Skripsi Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X Dan Xi Di Man I Kota Madiun
Skripsi Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X Dan Xi Di Man I Kota Madiun
Oleh :
YOLANDA FITRIA IMASARI
NIM : 201302111
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS
X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Oleh :
YOLANDA FITRIA IMASARI
NIM : 201302111
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS
X DAN XI DI MAN 1 KOTA MADIUN
Oleh :
YOLANDA FITRIA IMASARI
NIM : 201302111
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi dan dinyatakan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Dewan Penguji :
2. Penguji 1
Sri Ratna K S.Kep.Ns.M.Kes : .......................................
3. Penguji 2
Hariyadi S Kep.M.Pd : .......................................
Mengesahkan,
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik – baiknya. Skripsi ini saya persembahkan
sebagai wujud terima kasih yang tak terhingga saya kepada :
1. Kedua orangtua saya Pak Marsongko , Bu Sri Nurinda ,teman saya Vaolla
Amelia,Claratika,Dina,Devita, saudara saya Bu Lilik, teman dekat saya Agus
Saputra dan semua yang telah mendoakan, memberikan semangat, motivasi
dan tentunya materi sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu
2. Dosen Pembimbing saya , Ibu Sri Ratna Koesomawati S.Kep.Ns.M.Kes ,
Bapak Hariyadi S.Kep.M.Pd, Ibu Sessaria Betty, S.Kep.Ns.M.Kes, yang
senantiasa membimbing dan memberikan segala waktu, tenaga, dan upaya
sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
3. Kalian teman sebimbingan aku Devi Kurnia,Resta,Ella, serta teman – teman
seperjuangan Angkatan 2013 untuk semua doa ,bantuan dan dukungannya.
Tidak pernah menyesal mengenal kalian, bakal kangen sama kalian semua.
4. Kepala sekolah MAN 1 Kota Madiun Pak Drs Imam Tafsir M.Pd yang telah
memberikan izin penelitian
5. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu namanya
v
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak
mengikuti Ujian Sidang
SKRIPSI
Menyetujui Menyetujui
Pebimbing II Pembimbing I
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
vi
HALAMAN PERNYATAAN
NIM : 201302111
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiridan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar
Sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum atau tidak
NIM. 201302111
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : yolandaimasari@gmail.com
3. SMPN 7 Madiun
4. SMAN 4 Madiun
viii
ABSTRAK
Yolanda Fitria Imasari
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa.
Dari masalah – masalah psikologis yang dialami remaja, kecemasan merupakan salah
satu masalah psikologis yang paling banyak dialami oleh remaja. Di Indonesia
menurut Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6 % untuk usia 15 tahun
ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala - gejala kecemsan dan depresi serta
gangguan kecemasan terkait jenis kelamin wanita sebesar 60 % lebih tinggi
dibandingkan pria. Kecemasan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi siklus menstruasi dengan mempengaruhi hormonal seorang remaja.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah hubungan antara tingkat kecemasan
dengan siklus menstruasi pada remaja putri.
Jenis penelitian ini adalah asosiasi ( faktor yang berhubungan ) dengan deain
penelitian cross sectional ( potong lintang ). Populasi studi adalah remaja putri di
MAN 1 Kota Madiun. Jumlah sampel adalah 95 siswi. Tingkat kecemasan terbukti
mempunyai hubungan dengan siklus menstruasi pada remaja putri di MAN 1 Kota
Madiun dengan hasil analisis Chi Square P < 0,05 atau P = 0,000 terbukti ada
hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi dengan hubungan yang
tergolong rendah dilihat dari hasil koefisien kotingensi sebesar 0,536.
Variabel tingkat kecemasan yang paling banyak ditemukan adalah tingkat
kecemasan ringan serta variabel siklus menstruasi yang paling banyak ditemukan
adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Dengan makin tinggi tingkat
kecemasannya siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Peningkatan informasi tentang
manajemen kecemasan serta monitoring kecemasan pada remaja sangat diperlukan
untuk menghindari terjadinya perubahan siklus menstruasi.
Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Siklus Menstruasi, Remaja Putri
ix
ABSTRACK
Yolanda Fitria Imasari
ANXIETY LEVEL RELATIONSHIP WITH MENSTRUAL CYCLE IN
ADOLESCENT GIRL OF CLASS X AND XI IN MAN 1 MADIUN CITY
Adolescence is the transition from puberty to adulthood. From the problem of
psychological problrms experienced by adolescents, anxy\iety is one of most
common psychological problrms experienced by adolescents. In Indonesia, according
to Riskesdas in 2013 showed that 6 % for the age of 15 years or over or about 14
million people in Indonesia experienced emotional mental disorders shown by
symtoms of anxiety and depression symtoms and anxiety disorders related to female
gender by 60 higher than men. Anxiety is one factor that can affect the menstrual
cycle by affecting a teens hormonal hormone. The purpose of this study is to know
whether there is a relationship between the level of anxiety with menstrual cycle in
youn women.
This research type is association ( related factor ) with cross sectional research
design( cut latitude ). Study population is young woman in MAN 1 madiuncity. The
amount of sample is 95 student. Level of anxiety prved to have relationship with
menstrual cycle in adolescent girl in munun city 1 with result of Chi Square analysis
p < 0,05 or p = 0,000 proved there is relation between level of anxiety with menstrual
cycle with relation which is being seen from result of coefficient kotingensi to 0,536.
The most common anxiety level variable is the mild anxiety level and the
most frequent menstrual cycle variable is irregular menstrual cycle. With the higher
level of anxiety the menstrual cycle becomes irregular. Increased informton about the
management of anxiety and adolescent anxiety monitoring is needed to avoid the
change of menstrual cycle.
