Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI AIR KELAPA MUDA DALAM MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN BIBIT PISANG BARANGAN


(Musa paradisiaca)

ENNY MUTRYARNY
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning
Jurusan Agronomi
Jl. D. I. Panjaitan Km. 8 Rumbai Telp.(0761)52439

ABSTRAK
Many kinds of banana are cultivated in Indonesia but only parts of them have export prospects
such as Barangan banana because it has more special qualities compared with other banana×s.
The big problem faced in growing Barangan banana is that the seed is rarely found because of
some factors : limited number of shoots cultivated to be seeds, slow growth, and heterogenous.
Cultivation by using belahan bonggol is potentially to be developed because bonggol has many
eye-buds but its growth is various. Therefore, it is necessary to have efforts to increase the
growth of the eye-buds. One of the alternative is providing natural plant growth regulators, that
is water of young coconut fruit containing sitokinin activity. It aims to study the level of ripening
suitable concentration of water of young coconut fruit toward the growth of belahan bonggol
seeds of barangan banana. The experiment shows that providing water of young coconut fruit
with concentration 100% can increase the growth of barangan banana seeds in the various level
of ripening eye-buds, and the excellent growing happens in the level of ripe eye-buds.

Key words : Barangan banana, water of young coconut fruit

PENDAHULUAN diekspor hanya beberapa jenis yaitu pisang


Pisang merupakan tanaman asli barangan, ambon kuning, ambon hijau, mas
Indonesia. Pisang dapat digunakan untuk dan batu (Neldia.,Winarno dan Sunarnyoto,
konsumsi segar dan industri olahan. 1992). Diantara jenis tersebut pisang
Peningkatan jumlah penduduk dan pesatnya barangan mempunyai keunggulan diban-
pengembangan industri menyebabkan dingkan dengan jenis lainnya, karena memiliki
permintaan terhadap pisang selalu meningkat rasa enak dengan aroma harum dan bentuk
setiap tahunnya. Untuk memenuhi menarik. Permasalahannya, pengembangan
permintaan tersebut, pengembangan pisang pisang jenis ini sulit dilakukan, karena bibit
ke daerah baru perlu dilakukan, disamping yang tersedia masih langka serta teknologi
tetap berupaya meningkatkan produksi pada perbanyakan untuk mendapatkan bibit
lahan yang telah ada dengan memurnikan berkualitas baik, masih menemui banyak
jenis pisang yang mempunyai prospek yang hambatan. Salah satu pembatas pembudi-
cukup cerah. dayaan pisang adalah terbatasnya jumlah
Dewasa ini terdapat berbagai jenis anakan yang dijadikan bibit dan per-
pisang yang dibudidayakan di Indonesia, tumbuhannya sangat lambat (Tzenas dan
tetapi yang mempunyai prospek untuk Moncel, 1985) dalam Macias (2001).

42 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007


Perbanyakan pisang hanya dapat yang berpotensi untuk memacu pertunasan
dilakukan dengan perbanyakan secara salah satu adalah sitokinin, sitokinin mampu
vegetatif yaitu dengan menggunakan anakan, memecahkan mata tunas rambutan dan
belahan bonggol dan bagian tanaman melalui kemampuannya tergantung kepada konsen-
kultur jaringan. Kebanyakan bibit dengan trasinya, yaitu untuk Benzil adenin (600 ppm)
menggunakan anakan mempunyai banyak dan Kinetin (9 ppm) dapat mempercepat saat
kelemahan diantaranya jika dibibitkan tidak pecahnya mata tunas bila dibandingkan
homogen, tumbuh lambat dan jumlah anakan dengan kontrol (Sadwiyanti dkk, 1991).
terbatas, sehingga penyediaan bibit dalam Kinetin lebih efektif untuk meningkatkan
jumlah banyak pada waktu yang singkat sulit perkecambahan bila dibandingkan dengan
dilakukan. Sementara perbanyakan melalui Benzil adenin (Gardner dkk, 1991).
kultur jaringan telah dapat mengatasi masalah Salah satu Sitokinin alami adalah air
tersebut, tetapi tetap menjadi masalah karena kelapa muda yang mudah tersedia, mudah
persentase kematiannya dilapangan lebih didapat dan murah harganya. Air kepala muda
tinggi, yaitu 19,5% dibandingkan dengan mempunyai aktivitas Sitokinin, karena
anakan yang hanya 4,5% (Balitbu, 1996 a). didalam air kelapa muda terdapat 1,3 Difenil
Perbanyakan dengan belahan bonggol urea, Zeatin glukosida, dan Zeatin ribosida.
tampaknya berpotensi untuk dikembangkan Zeatin dan Zeatin ribosida merupakan jenis
karena pada bonggol pisang ditemui banyak Sitokinin yang paling aktif (Wattimena, 1991).
mata tunas yang berkemampuan untuk Air kelapa mempunyai kemampuan besar
berkembang menjadi anakan. Dengan untuk merangsang pembelahan sel dan men-
menggunakan belahan bonggol (bit) dorong difrensiasi (Tukcke dkk, 1961) dalam
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu Widyastuti dan Syafril (1993) (komposisi air
praktis dan mudah dilakukan bila kelapa muda pada lampiran 2).
dibandingkan dengan kultur jaringan dan Dari hasil penelitian Widiyastuti dan
langsung dapat dipraktekkan oleh petani. Syafril (1993) pemberiaan air kelapa 150 ml
Permasalahannya adalah mata tunas pada pertumbuhan protocorm like bodies
yang terdapat pada bonggol pisang mem- Anggrek Dendrobium pada media padat
punyai tingkat kematangan yang berbeda. Jika memperlihatkan hasil yang paling baik untuk
mata tunas pada belahan bonggol itu dijadikan pertumbuhan planlet. Togopati, Prahardini dan
sebagai bahan perbanyakan akan menga- Purnomo (1993) pemberian air kelapa 100%
kibatkan pertumbuhan anakan tidak homogen. pada pembentukan calon buah mangga
Hal itu disebabkan karena mata tunas dengan cenderung meningkat dibandingkan perlakuan
kematangannya yang masih kurang zat pengatur tumbuh lainnya. Menurut Wereing
memerlukan waktu yang lama untuk bertunas dan Philips (1975) dalam Gardner dkk (1991)
dan mata tunas yang matang juga perlu upaya Zeatin merupakan kinin yang secara biologis
pemecahan mata tunas untuk mempercepat paling aktif. Basa purin merupakan penyusun
tumbuh mata tunas menjadi anakan. kimia yang umum pada kinin alami maupun
Alternatif untuk pemecahan masalah kinin sintetik dan pemanfaatan kinin yang
tersebut adalah dengan pemberian zat penga- paling besar adalah pada kuncup (tunas)
tur tumbuh tanaman. Zat pengatur tumbuh dibandingkan daun.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007 43


