Farmakologi Teori
Farmakologi Teori
• Sejarah Farmakologi
Periode kuno (sebelum tahun 1700) ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat
yang dapat dibaca pada Materia Medika. Catatan tertua dijumpai pada pengobatan Cina dan
Mesir.
Periode modern dimulai pada abad 18-19 yaitu mulai dilakukan penelitian eksperimental
tentang perkembangan obat, tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan.
• TOKOH PENTING BIDANG FARMAKOLOGI
• Periode kuno >> Claudius Galen (129–200 A.D.) adalah orang pertama yg mengenalkan
bahwa teori dan pengalaman empirik berkontribusi seimbang dalam penggunaan obat.
Theophrastus von Hohenheim (1493–1541 A.D.) atau Paracelsus menyatakan: All things are
poison, nothing is without poison; the dose alone causes a thing not to be poison.” Johann
Jakob Wepfer (1620–1695) menekankan bahwa the first to verify by animal experimentation
assertions about pharmacological or toxicological actions.
• Periode modern >> Rudolf Buchheim (1820–1879) mendirikan the first institute of
Pharmacology di University of Dorpat (Tartu, Estonia). Oswald Schmiedeberg (1838–1921),
bersama seorang internist, Bernhard Naunyn (1839–1925), menerbitkan jurnal Farmakologi
pertama. John J. Abel (1857–1938) “The Father of American Pharmacology”, merupakan
orang Amerika pertama yang berlatih di Schmiedeberg‘s laboratorydan merupakan pendiri
dari the Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics yang telah dipublikasikan
dari tahun 1909 sampai sekarang.
• TOKOH PENTING BIDANG FARMAKOLOGI
• Rudolf Buchheim (1820-1879) yang merupakan pendiri fakultas farmasi pertama di dunia.
Fakultas tersebut didirikan di Universitas Dorpat, Tartu, Estonia.
• Oswald Schmeideberg (1838-1921), salah satu dari penulis jurnal farmakologi pertama di
dunia
• Bernhard Naunyn (1839-1925), yang bersama Oswald menulis jurnal farmakologi pertama di
dunia
• John J. Abel (1857-1938), bapak farmasi Amerika Serikat, pendiri The Journal of
Pharmacology and Experimental Therapeutics, yang sampai sekarang masih digunakan
sebagai acuan di dunia farmakologi.
• RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI
• FARMAKOGNOSI
• Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat
digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.
• FARMAKOTERAPI
• Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk penyembuhan suatu penyakit.
• Penggunaan serta kedudukan obat dalam tatalaksana terapi suatu penyakit.
• Farmakoterapi juga mempelajari mengenai berbagai penyakit, mulai definisi penyakit,
prevalensi, patofisiologi, etiologi, diagnosis, tanda dan gejala, faktor resiko, penanganan
non-farmakologi, penanganan farmakologi, hingga interaksi obat.
• TOKSIKOLOGI
• Ilmu yang mempelajari keracunan-keracunan yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
kimia terutama yang disebabkan karena pemberian obat.
• Mempelajari penyebab-penyebab keracunan, cara pengobatannya, serta tindakan-
tindakan yang diambil untuk mencegah keracunan.
• Dalam kehidupan moderen sekarang, banyak dipakai insektisida, pestisida, zat
pengawet makanan yang mungkin dapat menyebabkan keracunan
• FARMASETIKA
• Ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat meliputi pengumpulan,
pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan; seni peracikan obat;
serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan
sebagai obat; serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan
obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien.
• FARMAKOKINETIK
• Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari penyerapan (absorbsi) obat, penyebaran
(distribusi) obat, mekanisme kerja (metabolisme) obat, dan pengeluaran (ekskresi) obat.
• Dengan kata lain, Farmakokinetik adalah mempelajari pengaruh tubuh terhadap suatu
obat.
• FARMAKODINAMIK
• Farmakodinamik adalah bagian dari ilmu farmakologi yang mempelajari efek biokimia dan
fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya.
• Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui
interaksi obat dalam sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons
yang terjadi.
• Farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu
sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi maupun biokimia terhadap berbagai organ
tubuh, serta mekanisme kerja obat-obatan di dalam tubuh manusia. Farmakodinamik juga
sering disebut dengan aksi atau efek obat.
PERTEMUAN 2
a. Fase farmakokinetik:
1) Absorbsi obat
Liberasi obat tgt pada : sifat fisikokimia obat, bentuk sediaan, tempat absorpsi
Syarat absorpsi : obat hrs terdispersi scr molekular di tempat absorpsi , banyaknya
pembuluh drh & kec. Aliran darah.
Mekanisme absorpsi : transport obat lintas membran
Membran sel
• Merupakan barier antara unit morfologi dan fungsi.
• Berperan untuk uptake materi cair dan padatan , pengeluaran sisa metabolisme, permeasi
dan mekanisme transport
Transport lintas yaitu Difusi PasifLewat aqua hanel (pori) Transport aktif ,Difusi terfasilitasi,
Pinositosis
2) Distribusi obat
• Jika obat sudah mencapai aliran darah
• Biasanya mencapai 1 atau lebih barier biologi utk mencapai tempat kerjanya
• Barrier (pembatas) : dinding kapiler & membran sel jaringan
• Dari dinding kapiler ke ruang intertitial jar tubuh ke membran sel sel jaringan . Utk obat yg
bekerja intaseluler dpt masuk ke dlm sel
• Faktor-faktor lain yg berpengaruh : sifat fisikokimia obat, perfusi jar, keadaan fisiologi &
patologi, interaksi obat
Terjadi dua fase yaitu:
• Sawar darah otak adalah st barrier yg tdd membran sel endotel & lap. Membran sel-sel glia
perikapiler
• Lap. Membran astrosit mrpkn lipid bilayer dpt dilewati obat non ionik yg larut dlm lemak &
larut dlm air asal ukurannya kecil
• Distribusi dibatasi oleh aliran darah otak & kelarutannya dlm lemak
1. Ibu yang adiksi terhadap morfin/heroi with drawal symptompemisah darah ibu & darah
janin
2. Pemakaian transquilizer
INTERAKSI KIMIA
• Dapat menurunkan/meningkatkan efek toksik mekanismenya :
1. Fungsional mempengaruhi fungsi yang sama
2. Kimia mempengaruhi toksisitas salah satu obat
3. Disposisional ADME suatu zat dipengaruhi zat lain
4. Diperantarai reseptor berkompetisi merebutkan reseptor yang sama
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS
A. ABSORBSI Proses masuknya xenobiotik ke dalam sirkulasi sistemik
Faktor yang mempengaruhi :
• Rute pemberian
• Konsentrasi lamanya kontak dg ZK
• Sifat fisikokimia dr xenobiotik
Sifat zat yang mudah menembus membran melalui difusi pasif :
• Relatif larut lemak
• Ukuran partikel kecil
• Relatif tidak terionisasi
CONTOH
• Asam salisilat pKa = 3,0
• pH lambung = 1,2
• pH plasma = 7,4
Asam salisilat yang tak terionkan lebih banyak terjadi di lambung
B.DISTRIBUSI perpindahan xenobiotik dari sirkulasi sistemik ke bagian lain dari tubuh
• Penentu kecepatan distribusi :
– Perbedaan konsentrasi
– BM
– Kalarutan dalam lipid
– Ukuran partikel
– Kecepatan aliran darah
– Afinitas xenobiotik terhadap jaringan
• Biotransformasi dan toksisitas zat beracun
• Pemacuan biotransformasi zat beracun
• Defenisi Biotransformasi Perubahan struktur kimia zat beracun (ZB) dikatalisir oleh system
enzim tertentu di dalam sel hidup.
C.EKSKRESI >Proses pengeluaran zat dari dalam tubuh.
