Anda di halaman 1dari 24

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

5.1. 5.1.1

DATA UMUM Gambaran umum lokasi penelitian Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 April s/d 20 April 2011 di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. Penyajian data meliputi data umum dan data khusus. Data

umum yang terdiri dari karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, indeks prestasi dan alamat. Sedangkan data khusus meliputi pola belajar mahasiswa semester 1 ( satu ), nilai indeks prestasi mahasiswa dan hubungan antara pola belajar mahasiswa terhadap nilai indeks prestasi mahasiswa. Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah desain analitik korelasi dengan menggunakan metode cross sectional study dengan analisa tehnik uji statistik spearmen rho. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 1 di Prodi D III Keperawatan Universitas Bondowoso tahun 2010-2011 yang berjumlah 81 mahasiswa dengan jumlah responden sebanyak 67 responden. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso, merupakan salah satu sekolah kesehatan yang berdiri sejak tahun 2005 yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan bekerjasama dengan Universitas Bondowoso yang terletak di jalan Khairil Anwar Nomor 3b dengan lokasi yang berada di belakang Rumah Sakit Umum dr.

33

H. Koesnadi Bondowoso. Batas wilayah sebelah barat berbatasan dengan gedung PPNI Bondowoso, sebelah timur dengan RSU. dr. H. Koesnadi Bondowoso, selatan dengan persawahan, dan utara dengan perkampungan warga. Data umum dalam penelitian ini akan menyajikan data tentang karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, usia dan masa kerja.

5.1.2 1.

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Diagram 5.1 Karakteristik umur di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso


4% 3 Responden 6% 4 Responden

20 - 22 tahun 22 tahun 90% 60 Responden 20 tahun

Sumber : Data primer tahun 2011

Dari diagram 5.1 diketahui responden terbanyak adalah umur 20 22 tahun sebanyak 60 responden dengan prosentase 90 %. Sedangkan responden terendah adalah umur 22 tahun sebanyak 3 responden dengan prosentase 4%.

34

2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Diagram 5.2 Karakteristik jenis kelamin di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

45 % 30 Responden

55 % 37 Responden

Laki - laki Perempuan

Sumber : Data primer tahun 2011

Dari diagram 5.2 diketahui responden terbanyak adalah dengan jenis kelamin laki laki sebanyak 37 responden dengan prosentase 55 %. Sedangkan responden terendah adalah dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 30 responden dengan prosentase 45 %.

35

3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Karakteristik responden berdasarkan alamat responden di Prodi DIII

Keperawatan Universitas Bondowoso dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Diagram 5.3 Karakteristik alamat responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

34,3% 23 Responden

25,3 % 17 Responden DJR (Dekat Jalan Raya) KT ( Kota ) 23,8% 16 Responden

16,4% 11 Responden

JDJR (Jauh Dari Jalan Raya) DS (Desa)

Sumber : Data primer tahun 2011

Dari diagram 5.3 diketahui responden terbanyak adalah dengan tempat tinggal di Desa sebanyak 23 responden dengan prosentase 34,3 %. Sedangkan responden terendah adalah dengan tempat tinggal Jauh dari jalan raya sebanyak 11 responden dengan prosentase 16,4 %.

5.2.

DATA KHUSUS Data khusus pada penelitian ini menyajikan data yang meliputi pola

belajar mahasiswa semester 1 (satu), nilai indeks prestasi mahasiswa dan hubungan antara pola belajar mahasiswa terhadap nilai indeks prestasi mahasiswa di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. .

36

5.2.1. Karakteristik Pola Belajar Mahasiswa di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Karakteristik pola belajar mahasiswa di di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Diagram 5.4 Karakteristik pola belajar mahasiswa di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

29,8% 20 Responden 70,1 % 47 Responden Baik Sangat Baik

Sumber : Data primer tahun 2011

Dari diagram 5.4 diketahui responden terbanyak memiliki pola belajar baik sebanyak 47 responden dengan prosentase 70,1 %, sedangkan responden lain memiliki pengetahuan sangat baik yakni sebanyak 20 responden dengan jumlah prosentase 29,8 %. Dari pola belajar tersebut dilakukan tabulasi silang dengan umur, jenis kelamin, dan alamat. Identifikasi pola belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini.

