Anda di halaman 1dari 9

FISIOLOGI TUMBUHAN

(JCKK 141) Maret 2021

PEMATAHAN DORMANSI BIJI DAN PERKECAMBAHAN

SITI NURLIYA

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,


Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, 70714

ABSTRAK

Perkecambahan adalah dimana muncul dan berkembangnya radikula dari plumula


dari benih atau biji. Secara visual dan morfologis suatu benih yang berkecambah
ditandai dengan terlihatnya radikula dan plumula dari biji. Pada proses
perkecambahan terjadi proses inbibisi, aktivitas enzim, insiasi pertumbuhan
embrio retaknya kulit biji dan munculnya kecambah. Factor yang berpengaruh
terhadap perkecambahan adalah factor genetic dan factor lingkungan. Pada
perkecambahan terdapat istilah dormansi, yaitu dimana benih yang sesungguhnya
hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Dormansi disebabkan oleh beberapa factor
yaitu benih tersebut impermeable terhadap air, dan belum matang dengan
sempurna. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai perkecambahan,
perlakuan yang paling baik adalah ketika kecambah di beri H2SO4 karena larutan
tersebut msangat embantu dalam pematahan dormansi sehingga air mudah masuk
ke dalam biji untuk melakukan tahap-tahap perkecambahan.

Kata kunci: Dormansi, Perkecambahan,embrio,

PENDAHULUAN

Perkecambahan adalah dimana muncul dan berkembangnya radikula dari plumula


dari benih atau biji. Secara visual dan morfologis suatu benih yang berkecambah
ditandai dengan terlihatnya radikula dan plumula dari biji. Pada proses
perkecambahan terjadi proses inbibisi, aktivitas enzim, insiasi pertumbuhan
embrio retaknya kulit biji dan munculnya kecambah. Factor genetic yang
berpengaruh adalah komposisi kimia, enzim dalam benih, dan dan susunan fisik
atau kimia dari kulit biji, sedangkan factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
perkecambahan adalah air, gas, suhu dan cahaya. Cepat atau lambatnya proses
perkecambahan penting sekali untuk menentukan kualitas bibit yang akan
dihasilkan. Benih yang berkecambah lebih cepat kemungkinan besar akan
menghasilkan bibit dengan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan
benih yang berkecambah lebih lambat (Marthen et al., 2013). Perkecambahan
merupakan proses yang sangat penting untuk pertumbuhan pada tanaman. Fase
perkecambahan merupakan fase waktu mulai terbentuknya organ tanaman seperti
akar, batang dan daun untuk pertama kalinya. Fase kecambah sangat aktif
menumbuhkan tunas-tunas yang baru. Proses perkecambahan merupakan tahap
awal dari proses terbentuknya individu baru pada tumbuhan berbiji (Mudiana,
2006). Sifat kulit biji dan banyaknya jumlah air yang tersedia di lingkungan
sekitarnya mempengaruhi penyerapan air oleh biji. Perkecambahan terjadi
ditandai dengan meningkatnya respirasi disertai dengan meningkatnya
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida \, air dan energy. Salah satu
factor yang berpengaruh terhadap perkecambahan adalah air. Air merupakan
bahan yang sangat penting dalam kehidupan, karena tidak ada kehidupan yang
dapat berlangsung tanpa adanya air. Banyak fungsi dalam biologi yang
sepenuhnya tergantung pada air seperti pada reaksi-reaksi biokimia dalam
protoplasma yang dikendalikan oleh enzim selain itu, molekul air dapat
berinteraksi secara langsung sebagai komponen reaktif dalam proses metebolisme
sel. Sehubungan dengan perkecambahan, air sangat berperan penting bagi
perkecambahan, karena sebagian besar biji mempunyai kandungan air yang relatif
rendah dan perkecambahan dimulai dari penyerapan air. Biji memerlukan
sejumlah besar air yang harus diserap sebelum perkecambahan terjadi yaitu
sekitar dua atau tiga kali berat keringnya (Ai dan Maria, 2010). Perkecambahan
terjadi dengan beberapa tahap, yaitu imbibisi, sekresi hormone dan enzim,
hidrolisis cadangan makanan, dan pengiriman bahan makanan terlaru dan hormon
ke daerah titiktumbuh atau atau daerah lainnya sertaasimilasi atau fotosintesis
(Sudjadi, 2006). Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu
tanaman khususnya tanaman berbiji. Pada tahap perkecambahan, embrio di dalam
biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan embrio berkembang menjadi tumbuhan muda yang
di kenal dengan kecambah (Amartani, 2019). Seperti yang telah di jelaskan di
atas, bahwa air sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Peranan air bagi
perkecambahan diantaranya adalah penyerapan air membantu mengaktifkan sel-
sel yang bersifat embrionik di dalam biji sehingga penyerapan air mempercepat
perkecambahan, air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji
dan menyebabkan mengembangnya embrio dan endosperm. Hal ini
mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji, air memberikan fasilitas untuk
masuknya oksigen ke dalam biji. Dinding sel yang hamper kering hampr tidak
permiabel untuk gastetapi apabila dinding sel diimbibisi ileh air maka maka gas
akan masuk ke dalam biji secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio
menyerap air maka persediaan oksigen meningkat pada sel-sel hidup sehingga
memngkinkan lebih aktifnya respirasi. Selain itu CO2 yang dihasilkan oleh
respirasi lebih mudah berdifusi ke luar. Manfaat air lainnya bagi perkecambahan
adalah air dapat mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan
berbagai reaksi metabolism dalam sel serta air berguna sebagai media angkutan
makanan dari endosperm atau kotiledon ke daerah titik-titik tumbuh, yang
diperlukan untuk membentuk protoplasma baru ( Ai dan Maria, 2010).