Berdasarkan permasalahan di atas dan M 2 = mata tunas setengah matang
sangat terbatasnya informasi tentang M 3 = mata tunas belum matang
pengembangan bibit pisang barangan dengan Dengan demikian terdapat 9 kombinasi
menggunakan belahan bonggol dari tingkat perlakuan dengan 3 ulangan sehingga ada 27
kematangan mata tunas yang berbeda satuan percobaan. Setiap satuan percobaan
merupakan salah satu cara untuk meng- terdapat 6 belahan bonggol pisang dan 2 bibit
hasilkan bibit yang seragam, relatif cepat untuk sebagai tanaman sampel sehingga jumlah
memacu pertumbuhan mata tunas dan sehat tanaman keseluruhan 162.
untuk dipindahkan kelapangan, maka telah Data hasil penelitian dianalisis secara
dilakukan suatu penelitian dengan judul statistik dengan menggunakan sidik ragam dan
“Aplikasi Air Kelapa Muda Dalam bila F hitung berbeda nyata pada taraf 5 %
Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Pisang akan dilanjutkan dengan DNMRT. Model
Barangan (Musa Paradisiaca).” matematika yang diguna kan dalam
percobaan ini adalah :
TUJUAN PENELITIAN Yijk = μ + Ki + Mj + KMij + Σijk, dimana
1. Untuk mengkaji tingkat kematangan mata :Yijk = Nilai pengamatan dari faktor K pada
tunas dengan pemberian berbagai taraf ke-i dan faktor M pada taraf ke-j dalam
konsentrasi air kelapa muda terhadap ulangan ke-k, μ = Nilai tengah umum, Ki =
pertumbuhan bibit belahan bonggol Pengaruh taraf ke-i dan faktor K, Mj
pisang barangan. =Pengaruh taraf ke-j dan faktor M, KMij =
2. Untuk mengetahui dan mendapatkan Pengaruh interaksi antara faktor K pada taraf
pengaruh tingkat kematangan mata tunas ke-i dan faktor M pada taraf ke-j, Σijk =
yang baik terhadap pertumbuhan bibit Efek error dan faktor M taraf ke-i dan faktor
belahan bonggol pisang barangan. K 0K pada taraf ke-j pada ulangan ke-k
3. Untuk mengetahui dan mendapatkan Naungan dibuat secara kolektif dengan
berbagai pemberian konsentrasi air kelapa ukuran 6,5 x 14,0 meter lahan dengan tinggi
muda yang baik terhadap pertumbuhan sebelah timur 2 meter dan disebelah Barat
bibit belahan bonggol pisang barangan. 1,75 meter dengan arah utara selatan.
Kerangka naungan dibuat dari kayu reng dan
METODA PENELITIAN atapnya dari rumbia.
Penelitian ini berbentuk percobaan Bonggol yang dipergunakan dalam
faktorial dalam rancangan acak lengkap penelitian berasal dari kebun petani di Desa
(RAL) dengan 3 (tiga) huruf ulangan. Faktor Tanah Putih Kecamatan Tanah putih
pertama adalah konsentrasi air kelapa muda Kabupaten Rokan Hilir. Bonggol yang
terdiri dari 3 (tiga) taraf : digunakan dipilih yang sehat, tanaman induk
= 0 % (tanpa pemberian air kelapa terbebas dari hama dan penyakit, warna
muda bonggol putih dan bonggol tidak bekas luka,
K 1 = 50 % air kelapa muda bentuk mata tunas yang diambil sesuai dengan
K 2 = 100 % air kelapa muda perlakuan tingkat kematangan mata tunas.
Faktor kedua adalah tingkat Kemudian bonggol dicuci bersih dengan air
kematangan mata tunas yang terdiri dari 3 sehingga tidak ada lagi kotoran di daerah
(tiga) taraf : perakaran. Setelah itu bonggol dipotong-
M 1 = mata tunas matang potong dengan ukuran 10 x 10 x 10 cm.

