Anda di halaman 1dari 7

Hal: 135

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP EARLY WARNING


SYSTEM (EWS)

NURSES’S KNOWLEDGE LEVEL ABOUT EARLY WARNING SYSTEM (EWS)

Suhaimi Fauzan1*, Yoga Pramana2, Ikbal Fradianto3, M. Ali Maulana4


1,2,3,4
Keperawatan, Universitas Tanjungpura.
*Email: suhaimi.fauzan@ners.untan.ac.id

ABSTRAK

Salah satu indikator pelayanan kesehatan di rumah sakit yang perlu diperhatikan
dengan seksama adalah angka kematian pasien. Metode dalam menangani peningkatan
kasus kematian adalah dengan mendeteksi kegawatan pasien sedini mungkin, misalnya
dengan menggunakan early warning score (EWS). Pentingnya bagi seorang tenaga
kesehatan (perawat) untuk memahami proses pengkajian dan pelaksaan EWS. Dampak
buruk yang dapat terjadi akibat kelalaian penilaian kondisi pasien yaitu semakin
memburuk nya kondisi pasien. Fenomena ini menjadi perhatian khusus, terutama pihak
manajemen rumah sakit agar mengupayakan optimalisasi kemampuan EWS pada tenaga
kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif dengan pendekatan
data cross sectional. Uji statistik penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan perawat dengan skor 0-4 (11%), 5-9 (42%),
10-14 (42%), dan 15-20 (5%). Hasil uji statistik menunjukkan nulai p value sebesar 0,000
antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan dalam menjalani earlywarningscore.
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan menjalankan early
warning score.

Kata kunci: Early Warning Score, Tingkat Pengetahuan, Gawat Darurat

ABSTRACT

Another indicator of health services in hospitals that needs to beconside red


carefully is the patient mortality rate. The method’s used to handle is patient emergencies
detecting as early as possible, for example by using the early warning score (EWS). It is
important for a health worker (nurse) tounder stand the EWS assessment and
implementation process. The bad impact that can occur due tone gligence in assessing
the patient's condition is the worsening of the patient's condition. This phenomenonis
special concern, especially the hospital management to seek to optimize the ability of
EWS in health workers. This research is an associative quantitative research with cross
sectional data approach. The statistical test ofthis study usedthe chi-square test. The
results showed the level of knowledge of nurses with a scoreof 0-4 (11%), 5-9 (42%), 10-
14 (42%), and 15-20 (5%). The results of the statistical test showed a p value of 0.000
between the level of knowledge and compliance in under going an early warnin gscore.
Thereis a relationship between the level of knowledge and compliance with the early
warning score.

Keywords: Early WarningScore, Knowledge Level, Emergency Nursing


136 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 8. (2) Agustus 2022 ISSN. 2407-7232