Key words : Anxiety levels, Menstrual Cycle, MAN 1 Madiun City, Girl Adolescent
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan i
Sampul Dalam ii
Lembar Pengesahan iii
Lembar Persembahan iv
Lembar Persetujuan v
Lembar Pernyataan vi
Daftar Riwayat Hidup vii
Abstrak viii
Abstrack ix
Daftar Isi x
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran ixx
Daftar Singkatan xx
Daftar Istilah xxi
Kata Pengantar
xxix
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.3.1 Tujuan Umum 7
1.3.2 Tujuan Khusus 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Keslian Penelitian 9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan 10
2.1.1 Pengertian Kecemasan 10
2.1.2 Teori Kecemasan 11
2.1.3 Etiologi Kecemasan 12
2.1.4 Jenis Kecemasan 16
2.1.5 Gangguan Kecemasan 16
2.1.6 Proses Kecemasan 18
2.1.7 Dampak Kecemasan 21
2.1.8 Kepribadian Pencemas 22
2.1.9 Tingkatan Kecemasan 23
2.1.10 Gejala Klinis Kecemasan 25
2.1.11 Mekanisme Koping Kecemasan 29
2.1.12 Penatalaksanaan Kecemasan 29
xi
2.1.13 Pengukuran Kecemasan 32
2.2 Siklus Menstruasi 37
2.2.1 Pengertian Siklus Menstruasi 37
2.2.2 Stadium Menstruasi 37
2.2.3 Sistem Hormonal Menstruasi 40
2.2.4 Tahap - Tahap Menstruasi 41
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi 44
2.2.6 Gangguan Menstruasi 45
2.2.7 Fase Siklus Menstruasi 51
2.2.8 Macam Siklus Menstruasi 53
2.2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi 54
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian Remaja 57
2.3.2 Dinamika Masa Remaja 58
2.3.3 Ciri – Ciri Kejiwaan Dan Psikososial Remaja 60
2.3.4 Masa Transisi Remaja 62
2.3.5 Perubahan Kejiwaan Pada Masa Remaja 64
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual 65
3.2 Hipotesa Penilitian 66
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1 Rancang Bangun Penelitian 68
4.2 Populasi dan Sampel 69
4.3 Tehnik Sampling 71
4.4 Kerangka Kerja Penelitian 72
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 73
4.6 Instrumen Penelitian 76
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 76
4.8 Produser Pengumpulan Data 77
4.9 Teknik Analisis Data 80
4.10 Etika Penelitian 83
BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 85
5.2 Analisis Univariat 86
5.3 Analisis Bivariat 88
5.4 Pembahasan 89
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 97
6.2 Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 99
LAMPIRAN 101
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual 65
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian 72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
DAFTAR ISTILAH
xvii
Luteal : Bagian siklus menstruasi wanita yang ketiga
Lymbic System : Limbik sistem
Menometrogia : Pendarahan dalam masa antara 2 menstruasi.
Menoragia : Menstruasi yang berlebihan
Mittelschmerz : Nyeri saat ovulasi
Obsesiv Kompulsif : Obsesif kompulsif ( keinginan kuat perilaku teratur )
Olimenorea : Siklus menstruasi panjang
Ovulatoir : Bagian siklus menstruasi wanita yang kedua
Peritonium : Membran yang melapisi organ perut
Pervasive : Pervasif
Polimenorea : Siklus menstruasi pendek
Prevalensi : Prefalensi
Progesteron : Hormon yang dikeluarkan setelah ovulasi
Prostagladin : Zat yang dihasilkan oleh lemak dari organ manusia
Prostasiklin :Produksi dari prostagladin
Primitive : Primitif
Psikodinamik : Sub pokok bahasan psikologi pendidikan
Psikofarmaka : Obat yang berkhasiat terhadap system saraf pusat
Psikologis : Psikologi
Reedukatif : Membangkitkan pengertian tentang konflik jiwa
Regenerasi : Pembaruan
Rekonstruktif : Menyelami alam tak sadar melalui teknik
Serviks : Leher rahim
Simtom : Gejala
Spesifik : Khusus
xviii
Superego : Bagian dari etis atau moral kepribadian
Spilling Personality : Kepribadian yang meluap
Suportif : Memberi dukungan
xix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “ Hubungan
Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X dan XI Di
MAN 1 Kota Madiun ”. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,
saran dan dukungan moral kepada saya, untuk iru saya sampaikan ucapan terima
kasih kepada :
Mulia Madiun.
yang telah memberi petunjuk, koreksi dan saran sehingga terwujudnya skripsi
ini.
6. Keluarga dan teman-teman yang selalu bersama dalam suka dan duka dalam
xx
7. Kepala sekolah MAN 1 Kota Madiun Pak Drs Imam Tafsir M.Pd yang telah
memberikan izin penelitian
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Penyusun
NIM : 201302111
xxi
BAB 1
PENDAHULUAN
dewasa. Selama periode ini anak remaja banyak mengalami perubahan baik
masa remaja antara usia 16 atau 17 tahun dan berakhir pada usia 21 tahun.
salah satu masalah psikologis yang paling banyak dialami oleh remaja. Dalam
perempuan Indonesia pada tahun 2013 yang berusia 15-19 tahun sebanyak
10.729.820 orang dan yang berusia 20-24 tahun sebanyak 10.453.214 orang.
1
penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18 % dari jumlah penduduk.
di Amerika adalah sekitar 42 juta atau sekitar 8,1 % orang hidup dengan
MAN 1 Madiun didapat jumlah siswi kelas X dan kelas XI sejumlah 124
data tentang tingkat kecemasan di dapatkan pula data siswi tentang siklus
2
menstruasinya terdapat 11 siswi yang siklusnya teratur, 3 siswi yang siklusnya
yaitu limbik system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom
implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh,
darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara
3
periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi
menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan
berkisar antara 21–32 hari dan hanya 10–15% yang memiliki siklus
menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3–5 hari, ada yang 7–8 har
menstruasi antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress dan kecemasan, diet,
4
kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan menghadapi serangkaian
dengan stres (p < 0,05) obesitas p sebesar 0,047, p stres sebesar 0,006.
5
kebidanan Poltekes Bhakti Mulia Sukoharjo sejumlah 60 orang dari
6
1.2 Rumusan Masalah
“Adakah hubungan antara tingkat kecemasan pada masa remaja dengan siklus
remaja putri.
7
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi Responden
Dapat memberi informasi serta menambah wawasan bagi remaja putri tentang
Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang yang memiliki
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri
atas masukan yang berasal dari berbagai pihak serta jurnal yang berhubungan,
belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat
kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan
8
bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata di
jawabkan sepenuhnya.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak
nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan
perilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, fobia tertentu .
