat atau zat aktif yang hanya berefek atau menyebar atau mempengaruhi bagian
tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dan lain lain.
• Berdasar kerja obat
antibiotik, antiinflamasi, anti hipertensi, anti konvulsan, anti koagulasi, anti histamin, psikotropika,
dan anti jamur/anti fungi
• Antibiotik
• Adalah obat yg digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi
• Pembagian antibiotik berdasar struktur kimia : penisilin, sefalosporin, aminoglikosida,
makrolida, sulfonamid, fluorokuinolon, tetrasiklin, polipeptida
• Anti inflamasi
• Tujuan utama : meringankan rasa nyeri yg seringkali merupakan gejala awal yg terlihat dan
keluhan utama yang terus menerus dari pasien dan memperlambat atau membatasi perusakan
jaringan
• Berdasar mekanisme kerja : nonsteroid dan steroid
• Anti hipertensi
• Tujuan utama : menurunkan mortalitas dan morbiditas cardiovaskuler
• Golongan :
1. Diuretik
2. Penghambat adrenergik
3. Vasodilator
4. ACE inhibitor dan ARB
5. Antagonis Kalsium
• Anti konvulsan
• Tujuan utama : mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi dan abngkitan non epilepsi
• Contoh : fenitoin
• Anti koagulasi
• Tujuan utama : mencegah pembekuan darah dgn jalan menghambat pembentukan atau
menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah
• 3 kelompok :
1. Heparin
2. Antikoagulasi oral
3. Antikoagulasi yang bekerja dgn mengikat ion kalsium
• Anti Histamin
• Pada manusia histamin merupakan mediator yg penting pd reaksi alergi tipe segera dan reaksi
inflamasi
• 2 kelompok :
1. Antagonis H1
2. Antagonis H2
• Psikotropika
• Obat yg mempengaruhi fungsi perilaku, emosi, dan pikiran
• 4 kelompok :
1. Antipsikosis
2. Antiansietas
3. Anti depresi
4. Anti mania
• Anti jamur atau antifungi
• Mengobati infeksi jamur

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu, berhubungan dengan ancaman,
timbulnya gangguan atau kerusakan jaringan. ❑ Rasa nyeri berfungsi sebagai pertanda tentang
adanya suatu gejala atau gangguan di tubuh, seperti peradangan infeksi kuman atau kejang otot.
Rasa nyeri dapat disebabkan oleh rangsang mekanis, kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat merusak
jaringan dan melepaskan zat mediator nyeri. Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya di
ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Rangsangan akan di dialirkan melalui
syaraf sensoris ke Susunan Syaraf Pusat (S.S.P), melewati sumsum tulang belakang ke thalamus
(optikus) kemudian ke pusat nyeri yang berada di dalam otak besar, dimana rangsangan terasa
sebagai nyeri

Golongan Opioid bekerja pada sistem saraf pusat • Golongan NSAID bekerja di reseptor saraf perier
dan sistem saraf pusat

Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)

1.Aspirin (Aspirin, Naspro, Nogren, Poldan Mig, Remasal) 2. Ibuprofen (Anafen, Arbupon, Arthrifen
Plus, Axofen, Bodrex Extra, Bodrexin IBP, Brufen, Hufagripp TMP, Ibuprofen, Intrafen, Ifen 400, Neo
Rheumacyl, Novaxifen, Oskadon SP, Paramex Nyeri Otot, Peinlos 400, Procold, Proris) 3. Naproxen
(Alif 500, Xenifar) 4. Ketoprofen (Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam, Kaltrofen,
Nasaflam, Profenid) 5. Diclofenac (Aclonac, Cataflam, Clofecon, Diclofenac Potassium, Diclofenac
Sodium, Eflagen, Exaflam, Fenavel, Hotin DCL, Kaflam, Lafen, Scantaren, Simflamfas, Voltadex,
Voltaren, Zelona) 6. Piroxicam (Artimatic 10, Benoxicam, Counterpain PXM, Denicam 20, Faxiden,
Flaxicam, Infeld 20, Lanareuma, Genroxi, Lexicam, Miradene, Piroxicam, Pirocam, Roxidene 20,
Robilex-20, Rosic 20, Scandene Plus, Tropidene, Wiros, Yasiden 10) 7. Meloxicam (Flamoxi, Fri-Art,
Hexcam, Mecox, Melocid, Meloxicam,Ostelox, X-Cam) 8. Ketorolac (Dolac, Erphapain, Etofion,
Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac Trometamol, Ketorolac Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor,
Lantipain, Lantipain 30, Latorec, Matolac, Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto 30) 9.
Asam mefenamat (Allogon, Asmef, Benostan, Bimastan, Corstanal, Costan, Datan Forte, Dogesic,
Dolorstan, Fargetix, Femisic, Freedol, Inastan, Lapistan, Mefenamic Acid, Mefinal, Mefinter, Nemic
500, Novastan, Opistan, Omestan, Ponstan,Trifastan, Tropistan) 10. Metamizole (AntalginPIM,
Antrain, Defalgin, Emmer, Infalgin, Licogin, Lexagin, Mixalgin, Metamidon, Metamizole sodium,
Metamizole Sodium Monohydrate, Metzol, Novalgin, Norages, Pragesol, Pronto, Ramalgin,
Santagesik, Trifalgin, Unigin)

