Anda di halaman 1dari 60

ESTIMASI BIAYA

MAKALAH MANAJEMEN KONSTRUKSI

Disusun Oleh:

Rizky Wahyu Pangestu


NIM 41116320030

Dosen Pengajar:

Anjas Handayani, ST, MT

Disusun untuk Memenuhi Nilai Tugas untuk Mata Kuliah Manajemen Konstruksi

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

CIBUBUR

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik, serta karunia-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Estimasi
Biaya pada Proyek Konstruksi.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
orang tua serta keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih
sayang, dan kepercayaan yang begitu besar. Tak lupa penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada Ibu Sri Anjas Handayani selaku pengajar yang telah
memberikan bimbingan dalam pelajaran mata kuliah Manajemen Konstruksi, serta
teman-teman yang membantu dalam penyelesaiian makalah ini.
Laporan ini disusun dalam rangka melaksanakan tugas mata kuliah
Manajemen Konstruksi. Disadari sebagai manusia tidak luput dari segala kesalahan
maka dengan ini penulis menerima dengan tangan terbuka segala saran dan kritik
guna kebaikan kita semua ke depannya.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini juga dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.

Depok, April 2017

Penulis

1| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................1

DAFTAR ISI ............................................................................................................2

DAFTAR TABEL ....................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................4

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................5

1.1 Pendahuluan ..............................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................6

1.3 Rumusan Masalah .....................................................................................6

BAB 2 PEMBAHASAN ..........................................................................................7

2.1 Pengertian Estimasi Biaya .........................................................................7

2.2 Tinjaun Estimasi Biaya..............................................................................7

2.3 Metode Estimasi Biaya ..............................................................................8

2.3 Tahapan Estimasi Biaya ............................................................................9

2.4 Jenis – Jenis Biaya Konstruksi ................................................................11

2.5 Hambatan dalam Proses Estimasi Biaya .................................................12

2.6 Rencana Anggaran Biaya ........................................................................13

2.7 Tahapan Penyusunan RAB......................................................................14

BAB 3 PENUTUP..................................................................................................17

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................17

3.2 Saran ........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................19

2| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


DAFTAR TABEL

TABEL 1 Macam Estimasi sesuai dengan tahapan proyek ............................... 10

3| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Tahapan Penyusunan RAB .................................................................14
Gambar 2 : Skema Harga Satuan Pekerjaan ..........................................................15
Gambar 3 : Contoh Rakapitulasi biaya pekerjaan ..................................................16

4| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang juga harus


ditunjang dengan keberhasilan suatu negara di dalam dunia konstruksi.
Perkembangan infrastruktur di dalam dunia konstruksi yang dimaksud adalah
dengan dibangunnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam sektor
perekonomian, transportasi, sosial dan budaya. Sarana dan prasarana tersebut dapat
berupa gedung, jembatan, bendungan, ataupun jalan. Dalam pembangunan
infrastruktur dalam dunia kontruksi tersebut, diperlukan sebuah cost estimation
agar biaya yang dikeluarkan dalam pelaksnaaan proyek dapat diperkirakan.

Dalam penyelenggaraan sebuah proyek konstruksi, estimasi biaya


memegang peranan penting khususnya dalam bagian managemen konstruksi.
Manajemen biaya itu sendiri adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi
untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat
perusahaan. Manajemen biaya meliputi beberapa fungsi khusus manajemen proyek
yang mencakup kontrol pekerjaan memperkirakan, pengumpulan data lapangan,
penjadwalan, akuntansi dan desain. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi
membutuhkan biaya yang cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam
penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya. Bagi pemilik proyek (owner), estimasi biaya diperlukan sebagai
pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya
investasi yang harus dilaksanakan.

Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi


biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu
metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya konstruksi adalah
menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau
koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Hal lain yang perlu dipelajari
pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari para tukang yang
melakukan pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting dan tentu saja

5| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


dapat mempengaruhi jumlah biaya konstruksi yang diperlukan apabila tingkat
ketrampilan tukang dan kebiasaan tukang berbeda.
Pada tahap awal penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil
keputusan dengan estimator proyek. Pada tahap akhir penentuan biaya diperlukan
untuk mengendalikan besarnya biaya proyek. Penentuan biaya juga berguna untuk
menerbitkan biaya laporan bulanan. Tujuan akhirnya yakni menyelesaikan proyek
sesuai kualitas, pada jadwal yang ditentukan didalam rencana anggaran.

1.2 Tujuan Penulisan


Ada beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Memenuhi tugas mata kuliah estimasi biaya
2. Mampu memahami tujuan pembuatan estimasi biaya pada proyek
konstruksi.

1.3 Rumusan Masalah


1 Apa yang dimaksud dengan estimasi biaya proyek konstruksi?
2 Apa yang mendasar dari estimasi biaya proyek konstruksi?
3 Bagaimana perhitungan dari suatu proyek konstruksi?
4 Bagaimana struktur dari estimasi Biaya?

6| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Estimasi Biaya
Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau
memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada
pengalaman. Dalam proses konstruksi, estimasi meliputi banyak hal yang
mencakup bermacam maksud dan kepentingan bagi berbagai strata manajemen
dalam organisasi. Dalam dunia konstruksi, estimasi memegang peranan yang sangat
penitng. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi
untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan.

2.2 Tinjaun Estimasi Biaya

Menurut Hajek (1994) bahwa banyak perusahaan dalam suasana ekonomi


yang dinamis dewasa ini mengalami persaingan yang sangat ketat. Kelangsungan
hidup suatu organisasi tergantung pada keberhasilannya dalam menaksir biaya
untuk berprestasi secara memuaskan dalam berbagai kontrak. Pembuatan Rencana
Anggaran Biaya mengandung unsur ketidakpastian data masukan, misalnya data
penggunaan jam-orang, bahan yang digunakan, alat yang digunakan, dan
sebagainya yang sangat tergantung pada pengalaman estimator di lapangan. Dalam
taksiran biaya harus diperhitungkan pula biaya cadangan yang cukup guna menutup
bidang-bidang resiko itu. Perhitungan yang tidak mempertimbangkan cadangan
untuk resiko-resiko yang akan terjadi, mungkin berhasil memenangkan tender
karena rendahnya penawaran, tetapi pada umumnya akan mengalami kerugian yang
menyangkut kontrak. Jelas, tidak ada perusahaan yang dapat bertahan lama bisa
beroperasi jika perusahaannya merugi. Sebaliknya perusahaan yang terlalu banyak
mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko yang akan terjadi dalam
perkiraan biayanya tidak akan memenangkan tenderdan tidak akan dapat
berkembang.
Dalam menaksir biaya yang hendak ditawarkan, estimator harus
mempergunakan segenap pengalaman, kelihaian berusaha, serta pengetahuannya
untuk mendapatkan taksiran yang tidak hanya memungkinkannya untuk

7| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


memenangkan tender, juga akan mendapatkan keuntungan yang wajar bagi
perusahaannya. Kesulitan mendapatkan taksiran biaya yang tepat berbanding lurus
dengan jumlah pekerjaan dalam perencanaan atau pengembangan yang
dilaksanakan. Syarat utama adalah estimator harus mengetahui apa yang diperlukan
dalam suatu penawaran atau pendekatan rekayasa apa yang akan dipakai untuk
memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan perhitungan yang cepat maka harus
dikembangkan suatu model perhitungan biaya untuk meningkatkan pemahaman
tentang proyek dan untuk mengkomunikasikan konsep yang komplek.

2.3 Metode Estimasi Biaya


Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah sebagai
berikut :
1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan

karakteristik fisik tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat,

volume dan sebagainya.

2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, yaitu dengan

mencari angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu)

terhadap harga pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar. Juga

pemakaian data dari manual, hand book, katalog, dan penerbitan berkala,

amat membantu dalam memperkirakan biaya proyek.

3. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu

dengan cara menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur menurut

fungsinya.

4. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi

diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang

terkait.

8| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


5. Quantity take-off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan mengukur

kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan

perencanaan.

6. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan harga

satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total

pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per

meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung.

Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode yang
memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga angka-angka yang
diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

2.4 Tahapan Estimasi Biaya

Dalam pelaksanaan estimasi biaya terdapat beberapa tahapan. Menurut


Abrar Husen (2011) dalam bukunya “manajemen proyek” terdiri dari :

1. Tahapan pengembangan koseptual


Biaya dihitung secara global berdasarkan informasi desain minim. Dipakai
perhitungannya berdasarkan unit biaya bangunan berdasarkan harga per
meter persegi.
2. Tahapan desain konstruksi
Biaya proyek dihitung secara agak mendetail berdasarkan volume pekerjaan
dan informasi harga satuan.
3. Tahapan pelelangan
Biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar didapat penawaran
terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang cukup dalam
usaha mendapatkan kontrak pekerjaan.
4. Tahapan pelaksanaan
Biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail berdasarkan kuantitas
pekerjaan, gambar shop drawing dan metode pelaksanaan dengan ketelitian
yang lebih tinggi.

9| Es timas i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


Seiring dengan laju kemajuan pelaksanaan proyek, tataran kecermatan dan
ketelitian estimasi yang diperlukan sudah tentu akan semakin meningkat pula,
sehingga menurut Istimawan D (1996) biasanya suatu proyek dimulai dengan
kebutuhan semacam estimasi yang kurang terperinci dan selanjutnya dapat
dikelompokan dalam urutannya, sebagai berikut:

1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya
pendekatan kelayakan ekonomi di samping tujuan pengendalian
pembiayaan.
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya,
serta harga satuan pekerjaan.

3. Estimasi definitif, merupakan gambaran pembiayaan dan

pertanggungjawaban rampung untuk suatu proyek dengan hanya

kemungkinan kecil terjadi kesalahan.

Berikut ini merupakan tabel macam estimasi sesuai tahapa proyek.

Table 1: Macam Estimasi sesuai dengan tahapan proyek


PENGEMBANGAN TAHAP TAHAP PELAKSANAAN
KONSEP PERENCANAAN PELELANGAN KONSTRUKSI

Estimasi Estimasi
Pendahuluan Kasar

Nilai
Estimasi Estimasi
Kesepakatan
Terperinci Definitif
Kontrak

Selisih
Harga

Pada table 1 diberikan skema urutan kebutuhan macam estimasi sesuai


dengan tahapan proyek. Pada tahapan kelayakan proyek, prosentase kurang
akuratnya perkiraan biaya cukup besar, dan makin mendekati penawaran proyek
prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya makin kecil. Hal ini disebabkan belum

10 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


detailnya dokumen proyek yang tersedia diantaranya : gambar, spesifikasi, kontrak,
dan ketentuan lainnya.

2.5 Jenis – Jenis Biaya Konstruksi


Cost Estimation (Estimasi Biaya) dalam penyusunannya secara keseluruhan
merupakan biaya konstruksi biasanya meliputi analisis perhitungan terhadap lima
unsur utamanya, yaitu:
1. Biaya material
Analisis meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan biaya material
yang digunakan untuk setiap komponen bangunan,baik material pokok
maupun penunjang.
2. Biaya tenaga kerja
Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit dari
keseluruhan analisis biaya konstruksi. Banyak sekali faktor berpengaruh
yang harus diperhitungkan, diantaranya kondisi tempat kerja,ketrampilan,
lama waktu kerja, kepadatan penduduk, persaingan, produktivitas dan
indeks biaya hidup setempat.
3. Biaya peralatan
stimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa, mobilisasi,
memasang, membongkar dan pengoperasian selama konstruksi
berlangsung. Karena menyangkut pembiayaan mahal, maka untuk memilih
sesuatu peralatan harus dilihat kebutuhan sebenarnya berdasarkan
kemampuannya, kapasitas, cara operasi dan spesifikasi teknis lainnya.
4. Biaya tak langsung
Biaya tidak langsung dibagi dua golongan yaitu biaya umum (overhead) dan
biaya proyek. Yang dikelompokkan sebagai biaya umum meliputi: gaji
personil tetap kantor pusat dan lapangan, sewa kantor, telepon dll.
Sedangkan yang dikelompokkan sebagai biaya proyek,pengeluarannya dpt
dibebankan pada proyek tetapi tidak dimasukkanpada biaya material, upah
kerja atau peralatan.

