Anda di halaman 1dari 6

TEKS KHUTBAH IDUL FITRI

TEMA :

Mari Meminta Maaf Kepada Orang Tua

O
L
E
H

MUKSIN ALI ASIHIN


Khutbah Pertama
  ،ً‫الح ْم ُد هّٰلِل ِ َكثِيْرا‬
َ ‫ َو‬،‫لح ْم ُد هللاُ َأ ْكبَ ُر َكبِ ْيرًا‬
‫هّٰلِل‬
َ ‫) َو ِ ْا‬٣×( ‫) هللاُ َأ ْكبَ ُر‬٣×( ‫) هللاُ َأ ْكبَ ُر‬٣×( ‫هللاُ َأ ْكبَ ُر‬
‫ص َر َع ْب َدهُ َوَأ َع َّز ُج ْن َدهُ َوهَ َز َم‬َ َ‫ق َو ْع َدهُ َون‬ َ ‫ص َد‬ َ ُ‫ الَِإ ٰلهَ ِإالَّهللاُ َوحْ َده‬،َ‫ص ْيال‬ ِ ‫ان هللاِ بُ ْك َرةً َوَأ‬َ ‫َو ُسب َْح‬
‫صي َْن لَهُ ال ِّدي َْن َولَ ْو َك ِرهَ الكاَفِر ُْو َن‬ ِ ِ‫اب َوحْ َدهُ اَل ِإ ٰلهَ ِإالَّهللاُ َوالَ نَ ْعبُ ُد ِإالَّ ِإيّاَهُ ُم ْخل‬َ ‫اَألحْ َز‬
َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَِإ ٰلهَ ِإالَّهللاُ الَ َش ِري‬.‫ضيَافَةً لِ ِعبا َ ِد ِه الصَّالِ ِحي َْن‬ ‫هّٰلِل‬
‫ْك‬ ِ ‫ال َح ْم ُد ِ الَّ ِذيْ َح َّر َم الصِّ يا َ َم َأيّا َ َم اَأل ْعيا َ ِد‬
‫اع ْي ِإل َى‬ ِ ‫لَهُ الَّ ِذيْ َج َع َل ال َّجنَّةَ لِ ْل ُمتَّقِي َْن َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنا َ َو َم ْوالَنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ اال َّد‬
‫لى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّمـ ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ حاَبِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم‬ ٰ
َ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبا َ ِر ْك َع‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬.‫اط ال ُم ْستَقِي ِْم‬
ِ ‫الصِّ َر‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَا َز‬ ِ ‫ت ُأ ْو‬ِ َ ‫فَيَآَأيُّهَاال ُمْؤ ِمنُ ْو َن َوال ُمْؤ ِمنا‬. ‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.‫لى يَ ْو ِم ال ِّدي َْن‬ َ ‫ان ِإ‬ٍ ‫بِِإحْ َس‬
‫ق تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُم ْوتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
َّ ‫ َواتَّقُ ْوا هللاَ َح‬.‫ال ُمتَّقُ ْو َن‬

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat


Idul Fitri rahimakumullah,
Di pagi yang penuh kebahagiaan dan keberkahan, setelah satu bulan bersama Ramadhan,
Idul Fitri pun tiba dalam kesucian dan ketakwaan. Hari di mana takbir berkumandang,
semua diliputi rasa bahagia dan senang, setelah satu bulan di madrasah Ramadhan kita
berjuang. Berjuang menahan haus dan dahaga, mengekang hawa nafsu yang membara, dan
mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Semua itu mampu kita lewati dengan penuh
keikhlasan hati, untuk meraih ridha ilahi. Tentunya semua ini haruslah senantiasa kita
syukuri sebagai hamba Allah yang tahu diri. 

Nikmat yang tak terhitung dalam setiap tarikan napas kita, menjadi bukti banyaknya rezeki
yang kita terima. Bukan hanya rezeki lahir semata, namun rezeki batin pun terus mengalir
dalam kehidupan kita. Kesehatan, kesempatan, Islam dan iman, serta nikmat yang tak
kelihatan dalam kehidupan, janganlah sampai kita kufurkan. 

ِّ ‫فَبَِأ‬ 
‫ي َآاَل ِء َربِّ ُك َما تُ َك ِّذبَا ِن‬
Maka nikmat Tuhan manalagi yang akan kita dustakan?
Semoga kita bisa menjadi hamba yang pandai bersyukur pada-Nya, dengan senantiasa
mengucapkan Alhamdulillah di mulut kita, mewujudkan syukur ini dalam kehidupan
nyata, dan menguatkan kesadaran bahwa Allah lah yang paling kuasa. 