37

Tabel 5.1 Tabulasi Silang Antara Pola Belajar Dengan Umur Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso Pola Belajar Jumlah No Umur Sangat Baik Baik Cukup Kurang 1 2 3 20 Tahun 20 22 Tahun 22 Tahun Total 1 44 2 47 % 1,5 65,7 3,0 70,1 3 15 2 20 % 4,5 22,4 3,0 29,9 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 4 59 4 67 % 6,0 88,1 6,0 100

N = 67 ; P = 0,447
Sumber : Data primer tahun 2011

Dari tabel 5.1 sebanyak 44 responden yang memiliki pola belajar sangat baik paling banyak terdapat pada responden yang memiliki umur 20 22 tahun dengan prosentase (65,7 %). Responden yang memiliki pola belajar baik dan sangat baik paling sedikit adalah pada umur 22 Tahun sebanyak 2 responden (3,0 %). Tidak ada responden yang memiliki pola belajar cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan umur diperoleh korelasi sebesar p = 0,447 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan umur responden.

38

Tabel 5.2 Tabulasi Silang Antara Pola belajar Dengan Jenis Kelamin Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso Pola Belajar Jumlah No Jenis Kelamin Sangat Baik Baik Cukup Kurang 1 2 Laki - Laki Perempuan Total 11 9 20 % 16,4 13,4 29,9 25 22 47 % 37,3 32,8 70,1 0 0 0 % 0 0 0 0 0 0 % 0 0 0 36 31 67 % 53,7 46,3 100

N = 67 ; P = 0,894
Sumber : Data primer tahun 2011

Dari tabel 5.2 responden dengan pola belajar terbanyak adalah pola belajar kategori baik yang terdapat pada responden dengan jenis kelamin laki laki sebanyak 25 responden (37,3 %) dan responden dengan pola belajar paling sedikit adalah pola belajar kategori sangat baik terdapat pada responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 9 responden (13,4 %). Tidak ada responden yang memiliki pola belajar cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan jenis kelamin diperoleh korelasi sebesar p = 0,894 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan jenis kelamin responden.

39

Tabel 5.3 Tabulasi Silang Antara Pola belajar Dengan Alamat Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Pola Belajar Jumlah No Alamat Sangat Baik 1 2 3 4 Dipinggir jalan raya Perkotaan Jauh dari jalan raya Pedesaan Total 5 5 3 7 20 % 10,64 10,64 6,4 14,9 29,9 11 12 8 16 47 Baik % 23,4 25,5 17 34 70,1 Cukup 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 Kurang 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 16 17 11 23 67 % 34 36,2 23,4 48,9 100

N = 67 ; P = 0,447
Sumber : Data primer tahun 2011

Dari tabel 5.3 responden dengan pola belajar terbanyak adalah pola belajar kategori baik dengan alamat rumah di pedesaan sebanyak 16 responden (34%). responden dengan alamat tempat tinggal pedesaan sebanyak 7 responden (14,9%) dan responden dengan pola belajar paling sedikit adalah pola belajar kategori sangat baik dengan alamat tempat tinggal jauh dari jalan raya sebanyak 3 responden (6,4%). Tidak ada responden yang memiliki pola belajar cukup maupun kurang.

Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan alamat tempat tinggal diperoleh korelasi sebesar p = 0,883 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan alamat tempat tinggal.

40

5.2.2. Karakteristik Indeks Prestasi Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Karakteristik Indeks Prestasi Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Diagram 5.5 Karakteristik Indeks Prestasi Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

23,4 % 11 Responden

Sangat Baik 76,6 % 56 Responden Baik

Sumber : Data primer tahun 2011

Dari diagram 5.5 diketahui responden terbanyak memiliki indeks prestasi baik sebanyak 56 responden dengan prosentase 76,6 %.Sedangkan responden paling sedikit memiliki indeks prsetasi sangat baik sebanyak 11 responden dengan prosentase 23,4%. Dari indeks prestasi tersebut dilakukan tabulasi silang dengan usia, jenis kelamin, dan alamat. Identifikasi indeks prestasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

41

Tabel 5.4 Tabulasi Silang Antara Nilai Indeks Prestasi Dengan Umur Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso Nilai Indeks Prestasi Sangat No Umur Baik 1 2 3 20 Tahun 20 22 Tahun 22 Tahun Total 0 11 0 11 % 0 16,4 0 16,4 4 48 4 56 % 6 71,6 6 0 0 0 % 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 4 59 4 67 % 6 88 6 100 Baik Cukup Kurang Jumlah

83,6 16,4

N = 67 ; P = 1,000
Sumber : Data primer tahun 2011

Dari tabel 5.4 responden terbanyak adalah dengan nilai indeks prestasi kategori baik sebanyak 48 responden ( 71,6 %) terdapat pada responden dengan umur 20 - 22 tahun dan responden yang paling sedikit adalah dengan nilai indeks prestasi baik sebanyak 4 responden ( 6% ) terdapat pada responden dengan umur 20 tahun dan 22 tahun.Tidak ada responden yang memiliki nilai indeks prestasi cukup maupu dan kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan umur diperoleh korelasi sebesar p = 1,000 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan umur.