11 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


5. Keuntungan Perusahaan
Nilai keuntungan perusahaan pada umumnya dinyatakan sebagai persentase
dari seluruh jumlah pembiayaan. Nilainya dapat berkisar antara 8 % – 12
%.
2.6 Hambatan dalam Proses Estimasi Biaya
Jangka waktu yang singkat dalam pelaksanaan proyek kontruksi sering kali
memunculkan beberapa hambatan dalam pembuatan estimasi Victor G. Hajek
(1994) menyampaikan beberapa hambatan yang mungkin muncul dalam
pelaksanaan estimasi, yaitu:
1. Adanya hal-hal yang terlewatkan. Apakah ada unsur biaya penting yang
terlupakan, misalnya apakah telah direncanakan adanya pemeriksaan
dan apakah taksiran telah memperhitungkan biaya perekayasaan, bahan,
dan lain-lain bagi upaya demikian.
2. Rincian pekerjaan yang tak memadai. Apakah struktur rincian pekerjaan
yang sedang digunakan telah memperhatikan secara cukup segenap sub
sistem serta upaya yang diperlukan bagi proyek tersebut.
3. Salah tafsir tentang fungsi atau data proyek. Tepatkah penafsiran
kerumitan disain tersebut, salah tafsir akan mengakibatkan taksiran
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Penggunaan teknik penaksiran yang salah. Bagi disain yang
dipermasalahkan harus diterapkan teknik penaksiran yang benar,
misalnya penggunaan statistik biaya yang diperoleh dari jalan produksi
suatu sub sistem yang serupa bagi suatu alat prototipe yang memerlukan
pekerjaan perekayasaan dan/atau pengembangan pasti akan
menghasilkan taksiran yang sangat terlampau rendah.
5. Kegagalan mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada unsur-unsur biaya
utama. Telah ditetapkan secara statistik bahwa setiap proyek, 20 persen
dari sub sistem-subsistem akan menyebabkan 80 persen biaya total.
Dengan demikian para quantity surveyor seyogyanya memusatkan
waktu serta upayanya pada subsistemsubsistem serta golongan-
golongan upaya biaya tinggi guna meningkatkan peluang mereka
memperoleh taksiran biaya yang tepat.

12 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


2.7 Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran biaya yang
akan dikeluarkan pada suatu proyek dimana hal itu didasarkan pada gambar kerja.
Dalam aplikasinya di lapangan Rencana Anggaran Biaya merupakan alat untuk
mengendalikan jumlah biaya penyelesaian pekerjaan secara berurutan sesuai
dengan yang telah direncanakan. Rencana Anggaran Biaya ini berada pada proposal
biaya di luar proposal teknis yang merupakan kelengkapan administrasi sebuah
perusahaan jasa konstruk. Selain itu juga RAB merupakan perkiraan yang dibuat
sebelum pelaksanaan suatu proyek fisik dimulai. Yang dibuat oleh :
1. Pemilik (owner)
2. Konsultan teknik
3. Perencana kontraktor
Tujuan pembuatan RAB adalah :
1. Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya
2. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses
pembangunan.
3. Untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumber
daya Cost Estimate (estimasi biaya) atau dalam istilah populer yang
disebut dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebelumnya harus
dipahami sebagai Rencana Anggaran Biaya yang diserahkan kontraktor
sebagai harga penawaran dan diserahkan pada waktu mengikuti
pelelangan.
Dalam menyusun Project Cost Estimate (PCE) atau Rencana Anggaran
Biaya (RAB) setidaknya secara sederhana dapat dipilah menjadi dua langkah, yakni
tahap persiapan dan tahap penyusunan RAB itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan
bahwa dalam penyusunan RAB ada dua faktor utama yang senantiasa dipadukan
yakni faktor pengalaman dan faktor analisis biaya konstruksi (meliputi upah, tenaga
kerja dan bahan) secara ringkas proses penyusunan anggaran biaya je mbatan atau
gedung dapat dilihat di bawah ini.
Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek dibuat berdasarkan rencana
anggaran penawaran yang digunakan sebagai patokan biaya penyelesaian proyek
yang harus diikuti oleh setiap unit yang dalam kendali seorang manajer proyek.

13 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


Sebagai penetapan harga dalam suatu pelelangan ada 2 estimasi, yaitu :
1. Estimasi perencanaan (Engineer’s Estimate atau EE)
2. Estimasi pemilik (Owner’s Estimate atau OE)

2.8 Tahapan Penyusunan RAB

Gambar 1 : Tahapan Penyusunan RAB


Pada umumnya biaya proyek terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya bahan atau
peralatan, adapun tahapan penyusunan biaya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Volume Pekerjaan
Rumus perhitungan volume pekerjaan :
Volume untuk luasan item pekerjaan
(m2) = panjang x lebar
Volume untuk kubikasi item pekerjaan
(m3) = panjang x lebar x tinggi
Volume panjang item pekerjaan (m)
= panjang / tinggi
Volume untuk borongan (ls, unit, buah)
= sesuai kesepakatan

14 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan upah dan bahan di setiap daerah berbeda sehingga dalam
menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu proyek, harus
berpedoman pada Harga Satuan Pekerjaan.Analisa BOW umumnya
digunakan dalam menyusun dan menghitung Harga Satuan Pekerjaan
BOW (Burger lifke Open Bare Worken) ialah suatu ketentuan umum
yang ditetapkan Direktorat BOW tanggal 28 Februari 2921 Nomor 5372
A pada zaman penjajahan Belanda. Analisa BOW hanya dapat
dipergunakan pekerjaan yang bersifat tradisional yang memakai
peralatan konvesional. Sedangkan bagi pekerjaan yang menggunakan
peralatan modern/ alat berat, analisa BOW tidak dapat dipergunakan
sama sekali. Tentu saja beberapa bagian analisa BOW yang tidak
relevan lagi dengan kebutuhan pembangunan, baik bahan maupun upah
tenaga kerja. Namun demikian, analisa BOW masih dapat dipergunakan
sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya bangunan (Ibrahim,
1994).

Gambar 2 : Skema Harga Satuan Pekerjaan


3. Rekapitulasi
Rekapitulasi adalah jumlah masing masing sub item pekerjaan dan
kemudian ditotatlkan sehinggan didapatkan jumlah total biaya
pekerjaan. Dalam rekapitulasi ini bilamana diperlukan juga
ditambahkan biaya overhead dan biaya pajak.

15 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


Gambar 3 : Contoh Rekapitulasi biaya pekerjaan

16 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pembahasan di dalam BAB 2, yaitu :
1. Estimasi dalam pembuatannya haruslah dilakukan secara matang karena
kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi
untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah
bangunan
2. Estimasi yan dibuat dalam tahap perencanaan proyek haruslah
mencerminkan keadaaan yang sesungguhnya di lapangan sehingga dalam
proses pembuatannya harus dilakukan berdasarkan pengalaman di
lapangan.
3. Dalam pembuatan Rencana Anggaran Biaya atau RAB secara sederhana
dapat dipilah menjadi dua langkah, yakni tahap persiapan dan tahap
penyusunan RAB itu sendiri
4. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya diawali dengan menyusun Analisa
satuan pekerjaan dan diakhiri dengan pembuatan rekapitulasi biaya
pekerjaan.
3.2 Saran
Dalam pembahasana estimasi biaya proyek konstruksi, penulis memberikan
beberapa saran, diantaranya:
1. Estimasi biaya konstruksi haruslah dibuat oleh orang yang telah
berpengalaman di lapangan agar tidak terjadi kekurangan anggaran dalam
pelaksanaan proyek konstruksi.
2. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, biaya yang telah diestimasi juga
harus di control dengan melakukan Cost Controlling agar biaya yang telah
diestimasi tidak digunakan untuk hal yang lain dan agar tidak terjadi
penyimpangan biaya pada proyek konstruksi.
3. Nilai inflasi haruslah dihitung dalam pembuatan rencana anggaran biaya
suatu proyek konstruksi.

17 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


DAFTAR PUSTAKA
Hajek, Victor G. 1994. Manajemen Proyek Perekayasaan. Jakarta : Erlangga

Diyan Herwansyah, ESTIMASI ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI DAN


RENCANA PENJADWALAN TAHAP DESAIN PADA PEMBANGUNAN
KAMPUS BSI MARGONDA – DEPOK, Universitas Gunadarma, Depok
Anjas Handayani, ST, MT, Modul Perkuliahan Manajemen Konstruksi: Cost Estimation,
Universitas Mercu Buana, Bekasi

Dian Arumningsih DP , PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK


PEMBANGUNAN JEMBATAN PATIHAN KABUPATEN SRAGEN,
Yogyakarta

18 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Modul Perkuliahan Manajemen Konstruksi: Cost Estimation, Universitas
Mercu Buana
Lmapiran 2 : Estimasi Anggaran Biaya Konstruksi dan Rencana Penjadwalan
Tahap Desain pada Pembangunan Kampus BSI Margonda Depok.
Lampiran 3 : Perencanaan dan Estimasi Biaya pada Proyek Pembangunan
Jembatan Patihan Kabupaten Sragen.

19 | E s t i m a s i Biaya |R i zky Wahy u Pa nge s tu (41116320030)


LAMPIRAN 1
MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Konstruksi
Cost Estimation

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil
06 81004 Anjas Handayani, ST, MT

Abstract Kompetensi
Estimasi biaya memang peranan Mahasiswa mampu memahami
penting dalam penyelenggaraan macam- macam biaya, mampu
proyek konstruksi. Kegiatan membuat perkiraan biaya atas
estimasi adalah salah satu proses sumber daya, mengerti metode
utama dalam proyek konstruksi perhitungan (analisa biaya) serta
untuk mengetahui besarnya dana dapat membuat rencana anggaran
yang harus disediakan untuk biaya (RAB)
sebuah bangunan. .
Pembahasan
Pendahuluan
Perhatian utama dalam manajemen biaya proyek adalah pada biaya sumberdaya yang
digunakan untuk menyelesaikan kegiatan dalam jadwal proyek. Manajemen biaya proyek
meliputi proses-proses yang diperlukan untuk menjamin agar anggaran biaya yang telah
disetujui cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan dalam lingkup proyek. Adapun
proses – proses dalam manajemen biaya proyek yaitu :
 Penyusunan perkiraan biaya
 Penyusunan anggaran biaya
 Pengawasan biaya

Estimasi Biaya
Estimasi biaya atau perkiraan biaya memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan proyek konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama
dalam proyek konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk
sebuah bangunan. Pada umumnya sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya yang
cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan berakibat kurang baik
pada pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Bagi pemilik proyek (owner), memerlukan
estimasi biaya dalam rangka menyusun anggaran proyek, estimasi biaya juga diperlukan
sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya
investasi yang harus dilaksanakan.
Menurut Imam Soeharto (1997), estimasi biaya proyek memegang peranan penting
dalam penyelenggaraan proyek. Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal
perkiraan biaya terbatas pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk kegiatan tertentu proyek
ataupun proyek secara keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan terinci
perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan dengan waktu.
Adapun metode dalam estimasi biaya dalam PMBOK (Project Management of Body
Knowlegde) dapat dilihat pada gambar berikut ini :

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. Metode Estimasi Biaya (PMBOK)

 Analogi atau Top-down; gunakan biaya actual dari proyek yang serupa sebelumnya
sebagai dasar estimasi baru
 Parametric; model matematik digunakan pada keadaan dimana parameter dapat
dkuantifikasi dan ada informasi dasar untuk membuat model akurat. Contoh
parameter : jumlah keluaran, jumlah transaksi, jumlah jam kerja, jumlah modul dll
 Bottom Up : estimasi biaya untuk masing-masing item pekerjaan dan menjumlahkan
mereka untuk mendapatkan jumlah total
Tahapan perencanaan biaya proyek menurut Abrar Husen (2011) dalam bukunya
a aje e proyek terdiri dari :
1. Tahapan pengembangan konseptual
Biaya dihitung secara global berdasarkan informasi desain minim. Dipakai
perhitungannya berdasarkan unit biaya bangunan berdasarkan harga per meter
persegi.
2. Tahapan desain konstruksi
Biaya proyek dihitung secara agak mendetail berdasarkan volume pekerjaan dan
informasi harga satuan.
3. Tahapan pelelangan
Biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar didapat penawaran terbaik,
berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang cukup dalam usaha
mendapatkan kontrak pekerjaan
4. Tahapan pelaksanaan
Biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail berdasarkan kuantitas pekerjaan,
gambar shop drawing dan metode pelaksanaan dengan ketelitian yang lebih tinggi.

