Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi RSU Materna dan
dalam rangka mengahadapi tuntutan akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta mengutamakan keselamatan pasien, staf serta pengunjung
antisipasi situasi kondisi yang sangat dinamis baik internal maupun
eksternal maka perlu adanya kebijakan manajemen fasilitas dan
keselamatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di RSU
Materna;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 3 Juli 2022
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di
dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya:
perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan lain-lain.
Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek
manajemen risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses
dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola
efek yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand
AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO
31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009
dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen risiko
di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian
kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.
2. LATAR BELAKANG
3. KEBAKARAN
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Wabah penyakit
Gempa bumi
Kebocoran gas
INSIDEN WABAH DAN BENCANA Ledakan bom
Banjir
Tanah longsor
Kecelakaan transportasi
5. PERALATAN MEDIS
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
6. SISTEM UTILITAS
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Pencemaran Udara/polusi
infeksius
Getaran
KONSTRUKSI /RENOVASI Kemacetan/dgn di tutup tempat
Terlalu bising
Limbah
8. PELATIHAN
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
Keselamatan
Keamanan
Pengelolaan B3
Proteksi Kebakaran
PELATIHAN Peralatan Medis
Sistim Utiltas
Penangan Bencana
9. TENANT
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
2 Jarang (uncommon) kemungkinan akan muncul (dapat terjadi dalam > 2 sampai 5
tahun)
3 Kadang-kadang (occasional), kemungkinan akan muncul (dapat terjadi beberapa kali
dalam 1 sampai 2 tahun)
4 Sering ( frequent), hampir sering muncul dalam waktu relatif singkat (mungkin terjadi
beberapa kali dalam 1 tahun)
PELATIHAN
Human Error 1 1 4
Tertusuk 2 2 4
Dll ( tergantung pelatihan)
TENANT
- - - -
C. EVALUASI RESIKO
Evaluasi resiko dilihat dari analisa resiko yang dilakukan sehingga dapat dibuatkan
suatu prioritas penanganan resiko sebagai berikut:
NO RISIKO
1 Penyakit Akibat Kerja (PAK)
2 Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
4 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
5 Penanganan B3 yang salah
6 B3 yang tidak diberi label
7 Tidak memakai APD saat penanganan B3.
8 Penculikan Bayi
9 Penyanderaan
10 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
11 Terpeleset di kamar mandi
12 Tersengat listrik
13 Wabah penyakit
14 Gempa bumi
15 Kebocoran gas
16 Ledakan bom
17 Banjir
18 Tanah longsor
19 Tsunami
20 Hubungan pendek arus listrik
21 Ledakan gas
22 Bahan teknologi/nuklir
23 Ledakan kompor gas
24 Percikan api dari colokan listrik
25 Kebakaran akibat puntung rokok
26 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis karena belum
terkalibrasi
27 Kesalahan penggunaan alat karena belum terkalibrasi
28 Kesalahan penggunaan alat medis yang baru karena belum
dilakukan pelatihan alat baru.
29 Alat medis terbakar
30 Meledaknya tabung gas medis
31 Meledaknya sistem gas sentral
32 Pemadaman listrik
33 Kerusakan pompa air
34 Lift Macet
35 Kerusakan SIRUS
36 Kehilangan kendaraan bermotor
37 Kehilangan sarana prasarana RS
38 Saluran air / IPAL mampet
39 Kerusakan telepon
40 Pencemaran Udara/polusi
41 Infeksius
42 Getaran
43 Kemacetan dengan di skat beberapa tempat
44 Terlalu bising
45 Limbah
46 Human Error
47 Tertusuk
3.PROTEKSI KEBAKARAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
kebakaran adalah:
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di
ruang khusus.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok.
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan Intensif.
F. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa.
G. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
H. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran.
I. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.
5. PERALATAN MEDIS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
Sarana dan Prasarana adalah:
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
B. Melakukan pelatihan bagi tenaga medis yang mendapatkan alat baru.
6. SISTEM UTILITAS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
sistem utilisasi adalah:
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa air, panel-panel listrik, dan sistem
gas medis.
8. PELATIHAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
pelatihan di rumah sakit adalah :
F. PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di salah
satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke Tim
K3RS yang nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi dari kejadian tersebut.
Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan acuan penyusunan program berikutnya
dan disampaikan ke direktur Rumah Sakit Umum Materna .
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Koordinasi antara IPRS dengan tim K3RS
6. SASARAN
1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
A. Keselamatan dan Kesehatan Staff RS 100% dalam waktu 1 tahun
B. Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang Bayi untuk mencegah penculikan bayi, Tempat parkir
untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat beresiko lainnya
terlaksana 100 % dalam waktu 1 tahun.
C. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.
D. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung pasien
rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.
E. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien ( mis :
pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur
dengan penahan pada tepinya dll ) terlaksana 100 % dalam waktu 1 tahun.
F. Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 100 % dalam waktu 1
bulan.
G. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
H. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di
Rumah Sakit terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
3. KEBAKARAN
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di
ruang khusus terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu
3 bulan.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin terlaksana 100 % dalam waktu 1 Tahun.
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan Intensif terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
F. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
G. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran
terlaksana 100 % dalam waktu 1 tahun.
H. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan
I. Melakukan simulasi kebakaran secara berkesinambungan terlaksana 100 %
dalam 1 tahun
4. PENANGAN KEDARURATAN DAN BENCANA
5. PERALATAN MEDIS
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
B. Melakukan pelatihan bagi tenaga medis yang mendapatkan alat baru
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
6. SISTEM UTILITAS
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
PERALATAN MEDIS
1 Melakukan Seluruh Bagian
Kalibrasi alat Ruangan Operasi
secara onal
berkala
2 Membuat dan Seluruh Tim
menerapkan Ruangan K3RS
SPO tentang
pelatihan
bagi tenaga
medis yang
mendapatkan
alat baru
SISTEM UTILITAS
1 Melakukan Area gas IPSRS
pemantauan medis,
secara rutin pompa air
pompa sumur dan panel
air, panel- listrik
panel listrik,
dan sistem
gas medis
2 Penempatan Penyimpa IPSRS
gas medis nan Gas
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
(tabung) di Medis
ruangan
khusus dan
diberikan
pengaman
agar tidak
terjatuh
KONSTRUKSI DAN RENOVASI
1 Penutupan PPI
tempat Lokasi
renovasi renovasi
pakai plastik
yang anti
bocor untuk
antisipasi
polusi dan
infeksius
2 Melakukan Lokasi Tim
pengukuran renovasi K3RS
getaran,kebisi
ngan
3 Menyedia IPSRS
Tempat untuk
pembuangan
sampah
PELATIHAN
1 Melakukan Diklat Diklat
pelatihan dan
pengujian
staf secara
berkala
Keterangan:
Tanda “x” = Kegiatan akan dilakukan di Bulan tersebut
Wabah penyakit 4 1 4
Gempa bumi 4 1 4
Kebocoran gas 4 1 4
Ledakan bom 4 1 4
Banjir 4 1 4
Tanah longsor 4 1 4
Kecelakaan transportasi 4 1 4