Laporan Fistum 1
Laporan Fistum 1
SITI NURLIYA
ABSTRAK
PENDAHULUAN
pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida \, air dan energy. Salah satu
factor yang berpengaruh terhadap perkecambahan adalah air. Air merupakan
bahan yang sangat penting dalam kehidupan, karena tidak ada kehidupan yang
dapat berlangsung tanpa adanya air. Banyak fungsi dalam biologi yang
sepenuhnya tergantung pada air seperti pada reaksi-reaksi biokimia dalam
protoplasma yang dikendalikan oleh enzim selain itu, molekul air dapat
berinteraksi secara langsung sebagai komponen reaktif dalam proses metebolisme
sel. Sehubungan dengan perkecambahan, air sangat berperan penting bagi
perkecambahan, karena sebagian besar biji mempunyai kandungan air yang relatif
rendah dan perkecambahan dimulai dari penyerapan air. Biji memerlukan
sejumlah besar air yang harus diserap sebelum perkecambahan terjadi yaitu
sekitar dua atau tiga kali berat keringnya (Ai dan Maria, 2010). Perkecambahan
terjadi dengan beberapa tahap, yaitu imbibisi, sekresi hormone dan enzim,
hidrolisis cadangan makanan, dan pengiriman bahan makanan terlaru dan hormon
ke daerah titiktumbuh atau atau daerah lainnya sertaasimilasi atau fotosintesis
(Sudjadi, 2006). Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu
tanaman khususnya tanaman berbiji. Pada tahap perkecambahan, embrio di dalam
biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan embrio berkembang menjadi tumbuhan muda yang
di kenal dengan kecambah (Amartani, 2019). Seperti yang telah di jelaskan di
atas, bahwa air sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Peranan air bagi
perkecambahan diantaranya adalah penyerapan air membantu mengaktifkan sel-
sel yang bersifat embrionik di dalam biji sehingga penyerapan air mempercepat
perkecambahan, air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji
dan menyebabkan mengembangnya embrio dan endosperm. Hal ini
mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji, air memberikan fasilitas untuk
masuknya oksigen ke dalam biji. Dinding sel yang hamper kering hampr tidak
permiabel untuk gastetapi apabila dinding sel diimbibisi ileh air maka maka gas
akan masuk ke dalam biji secara difusi. Apabila dinding sel kulit biji dan embrio
menyerap air maka persediaan oksigen meningkat pada sel-sel hidup sehingga
memngkinkan lebih aktifnya respirasi. Selain itu CO2 yang dihasilkan oleh
respirasi lebih mudah berdifusi ke luar. Manfaat air lainnya bagi perkecambahan
adalah air dapat mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan
berbagai reaksi metabolism dalam sel serta air berguna sebagai media angkutan
makanan dari endosperm atau kotiledon ke daerah titik-titik tumbuh, yang
diperlukan untuk membentuk protoplasma baru ( Ai dan Maria, 2010).
METODE
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri dan
penutupnya, thermometer larutan, dan pipet tetes.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji kacang hijau
(Vigna radiata), larutan H2SO4, larutan NaOH, air panas 80℃, akuades dan
kapas.
Cara Kerja
Pertama-tama, bersihkan alat-alat yang akan digunakan seperti gelas ukur dan
petridish, kemudian ditetesi dengan alcohol secukupnya, ratakan dan biarkan
kering. Kedua, yaitu siapkan benih yang akan digunakan sebanyak 40 biji,
kemudian membaginya menjadi 4 perlakuan secara duplo, masing-masing 5 biji.
Ketiga, perlakukan terhadap biji tersebut dengan merendamnya ke dalam
beberapa larutan berikut :
a. Kontrol
b. Air panas 80℃
c. Larutan H2SO4 0,1 M
d. Larutan NaOH 0,1 M
Keempat, rendam selama 5 menit dan tiriskan. Kemudian siapkan 8 buah cawan
petri yang dilapisi dengan media berupa kapas lemba. Lalu, letakkan biji kacang
hijau ke dalam cawan petri masing-masing sebanyak 5 biji, kemudian
menutupnya dengan tutup cawan petri, siram sehari sekali atau secukupnya.
Tahap terakhir adalah mengamati proses perkecambahannya selama 1 minggu.