42

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara Nilai Indeks Prestasi Dengan Jenis Kelamin Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso Nilai Indeks Prestasi Jumlah No Jenis Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kelamin % % % % % 1 2 Laki - Laki Perempuan Total 8 3 11 11,9 4,5 16,4 28 28 56 41,8 41,8 83,6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36 31 67 53,7 46,3 100

N = 67 ; P = 0,172
Sumber : Data primer tahun 2011

Dari tabel 5.5 responden yang memiliki nilai indeks prestasi paling banyak adalah kategori baik terdapat pada responden dengan jenis kelamin laki laki dan perempuan dengan jumlah sama yakni 28 responden ( 41,8%) dan responden yang memiliki nilai indeks prestasi paling sedikit adalah kategori

sangat baik terdapat pada responden dengan jenis kelamin perempuan dengan jumlah 3 responden (4,5 %). Tidak ada responden yang memiliki nilai indeks prestasi cukup maupun kurang.

Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan jenis kelamin diperoleh korelasi sebesar p = 0,172 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan jenis kelamin.

43

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Antara Nilai Indeks Prestasi Dengan Alamat Responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso Nilai Indeks Prestasi Jumlah No Alamat Sangat Baik Baik Cukup Kurang 1 2 3 4 Dipinggir jalan raya Perkotaan Jauh dari jalan raya Pedesaan Total 4 1 3 3 11 % 6,0 1,5 4,5 4,5 6,0 % 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 14 16 14 23 67 % 20,9 23,9 20,9 34,3 100

10 14,9 15 22,4 11 16,4 20 29,9 56 83,6

N = 67 ; P = 0,475
Sumber : Data primer tahun 2011

Dari tabel 5.6 responden yang memiliki nilai indeks prestasi dengan kategori baik paling banyak terdapat pada responden dengan alamat rumah pedesaan dengan jumlah 20 responden ( 29,9%) dan responden yang memiliki nilai indeks prestasi paling sedikit adalah kategori sangat baik terdapat pada responden dengan alamat rumah perkotaan dengan jumlah 1 responden ( 1,5 %). Tidak ada responden yang memiliki nilai indeks prestasi cukup maupun kurang.

Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan alamat rumah diperoleh korelasi sebesar p = 0,475 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan alamat rumah.

44

5.3. Hubungan Antara Pola Belajar Dengan Nilai Indeks Prestasi Mahasiswa Di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso Tabel 5.7 Tabel Tabulasi Silang Antara Pola Belajar Dengan Nilai Indeks Prestasi Mahasiswa Di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso Nilai Indeks Prestasi Jumlah No Pola Belajar Sangat Baik Baik Cukup Kurang 1 2 3 4 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Total 9 2 0 0 11 % 13,4 3,0 0 0 16,4 % 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 % 0 0 0 0 0 47 20 0 0 67 % 70,1 29,9 0 0 100

38 56,7 18 26,9 0 0 0 0

56 83,6

N = 67 ; P = 0,363
Sumber : Data primer tahun 2011

Dari tabel 5.7 menunjukkan hasil tabulasi silang antara tingkat pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. Sebanyak 38 responden dengan prosentase 56,7% memiliki pola belajar dan indeks prestasi sangat baik, sebanyak 2 responden dengan prosentase 3,0% memiliki pola belajar dan nilai indeks prestasi baik serta tidak ada responden yang memiliki pola belajar dan nilai indeks prestasi cukup dan kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso diperoleh korelasi sebesar p = 0,363 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa.

45

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1

POLA BELAJAR Berdasarkan data hasil penelitian dari tabel 5.1 tentang tabulasi silang

antara pola belajar dengan umur responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso diperoleh hasil sebanyak 44 responden yang memiliki pola belajar sangat baik paling banyak terdapat pada responden yang memiliki umur 20 22 tahun dengan prosentase (65,7 %). Responden yang memiliki pola belajar baik dan sangat baik paling sedikit adalah pada umur 22 Tahun

sebanyak 2 responden (3,0 %). Tidak ada responden yang memiliki pola belajar cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan umur diperoleh korelasi sebesar p = 0,447 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan umur responden. Menurut Prof.Dr.Oemar Hamalik dalam teori psikologi daya dan belajar yang menyebutkan bahwa jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berfikir, merasakan, kemauan dan sebagainya, agar daya daya itu berkembang maka daya-daya itu perlu dilatih,sehingga dapat berfungsi. Hasil uji korelasi ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Munandar yang menyebutkan suatu yang baru dapat berhasil diajarkan, jika taraf potensi jasmani rohaninya telah matang. Tidak adanya korelasi antara pola belajar dengan umur dapat disebabkan karena belajar merupakan kegiatan yang juga banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, keadaan fisiologis dan intelegensi. Keadaan fisiologis dapat mempengaruhi minat seseorang untuk belajar karena kondisi fisiologis yang baik akan sangat mendukung kegiatan belajar. Begitupula dengan faktor intelegensi,

46

seseorang dengan intelegensi yang sangat baik akan berpengaruh dalam mengambil keputusan tentang pola belajar, dan dapat memilih pola belajar apapun yang dia inginkan. Hal ini akan sangat berbeda dengan seseorang yang memiliki intelegensi kurang, yang akan jauh lebih terpola dan lebih selektif dalam menentukan pola belajar yang sesuai untuk memperoleh hasil yang maksimal dibandingkan seseorang dengan intelegensi yang sangat baik. Menurut asumsi peneliti, semakin meningkatnya umur seseorang, maka sudah seharusnya semakin baik pula pola belajar yeng digunakan, karena penambahan usia akan berdampak padsehingga dengan demikian dap penambahan pengalaman. Sehingga dengan demikian seharusnya responden belajar dari pengalaman sebelumnya, dan memilih pola belajar yang paling sesuai dengan dirinya Berdasarkan data hasil penelitian dari tabel 5.2 tentang tabulasi silang antara pola belajar dengan jenis kelamin responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso diperoleh hasil responden dengan pola belajar terbanyak adalah kategori baik dengan jenis kelamin laki - laki sebanyak 25 responden (37,3 %) dan responden dengan pola belajar paling sedikit adalah kategori sangat baik dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 9 responden (13,4 %). Tidak ada responden yang memiliki pola belajar cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan jenis kelamin diperoleh korelasi sebesar p = 0,894 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan jenis kelamin responden. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sardiman,2008, yang menyebutkan secara umum belajar dikatakan sebagai proses interaksi antara diri manusia ( id, ego, super ego ) dengan lingkungannya yang memungkinkan berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori serta belajar hanya dipengaruhi oleh faktor dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar di sini 47

adalah fungsi-fungsi panca indra, panca indra yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga. Perempuan memiliki tingkat emosional yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dimana perempuan lebih mudah meluapkan emosinya disaat

menghadapi stresor yang dirasa berat, dan hal ini berbeda dengan mahasiswa laki-laki yang lebih mudah mengontrol emosinya disaat menhadapi stresor. Sehingga hal ini menyebabkan tingkat ketahanan antara wanita dan pria berbeda. Dimana seorang pria akan lebih mudah untuk kembali berkonsentrasi kembali setelah menghadapi kegagalan karena tidak demikian dengan seorang wanita yang akan lebih mudah untuk bersikap menyerah pada kondisi kegagalan.,hal ini yang menyebabkan perbedaan yang signifikan antara pola belajar mahasiswa perempuan dengan mahasiswa laki-laki. Menurut asumsi peneliti, wanita seharusnya dapat mengontrol emosinya dalam upaya

meingkatkan pengetahuan, sehingga wantia mampu mengimbangi laki-laki dalam hal peningkatan pengetahuan. Berdasarkan data hasil penelitian dari tabel 5.3 tentang tabulasi silang antara pola belajar dengan alamat responden di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso diperoleh hasil responden terbanyak adalah dengan pola belajar kategori baik dengan alamat rumah di pedesaan sebanyak 16 responden (34%) dan responden dengan pola belajar paling sedikit adalah pola belajar kategori sangat baik dengan alamat tempat tinggal jauh dari jalan raya sebanyak 3 responden (6,4%). Tidak ada responden yang memiliki pola belajar cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan alamat tempat tinggal diperoleh korelasi sebesar p = 0,883 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan alamat tempat tinggal. 48

