Anda di halaman 1dari 7

Konversi, Volume 2 No.

1, April 2013

KEBERLAKUAN MODEL HB-GFT SISTEM n-HEKSANA – MEK – AIR


PADA EKSTRAKSI CAIR-CAIR KOLOM ISIAN

Agus Mirwan
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat

Email: agusmirwan@yahoo.com

Abstrak-Ekstraksi cair-cair dalam kolom isian merupakan proses pemisahan fasa cair yang
memanfaatkan perbedaan kelarutan suatu zat. Tipe ekstraksi ini termasuk kedalam tipe ekstraksi
kolom vertikal tanpa berpengaduk (unagitated) selain kolom semprot (spray) dan kolom pelat.
Operasi ekstraksi cair-cair yang baik sangat dipengaruhi oleh karakteristik perpindahan zat
terlarut (solute). Karakteristik ini dapat dikuantifikasikan dengan suatu nilai yang disebut dengan
koefisien perpindahan massa. Koefisien perpindahan massa ini sangat penting untuk diketahui
dalam perancangan kolom ekstraksi cair-cair dan nilainya dapat dicari dengan menggunakan
model-model estimasi koefisien perpindahan massa baik di fasa dispersi maupun fasa kontinyu.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keberlakuan model Handloss-Baros – Garner-Foord-
Tayeban (HB-GFT) pada proses ekstraksi cair-cair menggunakan prototipe kolom transparan dan
jenis isian berupa bola-bola kecil dengan variasi laju alir fasa kontinyu dan fasa dispersi pada
rentang tetesan bersirkulasi (Re = 10 – 200). Dari penelitian ini didapatkan bahwa jenis isian,
ukuran tetesan, dan laju alir fasa kedua (dispersi dan kontinyu) memberikan pengaruh yang
cukup signifikan terhadap proses perpindahan massa yang dinyatakan dengan koefisien
perpindahan massa keseluruhan (KOD). Data laju alir dan komposisi masing-masing fasa di aliran
masuk dan keluar kolom dianalisis dengan menggunakan alat kromatografi gas (GC) yang
ditunjukan dengan makin besar laju alir fasa dispersi (Qd), koefisien perpindahan massa
keseluruhan (KOD) makin kecil. Hal ini disebabkan bahwa ukuran diameter tetesan disepanjang
kolom isian dianggap sama. Dan keberlakuan model HB-GFT untuk dinamika tetesan sirkulasi
internal (170<Re<200) merupakan kombinasi terbaik dalam penentuan KOD dengan standar
deviasi sebesar 3,2%.

Keywords: ekstraksi, kolom isian, perpindahan massa.

Abstract-Liquid-liquid extraction in packed column is a process of liquid phase separation in


which a liquid solution (the feed) is contacted with an immiscible or nearly immiscible liquid
(solvent). This type of extraction is a kind of vertical column extraction type without agitator
(unagitated column) besides spray column and plate column. Good operation of liquid-liquid
extraction hardly influenced by solute transfer characteristic. This characteristic can be
quantification with a value so-called with mass transfer coefficient. Mass transfer coefficient is
importance in order to be known in scheme of liquid-liquid extraction column and the values can
be searched by using estimation models of mass transfer coefficient either in dispersion phase and
also continue phase.
The aim of this research is to prove model applying Handloss-Baros - Garner-Foord-Tayeban
(HB-GFT) at liquid-liquid extraction process using transparent column prototype and packing
type of small sphere with various of flow rate continue phase and dispersion phase at circulation
drop spread (Re = 10 - 200). From this research got that packing type, droplet size, and flow rate
phase (dispersion and continue) gives influence that is enough significant to mass transfer process
that expressed with overall mass transfer coefficient (KOD). Flow rate and composition each
phase in inlet and outlet column data are analyzed by using gas chromatography equipment (GC)
that showed more and more big dispersion phase (Qd) flow rate, mass transfer coefficient (KOD)
more and more small. This caused that drop diameter measure along the length of packing column
assumed to be same. And model applying HB-GFT for internal circulation drop dynamics
(170<Re<200) is best combination in determination of KOD with deviation standard equal to
3,2%.

Keywords: extraction, packing column, mass transfer

32
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013

PENDAHULUAN sehingga distribusi komposisi dalam kedua


Ekstraksi cair-cair atau yang dikenal fasa menjadi lebih sempurna dan berhasil
dengan ekstraksi solvent merupakan proses dengan baik (Ariono dkk, 2006). Dinamika
pemisahan fasa cair yang memanfaatkan tetesan yang terjadi disepanjang kolom isian
perbedaan kelarutan zat terlarut yang akan (packing column) akan mengalami
dipisahkan antara larutan asal dan pelarut perpecahan dan/atau penggabungan antar
pengekstrak (solvent). Aplikasi ekstraksi tetesan sebagai akibat tetesan menabrak
cair-cair terbagi menjadi dua kategori yaitu isian yang ada didalam kolom. Pada
aplikasi yang bersaing langsung dengan prosesnya, tetesan bergerak mendekati isian,
operasi pemisahan lain dan aplikasi yang menabrak isian dan pecah menjadi tetesan
tidak mungkin dilakukan oleh operasi dengan diameter yang lebih kecil kemudian
pemisahan lain. Apabila ekstraksi cair-cair bergerak disela-sela unggun isian, ada yang
menjadi opersai pemisahan yang bersaing terperangkap disela-sela isian, terakumulasi
dengan operasi pemisahan lain, maka biaya sesaat selanjutnya meninggalkan unggun
akan menjadi tolak ukur yang sangat penting. isian dengan diameter yang lebih besar.
Distilasi dan evaporasi merupakan Peristiwa terperangkapnya tetesan ini
operasi pemisahan yang produknya berupa disebabkan oleh laju alir dari tetesan yang
senyawa-senyawa murni sedangkan operasi tidak cukup kuat mendorong tetesan keluar
ekstraksi cair-cair menghasilkan campuran dari unggun isian (Ariono dkk, 2006).
senyawa-senyawa sebagai produk. Proses terjadinya kontak ini menyebabkan
Campuran ini harus dipisahkan lagi dengan luas permukaan kontak semakin besar dan
operasi pemisahan lain seperti distilasi waktu kontaknya semakin lama sehingga
ataupun evaporasi. Hal inilah yang proses perpindahan massanya menjadi lebih
menyebabkan ekstraksi relatif lebih mahal baik.
dibandingkan dengan operasi pemisahan lain. Berdasarkan bilangan Reynold (Re),
Akan tetapi ekstraksi cair-cair menjadi keadaaan suatu tetesan dapat dikelompokan
operasi pemisahan yang unggul ketika menjadi tiga keadaan, yaitu: (1) Tetesan
larutan-larutan yang akan dipisahkan diam, dimana tetesan mempunyai Re kurang
mempunyai kemiripan sifat-sifat fisikanya dari 10 sehingga tetesan bergerak dibawah
yaitu titik didih yang perbedaannya relatif kecepatan turbulennya dan dinamika atau
kecil. Keunggulan lain dari ekstraksi cair- pergerakan tetesan ke atas juga diam tidak
cair ini adalah dapat beroperasi pada kondisi bergerak baik berotasi maupun berosilasi,
ruang, dapat memisahkan sistem yang (2) Tetesan bersirkulasi, dimana tetesan
memiliki sensitivitas terhadap temperatur, mempunyai Re antara 10 – 200. Laju
dan kebutuhan energinya relatif kecil. pergerakan tetesan dibawah kecepatan
Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini maksimumnya dan gerakannya disertai
melibatkan pengontakan suatu larutan dengan rotasi terhadap porosnya, dan (3)
dengan pelarut (solvent) lain yang tidak Tetesan berosilasi, dimana tetesan
saling melarut (immisible) dengan pelarut mempunyai Re lebih dari 200 sehingga
asal yang mempunyai densitas yang berbeda dalam pergerakannya ke atas mengalami
sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa kembang kempis. Hal ini disebabkan adanya
saat setelah penambahan solvent. Hal ini gerakan ke arah θ (vortex). Proses osilasi
menyebabkan terjadinya perpindahan massa yang normal tidak menyebabkan tetesan
dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak menjadi pecah dan kecepatannya tidak
(solvent). Perpindahan zat terlarut ke dalam berdampak pada frekuensi osilasi. Pada fasa
pelarut baru yang diberikan, disebabkan oleh dispersi mempunyai pengaruh yang kecil
adanya daya dorong (dirving force) yang terhadap osilasi, terkecuali jika viscositasnya
muncul akibat adanya beda potensial kimia sangat tinggi.
antara kedua pelarut. Sehingga proses Koefisien perpindahan massa
ektraksi cair-cair merupakan proses merupakan tingkat kemudahan suatu massa
perpindahan massa yang berlangsung secara senyawa untuk berpindah dari suatu larutan
difusional (Laddha dan Degaleesan, 1978). ke larutan lain. Koefisien perpindahan massa
Proses ekstraksi cair-cair berlangsung ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu koefisien
pada suatu alat yang dirancang sedemikian perpindahan massa keseluruhan (overall),
rupa sehingga mempunyai luas permukaan koefisien perpindahan massa fasa kontinyu,
yang mencukupi untuk terjadinya kontak dan koefisien perpindahan massa fasa
antar fasa-fasa yang terlibat (fasa kontinyu terdispersi. Koefisien perpindahan massa
yang berisi zat terlarut dan fasa dispersi) keseluruhan merupakan fungsi kompleks

33
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013

dari koefisien perpindahan massa fasa ekstraksi cair-cair. Cara perhitungan


kontinyu dan koefisien perpindahan massa berdasarkan pada pendekatan model
fasa terdispersi. Dan juga fungsi kompleks estimasi yang banyak ditemukan oleh
dari difusivitas, viskositas, densitas, peneliti-peneliti sebelumnya. Model-model
tegangan permukaan dan turbulensi. estimasi koefisien perpindahan massa di fasa
Koefisien perpindahan massa dispersi dan fasa kontinyu disajikan pada
keseluruhan dapat ditentukan dengan dua Tabel 1 berikut:
cara, yaitu dari perhitungan dan percobaan

Tabel 1. Korelasi estimasi harga-harga koefisien perpindahan massa


Keadaan Kondisi Model Koefisien Fasa Model Koefisien Fasa
Tetesan NRe Dispersi Kontinyu
Tetesan
Diam Re<10 Treybal Rowe
(stagnant) 2 Dd
2
Shc  2, 076(Re) ( Sc )
0,5 0 ,5

k d

3d
Sirkulasi 10<Re<200 Kroning & Brink (KB) Garner-Foord-Tayeban (GFT)
(1950) Shc  0, 45(126  1, 8(Re) ( Sc )
0 ,5 0 , 46
)
kd = 17,9 . Dd/dp
Handlos & Baron (HB)
(1957) Higbie
0, 00375  U t 4 Dc .U
kd  k 
 dc
c

d
1
c
Osilasi Re>200 Rose-Kintner (RK) Garne-Tayeban (GT) (1960)
kd = 0,45 . (ωDd)0,5 Shc  50  0, 0085(Re)( Sc )
0 ,7

Angelo – Lighfoot
Treybal (1980)
4 Dd (1   o )
Shc  0, 725( Sc ) (Re) (1  d )
0 , 42 0 ,5
k 

d

Siebert & Fair (1988)


Shc  0, 698( Sc ) (Re) (1  d )
0 , 42 0 ,5

Dimana : Shc Dc
εo = ε + (3/8) ε2 (1) kc  (6)
Bilangan Sherwood pada fasa kontinyu dc
kc d vs Sehingga KOD-cal ditentukan dengan
Shc  (2) persamaan sebagai berikut :
Dc 1 1 m
   (7)
Sc  c (3) K OD kd kc
Dc  c Sedangkan koefisien perpindahan
U d massa keseluruhan yang berdasarkan
Re  s vs (4) percobaan pada operasi ekstraksi cair-cair
 dalam kolom isian (KOD-perc) ditentukan
Koefisien perpindahan massa keseluruhan dari harga konsentrasi zat terlarut (solute) di
berdasarkan fasa dispersi dari perhitungan aliran masuk kolom dan keluar kolom. Nilai
(KOD-cal) dihitung dengan menggunakan number of transfer unit (NtOD) dihitung
model estimasi koefisien perpindahan massa dengan persamaan berikut (Treybal, 1980).
1 1  y1 1 y1  r  1  1
y1
di fasa dispersi, diperoleh kd dan di fasa dy
kontinyu, diperoleh bilangan Sherwood (Shc). NtOD   (y
y2
*
 ln  ln
 y ) 2 1  y 2 2 y 2  r  1  1
Hubungan Shc dengan koefisien perpindahan (8)
massa doi fasa kontinyu (kc) diperoleh dari Tinggi isian dalam kolom ekstraksi cair-cair
persamaan berikut : pada kolom bening dapat diukur. Jika NtOD
kc d c
Shc  (5) dan tinggi isian telah diketahui, maka Height
Dc

34
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013

of transfer unit (HtOD) dapat


ditentukandengan persamaan berikut :
Z = HtOD x NtOD (9)
HtOD = Z / NtOD (10)
Koefisien perpindahan massa keseluruhan Ekstrak

(overall) berdasarkan fasa dispersi (KOD-


perc) dapat dihitung dari HtOD dengan
menggunakan persamaan berikut (Treybal,
1980)
E
HtOD  (11)
K OD (1  y )* M Kran

E Rafinat

K OD  (12) Kran

HtOD (1  y )* M Tangki Pelarut


Pompa Pompa
Tangki Larutan umpan

(1  y )  (1  y * ) Gambar 1.Seperangkat alat ekstraksi cair-cair


(1  y )*M  (13) jenis kolom isian
ln  (1  y ) /(1  y * ) 
Tahapan pelaksanaan penelitian ini meliputi
Banyaknya korelasi-korelasi untuk peramalan data kesetimbangan, penentuan
mencari koefisien perpindahan masa fasa bilangan Reynold (Re) pada aliran fasa
dispersi maupun fasa kontinyu khususnya dispersi, penentuan koefisien perpindahan
untuk kondisi tetesan yang bersikulasi, massa keseluruhan dari percobaan, dan
namun masih belum ada petunjuk tentang penentuan koefisien perpindahan massa
kombinasi korelasi-korelasi yang paling keseluruhan secara teortis.
sesuai.
Penelitian ini bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
membuktikan keberlakuan model Handloss- Model HB-GFT ini digunakan untuk
Baros–Garner-Foord-Tayeban (HB-GFT) menghitung koefisien perpindahan massa di
pada proses ekstraksi cair-cair menggunakan fasa dispersi (kd) dan fasa kontinyu (kc).
prototipe kolom transparan dan jenis isian Untuk menetukan besarnya harga koefisien
berupa bola-bola kecil dengan variasi laju perpindahan massa diperlukan harga
alir fasa kontinyu dan fasa dispersi pada diameter tetesan. Dalam penelitian ini
rentang tetesan bersirkulasi (Re = 10 – 200). ukuran diameter rata-rata tetes dihitung
dengan persamaan Sauter (dvs) yang
METODE PENELITIAN digunakan untuk menghitung bilangan
Pada penelitian ini menggunakan Reynold tetesan (Re) dan mengetahui serta
kolom ekstraksi cair-cair dengan tipe memilih korelasi koefisien perpindahan
vertikal, berbentuk kolom yang massa yang sesuai. Hasil perhitungan nilai
berpenampang persegi panjang (4,5x10 cm) koefisien perpindahan massa fasa dispersi
dan tembus pandang dengan alasan agar (kd) dan fasa kontinyu (kc) terhadap laju alir
dinamika tetes yang terjadi didalam kolom fasa dispersi dengan sistem air-MEK-
tersebut mudah untuk dilihat dan diamati. heksana ditunjukan pada Gambar 2 dan 3.
Operasinya berlangsung pada temperatur Gambar 2 dan 3 menunjukan bahwa
dan tekanan ruangan, sedangkan arah adanya pengaruh laju alir fasa dispersi
alirannya berlawanan dimana fasa dispersi dengan jenis isian bola-bola kecil terhadap
dialirkan dari bawah dan fasa kontinyu laju perpindahan massa yang dinyatakan
dialirkan dari atas kolom seperti yang dengan koefisien perpindahan massa fasa
ditunjukan Gambar 1. Dalam pelaksanaan dispersi (kd) dan koefisien perpindahan
penelitian ini menggunakan sistem air – massa fasa kontinyu (kc) dan koefisien
metil etil keton (MEK) – n-heksana. perpindahan massa keseluruhan (KOD) yang
besar terjadi pada laju alir fasa dispersi (Qd)
yang kecil.

36
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013

0.16

Dispersi (kd) dan Fasa Kontinyu (kc)


Koefisien Perpindahan Massa Fasa
0.14 Kd Model HB
Kc Model GFT
0.12

0.10

0.08

0.06

0.04

0.02

0.00
5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Laju Alir Fasa Dispersi (Qd), ml/s
Gambar 2.Hubungan koefisien perpindahan massa fasa dispersi (kd) dan fasa kontinyu (kc) model HB-GFT
terhadap variasi laju alir fasa dispersi (Qd) dan laju alir fasa kontinyu (Qc) sebesar 5,476 ml/s.

0.07
Data Percobaan
Keseluruhan (KOD), mol/m2.s
Koefisien Perpindahan Massa

Model HB-GFT
0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0.00
5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Laju Alir Fasa Dispersi (Qd), ml/s
Gambar 3. Hubungan koefisien perpindahan massa keseluruhan yang perhitungannya menggunakan data
percobaan dan model HB-GFT terhadap variasi laju alir fasa dispersi (Qd) dan laju alir fasa
kontinyu (Qc) sebesar 5,476 ml/s.

Hal ini disebabkan perhitungan kd, kc, berukuran kecil sebagai akibat adanya
dan KOD yang menggunakan model HB- tetesan menabrak isian yang berada dalam
GFT untuk perhitungan diameter tetesannya kolom. Banyaknya ukuran diameter tetesan
masih menggunakan persamaan Sauter yang yang kecil menyebabkan luas permukaan
menganggap ukuran diameter tetesan yang kontak antara fasa dispersi dan fasa kontinyu
terjadi disepanjang kolom adalah sama. makin besar sehingga koefisien perpindahan
Karena hasil pengamatan perilaku tetesan massa keseluruhan juga besar (Ariono dan
yang terjadi disepanjang kolom isian Mirwan, 2008). Dengan kata lain ukuran
menunjukan hal yang sebaliknya. Dimana tetes yang kecil dan laju kedua fasa (dispersi
perilaku tetesan yang bergerak sepanjang dan kontinyu) memberikan pengaruh yang
kolom mengalami perpecahan dan sangat signifikan terhadap perpindahan
penggabungan menjadi tetesan yang massanya (Hashem dan Bassuoni, 2007).

37
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013

0.0670

0.0570
KOD-Calc.(HB-GFT)
KOD-perc.
0.0470
KOD, mol/m2s

0.0370

0.0270

0.0170

0.0070
175 180 185 190 195 200 205
Re
Gambar 4. KOD-calc terhadap Re untuk kombinasi HB-GFT (sirkulasi internal).

Gambar 4. menunjukan bahwa titik- GFT untuk dinamika tetesn sirkulasi internal
titik dari KOD-calc untuk kombinasi HB-GT (170<Re<200) merupakan kombinasi terbaik
paling mendekati KOD-perc. Kombinasi dalam penentuan KOD dengan standar
model estimasi yang baik harus deviasi sebesar 3,2%. Hal ini ditunjukan
menghasilkan KOD-calc yang paling dengan adanya pengaruh yang cukup
mendekati tetapi tidak boleh melebihi dari signifikan dari jenis isian, ukuran tetesan,
nilai koefisien perpindahan massa yang dan laju alir fasa kedua (dispersi dan
sebenarnya (KOD-perc). KOD berbanding kontinyu) terhadap proses perpindahan
terbalik dengan tinggi kolom (Z) sehingga massa yang dinyatakan dengan koefisien
apabila KOD-calc lebih besar dari KOD-perc, perpindahan massa keseluruhan (KOD).
maka akan menghasilkan perhitungan tinggi
kolom yang tidak mencukupi kebutuhan
operasi sebenarnya. Hal ini tidak diinginkan DAFTAR NOTASI
dalam perancangan suatu kolom ekstraksi HB-GFT = Handlos-Baron dan Garner-
cair-cair. Diketahui juga bahwa untuk Foord-Tayeban
dinamika tetesan sirkulasi internal kd = koefisien perpindahan massa
(170<Re<200) hasil perhitungan fasa dispersi
simpangannya diperoleh dari gabungan kc = koefisien perpindahan massa
model estimasi Handlos-Baron (kd) dan fasa kontinyu
Garner-Foord-Tayeban (kc) dengan nilai KOD = koefisien perpindahan massa
simpangan rata-rata sebesar 3,2%. Hal ini keseluruhan
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang KOD-calc = koefisien perpindahan massa
dilakukan oleh Mansyur-Bayu (2004) bahwa keseluruhan perhitungan
korelasi HB-GFT (Handlos-Baron dan KOD-perc = koefisien perpindahan massa
Garner-Foord-Tayeban) memberikan hasil keseluruhan percobaan
yang terbaik untuk dinamika tetesan MEK = metil etil keton
sirkulasi internal. Simpangan rata-rata tidak Qc = laju alir fasa kontinyu, ml/detik
cukup mewakili ketepatan suatu kombinasi Qd = laju alir fasa dispersi, ml/detik
model estimasi dalam menghitung koefisien Re = bilangan Reynold
perpindahan massa overall.

KESIMPULAN
Hasil penelitian yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa keberlakuan model HB-

38
Konversi, Volume 2 No. 1, April 2013

DAFTAR PUSTAKA Columns, Ind. Eng. Chem. Res., 35,


Arfianti, D., (2004), Koefisien Perpindahan 2682 – 2695.
Massa Fasa Kontinyu Ekstraksi Cair-
Laddha, G.S., Degaleesan, T.E., (1976),
Cair Mek-N-Heksana-Air Dalam
Transfort Phenomena in Liquid
Kolom Isian, Tesis Program Magister,
Extraction, Tata Mc-Graw Hill
Institut Teknologi Bandung.
Publishing Co. Ltd, New Delhi, 131 –
Ariono, D., Sasongko, D., Kusumo, P., 145.
(2006), Dinamika Tetes Dalam Kolom
Mirwan, A., D. R. Wicakso., (2008),
Isian, Seminar Nasional Teknik Kimia
Pengaruh Isian Jenis Bola Kaca
Indonesia, FPUO 14. 1 – 5.
Terhadap Dinamika Tetes Dan
Ariono, D., Sasongko, D., Purwasasmita, M., Koefisien Pindah Massa Ekstraksi
Kusumo, P., (2008), Pengaruh Jenis Cair-Cair Dalam Kolom Isian, Jurnal
Isian Terhadap Dinamika Tetes Fasa Info Teknik Fakultas Teknik UNLAM,
Dispersi Dalam Kolom Isian, Seminar ISSN 0853-2508 Volume 9 No.2
Nasional Rekayasa Kimia & Proses
Nababan, R. F., (2006), Penerapan Model
Universitas Diponegoro Semarang,
HB-GFT Proses Ekstraksi Cair-Cair
ISSN 1411 – 4216, K.085.
Sistem MEK – Air – n-Heksan Dalam
Ariono, D., Mirwan, A., (2008), Dinamika Kolom Isian, Laporan Tugas Akhir
Tetes dan Koefisien Pindah Massa Pada Penelitian, Institut Teknologi Bandung.
Ekstraksi Cair-Cair Dalam Kolom Isian,
Seibert, A. F., Fair, J. R., (1988),
Seminar Nasional Rekayasa Kimia &
Hydrodynamics and Mass Transfer in
Proses Universitas Diponegoro
Spray and Packed Liquid-Liquid
Semarang, ISSN 1411 – 4216, A.096.
Extraction Columns, Ind. Eng. Chem.
Hashem, M. A., El-Bassuoni, A. A., (2007), Res., 27, 470 – 481.
Drop Formation Mass Transfer
Treyball, R., (1980), Mass Transfer
Coefficients in Extraction Columns,
Operation, 3rd edition, Mc Graw Hill,
Theoretical Foundations of Chemical
New York.
Engineering Journal. Vol. 41, No. 5,
530 – 535.
Treyball, R., (1950), Liquid-Liquid
Hume, A. P., Weatherley, L. R., Patera, J., Extraction, Mc Graw Hill, New York.
(2003), Trajectories of Charged Drops
in a Liquid-Liquid System, Chemical Verma, R. P., Sharma, M. M., (1975), Mass
Engineering Journal, 95, 171 – 177. Transfer in Packed Liquid-Liquid
Extraction Columns, Chemical
Kumar, A., Harland, S., (1996), Unified
Engineering Science,Vol. 30, pp. 279
Correlations for Prediction of Drop
– 292.
Size in Liquid-Liquid Extraction

39

Anda mungkin juga menyukai