Jurnal Ektraksi 1
Jurnal Ektraksi 1
1, April 2013
Agus Mirwan
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Email: agusmirwan@yahoo.com
Abstrak-Ekstraksi cair-cair dalam kolom isian merupakan proses pemisahan fasa cair yang
memanfaatkan perbedaan kelarutan suatu zat. Tipe ekstraksi ini termasuk kedalam tipe ekstraksi
kolom vertikal tanpa berpengaduk (unagitated) selain kolom semprot (spray) dan kolom pelat.
Operasi ekstraksi cair-cair yang baik sangat dipengaruhi oleh karakteristik perpindahan zat
terlarut (solute). Karakteristik ini dapat dikuantifikasikan dengan suatu nilai yang disebut dengan
koefisien perpindahan massa. Koefisien perpindahan massa ini sangat penting untuk diketahui
dalam perancangan kolom ekstraksi cair-cair dan nilainya dapat dicari dengan menggunakan
model-model estimasi koefisien perpindahan massa baik di fasa dispersi maupun fasa kontinyu.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keberlakuan model Handloss-Baros – Garner-Foord-
Tayeban (HB-GFT) pada proses ekstraksi cair-cair menggunakan prototipe kolom transparan dan
jenis isian berupa bola-bola kecil dengan variasi laju alir fasa kontinyu dan fasa dispersi pada
rentang tetesan bersirkulasi (Re = 10 – 200). Dari penelitian ini didapatkan bahwa jenis isian,
ukuran tetesan, dan laju alir fasa kedua (dispersi dan kontinyu) memberikan pengaruh yang
cukup signifikan terhadap proses perpindahan massa yang dinyatakan dengan koefisien
perpindahan massa keseluruhan (KOD). Data laju alir dan komposisi masing-masing fasa di aliran
masuk dan keluar kolom dianalisis dengan menggunakan alat kromatografi gas (GC) yang
ditunjukan dengan makin besar laju alir fasa dispersi (Qd), koefisien perpindahan massa
keseluruhan (KOD) makin kecil. Hal ini disebabkan bahwa ukuran diameter tetesan disepanjang
kolom isian dianggap sama. Dan keberlakuan model HB-GFT untuk dinamika tetesan sirkulasi
internal (170<Re<200) merupakan kombinasi terbaik dalam penentuan KOD dengan standar
deviasi sebesar 3,2%.
32
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013
33
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013
k d
3d
Sirkulasi 10<Re<200 Kroning & Brink (KB) Garner-Foord-Tayeban (GFT)
(1950) Shc 0, 45(126 1, 8(Re) ( Sc )
0 ,5 0 , 46
)
kd = 17,9 . Dd/dp
Handlos & Baron (HB)
(1957) Higbie
0, 00375 U t 4 Dc .U
kd k
dc
c
d
1
c
Osilasi Re>200 Rose-Kintner (RK) Garne-Tayeban (GT) (1960)
kd = 0,45 . (ωDd)0,5 Shc 50 0, 0085(Re)( Sc )
0 ,7
Angelo – Lighfoot
Treybal (1980)
4 Dd (1 o )
Shc 0, 725( Sc ) (Re) (1 d )
0 , 42 0 ,5
k
d
Dimana : Shc Dc
εo = ε + (3/8) ε2 (1) kc (6)
Bilangan Sherwood pada fasa kontinyu dc
kc d vs Sehingga KOD-cal ditentukan dengan
Shc (2) persamaan sebagai berikut :
Dc 1 1 m
(7)
Sc c (3) K OD kd kc
Dc c Sedangkan koefisien perpindahan
U d massa keseluruhan yang berdasarkan
Re s vs (4) percobaan pada operasi ekstraksi cair-cair
dalam kolom isian (KOD-perc) ditentukan
Koefisien perpindahan massa keseluruhan dari harga konsentrasi zat terlarut (solute) di
berdasarkan fasa dispersi dari perhitungan aliran masuk kolom dan keluar kolom. Nilai
(KOD-cal) dihitung dengan menggunakan number of transfer unit (NtOD) dihitung
model estimasi koefisien perpindahan massa dengan persamaan berikut (Treybal, 1980).
1 1 y1 1 y1 r 1 1
y1
di fasa dispersi, diperoleh kd dan di fasa dy
kontinyu, diperoleh bilangan Sherwood (Shc). NtOD (y
y2
*
ln ln
y ) 2 1 y 2 2 y 2 r 1 1
Hubungan Shc dengan koefisien perpindahan (8)
massa doi fasa kontinyu (kc) diperoleh dari Tinggi isian dalam kolom ekstraksi cair-cair
persamaan berikut : pada kolom bening dapat diukur. Jika NtOD
kc d c
Shc (5) dan tinggi isian telah diketahui, maka Height
Dc
34
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013
E Rafinat
K OD (12) Kran
36
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013
0.16
0.10
0.08
0.06
0.04
0.02
0.00
5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Laju Alir Fasa Dispersi (Qd), ml/s
Gambar 2.Hubungan koefisien perpindahan massa fasa dispersi (kd) dan fasa kontinyu (kc) model HB-GFT
terhadap variasi laju alir fasa dispersi (Qd) dan laju alir fasa kontinyu (Qc) sebesar 5,476 ml/s.
0.07
Data Percobaan
Keseluruhan (KOD), mol/m2.s
Koefisien Perpindahan Massa
Model HB-GFT
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0.00
5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Laju Alir Fasa Dispersi (Qd), ml/s
Gambar 3. Hubungan koefisien perpindahan massa keseluruhan yang perhitungannya menggunakan data
percobaan dan model HB-GFT terhadap variasi laju alir fasa dispersi (Qd) dan laju alir fasa
kontinyu (Qc) sebesar 5,476 ml/s.
Hal ini disebabkan perhitungan kd, kc, berukuran kecil sebagai akibat adanya
dan KOD yang menggunakan model HB- tetesan menabrak isian yang berada dalam
GFT untuk perhitungan diameter tetesannya kolom. Banyaknya ukuran diameter tetesan
masih menggunakan persamaan Sauter yang yang kecil menyebabkan luas permukaan
menganggap ukuran diameter tetesan yang kontak antara fasa dispersi dan fasa kontinyu
terjadi disepanjang kolom adalah sama. makin besar sehingga koefisien perpindahan
Karena hasil pengamatan perilaku tetesan massa keseluruhan juga besar (Ariono dan
yang terjadi disepanjang kolom isian Mirwan, 2008). Dengan kata lain ukuran
menunjukan hal yang sebaliknya. Dimana tetes yang kecil dan laju kedua fasa (dispersi
perilaku tetesan yang bergerak sepanjang dan kontinyu) memberikan pengaruh yang
kolom mengalami perpecahan dan sangat signifikan terhadap perpindahan
penggabungan menjadi tetesan yang massanya (Hashem dan Bassuoni, 2007).
37
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013
0.0670
0.0570
KOD-Calc.(HB-GFT)
KOD-perc.
0.0470
KOD, mol/m2s
0.0370
0.0270
0.0170
0.0070
175 180 185 190 195 200 205
Re
Gambar 4. KOD-calc terhadap Re untuk kombinasi HB-GFT (sirkulasi internal).
Gambar 4. menunjukan bahwa titik- GFT untuk dinamika tetesn sirkulasi internal
titik dari KOD-calc untuk kombinasi HB-GT (170<Re<200) merupakan kombinasi terbaik
paling mendekati KOD-perc. Kombinasi dalam penentuan KOD dengan standar
model estimasi yang baik harus deviasi sebesar 3,2%. Hal ini ditunjukan
menghasilkan KOD-calc yang paling dengan adanya pengaruh yang cukup
mendekati tetapi tidak boleh melebihi dari signifikan dari jenis isian, ukuran tetesan,
nilai koefisien perpindahan massa yang dan laju alir fasa kedua (dispersi dan
sebenarnya (KOD-perc). KOD berbanding kontinyu) terhadap proses perpindahan
terbalik dengan tinggi kolom (Z) sehingga massa yang dinyatakan dengan koefisien
apabila KOD-calc lebih besar dari KOD-perc, perpindahan massa keseluruhan (KOD).
maka akan menghasilkan perhitungan tinggi
kolom yang tidak mencukupi kebutuhan
operasi sebenarnya. Hal ini tidak diinginkan DAFTAR NOTASI
dalam perancangan suatu kolom ekstraksi HB-GFT = Handlos-Baron dan Garner-
cair-cair. Diketahui juga bahwa untuk Foord-Tayeban
dinamika tetesan sirkulasi internal kd = koefisien perpindahan massa
(170<Re<200) hasil perhitungan fasa dispersi
simpangannya diperoleh dari gabungan kc = koefisien perpindahan massa
model estimasi Handlos-Baron (kd) dan fasa kontinyu
Garner-Foord-Tayeban (kc) dengan nilai KOD = koefisien perpindahan massa
simpangan rata-rata sebesar 3,2%. Hal ini keseluruhan
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang KOD-calc = koefisien perpindahan massa
dilakukan oleh Mansyur-Bayu (2004) bahwa keseluruhan perhitungan
korelasi HB-GFT (Handlos-Baron dan KOD-perc = koefisien perpindahan massa
Garner-Foord-Tayeban) memberikan hasil keseluruhan percobaan
yang terbaik untuk dinamika tetesan MEK = metil etil keton
sirkulasi internal. Simpangan rata-rata tidak Qc = laju alir fasa kontinyu, ml/detik
cukup mewakili ketepatan suatu kombinasi Qd = laju alir fasa dispersi, ml/detik
model estimasi dalam menghitung koefisien Re = bilangan Reynold
perpindahan massa overall.
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa keberlakuan model HB-
38
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013
39