44 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007


Usahakan dalam memotong bonggol terdapat 2. Tinggi Bibit (cm)
satu mata tunas maka bibit pisang akan muncul Pengukuran tinggi bibit dilakukan pada
dari mata tunas tersebut. Untuk menghindari umur 12 minggu setelah tanam (pada akhir
serangan hama dan penyakit belahan bonggol penelitian). Sampel pengamatan sebanyak 2
direndam dalam air panas pada suhu ± 55oC batang tanaman per plot kemudian dirata-
selama 30 menit. ratakan untuk setiap perlakuan. Pengukuran
Penanaman belahan bonggol sesuai dilakukan dari pangkal batang atau leher akar
dengan perlakuan tingkat kematangan mata sampai ujung daun yang terpanjang secara
tunas dilakukan 2 minggu setelah penyusunan tegak lurus keatas. Agar pengukuran tidak
polybag dengan cara membuat lobang tanam berubah diberi ajir yang bertanda berjarak 5
pada posisi tengah polybag dengan kedalaman cm dari permukaan tanah sebagai dasar.
1 cm dibawah permukaan tanah. Bakal mata 3. Persentase Bibit Jadi (%)
tunas berada pada posisi sebelah atas. Pengamatan bibit yang jadi dilakukan
Perlakuan aplikasi, air kelapa yang pada umur 12 mst dengan kriteria tumbuh
digunakan masih muda dimana endosperm sehat, bebas dari serangan hama penyakit dan
yang berlendir dicampur dengan airnya, siap dipindahkan kelapangan, dihitung
kemudian disaring dengan kain kasa. berdasarkan jumlah tanaman yang hidup pada
Perlakuan aplikasi air kelapa sebelum akhir penelitian dibagi jumlah tanaman yang
penanaman belahan bonggol, terlebih dahulu dijadikan bibit dikali 100%.
mata tunas direndam dengan air kelapa sesuai 4. Jumlah Daun Per Bibit (helai)
perlakuan masing-masing selama 30 menit. Pengamatan jumlah daun dilakukan
Aplikasi selanjutnya dilakukan 2 minggu sekali dengan cara menghitung jumlah daun yang
sampai pada minggu ke 11 mst disemprotkan telah membuka sempurna. Pengamatan
langsung kebagian mata tunas atau bahagian dilakukan pada umur 12 minggu setelah
tanaman secara merata. Penyemprotan tanam.
dilakukan pada pagi hari pukul 7.30 Wib 5. Berat Segar Tanaman (g)
sampai selesai dengan volume air kelapa sama Pengukuran terhadap berat segar
setiap polybag yang terlebih dahulu dilakukan tanaman dilakukan pada umur 12 mst. Bibit
kalibrasi, sehingga seluruh bagian tanaman yang akarnya dibersihkan terlebih dahulu
merata basah. kemudian ditimbang seluruh bahagian
Pemupukan dilakukan pada waktu tanaman.
umur bibit 40 hari sebanyak 1 sendok makan 6. Jumlah Akar Per Bibit (helai)
urea/polybag, kemudian pada umur 50 hari Pengamatan jumlah akar dilakukan
sebanyak 1 sendok urea/polybag, dan pada pada umur 12 mst dengan cara membongkar
umur 70 hari diberikan 2 sendok makan urea/ tanaman secara hati-hati dibersihkan
polybag. kemudian dihitung jumlah akar yang keluar
Parameter yang diamati : dari bonggol.
1. Saat Pecah Mata Tunas (hari) 7. Berat Kering Akar Per Bibit (g)
Pengamatan saat pecah mata tunas Pengukuran terhadap berat kering akar
ditentukan setelah tanam sampai 50 % dari dilakukan pada umur 12 minggu setelah
tunas-tunas tersebut pecah. tanam. Bibit yang akarnya dibersihkan

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007 45


terlebih dahulu dan dipotong kemudian dengan rumus :
dimasukkan ke dalam amplop kertas dan BeratKeringTajukTanaman
RatioTajukAkar 
dikeringkan dalam oven 2 x 24 jam pada suhu BeratKeringAkarTanaman
70°C dan kemudian ditimbang.
8. Ratio Tajuk-Akar Bibit (g) HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan ratio tajuk-akar bibit 1. Saat Pecah Mata Tunas
dilakukan pada umur 12 mst dengan Berdasarkan sidik ragam pada terdapat
membandingkan berat kering tajuk dan berat pengaruh interaksi berbeda nyata antara
kering akar. Kemudian seluruh bagian tanaman pemberian beberapa konsentrasi air kelapa
dikeringkan dalam oven listrik selama 6 x 24 muda dengan berbagai tingkat kematangan
jam pada suhu 70 oC. Selanjutnya ditimbang mata tunas belahan bonggol pisang barangan
dan dihitung berat keringnya. Perhitungannya terhadap saat pecah mata tunas.

