Anggaran Dasar Nu
Anggaran Dasar Nu
Pasal 1
MUQODDIMAH Perkumpulan/Jam’iyah ini bernama NAHDLATUL ULAMA disingkat NU. Didirikan di
Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 JanuaRI
Bahwa agama Islam adalah rahmat bagi seluruh alam karena ajarannya mendorong 1926 M untuk waktu yang terbatas.
kegiatan para pemeluknya untuk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan
hidupdi dunia dan akhirat. Pasal 2
NAHDLATUL ULAMA berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia yang
Bahwa para ulama’lus sunnah wal jama’ah Indonesia terpanggil untuk melanjutkan merupakan tempat kedudukan pengurus besarnya.
da’wah Islamiyah dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan
mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya dalam suatu wadah yang bernama BAB II
NAHDLATUL ULAMA, yang bertujuan untuk mengamalkan ajaran Islam menurut AQIDAH / AZAS
faham Ahlussunnah waljama’ah.
1. NAHDLATUL ULAMA sebagai Jam’yah Diniyah Islamiyah beraqidah / berazas
Bahwa kemaslahatan dan kesejahteraan warga NAHDLATUL ULAMA menuju Islam menganut faham Ahlussunnah waljama’ah dan menurut salah satu dari
khoiro ummah adalah bagian mutlak dari kemaslahatan dan kesejahteraan madzhab empat : Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.
masyarakat Indonesia. Maka dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam 2. Da;lam kedudukan berbangsa dan bernegara, NAHDLATUL ULAMA
perjuangan mencapai maysarakat adil makmur yang menjadi cita-cita seluruh berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
masyarakat Indonesia, perkumpulan/jam’iyah NAHDLATUL ULAMA beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
beraqidah/berazas Islam menganut faham Ahlussunnah waljama’ah dan menganut kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan Keadilan sosial bagi
salah satu dari madzhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Dalam seluruh rakyat Indonesia.
kehidupan berbangsa dan bernegara, NAHDLATUL ULAMA berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan BAB III
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan LAMBANG
permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa bagi ummat Islam merupakan keimanan kepada Pasal 4
Allah Subhanahu wa Ta’ála sebagai aqidah Islam yang meyakini bahwa tidak ada Lambang NAHDLATUL ULAMA berupa gambar bola dunia yang dilingkari tali
yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ála tersimpul, dikitari oleh 9 (sembilan) bintang, 5 (lima) bintang terletak melingkari
Bahwa cita-cita bangsa Indonesia hanya bisa diwujudkan secara utuh apabila diatas garis kalistiwa yang terbesar diantaranya terletak di tengah atas, sedang 4
seluruh potensi nasional difungsikan secara baik, dan NAHDLATUL ULAMA (empat) bintang lainnya terletak melingkar d ibawah garis katulistiwa, dengan tulisan
berkeyakinan bahwa keterlibatannya secara penuh dalam proses perjuangan dan NAHDLATUL ULAMA dalam huruf Arab yang melintang dari sebelah kanan bola
pembangunan nasional merupakan suatu keharusan. dunia ke sebelah kiri, semua terlukis dengan warna putih diatas dasar hijau.
Bahwa untuk mewujudkan hubungan antar bangsa yang adil, damai dan manusiawi BAB IV
menuntut saling pengertian dan saling memerlukan, maka NAHDLATUL ULAMA TUJUAN DAN USAHA
bertekad untuk mengembangkan ukhuwah Islamiyah,Ukhuwah wathoniyah dan
ukhuwah insaniyah yang mengemban kpentingan nasional dan Internasional. Pasal 5
Menyadari hal-hal diatas, perkumpulan / Jam’iyah sebagai suatu organisasi maka Tujuan NAHDLATUL ULAMA adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut
disusunlah Anggaran Dasar NAHDLATUL ULAMA sebagai berikut : faham Ahlussunnah waljama’ah dan nenurut salah satu madzhab empat untuk
terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi
kemaslahatan dan kesejahteraan ummat.
Aggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU
01
02
a. Pengurus Besar
Pasal 6 b. Pengurus Wilayah
Untuk mewujudkan sebagaimana pasal 5 diatas maka NAHDLATUL ULAMA c. Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa
melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut : d. Pengurus Ranting.
a. Dibidang agama, mengupayakan terlkaksananya ajaran Islam yang menganut
faham ahlussunnah waljama’ah dan menurut salah satu Madzhab 4 (empat) Pasal 10
dalam masyarakat dengan melaksanakan dakwah Islamiyah dan amar ma’ruf 1. Untuk melkaksanakan tujuan dan usaha-usaha sebagaimana dimaksud Pasal 5
Nahi munkar. dan 6, NahdlatulUalama membentuk perangkat organisasi yang meliputi
b. Dibidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujudnya Lembaga, Lajnah dan Badan otonom yang meruapakan bagian dari kesatuan
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan organisasi / Jam’iyah NAHDLATUL ULAMA.
kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat agar 2. Ketentuan pembentukan Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom diatur dalam
menjadi muslim yang taqwa berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, anggaran Rumah Tangga.
serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.
c. Di bidang sosial, mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin BAB VII
bagi rakyat Indonesia. KEPENGURUSAN
d. Di bidang ekonomi, mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi untuk
pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil pembangunan, Pasal 11
dengan mengutakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan. 1. Kepengurusan NAHDLATUL ULAMA terdiri dari Mustasyar, Syuriyah dan
tanfidziyah
e. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak 2. Mustasyar adalah Penasehat yang terdapat di Pengurus Besar, pengurus
guna terwujudnya khoiro ummah. Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Cabang Istimewa dan Pengurus Majelis
Wakil cabang.
BAB V 3. Syuriyah adalah pimpinan tertinggi NAHDLATUL ULAMA
KEANGGOTAAN 4. Tanfidziyah adalah pelaksana.
5. Tugas, wewenang, kewajiban dan hak Mustasyar, Suriyah dan Tanfidziyah diatur
Pasal 7 dalam Anggaran Rumah Tangga.
1. Keanggotaan NAHDLATUL ULAMA terdiri dari anggota biasa, anggota luar
biasa, dan anggota kehormatan. Pasal 12
2. Tiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan sudah aqil baligh yang 1. Masa Jabatan Pengurus sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 adalah 5 (lima)
menyatakan kesediaannya dan taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran tahun di semua tingkatan, kecuali Pengurus Cabang Istimewa selama 3 (tiga)
Rumah tangga. tahun.
3. Ketentuan menjadi anggota dan pemberhentian keanggotaan diatur dalam 2. Masa Pengurus Lembaga dan Lajnah disesuaikan dengan masa jabatan
Anggaran Rumah Tangga. Pengurus NAHDLATUL ULAMA di tingkat masing-masing.
3. Masa jabatan Pengurus Badan Otonom ditentukan dan Peraturan Dasar Badan
Pasal 8 Otonom yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai kewajiban dan hak anggota serta lain-llainnya diaatur dalam
Anggaran Rumah Tangga. Pasal 13
1. Pengurus Besar NAHDLATUL ULAMA terdiri dari :
BAB VI a. Mustasyar Pengurus Besar
STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASI b. Pengurus Besar Harian Syuriyah
c. Pengurus Besar Lengkap Syuriyah
Pasal 9 d. Pengurus Besar Harian Tanfidziyah
Struktur organisasi NAHDLATUL ULAMA terdiri dari : e. Pengurus Besar Lengkap Tanfidziyah
Aggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU 03 Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU 04
f. Pengurus Besar Pleno 7. Ketentan mengenai susunan dan komposisi Pengurus diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
2. Pengurus Wilayah NAHDLATUL ULAMA terdiri dari :
a. Mustasyar Pengurus Wilayah
b. Pengurus Wilayah Harian Syuriyah Pasal 14
c. Pengurus Wilayah Lengkap Syuriyah 1. Pengurus NAHDLATUL ULAMA di semua tingkatan dipilih dan ditetapkan dalam
d. Pengurus Wilayah Harian Tanfidziyah musyawarah sesuai tingkatannya.
e. Pengurus Wilayah Lengkap Tanfidziyah 2. Ketentuan pemilihan dan penetapan Pengurus Nahldotul Ulama, diatur dalam
f. Pengurus Wilayah Pleno. Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 20 BAB XI
1. Keuangan NAHDLATUL ULAMA digali dari sumber-sumber dana dilingkungan PEMBUBARAN ORGANISASI
NAHDLATUL ULAMA, umat Islam, maupun sumber-sumber lain yang halal
dan tidak mengikat. Pasal 23
2. Sumber dana dilingkungan NAHDLATUL ULAMA diperoleh dari. 1. Pembubaran perkumpulan/jam’iyah NAHDLATUL ULAMA sebagai suatu
a. Uang pangkal organisasi hanya dapat dilakukan apabila mendapat persetujuan dari seluruh
b. Uang I’anah Syahriyah anggota dan Pengurus di semua tingkatan.
c. Uang I’anah Sanawiyah 2. Apabila NAHDLATUL ULAMA dibubarkan, maka segala kekayaannya
d. Sumbangan dari warga dan simpatisan NAHDLATUL ULAMA diserahkan kepada organisasi atau badan amal yang sefaham.
e. Usaha-usaha lain yang halal.
