Pengakhiran bisnis suatu persekutuan biasanya merupakan suatu peristiwa yang emosional bagi para sekutu yang terlibat. Sekutu-sekutu tersebut mungkin telah menaruh harapan yang tinggi atas bisnisnya serta telah menginvestasikan sejumlah besar sumber daya pribadi dan waktu dalam bisnis itu. Akhir dari persekutuan sering kali merupakan akhir dari impian-impian bisnis. Para akuntan biasanya mendampingi proses likuidasi dan harus mengakui hak-haksah dari sejumlah besar pihak yang terlibat dalam persekutuan: para sekutu individual, kreditor persekutuan dan sekutu individu, pelanggan, serta pihak-pihak lain yang memiliki hubungan bisnis dengan persekutuan. • Pengunduran diri atau Disosiasi (dissociation) Pengunduran diri atau disosiasi (dissociation) adalah konsep hukum untuk pengunduran diri sekutu karena: 1. Sekutu meninggal 2. Sekutu secara suka rela mengundurkan diri (missal: pensiun) 3. Keputusan pengadilan, seperti :
a. Sekutu terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum yang secara signifikan berakibat negatif bagi persekutuan. b. Sekutu melanggar perjanjian persekutuan
c. Sekutu menjadi debitur dalam kebangkrutan
d. Sekutu individual sudah tidak mampu melaksanakan
kewajibannyaberdasarkan perjanjian persekutuan • Pembubaran (dissolution) Pembubaran (dissolution) merupakan pengakhiran persekutuan. Kejadian- kejadian yang dapat menyebabkan pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan adalah sebagai berikut: 1. Dalam persekutuan, sewaktu-waktu, seorang sekutu dapat mengeluarkan pemberitahuan pengunduran diri dari persekutuan. Pengunduran diri sewaktu- waktu ini dapat terjadi, sebagian besar, hanya dalam bentuk pemahaman secara lisan diantara para sekutu dan tidak ada ketentuan pasti atau tindakan spesifik yang diambil. Perjanjian persekutuan dapat menghindari kejadian seperti ini yang dapat menyebabkan bubarnya persekutuan dengan memasukan, misalnya sebuah ketentuan untuk membeli kepemilikan sekutu yang keluar dari persekutuan. 2. Pada persekutuan yang didirikan dengan batas waktu dan tujuan tertentu, pembubarandapat terjadi karena: a. Seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri karena melakukan kesalahan, paling tidak terdapat setengah sekutu yang tinggal memutuskan menghentikan bisnis persekutuan. b. Ketika seluruh sekutu setuju untuk menghentikan persekutuan, atau c. Ketika batas waktu atau tujuan yang dimaksud telah terpenuhi atau selesai.
2. Adanya keputusan pengadilan bahwa :
a. Tujuan ekonomis persekutuan tampaknya tidak dapat tercapai,
b. Seorang sekutu terlibat dalam suatu tindakan terkait dengan bisnis
persekutuan yang membuat bisnis persekutuan tidak mungkin dilanjutkan secara praktik, atau c. Ketika tidak memungkinkan untuk meneruskan bisnis persekutuan secara praktik sejalan dengan perjanjian persekutuan. Pada saat pembubaran, persekutuan memulai proses terminasi bisnis persekutuan. • Laporan likuidasi dan realisasi persekutuan Untuk mengarahkan dan meringkas proses likuidasi persekutuan, sebuah laporan likuidasi dan realisasi harus disiapkan. Laporan ini, yang biasa disebut dengan “Laporan likuidasi”, adalah dasar pembuatan ayat jurnal untuk mencatat likuidasi. Laporan ini menyajikan pengaruh likuidasi terhadap akun-akun neraca persekutuan dalam bentuk kertas kerja. Laporan menunjukan konversi aset menjadi kas, alokasi keuntungan atau kerugian kepada para sekutu, dan distribusi kas kepada para kreditor dan sekutu. 1.2 LIKUIDASI SEKALIGUS Likuidasi sekaligus (lump-sump liquidation) merupakan suatu proses likuidasi di mana seluruh aset dikonversikan menjadi kas dalam waktu yang sangat pendek, kreditur eksternal dibayar, dan pembayaran tunggal secara gabungan kepada para sekutu atas bagian modal yang disetorkan. Meskipun kebanyakan likuidasi persekutuan terjadi selama periode yang lebih panjang, likuidasi bersamaan merupakan fokus yang baik untuk menjelaskan konsep utama likuidasi persekutuan. • Realisasi Aset Aset-aset persekutuan, termasuk piutang dari sekutu dan sejumlah kontribusi yang disyaratkan kepada sekutu untuk menutupi modal defisit, digunakan untuk membayar kreditur persekutuan. Kewajiban kepada sekutu individual, misalnya, kewajiban yang timbul atas pinjaman yang dibuat persekutuan dari sekutu, mempunyai status yang sama dengan kreditur pihak ketiga: kreditur diluar tidak memiliki prioritas melebihi sekutuyang memberi pinjaman kepada persekutuan. Pinjaman antar sekutu dan persekutuan harus didokumentasikan secara lengkap, seperti dalam bentuk wesel bayar, untuk mengindikasikan dengan jelas bahwa transaksi tersebut adalah pinjaman dan bukan kontribusi modal atau penarikan. Pinjaman ini juga dikenakan bunga sampai dibayar, kecuali terdapat hal lain yang disetujui oleh persekutuan dan sekutu individual. Pinjaman kepada dan dari sekutu harus diselesaikan selama proses terminasi. Jumlah yang tersisa kemudian dibayar, dalam bentuk kas, kepada para sekutu sehubungan dengan hak merekadalam distribusi likuidasi. • Beban likuidasi Proses likuidasi biasanya dimulai dengan menjalankan aset dan kewajiban persekutuan yang diketahui. Nama dan alamat kreditur serta jumlah yang terutang dari masing- masing pihak harus dicatat. Kreditur yang belum terjadwal akan diketahui selamaproses likuidasi. Proses likuidasi juga melibatkan beberapa beban seperti biaya hukum dan akuntansi tambahan. Persekutuan juga menanggung biaya penghentian usaha, seperti biaya iklan khusus dan biaya mencari agen penjual peralatan yang khusus. Beban ini dialokasikan terhadap akun modal para sekutu dalam rasio distribusi laba dan rugi. • Ilustrasi Likuidasi Sekaligus Kasus 1. Persekutuan masih solven dan tidak terdapat defisit dalam akun modal sekutu. Laporan realisasi dan likuidasi untuk kasus 1, berisi hanya akun-akun neraca ditiap kolom, dimana seluruh aset nonkas disajikan dalam satu akun. Pada saat unit usaha melakukan likuidasi, hanya akun-akun neraca yang merupakan akun relevan; sedangkan laporan laba rugi adalah untuk kelangsungan usaha. Proses likuidasi disajikan berdasar urutan kejadian dalam baris-baris kerja. Jadi, kertas kerja mencakup seluruh proses realisasi dan likuidasi serta merupakan dasar ayat jurnal untuk mencatat proses likuidasi. Kasus 2. Persekutuan masih solven dan timbul defisit pada akun modal sekutu Defisit dalam akun modal sekutu dapat terjadi jika saldo kredit akun modal sekutu terlampau rendah untuk dapat menanggung beban kerugian yang ditentukan. Defisit modal dapat terjadi kapan saja selama proses likuidasi. Defisit tersebut dapat dihilangkan melalui salah satu dari dua cara berikut : a. Para sekutu menginvestasikan kas atau aset lain untuk mengeliminasikan defisit modal. b. Defisit modal sekutu didistribusikan kepada sekutu yang lain berdasarkan rasio pembagian laba dan rugi yang terjadi. Pendekatan yang digunakan bergantung pada kondisi solvensi sekutu yang mengalami defisit modal. Seorang sekutu yang secara pribadi masih solven dan memiliki kekayaan bersih untuk mengeliminasikan defisit modal harus melakukan investasi tambahan pada persekutuan untuk menutupi defisit tersebut. Disisi lain, jika sekutu tersebut secara pribadi tidak solven, yaitu kewajiban pribadi melebihi aset pribadinya, maka sekutu yang lain menanggung defisit sekutu yang tidak solven dengan mengalokasikan ke dalam akun modal masing-masing sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi yang berlaku. Kasus 3. Persekutuan tidak solven dan defisit timbul dalam akun modal sekutu Sebuah persekutuan tidak solven jika kas yang ada dan kas yang dihasilkan dari penjualan aset tidak cukup untuk membayar kewajiban persekutuan. Dalam kasus ini, sekutu secara individual bertanggungjawab untuk sisa kewajiban persekutuan yang belum terbayar. Ilustrasi berikut ini menunjukan persekutuan yang tidak solven dan terdapat defisit dalam akun modal salah satu sekutu. 1.3 LIKUIDASI BERTAHAP Likuidasi bertahap (installment liquidation) merupakan likuidasi yang secara umum memerlukan beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran periodic, atau cicilan/betahap, kepada para sekutunya selama periode likuidasi. Kebanyakan likuidasi persekutuan dilakukan dalam periode yang diperpanjang dengan tujuan memperoleh jumlah realisasi asset yang sebesar mungkin. Umumnya, para sekutu menerima pembayaran periodic selama likuidasi karena mereka memerlukan dana tersebut untuk keperluan pribadi. Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas ke para sekutu sebelum menyelesaikan likuidasi asset yang terjadi. Pihak akuntan secara khusus harus berhati-hati pada saat mendistribusikan kas, karena dapat saja terjadi suatu peristiwa di masa mendatang yang mungkin mengubah jumlah yang harus dibayarkan kepada masing-masing sekutu. Untuk alasan ini, panduan praktis berikut ini dapat digunakan untuk membantu para akuntan dalam menentukan pembayaran angsuran yang aman kepada para sekutu. 1. Tidak mendistribusikan uang tunai kepada para sekutu hingga seluruh liabilitas dan beban likuiditas actual maupun potensial telah dibayarkan atau telah dicadangkan seperlunya. 2. Antisipasi kemungkinan yang terburuk, atau lebih membatasi sebelum menentukan jumlah angsuran tunai yang diterima oleh masing-masing sekutu: a. Asumsikan bahwa seluruh asset nonkas yang tersisa akan dihapuskan sebagai kerugian; yaitu dengan mengasumsikan bahwa tidak ada yang dapat direalisasikan pada pelepasan asset. b. Asumsikan bahwa deficit yang timbul dalam akun modal para sekutu akan didistribusikan kepada sekutu yang tersisa; yaitu dengan mengasumsikan bahwa deficit tersebut tidak akan dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para sekutu. 3. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa saldo kredit pada akun modal menunjukkan distribusi kas yang aman yang dapat didistribusikan kepada para sekutu dalam jumlah yang sesuai. • Ilustrasi Likuidasi Bertahap Ilustrasi yang digunakan dalam likuidasi lumsum daripersekutuan ABC sekarang juga digunakan untuk mengilustrasikan likuidasi secara bertahap/berangsur. Aldi, Bayu, dan Citra memutuskan untuk melakukan likuidasi terhadap usaha mereka selama beberapa periode waktu dan menerima distribusi kas yang tersedia secara bertahap selama proses likuidasi. Apabila pada tahap pertama baru sebagian aktiva dapat direalisasikan (dijual), maka pertama kali harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur. Sisa uang (kas) hasil penjualan aktiva kemudian dibayarkan kepada para anggota sebagai pembayaran kembali sebagian hak penyertaannya. • Rencana Distribusi Kas Pada awal proses likuidasi, akuntan umumnya menyusun rencana distribusi kas (cash distribution plan), yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai pembayaran kas secara bertahap yang akan diterima oleh masing-masing pada saat telah tersedia kas dalam persekutuan. Distribusi bertahap actual ditentukan dengan menggunakan laporan realisasi dan likuiditas, yang dilengkapi dengan skedul pembayaran aman kepada para sekutu. Rencana distribusi kas merupakan proyeksi pro forma penggunaan kas apabila telah tersedia uang tunai. • Daya Serap Kerugian Konsep dasar dari rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi adalah daya serap kerugian (loss absorption power—LAP). LAP seorang sekutu diartikan sebagai kerugian maksimum yang dapat terjadi dalam persekutuan sebelum saldo akun modal sekutu dilunasi. Daya serap kerugian merupakan fungsi dari dua elemen, sebagai berikut: Saldo akun modal sekutu LAP = Bagian kerugian sekutu Dari hal tersebut, para sekutu mampu menentukan jumlah relative yang akan diterima masing-masing apabila telah tersedia kas pada persekutuan. Pembayaran secara bertahap kepada para sekutu dihitung dalam laporan realisasi dan likuiditas persekutuan dengan menggunakan skedul distribusi aman kepada para sekutu.