Jika xenobiotik atau metabolitnya dengan cepat diekskresikan dari tubuh,
xenobiotik tersebut relatif tidak toksik KTM sulit tercapai Akumulasi
lebih kecil.
PERTEMUAN 4
• Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika
Peran Obat
1. Penetapan Diagnosis
2. Pencegahan Penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit
Jenis Obat Berdasarkan nama
• Chemical Names : the name used by organic chemists to indicate the chemical structure of the
drug
• Generic names : the establised, nonproprietary, or common name of the active drug in a drug
product
• Proprietary names/brand name : the trade name of the drug
Jenis Obat Berdasarkan jenis sediaannya
• Sediaan padat
• Sediaan semi padat
• Sediaan cair
Jenis Obat Berdasarkan cara pemberiannya
• Enteral : oral, sublingual, bukalrektal
• Parenteral : iv, im, sk
• Lainnya : inhalasi, intranasal, intratekal,topikal, transermal
Jenis Obat Bentuk Padat
• Tablet
• Serbuk
• Pil
• Kapsul
• Suppositoria
Jenis Obat Bentuk Setengah Padat
• Krim
• Pasta
• Gel
Jenis Obat Bentuk cair
• Solutiones
• Suspensi
• Guttae
• Injeksi
• Sirup
• Infus
Jenis Obat Bentuk gas
• Inhalasi
KATEGORI OBAT
Obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter. Dikenal dengan istilah
OBAT BEBAS dan OBAT BEBAS TERBATAS (OTC)
Obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter (Ethical), meliputi Obat Keras,
Narkotika, Psikotropika, Obat Wajib Apotik
• PENANDAAN OBAT
• PENANDAAN OBAT
Obat bebas dan obat bebas terbatas diwajibkan dalam bungkusnya disertakan brosur yang
menerangkan :
◦ Nama obat
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu, berhubungan dengan ancaman,
timbulnya gangguan atau kerusakan jaringan. ❑ Rasa nyeri berfungsi sebagai pertanda tentang
adanya suatu gejala atau gangguan di tubuh, seperti peradangan infeksi kuman atau kejang otot.
Rasa nyeri dapat disebabkan oleh rangsang mekanis, kimiawi, kalor atau listrik, yang dapat merusak
jaringan dan melepaskan zat mediator nyeri. Zat ini merangsang reseptor nyeri yang letaknya di
ujung syaraf bebas di kulit, selaput lendir dan jaringan lain. Rangsangan akan di dialirkan melalui
syaraf sensoris ke Susunan Syaraf Pusat (S.S.P), melewati sumsum tulang belakang ke thalamus
(optikus) kemudian ke pusat nyeri yang berada di dalam otak besar, dimana rangsangan terasa
sebagai nyeri
Golongan Opioid bekerja pada sistem saraf pusat • Golongan NSAID bekerja di reseptor saraf perier
dan sistem saraf pusat
1.Aspirin (Aspirin, Naspro, Nogren, Poldan Mig, Remasal) 2. Ibuprofen (Anafen, Arbupon, Arthrifen
Plus, Axofen, Bodrex Extra, Bodrexin IBP, Brufen, Hufagripp TMP, Ibuprofen, Intrafen, Ifen 400, Neo
Rheumacyl, Novaxifen, Oskadon SP, Paramex Nyeri Otot, Peinlos 400, Procold, Proris) 3. Naproxen
(Alif 500, Xenifar) 4. Ketoprofen (Altofen, Lantiflam, Nazovel, Pronalges, Rhetoflam, Kaltrofen,
Nasaflam, Profenid) 5. Diclofenac (Aclonac, Cataflam, Clofecon, Diclofenac Potassium, Diclofenac
Sodium, Eflagen, Exaflam, Fenavel, Hotin DCL, Kaflam, Lafen, Scantaren, Simflamfas, Voltadex,
Voltaren, Zelona) 6. Piroxicam (Artimatic 10, Benoxicam, Counterpain PXM, Denicam 20, Faxiden,
Flaxicam, Infeld 20, Lanareuma, Genroxi, Lexicam, Miradene, Piroxicam, Pirocam, Roxidene 20,
Robilex-20, Rosic 20, Scandene Plus, Tropidene, Wiros, Yasiden 10) 7. Meloxicam (Flamoxi, Fri-Art,
Hexcam, Mecox, Melocid, Meloxicam,Ostelox, X-Cam) 8. Ketorolac (Dolac, Erphapain, Etofion,
Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac Trometamol, Ketorolac Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor,
Lantipain, Lantipain 30, Latorec, Matolac, Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto 30) 9.