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Istimawan D (1996), biasanya suatu proyek dimulai dengan kebutuhan
semacam estimasi yang kurang terperinci dan selanjutnya dapat dikelompokan dalam
urutannya, sebagai berikut :
1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya
pendekatan kelayakan ekonomi disamping tujuan pengendaliaan pembiayaan.
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya serta
harga satuan pekerjaan
3. Estimasi definitive, merupakan gambar pembiayaan dan pertanggungjawaban
selesainya untuk suatu proyek dengan hanya kemungkinan kecil terjadi kesalahan.

Gambar 2. Tipe estimasi sesuai dengan tahapan proyek (Djojowirono S, 1991)


Pada gambar diatas, diberikan skema urutan kebutuhan macam estimasi sesuai
dengan tahapan proyek. Pada tahapan kelayakan, prosentase kurang akuratnya perkiraan
biaya cukup besar dan makin mendekati penawaran proyek prosentase kurang akuratnya
perkiraan biaya makin kecil. Hal ini disebabkan belum detailnya dokumentasi proyek yang
tersedia diantaranya : gambar, spesifikasi, kontrak dan ketentuan lainnya.

Biaya
Biaya (biasanya dalam unit mata uang) adalah sumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu atau sesuatu yang diberikan sebagai ganti. Komponen biaya total
proyek biasanya terdiri atas :
a. Biaya Langsung (direct cost) merupakan biaya tetap selama proyek berlangsung,
biaya tenaga kerja, material dan peralatan

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
b. Biaya Tidak Langsung (indirect cost) merupakan biaya tidak tetap yang dibutuhkan
guna penyelesaian proyek. Biaya ini adalah biaya manajemen proyek, tagihanpajak,
perijinan, asuransi, administrasi, ATK, keuntungan/profit
Biaya proyek juga dikelompokan menjadi :
1. Biaya Kapital/Biaya Modal
Biaya alat dan infrastruktur terdiri dari :
a. Fixed Capital (Fc)
 Pembebasan tanah dan pengembangannya
 Desain pabrik
 Pembelian alat
 Pembangunan pabrik dan bangunan lain
 Contingency
b. Working Capital (Fw)
 Starting up produksi (biaya manufaktur di bulan-bulan awal produksi)
2. Biaya Operasional dan biaya pemeliharaan
a. Biaya tetap : Tidak berhubungan dengan laju produksi
 Capital charge (depresiasi)
 Gaji
 Asuransi
 Pemeliharaan periodik
 Pajak
b. Biaya variabel : Proposional dengan laju produksi
 Bahan mentah
 Bahan kimia
 Utilitas dan transportasi
 Royalti
 Biaya pemeliharaan

Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana anggaran biaya (RAB) adalah suatu rencana anggaran biaya yang akan
dikeluarkan pada suatu proyek dimana hal itu didasarkan pada gambar kerja. Dalam
aplikasinya dilapangan, rencana anggaran biaya ini merupakan alat untuk mengendalikan

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
jumlah biaya penyelesaian pekerjaan secara berurutan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Rencana anggaran biaya ini berada pada proposal biaya diluar proposal teknis
yang merupakan kelengkapan administrasi sebuah perusahaan jasa konstruksi. Selain itu
juga RAB merupakan perkiraan yan dibuat sebelum pelaksanaan suatu proyek fisik dimulai.
Tujuan pembuatan RAB adalah :
1. Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya
2. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses pembangunan
3. Untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumber daya
Cost Estimate (estimasi biaya) atau dalam istilah popular yang disebut dengan rencana
anggaran biaya (RAB) sebelumnya harus dipahami sebagai rencana anggaran biaya yang
diserahkan kontraktor sebagai harga penawaran dan diserahkan pada waktu mengikuti
pelelangan.
Dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) secara sederhana dapat dipilih
menjadi dua langkah yaitu tahap persiapan dan tahap penyusunan RAB itu sendiri. Hal
tersebut dikarenakan bahwa dalam menyusun RAB ada 2 faktor utama yang senantiasa
dipadukan yakni faktor pengalaman dan faktor analisis biaya konstruksi (meliputi upah,
tenaga kerja dan bahan) secara ringkas proses penyusunan anggaran biaya jembatan atau
gedung dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 3. Tahap Penyusunan RAB


Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek dibuat berdasarkan rencana anggaran
penawaran yang digunakan sebagai patokan biaya penyelesaian proyek yang harus diikuti
oleh setiap unit yang dalam kendali seorang manajer proyek. Sebagai penetapan harga
dalam suatu pelelangan ada 2 estimasi yaitu :

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
1. Estimasi perencanaan (E gi eer’s Esti ate atau EE)
2. Estimasi pemilik (Ow er’s Esti ate atau OE)
Susunan RAB disampaikan berupa suatu dokumen yang isinya secara urut sebagai berikut :
1. Rekapitulasi
2. Rincian RAB (Bill of Quantity/ BoQ)
3. Analisa harga satuan pekerjaan (Unit Cost)
4. Daftar harga satuan bahan dan upah

Tahapan Penyusunan Biaya Proyek


Pada umumnya biaya proyek terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya bahan atau
peralatan, adapun tahapanpenyusunan biaya adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Volume Pekerjaan
Tahapan perhitungan volume ini dapat dikerjakan berdasarkan dari gambar-gambar
denah maupun detail, sehingga gambar – gambar tersebut dapat terdapat
ketidakjelasan pada ukuran maupun gambar dan mempengaruhi perhitungan volume
pekerjaan.
Rumus perhitungan volume pekerjaan :
 Volume untuk luasan item pekerjaan (m2) = panjang x lebar
 Volume untuk kubikasi item pekerjaan (m3) = panjang x lebar x tinggi
 Volume panjang item pekerjaan (m) = panjang/tinggi
 Volume untuk borongan (Ls, unit, buah) = sesuai kesepakatan
2. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan upah dan bahan disetiap daerah berbeda sehingga dalam menghitung
dan menyusun anggaran biaya suatu proyek harus berpedoman pada harga satuan
pekerjaan. Untuk membuat analisa harga pekerjaan bisa dilakukan dengan :
 Analisa BOW

Ada koefisien - koefisien
Cara SNI
 Cara dari Bina marga

Upah berdasarkan man-day atau man-hour
Cara Modern

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Survey harga satuan pekerjaan
Dalam penentuan harga satuan pekerjaan baik harga satuan untuk material maupun
harga satuan upah tenaga kerja untuk analisa rencana anggaran biaya (RAB), diperoleh
dari :
 Daftar harga yang dikeluarkan pemda setempat
 Daftar harga yang dikeluarkan instansi tertentu
 Jurnal-jurnal harga bahan dan upah
 Bapenas
 Survei harga dilokasi proyek

Gambar 4. Contoh daftar harga bahan

Gambar 5. Contoh daftar harga upah

Analisa Harga Satuan Pekerjaan


Perhitungan harga satuan pekerjaan digunakan untuk menyusun rencana anggaran
biaya proyek. Dalam menyusun Rencana anggaran biaya (RAB) selain analisa harga
satuan pekerjaan yang diperlukan data volume pekerjaan yang diambil dari gambar
rencana, yang didalamnya terdapat kebutuhan tenaga kerja dan bahan tiap satuan
pekerjaan.

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Untuk membuat analisa harga bahan bisa dilakukan dengan :
1. Perhitungan
2. Buku Analisa misalnya BOW, SNI dan buku analisa lainnya
Contoh Analis Harga satuan Bahan dengan perhitungan :
Mencari koefisien campuran yang dibutuhkan pada pekerjaan beton 1:2:3
Air beton 1:2:3 adalah campuran 1 PC : 2 psr : 3 Krk
Maksudnya untuk membuat suatu campuran beton 1:2:3 dibutuhkan masing-masing :
1 m3 PC (semen)
2 m3 Psr (Pasir)
3 m3 Krk (kerikil/split)
Contoh :
Berapa bahan yang dibutuhkan untuk campuran 1 m3 beton 1:2:3 dimana diketahu
koefisien bahan dalam bentuk perekat basah :
PC = 0,76
Pasir = 0,675
Kerikil = 0,52
Penyelesaian :
1 m3 beton dengan campuran 1Pc : 2Psr : 3Krk akan dibutuhkan :

Untuk 1 m3 beton dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :

Diketahui 1 m3 Pc = 1445,5 kg dan untuk 1 zak PC = 50 kg


Maka untuk 0,27 m3 Pc = 0,27 x 1445,5 = 390,285 kg
= 390,285 / 50 = 7,8057 zak

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Jadi untuk 1m3 beton 1 : 2 : 3 dibutuhkan :
7,8057 zak Pc (semen)
0,54 m3 Pasir beton
0,82 m3 Kerikil
Contoh Analis Harga satuan Bahan dengan buku analisa BOW :
Carilah harga satuan bahan 1m3 pekerjaan pasangan batu kali 1 : 4 dengan analisa
BOW jika diketahui harga bahan sebagai berikut :
Batu kali Rp. 9.000/m3
Pc Rp. 8.000/zak
Pasir Pasang Rp 7.000/m3
Penyelesaian :
Dari Buku BOW didapat :
Harga bahan :
1,2 m3 batu kali @Rp. 9.000 = Rp. 10.800
3,26 zak Pc @Rp. 8.000 = Rp. 26.080
0,522 m3 Pasir pasang @Rp. 7.000 = Rp. 3.654 +
Jumlah Harga bahan = Rp. 40.534

3. Hitungan Rincian Bill of Quantity (BoQ)


Proses Bill of Quantity (BoQ) diperoleh dari volume pekerjaan dikalikan harga satuan
pekerjaan

Gambar 6. Contoh Hitungan BOQ

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
4. Membuat Rekapitulasi
Berisikan gabungan dari perhitungan Bill of Quantity dari seluruh pekerjaan.

Gambar 7. Contoh Rekapitulasi

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Chris Hendrickson and Tung Au, (2000). Project Management for Construction, Second
Edition

Djojowirono S. (1991), Manajemen Konstruksi, KMTS FT UGM, Yogyakarta

Dipohusodo, Istimawan (1998), Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1 dan 2, Kanisius.
Yogyakart

Husen A, (2010). Manajemen Proyek (edisi revisi). Penerbit Andi, Yogyakarta

Project Management Institute, Inc, (2013). A Guide to the Project Management Body of
Knowledge. (PMBOK® Guide) – Fifth Edition

Suharto, Imam. (1999), Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 1 dan
Jilid 2, Edisi Kedua Penerbit Erlangga, Jakarta

2017 Manajemen Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
LAMPIRAN 2
ESTIMASI ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI
DAN RENCANA PENJADWALAN TAHAP DESAIN
PADA PEMBANGUNAN KAMPUS BSI MARGONDA – DEPOK

Tujuan tugas akhir pada penulisan ini adalah


merencanakan perhitungan atau estimasi anggaran biaya Diyan Herwansyah / 10300025
tahap desain dan merencanakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan pada Proyek Pembangunan Kampus Bina
Sarana Informatika (BSI), yang berlokasikan di Jalan “ asyik_00@yahoo.co.id “
Margonda Raya no. 8 Margonda – Depok. Perencanaan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Anggaran Biaya berdasarkan analisa standar PU
( Pekerjaan Umum ) pada daerah setempat dengan
menggunakan program Ms. Excell. Untuk pembahasan
disini tidak membicarakan tentang biaya pajak PPN, IMB,
sambungan listrik, telephone, Dackting, PAM (Perusahaan

struktur baja komposit dengan luas bangunan ± 2119 m2


Air Minum) dan furniture. Struktur bangunan menggunakan

dan luas lahan ± 1035 m2 .