Pendahuluan memiliki algoritme tindakan sesuai respon


fisiologis (Duncan&McMullan, 2012).
Keperawatan adalah poros penting Publikasi Shaw (2017) menunjukkan
bagi rumah sakit. Peningkatan kepuasan bahwa perawat lebih mudah melakukan
pasien menjadi salah satu tujuan penting pengkajian awal informasi pasien kritis,
yang dapat diberikan melalui berbagai serta dapat diterapkan pada layanan
cara, salah satunya adalah asuhan ambulance. Studi lain juga memaparkan
keperawatan yang berkesinambungan. bahwa EWS dapat meningkatkan
Pengetahuan menjadi hal fundamental emergencymedicalservices terutama
mengenai pemberian asuhan keperawatan. mendeteksi kondisi pasien sedini mungkin,
Perawat berkolaborasi dengan tenaga sehingga dapat memberikan kebutuhan
kesehatan lainnya dituntut agar mampu pasien sesuai algoritma (Ebrahimian., et al,
memberikan pelayanan cepat dan tepat 2017).
terutama pada keperawatan kritis (Prihati, Tingkat pengetahuan seorang
2019). perawat mengenai EWS dapat
Pelayanan keperawatan yang cepat mengkoordinir tindakan atau asuhan
dan tepat, terutama dalam pemberian keperawatan. Kemampuan dalam
pengobatan efektif merupakan satu memberikan skoring dapat memengaruhi
langkah awal, upaya meningkatkan tingkat kepatuhan dalam memberikan
probabilitas kelangsungan hidup implementasi sesuai pengkajian nilai yang
seseorang. Pasien dengan kondisi kritis telah didapat (Widayanti, 2019).
teridentifikasi dengan cepat dan tepat agar Penelitian yang dilakukan oleh
mampu memberikan tindakan sedini Liswati (2015) di RSKB dengan sampel
mungkin (Atika, 2020). sebanyak 58 partisipan menunjukkan
Jumlah angka kematian menjadi bahwa 39,7% memiliki pengetahuan baik
salah satu indikator kinerja sebuah proses terhadap EWS, 60,3% pengetahuan cukup.
pelayanan kesehatan. Kematian sendiri Studi sebelumnya juga menunjukkan
secara umum terbagi atas dua jenis yaitu bahwa perawat yang bekerja di ruang
kematian > 48 jam dan < 48 jam. Kondisi bangsal bedah sebanyak 36 orang
kematian yang memiliki rentang < 48 jam menunjukkan ada pengaruh tingkat
merupakan kondisi perburukan dan pengetahuan perawat dengan tindakan
kematian secara fisiologi (Rasmanto, yang akan diberikan (Saifullah, 2015).
2015). Pengetahuan dan pelatihan
Tindakan tepat berguna dalam seharusnya diberikan pada perawat yang
mencegah kondisi yang tidak diinginkan bekerja di bangsal agar memiliki kampuan
merupakan strategi dalam mengontrol identifikasi kondisi pasien yang cepat dan
angka kematian. Salah satunya dengan tepat. Dampak akan minimnya
melakukan deteksi dini kegawatdaruratan pengetahuan dapat membuat penurunan
pasien. pemahaman tanda dan gejala kondisi klinis pasien serta meningkatkan
perburukan pasien kritis penting agar potensi kejadian buruk yang tidak
terhindar dari kasus codeblue (Olang, diharapkan seperti henti napas/jantung
2018). (Jamal, 2020).
Early WarningScore (EWS) Kemampuan terhadap proses
merupakan cara dalam mendeteksi awal pengkajian dengan metode EWS bagi
kondisi klinis pasien. EWS sendiri perawat sangatlah diperlukan. Pengetahuan
merupakan sistem peringatan awal yang yang rendah dapat meningkatkan risiko
menilai perburukan kondisi pasien dengan cedera atau efek negatif lain yang tidak
skor (Zega, 2019). Literatur lain diharapkan. Berdasarkan paparan tersebut,
memaparkan bahwa EWS adalah sistem peneliti tertarik untuk menganalisis tingkat
scoring kondisi fisiologis pasien gawat pengetahuan perawat terhadap
darurat. Metode ini memiliki 7 parameter earlywarningsystem (EWS) pada asuhan
dan hasil skroing pengkajian oleh perawat keperawatan gawat darurat di rumah sakit
Kalimantan Barat.
Hal: 135-141 Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Early Warning System (EWS) 137

Metodologi Penelitian penguruan/observasi data variabel baik


independen dan dipenden dalam satu
Penelitian ini merupakan penelitian waktu. Hal ini membuat penilaian data
observasional analitik secara kuantitatif variabel independen dan dependen secara
dengan desain asosiatif. Pendekatan data bersamaan, sehingga tidak ada tindakan
dilakukan secara cross sectional. lanjut.
Penelitian ini akan menekankan waktu

Hasil Penelitian

Tabel 1. Karakteristik Responden PenelitianTingkat Pengetahuan Perawat Terhadap


Early Warning System (EWS) pada Asuhan Keperawatan Gawat Darurat di
Rumah Sakit Kalimantan Barat
Total
Karakteristik
f %
Usia Responden
<23 10 10
23-25 13 13
26-28 22 22
29-31 20 20
>31 35 35
Lama Kerja (Tahun)
0-2 22 22
3-5 30 30
6-8 26 26
>9 22 22
Pendidikan Terakhir
D3 55 55
D4 10 10
S1 35 35
Skor Pengetahuan
0-4 11 11
5-9 42 42
10-14 42 42
15-20 5 5