Tabel 1. Saat Pecah Mata Tunas pada Beberapa Konsentrasi Air Kelapa Muda dengan Berbagai
Tingkat Kematangan Mata Tunas Belahan Bonggol Pisang Barangan (hari)

T ingkat kem atangan m ata tunas K o nsentrasi air kelapa m uda (% )


b elahan b onggol 0 50 100
M ata tunas m atang 7,00 a 3,00 a 3,00 a
A B B
M ata tunas setengah m atang 6,66 b 3,00 a 3,00 a
A B B
M ata tunas belum m atang 3,00 c 3,00 a 3,00 a
A A A
Angka angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka – angka yang sama pada kolom yang sama
diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

Saat pecah mata tunas yang paling lama bahwa sitokinin dapat meningkatkan
didapat pada bibit yang berasal dari mata sitokinesis dan pembesaran sel – sel untuk
tunas matang pada tanpa pemberian memacu pertumbuhan mata tunas.
konsentrasi air kelapa muda (0 %) yakni 7 Menurut Wereing dan Phillips (1981)
hari, dan memberikan hasil yang berbeda mengatakan bahwa kuncup (mata tunas)
dengan bibit yang berasal dari mata tunas merupakan tempat pemanfaatan sitokinin yang
setengah matang yakni 6,6 hari. Hal ini diduga lebih banyak dibandingkan dengan daun.
air kelapa muda dapat mempercepat Dengan pemberian air kelapa muda diduga
pecahnya mata tunas belahan bonggol pisang dapat menambah nisbah sitokinin yang lebih
barangan karena dalam air kelapa muda tinggi dibanding dengan auksin yang terdapat
terdapat hormon sitokinin dalam jumlah yang dalam jaringan tanaman, sehingga dapat
cukup tinggi dengan bahan aktif 1.3 difenil memacu pembelahan dan pembesaran sel –
urea merupakan senyawa aktif yang berperan sel mata tunas belahan bonggol dengan
untuk merangsang pembelahan dan berbagai tingkat kematangan mata tunas. Hal
pembesaran sel, sehingga dapat memacu diatas ditegaskan oleh Wattimena (1989)
pertumbuhan mata tunas untuk pecah lebih bahwa nisbah sitokinin auksin tinggi akan
cepat. Lakitan (1996) secara konsisten dapat mempercepat pertumbuhan dan
menjelaskan hasil-hasil penelitian menunjukan perkembangan mata tunas.

46 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007


2. Tinggi Bibit Umur 12 mst terhadap tinggi bibit, juga tidak berbeda nyata
Berdasarkan sidik ragam terlihat dengan berbagai tingkat kematangan mata
bahwa pengaruh interaksi yang berbeda tidak tunas secara tunggal. Sedangkan pemberian
nyata antara pemberian beberapa konsentrasi beberapa konsen-trasi air kelapa muda
air kelapa muda dengan berbagai tingkat berbeda nyata terhadap tinggi bibit pisang
kematangan mata tunas belahan boggol barangan.

Tabel 2. Tinggi Bibit Umur 12 Mst Pada Beberapa Konsentrasi Air Kelapa Muda Dengan
Berbagai Tingkat Kematangan Mata Tunas (cm)
Pengaruh
Konsentrasi air tingkat
Tingkat kematangan mata tunas Kelapa muda (%) kematangan
belahan bonggol mata tunas
0 50 100
Mata tunas matang 63,16 91,83 97,50 84,16 a
Mata tunas setengah matang 54,50 78,00 92,75 75,08 a
Mata tunas belum matang 56,25 85,83 94,75 78,94 a
Pengaruh konsentrasi air kelapa 57,97 a 85,25 b 95,00 c
muda
Angka angka pada baris yang sama dan angka – angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