Kata Kunci : bangunan, estimasi biaya tahap desain, anggaran biaya konstruksi

PENDAHULUAN penawaran dan lainnya. Estimasi biaya


mempunyai dampak pada kesuksesan proyek
Estimasi biaya awal digunakan untuk studi dan perusahaan pada umumnya. Keakuratan
kelayakan, alternatif desain yang mungkin, dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian
dan pemilihan desain yang optimal untuk dan ketelitian estimator dalam mengikuti
sebuah proyek. Hal yang penting dalam seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan
pemilihan metode estimasi biaya awal informasi terbaru.
haruslah akurat, mudah, dan tidak mahal Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu
dalam penggunaannya. Jumlah dan luas proses untuk mengestimasi biaya langsung
lantai memperlihatkan karakteristik dan yang secara umum digunakan sebagai dasar
ukuran fisik dari suatu proyek pembangunan penawaran. Salah satu metode yang digunakan
gedung yang dalam kepraktisannya informasi untuk melakukan estimasi biaya konstruksi
ini bisa tersedia dengan mudah pada tahap adalah menghitung secara detail harga satuan
desain pembangunan gedung. Estimasi biaya pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau
konstruksi merupakan hal penting dalam koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah
dunia industri konstruksi. ketidak akuratan kerja. Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam
estimasi dapat memberikan efek negatif pada kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja
seluruh proses konstruksi dan semua pihak dari para tukang yang melakukan pekerjaan
yang terlibat. Estimasi biaya berdasarkan sama yang berulang. Hal ini sangat penting dan
spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan tentu saja dapat mempengaruhi jumlah biaya
owner harus menjamin bahwa pekerjaan konstruksi yang diperlukan apabila tingkat
akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor ketrampilan tukang dan kebiasaan tukang
dapat menerima keuntungan yang layak berbeda.
Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum
pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan
analisis detail dan kompilasi dokumen
LANDASAN TEORI - Kondisi lingkungan, khususnya lingkungan
di sekitar proyek yang bersangkutan
Klasifikasi Bangunan Gedung

Setiap bangunan gedung harus memenuhi Pembiayaan Pembangunan Bangunan


persyaratan fungsi utama bangunan. Fungsi Gedung Negara
bangunan gedung dapat dikelompokkan
dalam fungsi hunian, fungsi keagamaan, Pembiayaan pembangunan bangunan gedung
fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya, dan digolongkan pembiayaan pembangunan untuk
fungsi khusus. Penentuan klasifikasi pekerjaan standar (yang ada standar harga
bangunan gedung atau bagian dari bangunan satuan tertingginya) dan pembiayaan
gedung ditentukan berdasarkan fungsi yang pembangunan untuk pekerjaan non-standar
digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, (yang belum tersedia standar harga satuan
atau perubahan yang diperlukan pada tertingginya). Pembiayaan pembangunan
bangunan gedung. bangunan gedung dituangkan dalam Dokumen
Pembiayaan yang terdiri atas komponen-
Estimasi Anggaran Biaya Tahap Desain komponen biaya untuk kegiatan pelaksanaan
konstruksi, kegiatan pengawasan konstruksi
Desain merupakan proses pembuatan atau manajemen konstruksi, kegiatan
deskripsi atau gambaran dari suatu fasilitas, perencanaan konstruksi, dan kegiatan
dan biasanya dilengkapi dengan detail pengelolaan proyek.
perencanaan dan spesifikasi, yang kemudian
( Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara 2002 )
di implementasikan pada tahap kontruksi.
Tahap desain merupakan tahap berikutnya Harga Satuan Tertinggi Rata-Rata Per M2
setelah tahap perencanaan konseptual, Bangunan Bertingkat Untuk Bangunan
namun masih termasuk di dalam tahap pra- Gedung.
kontruksi. Tahap desain ini ada 2 (dua)
bagian, yaitu : Desain Skematik dan Detail Harga satuan tertinggi rata-rata per-m2
Desain. Pada tahap Desain Skematik, tim bangunan gedung bertingkat adalah didasarkan
desain (yang terdiri dari arsitek dan engineer) pada harga satuan lantai dasar tertinggi per m2
menginvestigasikan alternatif desain, untuk bangunan gedung bertingkat, kemudian
material, dan sistem. Sedangkan pada tahap dikalikan dengan koefisien atau faktor pengali
Detail Desain, tim desain mengevaluasi, untuk jumlah lantai yang bersangkutan, sebagai
memilih, menyelesaikan sistem utama dan berikut:
komponen proyek. Jadwal proyek dan
anggaran terus dikembangkan dan dimonitor Koefisien / Faktor Pengali Bangunan Gedung Bertingkat
selama tahap ini.
Jumlah
2
Dasar Pertimbangan Dalam Estimasi Biaya lantai Harga satuan per m tertinggi
Proyek Tahap Desain Bangunan
- Sumber informasi, pengalaman di masa 2 Lantai 1,090 standard harga gedung bertingkat
lampau
3 Lantai 1,120 standard harga gedung bertingkat
- Data-data proyek terdahulu dan laporan
yang akurat 4 Lantai 1,135 standard harga gedung bertingkat
- Laporan maupun standar yang berlaku 5 Lantai 1,162 standard harga gedung bertingkat
- Kondisi perekonomian, baik dalam skala 6 Lantai 1,197 standard harga gedung bertingkat
makro maupun mikro
- Kondisi sosial yang sedang terjadi di 7 Lantai 1,236 standard harga gedung bertingkat
sekitar 8 Lantai 1,265 standard harga gedung bertingkat

( Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara 2002 )


Harga Satuan Per m2 Bangunan Gedung Bertingkat yaitu faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis
(dalam ribuan)
antara lain berupa ketentuan-ketentuan dan
Harga Gedung persyaratan yang harus dipenuhi dalam
No Daerah Bertingkat per m2 pelaksanaan pembangunan serta gambar-
gambar kontruksi bangunan. Sedangkan faktor
A B C
non teknis berupa harga-harga bahan
1 KOTIP.DEPOK 1,982 1,770 1,328
bangunan dan upah tenaga kerja. Dalam
(Sumber : Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional) melakukan anggaran biaya dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu anggaran biaya kasar
Prosentase Komponen Pekerjaan (taksiran) dan anggaran biaya teliti.
Bangunan Gedung
Time Schedule ( Rencana Kerja )
Untuk pekerjaan standar bangunan gedung,
sebagai pedoman penyusunan anggaran Yang dimaksud dengan Penjadwalan ( Time
pembangunan yang lebih dari satu tahun Schedule ) adalah mengatur rencana kerja dari
anggaran dan peningkatan mutu dapat satu bagian atau unit pekerjaan. Kegiatan ini
berpedoman pada prosentase komponen- meliputi :
komponen pekerjaan sebagai berikut : - Kebutuhan tenaga kerja
- Kebutuhan material atau bahan
Tabel. Biaya Pekerjaan Standar Bangunan Gedung - Kebutuhan waktu
- dan Transportasiataupengangkutan
Gedung Dari time schedule kita akan
Komponen
Negara mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan
Pondasi 5% - 10%
dapat di selesaikan, serta bagian-bagian
Struktur 25% - 35%
pekerjaan yang saling terkait antara satu dan
Lantai 5% - 10%
lainnya.
Dinding 7% - 10%
Plafond 6% - 8%
Atap 8% - 10%
Metode Penjadwalan Proyek
Utilitas 5% - 8%
Finishing 10% - 15% - Barchart ( Diagram Balok )

( Sumber : Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara 2002 ) Metode ini mula-mula dipakai dan
diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt
Rencana Anggaran Biaya pada tahun 1917. Metode ini bertujuan
mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan
Rencana anggaran biaya merupakan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan pada
untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain saat pelaporan. Barchart (Diagram Balok)
yang berhubungan dengan pelaksanaan sangat bermanfaat sebagai alat perencanaan
proyek pembangunan. dan komunikasi. Bila digabungkan dengan

= ∑ ( Volume x Harga Satuan Pekerjaan )


metode lain, misalnya grafik “S” dapat dipakai
RAB untuk aspek yang lebih luas. Kelemahan
Barchart (Diagram Balok) adalah kurang dapat
( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan ) menjelaskan keterkaitan antara kegiatan yang
satu dengan yang lainnya. misalnya kegiatan
Anggaran biaya pada bangunan yang sama pondasi terjadi perubahan atau terlambat.
akan berbeda-beda di masing-masing Perubahan yang terjadi tersebut tidak terlihat
daerah, hal ini disebabkan perbedaan harga secara langsung mempengaruhi kegiatan
satuan bahan dan upah tenaga kerja. Ada lainnya, hal tersebut disebabkan tidak jelasnya
dua faktor yang berpengaruh terhadap hubungan (relationship) antar kegiatan.
penyusunan anggaran biaya suatu bangunan
- Jalur Kritis (CPM) METODE PERENCANAAN ESTIMASI
ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI PADA
Teknik Metode Jalur Kritis (CPM) TAHAP DESAIN
dikembangkan oleh James E. Kelly, Jr dari
Remington Rand dan Morgan Walker dari Du Tahapan Estimasi
Pond. Metode jaringan kerja CPM (Critical
Path Method) atau metode I-J ialah sebuah Langkah langkah dalam Estimasi biaya tahap
activity on arrow (AOA) terdiri dari panah dan desain dan scheduling pada Proyek
lingkaran. Panah merepresentasikan aktifitas, Pembangunan Kampus BSI Margonda – Depok
lingkaran atau nodal merepresentasikan adalah sebagai berikut :
even. 1. Mengumpulkan data-data berupa data-data
teknis dan data lapangan.
- Metode Network 2. Estimasi pendahuluan berdasarkan luas,
klasifikasi dan jumlah lantai.
Metode Network (Network Analisys) adalah 3. Mengelompokan data kedalam daftar urutan
perbaikan dari metode diagram batang. pekerjaan dengan untuk memudahkan
Metode ini menyajikan secara jelas hubungan proses pengolahan data dan supaya lebih
ketergantungan antara bagian kegiatan terstruktur.
dengan kegiatan lainnya yang digambarkan 4. Menghitung volume tiap-tiap jenis pekerjaan
dalam diagram network. Dengan metode ini sesuai dengan gambar bestek.
dapat diketahui bagian - bagian kegiatan 5. Mengelompokan daftar harga material dan
yang harus didahulukan, yang harus upah pekerjaan dalam suatu tabel daftar
menunggu selesainya kegiatan lain, dan material, upah dan sewa alat.
kegiatan yang tak perlu tergesa-gesa. Metode 6. Menganalisa harga satuan pekerjaan untuk
Network Analisys ini mengalami tiap-tiap item pekerjaan.
penyempurnaan secara bertahap, yaitu : 7. Menghitung rencana anggaran biaya proyek
Barchart, PERT, CPM, PDM dan terakhir 8. Merencanakan penjadwalan pelaksanaan
adalah penjadwalan dengan komputer. pekerjaan proyek pembangunan.
Salah satu alat yang paling menyolok
dalam penggunan alat bantu komputer adalah Flowchart Proses Estimasi Biaya Proyek Tahap Desain
kemampuan mengolah data dalam jumlah
besar dan dengan kemungkinan kesalahan
yang kecil. Dengan demikian penyusunan
jadwal dapat lebih cepat dan teliti. Setiap saat
situasi proyek mengalami perubahan,
komputer dapat melakukan perubahan
tersebut dalam waktu singkat. Saat ini
telah banyak program penjadwalan dengan
menggunakan komputer. Pada dasarnya
program-program tersebut berprinsip pada
perhitungan CPM, PDM, dan dengan
penampilan gantt chart yang disempurnakan
sehingga hubungan keterkaitan tiap kegiatan
tergambar dengan jelas. Dengan penggunaan
komputer, penjadwalan dapat dilakukan
secara terpadu (waktu, material, tenaga kerja
serta biaya), cepat, tepat, memudahkan
dalam pengambilan keputusan serta kunci-
kunci pokok permasalahan pelaksanaan
proyek.
Penyusunan Anggaran Biaya Perkiraan harga satuan yang digunakan
Dalam penyusunan anggaran biaya, baik untuk perhitungan luas lantai, maupun isi
terlebih dahulu perlu diketahui untuk bangunan, tergantung pada :
keperluan apa dan kapan anggaran biaya
tersebut dibuat. Hal ini akan berpengaruh 1. Sifat atau bentuk bangunan yang
pada cara/sistem penyusunan dan hasil yang meliputi : bangunan sederhana,
diharapkan. Penyusun anggaran biaya terdiri bangunan sedang atau baik,
dari instansi/dinas/jawatan (khusus bangunan bangunan megah atau monumental.
negara), perencana dan kontraktor. 2. Jenis bangunan yang meliputi :
Cara/sistem penyusunan berbeda-beda bangunan gedung, rumah tinggal,
meskipun berdasarkan pada prinsip yang kantor, sekolah, gedung pertemuan
sama. dan sebagainya.
Ada 2 (dua) macam jenis penyusunan 3. Jenis Kontruksi yang meliputi : berat
anggaran biaya, yaitu : atau ringan dari kontruksi, gedung
1. Anggaran biaya kasar / taksiran bertingkat/tidak bertingkat
( cost estimate ) 4. Jenis Bahan-bahan bangunan pokok
2. Anggaran biaya teliti ( definitif ) yang digunakan

