Anda di halaman 1dari 11

Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.

org/wiki/Revolusi_Industri

Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di
mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki
dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian
menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan
menyebar ke seluruh dunia.

Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah


dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh
Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan Sebuah mesin uap. Penggunaan mesin
uap, yang menyebabkan meningkatnya
penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum
penggunaan batubara turut mendorong
pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri,
terjadinya Revolusi Industri di Inggris dan
rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat di seluruh dunia.
lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang
Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya
dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti
ini tidak pernah terjadi sebelumnya".[1]

Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya
Revolusi Industri.[2] Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain: (1) Masa
perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia, (2) tidak ada hambatan dalam
perdagangan antara Inggris dan Skotlandia, (3) aturan hukum (menghormati kesucian kontrak), (4) sistem hukum
yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi), dan (4) adanya pasar
bebas (kapitalisme).[3]

Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di
Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin
yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil,
pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut
dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api.[4] Adanya peralihan dari
perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya
perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di
kota-kota besar di Inggris.[5]

Awal mula Revolusi Industri tidak jelas, tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah
dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan
momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin
pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke
16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan

1 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of
England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri,
perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.

Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad
ke-19. Beberapa sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts berpendapat bahwa proses
perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi.[6][7]
Produk domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah Revolusi Industri dan
memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern.[8] Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan
pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi kapitalis.[9] Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling
penting yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada masa
Neolitikum.[10]

Daftar isi
Etimologi
Latar belakang
Perkembangan
Berbagai jenis penemuan
Dampak
Akibat di bidang ekonomi
Akibat di bidang sosial
Akibat di bidang politik
Pengaruh Revolusi Industri terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia
Perubahan di bidang politik
Hindia Belanda di bawah Daendels (1808–1811)
Masa pemerintahan Raffles (1811–1816)
Perubahan di Bidang Sosial Ekonomi
Akibat Tanam Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda
Referensi
Lihat pula
Revolusi besar lain dalam sejarah
Pranala luar

Etimologi
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan dalam surat oleh seorang utusan Prancis bernama Louis-
Guillaume Otto pada tanggal 6 Juli 1799, di mana dia menuliskan bahwa Prancis telah memasuki era industrialise..[11]
Dalam buku terbitan tahun 1976 yang berjudul : Keywords: A Vocabulary of Culture and Society, Raymond Williams
menyatakan bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah "industri".

Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang memengaruhi kehidupan corak manusia
sering disebut revolusi. Istilah revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem

2 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-
barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan
demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.

Latar belakang
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun faktor-faktor yang menyebabkannya adalah
sebagai berikut:

Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan raja bersumpah setia kepada
Bill of Right sehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak berdasarkan atas persetujuan
parlemen.
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu, wol juga yang sangat
menunjang industri tekstil.
Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil
produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.
Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat menyediakan modal yang besar
untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup karena Inggris mempunyai
banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah tersebut.
Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten) sehingga
mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society for Improving
Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri bertambah maju.
Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah Inggris untuk membuka
industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.

Perkembangan
Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota
(kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing
secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi industri melalui beberapa
tahapan, seperti berikut.

Sistem Domestik

Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industry). Para pekerja bekerja di rumah masing-
masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai
dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang
demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan
tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji.

Manufaktur

Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi
dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja
didirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan
bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena
tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat kadang-kadang juga masih
berdasarkan pesanan.

Sistem pabrik

3 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di daerah industri yang telah
ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat
lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya
(buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya dibuat untuk dipasarkan.

Berbagai jenis penemuan


Adanya penemuan teknologi baru, besar peranannya dalam proses industrialisasi sebab teknologi baru dapat
mempermudah dan mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil, dan menghemat biaya. Penemuan-penemuan
yang penting, antara lain sebagai berikut.

Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733). Dengan alat ini proses pemintalan dapat berjalan
secara cepat.
Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard Arkwright (1769). Dengan
alat ini hasilnya berlipat ganda.
Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang) ciptaan Edmund Cartwight (1785). Dengan alat
ini hasilnya berlipat ganda.
Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Whitney (1794). Dengan alat ini maka kebutuhan kapas
bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.
Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukisi pola kembang 200 kali lebih
cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan tenaga manusia.
Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai peralatan besar yang
menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian disempurnakan oleh George
Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan
olehRobert Fulton (1814). Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap
sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru selanjutnya, semakin lengkap dan
menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri
kimia dan sebagainya.
Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan
penemuan-penemuan baru, seperti berikut :

Tahun 1750 : Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan besi untuk mendapatkan nilai
besi yang lebih sempurna.
Tahun 1800 : Alessandro Volta penemu pertama baterai
Tahun 1802 : Symington menemukan kapal kincir.
Tahun 1807 : Robert Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan
kapal. Kapal itu diberi nama Clermont yang mengarungi Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini berangkat dari
Paris dan berlabuh di New York. Selanjutnya, Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang
telah digerakkan oleh mesin uap.
Tahun 1804 : Richard Trevethick membuat kereta uap
Tahun 1832 : Samuel Morse membuat telegraf.
Tahun 1872 : Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.
Tahun 1887 : Daimler membuat mobil.
Tahun 1903 : Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang

Dampak
Revolusi Industri mengubah Inggris menjadi negara industri yang maju dan modern. Di Inggris muncul pusat-pusat
industri, seperti Lancashire, Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Seperti halnya revolusi yang lain, Revolusi
Industri juga membawa akibat yang lebih luas dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, baik di negeri Inggris sendiri
maupun di negara-negara lain.

4 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

Akibat di bidang ekonomi

Barang melimpah dan harga murah

Revolusi Industri telah menimbulkan peningkatan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran melalui proses
mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah. Produksi
barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas. Akibat pembuatan
barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga menjadi lebih murah.

Perusahaan kecil gulung tikar

Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif
lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.

Perdagangan makin berkembang

Berkat peralatan komunikasi yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional.
Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.

Transportasi semakin lancar

Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi yang makin sempurna dan lancar. Dengan demikian,
dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.

Akibat di bidang sosial

Berkembangnya urbanisasi

Berkembangnya industrialisasi telah memunculkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Karena kota
dengan kegiatan industrinya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk
mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya usaha kegiatan pertanian.

Upah buruh rendah

Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga kerja makin melimpah.
Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian, upah tenaga kerja menjadi
murah. Selain itu, jaminan sosial pun berkurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan para pengusaha
banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.

Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh

Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang
memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha
(kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh yang hidup dalam kemiskinan.

Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh

Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat golongan buruh yang
hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh. Kondisi seperti

5 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan
nasib. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada
paham sosialis.

Munculnya revolusi sosial

Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum
buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah mengeluarkan
undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain
sebagai berikut:

1. Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini,
kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam parlemen.
2. Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh
mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-
anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
3. Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat
penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
4. Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat
individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin
menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.

Akibat di bidang politik

Munculnya gerakan sosialis

Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan untuk
memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan sosialis. Gerakan
sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang menulis buku Otopia. Tokoh yang paling populer di dalam
pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marx dengan bukunya Das Kapital.

Munculnya partai politik

Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi dengan makin
kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah perjuangan politik, yakni Partai
Buruh. Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha menggabungkan diri ke dalam Partai Liberal.

Munculnya imperialisme modern

Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk melakukan
imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme modern, yaitu perluasan
daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan mentah, penanaman modal yang surplus, dan
tempat mendapatkan tenaga buruh yang murah. Dalam hal ini, Inggris yang menjadi pelopornya.

Pengaruh Revolusi Industri terhadap perubahan sosial,


ekonomi, dan politik di Indonesia
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa dan Inggris khususnya membawa dampak di bidang sosial, ekonomi, dan
politik. Di bidang sosial munculnya golongan buruh yang hidup menderita dan berusaha berjuang untuk memperbaiki

6 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

nasib. Gerakan kaum buruh inilah yang kemudian melahirkan gerakan sosialis yang menjadi lawan dari kapitalis.
Bahkan kaum buruh akhirnya bersatu dalam suatu wadah organisasi, yakni Partai Buruh. Di bidang ekonomi,
perdagangan makin berkembang. Perdagangan lokal berubah menjadi perdagangan regional dan internasional.
Sebaliknya, di bidang politik, Revolusi Industri melahirkan imperialisme modern.