Meningkatnya pertumbuhan tinggi bibit pemberian beberapa konsentrasi air kelapa


pisang barangan dengan meningkatnya muda dengan berbagai tingkat kematangan
konsentrasi air kelapa muda menunjukkan mata tunas terhadap persentase bibit jadi.
pengaruh positif terhadap tinggi bibit. Hal ini Rendahnya persentase bibit jadi tanpa
diduga air kelapa muda sudah diketahui penberian air kelapa muda dengan tingkat
mengandung sitokinin untuk memacu kematangan mata tunas belum matang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. disebabkan pada saat berlangsungnya proses
Air kelapa muda mengandung auksin, giberelin pertumbuhan dan perkembangan tunas terlihat
dan 1.3 difenil urea yang merupakan senyawa lambat, kurang baik dan tidak segar akhirnya
paling besar jumlahnya yakni 5800 mg/l dari bibit mengalami kematian. Hal ini diduga untuk
senyawa – senyawa lainnya. Menurut pertumbuhan perkembangan tunas belahan
Goodwin dan Mercer (1983) bahwa 1.3 bonggol membutuhkan energi yang banyak
difenil urea merupakan senyawa sitokinin dalam proses – proses metabolisme. Energi
yang paling aktif peranannya dalam proses yang digunakan untuk pertumbuhan tunas
pembelahan sel sehingga dapat memacu berasal dari cadangan yang ada pada belahan
pertumbuhan tinggi tanaman karena dapat bonggol, maka terlihat tanpa pemberian air
meningkatkan serapan hara terutama N kelapa muda belahan bonggol sudah habis.
organik yang ada dalam air kelapa muda. Sedangkan dengan pemberian air kelapa
muda dapat menambahkan cadangan
3. Persentase Bibit Jadi makanan yang tersedia bagi mata tunas. Selain
Berdasarkan sidik ragam terdapat itu saat tunas belum matang sel – sel meristem
pengaruh interaksi berbeda nyata antara aktif membelah membentuk sel – sel yang

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007 47


Tabel 3. Persentase bibit jadi umur 12 mst pada beberapa konsentrasi air kelapa muda dengan
berbagai tingkat kematangan mata tunas belahan bonggol pisang barangan

Angka angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka – angka yang sama pada
kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

muda sementara akar belum terbentuk, pertumbuhan bibit pisang barangan.


sehingga lambat laun tunas yang sudah Pertumbuhan bibit yang vigor terlihat warna
berkembang mengalami kematian karena daun yang hijau segar, diameter batang yang
kurangnya cadangan makanan yang tersedia lebih besar dengan pertumbuhan batang yang
pada belahan bonggol. kokoh dan jumlah daun yang lebih banyak.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas Hal ini kemungkinan senyawa-senyawa dalam
menurut Thoope dan Meier (1972) mengata- air kelapa muda yang sangat dibutuhkan untuk
kan bahwa jaringan yang membentuk tunas proses-proses metabolisme telah tersedia.
respirasinya lebih tinggi dibandingkan dengan
jaringan yang tunasnya tidak berkem- 4. Jumlah Daun Perbibit
bang.Tingginya respirasi menyebabkan TingkatBerdasarkan
kematangan mata ragam terlihat Konsentrasi air k
sidik tunas
menurunnya pati yang ada dalam jaringan belahan
pengaruh bonggol
interaksi yang tidak berbeda nyata0 50
tanaman. Respirasi yang tinggi menunjukkan antara
Mata pemberian
tunas matangbeberapa konsentrasi100 air a 100
tingginya aktivitas metabolisme didalam sel / kelapa muda dengan berbagai tingkat A A
jaringan tanaman, sehingga energi yang Mata tunas setengah matang 88,8
kematangan mata tunas terhadap jumlah daun a 100
dibutuhkan lebih banyak. Selanjutnya George perbibit tanaman pisang barangan. Namun A A
Mata tunas belum matang 72,2 b 100
dan Sherrington (1972)dalam Jeany (1993) pemberian beberapa konsentrasi air kelapa
B A
mengatakan bahwa tanpa pemberian air muda menunjukkan pengaruh berbeda nyata
kelapa muda, sitokinin yang dihasilkan terhadap jumlah daun perbibit, sedangkan
tanaman jumlahnya terbatas sehingga perlakuan berbagai tingkat kematangan mata
pembelahan sel-sel diperlambat pada proses tunas belahan bonggol berpengaruh tidak
metaphase, karena sitokinin diperlukan untuk nyata terhadap jumlah daun perbibit pisang
mengatur sintesis protein dan fungsi-fungsi barangan.
perlengkapan mitotic spindle. Pemberian beberapa konsentrasi air
Jika dilihat dari kualitas pertumbuhan kelapa muda cenderung meningkatkan jumlah
dan perkembangan bibit pisang barangan daun perbibit. Hal ini disebabkan fitohormon
dilapangan ternyata pada peningkatan yang ada dalam air kelapa muda terutama
konsentrasi air kelapa muda dengan berbagai sitokonin (1.3 difenil urea) dapat
tingkat kematangan mata tunas cenderung meningkatkan nisbah kandungan hormon
memperlihatkan peningkatan kualitas pada jaringan tanaman, disamping itu juga air