Untuk menentukan ukuran pokok dapat


Anggaran Biaya Kasar/Taksiran ditempuh beberapa cara, yaitu :
1. Luas lantai (ukuran dalam, ukuran
Penyusunan anggaran biaya kasar sumbu dan ukuran luar).
memerlukan bahan-bahan antara lain gambar 2. Luas atap (ukuran berdasarkan
prarencana, keterangan singkat mengenai denah bangunan termasuk tritisan)
bahan-bahan bangunan yang digunakan, 3. Isi bangunan, dihitung berdasarkan
cara pembuatannya dan persyaratan pokok luas lantai dikalikan tinggi gedung.
yang ditentukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Ukuran tinggi gedung dihitung dari
dalam penyusunan anggaran biaya kasar tenggah-tengah kedalaman fondasi (separuh
antara lain : tinggi pondasi dari alas pondasi sampai lantai)
- Jenis dan ukuran bangunan dengan tengah-tengah jarak antara talang atau
- Jenis kontruksi (berat atau ringan) tritisan dan puncak bangunan. Ruang bawah
- Lokasi bangunan (basement) dihitung penuh.
( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan )
Cara Perhitungan Anggaran Biaya Kasar

Untuk menghitung anggaran biaya Anggaran Biaya Teliti


terlebih dahulu perlu disiapkan bahan-bahan
yang telah diuraikan termasuk data/catatan- Bahan-bahan yang diperlukan dalam
catatan mengenai harga bangunan sejenis penyusunan anggaran biaya teliti, antara lain :
yang ada. Selanjutnya perlu ditetapkan
ukuran pokok berdasarkan gambar 1. Peraturan dan syarat-syarat ( Bestek )
prarencana yang akan dipakai sebagai dasar 2. Gambar rencana atau Gambar Bestek
perhitungan untuk menentukan harga satuan 3. Buku analisa BOW.
pekerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran 4. Peraturan-peraturan normalisasi yang
pokok dalam penulisan disini adalah untuk bersangkutan
bangunan gedung, yang dipakai sebagai 5. Peraturan-peraturan bangunan negara
ukuran pokok adalah luas lantai per m2, luas dan bangunan setempat.
atap per m2 atau sisi bangunan per m3 (jarang 6. Syarat-syarat lain yang diperlukan.
digunakan).
Cara Menyusun Anggaran Biaya Teliti Tahapan Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Perhitungan yang dibuat untuk Gambar Rencana

menyusun anggaran biaya teliti akan


menghasilkan suatu biaya atau harga Daftar Jenis-Jenis Pekerjaan Daftar Volume Pekerjaan

bangunan dan dengan biaya atau harga


tersebut untuk pelaksanaan, bangunan akan Daftar Bahan Koefisien Bahan Daftar Upah Koefisien Upah Daftar Alat Koefisien Alat

terwujud sesuai dengan yang direncanakan.


Harga Bahan Harga Upah Harga Alat
Oleh karena itu anggaran biaya teliti harus
disusun dengan teliti, rinci dan selengkap- Harga Tiap Jenis Pekerjaan
lengkapnya.
Sebelum mulai menghitung anggaran Rencana Anggaran Biaya per Kelompok

biaya teliti perlu diperhatikan ketentuan-


Rencana Anggaran Biaya Total
ketentuan sebagai berikut:

1. Semua bahan untuk menyusun anggaran ( Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pekerjaan Umum )
biaya teliti supaya dikumpulkan dan diatur
dengan rapi. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
2. Gambar-gambar rencana atau gambar
bestek dan penjelasan atau keterangan Secara umum dapat dirumuskan
yang tercantum dalam peraturan dan sebagai berikut :
syarat-syarat atau bestek, berita acara
atau risalah penjelasan pekerjaan harus
selalu dicocokan satu sama lain. RAB = Σ ( Volume x Harga satuan pekerjaan )
3. Membuat catatan sebanyak mungkin yang
perlu, baik mengenai gambar bestek
ataupun bestek. Dalam Penyusunan RAB diperlukan
4. Menentukan sistim yang tepat dan teratur Jumlah volume per satuan pekerjaan dan
yang akan dipakai dalam perhitungan. analisa harga satuan pekerjaan berdasarkan
( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan )
gambar bestek serta syarat-syarat analisa
pembangunan kontruksi yang berlaku.

Harga Satuan Pekerjaan Susunan Rencana Anggaran Biaya

Harga satuan pekerjaan adalah jumlah


harga bahan dan upah tenaga kerja atau Bestek dan
Gambar Bestek Harga Satuan
harga yang harus dibayar untuk Bahan dan Upah
menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi
berdasarkan perhitungan analisis.. Analisis Perhitungan Volume
disini adalah ketentuan umum yang Tiap Jenis Pekerjaan
ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perhitungan Satuan
Tiap Jenis Pekerjaan
Depok. Dalam Analisis Satuan Komponen, Berdasarkan Standar PU
telah ditetapkan koefisien (indeks) jumlah
Perhitungan RAB
tenaga kerja, bahan dan alat untuk satu secara keseluruhan
satuan pekerjaan.
( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan )
Prosentase Bobot Pekerjaan ANALISIS DATA

Prosentase bobot pekerjaan merupakan Komponen Biaya Standar Dan Non Standar
besarnya nilai prosentase tiap item-item
pekerjaan, berdasarkan perbandingan antara - Luas Bangunan 5 Lantai :
anggaran biaya pekerjaan dengan harga
( 4 x 400 ) + 455 + 64 = 2.119 m2
bangunan. Secara skematis dapat
digambarkan sebagai berikut : - Harga Satuan Bangunan Kotip Depok (type A)

Persentase Bobot Pekerjaan (PBP) :


= Rp. 1,982,000.00 / m2
Faktor Pengali = 1.162
Volume x Harga Satuan 2
= x 100 % - Harga Satuan Per m Bangunan x Luas Lantai
Harga Bangunan
= 1.162 x 1,982,000.00 x 2.119
( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan )
= Rp 4,880,234,996.00
Bedasarkan pengalaman dan penelitian
Uraian Rencana Penjadwalan Pekerjaan di lapangan dari beberapa macam proyek
menggunakan Ms. Project pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan oleh
Departemen Pemukiman dan Prasarana
Beberapa Hal yang harus diperhatikan dalam Wilayah, maka diperoleh komponen biaya
menyusun Uraian Rencana Kerja, yaitu : standar dan non standar sebagai berikut :

1. Urutan langkah kerja tidak boleh terbalik


2. Setiap Bagan pekerjaan digambarkan Tabel 5.1. Komponen Biaya Standar dan Non
dengan garis lurus sebagai garis Standar
kegiatan KOMPONEN BIAYA STANDAR
3. Panjang garis kegiatan ditentukan oleh No. Komponen Estimate Harga ( Rp )
jumlah hari atau jumlah minggu B
1 Pondasi 0.10 488,023,499.60
4. Jumlah hari atau minggu dapat dihitung
2 Struktur 0.35 1,708,082,248.60
berdasarkan jumlah tenaga kerja
3 Lantai 0.08 390,418,799.68
5. Bagian-bagian pekerjaan dapat
4 Dinding 0.08 390,418,799.68
digabungakan menjadi satu garis
5 Plafond 0.07 341,616,449.72
kegiatan.
6 Atap 0.10 488,023,499.60

Untuk menyusun rencana kerja, waktu 7 Utilitas 0.07 341,616,449.72

yang dipergunakan dalam bentuk hari atau 8 Finishing 0.15 732,035,249.40

minggu. TOTAL 1.00 4,880,234,996.00


KOMPONEN BIAYA NON STANDAR
No. Komponen Estimate Harga ( Rp )
1 Tata Udara AC 0.08 390,418,799.68
2 Tata Suara 0.02 97,604,699.92
3 Telepon 0.03 146,407,049.88
4 Genset 0.05 244,011,749.80
Sist.Deteksi &
5 Penc.Kebakaran
0.05 244,011,749.80

6 Furniture 0.05 244,011,749.80


7 Penangkal Petir 0.01 48,802,349.96
8 Peningkatan Mutu 0.06 292,814,099.76

TOTAL 0.35 1,708,082,248.60

Total Biaya Standar + Non Standar = 6,588,317,244.60


( Total Biaya Bangunan Keseluruhan )
Berdasarkan hasil biaya bangunan Volume Pasangan Batu Kali :
keseluruhan diatas maka biaya komponen
bangunan gedungnya adalah sebagai berikut Luas Pondasi = ( 0,3 x 0,6 ) x 0,6
: 2
= 0,054 m2

Tabel 5.2. Daftar Biaya Komponen Kegiatan Vol. Pondasi = 0,054 m2 x 112.57 m
= 6.08 m3
Pembangunan Bangunan Gedung
Volume Aanstamping & Volume Lantai Kerja
Klasifikasi : TIDAK SEDERHANA
Luas Aanstamping = ( 0,8 x 0,15 ) Luas
( dalam ribuan rupiah )

BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA TOTAL


Lantai Kerja = ( 0,8 x 0.05 )
KONSTRUK PERENCAN MANAJEM PENGELOL
SI AAN EN A BIAYA = 0,12 m2
KONSTRUK KONSTRUK
FISIK SI SI PROYEK Vol. Aanstamping = 0,12 x 112.57 Vol.
Lantai Kerja = 0,04 x 112.57
6,050,000.0 256,822.50 211,447.50 30,413.35 6,548,683.35
= 13.51 m3
6,087,251.2 258,099.45 212,445.07 30,521.48 6,588,317.24