Berdasarkan Tabel 1. Dapat dilihat responden yang memiliki skor


usia karakteristik responden sebagian besar pengetahuan pada rentang 15-20 (5%)
responden berusia lebih dari 31 tahun
(35%) dan terdapat 10 responden (10%)
reponden yang berusia kurang dari 23 Pembahasan
tahun. menelusuri lama pekerjaan
partisipan, hasil penelitian ini Karakteristik Responden
menunjukkan bahwa30% partisipan telah
bekerja selama 3-5 tahun. sementara, Hasil penelitian ini menunjukkan
riwayat pendidikan partisipan bahwa usia responden memiliki kisaran
menunjukkan bahwa 55% memiliki antara 20 – 35 tahun. hasil justifikasi
pendidikan terakhir D3 dan yang paling terhadap literatur menunjukkan bahwa
sedikit adalah lulusan D4 sebanyak 10 sampel penelitian termasuk kelompok usia
responden (10%). Berdasarkan skor dewasa awal. Pada kelompok usia ini,
pengetahuan, rentang terbanyak pada skor secara umum kegiatan yang dilakukan
5-9 dan 10-14 (42%), dan hanya ada 5 antara lain adalah melanjutkan studi atau
bekerja (Ester & Wardah, 2020).
138 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 8. (2) Agustus 2022 ISSN. 2407-7232

Penelitian epidemilogi kerap Berdasarkan skor pengetahuan, rentang


memerhatikan usia sebagai variabel yang terbanyak pada skor 5-9 dan 10-14 (42%),
dapat memengaruhi tingkat pengetahuan. dan hanya ada 5 responden yang memiliki
Secara terminologi, usia merupakan lama skor pengetahuan pada rentang 15-20
hidup seseorang dalam tahun yang (5%). Pengetahuan adalah sebuah
terhitung sejak dilahirkan. Tingkat informasi atau kondisi mencangkup
pngetahuan seseorang akan bertambah kombinasi dari kesadaran sederhana
seiring bertambahnya usia. Fenomena ini mengenai fakta dan pemahaman tentang
disebabkan oleh pengalaman yang bagimana keterkaitan antar satu fakta ke
bertambah banyak baik didapat oleh diri fakta lainnya. Lingkup etis keperawatan
sendiri atau dari orang lain (Notoadmojo, memiliki penjelasan bahwa perawat sendiri
2014). memiliki tanggung jawab agar mampu
Variabel selanjutnya merupakan menjaga mutu pelayanan yang disertai
lama bekerja (tahun), hasil penelitian ini kejujuran profesional berdasarkan
menunjukkan bahwa partisipan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk
lama bekerja antara 3-5 tahun sebanyak memenuhi kebutuhan pasien. hal ini
30%. Lama pekerjaan seorang perawat berkaitan dengan rekan sejawat nahkwan
yang telah ditempuh dapat memengaruhi perawat meiliki kewajiban dalam
kualitas akibat meningkatnya pengalaman melindungi klein dari tenaga kesehatan
seseorang. Riset yang dilakukan yang memberikan pelayanan kesehatan
Sesrianty(2018) menunjukkan bahwa yang tidak kompeten, tidak etis dan ilegal
seorang perawat yang memiliki lebih (Cahyono, 2018).
banyaik pengalaman kerja akan memiliki
pola pikir yang matang dan kualitas yang
baik. Gambaran Pengetahuan terhadap EWS
Karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin setidaknya terdapat 55% Deteksi dini kedaruratan klinis atau
partisipan dengan status pendidikan dikenal sebagai Early Warning Systems
terakhir D3 dan 10% memiliki pendidikan (EWS) adalah penerapan sistem penilaian
terakhir D4. Pendidikan ialah proses untuk deteksi dini kondisi pasien sebelum
peningkatan serta situasi yang memburuk terjadi
pengembangankemampuan dan perilaku (Duncan&McMullan, 2012). Sistem ini
manusia melalui pengetahuan. Usia lebih fokus pada situasi sebelum kondisi
berperan penting dalam proses darurat adalah terjadi, maka sistem ini
pengembangan klien. Tingkat pendidikan berlaku di semua bangsal asuhan
merupakan salah satu faktor yang dapat keperawatan. EWS ditegakan berdasarkan
berkorelasi terhadap persepsi personal atau tanda-tanda vital pasien. Tingkat efektifitas
kelompok saat menerima ide-ide dan dan pemanfaatannya disesuaikan dengan
teknologi. Pendidikan sendiri berperan masing-masing pengguna. Oleh karena itu,
dalam menentukan kualitas manusia. alat dan data dasar dapat disesuaikan
Seseorang yang memiliki pendidikan berdasarkan pasien yang dirawat di unit
tinggi akan bersinergi dengan pengetahuan perawatan masing-masing (Kyriacocos,
yang baik, hingga dapat menjalankan Jelsma, James & Jordan, 2014).
meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo, Faktor-faktor yang mempengaruhi
2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan penggunaan EWS menurut Odell (2015),
studi sebelumnya yang dilakukan oleh antara lain budaya dan konsep kerja ruang
Mubarak (2009) bahwa meningkatknya rawat inap, pembagian kerja, keterampilan,
pendidikan seseorang akan memudahkan dan pengetahuan perawat. Stafseth (2016),
dalam proses penerimaan informasi mengatakan bahwa EWS sangat membantu
sehingga semakin banyak pengetahuan perawat dalam mengenali perburukan dari
yang dimiliki. kondisi pasien. Namun, implementasi
Variabel terakhir pada karakteristik EWS masih belum optimal, seperti
responden adalah skor pengetahuan. dibuktikan dengan hasil penelitian yang
Hal: 135-141 Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Early Warning System (EWS) 139