48 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007


Tabel 4. Jumlah Daun Perbibit Umur 12 Mst Pada Beberapa Konsentrasi Air Kelapa Muda
Dengan Berbagai Tingkat Kematangan Mata Tunas Belahan Bonggol Pisang Barangan
(Helai)
Pengaruh tingkat
Konsentrasi air
Tingkat kematangan mata tunas kematangan mata
kelapa muda (%)
belahan bonggol tunas
0 50 100
Mata tunas matang 5,33 7,16 8,50 6,99 a
Mata tunas setengah matang 5,66 7,00 7,50 6,72 a
Mata tunas belum matang 5,16 7,00 7,50 6,55 a
Pengaruh konsentrasi air kelapa 5,38 c 7,05 b 7,83 a
muda
Angka angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka – angka yang sama pada kolom yang sama
diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

kelapa muda memberikan sumbangan unsur Nitrogen memiliki pengaruh yang paling
– unsur hara terutama unsur Nitrogen yang menonjol terhadap pertumbuhan dan
sangat berperan dalam memacu proses perkembangan tanaman karena dapat
pertumbuhan dan perkembangan daun. meningkatkan derajat sitokinin.
Lakitan (1996) mengatakan bahwa sitokinin
dapat memacu kemampuan daun untuk 5. Jumlah Akar Perbibit
tumbuh dan berkembang. Berdasarkan sidik ragam terlihat
Menurut Gardner, dkk(1991) Nitrogen bahwa pengaruh interaksi yang berbeda
merupakan bahan penyusun bahan Amino, Tingkat
nyata kematangan mata tunas beberapa Konsentrasi air k
antara pemberian
Amida, Basapurin, Protein dan Nukleoprotein belahan air
konsentrasi bonggol
kelapa muda dengan 0 50
serta esensil untuk pembelahan dan pem- berbagai
Mata tunas tingkat
matang kematangan mata tunas
23,66 a 25,3
besaran sel. Dan Merchner (1995) mengata- terhadap jumlah akar perbibit tanaman B B
kan bahwa dari nutrisi dan mineral yang ada, Mata tunas setengah
pisang barangan. matang 14,66 b 23,0
C B
Mata tunas belum matang
Tabel 5. Jumlah Akar Perbibit Tanaman Pisang Barangan Umur 12 Mst Pada Beberapa b
13,3 24,6
C B
Konsentrasi Air Kelapa Muda Dengan Berbagai Tingkat Kematangan Mata Tunas
(Helai)

Angka angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka – angka yang sama pada kolom yang sama
diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007 49


Terjadinya peningkatan jumlah akar muda menambah kandungan auksin dalam
perbibit pada pemberian air kelapa muda 100 jaringan tanaman, dengan kadar auksin yang
% dengan tingkat kematangan mata tunas cukup tinggi untuk ditranslokasikan keakar
matang diduga disebabkan meningkatnya akibatnya pemberian air kelapa muda pada
hormon pertumbuhan, dan komponen – tingkat mata tunas matang dapat mening-
komponen yang terdapat dalam air kelapa katkan pembentukan akar lateral sehingga
muda seperti senyawa – senyawa organik, jumlah akar lebih banyak terbentuk pada
asam amino, unsur hara, vitamin dan senyawa pemberian konsentrasi air kelapa muda 100
– senyawa lainnya yang dapat membantu % dibanding konsentrasi 50 % dan tanpa pem-
proses–proses pertumbuhan yang dibutuhkan berian konsentrasi air kelapa muda (0 %).
tanaman, sehingga menyebabkan pembela-
han, pembesaran dan diferensiasi sel 6. Berat Segar Tanaman
berlangsung dengan cepat karena dipacu oleh Berdasarkan sidik ragam terlihat
fitohormon dan komponen – komponen yang pengaruh interaksi yang berbeda nyata antara
ada dalam air kelapa muda dan mempercepat perlakuan pemberian beberapa konsentrasi
terbentuknya akar. Dalam hal ini auksin air kelapa muda dengan berbagai tingkat
sangat memegang peranan penting dalam kematangan mata tunas terhadap berat segar
pembentukan akar lateral (Gardner, dkk tanaman pisang barangan umur 12 mst.
1991) pada bibit pisang barangan. Peningkatan pemberian beberapa
Auksin yang dihasilkan daun – daun konsentrasi air kelapa muda dengan berbagai
muda dan auksin yang ada dalam air kelapa tingkat kematangan mata tunas menunjukkan

Tabel 15. Berat Segar Tanaman Perbibit Pisang Barangan Umur 12 Mst Pada Pemberian
Beberapa Konsentrasi Air Kelapa MudaTingkat
Dengankematangan
Berbagai Tingkat
mataKematangan
tunas Mata Konsentrasi air k
Tunas (Gram) belahan bonggol 0 50
Mata tunas matang 308,03 a 751,7
C B
Mata tunas setengah matang 324,06 a 448,0
C B
Mata tunas belum matang 90,10 b 510,7
C B

Angka angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka – angka yang sama pada kolom yang sama
diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

peningkatan terhadap berat segar tanaman jaringan tanaman, sehingga terlihat pada berat
perbibit. Hal ini berarti jumlah sitokinin, segar tanaman perbibit menunjukkan hasil
auksin, giberelin dan senyawa – senyawa interaksi yang berbeda.
organik serta unsur lainnya yang terdapat Terjadinya peningkatan berat segar
dalam air kelapa muda dan dibutuhkan tanaman menurut Isbandi (1983) digunakan
tanaman selama fase pertumbuhan vegetatif sebagai ukuran pengaruh sitokinin terhadap
tersedia cukup serta mudah diabsorbsi oleh rangsangan pembelahan sel. Selanjutnya pada

50 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007


mata tunas yang sudah matang dengan sistem 7. Berat Kering Akar Perbibit
tunas yang lebih kuat menghasilkan tanaman Berdasarkan sidik ragam terdapat penga-
yang tumbuh lebih kokoh. Tunas yang kuat ruh interaksi yang berbeda nyata antara pem-
mempunyai kemampua fotosintesis yang lebih berian beberapa konsentrasi air kelapa muda
besar yang akhirnya memberikan hasil yang dengan berbagai tingkat kematangan mata tunas
lebih baik (Onwueme, 1972) dalam belahan bonggol terhadap berat kering akar
Goldsworthy dan Fisher (1996). perbibit tanaman pisang barangan umur 12 mst.

Tabel 16. Berat Kering Akar Perbibit Tanaman Pisang Barangan Umur 12 Mst Pada Pemberian
Beberapa Konsentrasi Air Kelapa Muda Dengan Berbagai Tingkat Kematangan Mata
Tunas (Gram)

Angka angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka – angka yang sama pada
kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

Semakin tinggi pemberian konsentrasi vitamin dan senyawa lainnya yang ada dalam
air kelapa muda dengan semakin matangnya air kelapa
Tingkat mudamata
kematangan untuk tunasmendorong Konsentrasi air k
mata tunas yang digunakan maka semakin pembentukan akar. Hal ini dikatakan Gardner,
belahan bonggol 0 50
tinggi berat kering akar perbibit tanaman dkk tunas
Mata (1991) bahwa akar tanaman yang
matang 12.13 b 22,1
pisang barangan. Hal ini diduga karena mengalami tekanan menghasilkan kandunganC B
semakin tingginya kandungan hormon sitokinin
Mata yang rendah
tunas setengah karena sitokinin
matang 15,13 a 16,3
terutama pengaruh auksin yang bersifat dihasilkan diujung – ujung akar kemudianB B
mendorong pembentukan akar. Jadi dapat Mata tunas belum matang
ditranslokasikan ke pucuk. 3,03 c 8,10
dikatakan bahwa air kelapa dapat juga C B
Hormon pertumbuhan yang tidak
berfungsi sebagai IAA karena dalam air seimbang untuk membentuk perakaran yang
kelapa muda mengandung 0,07 mg/l auksin, baik, juga unsur hara yang tersedia yang
sehingga dapat meningkatkan IAA dalam dibutuhkan relative sedikit seperti Nitrogen,
jaringan tanaman untuk memenuhi Fosfor dan Kalium, karena menurut Gardner
pertumbuhan akar tanaman (Paris, dkk 1961 dkk (1991) peningkatan Nitrogen dapat
dalam Jeany 1993). meningkatkan berat kering total akar. Dan
Tanpa pemberian konsentrasi air kelapa ketersediaan Fosfor dapat meningkatkan
muda dengan tingkat kematangan mata tunas fotosintesis selanjutnya meningkatkan
belum matang berat kering akar rendah, pertumbuhan akar, dan secara langsung
berarti pembentukan akar tertekan karena menyebabkan peningkatan proliferasi rambut
kurangnya hormon pertumbuhan terutama akar dengan demikian akan meningkatkan
auksin, unsur – unsur hara yang tersedia, berat kering akar. Sebaliknya diduga tanpa

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007 51


pemberian air kelapa muda dengan tingkat 8. Rasio Tajuk Akar Umur 12 mst
kematangan mata tunas yang belum matang Berdasarkan sidik ragam terlihat
menyebabkan kekurangan hormone pengaruh interaksi yang berbeda nyata antara
pertumbuhan, bahan-bahan nutrisi yang pemberian beberapa konsentrasi air kelapa
dibutuhkan tidak sesuai untuk memacu muda dengan berbagai tingkat kematangan
pertumbuhan dan perkembangan akar yang mata tunas terhadap rasio tajuk akar bibit
baik, sehingga menghasilkan berat kering akar tanaman pisang barangan umur 12 mst.
yang rendah pada bibit pisang barangan.

Tabel 8. Rasio tajuk akar bibit tanaman pisang barangan umur 12 mst pada pemberian beberapa
konsentrasi air kelapa muda dengan berbagai tingkat kematangan mata tunas belahan
bonggol (gram)

Angka angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka – angka yang sama pada
kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 % menurut DNMRT

Terjadinya peningkatan rasio tajuk akar bagian atas


Tingkat tanamanmata
kematangan mengakibatkan
tunas rasio Konsentrasi air k
bibit umur 12 mst tanpa pemberian air kelapa tajuk akar bibit meningkat.
belahan bonggol 0 50
dengan tingkat kematangan mata tunas belum
Mata tunas matang 1,9643 b 1,017
matang hal ini diduga saat bibit berumur 12 SIMPULAN A A
mst bibit sedang aktifnya membentuk organ Berdasarkan
Mata tunas hasil penelitian yang
setengah matang 1,0570 c 1,584
batang dan daun, karena akar sudah mulai telah dilakukan dapat diambil beberapaA A
berfungsi dengan baik untuk menyerap unsur kesimpulan
Mata :
tunas belum matang 8,3230 a 3,284
– unsur hara dan air untuk proses fotosintesis. 1. Pemberian konsentrasi air kelapa mudaA B
Sehingga hasil asimilat dapat digunakan untuk 100 % dapat meningkatkan pertumbuhan
meningkatkan pertumbuhan tajuk. Unsur hara terhadap bibit pisang barangan pada
yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan berbagai tingkat kematangan mata tunas.
bagian atas tanaman dan memperlambat 2. Pemberian air kelapa muda pada
pertumbuhan bagian bawah karena unsur – konsentrasi 100 % memberikan per-
unsur hara banyak diangkut ke bahagian atas tumbuhan terbaik terhadap bibit pisang
tanaman, sehingga dapat meningkatkan rasio barangan pada tingkat mata tunas matang.
tajuk akar (Gardner, dkk 1991). Begitu juga
Salisbury dan Ross (1995), menyatakan SARAN
bahwa kebanyakan tumbuhan mencurahkan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sebagian besar biomassanya pada bagian atas dilakukan maka disarankan :
tanaman, oleh karena itu penyerapan garam 1. Untuk memperoleh bibit yang sehat, kuat,
mineral sebagian dikendalikan oleh aktivitas kokoh dan cepat pertumbuhannya

52 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007


dengan menggunakan air kelapa muda of Plant Nutrition. University of
pada konsentrasi 100 % dengan mata Hohenheim. Germany. Academic
tunas matang Press. New York. 155-167. P.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Meldia, Y., Winarno dan Sunarnyoto, 1992.
dengan pemberian air kelapa muda pada Pengaruh IAA dan BAP terhadap
konsentrasi 100 % terhadap Inisiasi dan Multiplikasi Tunas Pada
pertumbuhan bibit yang berkualitas dan Beberapa Varietas Pisang Secara
jumlah bibit yang dihasilkan, jika Invitro. Balithorti Solok. 5 (1). Hal.
dibiarkan mata tunas tumbuh pada 23-31.
belahan bonggol. Ni-Made Armini,W. 1992. Pengaruh Air
Kelapa, Zeolit Dan Sub Kultur
DAFTAR PUSTAKA Beruntun Terhadap Daya Multiplikasi
Balitbu, 1996. Komuditas Pisang. Badan Tunas Pisang Tanduk Secara Invitro.
Penelitian dan Pengembangan Fakultas Pasca Sarjana. Institut
Pertanian. Pusat Penelitian dan Pertanian Bogor.
Pengembangan Holtikultura. 127 Hal. Topati., F.E/R. Prahardini dan S. Purnomo.
Gardner, F.P ; R Brent Pearce dan R. L., 1993. Aplikasi Air Kelapa dan
Mitchel. 1991. Physiology of Crop Beberapa Zat Pengatur Tumbuh
Plants. Terjemahan Herawati Susilo Terhadap Pembentukan Calon Buah
dan Subiyanto. Fisiologi Tanaman dan Hasil Mangga (Mangifera indica).
Budidaya. Universitas Indonesia Press. Penelitian Balithorti Solok. 5 (3). Hal
Jakarta. 248 Hal. 7-17.
Goldsworthy, P.R dan N.M.Fisher. The Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh
Physiology of Tropical Field Crops. Tanaman. Pusat Antar Universitas
Terjemahan Tohari. Fisiologi Tanaman Bioteknologi. IPB. 145 Hal.
Budidaya Tropik. Gajah Mada Wattimena, G.A ., L. W, Gunawan., N.A,
University Press. Yogjakarta. 874 Hal. Mattjik., E. Syamsudin., Wiendi dan
Isbandi, D.J.1983. Pertumbuhan dan A. Ernawati, 1991. Bioteknologi
Perkembangan Tanaman. Fakultas Tanaman. Tim Laboratorium Kultur
Pertanian. Universitas Gajah mada. Jaringan Tanaman. Pusat Antar
Yogjakarta. 259 Hal. Universitas Bioteknologi. IPB. 507
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Hal.
Perkembangan Tanaman. Grafindo. Wereing, T.E and I.D.J. Phillips. 1981. 3 rd
Persada. Jakarta. 218 Hal. Ed. Growth and Differentiation in
Macias, M.D. 2001. In Situ Mass planes. Pegamon Press. Oxford. New
Propagation of The FHIA-20 Banana York. 343. p.
Hybrid Using BenzylAminopurine. Info Widiyastuti, D. dan Syafril. 1993. Pengaruh
Musa. The International Magazine on Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan
Banana and Plantain. CTA. 10 (1). 51 P. Protocorm Like Bodies Anggrek
Marschner, H. 1995. Mineral Nutrisi of Dendrobium dalam Medium Padat.
Higher Plant, Second Edition. Institute Balithorti. Cipanas 1(1). Hal 7-12.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 1 Agustus 2007 53

Anda mungkin juga menyukai