Pada perkecambahan terdapat istilah dormansi. Menurut Rumahorbu et al 2020,


dormansi benih adalah kondisi dimana ketika benih hidup tidak berkecambah
sampai batas waktu di akhir pengamatan meskipun adanya factor lingkungan yang
optimum dan lengkap untuk perkecambahan. Dominansi benij disebabkan karena
adanya impermeabelitas kulit benih terhadap air dan gas serta embrio yang belum
tumbuh sempurna. Dormansi fisik merupakan dormansi yang disebabkan oleh
adanya pembatas struktural terhadap perkecambahan benih, seperti kulit benih
yang keras dan kedap yang menjadi penghalang masuknya air atau gas ke dalam
benih. Dormansi benih ialah cara tanaman agar dapat bertahan hidup dan
beradaptasi dengan lingkungannya. Dormansi benih dapat mencegah terjadinya
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

perkecambahan di lapangan, mekanisme untuk mempertahankan hidup benih, dan


pada beberapa spesies menjadi lebih tahan simpan. Namun, dormansi benih dapat
mengacaukan waktu tanam, memperpanjang waktu berkecambah, serta
menimbulkan masalah dalam interpretasi terhadap pengujian benih. Perlakuan
pematahan dormasi merupakan istilah yang digunakan untuk proses atau kondisi
yang diberikan untuk mempercepat perkecambahan benih sehingga persentase
berkecambah tetap tinggi. Perlakuan pematahan dormasi diberikan pada benih-
benih yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dikecambahkan.
Perlakuan pendahuluan ditujukan pada kulit benih, embrio, maupun endosperma
benih dengan tujuan untuk menghilangkan faktor penghambat perkecambahan dan
mengaktifkan kembali selsel benih yang dorman.

METODE
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri dan
penutupnya, thermometer larutan, dan pipet tetes.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji kacang hijau
(Vigna radiata), larutan H2SO4, larutan NaOH, air panas 80℃, akuades dan
kapas.