‫ هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهّٰلِل ِ ْال َح ْم ُد‬،ُ‫ َوهللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا‬ 
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Ramadhan telah mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang paripurna. Kemampuan kita
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di bulan puasa, harus senantiasa kita pupuk dan
jaga. Jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, beriringan dengan itu intensitas ibadah kita
pun ikut menjadi layu. 
Oleh karena itu, mari kita jaga semua ini, Insya Allah kita termasuk hamba-hamba yang
dosanya diampuni, karena kita telah berpuasa dengan iman dan kesadaran diri mengharap
pahala dari ilahi rabbi. Rasulullah dalam haditsnya bersabda:

‫ان إ ْي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫ض‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
Artinya: “Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan
dilaksanakan dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Idul Fitri ibarat lembaran awal kertas putih. Tak ada kotoran atau noda yang menempel
sehingga senantiasa bersih. Seperti air dari sumber mata air yang mengalir jernih.
Kesucian ini harus kita jaga sekuat tenaga agar kertas dan air ini tak ternoda. Mari hindari
berbuat dosa, baik itu dosa antarsesama terlebih dosa kepada Allah subhanahu wata’ala.
Lalu bagaimana caranya?
Jika kita berbuat kesalahan dan dosa pada Allah subhanahu wa ta’ala, bertaubat menjadi
jalannya. Kita harus beristighfar sepenuh jiwa untuk tidak mengulangi lagi segala dosa.
Sebagai wujudnya, kita harus mengiringi perbuatan dosa dengan perbuatan baik sebagai
penggantinya.  Jika itu dosa pada sesama manusia, silaturahmi menjadi solusinya.
Kata maaf harus terucap dari mulut kita dan bersama berkomitmen untuk memulai
kehidupan bersama yang lebih bahagia. Dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 134 Allah
menegaskan, bahwa seorang Muslim yang memiliki ketakwaan dianjurkan mengambil
paling tidak satu dari tiga sikap dari seseorang yang telah berbuat kesalahan. Sikap itu
adalah amarah ditahan, memaafkan, dan berbuat baik terhadap orang yang berbuat
kesalahan.

َ ِ‫اس ۗ َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسن‬


‫ين‬ َ ِ‫ين ْال َغ ْيظَ َو ْال َعاف‬
ِ َّ‫ين َع ِن الن‬ ِ ‫ضرَّا ِء َو ْال َك‬
َ ‫اظ ِم‬ َ ‫الَّ ِذ‬
َ ُ‫ين يُ ْنفِق‬
َّ ‫ون فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬
Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah
mencintai orang yang berbuat kebaikan.” 
Kita perlu ingat bahwa sesama Muslim adalah bersaudara dalam naungan ridha ilahi.
Sudah semestinya harus saling berbuat baik kepada sesama dengan sepenuh hati.
Persaudaraan itu seperti hubungan tangan kanan dan tangan kiri. Walau berbeda dan tidak
sama, namun harus saling membantu, tak kenal iri. Hubungan keduanya selalu harmonis
dan saling berbagi peran sekaligus saling melengkapi. Tangan kiri tak akan menyakiti
tangan kanan, begitu juga sebaliknya tangan kanan tak sampai hati menyakiti tangan kiri.
Apalagi di masa sulit seperti ini, kepekaan terhadap penderitaan orang lain harus terus
disemai. Bantulah orang lain dari kesulitan yang mereka hadapi. Kepekaan sosial yang
telah dilatih pada Ramadhan dengan merasakan lapar dan dahaga harus dilanjutkan
kembali. Kita harus menjadikan Idul Fitri ini sebagai momentum kebahagiaan bersama
yang hakiki.
Dalam haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:

 ‫صيبَ ٍة ِإال َك َساهُ هللاُ ُسب َْحانَهُ ِم ْن ُحلَ ِل ال َك َرا َم ِة يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ ‫ َما ِم ْن ُمْؤ ِم ٍن يُ َع ِّزي َأ َخاهُ بِ ُم‬ 
Maknanya: “Tidaklah seorang mukmin menghibur saudaranya karena musibah yang
menimpanya, kecuali Allah akan mengenakan kepadanya pakaian-pakaian kemuliaan di
hari kiamat” (HR Ibnu Majah).