6,100,000.0 258,640.00 212,890.00 30,585.40 6,602,115.40

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


( Sumber : Pedoman Pembangunan Gedung Negara )
Pada tahap perhitungan anggaran biaya
Biaya Kontruksi Fisik dengan MK konstruksi, data – data perhitungan yang
Rp 6,087,251,245.57
Biaya Perencanaan Konstruksi dibutuhkan adalah hasil perhitungan volume
Rp 258,099,452.81 pekerjaan dan hasil analisa satuan pekerjaan
Biaya MK pada masing –masing pekerjaan konstruksi.
Rp 212,445,068.47
Biaya Pengelolaan Proyek Berikut merupakan salah satu contoh
Rp 30,521,477.75 + perhitungan anggaran biaya konstruksi pada
Total Biaya Kontruksi Fisik, Jasa
Proyek Pebangunan Kampus BSI Margonda –
Perencanaan,Pengawasan Rp 6,588,317,244.60 Depok
dan Pengelolaan. Diketahui :
o Hasil perhitungan volume Aanstamping
pada pondasi batu kali ( PB1
Perhitungan Volume Satuan Pekerjaan + PB2 ) adalah 24.70 m3 .
o Hasil perhitungan analisa satuan
Luas Lahan : 1.035 m2 pekerjaan berdasarkan Analisa
Luas Lantai : 2.119 m2 Pekerjaan Umum Kota Depok adalah
Rp. 239,950.00 / m3
o Anggaran Biaya Satuan Pekerjaan =
Contoh perhitungan volume satuan Volume x Analisa Satuan Pekerjaan
pekerjaan pada pekerjaan pondasi batu kali
(PB1) adalah sebagai berikut : Maka :
o Anggaran Biaya Satuan Pekerjaan
300

Pasangan Batu Kali


= Volume x Analisa Satuan Pekerjaan

Untuk 1 m3 pekerjaan Aanstamping dibutuhkan


600

Aanstamping
biaya sebesar :

o 24.70 m3 x Rp. 239,950.00 / m3


150

= Rp 5,926,765.00
100 600 100

800
Bobot Prosentase Satuan Pekerjaan Analisa Durasi Pekerjaan

- Jam Kerja Efektif dalam satu hari = 7 jam


No. Jenis Pekerjaan Biaya Pekerjaan Bobot %
- Perhitungan Produktivitas dalam satu hari :

Produktivitas Kerja
I Pekerjaan Persiapan Rp 72,304,023.08 1.22%
II Pekerjaan Tanah Rp 37,914,947.50 0.64% Jumlah Tenaga x Jam Kerja Efektif
=
III Pekerjaan Struktur Bawah Koefisien
III.a Pekerjaan Pondasi Batu Kali Rp 79,136,777.16 1.33%
Pekerjaan Pondasi
III.b Tiang Pancang Rp 498,575,900.00 8.41% - Contoh Perhitungan Pekerjaan Baja Tulangan
III.c Pekerjaan Pile Cap Rp 82,228,918.00 1.39%

IV Pekerjaan Struktur Atas


(Ulir) D39 :
IV.a Pekerjaan Dinding Pagar Rp 15,899,840.00 0.27%
0.0350 Mandor Per Jam
IV.b Pekerjaan Lantai Dasar Rp 342,705,961.12 5.78%
IV.c Pekerjaan Lantai Dua Rp 646,775,363.90 10.91%
0.1050 Pekerja Per Jam
IV.d Pekerjaan Lantai Tiga Rp 637,106,407.90 10.75%
IV.e Pekerjaan Lantai Empat Rp 637,106,407.90 10.75%
0.1050 3 Pekerja
IV.f Pekerjaan Lantai Lima Rp 596,587,648.20 10.06% Maka : =
IV.g Pekerjaan Lantai FL 16.28 Rp 133,225,222.20 2.25%
0.0350 1 Mandor
IV.h Pekerjaan Lantai Atap Rp 154,380,922.80 2.60%
Pekerjaan Dinding, Kusen, 1 Mandor x 7 Jam
V. Elektrikal, dan Plafond Produktivitas =
1 Lantai Dasar Rp 289,810,736.49 4.89% 0.0350
2 Lantai Dua Rp 181,166,594.88 3.06%
3 Lantai Tiga Rp 140,854,149.83 2.38% = 200 kg / hari
4 Lantai Empat Rp 140,854,149.83 2.38%
5 Lantai Lima Rp 147,260,849.73 2.48%
- Perhitungan Durasi Pekerjaan :
6 Lantai FL 16.28 Rp 1,129,345.00 0.02%
Volume Pekerjaan
Lantai Atap Rp 42,304,664.70 0.71% Durasi Pekerjaan =
VI Finishing Produktivitas
VI.a Pekerjaan Kusen Lengkap Rp 2,487,239.31 0.04%
Pekerjaan Kunci / - Contoh Perhitungan Durasi Pekerjaan
VI.b Alat Gantungdan Kaca Rp 9,211,171.20 0.16%
VI.c Pekerjaan Penutup Lantai Rp 235,980,910.40 3.98%
Pembesian pada Pedestal, yaitu :
VI.d Pekerjaan Pengecatan Rp 653,586,744.30 11.02%
Pekerjaan Sanitasi
VI.e dan Saluran Air Rp 9,800,962.50 0.17% Diketahui volume pembesian pada pekerjaan
VI.f Pekerjaan Landscape Rp 63,646,425.00 1.07%
Pekerjaan Elektrikal
VI.g ( Lampu Taman ) Rp 44,606,240.00 0.75% pedestal sebesar 124.20 kg,
VI.h Pekerjaan Lain-lain Rp 32,032,260.00 0.54%
maka :
Rp 5,928,680,782.92 100.00%

124.20 kg
Durasi Pekerjaan = = 0.62 hr
200 kg/hari
KESIMPULAN
SARAN
Anggaran biaya konstruksi pembangunan
gedung bertingkat didapat dari hasil Hal yang penting dalam pemilihan metode
penjumlahan biaya standar dan non standar estimasi biaya tahap desain haruslah akurat,
yang berdasarkan pada syarat teknis bangunan mudah dan tidak mahal dalam penggunaannya.
gedung, maka didapat perkiraan total biaya – Parameter yang digunakan dalam estimasi
biaya komponen kegiatan pembangunan anggaran biaya konstruksi untuk bangunan
bangunan gedung sebesar Rp 6,588,317,244.60. gedung adalah luas lantai dan jumlah lantai.
Langkah awal yang harus diperhatikan adalah
1. Estimasi biaya anggaran konstruksi tahap menentukan klasifikasi bangunan baik
desain pada Pembangunan Kampus BSI berdasarkan kegunaan bangunan ataupun
Margonda Depok sebesar Rp 5.928.680.782,92. kompleksitas. Parameter yang lebih penting
adalah indeks harga bangunan gedung
2. Durasi waktu jadwal rencana pelaksanaan permeter persegi berdasarkan perencanaan
selama ± 4,5 bln. program dan anggaran bangunan gedung yang
dikeluarkan sesuai dengan daerah pelaksanaan
Nilai Proyek yang didapat dari hasil estimasi proyek.
anggaran biaya konstruksi tahap desain pada
Pembangunan Kampus BSI Margonda Depok
lebih kecil dibandingkan anggaran biaya DAFTAR PUSTAKA
konstruksi berdasarkan syarat teknis bangunan
gedung. Artinya estimasi anggaran biaya Tenriajeng. A. T., Administrasi Konrtrak dan
konstruksi pada Pembangunan Kampus BSI Anggaran Borongan, Penerbit
Margonda Depok dapat digunakan dalam Gunadarma, Depok, 2004
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Oleh karena
itu proyek pembangunan bangunan gedung Soeharto, I., Manajemen Proyek Jilid 2,
kampus BSI Margonda – Depok layak untuk Penerbit Erlangga, Jakarta 1998
dilaksanakan dan dapat memenuhi syarat
teknis pembangunan bangunan gedung. H. Bachtiar I, Rencana dan Estimate real of
Cost, penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2003

Keputusan Menteri Permukiman Dan


Prasarana Wilayah Nomor:
332/Kpts/M/2002, Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, Jakarta, Agustus 2002.
LAMPIRAN 3
PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN PATIHAN KABUPATEN SRAGEN

Dian Arumningsih DP

Abstrak

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berjajar-jajar dari kepaulauan


Sabang sampai kepulauan Mauroke, tentunya dibatasi oleh sungai-sungai yang
memisahkan antar kepulauan tersebut. Pemerintah bertekad membangun sarana dan
prasarana transportasi guna menembus isolasi dan keterbelakangan daerah terpencil
serta memantapkan perwujudan wawasan Nusantara. Dengan semangat bersatu
berencana membangun jembatan-jembatan di semua wilayah tanah air Indonesia, bentang
panjang maupun bentang pendek.
Perencanaan merupakan fungsi penting dan fital dalam kegiatan pembangunan
konstruksi.Dalam suatu proyek konstruksi selalu memerlukan sumber daya yang berupa
tenaga kerja biaya bahan material dan peralatan.
Biaya merupakan salah satu sumber daya yang sangat berperan besar untuk
menunjang pembangunan proyek.Maka diperlukan perencanaan terhadap kebutuhan biaya
melalui suatu penjadwalan biaya untuk mendapatkan jumlah biaya yang diperlukan
berdasarkan waktu pelaksanaan proyek. Di Kabupaten Sragen, salah satunya berencana
membangun Jembatan Patihan. Dari hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya untuk
menyelesaikan, proyek pembangunan jembatan Patihan di Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dibutuhkan ± Rp.1.225.144.000,00 dalam waktu ±179
hari.
Kata Kunci : Perencanaan, penjadwalan pembangunan Jembatan