Perubahan di bidang politik


Sejak VOC dibubarkan pada tahun 1799, Indonesia diserahkan kembali kepada pemerintahan Kerajaan Belanda.
Pindahnya kekuasaan pemerintahan dari VOC ke tangan pemerintah Belanda tidak berarti dengan sendirinya
membawa perbaikan. Kemerosotan moral di kalangan para penguasa dan penderitaan penduduk jajahan tidak
berubah. Usaha perbaikan bagi penduduk tanah jajahan tidak dapat dilaksanakan karena Negeri Belanda sendiri
terseret dalam perang dengan negara-negara besar tetangganya. Hal ini terjadi karena Negeri Belanda pada waktu itu
diperintah oleh pemerintah boneka dari Kerajaan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Dalam situasi yang
demikian, Inggris dapat memperluas daerah kekuasaannya dengan merebut jajahan Belanda, yaitu Indonesia.

Hindia Belanda di bawah Daendels (1808–1811)


Dalam usaha mengadakan pembaharuan pemerintahan di tanah jajahan, di Negeri Belanda ada dua golongan yang
mengusulkannya.

Golongan Konservatif dengan tokohnya Nenenberg yang menginginkan untuk mempertahankan sistem politik dan
ekonomi seperti yang dilakukan oleh VOC.
Golongan Liberal dengan tokohnya Dirk van Hogendorp yang menghendaki agar pemerintah Hindia Belanda
menjalankan sistem pemerintahan langsung dan menggunakan sistem pajak. Sistem penyerahan paksa yang
dilakukan oleh VOC agar digantikan dengan sistem penyerahan pajak.
Di satu pihak pemerintah condong kepada pemikiran kaum konservatif karena kebijaksanaannya akan mendatangkan
keuntungan yang cepat dan mudah dilaksanakan. Di pihak lain, pemerintah juga ingin menjalankan pembaharuan
yang dikemukakan oleh kaum Liberal. Gagasan pembaharuan pemerintahan kolonial dimulai semenjak pemerintahan
Daendels. Sebagai gubernur jenderal pemerintahan Belanda di Indonesia, Daendels banyak melakukan langkah-
langkah baru dalam pemerintahan. Daendels mengadakan perombakan pemerintahan secara radikal, yakni
meletakkan dasar-dasar pemerintahan menurut sistem Barat. Langkah- langkah tersebut, antara lain:

Pemerintahan kolonial dipusatkan di Batavia dan berada di tangan gubernur jenderal.


Pulau Jawa dibagi menjadi sembilan prefecture. Hal ini untuk mempermudah administrasi pemerintahan.
Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda di bawah pemerintahan prefect.
Mengadakan pemberantasan korupsi dan penyelewengan dalam pungutan (contingenten) dan kerja paksa.
Kesultanan Banten dan Cirebon dijadikan daerah pemerintah Belanda yang disebut pemerintah gubernemen.
Berbagai upacara di istana Surakarta dan Yogyakarta disederhanakan.
Pada awal pemerintahannya, Daendels menentang sistem kerja paksa dan merombak sistem feodal. Akan tetapi, tugas
untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris menyebabkan Daendels terpaksa harus mengadakan
penyerahan kerja paksa secara besar-besaran (dengan menggunakan pengaruh penguasa pribumi) untuk membangun
jalan-jalan dan benteng-benteng pertahanan. Demikian juga karena kas negara kosong menyebabkan ditempuhnya
cara-cara lama untuk mengisi kas negara. Dengan demikian, kehidupan rakyat pribumi tetap menderita. Ketika
akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Eropa. Penggantinya tidak mampu
menahan serangan Inggris dan terpaksa menyerah. Dengan demikian, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris.

Masa pemerintahan Raffles (1811–1816)

7 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke tangan Inggris, oleh pemerintah Inggris dijadikan bagian dari
jajahannya di India. Gubernur Jenderal East India Company (EIC), Lord Minto yang berkedudukan di Calcuta (India)
kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur (wakil gubernur) untuk Indonesia (Jawa).
Raffles didampingi oleh suatu badan panasihat yang disebut Advisory Council. Tugas yang utama adalah mengatur
pemerintahan dan meningkatkan perdagangan, serta keuangan. Sebagai seorang yang beraliran liberal, Raffles
menginginkan adanya perubahan-perubahan dalam pemerintahan di Indonesia (Jawa). Selain bidang pemerintahan, ia
juga melakukan perubahan di bidang ekonomi. Ia hendak melaksanakan kebijaksaaan ekonomi yang didasarkan pada
dasar-dasar kebebasan sesuai dengan ajaran liberal. Langkah-langkah yang diambil oleh Raffles dalam bidang
pemerintahan dan ekonomi adalah sebagai berikut.