dilakukan oleh Desy (2017), di sebuah manusia (caring) (Kartika, Wanda &
rumah sakit swasta di Indonesia bahwa Nurhaeni, 2021).
100% perawat tidak melaksanakan EWS Berdasarkan data skor pengetahuan
sesuai dengan algoritma. Hal ini sejalan responden yang didapatkan, rentang
dengan studi yang dilakukan di RS Saiful terbanyak pada skor 5-9 dan skor 10-14
Anwar Malang, ditemukan bahwa (42%), dan hanya ada 5 responden yang
sebanyak 75% perawat mengalami memiliki skor pengetahuan pada rentang
kesulitan dalam melaksanakan EWS, 50% 15-20 (5%). Berdasarkan skor tersebut
melakukan kesalahan saat menyelesaikan dapat diambil asusmsi sementara bahwa
instrumen EWS, dan 50% membuat tingkat pengetahuan responden berada
kesalahan dalam menafsirkan instrumen pada klasifikasi kurang hingga cukup.
EWS (Nur, Nursalam, Ahsan, 2020). Hal ini memperkuat alasan bahwa
Sementara itu, penelitian yang dilakukan perlunya penggunaan aplikasi dalam
oleh Hutabarat (2020), ditemukan bahwa scoring EWS agar mempermudah
24% perawat mengatakan mereka tidak pengambilan keputusan bagi perawat
melakukan EWS sesuai dengan prosedur dalam memberikan asuhan keperawatan
yang berlaku di rumah sakit. gawat darurat di rumah sakit. Penggunaan
Pasien dengan kondisi buruk yang mobile health sebagai salah satu solusi
dirawat di bangsal memerlukan efektif yang direkomendasikan oleh WHO
penanganan segera untuk mencegah dalam proses perawatan kesehatan akan
kemerosotan keadaan umum maupun efek mempermudah dan meningkatkan
samping terapi (Suwaryo, 2019). Connolly efektifitas asuhan keperawatan
(2017), menyatakan bahwa proses (Balakrishnan et al., 2016; Forti, Stapleton,
implementasi EWS secara digital harus &Kildea, 2013; Huq, Azmi, Quaiyum,
diperhatikan secara serius untuk &Hossain, 2014; Santoso dkk. 2017).
mendapatkan hasil yang lebih baik. Proses pelayanan kesehatan meliputi
Penerapan EWS dgital yang baik harus pertukaran informasi, komunikasi dan
disesuaikan dengan jenis kamar rawat inap konsultasi menggunakan ponsel pintar
tempat sistem ini akan diterapkan. yang dimiliki oleh sebagian besar
Pengenalan dan sosialisasi penggunaan penduduk di berbagai negara (Ayiasi et al.,
EWS digital berfokus pada persepsi dan 2016; Khatun et al., 2015; Konsultasi
tindakan yang akan dilakukan perawat. Gelombang Vital, 2010). Indonesia
Perlu diadakan sosialisasi secara merupakan salah satu negara berkembang
berkesinambungan untuk mengurangi dengan jumlah orang yang relatif tinggi
kesenjangan pengetahuan tentang menggunakan ponsel atau ponsel pintar
penerapan EWS secara digital. Selain itu, (Santoso dkk., 2017).
pelatihan keselamatan pasien juga perlu Selanjutnya, penggunaan teknologi
diberikan kepada perawat untuk informasi turut mendukung peningkatan
meningkatkan pelakasanaan keselamatan jasa pelayanan kesehatan berbasis telepon
pasien di ruangan (Yulia, Hamid, genggam. Perkembangan mobilehealth di
Mustikasari, 2012). Bidang keperawatan telah masuk ke
Pada penelitian lainya, penerapan berbagai lini, antara lain pada departemen
EWS digital telah teruji dapat maternitas, departemen keperawatan
diintegrasikan dengan sistem rekam medikal bedah, departemen keperawatan
kesehatan elektronik rumah sakit mana kritis, dan unit gawat darurat (Bang et al.,
pun. Bentuk dari pengembangan sistem 2010; Datta dkk., 2014).
informasi keperawatan ini dapat dianggap Berbagai penelitian telah dilakukan
sebagai strategi baru untuk mendeteksi untuk menggali manfaat dari penggunaan
perburukan klinis pasien. Aplikasi yang mobilehealth. Manfaat yang didapat antara
mudah digunakan dengan parameter lain perawat dapat cepat dalam
penilaian otomatis memungkinkan perawat menentukan kondisi pasien, sehingga
untuk cepat dalam mengambil keputusan tindakan yang akan dilakukan juga
dengan tetap mempertahankan sentuhan semakin cepat dan tepat. Hal ini
140 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 8. (2) Agustus 2022 ISSN. 2407-7232