HASIL
2 0 4 5 4
3 5 5 5 5
4 5 5 5 5
5 5 5 5 5
6 5 5 5 5
7 5 5 5 5
(PP) % 100% 100% 100% 100%
(PP) % 100%
Perhitungan :
1. Persentase perkecambahan (PP) Kacang Hijau
Persentase perkecambahan perlakuan kontrol
PPa = 100%
Persentase perkecambahan perlakuan air panas
PPa = 100%
PEMBAHASAN
air merupakan langkah awal dalarn perkecambahan biji dan blji yang menyerap
air atau mengalami imbibisi akan membengkak. Pembengkakan btji menyebabkan
kulit btji pecah sehingga radikula tumbuh ke arah bawah dan membentuk akar.
Tahap selanjutnya yaitu metabolism penguraian materi cadangan makanan. Proses
ini merupakan pemecahan senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi
senyawa bermolekul lebih kecil, sederhan4 larut dalam air dan dapat diangkut
melalui membran dan dinding sel. Cadangan makanan utama pada biji berupa
pati, herniselulosq lemak dan protein. Senyawa-senyawa ini tidak larut dalam air
atau berupa koloid, terdapat dalam jumlah besar pada endosperm dan kotiledon,
tidak dapat diangkut ke daerah yang memerlukan. Proses penguraian
makromolekul ini dibantu oleh beberapa enzim, seperti amilase mengubah pati
dan hemiselulosa menjadi gula" protease mengubah protein menjadi asam arnino,
lipase mengubah lemak menjadi asam Kotiledon lemak dan gliserin. Aktivasi
enzim dilakukan oleh air setelah terjadinya imbibisi. Enzim yang telah diaktivasi
masuk ke dalam endosperm atau kotiledon untuk menguraikan cadangan
makanan. Tahap selanjutnya adalah Transpor materi hasil penguraian dari
endosperm ke bagian embrio yang aktif tumbuh. Proses ini terjadi ketikan hasil
penguraian diangkut dari jaringan penyimpanan makanan menuju titik-titik
tumbuh pada aulikula, radikula dan plumula. Biji belum mempunyai jaringan
pengangkut sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau osmosis dari satu
sel hidup ke sel hidup lainnya. Pada tahap selanjutnya yaitu Proses-proses
pembentukan kembali (asimilasi), yaitu proses terakhir dalam penggunaan
cadangan makanan dan juga merupakan proses pembangunan kembali, misalnya
protein yang sudah dirombak menjadi asam amino disusun kembali menjadi
protein baru dengan bantuan energi yang dihasilkan dari respirasi. Kemuadian ada
tahap respirasi yaitu proses perombakan karbohidrat menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan membebaskan sejumlah energi. Proses ini dimulai pada
aulikula, radikula dan plumula dan akan beralih ke endosperm atau kotiledon
setelah cadangan makanan habis. Aktivitas respirasi yang tertinggi te{adi pada
saat radikula menembus kulit biji. Proses yang terakhir adalah pertumbuhan, yaitu
dimana terjadi setelah kulit biji memecah. Ada dua macam pertumbuhan pada
perkecambahan, yaitu pembesaran sel-sel yang sudah ada dan pembentukan sel-
sel yang baru pada titik-titik tumbuh. Pertumbuhan berakhir setelah terjadi
pemanjangan radikula dan plumula (Ai dan Maria, 2010). Faktor yang
mempengaruhi perkecambahan ada 2 yaitu faktor dalam berupa gen, persediaan
makanan dalam biji,hormon,ukuran dan kekerasan biji, dormansi dan faktor luar
yaitu air, temperatur ,oksigen, medium (Imansari dan Sri, 2017)
Ada beberapa sebab yang menyebabkan biji kacang hijau mengalami dormansi.
Menurut Hartiningsih (2012), penyebab dormansi benih adalah sebagai berikut:
dormansi Fisik, penyebabnya adalah: 1. Impermeabilitas kulit terhadap air.
Biasanya terjadi pada biji-biji yang mempunyai kulit biji keras, sehingga
pengambilan air terhalang kulit biji yang berdinding tebal 2.Permeabilitas kulit
biji yang rendah terhadap gas-gas. Gas yang menjadi penghambat adalah gas
CO2. Dormansi fisiologis, penyebabnya adalah : 1.Immaturity embrio yaitu
perkembangan embrio tidak secepat jaringan sekitarnya, sehingga perkecambahan
perlu ditunda dan biji ditempatkan pada kondisi tertentu sampai embrio sempurna.
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021
2.After ripening yaitu setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama
penyimpanan , sehingga benih mampu berkecambah. Benih ini bisa langsung
berkecambah bila setelah panen diberi perlakuan khusus. Tetapi setelah disimpan
beberapa waktu, perlakuan khusus itu tidak diperlukan contohnya selada dapat
berkecambah langsung bila diberi suhu <20℃. Sifat dormansi ada 2 yaitu : 1.
Dormansi sekunder yaitu benih yang dalam keadaan normal dapat berkecambah,
tetapi bila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama
beberapa waktu dapat kehilangan kemampuan berkecambah. 2. Dormansi karena
hambatan metabolisme pada embrio terjadi karena adanya zat penghambat
perkecambahan dalam embrio. Pematahan dormansi biji dapat dilakukan dengan
perlakuan skarifikasi mekanik yaitu mengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan
penusukan jarum tepat pada bagian titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio
(perlukaan selebar 5mm). Skarifikasi mekanik mengakibatkan hambatan mekanis
kulit benih untuk berimbibisi berkurang, sehingga meningkatkan kadar air dapat
terjadi lebih cepat yang memacu benih untuk berkecambah. Cara lain yaitu
perlakuan skarifikasi kimiawi dengan maksud kulit benih lebih mudah dimasuki
air pada waktu proses imbibisi. Perendaman pada larutan kimia yaitu asam kuat
seperti KNO3, H2SO4, dan HCl dengan konsentrasi encer sampai pekat membuat
kulit benih menjadi lebih lunak, sehingga dapat dilalui oleh air dan biji cepat
berkecambah (Imansari dan Sri, 2017).
Kecambah yang diberi perlakuan berbeda menghasilkan hasil yang berbeda pula.
Pada perlakuan kontrol kecambah yang tumbuh dimulai dari hari ke dua, pada
perlakuan air panas ada 1 benih yang tumbuh pada hari pertama dan disusul oleh
benih yang lain, pada perlakuan H2SO4, pada hari pertama sudah tumbuh
kecambah pada semua benih dan yang terakhir adalah perlakuan pada NaOH yaitu
pada hari pertama benih berkecambah sebanyak 4 buah. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang efektif adalah dengan
menggunakan H2SO4 karena proses dormansi cepat terjadi sehingga
perkecambahan dapat terjadi dengan mudah.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S., & Ballo, M. 2010. Peranan Air dalam Perkecambahan Biji. Jurnal Sains
Ilmiah. 10 (2). 190-195.
Imansari, F., & Haryanti, S. 2017. Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju
Perkecambahan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Buletin Anatomi dan
Fisiologi 2 (2). 187-192.
Sudjadi, Bagod. (2006). Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya: Yudhistira.
Marthen., Kaya, E., & Rehatta H. 2013. Pengaruh Perlakuan Pencelupan dan
Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes falcataria
L.). Agrologia. 2 (1) : 10-16.
Rumahorbo, A. S. R., Duryat., Bintoro A. 2020. Pengaruh Pematahan Masa
Dormansi melalui Perendaman Air dengan Stratifikasi Suhu terhadap
Perkecambahan Benih Aren (Arenga pinnata). Jurnal Sylva Lestari. 8 (1). 77-84.
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021
LAMPIRAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
(JCKK 141) Maret 2021
LAPORAN SEMENTARA
Perkecambahan adalah permulaan dimana munculnya bakal daun dan bakal akar.
Perkecambahan memiliki tahap-tahap dan tahap yang utama adalah imbibisi
dimana adalah penyerapan air oleh benih. Factor yang mempengaruhi
perkecambahan adalah factor lingkungan dan factor genetic.
Dormansi adalah benih yang hidup tapi tidak bisa berkecambah walau factor
lingkungannya baik, hal ini dikarenakan 2 kemungkinan yaitu impermeabelitas
dan benih masih belum matang.
Hasil dari Penelitian adalah :
Tabel 1. Hasil Perkecambahan Benih Kacang Hijau
Hari ke (T) Jumlah benih yang Berkecambah
Kontrol Air panas H2SO4 NaOH
1 0 1 5 4
2 0 4 5 4
3 5 5 5 5
4 5 5 5 5
5 5 5 5 5
6 5 5 5 5
7 5 5 5 5
(PP) % 100% 100% 100% 100%
(PP) % 100%
Perhitungan :
2. Persentase perkecambahan (PP) Kacang Hijau
Persentase perkecambahan perlakuan kontrol
PPa = 100%
Persentase perkecambahan perlakuan air panas
PPa = 100%