Apoteker : Atas nama Ibu K, silahkan ke apotek mengambil obat
Apoteker : Selamat siang Ibu K, perkenalkan saya Lala apoteker yang bertugas pada hari ini. Terkait obat yang akan Ibu konsumsi ada beberapa hal yang akan saya sampaikan. Apakah saya bisa minta waktu Ibu 5-10 menit ke depan? Pasien : Salam kenal Ibu, iya baik saya bersedia Apoteker : Baik kalau begitu kita pindah ke ruang konseling ya Bu. Ada beberapa hal yang akan saya tanyakan ya Bu sebelum memulai pengobatan. Pasien : Baik Ibu Apoteker : Apakah Ibu mempunyai riwayat alergi sebelumnya? Mungkin obat atau makanan Pasien : Enggak Bu sejauh ini Apoteker : Apakah Ibu sedang mengkonsumsi obat lain? Pasien : Paling vitamin C aja Bu Apoteker : Apakah pernah ada riwayat pengobatan lain? Pasien : Sekitar tahun 2010 saya dikasih obat TB yang saya minum selama 6 bulan Apoteker : Oh baik, berarti sudah selesai ya pengobatannya. Maaf Ibu apakah sedang hamil atau mengonsumsi minuman beralkohol misalnya? Pasien : Tidak Bu, tidak sedang hamil dan tidak sedang mengonsumsi minuman beralkohol Apoteker : Baik, apakah dokternya sudah menyampaikan mengenai obat ini? Pasien : Tadi dokternya hanya bilang ini obatnya untuk sakit saya Bu Apoteker : Oh baik, apakah dokternya sudah menyampaikan harapan setelah meminum obat ini Bu? Pasien : Dokternya sudah bilang obatnya tidak menyembuhkan tapi bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh Apoteker : Betul Bu yang dikatakan dokternya tersebut. Lalu apakah dokternya sudah menyampaikan cara minum obatnya Bu? Pasien : Hanya menyampaikan satu kali sehari Apoteker : Baik kalau begitu. Saya sampaikan beberapa hal mengenai obat yang akan Ibu konsumsi ya Bu. Yang pertama adalah obat HIV Ibu yang isinya kombinasi tenofovir, lamivudine, dan dolutegravir. Obat ini adalah antivirus yang menyerang virus HIV dalam tubuh ibu sehingga daya tahan tubuh Ibu meningkat. Obatnya harus diminum di jam yang sama terus. Kita sepakati jam minum obatnya ya. Kira-kira dari Ibu berkenan jam berapa? Pasien : Jam 9 malam boleh Bu? Apoteker : Baik boleh Bu saya tulis di catatan medis Ibu ya. Untuk obat yang kedua Ibu mendapatkan Cotrimoxazole 960 mg. Obat ini adalah profilaksis atau pencegahan agar Ibu tidak terserang penyakit lain. Hal ini dikarenakan tubuh Ibu yang daya tahannya rendah lebih rentan terkena penyakit lain yang kemungkinan dari bakteri atau virus lain. Saya sarankan minum di jam yang sama juga ya Bu, jam 12 siang setelah makan siang ya. Untuk dua obat yang pertama saya sarankan Ibu mengatur alarm di handphone Ibu ya supaya tidak ada yang terlewat. Pasien : Baik Bu Apoteker : Ibu juga diberikan OFT (oral fluid test) yang bisa digunakan untuk pasangan Ibu mengetahui status pasangan Ibu. OFT nya ini terdiri dari stik dan cairan reagen. Stiknya diusap pada bagian gusi atas dan bawah dan kemudian dicelupkan ke dalam reagen. Ditunggu ya Bu 20 menit. Jika hasilnya positif akan terlihat 2 garis di stik bagian atas dan perlu dikonfirmasi dengan pengecekan darah di puskesmas Pasien : Apakah ada brosur cara penggunaan alatnya Bu? Apoteker : Ada di kemasannya Bu, nanti kalau bingung bisa dibaca kembali ya. Kita ke obat Ibu yang terakhir ya. Yaitu obat gatal Ibu diberikan Loratadin 10 mg yang cukup diminum satu kali sehari dan salep kloramfenikol yang bisa dioles 2 kali sehari. Pastikan sebelum mengoles salepnya Ibu harus cuci tangan terlebih dahulu yaa Pasien : Apakah obat gatalnya harus dihabiskan Bu? Apoteker : Gak perlu Bu, obatnya diminum dan dioleskan jika gatal saja Pasien : Oh baik Apoteker : Sampai sini apakah ada pertanyaan lagi Bu? Pasien : Enggak Bu sudah cukup jelas Apoteker : Baik kalau begitu, saya sampaikan ya Bu untuk efek sampingnya kemungkinan Ibu akan merasakan mual dan pusing di awal-awal pengobatan. Tapi Ibu tidak perlu khawatir karena tidak semua pasien merasakan hal yang sama. Namun perlu diperhatikan juga apabila Ibu mengalami muntah-muntah yang berlebihan, gatal berlebihan hingga bengkak, Ibu harus segera ke IGD terdekat yaa karena kemungkinan Ibu alergi dengan obat yang diminum Pasien : Baik Bu Apoteker : Baik kalau begitu, untuk memastikan informasi yang saya sampaikan benar, apakah Ibu berkenan mengulanginya kembali? Pasien : Saya dapat obat HIV diminum satu kali sehari pukul 21.00. Kemudian untuk cotrimoxazolenya saya minum pukul 12.00. Untuk OFT nya digunakan sebagai alat tes untuk mengetahui status suami saya. Kalau obat gatalnya diminum satu kali sehari dan salep digunakan seperlunya saja. Apoteker : Baik sudah tersampaikan dengan baik ya Bu. Pesan saya karena pengobatannya akan jangka panjang Ibu harus semangat terus yaa. Kami di puskesmas akan berusaha mendampingi pengobatan Ibu dengan baik. Semoga sehat selalu ya Bu, kita bertemu lagi bulan depan ya. Terimakasih untuk waktunya Pasien : Terima kasih Bu. FORM KONSELING PASIEN Tanggal 7 Maret 2023 Nama Dokter dr. Indah Nama Pasien K Diagnosis HIV + Alamat Ciracas RT 9 RW 1 BB/TB Pasien 55 kg/ 150 cm No. Telpon 08123456789 Usia 32 tahun Resep R/ OFT no. I R/ Kloramfenikol zalf s.2.ue R/ TLD tab no. XXX s 1 dd 1 R/ Cotrimoxazole 960 mg no. XXX s 1 dd 1 R/ Loratadine no. X s 1 dd 1 Riwayat Alergi Tidak Ya, terhadap: __________
Riwayat Tidak Ya, penyakit lain: _________
Penyakit Riwayat OAT Kategori I tahun 2010 Pengobatan Kondisi Khusus 1. Hamil Trimester: _______ 2. Menyusui 3. Anak 4. Lansia 5. Tidak ada kondisi khusus Hasil 1. HIV (+) Pemeriksaan 2. Sifilis (-) Laboratorium 3. Hepatitis (-) Informasi dan 1. Penggunaan OFT diberikan kepada pasangan pasien untuk mengetahui Saran status pasangan pasien. Tes dapat dilakukan secara mandiri namun harus dikonfirmasi hasilnya melalui tes darah di puskesmas 2. Pengobatan HIV diberikan FDC TLD yang diminum satu kali sehari pada jam yang sama. Pasien menyepakati untuk minum pukul 21.00 3. Cotrimoxazole 960 mg diberikan untuk mencegah infeksi lain yang mungkin terjadi pada pasien dengan kondisi imunokompromais. Cotrimoxazole 960 mg diminum satu kali sehari pukul 12.00 4. Loratadine diberikan untuk mengobati gatal dan salep kloramfenikol diberikan untuk mengobati ruam pada kulit. Digunakan jika masih ada keluhan gatal.