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah kepada pemerintah, pihak swastamaupun
Meningkatnya perkembangan trans- lapisan masyarakat pada umumnya.
portasi darat di Indonesia saat ini, dapat Untuk itu perlu terus mengembangkan
memberikan inspirasi dan dorongan sarana dan prasarana penunjang
terciptanya jaringan transportasi yang 1.3. Data Umum Proyek
handal efisien dan mampu mendukung Perencanaan Pembangunan Jembatan
pertumbuhan ekonomi stabilitas nasional Patihan di Kecamatan Masaran,
serta upaya pemerataan dan penyebaran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
pembangunan dengan menembus isolasi Mempunyai data umum sebagai berikut :
dan keterbelakangan daerah terpencil, Nama Proyek : Jembatan Patihan
sehingga akan semakin memantapkan Lokasi Proyek : Jalan Patihan
perwujudan wawasan nusantara. Perlu Lebar Jembatan : 4,0 m
diketahui juga bahwa Indonesia terletak Jenis Jembatan : Komposit
di daerah katulistiwa, dan Indonesia Jenis Pondasi Caisson : Concrete pile
merupakan Negara kepulauan (banyak Jenis Abument: Concrete K-225 (3 buah)
pulau) yang berjajar-jajar dari sabang Mutu Baja Lantai : U-24
hingga sampai Merauke, selain itu Mutu Baja Abutment : U-24
tentunya banyak sungai-sungai yang Mutu Beta Abutmen : K-225
memisahkan antar pulau tersebut. Mutu Pla Beton : K-350
Pemerintah dan masyarakat bertekat Dengan teknis spesifikasi.
bulat untuk menyatukan daerah satu
dengan daerah lainnya, dengan rencana 2. TINJAUAN PUSTAKA
mengembangkan pembangunan jem- 2.1. Manajemen Proyek
batan-jembatan baik itu bentang panjang Kemajuan dalam kegiatan
maupun bentang pendek. konstruksi/industry pada beberapa aspek
memerlukan manajemen atau
1.2. Perumusan Masalah pengelolaan yang dituntut memiliki
Permasalahan yang diteliti adalah kinerja, kecermatan, keekonomisan,
bagaimana cara merencanakan dan keterpaduan, kecepatan, ketepatan,
menjadwalkan pekerjaan dan biaya ketelitian serta keamanan yang tinggi
proyek dengan menggunakan metode dalam rangka memperoleh hasil akhir
network planning dan burchart yang yang sesuai harapan
dilakukan dalam menyelesaikan Dengan penerapan prinsip-prinsip
perencanaan Jembatan Patihan, manajemen yang sama oleh individu atau
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. organisasi yang berbeda, hasil akhir
proses manajemen dapat berbeda satu
sama lain. Ini karena ada perbedaan Bahan yaitu bahan baku yang
budaya, pengalaman, lingkungan, kondisi dibutuhkan untuk pelaksanaan
social, tingkat ekonomi, karakter sumber kegiatan, termasuk bahan berupa
daya manisia serta kemampuan untuk data dan informasi yang
menguasai prinsip-prinsip dasar dibutuhkan untuk pengambilan
manajemen. Untuk memberikan keputusan.
gambaran tentang manajemen,  Peralatan (Machines)
selanjutnya diuraikan ruang lingkup Peralatan yaitu sumber daya
manajemen , seperti difinisi dan kegiatan- penunjang pelaksanaan kegiatan
kegiatan dalam manjemen proyek,  Biaya (Money)
karakteristik proyek, stakeholder Biaya yaitu seluruh biaya yang
(pemangku kepentingan) pada proyek akan digunakan untuk
serta organisasi proyek. Hal penting dari melaksanakan kegiatan termasuk
pada tujuan manajemen yaitu biaya tidak langsung
mendapatkan metode atau cara teknis  Metode (Method)
yang paling baik agar dengan sumber Metode atau teknik yang
sumber daya yang terbatas diperoleh hasil digunakan dalam melakukan
maksimal dalam hal ketepatan, kegiatan
kecepatan, penghematan dan keselamatan
kerja secara komprehensif. 2.2. Pengertian Waktu dan Biaya
Rangkaian kegiatan proyek sering Proyek
disingkat dengan POAC yang meliputi Waktu didefinisikan sebagai suatu
(Husen, 2010) : masa depan suatu proyek atau pekerjaan
 Perencanaan (Planning) akan dilaksanakan. Kapan akan dimulai
 Pengorganisasian (Organizing) dan kapan pekerjaan tersebut akan
 Pelaksanaan (Actuating) berakhir.
 Pengendalian (Controlling) Pengertian tentang biaya proyek
Kegiatan proyek Konstruksi meliputi : mencakup seluruh komponen
Tenaga kerja (Manpower) pembiayaan dalam proyek, sejak tahap
 Tenaga kerja yaitu seluruh sumber perencanaan hingga berakhirnya masa
daya manusia yang ikut dalam pembangunan atau pelaksanaan proyek.
pelaksanaan kegiatan. Biaya didefinisikan sebagai jumlah segala
 Bahan (Material) usaha dan pengeluaran yang dilakukan
dalam mengembangkan, memproduksi dimana hal itu didasarkan pada gambar
dan aplikasi produk (Soeharto, 1997) kerja. Dalam aplikasinya di lapangan
Rencana Anggaran Biaya merupakan alat
2.3. Teknik-Teknik Penjadwalan untuk mengendalikan jumlah biaya
Penjadwalan memfokuskan pada penyelesaian pekerjaan secara berurutan
penentuan atau perhitungan waktu dari pada sesuai dengan yang telah
kegiatan-kegiatan operasional dalam direncanakan.Rencana Anggaran Biaya
pelaksanaan proyek dengan ini berada pada proposal biaya di luar
mempertimbangkan keterbatasan sumber proposal teknis yang merupakan
daya yang tersedia untuk dapat menentukan kelengkapan administrasi sebuah
waktu penyelesaian proyek secara perusahaan jasa konstruk.Selain itu juga
keseluruhan (Waryanto, 2001). RAB merupakan perkiraan yang dibuat
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sebelum pelaksanaan suatu proyek fisik
tersedia berbagai macam cara dalalm dimulai. Yang dibuat oleh :
penentuan penjadwalan proyek dan sumber • Pemilik (owner)
daya serta jadwal waktu antara lain : • Konsultan teknik
 Bagan Balok (Barchart) • Perencana kontraktor
 Analisis Jaringan Kerja (Network Tujuan pembuatan RAB adalah :
Planning) 1. Agar biaya pembangunan yang
 Diagram Panah (AQA) dibutuhkan dapat diketahui se-
Activity on Arrow terdiri dari anak panah belumnya
dan lingkaran.Anak panah menggambarkan 2. Untuk mengantisipasi kemungkinan
kegiatan sedangkan lingkaran terjadinya kemacetan dalam proses
menggambarkan kejadian (Event).Kejadian pembangunan.
(Event) diawali dari anak panah disebut 3. Untuk mencegah terjadinya pem-
node i, sedangkan kejadian (Event) diakhiri borosan dalam penggunaan sumber
anak panah disebut node j (Ervianto, 2002). daya Cost Estimate (estimasi biaya)
atau dalam istilah populer yang
3. LANDASAN TEORI disebut dengan Rencana Anggaran
3.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Biaya (RAB) sebelumnya harus
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dipahami sebagai Rencana Anggaran
adalah suatu rencana anggaran biaya Biaya yang diserahkan kontraktor sebagai
yang akan dikeluarkan pada suatu proyek
harga penawaran dan diserahkan pada tersebut dikarenakan bahwa dalam penyusunan
waktu mengikuti pelelangan. RAB ada dua faktor utama yang senantiasa
Dalam menyusun Project Cost Estimate dipadukan yakni faktor pengalaman dan faktor
(PCE) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB) analisis biaya konstruksi (meliputi upah, tenaga
setidaknya secara sederhana dapat dipilah kerja dan bahan) secara ringkas proses
menjadi dua langkah, yakni tahap persiapan penyusunan anggaran biaya jembatan atau
dan tahap penyusunan RAB itu sendiri. Hal gedung dapat dilihat di bawah ini :

Gambar. 3.1. Tahap Penyusunan RAB

Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek 1. Estimasi perencanaan (Engineer’s


dibuat berdasarkan rencana anggaran Estimate atau EE)
penawaran yang digunakan sebagai patokan 2. Estimasi pemilik (Owner’s Estimate atau
biaya penyelesaian proyek yang harus diikuti OE)
oleh setiap unit yang dalam kendali seorang
manajer proyek. Sebagai penetapan harga 3.2. Tahapan Penyusunan Biaya Proyek
dalam suatu pelelangan ada 2 estimasi, yaitu : Pada umumnya biaya proyek terdiri dari biaya
tenaga kerja dan biaya bahan atau peralatan,
adapun tahapan penyusunan biaya adalah digunakan dalam menyusun dan menghitung
sebagai berikut : Harga Satuan Pekerjaan.
1. Perhitungan Volume Pekerjaan BOW (Burger lifke Open Bare Worken) ialah
Rumus perhitungan volume pekerjaan : suatu ketentuan umum yang ditetapkan
Volume untuk luasan item pekerjaan Direktorat BOW tanggal 28 Februari 2921
(m2) = panjang x lebar Nomor 5372 A pada zaman penjajahan
Volume untuk kubikasi item pekerjaan Belanda. Analisa BOW hanya dapat
(m3) = panjang x lebar x tinggi dipergunakan pekerjaan yang bersifat
Volume panjang item pekerjaan (m) tradisional yang memakai peralatan
= panjang / tinggi konvesional. Sedangkan bagi pekerjaan yang
Volume untuk borongan (ls, unit, buah) menggunakan peralatan modern/ alat berat,
= sesuai kesepakatan analisa BOW tidak dapat dipergunakan sama
sekali. Tentu saja beberapa bagian analisa
2. Analisis Harga Satuan Pekerjaan BOW yang tidak relevan lagi dengan
Harga satuan upah dan bahan di setiap daerah kebutuhan pembangunan, baik bahan maupun
berbeda sehingga dalam menghitung dan upah tenaga kerja. Namun demikian, analisa
menyusun anggaran biaya suatu proyek, harus BOW masih dapat dipergunakan sebagai
berpedoman pada Harga Satuan pedoman dalam menyusun anggaran biaya
Pekerjaan.Analisa BOW umumnya bangunan (Ibrahim, 1994).

Gambar 3.2. Skema Harga Satuan Pekerjaan


3.3. Metode Penjadwalan Proyek 13. Abutment (beton k-225)
Menurut Waryanto (2001), secara garis 14. Slab (beton k-350)
besar teknik-teknik dalam penjadwalan 15. Pondasi caisson
proyek dikelompokkan menjadi : Bar
Chart , Metode linier dan metode 4. METODOLOGI PENELITIAN
Network. 4.1. Metode Pengumpulan Data.
1. Bar Chart (Gant Chart) 1. Data sekunder merupakan data yang
2. Metode Linier digunakan tanpa diolah terlebih
dahulu, data sekunder tersebut yaitu:
3.4. Metode Pelaksanaan a. Gambar rencana.
3.4.1. Pelaksanaan Pekerjaan Teknis b. Harga Satuan Pekerjaan.
Teknik pelaksanaan pekerjaan ini terbagi 2. Data primer
atas beberapa tahapan pekerjaan, yaitu : Data primer yaitu data yang diolah
1. Pekerjaan Struktur terlebihdahulu sebelum digunakan.
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan Data primer diperoleh yaitu dari :
keseluruhan bagian-bagian struktur dari a. Volume Pekerjaan
jembatan mulai dari pondasi sampai b. Durasi Pekerjaan
lantai jembatan. c. Sumber daya
Pekerjaan struktur terdiri dari :
1. Beton k-350 pada elevasi 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2. Beton k-225 pada elevasi 5.1. Survey Harga Satuan Pekerjaan
3. Beton k-225 pada pondasi Dalam penentuan harga satuan pekerjaan
4. Beton k-175 pada elevasi baik harga satuan untuk material maupun
5. Beton siklop k-175 pada pondasi harga satuan upah tenaga kerja untuk
(poer) analisa Rencana Anggaran Biaya (RAB),
6. Beton kelas k-125 (lantai kerja) diperoleh dari harga-harga material
7. Pembersihan dengan tulangan polos dipasaran yaitu dengan mengambil data
8. Pembersihan dengan tulangan ulir dari beberapa buku atau literatur seperti
9. Perletakan elastomer Owner’s Estimate Proyek Pembangunan
10. Gelagar profil WF 350.175.7.11 & Jembatan Patihan, Kabupaten Sragen.
WF 200.100.5,6.8
11. Diagfragma beton kelas k-35C
12. Wingwall (beton k-225)
5.2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan diuraikan beberapa perhitungan
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan volume pekerjaan yang dihitung
digunakan untuk menyusun Rencana berdasarkan gambar rencana.
Anggaran Biaya Proyek. Dalam
penyusunan Rencana Anggaran 5.4.1. Pekerjaan Bangunan Bawah
Belanja (RAB) selain analisa Harga 1) Galian Tanah Abutment dan Pilar
Satuan Pekerjaan yang diperlukan : 293,80 m3
data volume pekerjaan yang diambil
dari gambar rencana, yang
didalamnya terdapat kebutuhan
tenaga kerja dan bahan tiap satuan
pekerjaan.

5.3. Hitungan Rencana Anggaran


Biaya
Rencana Anggaran Biaya adalah Galian Tanah Susunan Abutment dan

pemikiran biaya yang digunakan Pilar

 0,50  0,5  3  12,00  28,29 m 3


untuk melaksanakan suatu pekerjaan. 22,00
7
Total Galian  293,80 m 3
Proses penyusunan anggaran biaya
menggunakan analisis SNI. Dimana
rencana Anggaran Biaya diperoleh 2) Urugan Tanah : 293,80 m2
dari volume pekerjaan dikalikan
harga satuan Pekerjaan.