BAB XII
3. Pemanfaatan uang pangkal, I’anah Syahriyah dan I’anah Sanawiyah diatur PENUTUP
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 24
Pasal 21 Muqaddimah Qanun Asasy oleh Rais Akbar Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari
1. Kekayaan NAHDLATUL ULAMA dan perangkatnya berupa dana, harta benda dan Naskah Khittah NAHDLATUL ULAMA merupakan bagian tak terpisahkan dari
bergerak dan atau harta benda tidak bergerak harus dicatatkan sebagai Anggaran Dasar ini.
kekayaan organisasi NAHDLATUL ULAMA
2. Rais Aam dan Ketua Umum mewakili NAHDLATUL ULAMA di dalam maupun Pasal 25
diluar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, baik mengenai Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur
kepengurusan maupun tindakan kepemilikan dengan tidak mengurangi dalam Anggaran Rumah Tangga. 08
07
pembatasan yang diputuskan muktamar.
Aggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU
dan menurut salah satu Madzhab Emapt, sudah aqil baligh, menyetujui aqidah,
azas, tujuan, usaha-usaha serta sanggup melaksanakan semua keputusan
Pasal 26 NAHDLATUL ULAMA.
Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak saat disahkan. b. Anggota Luar Biasa, ialah setiap orang yang beragama Islam, menganut
faham Ahlussunnah wal Jama’ah dan menurut salah satu Madzhab Emapt,
Disahkan di : Boyolali sudah aqil baligh, menyetujui aqidah, azas, tujuan, usaha-usaha NAHDLATUL
Pada tanggal : 18 Syawal 1425 H
ULAMA, namun yang brsangkutan berdomisili secara tetap diliuar Wilayah
01 Desember 2004 M
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MUKTAMAR XXXI NAHDLATUL ULAMA c. Anggota Kehormatan, ialah setiap orang yang bukananggota biasa atau
PIMPINAN SIDANG PLENO IX anggota luar biasa yang dinyatakan telah berjasa kepada NAHDLATUL
ULAMA dan ditetapkan dalam kwputusan Pengurus Besar.
BAB VII 18
SUSUNAN PENGURUS WILAYAH BAB IX
SUSUNAN PENGURUS 19
Pasal 23 MAJELIS WAKIL CABANG
1. Mustasyar Pengurus Wilayah terdiri dari beberapa orang.
2. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais, beberapa Wakil Rais, Katib dan Pasal 29
beberapa Wakil Katib. 1. Mustasyar Majelis Wakil cabang terdiri dari beberapa orang.
3. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari Pengurus Harian Syuriyah dan A’wan. 2. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais, beberapa Wakil
Rais, Katib dan beberapa Wakil Katib.
Pasal 24 3. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari Pengurus Harian
1. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua, Syuriyah dan A’wan
Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Wakil
Bendahara. Pasal 30
2. Pengurus Lengkap Tanfidziyah terdiri atas Pengurus Harian Tanfidziyah dan 1. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua,
Ketua Lembaga dan Lajnah tingkat Wilayah. Sekretatis, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan beberapa Wakil
Bendahara.
Pasal 25 2. Pengurus Lengkap Tanfidziyah terdiri dari Pengurus Harian Tanfidziyah dan
Pengurus Pleno terdiri dari Mustasyar, Pengurus Lengkap Syuriyah, Pengurus Ketua Lembaga Tingkat Majleis Wakil Cabang.
Lengkap Tanfidziyah dan Ketua Lembaga Otonom tingkat wilayah.
Pasal 31
BAB VII Pengurus Pleno terdiri dari Mustasyar, Pengurus Lengkap Syuriyah, Pengurus
SUSUNAN PENGURUS CABANG/PENGURUS Lengkap Tanfidziyah dan Ketua Badan Otonom tingkat Majleis Wakil Cabang.
CABANG ISTIMEWA
BAB X
Pasal 26 SUSUNAN PENGURUS RANTING
1. Mustasyar Pengurus Cabang terdiri dari beberapa orang.
2. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais, beberapa Wakil Rais, Katib dan Pasal 32
beberapa Wakil Katib.
3. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari Pengurus Harian Syuriyah dan A’wan 1. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais, beberapa Wakil Rais, Katib dan
beberapa Wakil Katib.
Pasal 27 2. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari Pengurus Harian Syuriyah dan A’wan
1. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua,
Sekretatis, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan beberapa Wakil Pasal 33
Bendahara. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretatis,
2. Pengurus Lengkap Tanfidziyah terdiri dari Pengurus Harian Tanfidziyah dan beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara.
Ketua Lembaga dan Lajnah tingkat Cabang.
Pasal 34
Pasal 28 Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Syuriyah, Pengurus Tanfidziyah dan Ketua
Badan Otonom tingkat Ranting.
Aggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU
f. Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah dapat membentuk Tim tertentu
untuk menyusun kelengkapan Pengurus Lembaga dan Lajnah.
Pasal 37
BAB XVI 24
PENGESAHAN DAN PEMBEKUAN PENGURUS BAB XVII 25
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS
Pasal 46
1. Susunan dan personalia Pengurus Wilayah, pengurus Cabang dan Pengurus Pasal 49
Cabang Istimewa disahkan oleh Pengurus Besar. 1. Mustasyar adalah ulama atau tokoh yang telah memberikan dedikasi,
2. Dalam pengesahan susunan dan personalia Pengurus Cabang, kecuali pengabdian dan loyalitasnya kepada Nahdlatul Ualama
Pengurus Cabang Istimewa harus dengan rekomendasi Pengurus Wilayah. 2. Mustasyar bertugas memberikan nasehat kepada Pengurus Nahdlatul Ualama
3. Susunan dan personalia Pengurus Majelis Wakil Cabang disahkan oleh menurut tingkatannya baik diminta atau tidak.
Pengurus Cabang.
4. Susunan dan Personalia Pengurus Ranting disahkan oleh Pengurus Cabang Pasal 50
dengan rekomendasi Pengurus Majelis Wakil Cabang. 1. Pengurus Syuriyah selaku pimpinan tertinggi sebagai pembina, pengendali,
pengawas, dan penentu kebijakan Nahdlatul Ulama mempunyai tugas dan
Pasal 47 wewenang :
1. Susunan dan personalia pimpinan Lembaga dan Lajnah tingkat pusat a. Menentukan arah kebijakan Nahdlatul Ulama dalam melakukan
ditetapkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama usaha dan tindakan untuk mencapai tujuan Nahdlatul Ulama
2. Susunan dan personalia pimpinan Lembaga dan lajnah tingkat Wilayah b. Memberikan petunjuk, bimbingan dan pembinaan pemahaman,
ditetapkan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama dan dilaporkan kepada pengamalan dan pengembngan ajaran Islam berdasar faham
pimpinan Pusat Lembaga atau Lajnah yang bersangkutan. Ahlussunnah wal Jama’ah,l baik dibidang aqidah, syari’ah, maupun
3. Susunan dan personalia pimpinan Lembaga dan lajnah tingkat Cabang akhlaq/tasawuf.
ditetapkan oleh Pengurus cabang/ cabang Istimewa Nahdlatul Ulama dan c. Mengendalikan, mengawasi dan memberikan koreksi sesuai
dilaporkan kepada Pimpinan Wialayah dan Pimpinan Pusat Lembaga atau dengan pertimbangan syar’i dan ketentuan organisasi.
Lajnah yang bersangkutan d. Mmembatalkan keputusan perangkat organisasi Nahdlatul
Ulama sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 19 butir (d) Anggaran
Pasal 48 Dasar.
1. Pengurus Besar dapat membekukan Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang
melalui Keputusan yang ditetapkan oleh Rapat P_leno Pengurus Besar. 2. Pembagian tugas diantara anggota Pengurus Syuriyah diatur dalam Peraturan
2. Pengurus Besar dapat membekukan Pengurus Majelis Wakil cabang dan Tata Kerja Organisasi.
Pengurus Ranting setelah mendapat rekomendasi dari Pengurus Cabang .
3. Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini didasarkan Pasal 51
pada pertimbangan syar’i dan atau ketentuan organisasi. 1. Pengurus Tanfidziyah sebagai pelaksana mempunyai kewajiban memimpin
4. Sekurang-kurangnya 15 (lima belas ) hari sebelum pembekuan dilakukan, organisasi.
terlebih dahulu diberi peringatan tertulis untuk memperbaiki. 2. Pengurus Tanfidziyah sebagai pelaksana mempunyai tugas :
5. Kepengurusan yang dibekukan diambil alih oleh pengurus setingkat lebih tinggi a. Memimpin jalan organisasi sehari-hari sesuai dengan kebijakan yang
dengan tugas mempersiapkan penyelenggaraan permusyawaratan yang akan ditentukan oleh Pengurus Syuriyah.
memilih pengurus baru. b. Melaksanakan program jam’iyah Nahdlatul Ulama
Pasal 57 Pasal 60
1. Rapat Koordinasi Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Besar untuk 1. Konferensi Cabang adalah instansi permusyawaratan tertinggi untuk tingkat
melaksanakan koordinasi atas suatu masalah atau kewajiban organisasi yang Cabang, dihadiri oleh Pengurus Cabang, utusan Majelis Wakil Cabang dan
mendesak. Pengurus Ranting yang ada di daerahnya, terdiri dari Syuriyah dan
2. Rapat Koordinasi Nasional dapat diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai Tanfidziyah.
dengan keperluan. 2. Konferensi Cabang diadakan atas undangan Pengurus Cabang atau atas
3. Rapat Koordinasi Nasional dihadiri ileh Pengurus Besar dan Pengurus permintaan sekurang-kurangnya separuh dari jumlah Majelis Wakil Cabang
Wilayah. dan Ranting didaerahnya.
3. Konferensi Cabang membicarakan pertanggungjawaban Pengurus Cabang,
BAB XX menyusun rencana kerja 5 (lima) tahun, memilih Pengurus Cabang dan
PERMUSYAWARATAN TINGKAT DAERAH membahas masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan apada
umumnya, terutama yang terjadi di Cabang yang bersangkutan.
Pasal 58 4. Pengurus Cabang membuat Rancangan Tata Tertib Konferensi, termasuk
1. Konferensi Wilayah adalah instansi permusyawaratan tertinggi untuk tingkat Tatacara pemilihan Pengurus sebagaimana dimaksud Pasal 38 Anggaran
Wilayah, dihadiri oleh Pengurus Wilayah dan utusan Pengurus Cabangyang Rumah Tangga.
ada di daerahnya, terdiri dari Syuriyah dan Tanfidziyah. 5. Konferensi Cabang adalah sah apabila dihadiri oleh separuh dari jumlah
2. Konfernsi Wilayah diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun Majelis Wakil Cabang dan Ranting di daerahnya dan dalam pengambilan
3. Konferensi Wilayah diselenggarakan atas undangan Pengurus Wilayah atau keputusan, Pengurus Cabang sebagai lembaga dan tiap-tiap Majelis Wakil
atas permintaan sekurang-kurangnya separuh jumalh Cabang yang ada di Cabang dan Ranting yang hadir mempunyai hak 1 (satu) suara.
daerahnya.
4. Konferensi Wilayah membicarakan pertanggung jawaban Pengurus Wilayah, Pasal 61
menyusun rencana kerja 5 (lima) tahun, memilih Pengurus Wilayah yang baru 1. Musyawarah Kerja Cabang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang sekurang-
dan membahas masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan pada kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu periode kepengurusan.
umumnya terutama yang terjadi di wilayah bersangkutan. 2. Musyawarah Kerja Cabang dihadiri oleh Pengurus Pleno Cabang dan
5. Pengurus Wilayah membuat Rancangan tata tertib konferensi termasuk Pengurus Majelis Wakil Cabang di daerahnya.
didalamnya tata tertib pemilihan Pengurus Baru sebagaimana dimaksud Pasal 3. Musyawarah Kerja Cabang membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan
(37) Anggaran Rumah Tangga. Konferensi cabang, mengkaji perkembangan organisasi dan peranannya di
6. Konferensi Wilayah adalah sah apabila dihadiri oleh lebih separuh jumlah tengah masyarakat, membahas masalah keagamaan dan kemasyarakatan.
Cabang di daerahnya dan dalam pengambilan keputusan, Pengurus Wilayah 4. Dalam Musyawarah Cabang tidak diadakan pemilihan Pengurus baru.
Pasal 68
1. Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini
ditetapkan lebih lanjut oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
2. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah oleh Muktamar.
Ditetapkan di : Boyolali
Pada Tanggal : 18 Syawal 1425 H
01 Desember 2004 M
Drs. KH. A. Hafidz Utsman H.M. Rozy Munir, SE, MSc Drs. H. Taufiq Abdullah
Ketua Wk. Ketua Sekretaris
Tim Perumus : 34