  ‫ هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهّٰلِل ِ ْال َح ْم ُد‬،ُ‫ َوهللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا‬
Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Saling memaafkan dan peka terhadap penderitaan orang lain tentunya tidak boleh sampai
melupakan kepekaan pada orang yang ada dekat di sekitar kita. Terlebih sosok yang paling
berjasa dalam kehidupan kita yaitu orang tua kita. Dalam ajaran agama, orang tua adalah
sosok yang mulia dan harus kita hormati serta sayangi selamanya. Kita harus
memperlakukan mereka dengan baik karena mereka adalah ‘Jimat’ kita di dunia.
Bagi mereka yang orang tuanya sudah meninggal dunia, ziarahilah makamnya. Panjatkan
doa kepada yang kuasa semoga mereka diampuni dosanya dan amal ibadahnya diterima di
sisi-Nya. Bagi yang orang tuanya masih dalam keadaan sehat dan masih bersama kita,
jagalah dan kunjungilah mereka. Terlebih sosok ibu yang telah susah payah melahirkan
kita kedunia ini. Ia adalah sosok yang paling berjasa dan dapat menghantarkan kita ke
surga Allah yang abadi.
Apa kabar Ia hari ini? Sudahkah kita bersilaturahmi? Sudahkah kita meraih tangannya
yang sudah semakin lemah termakan hari?
Ya Allah berilah kesehatan dan keberkahan pada orang tua kami. Jadikanlah kami anak-
anak yang berbakti dan tahu berbalas budi. Kita perlu sadari, sesukses apapun kita tak kan
lepas dari doa orang tua. Sebanyak apapun materi yang kita miliki tak kan bisa membalas
jasa-jasa mereka. Ridha orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kita. Sebaliknya
kemarahannya adalah merupakan sebuah bencana dalam kehidupan kita.    

‫ضى ْال َوالِ َدي ِْن َوس ُْخطُ هللاِ فِي س ُْخ ِط ْال َوالِ َدي ِْن‬
َ ‫ضى هللاِ فِي ِر‬
َ ‫ِر‬
Artinya: “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemarahan Allah
tergantung kemarahan orang tua”
Mari kita kenang perjuangan mereka, ketika kita masih kecil tak bisa berbuat apa-apa.
Dengan kasih sayang, mereka menggendong kita, mencium kita dan membesarkan kita
dengan penuh cinta. Bagaimana sebaliknya, ketika mereka tergeletak sakit tak berdaya?
‫‪Sempatkah kita menjenguknya? Berapa kali kita mengusap keningnya, menyuapinya dan‬‬
‫‪menggantikan pakaiannya ketika ia terbaring sakit di atas tempat tidurnya? Rutinkah kita‬‬
‫‪memeluk tubuhnya yang semakin lemah tak berdaya sambil tersenyum sebagaimana ia‬‬
‫?‪lakukan di masa kecil kita‬‬
‫‪Oleh karenanya di hari yang penuh dengan kebahagiaan, mari kita bersama doakan,‬‬
‫‪semoga orang tua kita senantiasa diberikan keberkahan. Semoga mereka senantiasa‬‬
‫‪mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan. Semoga mereka akan tetap‬‬
‫‪terjaga Islam dan iman saatnya nanti dipanggil oleh Tuhan.‬‬

‫هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ‪َ ،‬وهللاُ َأ ْكبَرُ‪ ،‬هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهّٰلِل ِ ْال َح ْم ُد‬
‫‪Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,‬‬
‫‪Demikianlah Khutbah Idul Fitri yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat memberikan‬‬
‫‪kemanfaatan. Dan marilah kita berdoa, semoga ibadah yang kita lakukan di Bulan‬‬
‫‪Ramadhan diterima Allah SWT dan mendapatkan ganjaran. Semoga semua dosa kita‬‬
‫‪kepada Allah dan dosa kepada sesama akan mendapatkan ampunan. Mari saling‬‬
‫‪memaafkan dan raih keberkahan, sehingga kita akan menjadi insan yang kembali suci‬‬
‫‪mendapatkan kemenangan, “Ja’alana-Llâhu minal ‘âidîn wal fâizîn” senantiasa menjadi‬‬
‫‪sebuah doa dan harapan.‬‬