Golongan Opioid bekerja pada sistem saraf pusat


Opioid lemah Kodein, dihidrokodein, tramadol (nyeri sedang) ❑ Opioid kuat Oxycodone, morfin,
pethidine, hydromorphone, tapentadol ❑ Opioid majemuk Kodein / dihidrokodein dengan
asetaminofen (parasetamol) ❑ Antagonis opioid Nalokson, naltrexone

Tramadol Tramadol merupakan analgetik yang bekerja di sentral yang memiliki afinitas sedang pada
reseptor mu(µ) dan afinitasnya lemah pada reseptor kappa dan delta opioid. Obat golongan opioid
sendiri telah banyak digunakan sebagai obat anti nyeri kronis dan nyeri non-maligna. • Ketorolak
Ketorolak merupakan salah satu obat analgetik dari golongan NSAID yang merupakan suatu grup
yang terdiri dari berbagai struktur kima yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi, antipiretik dan
analgetik. Obat dengan golongan jenis ini bekerja melalui jalur siklooksigenase yang berdampak pada
terjadinya pencegahan sensitisasi nosiseptor perifer karena terjadinya hambatan biosintesis
prostaglandin.

Antipiretik adalah obat yang digunakan untuk meredakan atau mengurangi demam. Sebagian besar
jenis obat antipiretik yang digunakan saat ini umumnya digunakan untuk mengobati nyeri ringan,
tetapi juga memiliki sifat antipiretik.

Acetaminophen • Salisilat • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)

obat yang secara khusus digunakan untuk melawan infeksi akibat bakteri pada tubuh manusia
maupun hewan. • Antibiotik bekerja dengan dua cara, yaitu menghentikan pertumbuhan dan
membunuh bakteri.

Penisilin Penisilin bekerja dengan mencegah pembentukan dinding sel untuk membunuh bakteri.
Jenis antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi paru-paru, infeksi saluran kemih, dan infeksi
kulit Sefalosporin Cara kerja sefalosporin sama dengan penisilin, jenis antibiotik ini cukup efektif
untuk mengobati kondisi meningitis dan septikemia. Aminoglikosida Aminoglikosida bekerja
mencegah bakteri berkembang biak dengan menghambat bakteri membuat protein. Jenis antibiotik
yang satu ini umumnya hanya digunakan di rumah sakit untuk mengobati penyakit serius, seperti
septikemia (infeksi yang menyebar pada darah). Makrolida Makrolida juga bekerja dengan
memodifikasi atau menghambat pembuatan protein oleh bakteri. Jenis antibiotik ini banyak
digunakan untuk mengobati masalah kesehatan seperti, bronchitis, sinusitis, servisitis, pneumonia,
dan faringitis.