Cara Kerja
Pertama-tama, bersihkan alat-alat yang akan digunakan seperti gelas ukur dan
petridish, kemudian ditetesi dengan alcohol secukupnya, ratakan dan biarkan
kering. Kedua, yaitu siapkan benih yang akan digunakan sebanyak 40 biji,
kemudian membaginya menjadi 4 perlakuan secara duplo, masing-masing 5 biji.
Ketiga, perlakukan terhadap biji tersebut dengan merendamnya ke dalam
beberapa larutan berikut :
a. Kontrol
b. Air panas 80℃
c. Larutan H2SO4 0,1 M
d. Larutan NaOH 0,1 M
Keempat, rendam selama 5 menit dan tiriskan. Kemudian siapkan 8 buah cawan
petri yang dilapisi dengan media berupa kapas lemba. Lalu, letakkan biji kacang
hijau ke dalam cawan petri masing-masing sebanyak 5 biji, kemudian
menutupnya dengan tutup cawan petri, siram sehari sekali atau secukupnya.
Tahap terakhir adalah mengamati proses perkecambahannya selama 1 minggu.

HASIL

Tabel 1. Hasil Perkecambahan Benih Kacang Hijau


Hari ke (T) Jumlah benih yang Berkecambah
Kontrol Air panas H2SO4 NaOH
1 0 1 5 4
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

2 0 4 5 4
3 5 5 5 5
4 5 5 5 5
5 5 5 5 5
6 5 5 5 5
7 5 5 5 5
(PP) % 100% 100% 100% 100%
(PP) % 100%

Perhitungan :
1. Persentase perkecambahan (PP) Kacang Hijau
 Persentase perkecambahan perlakuan kontrol
PPa = 100%
 Persentase perkecambahan perlakuan air panas
PPa = 100%

 Persentase perkecambahan perlakuan H2SO4


PPa = 100%

 Persentase perkecambahan perlakuan NaOH


PPa = 100%

PPA (1)+ PPA (2)+ PPA (3)+ PPA (4)


PPa =
4
100 %+100 %+ 100 %+100 %
=
4
=100%.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa


proses perkecambahan dengan media berbeda menghasilkan hasil yang berbeda
pula. Pertumbuhan perkecambahan yag berbeda disebabkan oleh banyak factor
tetapi faktor yang paling mempengaruhi adalah factor lingkungan. Kecambah
yang hidup di lingkungan asam berbeda hasilnya dengan kecambahn yang hidup
pada daerah yang bukan asam dan tentu saja berpengaruh terhadap benih yang
akan dihasilkan yaitu berkualitas atau tidak. Menurut Ai dan Maria 2010,
perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat menghasilkan
pertumbuhan dari komponen kecambah, yaitu plumula dan radikula. Biasanya
radikula keluar dari kulit biji, lalu tumbuh ke bawah dan membentuk sistem akar.
Plumula muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk. Proses perkecambahan
dimulai dari proses . absorbsi air, Metabolisme penguraian materi cadangan
makanan, Transpor materi hasil penguraian dari endosperm ke bagian embrio
yang aktif tumbuh, Proses-proses pembentukan kembali (asimilasi), Respirasi,
Pertumbuhan. Proses yang pertama adalah absorbs air, absorbsi atau penyerapan
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