‫َج َعلَنا َ هللاُ َوِإيا َّ ُك ْم ِم َن العاَِئ ِدي َْن َوالفَآِئ ِزي َْن َوَأ ْد َخلَنا َ َواِيَّا ُك ْم فِ ْي ُز ْم َر ِة ِعبا َ ِد ِه ال ُمتَّقِي َْن‪ .‬قَا َل تَ َعــالَى فِ ْي‬
‫ُســ َر‬ ‫ــو ُذ بِاهللِ ِم َن َّ‬
‫الشــ ْيطَا ِن الــ َّر ِجي ِْم ‪ .‬ي ُِريْــ ُد هللاُ بِ ُك ُم الي ُْســ َر َوالَ ي ُِريْــ ُد بِ ُك ُم الع ْ‬ ‫القُــرْ آ ِن ال َع ِظي ِْم َأ ُع ْ‬
‫االع َّدةَ َولِتُ َكبِّر ُْواهللا َ َعلَى َما هَ َدا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكر ُْو َن‬
‫‪َ  ‬ولِتُ ْك ِملُ ْو ِ‬
‫ت َوالـ ِّذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‪َ .‬وتَقَب ََّل‬ ‫ـني َواِيّا َ ُك ْم بِ َمافِيْـ ِه ِم َن اآليَـا ِ‬ ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِ ْي القُرْ ِ‬
‫آن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َع ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫ت َخ ْي ُر الرَّا ِح ِمي َْن‬ ‫ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ .‬وقُلْ َربِّ ا ْغفِرْ َوارْ َح ْم َواَ ْن َ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫ان‬ ‫الح ْمـ ُد هّٰلِل ِ َكثِ ْيـرًا َو ُسـب َْح َ‬ ‫لح ْم ُد هللاُ أ ْكبَ ُر َكبِ ْيـرًا َو َ‬
‫هّٰلِل‬
‫هللاُ َأ ْكبَ ُر (×‪ )٣‬هللاُ َأ ْكبَ ُر (×‪ )٣‬هللاُ َأ ْكبَ ُر َو ِ ْا َ‬
‫اب‬ ‫صـ َر َع ْبـ َدهُ َوَأ َعـ َّز ُج ْنـ َدهُ َوهَـ َز َم اَألحْـ َز َ‬ ‫ق َو ْعـ َدهُ َونَ َ‬ ‫ص َد َ‬ ‫ص ْيالً الَ ِإ ٰلهَ ِإالّهللاُ َوحْ َدهُ َ‬ ‫هللاِ بُ ْك َرةً َوَأ ِ‬
‫ـو َك ِرهَ الكـاَفِر ُْو َن‪ .‬اَ ْل َح ْمـ ُد هّٰلِل ِ َو َكفَى‬ ‫صـي َْن لَـهُ الـ ِّدي َْن َولَـ ْ‬‫َوحْـ َدهُ الَ ِإلَـهَ ِإالّهللاُ َوالَ نَ ْعبُـ ُد ِإالَّ ِإيَّاهُ ُم ْخلِ ِ‬
‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّمـ ٍد ْال ُمصْ طَفَى َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‪َ ،‬أ َّما بَ ْعـ ُد‪ ،‬اتَّقُـ ْـوا هللاَ‬ ‫َوُأ َ‬
‫ق تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬‫َح َّ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْس ـلِ ْي ًما‪.‬‬‫لى النَّبِ ّي يآ اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬‫َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ ي َ‬
‫ٰ‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫اَللّهُ َّم َ‬
‫ٰ‬
‫ق‬‫ار ِ‬ ‫ت ِم ْن َم َشـ ِ‬ ‫ت اَألحْ يَـا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْمـ َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُمـ ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَـا ِ‬‫اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اربِهَا بَرِّ هَا َوبَحْ ِرهَا‪،‬ـ ُخص ُْوصًا ِإلَى آبَا ِءنَا َواُ َّمهَاتِنَا َوَأجْ َدا ِدنَا َو َجـ َّداتِنَا َوَأ َس ـاتِ َذتِنَا‬ ‫ِ‬ ‫ض ِإلَى َم َغ‬ ‫ِ‬ ‫اَأْلرْ‬
‫اللّهُ َّم ا ْدفَـ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَــا َء‬‫ب ال ُحقُـ ْـوق َعلَ ْينَــا‪ٰ ،‬‬ ‫صـ َحا ِـ‬‫َو ُم َعلِّ ِم ْينَا َولِ َم ْن َأحْ َسـ َن ِإلَ ْينَا َوَأِل ْ‬
‫ِ‬
‫ك‬ ‫ـر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫الش ـ َداِئ َد َو ْال ِم َح َن‪َ ،‬ما ظَهَـ َ‬ ‫ف ْال ُم ْختَلِفَةَ َو َّ‬ ‫َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ار‪َ .‬و ْال َح ْمـ ُد‬ ‫َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً‪َ ،‬وفِي اآْل ِخ َر ِة َح َس ـنَةً‪َ ،‬وقِنَا َعـ َذ َ‬
‫ابهّٰلِلالنَّ ِ‬
‫ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِمي َْن‬

‫ان‪َ ،‬وِإ ْيتَــا ِء ِذي ْالقُــرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن الفَحْ َش ـا ِء َو ْال ُم ْن َكـ ِ‬
‫ـر‬ ‫إن هللاَ يَ ـْأ ُم ُر بِ ْال َعـ ْد ِل َواإْل حْ َس ـ ِ‬ ‫ِعبَــا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ـرُ‪ِ ،‬ع ْيـ ٌد َس ـ ِع ْي ٌد َو ُكــلُّ‬
‫‪َ  ‬ع ٍام َوَأ ْنتُ ْم بِ َخي ٍْر‬

Anda mungkin juga menyukai