Sedangkan cemas adalah emosi tanpa objek yang spesifik, penyebabnya tidak
menyenangkan yang ditandai oleh rasa ketakutan serta gejala fisik yang
stress yang normal dan sesuai, tetapi menjadi patologis bila tidak sesuai dengan
tingkat keparahan stress, berlanjut setelah stressor menghilang, atau terjadi tanpa
10
dalam menilai realistis masih baik, kepribadian masih tetap utuh tidak mengalami
dalam batas – batas normal. Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “ anxiety “
berasal dari Bahasa Latin “ angustus “ yang berarti kaku dan “ angoanchi” yang
melindungi ego karena kecemasan member sinyal kepada kita bahwa ada bahaya
dan kalau tidak dikalukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat
gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang yang
kepribadian pencemas bersiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari
Freud yakin bahwa kecemasan neurotis merupakan akibat dari konflik yang tidak
disadari antara impuls id (terutama seksual dan agresif) dengan kendala yang
11
Teori belajar sosial tidak memfokuskan diri pada konflik internal tetapi pada cara-
belajar.
menghadapi situasi yang tampak berada di luar kendali mereka . Perasaan tidak
berdaya dan tidak mampu mengendalikan apa yang terjadi merupakan pokok dari
1) Teori Psikoanalisis
2) Teori Interpersonal
12
kehilangan atau perpisahan yang menyebabkan seseorang tidak
3) Teori Perilaku
yang berat pada masa dewasanya. Sementara para ahli teori konflik
menimbulkan konflik.
4) Teori Keluarga
dan depresi.
5) Teori Biologi
13
Bahwa otak mengandung reseptor spesifik untuk
(Nursalam, 2015).
2. Lingkungan hidup
3. Keuangan
14
Masalah keuangan dalam kehidupan sehari-hari ternyata
4. Perkembangan
baik.
5. Faktor keluarga
pencapaian kebutuhan.
6. Trauma
15
2.1.4 Jenis Kecemasan
1. Kecemasan Rasional
dasariah kita.
2. Kecemasan Irrasional
3. Kecemasan Fundamental
2016).
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat
secara intensif ditampilkan dalam cara – cara yang jelas. Ada beberapa
1. Fobia Spesifik
16
Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
2. Fobia Sosial
dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau
3. Gangguuan Panik
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada
gangguan panic antara lain seperti sulit bernafas, jantung berdetak kencang,
mual, rasa sakit di dada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang
kecacatan.
17
2.1.6 Proses Kecemasan
1. Faktor Predisposisi
1) Teori Psikoanalitik
ada bahaya.
18
tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk memperoleh
menghindari kepedihan.
3) Teori Keluarga
4) Teori Biologis
2. Faktor Presipitasi
19
1) Ancaman terhadap integritas fisik
keseluruhan.
20
2.1.7 Dampak Kecemasan
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur dan
2. Simtom kognitif
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif
3. Simtom motori
gugup kegiatan motor tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki
menetuk-ngetuk dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-
21
kepribadian pencemas, yaitu antara lain cemas, khawatir, tidak tenang,
panggung ).
7. Sering kali mengaluh ini dan itu (keluhan – keluhan somatik), khawatir
(dramatisir)
10. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang – ulang.
kemampuan individu yang ada da dari dalam dan luarnya maupun dari
22
1. Kecemasan Ringan
serta kreatifitas.
a. Individu waspada
c. Menajamkan indra
2. Kecemasan Sedang
mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih
23
3. Kecemasan Berat
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat
berfikir pada hal yang lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi
b. Perhatian hanya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat
4. Panik
dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama
24
b. Detil perhatian hilang.
atau goyah, sesak nafas, merasa tersedak, nyeri dada, mual, distress
a. Gejala Fisik
a) Ketegangan motorik seperti gemetar, gugup, nyeri otot, dan mudah lelah
f) Sering berkemi
25
b. Gejala Psikologis
c) Sulit berkonsentrasi
e) Sulit tidur
f) Mudah tersinggung
g) Hipersensitif
- Kecemasan Ringan
a. Gejala Fisik
d) Mulut berkerut
e) Bibir gemetar
b. Gejala Psikologis
a) Presepsi meluas
d) Gelisah
26
f) Suara terkadang tinggi
- Kecemasan Sedang
a. Gejala Fisik
c) Mulut kering
d) Anoreksia
e) Diare
f) Konstipasi
b. Gejala Psikologis
a) Presepsi menyempit
d) Gerakan tersentak
e) Meremasi tangan
g) Insomnia
i) Gelisah
- Kecemasan Berat
a. Gejala Fisik
a) Nafas pendek
27
b) Tekanan darah dan nadi naik
c) Berkeringat
d) Sakit kepala
e) Penglihatan kabur
f) Ketegangan
b. Gejala Psikologis
c) Perasaan terancam
d) Verbalisasi cepat
e) Blocking
- Panik
a. Gejala Fisik
a) Nafas pendek
d) Ketegangan
b. Gejala Psikologis
b) Hilangnya rasional
28
e) Menurunnya hubungan dengan orang lain
1. Menyerang
2. Menarik diri
3. Kompromi
psikoreligius.
29
c. Cukup olahraga
d. Tidak merokok.
2. Terapi psikofarmaka
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti
3. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
4. Psikoterapi
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
30
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
stressor.
kecemasan.
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
5. Terapi psikoreligius
skala kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Alat ukur ini
terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing – masing kelompok dirinci lagi
31
1. Perasaan cemas
- Firasat buruk
- Mudah tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa tegang
- Lesu
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada gelap
- Ditinggal sendiri
4. Gangguan tidur
32
- Tidur pulas
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
- Sukar konsentrasi
- Sering bingung
- Kehilangan minat
- Sedih
- Nyeri otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemelutuk
8. Gejala sensorik
- Telinga berdenging
- Penglihatan kabur
33
- Muka merah atau pucat
- Merasa lemah
9. Gejala kardiovaskuler
- Berdebar – debar
- Nyeri di dada
- Perasaan tercekik
- Sulit menelan
- Mual mutah
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
34
- Nyeri lambung sebelum atau sesudah makan
- Sering kencing
- Frigiditas
- Mulut kering
- Muka kering
- Mudah berkeringat
- Gelisah
- Tidak tenang
- Muka merah
35
Masing- masing kelompok gejala diberi penilaian angka skor antara 0-4, yang
3. 2 = gejala sedang (tampak 2 gejala atau setengah gejala yang muncul dari
4. 3 = gejala berat (tampak lebih dari 2 gejala yang muncul atau lebih dari
sseorang yaitu :
2. 6 - 14 = kecemasan ringan
3. 15 - 27 = kecemasan sedang
Mentruasi atau mens atau haid atau datang bulan adalah pendarahan yang
terjadi seca berulang setiap bulannya (kecuali saat kehamilan) pada uterus
36
seorang wanita dikarenakan adanya proses deskuamasi atau peluruhan dinding
adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya
basale. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah
banyak keluar, fermen tidak mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam
peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel
kira 0,5 mm. Stadium ini sudah melai saat stadium menstruasi dan
37
3. Stadium intermenstrum atau stadium proliferasi
tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga
hari haid. Pada saat ini pengkatan FSH yang memicu terjadinya
lapisan baru pada uterus. Ketika folikel telah matang, folikel ensekresikan
terjadinya letupan pada folikel agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah
acak. Pada beberapa wanita, ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang
disebut mittelschmerz akibat ada cairan yang terbebas dari folikel yang
38
4. Stadium praementruum atau stadium sekresi
Stadium sekresi ini beralangsung pada hari ke 14-28 dari haid pertama.