air merupakan langkah awal dalarn perkecambahan biji dan blji yang menyerap
air atau mengalami imbibisi akan membengkak. Pembengkakan btji menyebabkan
kulit btji pecah sehingga radikula tumbuh ke arah bawah dan membentuk akar.
Tahap selanjutnya yaitu metabolism penguraian materi cadangan makanan. Proses
ini merupakan pemecahan senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi
senyawa bermolekul lebih kecil, sederhan4 larut dalam air dan dapat diangkut
melalui membran dan dinding sel. Cadangan makanan utama pada biji berupa
pati, herniselulosq lemak dan protein. Senyawa-senyawa ini tidak larut dalam air
atau berupa koloid, terdapat dalam jumlah besar pada endosperm dan kotiledon,
tidak dapat diangkut ke daerah yang memerlukan. Proses penguraian
makromolekul ini dibantu oleh beberapa enzim, seperti amilase mengubah pati
dan hemiselulosa menjadi gula" protease mengubah protein menjadi asam arnino,
lipase mengubah lemak menjadi asam Kotiledon lemak dan gliserin. Aktivasi
enzim dilakukan oleh air setelah terjadinya imbibisi. Enzim yang telah diaktivasi
masuk ke dalam endosperm atau kotiledon untuk menguraikan cadangan
makanan. Tahap selanjutnya adalah Transpor materi hasil penguraian dari
endosperm ke bagian embrio yang aktif tumbuh. Proses ini terjadi ketikan hasil
penguraian diangkut dari jaringan penyimpanan makanan menuju titik-titik
tumbuh pada aulikula, radikula dan plumula. Biji belum mempunyai jaringan
pengangkut sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu
sel hidup ke sel hidup lainnya. Pada tahap selanjutnya yaitu Proses-proses
pembentukan kembali (asimilasi), yaitu proses terakhir dalam penggunaan
cadangan makanan dan juga merupakan proses pembangunan kembali, misalnya
protein yang sudah dirombak menjadi asam amino disusun kembali menjadi
protein baru dengan bantuan energi yang dihasilkan dari respirasi. Kemuadian ada
tahap respirasi yaitu proses perombakan karbohidrat menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan membebaskan sejumlah energi. Proses ini dimulai pada
aulikula, radikula dan plumula dan akan beralih ke endosperm atau kotiledon
setelah cadangan makanan habis. Aktivitas respirasi yang tertinggi te{adi pada
saat radikula menembus kulit biji. Proses yang terakhir adalah pertumbuhan, yaitu
dimana terjadi setelah kulit biji memecah. Ada dua macam pertumbuhan pada
perkecambahan, yaitu pembesaran sel-sel yang sudah ada dan pembentukan sel-
sel yang baru pada titik-titik tumbuh. Pertumbuhan berakhir setelah terjadi
pemanjangan radikula dan plumula (Ai dan Maria, 2010). Faktor yang
mempengaruhi perkecambahan ada 2 yaitu faktor dalam berupa gen, persediaan
makanan dalam biji,hormon,ukuran dan kekerasan biji, dormansi dan faktor luar
yaitu air, temperatur ,oksigen, medium (Imansari dan Sri, 2017)

Ada beberapa sebab yang menyebabkan biji kacang hijau mengalami dormansi.
Menurut Hartiningsih (2012), penyebab dormansi benih adalah sebagai berikut:
dormansi Fisik, penyebabnya adalah: 1. Impermeabilitas kulit terhadap air.
Biasanya terjadi pada biji-biji yang mempunyai kulit biji keras, sehingga
pengambilan air terhalang kulit biji yang berdinding tebal 2.Permeabilitas kulit
biji yang rendah terhadap gas-gas. Gas yang menjadi penghambat adalah gas
CO2. Dormansi fisiologis, penyebabnya adalah : 1.Immaturity embrio yaitu
perkembangan embrio tidak secepat jaringan sekitarnya, sehingga perkecambahan
perlu ditunda dan biji ditempatkan pada kondisi tertentu sampai embrio sempurna.
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

2.After ripening yaitu setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama
penyimpanan , sehingga benih mampu berkecambah. Benih ini bisa langsung
berkecambah bila setelah panen diberi perlakuan khusus. Tetapi setelah disimpan
beberapa waktu, perlakuan khusus itu tidak diperlukan contohnya selada dapat
berkecambah langsung bila diberi suhu <20℃. Sifat dormansi ada 2 yaitu : 1.
Dormansi sekunder yaitu benih yang dalam keadaan normal dapat berkecambah,
tetapi bila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama
beberapa waktu dapat kehilangan kemampuan berkecambah. 2. Dormansi karena
hambatan metabolisme pada embrio terjadi karena adanya zat penghambat
perkecambahan dalam embrio. Pematahan dormansi biji dapat dilakukan dengan
perlakuan skarifikasi mekanik yaitu mengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan
penusukan jarum tepat pada bagian titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio
(perlukaan selebar 5mm). Skarifikasi mekanik mengakibatkan hambatan mekanis
kulit benih untuk berimbibisi berkurang, sehingga meningkatkan kadar air dapat
terjadi lebih cepat yang memacu benih untuk berkecambah. Cara lain yaitu
perlakuan skarifikasi kimiawi dengan maksud kulit benih lebih mudah dimasuki
air pada waktu proses imbibisi. Perendaman pada larutan kimia yaitu asam kuat
seperti KNO3, H2SO4, dan HCl dengan konsentrasi encer sampai pekat membuat
kulit benih menjadi lebih lunak, sehingga dapat dilalui oleh air dan biji cepat
berkecambah (Imansari dan Sri, 2017).

Kecambah yang diberi perlakuan berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pula.
Pada perlakuan kontrol kecambah yang tumbuh dimulai dari hari ke dua, pada
perlakuan air panas ada 1 benih yang tumbuh pada hari pertama dan disusul oleh
benih yang lain, pada perlakuan H2SO4, pada hari pertama sudah tumbuh
kecambah pada semua benih dan yang terakhir adalah perlakuan pada NaOH yaitu
pada hari pertama benih berkecambah sebanyak 4 buah. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang efektif adalah dengan
menggunakan H2SO4 karena proses dormansi cepat terjadi sehingga
perkecambahan dapat terjadi dengan mudah.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:

1. Perkembangan benih menjadi kecambah pada perlakuan yang berbeda


menghasilkan hasil yang berbeda pula. Semakin cepat pematahan dormasi
maka semakin cepat pula perkecambahan terjadi. Perkecambah terjadi
melalui beberapa proses seperti imbibisi (penyerapan air), pengaktifan
enzim, hidrolisa cadangan makanan, absorbs oksigen dan translokasi
cadangan makanan ke embrio.
2. Persentase perkecambahan pada setiap perlakuan adalah 100%.
3. Perlakuan dengan perkecambahan terbaik adalah pada perlakuan H2SO4,
yang mana pada hari pertama sudah ada perkecambahan pada semua benih
yang diberi H2SO4 karena pematahan dormasi paling cepat jika diberi
H2SO4.
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S., & Ballo, M. 2010. Peranan Air dalam Perkecambahan Biji. Jurnal Sains
Ilmiah. 10 (2). 190-195.
Imansari, F., & Haryanti, S. 2017. Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju
Perkecambahan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Buletin Anatomi dan
Fisiologi 2 (2). 187-192.
Sudjadi, Bagod. (2006). Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya: Yudhistira.
Marthen., Kaya, E., & Rehatta H. 2013. Pengaruh Perlakuan Pencelupan dan
Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes falcataria
L.). Agrologia. 2 (1) : 10-16.
Rumahorbo, A. S. R., Duryat., Bintoro A. 2020. Pengaruh Pematahan Masa
Dormansi melalui Perendaman Air dengan Stratifikasi Suhu terhadap
Perkecambahan Benih Aren (Arenga pinnata). Jurnal Sylva Lestari. 8 (1). 77-84.
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

LAMPIRAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021

LAPORAN SEMENTARA
Perkecambahan adalah permulaan dimana munculnya bakal daun dan bakal akar.
Perkecambahan memiliki tahap-tahap dan tahap yang utama adalah imbibisi
dimana adalah penyerapan air oleh benih. Factor yang mempengaruhi
perkecambahan adalah factor lingkungan dan factor genetic.
Dormansi adalah benih yang hidup tapi tidak bisa berkecambah walau factor
lingkungannya baik, hal ini dikarenakan 2 kemungkinan yaitu impermeabelitas
dan benih masih belum matang.
Hasil dari Penelitian adalah :
Tabel 1. Hasil Perkecambahan Benih Kacang Hijau
Hari ke (T) Jumlah benih yang Berkecambah
Kontrol Air panas H2SO4 NaOH
1 0 1 5 4
2 0 4 5 4
3 5 5 5 5
4 5 5 5 5
5 5 5 5 5
6 5 5 5 5
7 5 5 5 5
(PP) % 100% 100% 100% 100%
(PP) % 100%

Perhitungan :
2. Persentase perkecambahan (PP) Kacang Hijau
 Persentase perkecambahan perlakuan kontrol
PPa = 100%
 Persentase perkecambahan perlakuan air panas
PPa = 100%

 Persentase perkecambahan perlakuan H2SO4


PPa = 100%

 Persentase perkecambahan perlakuan NaOH


PPa = 100%

PPA (1)+ PPA (2)+ PPA (3)+ PPA (4)


PPa =
4
100 %+100 %+ 100 %+100 %
=
4
=100%.

Anda mungkin juga menyukai