Pend. Agama 1
Pend. Agama 1
Dosen Pengampu :
Moh. Danial Farafish, S.Hum., S.H., M.Ag.
Disusun oleh :
Putra Yudha Purnama
NPM :
2274201009
A. Pendahuluan
Perkataan Tuhan merupakan terjemahan dari kalimat Rab ()ربdalam bahasa Arab
yang merujuk pada interpretasi ulama terhadap S. al-Jatsiyat:23 dan al-Qashas : 38 yang di
dalam-Nya termaktum kalimat Ilah ()اله (Tuhan).
Menurut Ibn Taimiyah definisi dari kalimat Ilah ()اله dalam Al-Qur’an tersebut adalah
yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri
dihadapanNya, dan mengharapkanNya, kepadaNya tempat berserah ketika dalam
kesusahan, berdo’alah dan bertawakal kepadaNya untuk kemaslahatan diri, meminta
perlindungan dari-Nya dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat dan terpaut
kepadaNya.
Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa,
Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi
semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan
Maha Kuasa (tauhid).
Iman kepada Allah SWT merupakan konsep dasar seseorang meyakini, mempercayai
tentang keberadaan Tuhan sang Pencipta alam semesta. Hal ini merupakan pondasi dasar
keberagamaan seseorang sehingga itu setiap mahasiswa perlu memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang hal ini.
Makalah ini membahas tentang hakikat Tuhan, pembuktian wujud Tuhan dengan
konsep ilmiah serta konsep keimanan dan ketakwaan dan implementasinya dalam kehidupan
modern. Materi ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa sebagai dasar pelaksaan aktivitas
sehari-hari baik dalam profesi mereka juga aktivitas lainnya sehingga keimanan ini menjadi
filter terhadap zaman globalisasi.
B. Pembahasan
● Siapakah Tuhan itu ?
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan
secara luas. Tercakup di dalam-Nya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan
dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti
akan mendatangkan bahaya atau kerugian.
Perkataan yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur`an dipakai untuk
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS
al-Jatsiyah ayat 23 :
َ َضلَّهُ هَّللا ُ َعلَى ِع ْل ٍم َو َختَ َم َعلَى َس ْم ِع ِه َوقَ ْلبِ ِه َو َج َع َل َعلَى ب
ص ِر ِه ِغ َشا َوةً فَ َم ْن َ َأفَ َرَأيْتَ َم ِن اتَّ َخ َذ ِإلَهَهُ هَ َواهُ َوَأ
َيَ ْه ِدي ِه ِم ْن بَ ْع ِد هَّللا ِ َأفَال تَ َذ َّكرُون
Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah Telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?.
Dalam surat Al-Qashash ayat 38, perkataan Illah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya
sendiri :
ُعvvِصرْ حًا لَّ َعلِّي َأطَّل ُ ال فِرْ عَوْ نُ يَا َأيُّهَا ْال َمُأَل َما َعلِ ْم
َ ت لَ ُكم ِّم ْن ِإلَ ٍه َغي ِْري فََأوْ قِ ْد لِي يَا هَا َمانُ َعلَى الطِّي ِن فَاجْ َعل لِّي َ ََوق
ِإلَى ِإلَ ِه ُمو َسى
vَ ِ﴾وَِإنِّي َأَلظُنُّهُ ِمنَ ْال َكا ِذب
٣٨﴿ ين
“Dan Fir’aun berkata : wahai para pembesar aku tidak menyangka bahwa kalian
masih mempunyai ilah selain diriku“.
Contoh ayat di atas tersebut menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengundang
berbagai arti benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun
atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan Illah juga dalam bentuk tunggal (mufrad
ilaahun, ganda (mutsanna ilaahaini) dan banyak (jama‟aalihatun).
Menurut Ibnu Taimiyah Al-Ilah adalah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati,
tunduk kepada-Nya merendahkan diri dihadapanNya, takut dan mengharapkannya,
kepadanya umat tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa dan bertawakal
kepada-Nya dan menimbulkan ketenangan disaat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya.
C. Analisa
Melalui makalah yang kami buat muncullah analisa yang bisa kami dapatkan yaitu,
1. Proses perkembangan pemikiran tentang tuhan menurut evolusionisme adalah; Dinamisme,
Animisme, Politeisme, Henotoisme, Monoteisme .
2. Perkataan Tuhan merupakan terjemahan dari kalimat Rab ()ربdalam bahasa Arab yang
merujuk pada interpretasi ulama terhadap S. al-Jatsiyat:23 dan al-Qashas : 38 yang di
dalamnya termaktum kalimat Ilah ()اله (Tuhan)
3. Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan
secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat
memberikan kemaslahatan atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.
4. Sehubungan pemikiran Umat Islam terhadap Tuhan melibatkan beberapa konsepsi ke-
esaan Tuhan, diantaranya konsepsi Aqidah dan konsepsi Tauhid.
5. Q.S Al-Ikhlas merupakan pembuktian akan keesaan Allah SWT. Tauhid mempunyai
beberapa macam, ada tauhid uluhiyah, tauhid ubudiyah, dan tauhid rububiyah.
6. Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu
Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara
garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara
keduanya.
D. Penutupan
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kemudian yang dimaksud
konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil
pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian
rasional maupun pengalaman batin. Allah sebagai wujud yang tidak terbatas maka hakikat
dirinya tidak akan pernah dicapai namun pemahaman tentang-Nya dapat dijangkau sehingga
kita mengenal-Nya dengan pengenalan yang secara umum dapat diperoleh melalui jejak dan
tanda-tanda yang tak terhingga.
Konsep Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang
dianggap penting oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun
konkret).Keimanan tidak hanya diucapkan lewat bibir, tapi juga harus diyakini dalam hati,
dan dibuktikan lewat perbuatan. Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang
dalam memeluk sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk
melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh keyakinannya tersebut atau
dengan kata lain iman dapat membentuk orang jadi bertakwa.