meningkatkan suhu basal sekitar 0,50F. BIla fertilisasi terjadi, embrio akan
mengalir ke dalam kavum uteri dan berimpantasi 6-12 hari setelah ovulasi.
otot uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari
uterus dari dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana
39
2.2.3 Sistem Hormonal Menstrasi
dan LH.
3. LH (Lutenzing Hormone)
4. Estrogen
5. Progesterone
40
bertahan apabila terjadi pembuahan dan siap menerima hasil konsepsi oleh
berimplantasi.
Adalah hormone yang dihasilkan oleh sel stroma dalam endometrium dan
1. Fase Proliferasi
sedekit, sempit, lurus, dan dilapisi sel kuboid dan stromanya padat. Fase
berjalan lurus, tetapi pada lapisan medial dan superficial arteri berubah
41
suplai darah pada endometrium yang terus tumbuh hingga menjadi tidak
tertentu.
2. Fase Luteal
Adalah masa dimana endometrium berada dalam tahap sekresi dan siap
pada awal dan akhir masa reproduksi. Perubahan ini terjadi pada 2 hari
vakuol sekretorik, yang kaya akan glikogen, tampak di dalam sel – sel
tersebut terdapat di bagian basal dan menggeser inti se kea rah superfisal.
42
3. Fase iskemia
43
4. Fase Menstruasi
1. Faktor Hormon
2. Faktor Enzim
3. Faktor Vaskular
44
akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan
4. Faktor Prosagladin
Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa remaja.
Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada pasien
maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah ini
(Prawiroharjo, 2007).
berikut :
lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8
2) Hipomenora
45
2. Gangguan siklus menstruasi
1) Polimenorea
a. Pengertian
panjang siklus haid klasik yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya,
b. Penyebab
- Endometriosis
c. Pengobatan
prosterogen.
46
2) Olimenorea
a. Pengertian
amenorrhea sekunder.
b. Penyebab
c. Pengobatan
47
3) Amenorea
a. Pengertian
hiperling. Kasus tidak haid ada yang primer kalau sejak awal
haid, kemudian tiga bulan berturut – turut mens tak datang lagi.
b. Penyebab
48
atau kegagalan ovarium premature. Amenore hipotalamus terjadi
yang atlet, penari balet seperti, skaters sosok dan pelari. Apa yang
amenore.
c. Pengobatan
49
mengurangi stress, obat – obattan, operasi untuk memperbaiki
1) Menometroragia
1) Dismenorea
dokter.
2) Sindroma prahaid
50
sampai menstruasi berhenti. Keluhan terdiri atas gangguan
emosional.
1. Fase Folikuler
Fase ini dimulai dari hari ke01 hingga saat sebelum kadar LH
perkembangan sel telur, meningkat dan terjadi pelepasan sel telur atau
masing – masing mengandung satu sel telur. Hanya satu folikel yang
akan terus tumbuh dan yang lainnya akan hancur. FSH adalah hormon
melepaskan telur yang dibuahi saat ovulasi (pelepasan sel telur), dan
hormone estrogen. Pada suatu siklus, sebagian indung telur terdiri dari
51
tiga lapisan. Lapisan yang paling atas dan lapisan tengah adalah bagian
dan menghasilkan sel – sel baru untuk membentuk kedua lapisan yang
pendarahan yang hebat. Setiap kali haid, dara yag hilang sebanyak 28
– 283 gram.
2. Fase Ovulatoir
pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat terjadi pelepasan sel telur
ini, beberapa perempuan sering merasakan nyeri yang hebat pada perut
bagian bawah. Nyeri ini akan terjadi selama beberapa menit hingga
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah pelepasan sel telur dan dan berlangsung
selama 14 hari. Setelah melepaskan sel telur, folikel yang pecah akan
52
cukup besar. Hormon progesteron ini akan menyebabkan suhu tubuh
meningkat. Ini terjadi selama fase luteal dan akan terus tinggi sampai
siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu badan ini dapat digunakan
akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai. Ini akan terus terajdi
lain :
a. Siklus Pendek
Jika siklus enstruasi berlangsung setiap 18 -23 hari dihitung dari hari
b. Siklus Normal
c. Siklus Panjang
53
Jika siklus menstruasi berlangsung setiap 33-35 hari dihitung dari hari
2015 ).
terjadi perubahan
Apabila siklus menstruasi yang terjadi diluar keadaan normal atau dengan
kata lain tidak berada pada interval pola menstruasi dengan rentang
dalam jangka waktu 3 bulan terjadi siklus menstruasi tidak normal maka
1) Berat Badan
54
dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat
2) Aktivitas Fisik
serum estrogen.
tubuh. Jumlah hormon dalam darah yang terlalu banyak inilah yang dapat
55
fluktuasi kadar FSH dan LH sehingga lam proses proliferasi dan sekresi
pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui tranmisi saraf,
4) Diet
56
pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun).
dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan
2013 ).
2.3 Remaja
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11 – 14 tahun), remaja
menengah (15 – 17 tahun), dan remaja akhir (18 – 21 tahun). Definisi ini
57
kemudian disatukan dalam terminology kaum muda yang mencakup usia 10 -
24 tahun.
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
sampai 20 – 21 tahun.