menunjukkan keefektifan dari penggunaan Hutabrat, Veronica., Novitasari, Enie.,


mobile health yang mampu memberikan Satinah. (2020). Modifikasi
manfaat secara cepat, murah dan efektif Asesmen Early Warning System
dengan memanfaatkan kemajuan Upaya Peningkatan Penerapan
teknologi. Hal tersebut juga memberikan Keselamatan Pasien.
manfaat secara tidak langsung pada Kartika, L., Wanda, D., & Nurhaeni, N.
efektifitas deteksi dini pada bangsal gawat (2021). The Modified Pediatric
darurat (Santoso et al., 2017). Early Warning Score Innovation
Project (mPEWS-InPro) Mobile-
Based Application Development:
Kesimpulan Another Way of Monitoring a
Child's Clinical Deterioration.
Hasil penelitian dengan responden Pediatric Nursing, 47(1).
sebanyak 100 partisipan menunjukkan Kyriacos, U., Jelsma, J., James, M., &
adanya hubungan antara tingkat Jordan, S. (2014). Monitoring vital
pengetahuan perawat dengan kepatuhan signs: development of a modified
dalam melaksanakan kegiatan EWS. Hasil early warning scoring (MEWS)
penelitian yang bermakna menunjukkan system for general wards in a
adanya hubungan yang kuat antara kedua developing country. PloS one, 9(1),
variabel tersebut. e87073.
Mubarak, W. I. (2009). Ilmu Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Daftar Pustaka Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Cahyono, A. (2018). Hubungan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
karakteristik dan tingkat Rineka Cipta .
pengetahuan Perawat terhadap Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
pengelolaan keselamatan Pasien di kesehatan dan perilaku kesehatan.
rumah sakit. Jurnal Ilmiah WIDYA, Jakarta: Rineka Cipta.
4(3). Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku
Connolly, F.,Byrne, D.,Lydon, S.,Walsh, Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
C., &O’Connor, P.(2017).Barriers Nur, Qalbi., Nursalam., Ahsan.
and facilitators related to the (2020). Knowledge and Skill in
implementation of a physiological Relation to the Speed and
track and trigger system: A Accuracy of the Nurses When
systematic review of the Assessing Using an Early
qualitative evidence.International Warning System (EWS).
Journal for Quality in Health. Odell, M., Rechner, I., Kapila, A., et al.
Desy, K. (2017). Gambaran (2015). The effect of a critical
Pelaksanaan Clinical Response care outreach service and an
Early Score (NEWS) oleh Perawat early warning scoring system on
di Rumah Sakit Siloam Bali. respiratory rate recording on the
University Pelita Harapan general wards. DOI:
Karawaci. 10.1016/j.resuscitation.2007.01.035
Duncan, K. D., McMullan, C., & Mills, B. Sesrianty, V. (2018). Hubungan
M. (2012). Early warning systems: pendidikan dan masa kerja dengan
the next level of rapid response. keterampilan perawat melakukan
Nursing2020, 42(2), 38-44. tindakan bantuan hidup dasar. Jurnal
Ester, Y., & Wardah, W. (2020). Efikasi Kesehatan Perintis (Perintis's Health
diri perawat dalam pemenuhan Journal), 5(2), 139-144.
kebutuhan spiritual pasien. Jurnal Stafesth, S. Gronbeck S et.al (2016).
Keperawatan, 12(1), 63-70. The experiences of nurses
implementing the Modified Early
Hal: 135-141 Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Early Warning System (EWS) 141

Warning Score and a 24-hour on- Rasmanto, J. (2015). Angka Kematian di


call Mobile Intensive Care Nurse: Rumah Sakit. Http: //Eprints.
An exploratory study. DOI: Uny.Ac.I d/9686/3 /Bab% 202.
10.1016/j.iccn.2015.07.008 Pdf.https://doi.org/10.1017/CBO978
Suwaryo, Putra Agina., Sutopo, 1107415324.004.
Rahmad., Utoyo Bambang. Saifullah, A. (2015). Hubungan tingkat
(2019). Pengetahuan Perawat pengetahuan perawat dengan
dalam Menerapkan Early Warning tindakan perawat dalam manajemen
Score System (EWSS) di Ruang nyeri pasien post op operasi di
Perawatan. bangsal bedah RSUD DR.
Yulia, S., Hamid, Achir Y.S., Prijonegoro Soehadi Sragen. Stikes
Mustikasari. 2012. Peningkatan Kusuma Husada Surakarta.
Pemahaman Perawat Pelaksana Zega, Y. (2019). Gambaran Pengetahuan
dalam Penerapan Keselamatan Perawat Tentang Early Warning
Pasien Melalui Pelatihan Scoring System Di Ruangan Rawat
Keselamatan Pasien. Jurnal Inap Ric RSUP Haji Adam Malik
Keperawatan Indonesia, 15 (3). Medan. Gambaran Pengetahuan
Atika Dhiah A, D. D. P. (2020). Persepsi Perawat Tentang Early Warning
Perawat Terhadap Penerapan Early Scoring System Di Ruangan Rawat
Warning Score (EWS) Dirsud Inap Ric RSUP Haji Adam Malik
Banyumas _ Anggraeni _ Jurnal Medan.
Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan.pdf (p. 121). p. 121.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan Vol.11 No.1.
Duncan K., & McMullan, C. (2012). Early
Warning System. Philadelpia:
Lippincott Williams&Wilkins.
Ebrahimian A, Masoumi G, Jamshidi-Orak
R, S. H. (2017). Development and
Psychometric Evaluation of the Pre-
hospital Medical Emergencies Early
Warning Scale. Indian J Crit Care
Med, 27–34. https: //doi.org
/10.4103 /ijccm .IJCCM_49_17
Liswati. (2015). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Perawat Tentang
EarlyWarning Score di RSKB Cinta
Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Universitas Indonesia.
Olang, J. (2018). Gambaran demografi dan
tingkat pengetahuan perawat
mengenai Early Warning Score di
ruang rawat inap Rumah Sakit
Umum SiloamKupang. Universitas
Pelita Harapan.
Prihati, D. R. (2019). Pengetahuan Perawat
Tentang Early Warning Score
Dalam Penilaian Dini Kegawatan
Pasien Kritis. Jurnal Keperawatan
LPPM Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kendal, 11, 238.

Anda mungkin juga menyukai