Asam mefenamat (Allogon, Asmef, Benostan, Bimastan, Corstanal, Costan, Datan Forte, Dogesic,
Dolorstan, Fargetix, Femisic, Freedol, Inastan, Lapistan, Mefenamic Acid, Mefinal, Mefinter, Nemic
500, Novastan, Opistan, Omestan, Ponstan,Trifastan, Tropistan) 10. Metamizole (AntalginPIM,
Antrain, Defalgin, Emmer, Infalgin, Licogin, Lexagin, Mixalgin, Metamidon, Metamizole sodium,
Metamizole Sodium Monohydrate, Metzol, Novalgin, Norages, Pragesol, Pronto, Ramalgin,
Santagesik, Trifalgin, Unigin)
Tramadol Tramadol merupakan analgetik yang bekerja di sentral yang memiliki afinitas sedang pada
reseptor mu(µ) dan afinitasnya lemah pada reseptor kappa dan delta opioid. Obat golongan opioid
sendiri telah banyak digunakan sebagai obat anti nyeri kronis dan nyeri non-maligna. • Ketorolak
Ketorolak merupakan salah satu obat analgetik dari golongan NSAID yang merupakan suatu grup
yang terdiri dari berbagai struktur kima yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi, antipiretik dan
analgetik. Obat dengan golongan jenis ini bekerja melalui jalur siklooksigenase yang berdampak pada
terjadinya pencegahan sensitisasi nosiseptor perifer karena terjadinya hambatan biosintesis
prostaglandin.
Antipiretik adalah obat yang digunakan untuk meredakan atau mengurangi demam. Sebagian besar
jenis obat antipiretik yang digunakan saat ini umumnya digunakan untuk mengobati nyeri ringan,
tetapi juga memiliki sifat antipiretik.
obat yang secara khusus digunakan untuk melawan infeksi akibat bakteri pada tubuh manusia
maupun hewan. • Antibiotik bekerja dengan dua cara, yaitu menghentikan pertumbuhan dan
membunuh bakteri.
Penisilin Penisilin bekerja dengan mencegah pembentukan dinding sel untuk membunuh bakteri.
Jenis antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi paru-paru, infeksi saluran kemih, dan infeksi
kulit Sefalosporin Cara kerja sefalosporin sama dengan penisilin, jenis antibiotik ini cukup efektif
untuk mengobati kondisi meningitis dan septikemia. Aminoglikosida Aminoglikosida bekerja
mencegah bakteri berkembang biak dengan menghambat bakteri membuat protein. Jenis antibiotik
yang satu ini umumnya hanya digunakan di rumah sakit untuk mengobati penyakit serius, seperti
septikemia (infeksi yang menyebar pada darah). Makrolida Makrolida juga bekerja dengan
memodifikasi atau menghambat pembuatan protein oleh bakteri. Jenis antibiotik ini banyak
digunakan untuk mengobati masalah kesehatan seperti, bronchitis, sinusitis, servisitis, pneumonia,
dan faringitis.
Tetrasiklin Sama halnya dengan aminoglikosida dan makrolida, tetrasiklin juga bekerja mencegah
bakteri berkembang biak dengan menghalanginya membuat protein. Tetrasiklin sering kali digunakan
untuk mengobati infeksi seperti, jerawat dan rosacea (kemerahan dan bintil-bintil pada wajah).