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh cirri perubahan pada penampilan fisik dan
yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah
masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Golongan umur ini
penting karena menjadi jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju
dewasa. Selama periode ini, anak remaja banyak mengalami perubahan baik
secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Menurut Irianto 2015 rentang usia
58
remaja ini biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu masa remaja awal 12-15
tahun, masa remaja pertengahan 15-8 tahun, dan masa remaja akhir 18-21
1. Remaja Awal
2. Remaja Tengah
59
d. Ingin mendapatkan kebebasan sikap, pendapat, dan minat.
3. Remaja Akhir
60
tokoh di luar lingkungan keluarganya, yaitu : guru, figure ideal yang
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat
remaja.
kepercayaan diri.
61
2. Usia Remaja Penuh (16-19 Tahun)
Sering kali remaja menunjakkan minat pada suatu tugas tertentu yang
Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan cita-
cita.
Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi
tersebut menurut Gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai
berikut.
62
1. Transisi fisk berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh.
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak – anak, tetapi belum
melmun, dan sedih, tetapi di lain sisi akan gembira, tertawa, ataupu
marah – marah.
nilai-nilai yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari nilai
sendiri.
63
Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai
mencoba hal yang baru. Perilaku ingin mencoba ini sangat penting
64
BAB 3
Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecemasan `Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
1. Hubungan Interpersonal Siklus Menstruasi
2. Lingkungan Hidup
3. Keuangan 1. Berat Badan
4. Perkembangan 2. Aktivitas Fisik
5. Keluarga 3. Stres da Kecemasan
6. Trauma 4. Diet
5. Paparan Lingkungan dan Kondisi Kerja
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada
bebas dengan variabel terikat (Iskandar, 2008). Dalam penelitian ini kecemasan
kecemasan berat, serta kecemasan itu sendiri dibagi menjadi beberapa faktor antara
dan t rauma. Tingkat kecemasan berhubungan dengan siklus menstruasi terdiri dari
siklus teratur dan siklus tidak teratur. Siklus menstruasi disebabkan oleh beberapa
faktor yang berpengaruh antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress dan kecemasan,
alternative) dan hipotess statistik (hipotesis null). Artinya jika hipotesis statistik
66
(Dharma, 2011). Dalam penelitian ini Ha ( hipotesis alternatif atau hipotesis
67
BAB 4
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
proses penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, metode penelitian harus diuraikan
data, analisi data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian (Dharma,2011).
menentukan faktor apakah yang terjadi sebelum atau bersama – sama tanpa adanya
suatu intervensi dari peneliti. Rancangan yang dipergunakan bisa menggunakan cross
sectional atau jenis rancangan lainnya seperti kohort, case control ( Nursalam, 2016 ).
desain penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel
dimana variabel independen dan variabel dependen diidentifikasi pada satu waktu
analitik. Penelitian analitik adalah penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar
68
variabel yang deteliti. Hubungan antar variabel ini ditentukan berdasarkan uji statistik
( Nursalam, 2016 ).
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan ( Nursalam, 2016 ). Dalam penelitian ini populasi berjumlah 124 siswi
terdiri dari siswi kelas X dan siswi kelas XI MAN 1 Kota Madiun.
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada ( Nursalam, 2016 ).
Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 95 orang. Perhitungan ini
diperoleh dari rumus menghitung sampel yang populasinya kurang dari 1000 orang.
n= 2
= 2
= 95
Keterangan :
69
n = jumlah sampel
N= jumlah populasi
a. Kriteria Inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus
b. Kriteria Eksklusi
( Nursalam, 2016 ).
70
4.3 Tehnik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik sampling merupakan cara – cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar memperoleh sampel yang benar – benar sesuai dengan keseluruhan
sampel yang tidak dilakukan secaa acak ) yaitu purposive sampling yaitu suatu
metode pemiliha sampel yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu
yang ditentukan oleh peneliti. Seseorang dapat dijadikan sebagai sampel karena
71
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Sampel
Sebagian remaja putri kelas X dan XI sebanyak 95 responden
Sampling
Purposive sampling
Pengumpulan Data
Kuisoner
Pengolahan Data
Editing, coding, tabulating, scoring
Analisa data
Korelasi sederhana
4.1 Gambar Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada
72
4.5 Variabel Penelitian dan Defnisi Operasional Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
dirasakan remaja putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota Madiun selama ini
Nursalam, 2016 ).
Siklus menstruasi yang diteliti dalam penelitan ini adalah siklus menstruasi
terakhir yang terjadi pada remaja putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota
73
adalah siklus menstruasi yang diantaranya adalah siklus teratur dan siklus
tidak teratur.
Definisi Operasional
74
13. Gejala
otonom
14. Tingkah laku
Siklus waktu sejak Penilaian siklus Kuisoner Nominal Pertanyaan
Menstruasi hari pertama menstruasi terdiri Siklus 1. Siklus teratur 21 –
menstruasi dari : Menstruasi 35 hari = skor 0
2. Siklus Tidak
sampai 1. Siklus Teratur
teratur = skor 1
datangnya 2. Siklus Tidak
Teratur - < 21 hari
menstruasi
( polimenorea )
periode
- > 35 hari (
berikutnya,
olimenorea )
sedangkan
- 90 hari / 3 bulan (
panjang siklus
amenorea )
menstruasi
adalah jarak
antara tanggal
mulainya
menstruasi
yang lalu dan
mulainya
menstruasi
berikutnya.
Siklus
menstruasi
yang diteliti
dalam
penelitan ini
adalah siklus
menstruasi
terakhir remaja
putri kelas X
dan XI di
MAN 1 Kota
Madiun 3
bulan terakhir
4.1 Tabel Definisi Operasional Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja
Kueisoner adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item
pertanyaan tersirat. Kedua kuesoner tersebut tidak dilakukan uji validitas dan
uji realiabilitas karena kuesoner HARS dan siklus menstruasi sudah baku serta
proposal setelah itu pengumpulan data dilakukan bulan januari hingga april
76
penelitian di MAN 1 kota Madiun dimulai bulan Mei hingga penelitian selesai
dilakukan.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
(Nursalam,2016). Setelah mendapat ijin dari Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun dan Kepala Sekolah MAN 1 Kota Madiun, peneliti mengadakan dengan
sampel besar dibagi dalam 3 sesi untuk setiap sesi diberi waktu 30 menit termasuk
didalamnya antara lain membagikan lembar kuisoner, menjelaskan tujuan dan cara
pengisian serta pengisian kuisoner dari responden setelah waktu habis kemudian
diambil oleh peneliti dan mengoreksi apakah semua soal pada lembar sudah diisi
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah – langkah yang harus ditempuh,
di antaranya :
1. Editing
77
Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali
apakah isian pada lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya
tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau
checklist sudah diisi sesuai petunjuk yang telah ditentukan yang meliputi:
2. Coding
Data demografi
Kelas:
78
1= X 2=XI
3. Scoring
2 = gejala sedang ( tampak 2 gejala atau setengah gejala yang muncul dari
3 = gejala berat ( tampak lebih dari 2 gejala yang muncul atau lebih dari
6 - 14 = kecemasan ringan
79
15 - 27 = kecemasan sedang
4. Tabulating
2011). Dalam penelitian ini tabulasi terdiri dari hasil data kuesioner tingkat
Analisa data merupakan pengolahan data dan menganalisa data dengan tekhnik
tertentu (Notoatmodjo,2010).