5.4. Perhitungan Volume Pekerjaan


Tahap perhitungan volume ini dapat
dikerjakan berdasarkan dari gambar-
gambar denah maupun detail,
sehingga apabila gambar-gambar
tersebut terdapat ketidak jelasan pada 3) Pasangan buis beton
ukuran maupun gambar dan 3,00 12,00 1  36,00 m3
mempengaruhi perhitungan volume
pekerjaan. Pada penulisan ini akan
4) Pasangan buis beton

 0,50  0,5  3 12,00  28,29 m 3


22,00
7

5) Pembesian Sumuran
3,30 10,00  3  4,00 1,58  625,68 m3

6) Cor Vootplate :
20,44 m3

7) Perancah Vootplate : 17,81 m3

8) Penulangan Vootplate :
1712,87 kg
13) Cor Pilar

9) Pasangan Batu Kali Abutmen :


161,58 m3

 Pondasi
3,00  7,00  1,50  1  31,50 m 3
3,00  7,00 1,00  3,00
10) Cor Landas Sandung :   0,50  1  5,00 m 3
2 2
0,60  1,75
4,48 m3
 0,30  4,40  4  6,20 m 3
2
11) Perancah Landas Sandung :  161,58 m 3
 Tiang
20,80 m3

3,00  3,14  0,40  0,4  2,00  6,03 m 3


 Kopel
12) Penulangan Landas /
Sandung : 826,15 kg
0,50  0,40  1,50  1 2,00  0,60 m 3 5.4.2. Pekerjaan bangunan atas

 Landas Sandung = 52,21 m3


14) Perancah pilar = 99,94
15) Pembesian Pilar
 Pondasi = 102,70 kg
 Kopel
3,06  9,00  2  1,58  87,03 kg 1) Gelagar Induk WF.600.200.11.17

1,16  19,00  2  1,58  69,65 kg 16,00  4,00  3,00  192,00 m'


192,00  106  1 kg  20.352,00 kg
 Tiang
8,19  32,00  2  2,98  1.562,00 kg
2) Gelagar Induk WF.200.100.5,5.8

2,24  44,00  2  0,89  175,44 kg 3,20  7  3,00  67,20 m'


1,69  44,00  2  0,89  132,36 kg 67,20  21,33  1 kg  1.433,38 kg

 Landas Sandung = 4.675,18 kg 3) Besi Deletasi L. 100.100.8


4,00  2  4  32,00 m'
32,00  12,2  1 kg  390,40 kg
4) Ikatan Angin L.50.50.5
4,00  6  3  4,75 kg  342,00 kg
15,31  2,2  3  4,75 kg  480,08 kg
 822,08 kg
5) Besi Sandara & Talang Air =
236,80 m’
6) Cor Lantai & Tiang Sandaran
0,20  15,00  4,00  1  3  36,00 m 3
0,15  0,20  0,91  23  3  2,00  3,76 m 3

16) Plesteran Bangunan bawah 7) Beton Cor Trotoir = 6,80 m3


5,20  3,00  1  2  31,20 m 2 8) Perancah Bangunan Atas = 431,46
0,60  1,40  2  2  3,36 m 2 m3

 3,40  2  2  29,92 m 2
4,40 9) Penulangan Lantai & Tiang
2
 64,48 m 2
Sandara = 5.650,46 kg
10) Plat Sambungan dan Pengaku =
4.349,33 kg
11) Baut = 409,63 kg
5.4.3. Pekerjaan bangunan atas 5) Urugan Tanah

 1,50  25  39,38 m 2
(pasangan batu) 2,10
1) Pasangan Batu Kali Lonning 2

0,40  3,20  0,90  1 4  4,61 m 3


5.4.6. Talud Jalan Panjang 30 m H
2) Siaran Lonning = 27,04 m2
1,30-2,50
3) Plesteran Bangunan Atas =
1) Galian Tanah
0,40  0,80
67,12 m3
0,55   30,00  1  2  19,80 m 3
2
5.4.4. Pekerjaan talud
1) Galian Tanah 2) Pasangan Batu Kali Talud
2,50  1,50 0,45  0,80
 4,00  1,50  4  48,00 m 3 0,55   30,00  1  2  19,80 m 3

0,30  0,55 0,45  0,80


2 2
2) Pasangan Batu Kali Talud   30,00  2  44,63 m 3
2,50  1,50
 4,00  1,50  4  48,00 m 3
2 2
 64,43 m 3
0,30  1,50 2,50  0,40
2
  4,2  4  21,92 m 3
3) Siaran
 69,92
2 2
1,00  2,50
 30,00  1  52,50 m 2
3) Siaran 2

2,50  4,30
 4,2  4  38,08 m 2
4) Plesteran
3 0,45  30,00  1  13,50 m 2
4) Plesteran
0,30  0,40  4  0,48 m
5) Urugan Tanah

 1,50  30  39,38 m 2
2
1,75
5.4.5. Talud Jalan Panjang 25m H 2

1,79-25,00
1) Galian Tanah 5.4.7. Talud Jalan Panjang 4,00 m H
0,65  0,80
0,65   25,00  1 2  23,56 m 3
2,5 dua tempat
2 1) Galian Tanah
0,70  0,80  4  2  4,48 m 3
2) Pasangan Batu Kali Talud =
2) Pasangan Batu Kali Talud
0,70  0,80  4  2  4,48 m 3
73,44 m3

0,30  0,70
3) Siaran = 52,50 m3
4) Plesteran  2,50  4  2  10,00 m 3
0,45  25,00  1  11,25 m 2
2
 14,48 m 3
3) Siaran 4) Plesteran + 123,40 m3
2,35  4,00  2  18,80 m 2 5) Siaran

4) Plesteran 1,00  30  1  30,00 m 2

0,45  4,00  2  3,60 m 2


5) Urugan Tanah 5.4.9. Pekerjaan jalan

 2,00  2  5,00 m 2
2,50 1) Urugan Tanah = 450,00 m3
2 2) Cor Beton = 55,33 m3
3) Begesting = 26,88 m2
5.4.8. Saluran Panjang 30 mt 4) Penghamparan Latasir = 557,10 m3
1) Galian Tanah
0,40  0,40  30  4,80 m 3 5.5. Penjadwalan Dana
0,40  0,40  2  30  9,60 m 3 5.5.1. Bulan Junimobilisasi bongkaran
 14,40 m 3 = 13.699.340,00
2) Urugan tanah 5.5.2. Bulan Juli mobilisasi galian

0,40  1,20  30  14,40 m 3 konstruksi = 39.260.300,00


0,30  0,50
 2,50  30  30,00 m 3
5.5.3. Bulan Agustus mobilisasi
2
 44,40 m 3
perancah bekesting =
122.770.580,00
3) Pasangan Batu kali = 45,75 m3

5.5.4. Bulan September

  1.113.767.379,91  2.673.041,71
0,240
1) Mobilisasi
100

  1.113.767.379,91  2.338.462,19
0,210
2) Galian Kontruksi
100

  1.113.767.379,91  7.177.177,50
0,644
3) Urugan Tanah dipadatkan
100

  1.113.767.379,91  60.588.945,47
5,440
4) Pasangan Batu Kali
100

  1.113.767.379,91  2.428.012,89
0,218
5) Plesteran
100

  1.113.767.379,91  2.851.244,49
0,256
6) Siaran
100
  1.113.767.379,91  59.775.895,28
5,367
7) Beton Struktur
100

  1.113.767.379,91  44.650.934,26
4,009
8) Pasangan Batu Kali
100

  1.113.767.379,91  44.650.934,26
16,335
100

5.5.5. Bulan Oktober mobilisasi masing-masing jenis pekerjaan


konstruksi dan pasang batu kali sehingga menjadi biasa proyek total.
Untuk

  1.113.767.379,91  526.945.622,78
47,312
100 rekapitulasi anggaran Biaya Proyek
Jembatan Patihan, Kabupaten Sragen.
5.5.6. Bulan November mobilisasi
beton struktur, siaran =
5.7 Alokasi Biaya Proyek
Digunakan durasi satu minggu dan
  1.113.767.379,91  229.090.812,37
20,569
100 satu bulan untuk mengetahui
kebutuhan biaya secara teliti dan untuk
5.5.7. Bulan Desember mempermudah dalam acuan untuk
1) Mobilisasi pengadaan, penyediaan dan

  1.113.767.379,91  66.826,04
0,006 pengeluaran biaya agar tidak terjadi
100
kekurangan, keterlambatan serta
melebihi biaya yang tersedia.
5.6 Rekapitulasi Anggaran Biaya
Disusun perhitungan Rekapitulasi.
1. Alokasi Biaya Per Bulan
Rencana Anggaran Biaya Proyek,
Bulan juni sebesar
Rekapitulasi anggaran biaya proyek
Rp13.6999.338,77 yang digunakan
dibuat setelah perhitungan Rencana
untuk pekerjaan persiapan, bulan
Anggaran Biaya selesai, kemudian
Juli sebesar Rp.39.260.300,14
dari seluruh perhitungan tersebut
bulan Agustus Rp.122.770578,29 .
dikumpulkan sesuai jenis pekerjaan
Hal ini dikarenakan biaya yang
masing-masing kemudian dijumlahkan
dikeluarkan untuk membayar upah
secara keseluruhan dan ditambah jasa
tenaga kerja dan material dalam
pemborong setelah 10%, dari jumlah
jumlah yang lebih banyak
jumlahnya karena untuk memulai pembahasan serta kesimpulan, maka
pekerjaanstruktur. Bulan September penyusun memberi saran antara lain:
sebesar Rp.181.933.901,51 oktober 1. Dalam perncanaan dan
naik lebih banyak lagi, sebesar penjadwalan di coba dengan
Rp.526.945.622,78 bulan ovember system program planner.
volume pekerjaan sudah mulai 2. Dalam perencanaan untuk
menurun besaran nilai lengkapnya, maka penggunaan
Rp.229.090.812,37, ini berarti peralatan berat dapat dimasukan
untuk bulan berikutnya sudah dalam perencanaan biaya selain itu
makin berkurang biaya yang kalau ada pembebasan lahan juga
dikeluarkan, selain itu juga dapat diperhitungkan, sehingga
pekerjaan mendekati tahap total perencanaan dan penjadwalan
finishing. proyek konstruksi lebih transparan.

6. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


6.1. Kesimpulan Djojowirono.S, 1991.Manajemen
Berdasarkan analisis dan Konstruksi, KMTS FT. UGM,
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan Yogyakarta.
sebagai berikut : Djojowirono. S, 2002, Pengendalian
Dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kualitas (Bahan Kuliah Strata
untuk menyelesaiakan pembangunan 1, UMY)
Jembatan Patihan di Kecamatan Ervianto, W, I, 2002, Manajemen
Masaran Kabupaten Sragen, sampai Proyek Konstruksi, Penerbit
tahap akhir kurang lebih membutuhkan Andi Yogyakarta
biaya Rp 1.225.144.000,- Soeharto, I, 1995, Manajemen Proyek
Dari hasil analisis penjadwalan Dari Konseptual Sampai
waktu pembangunan Jembatan Operasional, Penerbit
membutuhkan waktu selama ± 179 Erlangga, Jakarta.
hari. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sragen, Owner’S Estimate
6.2. Saran (OE) Pembangunan Jembatan
Dengan memperhatikan hal-hal Patihan Kabupaten Sragen.
tersebut diatas seperti penganalisaan, (tidak diterbitkan).
Husen, A, 2010, Manajemen Proyek Biodata Penulis :
(edisi revisi). Penerbit Andi Dian Arumningsih Diah Purnamawanti,
Yogyakarta Alumni S1 Teknik Sipil Universitas
ASCE. 2000. Prestandard and Tunas Pembangunan Surakarta
Commentary for the Seismic (1992).Pasca Sarjana (S2) Program
Rehabilitation of Buldings, Magister Teknik Universitas
FEMA 356. Report. Federal Muhammadiyah Surakarta (2006).
Emergency Management Dosen pada Fakultas Teknik, Jurusan
Agency, Washington, DC. Sipil UTP Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai