Anda di halaman 1dari 28

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MATERI KEMAMPUAN


MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA TEKS NARASI
MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DI
KELAS IV SDN BRAJA KENCANA KECAMATAN
BRAJA SELEBAH TAHUN PELAJARAN
2021/2022

OLEH

HERA RIZKI
NIM 855725607
EMAIL : herarizki017@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci : Hasil Belajar,Cerita Bergambar,Tematik


Latar belakang masalah pada penelitian ini yaitu pada pengamatan video
pembelajaran pada laman GPO (Guru Pintar Online) yang berjudul Kesulitan Menulis
Karangan Teks Narasi, setelah dilakukan identifikasi analisis dan refleksi muncul masalah
bahwa seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
langsung penugasan tanpa menjelaskan materi terlebih dahulu sangat tidak dianjurkan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa
indonesia dalam pembelajaran tematik materi kemampuan menulis karangan sederhana
pada teks narasi menggunakan media cerita bergambar di kelas IV SDN Braja Kencana
Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini menggunakan dua siklus, dalam setiap siklus
melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil
penelitian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi kemampuan menulis karangan
sederhana teks narasi kelas IV SDN Braja Kencana dengan menggunakan cerita bergambar
menyatakan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa. Pada siklus I dengan rata-rata
(68,26) serta daya serap ketuntasan hanya (55,55%), Mmeningkat pada siklus II dengan
rata-rata sebesar (78,07) serta daya serap ketuntasan mencapai (86,86%). Dapat
dsimpulkan bahwa penulisan cerita bergambar tipe narasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi kemampuan menulis karangan
sederhana siswa kelas IV SDN Braja kencana Kecamatan Braja Selebah Kabupaten
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2021/2022.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (Pasal 1 UU RI No.20 Tahun 2003). Pendidikan yaitu
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyrakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tinggi nya (Ki Hajar Dewantara). Pembaharuan kurikulum yang
sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai
luhur sopan santun, etika serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai, karena pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung
seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan
pemerintah.
Setelah dilakukan pengamatan video pembelajaran pada laman GPO (Guru Pintar
Online) yang berjudul “Kesulitan Menulis/Mengarang Cerita Teks Narasi Bahasa
Indonesia Pada Siswa SD”. Pada video tersebut setelah dilakukan identifikasi dan
refleksi muncul masalah bahwa seorang guru dalam kegiatan belajar belum mncapai
pembelajaran terarah maksudnya tidak sesuai pada RPP umumnya yang diterapkan,
terlihat pada video tersebut guru langsung meminta kepada siswa menulis cerita teks
narasi tanpa dijelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran, pengertian teks narasi
dan alat peraga yang seperti apa yang cocok untuk teks narasi. Seharusnya seorang
guru awal masuk kelas mengucapkan salam, dan doa bersama, kemudian menjelaskan
materi hari ini sebelum siswa diberi tugas oleh guru, agar siswa tidak kebingungan
bagaimana mengidentifikasi teks narasi itu sendiri. Dengan demikian, jika
pembelajaran tersebut dipraktekkan pada pembelajaran tatap muka terbatas maka
hasil belajar siswa akan sangat rendah.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia meningkatkan hasil belajar materi
kemampuan menulis karangan sederhana pada teks narasi menggunakan media cerita

2
bergambar di kelas IV SDN Braja Kencana tahun 2021/2022 diharapkan siswa
mampu menyerap materi secara individu maupun kelompok dan terlibat aktif di
dalam kelas. Dengan demikian meningkatnya motivasi belajar siswa akan berdampak
pada hasil belajar siswa.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas telah
teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
a. Kurangnya motivasi belajar.
b. Siswa merasa kebingungan dan kurang memahami tentang materi
yang diberikan guru.
c. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas maka kegiatan
analisis untuk mengetahui penyebab munculnya masalah di atas
sebagai berikut :
a. Guru tidak melakukan apersepsi saat mulai pembelajaran.
b. Guru tidak menggunakan media atau alat peraga saat pembelajaran
berlangsung.
c. Guru belum melibatkan siswa saat pembelajaran.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisis di atas maka alternatif dan prioritas
pemecahan masalah atau tindakan perbaikan yang dilakukan adalah
menggunakan media cerita bergambar dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia materi kemampuan menulis karangan sederhana pada teks
narasi pada siswa kelas IV SDN Braja Kencana Kecamatan Braja
Selebah Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah

3
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian perbaikan pembelajaran adalah “Bagaimanakah
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam pembelajaran tematik materi
kemampuan menulis karangan sederhana pada teks narasi menggunakan media cerita
bergambar di kelas IV SDN Braja Kencana tahun pelajaran 2021/2022”.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah penelitian perbaikan pembelajaran di atas, tujuan
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia dalam pembelajaran tematik materi Kemampuan Menulis Karangan
Sederhana Pada Teks Narasi Menggunakan Media Cerita Bergambar Di Kelas IV
SDN Braja Kencana Tahun Pelajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dengan dilaksanakan nya penelitian perbaikan pembelajaran ini, peneliti
berharap akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, baik dari pihak siswa, guru,
maupun sekolah diantaranya :
1. Bagi Siswa
a). Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b). Meningkatkan motivasi belajar siswa.
c). Dapat membantu siswa untuk memahami materi dengan lebih baik.
2. Bagi Guru
a). Dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelola oleh guru.
b). Dapat meningkatkan kemampuan guru secara profesional dalam
menyampaikan materi.
c). Dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi menggunakan
media pembelajaran.
3. Bagi Sekolah

4
a). Dapat meningkatkan pemahaman guru yang ada di lingkungan sekolah
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
b). Dapat meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan pembelajaran di
sekolah.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Kemampuan siswa yang merupakan perubahan perilaku sebagai
hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-dimensi tertentu (Ahiri
2017, h, 18). Dalam hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar.Prestasi
banyak digunakan di dalam berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai
kemampuan keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal
(Zaenal Arifin 1999:78).
Hasil belajar dari dua kata yaitu :Hasil dan “Belajar”. Hasil (product)
merupakan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto 2009:44).
Sedangkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif (Muhibbin Syah 2007:64)
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari
sisi siswa dan guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan
dari sisi guru hasil belajar merupakan terselesainya hasil belajar (Dimayani dan
Mudjiono 1999 : 250-251).
Oleh karena itu, setiap perubahan dari individu yang diperoleh melalui
belajar merupakan hasil belajar. Dari uraian defines-definisi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah

5
mengalami proses belajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya
guna untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang akan menimbulka tingkah laku
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Faktor – Faktor Pendukung Hasil Belajar
Faktor-faktor pendukung hasil belajar dapat dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu faktor Internal dan Eksternal :
a. Factor Internal
1). Factor Biologis
Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya dapat
diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori
warisan biologis sampai muncul aliran baru yang memandang dalam
segala kegiatan manusia termasuk agama, kebudayaan, moral berasal
dari struktur biologisnya. System genetis misalnya mempengaruhi
kecerdasan, kemampuan sensasi dan emosi. System saraf mengatur
pekerjaan otak dan proses pengolahan informasi dalam jiwa manusia.
2). Factor Psikologis
Factor psikologis merupakan cara yang digunakan untuk
mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, merumuskan pikiran dan pendapat serta mengambil tindakan
(Lamb 2001). Di ranah psikologi, aspek yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah persepsi, proses belajar motivasi kepribadian
individu, sikap dan keyakinan serta konsep diri (Mangkunegara, 2009).
b. Factor Eksternal
1). Factor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama dari utama
yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak.Di
lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih sayang,
dorongan, bimbingan, keteladanan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi
dari orangtua sehingga anak dapat mengembangkan segala potensi yang

6
dimilikinya demi perkembangan di masa mendatang. Lingkungan
pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam bagi
anak (Gunarsa).

2). Factor Lingkungan Sekolah


Lingkungan sekolah adalah membantu peserta didik dalam
berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (Umar 2008:42).
Lingkungan sekolah merupakan suatu sarana belajar yang penting dan
perlu ada dalam sebuah sekolah, karena tanpa lingkungan sekolah
semua proses belajar mengajat tidak dapat dilaksanakan dengan baik
dan berlangsung tepat.
3). Factor Lingkungan Masyarakat
Interaksi diantara masyarakat dengan lingkungan ataupun
lingkungan yang terdiri dari makhluk social atau manusia. Lingkungan
social inilah yang kemudian membentuk suatu system pergaulan yang
memiliki peranan besar di dalam membentuk sebuah kepribadian
seseorang dan kemudian terjadilah sebuah interaksi diantara orang atau
masyarakat dengan lingkungannya.
3. Indicator Hasil Belajar
Terkait hasil belajar, Kunandar menyebutkan bahwa hasil belajar
terdapat empat indicator diantaranya :
a. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik.
b. Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik.
c. Melacak kemajuan peserta didik.
d. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik.

B. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar

7
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya
bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projector (Nina
Sundari).
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa media gambar
adalah perwujudan lambing dari hasil peniruan-peniruan benda-benda,
pemandangan, curahan piker atau ide-ide yang divisualisasikan kedalam bentuk
dua dimensi.Bentuknya dapat erupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan
dengan pokok bahasan berhitung.
2. Fungsi Media Gambar
Media gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat
membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan
berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi,
bacaan, penulisan, melukis dan menggambar sertamembantu mereka menafsirkan
dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Chelsy Pondang 2011).
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas
hasil belaar siswa. Secara garis besar fungsi penggunaan media gambar adalah
sebagai berikut :
a) Fungsi Edukatif yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh
positif pada pendidikan.
b) Fungsi Sosial memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbgai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada
orang.
c) Fungsi Ekonomis meningkatkan produksi melalui pembinaan prestasi
kerja secara maksimal.
d) Fungsi Politis berpengaruh pada politik pembangunan.

8
e) Fungsi Seni Budaya dan Telekomunikasi yang mendorong dan
menimbulkan ciptaan baru termasuk pola usaha penciptaan teknologi
kemediaan yang modern (Chelsy Pondang 2011).
Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Kelebihan dari media gambar adalah sebagai berikut :
a). Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah
jika dibandingkan dengan bahasa verbal.
b). Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c). Dapat mengatasi keterbatasan pengamata kita.
d). Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang
tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalahpahaman.
e). Harganya murah dan mudah di dapat serta digunakan.
Kelemahan dari media gambar diantaranya :
a). Hanya menampilkan persepdi indera mata, ukurannya terbatas hanya
dapat terlihat oleh sekelompok siswa.
b). Gambar diinterpretasikan secara personal dan subjektif.
c). Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil sehingga kurang
efektif dalam pembelajaran.
3. Tematik
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu
tipe/ jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik
pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5). Perolehan keutuhan
belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia
nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (William dalam
Udin 2006 :5). Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk (2001: 3) pengajaran
terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan

9
memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan
mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan.

C. Cerita Bergambar
1. Pengertian Cerita Bergambar
Media cerita bergambar merupakan rangkaian kegiatan/cerita yang
disajikan secara berurutan kemudian siswa dilatih mengungkapkan adegan dan
kegiatan tersebut yang apabila dirangkaikan akan menjadi suatu cerita. Gambar
dalam cerita akan lebih menarik lagi jika didasarkan khususnya pada kegiatan
kehidupan siswa (Afdhal Pradigdo 2017).
Gambar adalah suatu bentuk ekspresi komunikasi universal yang di kenal
khalayak luas. Melalui cerita bergambar diharapkan pembaca dapat dengan
mudah menerima informasi dan deskripsi cerita yang hendak disampaikan
(Afdhal Pradigdo 2017).
2. Teknik Cerita Bergambar
Bercerita dengan alat peraga buku cerita bergambar dikategorikan sebagai
reading aloud (membaca nyaring), bercerta menggunakan media buku bergambar
dipilih apabila guru memiliki keterbatasan dalam bercerita atau kurang
berpengalaman dalam menyampaikan cerita karena takut akan lupa isi alur cerita
dan bahasa yang kurang enak di dengar oleh anak.
Ada beberapa teknik-teknik dalam bercerita menggunakan buku cerita
bergambar yaitu :
a) Pencerita hendaknya membaca terlebih dahulu cerita yang akan
disampaikan oleh anak.
b) Pencerita tidak terpaku pada buku sebaiknya pencerita juga
memperhatikan reaksi anak pada saat dibacakan cerita.
c) Pencerita membacakan cerita dengan kalimat yang lambat (slowly)
dengan bahasa yang dramatic.

10
d) Pada bagian-bagian tertentu hendaknya pencerita berhenti sejenak untuk
memberikan komentar atau sebaliknya anak-anak berkomentar tentang
cerita yang dibacakan.
e) Pencerita memperhatikan semua anak dan menjalin kontak mata.
f) Pencerita sebaiknya sering berhenti untuk menunjukkan gambar-gambar
di dalam buku dan pastikan semua anak dapat melihat gambar-gambar
dibuku cerita yang sedang dibacakan.

D. Bahasa Indonesia, Menulis Karangan Sederhana


Menurut Anwar (2011:14) karangan sederhana diperoleh dari suatu proses
dimana ide yang ada dilibatkan dalam suatu kata, kata-kata yang terbentuk kemuian
dirangkai menjadi sebuah kalimat. Karangan sederhana adalah proses
mengorganisasikan idea tau gagasan seseorang secara tertulis dalam bentuk karangan
sederhana yang terdiri atas beberapa kalimat 5 sampai 10 kalimat (Resmini dalam
Anwar 2011:15).
Karangan sederhana memiliki ciri-ciri diantaranya : a) bahasanya mudah
dimengerti, b) kata-kata yang digunakan masih sederhana, c) kalimatnya pendek-
pendek sehingga karangannya juga pendek, d) isi cerita biasanya mengenai
lingkungan keseharian anak. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam belajar
mengarang yaitu : ide harus jelas dan focus, memahami teknik mengarang,
mempelajari tata bahasa agar tulisan mudah dimengerti pembaca, pengungkapan
harus jelas teratur tanpa rasa emosional yang berlebihan dan harus realistis (Heuken
2008:10).
E. Teks Narasi
1. Pengertian Teks Narasi
Menurut Gorys Keraf (2011) teks narasi adalah suatu karangan cerita yang
menyajikan serangkaian peristiwa kejadian. Teks narasi adalah karangan tentang
rangkaian suatu peristiwa, tujuannya memberitahu kepada pembaca tentang
kronologinya dan pokok permasalahan dalam teks narasi seputar perbuatan,

11
tindakan atau aksi (Sirait 1985). Teks narasi adalah bentuk tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Remini 2007). Teks narasi
adalah uraian yang menceritakan serangkaian tindakan kejadian dan keadaan
dengan cara berurutan dari awal sampai akhir sehingga terlihat rangkaian
hubungan satu sama lain (Widjono H.S). Dapat disimpulkan bahwa teks narasi
adalah suatu karya tulisan yang enceritakan suatu peristiwa secara detail
kronologinya. Karangan narasi ini berupa kisah nyata maupun fiksi dengan
membuat pembaca merasa ada di dalam cerita dan bias mengambil pesan atau
pelajaran dari ceritanya.
2. Cirri-Ciri Teks Narasi
a). Menonjolkan unsure perbuatan atau tindakan.
b). Dirankai dalam urutan waktu.
c). Berusaha menjawab pertanyaan apa yang terjadi.
Menurut Suparno dan Yunus (2008) cirri-ciri teks narasi yang
membedakan dengan karangan lain adalah ragam wacana yang menceritakan
gambaran dengan jelas kepada para pembaca.

3. Unsur-Unsur Teks Narasi


a). Tema, pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis.
b). Latar, merujuk pada pengertian tempat dan lingkungan social tempat
terjadinya peristiwa yang diceritakan.
c). Penokohan merupakan penampilan tokoh-tokoh yang tercantum dalam
karangan narasi.
d). Alur, rangkaian poa-pola tindak tanduk untuk memecahkan konflik yang
terdapat dalam narasi tersebut.
4. Struktur Teks Narasi
a). Orientasi

12
Merupakan bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan
tokoh, latar tempat, waktu, suasana dan unsur-unsur lainnya yang harus
disajikan pada awal cerita.Penulis harus membuat bagian ini sangat
menarik untuk memberikan kesan pertama yang baik pada pembaca.
b). Komplikasi
Merupakan permasalahan antara satu tokok dengan tokoh lainnya.
Penulis bias mulsi memberikan konflik yang akan berkembang hingga
klimaks pada ceritanya. Kemudian konflik akan menu antiklimaks dan
menghilang. Pada bagian komplikasi inilah jalan cerita baru dimulai.
c). Resolusi
Merupakan pemecahan masalah yang dihadapi para tokoh setelah
memberikan konflik. Resolusi sangat penting dalam struktur teks jenis ini
untuk menandakan konflik telah selesai dan cerita akan segera berakhir.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek dan penelitian ini adalah para siswa dari kelas IV A SDN
Braja Kencana Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur
pada pembelajaran semester ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022, dengan
jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN
Braja Kencana Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung
Timur.Pada saat pelaksanaan penelitian ini sudah melaksanakan
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dengan pola shift dan tetap
mengacu protokol kesehatan.
3. Waktu Penelitian

13
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran diawali dari pengamatan video
pembelajaran pada laman Guru Pintar Online (GPO) sampai pada Siklus II
yang dimulaisejak 21Oktober 2021 hingga 11 Nopember 2021. Adapun
jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran nya adalah sebagai berikut
Tabel 3.1
JadwalPelaksanaanPerbaikanPembelajaran
Siklus
No Hari / Tanggal JenisKegiatan
Ke
1 Kamis, 21 Pra- Mengamati video pada laman GPO
Oktober 2021 siklus
2 Senin, 25 Oktober I Merancang perbaikan pembelajaran
2021 Siklus I
3 Rabu, 27 Oktober I Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
2021 Siklus I
4 Kamis, 04 II Merancang perbaikan pembelajaran
Nopember 2021 Siklus II
5 Kamis, 11 II Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
Nopember 2021 Siklus II

4. Pihak yang Membantu


Pihak-pihak yang turut membantu dalam penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah :
a. Bapak Sumadi, M.Pd selaku pembimbing dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
b. Bapak Partiman S.Pd.I selaku kepala SDN Braja Kencana Kecamatan
Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur tempat dilaksanakan nya
penelitian.
c. Ibu Suwarningsih S.Pd.I sebagai guru pendamping dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran di siklus I.
d. Ibu Siti Marfuah S.Pd sebagai guru pendamping dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran di siklus II.

14
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan pembelajaran ini berawal dari pengamatan video
pembelajaran dalam website Guru Pintar Online (GPO) yang sudah diidentifikasi,
dianalisis, dan disusun rencana perbaikan pembelajaran dalam 2 siklus. Setiap siklus
nya melalui empat tahapan yaitu :perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Adapun
prosedur pelaksanaan nya adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I diantaranya sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dari hasil
pengamatan video pada portal Guru Pintar Online (GPO).
2) Menyiapkan media pembelajaran Cerita Bergambar dalam
menerangkan materi Bahasa Indonesia pada tema Jenis-Jenis
Pekerjaan materi Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Teks
Narasi.
3). Menyiapkan lembar soal yang akan dibagikan kepada siswa.
b. Pelaksanaan
Wabah Covid-19 sudah agak membaik dan kebetulan di
Kabupaten Lampung Timur sudah melaksanakan Pembelajaran Tatap
Muka Terbatas (PTMT) dengan pola Sihft dan tetap menjaga protokol
kesehatan maka Peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas IV A yang
mengacu pada rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
dimulai dengan apresepsi, kegiatan awal, inti dan penutup. Pada proses
akhir pembelajaran guru membagikan soal evaluasi kepada peserta didik
untuk mengukur keberhasilan pembelajaran siswa pada siklus I.
e. Pengamatan
Karena situasi pandemic covid-19, peneliti melakukan
pembelajaran menggunakan sistem shift, peneliti bekerja sama dengan
supervisor 2 sebagai guru pendamping atau teman sejawat. Untuk

15
mengamati kinerja guru, guru pendamping menggunakan instrument
pengamatan kinerja guru sedangkan lembar soal digunakan oleh peneliti
untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah siklus I selesai dilaksanakan, peneliti berdiskusi dengan
guru pendamping untukmelakukanpengolahan data yang terkumpul.
Setelah data tersebut terkumpul dilakukanlah analisis maka dapat
disimpulkan bahwa melalui alat peraga media cerita bergambar hasil
belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia materi kemampuan
menulis karangan sederhana pada teks narasi pada pembelajaran tematik
telah mengalami peningkatan walaupun belum optimal sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan perbaikan perbaikan dari
kekurangan Siklus I dan menyusun rancangan perbaikan pembelajaran
pada Siklus ke II
2. Siklus II
a. Perencanaan
1). Menyusun RPP perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2). Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan.
3). Membuat lembar petunjuk penulisan teks narasi yang benar dan
membuat lembar pertanyaan disesuaikan dengan hasil pengamatan
yang akan dikerjakan siswa di sekolah.
b. Pelaksanaan
Oleh karena Lampung Timur sudah melaksanakan tatap muka
terbatas maka kegiatan simulasi dialihkan pada praktek pembelajaran
dikelas dan direkam melalui video pembelajaran pada hari Kamis
tanggal 11 Nopember 2021 yang mengacu pada rencana perbaikan
pembelajaran yang dimulai dengan apresepsi (kegiatan awal, inti dan
penutup). Selanjutnya siswa mengerjakan soal yang terkait hasil
penulisan tentang kemampuan menulis karangan sederhana teks narasi

16
secara individu untuk mengukur keberhasilan pembelajaran siswa pada
siklus II.
c Pengamatan
Pada pelaksanaan siklus II peneliti kembali didampingi oleh
supervisor II sebagai guru pendamping untuk mengamati kinerja guru
dengan menggunakan instrument pengamatan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Kemudian untuk mengukur keberhasilan
belajar siswa pada pembelajaran siklus II ini menggunakan lembar kerja
siswa yang berisi soal-soal.
d. Refleksi
Setelah siklus II selesai dilaksanakan kembali peneliti berdiskusi
dengan guru pendamping untuk melakukan analisis data hasil belajar
siswa yang telah terkumpul. Hasil dari analisis dapat disimpulkan bahwa
melalui alat peraga atau media cerita bergambar hasil belajar siswa
dalam pelajaran Bahasa Indonesia materi kemampuan menulis karangan
sederhana pada teks narasi pada pembelajaran tematik telah mengalami
peningkatan secara signifikan sehingga hasil belajar siswa pada Siklus II
telah memenuhi indicator keberhasilan.
C. TehnikAnalisis Data
Untuk mengumpulkan data-data dalam pelaksanaan penelitian perbaikan
pembelajaran menggunakan :
1) Instrumen pengamatan kinerja guru untuk mengamati kinerja guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2) Hasil belajar siswa (Tehnik Analisis Kuantitatif). Data tersebut akan
dianalisis secara deskritif untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa.
Analisis hasil belajar diperoleh melalui tes. Skor maksimal 100 sedangkan
skor rata-rata siswa dapat dihitung dengan menghitung jumlah skor
seluruhnya dibagi jumlah siswa. Persentase ketuntasan klasikal dihitung

17
dengan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dibagi jumlah siswa seluruhnya dikalikan 100.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan pembelajaran yang berawal dari pengamatan video
pembelajaran pada laman GPO (Guru Pintar Online) dilaksanakan selama dua
siklus yang setiap siklusnya melalui empat tahapan (perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Adapun kegiatan nya adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a) Perencanaan
Siklus I ini dilaksanakan pada hari Rabu 27 Oktober 2021. Sebelum
memulai proses pembelajaran pada siklus I, langkah pertama yang
dilakukan adalah melakukan perencanaan. Adapun perencanaan nya
sebagai berikut :
1). Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dari hasil pengamatan
video pada laman GPO (Guru Pintar Online).
2). Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.
3). Menyiapkan lembar soal pilihan essay yang akan dibagikan kepada
siswa.
b). Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas IV A SDN Braja
Kencana Kecamatan Braja Selebahdalam pembelajaran tatap muka
terbatas yang mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran yang
dimulai dengan, kegiatan awal (membangkitkan motivasi dan minat
belajar siswa), inti (mencapai tujuan perbaikan pembelajaran) dan penutup
(melakukan umpan balik). Pada akhir pembelajaran guru membagikan

18
soal essay merupakan bentuk evaluasi kepada siswa untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran siswa pada siklus I.
c). Pengamatan
Pada tahap pengamatan karena situasi pandemic covid-19, saat
peneliti melakukan pembelajaran maka peneliti bekerja samadengan guru
pendamping untuk mengamati jalannya perbaikan pembelajaran baik
kinerja guru maupun aktivitas siswa. Selanjutnya melakukan analisis
hasilbelajar siswadan diolah menjadi sebuah data untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran pada siklus I.
d). Refleksi
Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada siklus I ini menunjukkan
bahwa penerapan cerita bergambar tipe narasi belum mendapatkan hasil
belajar siswa yang maksimal atau sesuai dengan harapan guru pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi kemampuan menulis karangan
sederhana teks narasi belum mencapai indicator keberhasilan yang
diharapkan.Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.
Adapun perbaikannya sebagai berikut :
1). Guru menajamkan kegiatan apersepsi dalam rangka menarik perhatian
dan membangkitkan motivasi dan minat siswa..
2). Guru memaksimalkan penerapan cerita bergambar.
Adapun hasil belajar siswa setelah dilakukan analisis data dapat dituangkan
dalam table dibawah ini :
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa L/P KKM Nilai Keterangan
1 Ahmad Abdul Ghofur L 70 70 Tuntas
2 Alfin Alamsyah L 70 65 Tidak Tuntas
3 Alinaya Ashifa P 70 70 Tuntas
4 Amelnawati P 70 55 Tidak Tuntas
5 Anggi Safitri P 70 70 Tuntas

19
6 Anisatul Lailiya P 70 70 Tuntas
7 Arkan Almufadhal L 70 65 Tidak Tuntas
8 Cinta Bella Fitriani P 70 80 Tuntas
9 Davit Vanreza L 70 55 Tidak Tuntas
10 Dela Sustian P 70 70 Tuntas
11 Desi Julia Ningsih P 70 65 Tidak Tuntas
12 Dinda Kirana P 70 75 Tuntas
13 Fadillah Dhwyat Attariq L 70 70 Tuntas
14 Fatur Rohman L 70 65 Tidak Tuntas
15 Inggil Safi’i L 70 70 Tuntas
16 Junita Rahma Amelia P 70 70 Tuntas
17 Kayla Rahmadhani P 70 70 Tuntas
18 Keysia Olivia Natasya P 70 75 Tuntas
19 Luthfi Ikhwan L 70 65 Tidak Tuntas
20 Muhammad Dafi Syahrul L 70 60 Tidak Tuntas
21 Muhammad Afrizal. N L 70 65 Tidak Tuntas
22 Muhammad Syahid. S L 70 80 Tuntas
23 Nadira Zahwa Aulia P 70 70 Tuntas
24 Syakina Adinda P 70 65 Tidak Tuntas
25 Vita Apriliya P 70 80 Tuntas
26 Yaqi Nudin Jamil L 70 60 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 55
Keterangan Jumlah 1775
Rata-Rata 68,26
Daya Serap /Tuntas 55,55%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa implementasi model cerita


bergambar pada siklus I belum mendapatkan hasil yang maksimal pada hasil
belajar siswa, hal tersebut dilihat dari nilai terendah dengan skor 55 dan
tertinggi hanya mencapai skor sebesar 80 dan rata-rata hasil belajar tersebut
bila diakumulasikan hanya mencapai (68,26) serta daya serap atau ketuntasan
hanya (55,55%), maka dapat disimpulkan bahwa implementasi model cerita

20
bergambar tipe narasi belum mendapatkan hasil yang diharapkan maka perlu
dilakukan perbaikan dalam rancangan pembelajaran siklus II.

2. Siklus II
a. Perencanaan
Siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis 11 Nopember 2021. Sebelum
memulai proses pembelajaran pada siklus II langkah pertama yang
dilakukan adalah melakukan perencanaan. Adapun perencanaan nya
sebagai berikut :
1). Menganalisis kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.
2). Menyusun RPP perbaikan siklus II.
3). Menyiapkan media gambar dalam penulisan karangan sederhana teks
narasi.
4). Membuat soal evaluasi pembelajaran yang akan dikerjakan oleh
peserta didik.
b. Pelaksanaan
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar-gambar yang digunakan tentunya gambar yang
relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi
dasar.Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengamati/menganalisis gambar tersebut. Agar gambar siswa mudah
dipahami, guru member deskripsi tentang gambar tersebut.
2) Guru mengarahkan diskusi semua siswa dikelas dengan memberi
sedikit pertanyaan tentang gambar.
3) Guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai melalui media cerita bergambar.
4) Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

21
5) Siswa mengerjakan soal secara individu dan langsung dikumpulkan
kembali
6). Guru memberikan umpan balik terhadap materi pelajaran.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan karena sudah tatap muka terbatas sama dengan
siklus I, maka peneliti bekerja sama dengan guru pendamping kembali
untuk mengamatai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
instrumen pengamatan kinerja guru. Sedangkan untuk siswa menggunakan
lembar evaluasi.Kemudian lembar kerja siswa yang telah dibagikan
kepada siswa dikumpulkan kembali untuk di analisis dan diolah menjadi
sebuah data untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran pada siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada siklus II setelah
mengalami perbaikan dari kekurangan pada siklus I menunjukkan bahwa
penulisan model cerita bergambar teks narasi sudah mendapatkan hasil
belajar siswa yang maksimal sesuai dengan harapan guru pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi kemampuan menulis karangan
sederhana pada teks narasi. Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II
tertuang pada table dibawah ini :
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa L/P KKM Nilai Keterangan
1 Ahmad Abdul Ghofur L 70 75 Tuntas
2 Alfin Alamsyah L 70 75 Tuntas
3 Alinaya Ashifa P 70 80 Tuntas
4 Amelnawati P 70 65 Tidak Tuntas
5 Anggi Safitri P 70 80 Tuntas
6 Anisatul Lailiya P 70 80 Tuntas
7 Arkan Almufadhal L 70 75 Tuntas
8 Cinta Bella Fitriani P 70 95 Tuntas

22
9 Davit Vanreza L 70 75 Tuntas
10 Dela Sustian P 70 80 Tuntas
11 Desi Julia Ningsih P 70 75 Tuntas
12 Dinda Kirana P 70 90 Tuntas
13 Fadillah Dhwyat Attariq L 70 80 Tuntas
14 Fatur Rohman L 70 75 Tuntas
15 Inggil Safi’i L 70 75 Tuntas
16 Junita Rahma Amelia P 70 80 Tuntas
17 Kayla Rahmadhani P 70 75 Tuntas
18 Keysia Olivia Natasya P 70 85 Tuntas
19 Luthfi Ikhwan L 70 75 Tuntas
20 Muhammad Dafi Syahrul L 70 65 Tidak Tuntas
21 Muhammad Afrizal. N L 70 75 Tuntas
22 Muhammad Syahid. S L 70 100 Tuntas
23 Nadira Zahwa Aulia P 70 75 Tuntas
24 Syakina Adinda P 70 65 Tidak Tuntas
25 Vita Apriliya P 70 90 Tuntas
26 Yaqi Nudin Jamil L 70 70 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 65
Jumlah 2030
Keterangan
Rata-Rata 78,07
Daya Serap 86,86%
Ketuntasan

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kegiatan
perbaikan pembelajaran di siklus II, mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai
harapan dalam penelitian yang mana sebelumnya pada siklus I hanya mendapatkan
rata-rata 68,26 serta daya serap atau ketuntasan siswa hanya mencapai 55,55% dan
pada siklus II memperoleh rata-rata sebesar (78,07) serta daya serap atau
ketuntasan siswa mencapai (86,86%), berdasarkan rata-rata dan daya serap atau
ketuntasan tersebut menunjukkan ketercapaian model cerita bergambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

23
kemampuan menulis karangan sederhana teks narasi di kelas IV SDN Braja
Kencana Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti
memberikan pembahasan dari hasil penelitian tersebut dengan menyajikan hasil
belajar yang telah diperoleh siswa dari siklus I dan siklus II dengan mengambil
hasil belajar siswa serta rata-rata daya serap atau ketuntasan selama proses
pembelajaran berlangsung. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut :
Table 4.3
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II
Nilai Hasil Belajar
No Nama Siswa
Siklus I Siklus II
1 Ahmad Abdul Ghofur 70 75
2 Alfin Alamsyah 65 75
3 Alinaya Ashifa 70 80
4 Amelnawati 55 65
5 Anggi Safitri 70 80
6 Anisatul Lailiya 70 80
7 Arkan Almufadhal 65 75
8 Cinta Bella Fitriani 80 95
9 Davit Vanreza 55 75
10 Dela Sustian 70 80
11 Desi Julia Ningsih 65 75
12 Dinda Kirana 75 90
13 Fadillah Dhwyat Attariq 70 80
14 Fatur Rohman 65 75
15 Inggil Safi’i 70 75
16 Junita Rahma Amelia 70 80
17 Kayla Rahmadhani 70 75
18 Keysia Olivia Natasya 75 85
19 Luthfi Ikhwan 65 75

24
20 Muhammad Dafi Syahrul 60 65
21 Muhammad Afrizal. N 65 75
22 Muhammad Syahid. S 80 100
23 Nadira Zahwa Aulia 70 75
24 Syakina Adinda 65 65
25 Vita Apriliya 80 90
26 Yaqi Nudin Jamil 60 70
Nilai Tertinggi 80 100
Nilai Terendah 55 65
Ket Jumlah 1775 2030
Rata-Rata 68,26 78,07
Daya serap/Ketuntasan 55,55% 86,86%

Berdasarkan data pada tabel perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan
siklus II peneliti menunjukkan bahwa implementasi model cerita bergambar tipe
narasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Selanjutnya akan
dilakukan pembahasasan secara rinci sebagai berikut :
1) Pada siklus I penelitian perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam
Pembelajaran tatap Muka Terbatas pada pelajaran Bahasa Indonesia materi
kemampuan menulis karangan sederhana teks narasi di kelas IV SDN Braja
Kencana Kecamatan Braja Selebah dengan menggunakan model cerita
bergambar, aktivitas dan motivasi sebagian siswa sudah
meningkat.Berdasarkan data analisis hasil belajar mendapatkan nilai rata-rata
(68,26) dan daya serap atau ketuntasan baru mencapai (55,55%). Hasil
tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan, selanjutnya dilakukanlah
perbaikan-perbaikan yang akan dituangkan ke dalam Rancangan Perbaikan
Pembelajaran pada Siklus II
2) Pada siklus II setelah melalui perbaikan berdasarkan kekurangan pada Siklus I
ternyata aktivitas dan motivasi seluruh siswa meningkat dan siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa

25
mendapatkan nilai rata-rata (78,07) dan daya serap atau ketuntasan mencapai
(86,86%).
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model cerita bergambar
tipe narasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Materi Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Teks Narasi di
Kelas IV SDN Braja Kencana Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lempung Timur.
Hal ini sejalan dengan pendapat Media cerita bergambar merupakan rangkaian
kegiatan/cerita yang disajikan secara berurutan kemudian siswa dilatih
mengungkapkan adegan dan kegiatan tersebut yang apabila dirangkaikan akan
menjadi suatu cerita. Gambar dalam cerita akan lebih menarik lagi jika didasarkan
khususnya pada kegiatan kehidupan siswa (Afdhal Pradigdo 2017).

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dan melihat hasil dari setiap siklus
terjadi peningkatan hasil belajar maka peneliti menyimpulkan bahwa :
1. Penggunaan media cerita bergambar tipe narasi dapat membuat siswa lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran secara individu di kelas IV SDN Braja
Kencana Kecamatan Braja Selebah Kecamatan Braja Selebah Tahun Pelajaran
2021/2022.
2. Tindakan perbaikan dengan menggunakan model cerita bergambar dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi kemampuan menulis
karangan sederhana pada teks narasi dalam pembelajaran tematik. Terbukti
daya serap atau ketuntasan selalu mengalami peningkatan setiap siklusnya.
Siklus I (55,55%) dan siklus II (86,86%).

B. Saran Tindak Lanjut

26
Setelah melaksanakan perbaikan dan penarikan kesimpulan, maka ada beberapa
hal yang peneliti sampaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa :
1. Setelah melaksanakan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran ternyata
masih ada saja siswa yang nilainya rendah, dengan demikian walaupun telah
melakukan perbaikan peneliti sarankan agar melakukan perbaikan lagi atau
remedial sampai tidak ada siswa yang nilainya rendah.
2. Siswa yang daya serapnya rendah dan selalu mendapat nilai terendah di
kelasnya dianjurkan untuk mengikuti kegiatan belajar di luar jam sekolah
seperti bimbel atau privat les.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenanda.
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Asdi Mahasatya.
Depdiknas.(2003). Undang-Undang RI No 20.Sistem Pendidikan Nasional.
Dewantara, K.H. (1967). Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Majelis Taman Siswa.
Keraf, Gorys. (1983). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Keraf, Gorys. (1996). Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kunandar.(2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Purwanto.(2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Resmini, N. (2006). Membaca dan Menulis di SD. Bandung: UPI Press.
Rusman.(2007). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.

27
Sirait, Bistok, dkk. (1985). Pedoman Karang Mengarang. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Tarigan, Djago. (1995). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan
Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
W, Solchan T. (2008). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

28

Anda mungkin juga menyukai