1. Analisa Univariat
Distribusi frekuensi dalam penelitian ini untuk data kategorik sebagai berikut :
P =∑f/N X 100%
80
Keterangan
P : Presentase
N : Jumlah Populasi
F : Frekuensi Jawaban
yang menetapkan pusat dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah untuk
menemukan skor single yang paling khusus atau paling representatif dalam
Keterangan :
xi = data
2. Median
Median adalah suatu nilai yang membagi distribusi data menjadi dua bagian
yang sama besar atau suatu nilai yang menbagi 50% frekuensi bagian atas dan
50% frekuensi bagian bawah, sehingga frekuensi yang terdapat di atas sama
Me =
81
Keterangan :
Xe : Banyaknya data
Modus merupakan suatu nilai yang paling sering muncul ( nilai dengan
2. Analisa Bivariat
menguji hipotesa yang digunakan adalah uji chi square dengan skala
dilakukan pada remaja puti kelas X dan XI MAN 1 Madiun. Melalui uji chi –
SPSS for windows. Selanjutnya ditarik pada kesimpulan bila P lebih kecil dari
hubungan bermakna antara variabel dependen dan independen dan jika P lebih
2013).
82
Rumus Chi Square menurut Priyatno (2010)
2
k
( f0 fh )2
i 1 fh
Keterangan :
f0 : banyaknya observasi
83
1. Inform Conset (Lembar persetujuan menjadi responden)
2. Anominity(Tanpa Nama)
nama yang diisi oleh subyek, lembaran tersebut hanya diisi nomer kode
tertentu.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
84
BAB 5
MAN 1 Kota Madiun yakni salah satu SMA ( Sekolah Menengah Atas )
negeri yang berada di kota Madiun. Lokasinya ada di Jalan Soekarno Hatta 68 B
Demangan Kota Madiun, Jawa Timur Indonesia. Sekolah ini merupakan sekolah
negeri yang berbasis Madrasah Aliyah yaitu sekolah dimana terdapat tambahan
pelajaran tentang agama di dalamnya. Jumlah kelas yang dimiliki sekolah ini
terdapat 2 kelas setiap jenjang tingkatan dan jurusan seperti untuk jurusan IPA
terdapat IPA 1, IPA 2. Di sekolah ini terdapat kelas X, XI dan XI yang rata – rata
jumlah siswa putri lebih banyak dari pada siswa laki – laki.
Jurusan yang terdapat di sekolah ini ada 3 yaitu IPA, IPS serta Agama.
Sekolah ini dilengkapi dengan kantin, lapangan, ruang guru, UKS, tempat ibadah,
aula, serta beberapa ruang kelas yang mengitari lapangan yang berada
ditengahnya serta tampak segar karena di setiap sudut terdapat tamanaan hijau
85
5.2 Analisis Univariat
Data umum atau data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli. Data diperoleh dapat berupa opini , data demografi, hasil observasi (
Sugiyono, 2012 ). Dalam penelitian ini yang termasuk data umum adala umur
putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota Madiun merupakan remaja penuh berumur
16 – 19 tahun sebanyak 89 siswi ( 93,7 % ) dan sebagian kecil remaja putri kelas
86
Sumber : Data Umum Hasil Penelitian bulan Mei 2017
Data khusus atau data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
peniliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dari arsip yang
yang termasuk data khusus adalah tingkat kecemasan remaja putrid dan siklus
87
2. Karakteristik responden remaja putri berdasarkan siklus menstruasi
tidak teratur sebanyak 52 siswi ( 54,7 % ) dan sebagian kecil merupakan siklus
Tabel 5.5 Distribusi Tabel Silang Frekuensi Tingkat Kecemasan Dengan Siklus
88
Tabel diatas menunjukkan hasil analisis terbanyak antara tingkat kecemasan
dengan siklus menstruasi teratur diperoleh tidak ada kecemasan terbanyak adalah
terbanyak adalah siklus menstruasi tidak teratur sebesar 26 siswi ( 27,4% ), serta
kecemasan berat terbanyak adalah siklus menstruasi tidak teratur sebesar 2 siswi (
dan diolah menggunakan program statistic computer SPSS version 16.0. Hasil
analisis chi square tingkat keyakinan 95%, α = 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa P < α ( P < 0,05 ) dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi pada remaja
dengan analisis koefisien kotingensi adalah 0,536. Kriteria hubungan antara variabel
adalah bahwa semakin mendekati nilai 1, maka hubungan yang terjadi semakin erat
dan jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah. Karena nilai koefisien
kontingensi mendekati 1 maka berarti huubngan yang terjadi sedang. Hal ini dapat
diartikan bahwa antara variabel tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi pada
5.4 Pembahasan
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun didapatkan data bahwa tingkat kecemasan
89
terbanyak adalah tingkat kecemasan ringan yaitu sejumlah 58 siswi atau sebesar
61,1%. Sedangkan untuk tingkat kecemasan terendah yang ada di MAN 1 Kota
Madiun adalah tingkat kecemasan berat. Ditemukan dari 95 responden remaja putri di
MAN 1 Kota Madiun didapatkan data bahwa tingkat kecemasan terendah adalah
Masa remaja adalah peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa. Selama
periode ini anak remaja banyak mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis,
ataupun sosial. Individu dikatakan sudah memasuki masa remaja antara usia 16 atau
17 tahun dan berakhir pada usia 21 tahun. Dari masalah–masalah psikologis yang
dialami remaja, kecemasan merupakan salah satu masalah psikologis yang paling
banyak dialami oleh remaja. Dalam sebuah berita elektronik mengungkapkan bahwa
remaja masa kini lebih mudah mengalami kecemasan dibanding remaja pada generasi
sehingga remaja menjadi sensitif ( mudah menangis, tertawa, cemas dan frustasi ),
mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehigga mudah berkelahi
yang ada dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannnya, tingkat kecemasan
ataupun ansietas yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan
90
menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan
bahwa sebesar 6 % untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di
kecemasan karena proses perubahan kejiwaan pada masa remaja lebih lambat dari
pada perubahan fisik sehingga ditemukan sebagian besar siswi MAN 1 Kota Madiun
yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat kecemasan ringan..
dimiliki sehingga lebih dapat mengelola emosinya sehingga ditemukan hanya sebagin
kecil siswi MAN 1 Kota Madiun yang menjadi responden dalam penelitian ini
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun di dapatkan data bahwa siklus menstruasi
terbanyak adalah siklus menstruasi tidak teratur sejumlah 52 siwsi atau sebesar 54,7
%. Sedangkan didapatkan hasil siklus menstruasi terendah pada remaja putri di MAN
1 kota madiun adalah siklus menstruasi teratur. Pada remaja putrid di MAN 1 Kota
91
Madiun ditemukan sebanyak 43 siswi ( 45,3 % ) yang mengalami siklus menstruasi
implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui serviks dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu
dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi (Irianto, 2015).
diri Kecemasan sebagai rangsangan melalui sistem saraf diteruskan ke susunan saraf
pusat yaitu limbik system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom
melalui sistem prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel
adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi
92
berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21–32 hari dan
hanya 10–15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3–5
hari, ada yang 7–8 har (Proverati, 2009). Siklus menstruasi tidak teratur yaitu apabila
siklus menstruasi yang terjadi diluar keadaan normal atau dengan kata lain tidak
berada pada interval pola menstruasi dengan rentang kurang dari 21 hari
(polimenorea), lebih dari 35 hari (oligomenorea) serta rentang selama 90 hari atau
2016 pada wanita siklus menstruasi seringkali terjadi perubahan serta yang dimaksud
siklus menstruasi teratur adalah siklus menstruasi dengan rentang waktu 21 – 35 hari.
Berlangsung dengan siklus sama selama 3 bulan. Menurut Kusmiran, 2011 faktor
yang mempengaruhi siklus menstruasi antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress
siklus menstruasi serta didapatkan hasil sebagian besar siswi MAN 1 Kota Madiun
yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai siklus menstruasi tidak
teratur. Serta peneliti berpendapat bahwa kecemasan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi siklus menstruasi serta didapatkan hasil sebagian kecil siswi
MAN 1 Kota Madiun yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai siklus
menstruasi teratur.
93
5.4.3 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dan Siklus Menstruasi di MAN 1
Kota Madiun
menstruasi pada remaja putri kelas X dan XI di MAN 1 Kota Madiun menunjukkan
hasil analisis terbanyak antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi teratur
diperoleh tidak ada kecemasan terbanyak adalah siklus menstruasi teratur sebesar 9
siswi ( 9,5 % ), kecemasan ringan terbanyak adalah siklus menstruasi teratur sebesar
teratur sebesar 26 siswi ( 27,4% ), serta kecemasan berat terbanyak adalah siklus
Serta melalui uji analisis Chi Square diketahui nilai P adalah 0,000. Dengan
dapat disimpulkan bahwa P < α ( P < 0,05 ) dengan kata lain Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi
pada remaja putri di MAN 1 Kota Madiun. Serta nilai koefisien kontingensi adalah
adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi
berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21–32 hari dan
hanya 10–15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3–5
hari, ada yang 7–8 hari (Proverati, 2009). Menurut Kusmiran, 2011 faktor yang
94
mempengaruhi siklus menstruasi antara lain berat badan, aktivitas fisik, stress dan
rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbik
system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom (simpatis atau
satu faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi dilihat dari hasil tabulasi silang
dapat dilihat bahawa semakin tinggi tingkat kecemasan siklus menstruasi pada remaja
menjadi semakin tidak teratur. Serta dalam analisa chi square didapatkan P < 0,05
artinya terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi serta
dari hasil penelitian ini masyarakat dapat memahami bahwa menstruasi yang tidak
teratur dap disebabkan oleh kecemasan untuk itu untuk petugas kesehatan diharapkan
95
sehingga terjadinya siklus menstruasi yang tidak teratur dapat dihindari serta remaja
putri dapat mengenali gejala – gejala kecemasan sehingga siklus menstruasi tidak
96
BAB 6
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
2. Siklus menstruasi remaja putri di MAN 1 Kota Madiun sebagian besar merupakan
remaja putri di MAN 1 Kota Madiun serta hubungan tingkat kecemasan dengan
6.2 Saran
sebagai berikut:
Dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang akan mengembangkan
penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan tolak ukur bagi peneliti yang akan
97
2. Bagi Remaja Putri
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi remaja putri
terkait dengan siklus menstruasi dan tingkat kecemasan sebagai akibat dari siklus
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi petugas kesehatan
98
DAFTAR PUSTAKA
99
.2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Priyatno. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta : Media
Kom.
Proverawati. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yoyakarta : Nuha
Medika.
Rakhmawati. 2012. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Gangguan Siklus
Menstruasi Pada Wanita Dewasa Muda Di Kecamatan Tuntang kabupaten
Semarang
Sriati. 2008. Tinjauan Tentang Stres. Jati Jagor : Universitas Padjajaran Fakultas
Ilmu Keperawatan Jatinagor.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R & D. Bandung :
Alfabeta.
Tri Suwarni. 2015. Faktor Determinan Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Kebidanan Poltekes Bhakti Mulia Sukoharjo.
Wahyuningrum. 2016. Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Kebidanan Tingkat I dan II Poltekes Bhakti Mulia Sukoharjo.
100
LAMPIRAN 1
101
LAMPIRAN 2
( Informed Consent )
Dengan hormat,
NIM : 201302111
Adapun informasi yang Saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya dan saya
bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan merugikan saudara.
Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam
penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.
Peneliti Responden
NIM 201302111
102
LAMPIRAN 3
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X
Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya kecemasan pada remaja putri kelas X dan
1. Nama Lengkap :
2. Kelas :
3. Usia :
103
TINGKAT KECEMASAN – HARS
A. Penilaian :
Berilah tanda ( √ ) jika terdapat gejala tersebut yang terjadi pada remaja putri kelas
1) Perasaan cemas
□ Firasat buruk
□ Takut akan pikiran sendiri
□ Mudah tersinggung
2) Ketegangan
104
□ Merasa tegang
□ Lesu
□ Mudah terkejut
□ Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
□ Mudah menangis
□ Gemetar
□ Gelisah
3) Ketakutan
□ Pada gelap
□ Ditinggal sendiri
□ Pada orang asing
□ Pada binatang besar
□ Pada keramaian lalu lintas
□ Pada kerumunan banyak orang
4) Gangguan tidur
□ Sukar memulai tidur
□ Terbangun malam hari
□ Tidak pulas
□ Mimpi buruk
□ Mimpi yang menakutkan
5) Gangguan kecerdasan
□ Daya ingat buruk
□ Sulit berkonsentrasi
□ Sering bingung
6) Perasaan depresi
□ Kehilangan minat
□ Sedih
□ Bangun dini hari
□ Berkurangnya kesukaan pada hobi
105
□ Perasaan berubah – ubah sepanjang hari
7) Gejala somatik ( otot – otot )
□ Nyeri otot
□ Kaku
□ Kedutan otot
□ Gigi gemeretak
□ Suara tak stabil
8) Gejala sensorik
□ Telinga berdengung
□ Penglihatan kabur
□ Muka merah dan pucat
□ Merasa lemah
□ Perasaan ditusuk - tusuk
9) Gejala kardiovaskuler
□ Denyut nadi cepat
□ Berdebar – debar
□ Nyeri dada
□ Denyut nadi mengeras
□ Rasa lemah seperti mau pingsan
□ Denyut jantung hilang sekejap
10) Gejala pernapasan
□ Rasa tertekan di dada
□ Perasaan tercekik
□ Merasa napas pendek ( sesak )
□ Sering menarik napas panjang
11) Gejala gastrointestinal
□ Sulit menelan
□ Mual muntah
□ Berat badan menurun
106
□ Konstipasi atau sulit buang air besar
□ Perut melilit
□ Gangguan pencernaan
□ Nyeri lambung sebelum atau sesudah makan
□ Rasa panas di perut
□ Perut terasa penuh ( kembung )
12) Gejala urogenital
□ Sering kencing
□ Tidak dapat menahan kencing
□ Amenor ( menstruasi tidak teratur )
□ Frigiditas
13) Gejala vegetative ( otonom )
□ Mulut kering
□ Muka kering
□ Mudah berkeringat
□ Pusing ( sakit kepala )
□ Bulu roma berdiri
14) Apakah Remaja merasakan
□ Gelisah
□ Tidak terang
□ Mengerutkan dahi muka tegang
□ Tonus ( ketegangan otot meningkat )
□ Napas pendek dan cepat
□ Muka merah
Jumlah skor :
Kesimpulan :
107
□ Kecemasan ringan
□ Kecemasan sedang
□ Kecemasan berat
108
109
LAMPIRAN 4
JUDUL :
Kecemasan remaja
1. Perasaan cemas 1 1
2. Ketegangan 1 2
3. Ketakutan 1 3
pola istirahat
5. Gangguan kecerdasan 1 5
6. Perasaan depresi
7. Gejala somatic 1 6
8. Gejala sensorik 1 7
9. Gejala kardiovaskuler 1 8
11. Gastrointestinal
110
14. Perilaku sewaktu 1 12
wawancara 1 13
1 14
Teratur
2. Siklus Menstruasi
Tidak Teratur
- Polimeorea
- Olimenorea
- Ameorea
111
LAMPIRAN 5
Oleh :
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau
tidak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian
ini, silahkan anda menandatangani kolom yang tersedia.
Peneliti
NIM : 201302111
112
LAMPIRAN 6
113
LAMPIRAN 7
114
LAMPIRAN 8
115
LAMPIRAN 10
HASIL ANALISIS
GET
CROSSTABS
/TABLES=T.Kecemasan BY S.Menstruasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
116
Syntax CROSSTABS
/TABLES=T.Kecemasan BY S.Menstruasi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC
Dimensions Requested 2
Cases
Siklus Menstruasi
117
Teratur Tidak teratur
Total Count 43 52
118
% within Tingkat Kecemasan 45.3% 54.7%
Crosstabs
Chi-Square Tests
a
Pearson Chi-Square 38.214 3 .000
N of Valid Cases 95
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .91.
Symmetric Measures
N of Valid Cases 95
119
FREQUENCIES VARIABLES=T.Kecemasan S.Menstruasi
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
120
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=T.Kecemasan
S.Menstruasi
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
Tingkat
Kecemasan Siklus Menstruasi
N Valid 95 95
Missing 0 0
Frequency Table
121
Tingkat Kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Siklus Menstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
FREQUENCIES VARIABLES=Kelas
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
122
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MINIMUM MAXIMUM
SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
123
[DataSet1] E:\SKRIPSI KU BARU\SKRIPSI JADI\Spss Tendensi Sentral Kelas.sav
Statistics
Kelas
N Valid 95
Missing 1
Mean 10.5158
Median 11.0000
Mode 11.00
Variance .252
Range 1.00
Minimum 10.00
Maximum 11.00
Sum 999.00
Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
124
Missing System 1 1.0
Total 96 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=umur
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
125
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=umur
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MINIMUM MAXIMUM
SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM
/PIECHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
umur
N Valid 95
Missing 2
Mean 16.5579
Median 17.0000
Mode 17.00
Variance .632
Range 4.00
Minimum 15.00
Maximum 19.00
126
Statistics
umur
N Valid 95
Missing 2
Mean 16.5579
Median 17.0000
Mode 17.00
Variance .632
Range 4.00
Minimum 15.00
Maximum 19.00
Sum 1573.00
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
127
Total 95 97.9 100.0
Total 97 100.0
LAMPIRAN 11
LEMBAR REVISI
128
129
130
131
132
133
134
LAMPIRAN 12
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1. Pembuatan
dan konsul
judul
2. Penyusunan
Proposal
3. Bimbingan
Proposal
4. Ujian
Proposal
5. Revisi
Proposal
6. Pengambilan
Data
7. Penyusunan
dan Konsul
Skripsi
8. Ujian
Skripsi
135
LAMPIRAN 13
LEMBAR KONSULTASI
136
137
138
139
140
141
LAMPIRAN 14
142