Fluoroquinolone Jenis antibiotik ini termasuk dalam obat spektrum luas yang bekerja membunuh
bakteri dengan mencegahnya membentuk DNA. Umumnya digunakan untuk mengobati infeksi
saluran kemih dan Infeksi saluran pernafasan Sulfonamida Antibiotik golongan sulfonamida bekerja
dengan menghambat enzim yang dibutuhkan bakteri untuk pembentukan asam folat. Sulfonamida
digunakan untuk mengobati berbagai kondisi akibat infeksi bakteri, seperti bronkitis, pneumonia,
infeksi mata atau telinga, dan meningitis bakterial.
Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroba/mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, atau parasit. • Jenis antimikroba yaitu
antibiotik (antibakteri), antivirus, antijamur (antifungi), atau antiparasit (misalnya obat cacing).
Toksisitas selektif yang tinggi • Tidak menimbulkan reaksi hipersensitif • Kelarutan baik → penetrasi
ke jaringan optimal • Resistensi lambat • Tidak merusak mikroflora normal di dalam tubuh • Bersifat
bakterisidal dan bukan bakteriostatik • Tidak menimbulkan efek samping bila digunakan dalam
jangka waktu yang lamaf. • Kadar bakterisidal di dalam tubuh cepat tercapai dan bertahan untuk •
waktu lama (Metabolisme dan eksresi lambat)
Spektrum sempit (Narrow spectrum) bekerja terhadap mikroorganisme tertentu. contoh : rifampicin
→ tuberculosis • Spektrum luas (Broad spectrum) bekerja terhadap beberapa jenis mikroorganisme,
baik gram positif dan gram negatif atau jenis mikroorganisme lainnya. Biasanya digunakan untuk
mengobati penyakit infeksi yang belum diidentifikasi dengan kultur dan isolasi bakteri maupun uji
sensitifitas. contoh : tetrasiklin → mycoplasma, chlamydia, clostridium, clostridium, actinomyces
Kerja kedua jenis antibiotik tersebut teraganutng kondisi pertumbuhan bakteri in-vitro, densitas
bakteri dan durasi tes • Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
atau membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh
minimal (KBM). • Antibiotik tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi
bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM
Inhibitorsintesis dinding sel bakteri Memiliki efek bakterisidal dengan cara memecah enzim dinding
sel dan menghambat enzim dalam sintesis dinding sel. contoh : gol. Beta-laktam (penicillin,
amoksisilin), vascomycin, bacitracin • Mengubah permeabilitas membran sel Memiliki efek
bateriosstatik dan bakterisidal dengan cara menghilangkan permeabilitas membran dan oleh karena
hilangnya substansi seluler menyebabkan sel menjadi lisis. contoh : polimikson, nistatin,
amphotericin.
Inhibitorsintesis protein bakteri memiliki efek bakteriosstatik dan bakterisidal dengan cara
menganggu sintesis protein tanpa mengganggu sel-sel normal dan menghambat tahap-tahap sintesis
protein. Efek bakteriostatik bekerja dengan mempengeruhi fungsi subunit ribosom 30S atau 50S
sehingga menyebabkan penghambatan sintesis protein yang reversibel. Efek bakterisidal dengan cara
membentuk ikatan dengan subunitribosom 30S dan mengubah sintesis protein, yang akhirnya akan
mengakibatakan kematian sel. contoh : gol. Aminoglikosida (amikacin, gentamycin), gol. Makrolida
(eritromycin, azitromycin) • Menghambat sintesis asam folat memiliki efek bateriostatik dan
bakterisidal dengan cara membuat Bakteri tidak dapat mengabsorbsi asam folat, tetapi harus
membuat asam folat dari PABA (asam para amino benzoat),dan glutamat. contoh : gol.
Sulfonamid,trimetroprim • Mengganggu sintesisDNA memiliki efek bateriostatik dan bakterisidal
dengan cara menghambat asam deoksiribonukleat (DNA) girase sehingga menghambat sintesis DNA.
DNA girase adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang menyebabkan terbukanya dan
terbentuknya superheliks pada DNA sehingga menghambat replikasi DNA. Selain itu juga bekerja
denagn cara menghambat RNA polimerase dan menghambat topoisomerase. contoh : rifampicin,
metronidazole, gol. Quionolon.
Time dependent killing Antibiotik akan menghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya
dipertahankan cukup lama di atas Kadar Hambat Minimal kuman. Contoh : Penisilin, Sefalosporin,
linezoid, dan eritromisin. • Concentration dependent killing Antibiotik akan menghasilkan daya
bunuh maksimal jika kadarnya relatif tinggi atau dalam dosis besar, tapi tidak perlu mempertahankan
kadar tinggi ini dalam waktu lama. Contoh : aminoglikosida, fluorokuinolon, dan ketolid.
Beta laktam Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur
cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-
laktamase. Obat-obat antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif
terhadap organisme Gram -positif dan negatif. Antibiotik betalaktam mengganggu sintesis dinding sel
bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer
yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri. contoh : penicillin, ampicilin,
amoxcillin, sefalosporin
Inhibitor Beta laktam Inhibitor beta-laktamase melindungi antibiotik beta-laktam dengan cara
menginaktivasi beta-laktamase. Golongan antibiotik ini adalah asam klavulanat, sulbaktam, dan
tazobaktam. Asam klavulanat merupakan suicide inhibitor yang mengikat beta-laktamase dari bakteri
Gram-positif dan Gram-negatif secara ireversibel. Obat ini dikombinasi dengan amoksisilin untuk
pemberian oral dan dengan tikarsilin untuk pemberian parenteral. Sulbaktam dikombinasi dengan
ampisilin untuk penggunaan parenteral, dan kombinasi ini aktif terhadap kokus Grampositif,
termasuk S. aureus penghasil beta-laktamase, aerob Gram-negatif (tapi tidak terhadap
Pseudomonas) dan bakteri anaerob. Sulbaktam kurang poten dibanding klavulanat sebagai inhibitor
beta-laktamase. Tazobaktam dikombinasi dengan piperasilin untuk penggunaan parenteral. Waktu
paruhnya memanjang dengan kombinasi dan ekskresinya melalui ginjal. contoh : amox clav
Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa
dan turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam molekulnya, yang
saling terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya luas dan meliputi terutama banyak bacilli gram-
negatif. Obat ini juga aktif terhadap gonococci dan sejumlah bakteri gram- positif. Aktifitasnya adalah
bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di
dalam sel. contoh : streptomisin, gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin. • Tetrasiklin
Bersifat bakteriostatis, hanya melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid
lemah. Mekanisme kerjanya mengganggu sintesa protein bakteri. Spektrum luas dan meliputi banyak
cocci gram positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli serta mikroorganisme lain seperti
Ricketsia, Mikoplasma, Klamidia, dan beberapa spesies mikobakteria. contoh : tetrasiklin, doksisiklin,
oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin
Makrolida bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri gram-positif dan spectrum kerjanya
mirip Penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga
sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering dapat menyebabkan resistensi.
Absorbinya tidak teratur, agak sering menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya
singkat. contoh : eritromisin, azitromisin, klaritromisin • Linkomisin dihasilkan oleh Streptomyces
lincolnensis (AS 1960). Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih sempit daripada
makrolida, terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob. Berhubung efek sampingnya hebat
kini hanya digunakan bila terdapat resistensi terhadap antibiotika lain. contoh : linkomisin.
Quinolon senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman,
berdasarkan inhibisi terhadap enzim DNA-gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan.
Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi. contoh :
enrofloxacin, ciproflocaxin, levofloxacin. • Kloramfenikol kloramfenikol mempunyai spektrum luas.
Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir semua kuman gram positif dan sejumlah kuman gram
negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. contoh :
kloramfenikol
Suatu golongan obat yang bersifat fungisida atau fungistatic yang dapat digunakan untuk mengobati
dan mencegah mikosis seperti kutu air, kurap, candidiasis, infeksi sistemik serius seperti meningitis
kriptokokus, dan lain-lain
Amfoterisin B → Bersifat fungistatik /fungisidal tergantung dosis & sensivitivitas jamur. • Indikasi >>
Terapi awal infeksi jamur yang mengancam kehidupan. Koksidiomikosis (infeki jamur pd paruparu),
Aspergilosis, kandidiosis. Obat terpilih (Drug of choice) untuk Blastomikosis
Imidazol & Triazol • Spektrum luas → Terdiri dari : ketokonazol, mikonazol, fluokonazol , dll. Banyak
digunakan sebagai anti jamur sistemik. Vorikonazol → relatif baru, tosisitas lebih rendah
Griseofulvin → in vitro efektif terhadap berbagai jenis jamur. Absorpsi melalui sal cerna kurang
baik.Efek samping : Leukopenia & granulo sitopenia. Sediaan tablet 125 mg & 500mg • Imidazol &
triazol • Tolnaftat • Nistatin
Asam benzoat & as salisilat (whitfield) 2 : 1 • Asam benzoat → fungistatik • Asam salisilat →
keratolitik • Asam undesilenat • Haloprogin
Infeksi berat → gol imidazol • Lesi hiperkeratosis kuku → anti jamur topikal + zat keratolitik • Infeksi
jamur dgn tanda radanghebat → anti jamur + kortikosteroid • Tinea versikolor → selenium sulfid
Obat untuk memberantas atau mengurangi infestasi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh •
Antelmentik lama →kurang aman dan kurang efektif • Antelmentik baru → lebih aman & efektif, rasa
tidak mengganggu, sebagian dapat diberikan oral, dosis tunggal
Cacing tambang (ankilostomiasis) • Cacing kremi (enterobiasis) • Cacing gelang (askariasis) • Cacing
Pita (taeniasis) • Filaria (W bancrofti, B malayi, Loa loa →(filariasis)
Obat pilihan pertama untuk filariasis Dapat menghilangkan mikrofilaria W bacrofti, B malayi, loa loa
dari peredaran darah.
Efektif terhadap A. lumbricoides & E vermicularis • Mekanisme kerja : Blokade respon otot cacing
terhadap asetil kolin → paralisis • Cacing mudah dikeluarkan oleh peristaltik usus,cacing keluar 1-3
hari setelah pengobatan.
Untuk : cacing kremi, gelang, tambang. • Mekanisme kerja : depolarisasi otot cacing dan
meningkatkan frekuensi impuls. • Cacing mati dalam keadaan spastis • Absorpsi kurang baik, ekskresi
sebagian besar melalui tinja • Efek non terapi: keluhan saluran cerna, demam & sakit kepala • Kontra
indikasi : wanita hamil,Usia < 2 tahun, Pemberian bersama piperazin. • Obat terpilih untuk :
askariasis, ankilostomiasis, enterobiasis & strongyloidiasis • Sediaan : tablet 125mg, 250 mg Dosis 10
mg/kgBB, dosis tunggal
Mebendazol
Amebiasis Entamoeba histolytica Terkontaminasi pada makanan dan minuman Tanda & gejala :
diarrhea Pengobatan : metronidazole (Flagyl) • Trichomoniasis – Penularan secara seksual
Pengobatan metronidazole (Flagyl)
Toxoplasma gondii adalah protozoa dengan penyebaran luas. • Infeksi oleh T.gondii dapat
menyebabkan terjadinya toxoplasmosis, infeksi tesebut dapat terjadi pada hewan dan manusia •
Frekuensi penyebaran tergantung pada kelembaban dan temperatur, dan kebiasaan mengkonsumsi
daging yang tidak dimasak atau kurang matang.
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang berfungsi mengatur peredaran
darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.