Mengadakan penggantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem
pemerintahan kolonial ala barat. Untuk memudahkan sistem administrasi pemerintahan, Pulau Jawa dibagi
menjadi delapan belas karesidenan.
Para bupati dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan lagi memiliki tanah dengan
segala hasilnya. Dengan demikian, mereka bukan lagi sebagai penguasa daerah, melainkan sebagai pegawai
yang menjalankan tugas atas perintah dari atasannya.
Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi. Rakyat diberi kebebasan untuk menanam
tanaman yang dianggap menguntungkan.
Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada di daerah tanah jajahan
dan para penggarap sawah adalah penyewa tanah pemerintah. Oleh karena itu, para petani mempunyai
kewajiban membayar sewa tanah kepada pemerintah. Sewa tanah atau landrente ini harus diserahkan sebagai
suatu pajak atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk. Sistem sewa tanah semacam itu oleh pemerintah
Inggris dijadikan pegangan dalam menjalankan kebijaksanaan ekonominya selama berkuasa di Indonesia. Sistem
ini kemudian juga diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah Indonesia diserahkan kembali kepada
Belanda.

Perubahan di Bidang Sosial Ekonomi


Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membiayai peperangan baik
di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan rakyat Belgia), maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro)
sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari
bahaya kebrangkrutan maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas
pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai
perang. Untuk melaksanakan tugas berat itu, van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan
produksi tanaman ekspor. Untuk itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat tanah jajahan untuk
melakukan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia dan dilakukan dengan sistem paksa. Setelah tiba
di Indonesia (1830) van den Bosch menyusun program kerja sebagai berikut.

Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.
Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis tanaman yang sudah ditentukan oleh
pemerintah.
Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil tanamannya kepada pemerintah Belanda.
Apa yang dilakukan oleh van den Bosch itulah yang kemudian dikenal dengan nama sistem tanam paksa atau cultuur
stelsel. Sistem tanam paksa yang diajukan oleh van den Bosch pada dasarnya merupakan gabungan dari sistem tanam
wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles). Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan
pokoknya dan cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraria semaksimal mungkin.

Akibat Tanam Paksa Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)

8 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

1. Sawah ladang menjadi terbengkalai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan
menurun drastis.
2. Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar pajak,
mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila gagal panen.
3. Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.
4. Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
5. Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis.
Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849) dan
Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Penyakit busung lapar
(hongorudim) juga berkembang di mana-mana.

Akibat Tanam Paksa Bagi Belanda


Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia, sebaliknya bagi bangsa Belanda
berdampak sebagai berikut.

1. Mendatangkan keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.


2. Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi.
3. Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
4. Kas Negeri Belanda yang semula kosong, dapat terpenuhi.
5. Berhasil membangun Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia.
6. Perdagangan berkembang pesat.
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia, khusunya Jawa, menimbulkan reaksi
dari berbagai pihak, seperti golongan pengusaha, Baron Van Hoevel, dan Edward Douwes Dekker. Akibat adanya reaksi
tersebut, pemerintah Belanda secara berangsur-angsur menghapuskan sistem tanam paksa. Sesudah tahun 1850, kaum
Liberal memperoleh kemenangan politik di Negeri Belanda. Mereka juga ingin menerapkan asas-asas liberalisme di
tanah jajahan. Dalam hal ini kaum Liberal berpendapat bahwa pemerintah semestinya tidak ikut campur tangan dalam
masalah ekonomi, tugas ekonomi haruslah diserahkan kepada orang-orang swasta, dan agar kaum swasta dapat
menjalankan tugasnya maka harus diberi kebebasan berusaha. Sesuai dengan tuntutan kaum Liberal maka pemerintah
kolonial segera memberikan peluang kepada usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka dalam
berbagai usaha di Indonesia, terutama perkebunan-pekebunan di Jawa dan di luar Jawa. Selama periode tahun
1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta Barat. Oleh karena itu masa ini sering disebut zaman Liberal. Selama
masa ini kaum swasta Barat membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi, teh, gula dan kina yang cukup besar di
Jawa dan Sumatera Timur. Selama zaman Liberal (1870–1900), usaha-usaha perkebunan swasta Barat mengalami
kemajuan pesat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha. Kekayaan alam Indonesia mengalir ke
Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi penduduk pribumi, khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan, dan
kemunduran tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut.