Tetrasiklin Sama halnya dengan aminoglikosida dan makrolida, tetrasiklin juga bekerja mencegah
bakteri berkembang biak dengan menghalanginya membuat protein. Tetrasiklin sering kali digunakan
untuk mengobati infeksi seperti, jerawat dan rosacea (kemerahan dan bintil-bintil pada wajah).
Fluoroquinolone Jenis antibiotik ini termasuk dalam obat spektrum luas yang bekerja membunuh
bakteri dengan mencegahnya membentuk DNA. Umumnya digunakan untuk mengobati infeksi
saluran kemih dan Infeksi saluran pernafasan Sulfonamida Antibiotik golongan sulfonamida bekerja
dengan menghambat enzim yang dibutuhkan bakteri untuk pembentukan asam folat. Sulfonamida
digunakan untuk mengobati berbagai kondisi akibat infeksi bakteri, seperti bronkitis, pneumonia,
infeksi mata atau telinga, dan meningitis bakterial.

Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroba/mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, atau parasit. • Jenis antimikroba yaitu
antibiotik (antibakteri), antivirus, antijamur (antifungi), atau antiparasit (misalnya obat cacing).
Toksisitas selektif yang tinggi • Tidak menimbulkan reaksi hipersensitif • Kelarutan baik → penetrasi
ke jaringan optimal • Resistensi lambat • Tidak merusak mikroflora normal di dalam tubuh • Bersifat
bakterisidal dan bukan bakteriostatik • Tidak menimbulkan efek samping bila digunakan dalam
jangka waktu yang lamaf. • Kadar bakterisidal di dalam tubuh cepat tercapai dan bertahan untuk •
waktu lama (Metabolisme dan eksresi lambat)

Spektrum sempit (Narrow spectrum) bekerja terhadap mikroorganisme tertentu. contoh : rifampicin
→ tuberculosis • Spektrum luas (Broad spectrum) bekerja terhadap beberapa jenis mikroorganisme,
baik gram positif dan gram negatif atau jenis mikroorganisme lainnya. Biasanya digunakan untuk
mengobati penyakit infeksi yang belum diidentifikasi dengan kultur dan isolasi bakteri maupun uji
sensitifitas. contoh : tetrasiklin → mycoplasma, chlamydia, clostridium, clostridium, actinomyces

Bakteriostatik • Antibiotik yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri • Menghambat


multiplikasi bakteri ❑ Bakteriosidal • Antibiotik yang bekerja dengan membunuh bakteri . •
Digunakan biasanya pada area infeksi dimana imun sistem inang tidak dapat menjangkau secara
maksimal → antibiotik tidak maksimal (kasus endocarditis, meningitis, osteomyolitis, neutropenia)

Kerja kedua jenis antibiotik tersebut teraganutng kondisi pertumbuhan bakteri in-vitro, densitas
bakteri dan durasi tes • Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
atau membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh
minimal (KBM). • Antibiotik tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi
bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM

Inhibitorsintesis dinding sel bakteri Memiliki efek bakterisidal dengan cara memecah enzim dinding
sel dan menghambat enzim dalam sintesis dinding sel. contoh : gol. Beta-laktam (penicillin,
amoksisilin), vascomycin, bacitracin • Mengubah permeabilitas membran sel Memiliki efek
bateriosstatik dan bakterisidal dengan cara menghilangkan permeabilitas membran dan oleh karena
hilangnya substansi seluler menyebabkan sel menjadi lisis. contoh : polimikson, nistatin,
amphotericin.

Inhibitorsintesis protein bakteri memiliki efek bakteriosstatik dan bakterisidal dengan cara
menganggu sintesis protein tanpa mengganggu sel-sel normal dan menghambat tahap-tahap sintesis
protein. Efek bakteriostatik bekerja dengan mempengeruhi fungsi subunit ribosom 30S atau 50S
sehingga menyebabkan penghambatan sintesis protein yang reversibel. Efek bakterisidal dengan cara
membentuk ikatan dengan subunitribosom 30S dan mengubah sintesis protein, yang akhirnya akan
mengakibatakan kematian sel. contoh : gol. Aminoglikosida (amikacin, gentamycin), gol. Makrolida
(eritromycin, azitromycin) • Menghambat sintesis asam folat memiliki efek bateriostatik dan
bakterisidal dengan cara membuat Bakteri tidak dapat mengabsorbsi asam folat, tetapi harus
membuat asam folat dari PABA (asam para amino benzoat),dan glutamat. contoh : gol.
Sulfonamid,trimetroprim • Mengganggu sintesisDNA memiliki efek bateriostatik dan bakterisidal
dengan cara menghambat asam deoksiribonukleat (DNA) girase sehingga menghambat sintesis DNA.
DNA girase adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang menyebabkan terbukanya dan
terbentuknya superheliks pada DNA sehingga menghambat replikasi DNA. Selain itu juga bekerja
denagn cara menghambat RNA polimerase dan menghambat topoisomerase. contoh : rifampicin,
metronidazole, gol. Quionolon.

Time dependent killing Antibiotik akan menghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya
dipertahankan cukup lama di atas Kadar Hambat Minimal kuman. Contoh : Penisilin, Sefalosporin,
linezoid, dan eritromisin. • Concentration dependent killing Antibiotik akan menghasilkan daya
bunuh maksimal jika kadarnya relatif tinggi atau dalam dosis besar, tapi tidak perlu mempertahankan
kadar tinggi ini dalam waktu lama. Contoh : aminoglikosida, fluorokuinolon, dan ketolid.

Beta laktam Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur
cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-
laktamase. Obat-obat antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif
terhadap organisme Gram -positif dan negatif. Antibiotik betalaktam mengganggu sintesis dinding sel
bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer
yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri. contoh : penicillin, ampicilin,
amoxcillin, sefalosporin

Inhibitor Beta laktam Inhibitor beta-laktamase melindungi antibiotik beta-laktam dengan cara
menginaktivasi beta-laktamase. Golongan antibiotik ini adalah asam klavulanat, sulbaktam, dan
tazobaktam. Asam klavulanat merupakan suicide inhibitor yang mengikat beta-laktamase dari bakteri
Gram-positif dan Gram-negatif secara ireversibel. Obat ini dikombinasi dengan amoksisilin untuk
pemberian oral dan dengan tikarsilin untuk pemberian parenteral. Sulbaktam dikombinasi dengan
ampisilin untuk penggunaan parenteral, dan kombinasi ini aktif terhadap kokus Grampositif,
termasuk S. aureus penghasil beta-laktamase, aerob Gram-negatif (tapi tidak terhadap
Pseudomonas) dan bakteri anaerob. Sulbaktam kurang poten dibanding klavulanat sebagai inhibitor
beta-laktamase. Tazobaktam dikombinasi dengan piperasilin untuk penggunaan parenteral. Waktu
paruhnya memanjang dengan kombinasi dan ekskresinya melalui ginjal. contoh : amox clav

Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa
dan turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam molekulnya, yang
saling terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya luas dan meliputi terutama banyak bacilli gram-
negatif. Obat ini juga aktif terhadap gonococci dan sejumlah bakteri gram- positif. Aktifitasnya adalah
bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di
dalam sel. contoh : streptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin. • Tetrasiklin
Bersifat bakteriostatis, hanya melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid
lemah. Mekanisme kerjanya mengganggu sintesa protein bakteri. Spektrum luas dan meliputi banyak
cocci gram positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli serta mikroorganisme lain seperti
Ricketsia, Mikoplasma, Klamidia, dan beberapa spesies mikobakteria. contoh : tetrasiklin, doksisiklin,
oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin

Makrolida bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri gram-positif dan spectrum kerjanya
mirip Penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga
sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat menyebabkan resistensi.
Absorbinya tidak teratur, agak sering menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya
singkat. contoh : eritromisin, azitromisin, klaritromisin • Linkomisin dihasilkan oleh Streptomyces
lincolnensis (AS 1960). Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih sempit daripada
makrolida, terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob. Berhubung efek sampingnya hebat
kini hanya digunakan bila terdapat resistensi terhadap antibiotika lain. contoh : linkomisin.
Quinolon senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman,
berdasarkan inhibisi terhadap enzim DNA-gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan.
Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi. contoh :
enrofloxacin, ciproflocaxin, levofloxacin. • Kloramfenikol kloramfenikol mempunyai spektrum luas.
Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir semua kuman gram positif dan sejumlah kuman gram
negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. contoh :
kloramfenikol

Infeksi sistemik (Mikosis profunda)→jarang, berbahaya • Infeksi lokal (dermatofit, mukokutan)


→jumlah >>

Suatu golongan obat yang bersifat fungisida atau fungistatic yang dapat digunakan untuk mengobati
dan mencegah mikosis seperti kutu air, kurap, candidiasis, infeksi sistemik serius seperti meningitis
kriptokokus, dan lain-lain

Amfoterisin B → Bersifat fungistatik /fungisidal tergantung dosis & sensivitivitas jamur. • Indikasi >>
Terapi awal infeksi jamur yang mengancam kehidupan. Koksidiomikosis (infeki jamur pd paruparu),
Aspergilosis, kandidiosis. Obat terpilih (Drug of choice) untuk Blastomikosis

FLUSITOSIN → Spektrum sempit • Efektif untuk kriptokokosis, kandidiasis, Aspergilosis • Bila


diberikan bersama Amfoterisin B bersifat supraaditif.

Imidazol & Triazol • Spektrum luas → Terdiri dari : ketokonazol, mikonazol, fluokonazol , dll. Banyak
digunakan sebagai anti jamur sistemik. Vorikonazol → relatif baru, tosisitas lebih rendah

Griseofulvin → in vitro efektif terhadap berbagai jenis jamur. Absorpsi melalui sal cerna kurang
baik.Efek samping : Leukopenia & granulo sitopenia. Sediaan tablet 125 mg & 500mg • Imidazol &
triazol • Tolnaftat • Nistatin

Asam benzoat & as salisilat (whitfield) 2 : 1 • Asam benzoat → fungistatik • Asam salisilat →
keratolitik • Asam undesilenat • Haloprogin

Infeksi berat → gol imidazol • Lesi hiperkeratosis kuku → anti jamur topikal + zat keratolitik • Infeksi
jamur dgn tanda radanghebat → anti jamur + kortikosteroid • Tinea versikolor → selenium sulfid

Obat untuk memberantas atau mengurangi infestasi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh •
Antelmentik lama →kurang aman dan kurang efektif • Antelmentik baru → lebih aman & efektif, rasa
tidak mengganggu, sebagian dapat diberikan oral, dosis tunggal

Cacing tambang (ankilostomiasis) • Cacing kremi (enterobiasis) • Cacing gelang (askariasis) • Cacing
Pita (taeniasis) • Filaria (W bancrofti, B malayi, Loa loa →(filariasis)

Obat pilihan pertama untuk filariasis Dapat menghilangkan mikrofilaria W bacrofti, B malayi, loa loa
dari peredaran darah.

Efektif terhadap A. lumbricoides & E vermicularis • Mekanisme kerja : Blokade respon otot cacing
terhadap asetil kolin → paralisis • Cacing mudah dikeluarkan oleh peristaltik usus,cacing keluar 1-3
hari setelah pengobatan.
Untuk : cacing kremi, gelang, tambang. • Mekanisme kerja : depolarisasi otot cacing dan
meningkatkan frekuensi impuls. • Cacing mati dalam keadaan spastis • Absorpsi kurang baik, ekskresi
sebagian besar melalui tinja • Efek non terapi: keluhan saluran cerna, demam & sakit kepala • Kontra
indikasi : wanita hamil,Usia < 2 tahun, Pemberian bersama piperazin. • Obat terpilih untuk :
askariasis, ankilostomiasis, enterobiasis & strongyloidiasis • Sediaan : tablet 125mg, 250 mg Dosis 10
mg/kgBB, dosis tunggal

Mebendazol

Spektrum paling luas, obat terpilih untuk enterobiasis & trichuriasis.

Amebiasis Entamoeba histolytica Terkontaminasi pada makanan dan minuman Tanda & gejala :
diarrhea Pengobatan : metronidazole (Flagyl) • Trichomoniasis – Penularan secara seksual
Pengobatan metronidazole (Flagyl)

Toxoplasma gondii adalah protozoa dengan penyebaran luas. • Infeksi oleh T.gondii dapat
menyebabkan terjadinya toxoplasmosis, infeksi tesebut dapat terjadi pada hewan dan manusia •
Frekuensi penyebaran tergantung pada kelembaban dan temperatur, dan kebiasaan mengkonsumsi
daging yang tidak dimasak atau kurang matang.

Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang berfungsi mengatur peredaran
darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai