TIO GUSTIAN ALHAFIZ

XI IPA 1
LAYANGAN PUTUS
Pada suatu hari aku dan teman teman bermain layangan di sumber air di
desaku. Lalu aku dan teman teman bermain layangan seperti biasa sambil
menikmati pemandangan sawah dan pegunungan yang indah. Tiba tiba
ada angin besar yang datang menyambar layangan temanku, lalu
layangannya patah karena disambar angin yang begitu besar dan
temanku kecewa karena layangannya putus.
“Kamu gapapa kan layanganmu putus”, tanyaku
“Iya kok ndak papa, asal jangan hubungan aku yang putus”, jawab arka
“Coba mana liat?, layangannya tadi yang putus”, tanya deka
“Ini”, jawab arka
“Wah udah parah nih kayaknya udah ga bisa terbang lagi”, jawabku
“Gapapa bisa kok ini diperbaikin lagi”, jawab arka
“Ya tapi terbangnya sudah nggak stabil lagi karena udah rusak”, jawab deka
“Beli lagi aja”, kataku
“Dimana?, aku gapunya uang”, tanya arka
“Beli di pamalayan aja, pesen dulu yang layangan burung hantu”, kataku
“Disitu aja ar, banyak juga orang yang beli di tempat itu”, jawab deka
“Aku tau tapi masalahnya uangnya ga ada”, jawab arka
“Kita bantuin dehh”, kataku dan deka
“Emangnya sekarang kamu punya uang berapa?”,tanya deka
“Aku sekarang punya uang cumak 75k”, jawab arka
“Emangnya kalian berdua punya uang berapa?”, tanya arka
“Aku punya uang 40k”, kataku
“Kalau aku 100k”, jawab deka
“Kalian beneran nih mau bantuin aku beli layangan baru?”, tanya arka
“Iyaa beneran ar”, kataku dan deka
“Yaudah sekarang ayo berangkat pesen layangan yang baru, semoga cepet jadi
layangannya biar bisa main bertiga lagi”, kataku
“Yaudah kluarin sepeda kamu, ayo berangkat”, kata deka

Lalu aku dan teman temanku berangkat melewati hutan sambil merasakan angin
yang sliwar sliwer di badan dan rasanya sangat sejuk sekali.

Singkat cerita aku dan teman teman bingung rumahnya yang mana.
“Dimana rumah pengerajin layangannya?”, tanyaku
“Dimana deka aku enggak tau dimana alamat rumahnyaa?”, tanya arka
“Itu ada orang kita tanya aja dulu”, kata deka
Terus kami bertiga bertanya dimana tempat kediaman pengerajin layangn
tersebut Dan kebetulan sekali ada orang yang keluar dari rumah
“Permisi mbak”, kata Deka
“Iya, ada apa mas”, jawab mbaknya
“Tau rumah pengerajin layangan di sekitar desa pamalayan nggak
mbak?”, tanya deka
“Oh tau, lurus aja terus kamu belok kanan belok kiri lalu mentok”, jawab
mbaknya
“Iya mbak terimakasih”, jawabku
Lalu aku dan teman teman mengikuti omongan mbaknya untuk menuju
ke tempat itu. Dan jujur aku dan teman teman sedikit bingung oleh
omongan mbaknya. Lalu alhamdulilah aku dan teman teman menemukan
rumah pengerajin layangan tersebut.
“Masa ini ya rumahnya?” tanyaku.
“Gak tau coba diketuk aja pintunya,” jawab deka
“Ini paling rumahnya, tuhhh ada layangan”, jawab arka
“La iya, berati ini rumahnya coba ketuk aja”. Jawabku
Lalu deka mengetuk pintu rumah pengerajin layangan tersebut. “Tok tok
tok, asalamualaikum”, lalu pengerajin layangan itupun keluar
“Waalaikumsalam, ada apa mas, mau beli layangan?”, jawab penjual
layangan
“Iya mang”, jawab arka
“Mau pesen layangan yang model apa kan model layangan itu banyak?”,
tanya penjual layangan
“Mau yang mana Ar”, jawab deka
“Yang bebean aja”. Jawab ku
“Yaudah iya yang itu aja mang, tapi kapan ya mang kira kira jadinya?”,
tanya arka
“Ya secepetnya mas, mumpung lagi sepi pesenan”, jawab mangnya
“Yaudah mang itu aja, kabarin ya mang kalau sudah jadi”, jawab arka
“Iya mas siap!!!”, jawab mangnya
Singkat cerita arka pun dichat sama mangnya katanya layangannya udah
jadi, lalu aku dan teman teman bergegas kesana ke tempat mangnya.
Singkat cerita aku dan teman teman udah sampai ke pamalayan dan
mengambil layangan tersebut
“Jadi berapa mang layangannya”, tanya arka
“Totalnya 200k mas kualitas Premium dan bahan impor dari plastik
pilihan”, jawab mangnya
“Ini mang uangnya, yaudah layangnya saya bawa ya mang “, jawab arya
“Iya mas hati hati di jalan”, jawab mangnya
“Iya mang monggo”, jawabku bersama arka dan deka
Lalu aku dan teman teman pulang sambil melihat glagat arka yang begitu
senang dan pada sore hari langsung diterbangkan, dan kita bisa bermain
layangan bersama-sama lagi