1. Adanya pertumbuhan penduduk yang meningkat pada abad ke-19, sementara itu jumlah produksi pertanian
menurun.
2. Adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi yang banyak menimbulkan penyelewengan dan penyalahgunaan dari
pihak pengusaha sehingga membawa korban bagi penduduk.
3. Dalam mengurusi pemerintahan di daerah luar Jawa, pemerintah Belanda mengerahkan beban keuangan dari
daerah Jawa sehingga secara tidak langsung Jawa harus menanggung beban keuangan.
4. Adanya sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk.
Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 yang mengakibatkan perusahaan- perusahaan mengadakan penghematan,
seperti menekan uang sewa tanah dan upah kerja baik di pabrik maupun perkebunan. Pada akhir abad ke-19
muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dan praktik liberalisme yang gagal

9 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

memperbaiki nasib kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik itu menganjurkan untuk memperbaiki rakyat
Indonesia. Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. van Deventer yang menuliskan buah pikirannya
dalam majalah De Gids (Perinstis/Pelopor) dengan judul Een Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal politik etis
atau politik balas budi. Gagasan van Deventer terkenal dengan nama Trilogi van Deventer.

Referensi
1. ^ Lucas, Robert E., Jr. 2002. Lectures on Economic Growth. Cambridge: Harvard University Press.
2. ^ Julian Hoppit, "The Nation, the State, and the First Industrial Revolution," Journal of British Studies (April 2011)
50#2 pp p307-331
3. ^ "Industrial Revolution," New World Encyclopedia, (http://www.newworldencyclopedia.org/entry
/Industrial_Revolution)
4. ^ Joseph E Inikori. Africans and the Industrial Revolution in England (http://books.google.com/books?ie=UTF-
8&vid=ISBN0521010799&id=y7rhKYWhCyIC&pg=PA102&lpg=PA102&sig=zOPr9UkQv258KyhCkuFM0abERnI),
Cambridge University Press.
5. ^ Redford, Arthur (1976), "Labour migration in England, 1800-1850" (http://books.google.co.uk
/books?id=DBQNAQAAIAAJ&pg=PR5&dq=population+movement+industrial+revolution&hl=en&sa=X&ei=KIP-
Tue3BIKV8gPR6LzQBQ&ved=0CDwQ6AEwAg#v=onepage&q&f=false), p. 6. Manchester University Press,
Manchester.
6. ^ Berg, Maxine; Hudson, Pat. 1992. "Rehabilitating the Industrial Revolution". The Economic History Review Vol.
45, No. 1.
7. ^ Rehabilitating the Industrial Revolution (http://www.julielorenzen.net/berg.html) Julie Lorenzen. Central Michigan
University.
8. ^ The Industrial Revolution (http://www.minneapolisfed.org/pubs/region/04-05/essay.cfm). Robert Lucas Jr. 2003.
9. ^ The Industrial Revolution: Past and Future. (http://www.minneapolisfed.org/pubs/region/04-05/essay.cfm) Robert
Lucas. 2003.
10. ^ McCloskey, Deidre. 2004. Review of the Cambridge (http://deirdremccloskey.org/articles/floud.php). Times Higher
Education Supplement.
11. ^ Crouzet, François .1996. "France". In Teich, Mikuláš; Porter, Roy. The industrial revolution in national context:
Europe and the USA. Cambridge University Press.

Lihat pula
Sejarah ekonomi Britania
Industrialisasi
Revolusi
Kapitalisme pada abad ke-19
Globalisasi
Perdagangan Internasional

Revolusi besar lain dalam sejarah


Revolusi Industri
Revolusi Amerika
Revolusi Komunis Tiongkok
Revolusi Rusia
Revolusi Mesir
Revolusi Indonesia

10 dari 11 06/05/2019 18:20


Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri

Pranala luar
Internet Modern History Sourcebook: Industrial Revolution (http://www.fordham.edu/halsall/mod/modsbook14.html)
BBC History Home Page: Industrial Revolution (http://www.bbc.co.uk/history/society_culture/industrialisation/)
National Museum of Science and Industry website: machines and personalities
(http://www.makingthemodernworld.org.uk/)
[1] (http://www.scribd.com/doc/28252213/Revolusi-Industri)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Revolusi_Industri&oldid=14806194"

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

11 dari 11 06/05/2019 18:20

Anda mungkin juga menyukai