Menurut Sardiman,AM,2002, belajar adalah suatu proses interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis dan lingkungan untuk mencapai tujuan, yaitu adanya perubahan yang bersifat progressif (maju) dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Elliott et al ( 2000:332) menyatakan bahwa belajar juga dapat dirangsang dari luar ( eksternal ) seperti adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan kegitan belajar yang menarik. Lingkungan pedesaaan merupakan lingkungan yang sangat baik untuk melakukan konsetrasi dalam berfikir. Suasana pedeaan yang tentram, udara yang sejuk serta pemandangan alam yang indah, dapat membantu menurunkan tingkat stess jiwa, sehingga mempermudah seseorang untuk belajar dan berfikir.

6.2

NILAI INDEKS PRESTASI Berdasarkan data hasil penelitian dari tabel 5.4 jumlah responden

terbanyak adalah dengan nilai indeks prestasi kategori baik sebanyak 48 responden ( 71,6 %) terdapat pada responden dengan umur 20 - 22 tahun dan jumlah responden yang paling sedikit adalah dengan nilai indeks prestasi baik sebanyak 4 responden ( 6% ) terdapat pada responden dengan umur 20 tahun dan 22 tahun.Tidak ada responden yang memiliki nilai indeks prestasi cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan umur diperoleh korelasi sebesar p = 1,000 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan umur. Menurut Depkes RI ;2002:4 nilai indeks prestasi merupakan hasil dari penilaian dari prestasi belajar mahasiswa secara menyeluruh dan

berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidkan yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai indeks prestasi merupakan hasil dari prestasi belajar dalam jangka waktu yang lama, yang sangat ditentukan 49

oleh cara belajar yang dilaksanakan. Cara belajar yang sesuai dengan kemampuan pemahaman seseorang, akan sangat membantu dan menentukan hasil yang akan diperoleh. Sehingga nilai indeks prestasi dapat dikategorikan sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk belajar dan memahami mata kuliah yang diberikan. Berdasarkan data hasil penelitian dari tabel 5.5 responden yang memiliki nilai indeks prestasi paling banyak adalah kategori baik terdapat pada responden dengan jenis kelamin laki laki dan perempuan dengan jumlah yakni 28 responden ( 41,8%) dan responden yang memiliki nilai indeks prestasi paling sedikit adalah kategori sangat baik terdapat pada responden dengan jenis

kelamin perempuan dengan jumlah 3 responden (4,5 %). Tidak ada responden yang memiliki nilai indeks prestasi cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan jenis kelamin diperoleh korelasi sebesar p = 0,172 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan jenis kelamin. Menurut teori yang dikemukakan oleh Ahmadi dan supriyono,2004 :138, prestasi belajar yang di capai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) dan dari luar diri (faktor eksternal ) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu mahasiswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Nilai indeks prestasi merupakan kecakapan nyata setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan jenis kelamin, karena nilai indeks prestasi juga banyak ditentukan oleh faktor lainnya seperti adanya motivasi untuk belajar. Dimana dengan adanya

50

motivasi untuk belajar akan menciptakan suasana yang mendukung semua proses belajar sehingga memperoleh nilai indeks prestasi maksimal. Berdasarkan data hasil penelitian dari tabel 5.6 responden yang memiliki nilai indeks prestasi dengan kategori baik paling banyak terdapat pada responden dengan alamat rumah pedesaan dengan jumlah 20 responden ( 29,9%) dan responden yang memiliki nilai indeks prestasi paling sedikit adalah kategori sangat baik terdapat pada responden dengan alamat rumah perkotaan dengan jumlah 1 responden ( 1,5 %). Tidak ada responden yang memiliki nilai indeks prestasi cukup maupun kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan alamat rumah diperoleh korelasi sebesar p = 0,475 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan alamat rumah. Prestasi belajar sangat ditentukan oleh proses belajar dalam jangka waku yang lama, dimana proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor baik faktor internal maupun eksternal ( Elliott et al ). Dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara nilai prestasi belajar dengan alamat rumah responden. Hal ini dapat disebabkan karena nilai indeks prestasi merupakan kumpulan dari proses belajar dalam jangka waktu tertentu, sehingga membutuhkan kemauan, minat, serta kesabaran untuk terus menerapkan pola belajar yang baik secara berkesinambungan.

6.3 HUBUNGAN POLA BELAJAR DENGAN NILAI INDEKS PRESTASI Berdasarkan data hasil penelitian dari tabel 5.7 menunjukkan hasil tabulasi silang antara tingkat pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. Sebanyak 38 responden dengan prosentase 56,7% memiliki pola belajar dan indeks prestasi sangat baik, sebanyak 2 responden dengan prosentase 3,0% memiliki pola belajar dan nilai

51

indeks prestasi baik serta tidak ada responden yang memiliki pola belajar dan nilai indeks prestasi cukup dan kurang. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso diperoleh korelasi sebesar p = 0,363 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa. Karena hasil uji korelasi p = 0,363 lebih besar dari p = 0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa. Hal ini bertolak belakang dengan teori menurut Slameto (2003: 73) berpendapat bahwa Banyak mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif . Semakin baik siswa dalam mengetahui pola belajar yang baik maka akan baik pula prestasinya. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamalik (1983: 1) yang mengemukakan pola dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil yang memuaskan, sebaliknya pola belajar yang buruk akan memberikan hasil yang kurang memuaskan.

Pola belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula. Sedangkan dengan memiliki cara belajar yang baik nanti akan terasa bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan, ilmu yang dipelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat dilakukan dengan berhasil. Dari penjelasan

52

diatas dapat disimpulkan secara teoritis bahwa Ada Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signnifikan antara pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Univeristas Bondowoso. Hal ini dapat terjadi karena nilai indeks prstasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pola belajar, tetapi terdapat faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) dan dari luar diri (faktor eksternal ). Faktor internal sepert motivasi, kondisi fisiologis ( kesehatan ), intelegensi, kematangan, dan emosi. Sedangkan faktor eksrernal seperti lingkungan. Seluruh faktor diatas sangat besar pengaruhnya terhadap indeks prestasi siswa yang berarti bahwa tidak hanya dipengaruhi oleh pola belajar. Sehingga ketika salah satu faktor ada yang terganggu, maka akan ada hambatan seseorang untuk memperoleh nilai yang maksimal. Menurut asumsi peneliti, nilai indeks prestasi dapat diperoleh dengan maksimal, jika kedua faktor baik faktor internal maupun eksternal dapat bekerja dengan baik.

53

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian pengaruh pola belajar mahasiswa semester 1 terhadap nilai indeks prestasi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.

7.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dari 67 responden yang disesuaikan dengan tujuan khusus diperoleh kesimpulan : 1. Jumlah responden paling banyak memiliki pola belajar baik sebanyak 40 responden dengan prosentase 70,1 %. 2. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan umur diperoleh korelasi sebesar p = 0,447 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan umur responden. 3. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan jenis kelamin diperoleh korelasi sebesar p = 0,894 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan jenis kelamin responden. 4. Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar mahasiswa dengan alamat tempat tinggal diperoleh korelasi sebesar p = 0,883 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan alamat tempat tinggal.

5.

Jumlah responden paling banyak memiliki nilai indeks prestasi baik sebanyak 56 responden dengan prosentase 76,6 %.

54

6.

Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan umur diperoleh korelasi sebesar p = 1,000 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan umur.

7.

Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel nilai indeks prestasi dengan jenis kelamin diperoleh korelasi sebesar p = 0,172 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan jenis kelamin.

8.

Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel indeks prestasi dengan alamat rumah diperoleh korelasi sebesar p = 0,475 yang bermakna tidak ada hubungan antara nilai indeks prestasi dengan alamat rumah.

9.

Hasil uji korelasi menggunakan komputerisasi SPSS pada variabel pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso diperoleh korelasi sebesar p = 0,363 yang bermakna tidak ada hubungan antara pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa. Karena hasil uji korelasi p = 0,363 lebih besar dari p = 0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara pola belajar dengan nilai indeks prestasi mahasiswa.

7.2 SARAN 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kepustakaan, serta dapat digunakan untuk memberikan evaluasi atas proses belajar yang telah berlangsung selama ini. 2. Bagi Responden Diharapkan agar responden dalam hal ini adalah mahasiswa agar dapat meningkatkan pola belajar serta nilai indeks prestasi secara maksimal. 55

3.

Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk dilakukan penelitian selanjutnya, dan disarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian mengenai efektifitas belajar bersama terhadap peningkatan nilai indeks prestasi mahasiswa.

56

Anda mungkin juga menyukai