Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


INTEGRASI DENGAN PROGRAM MANAJEMEN
FASILITAS DAN KESELAMATAN

Rumah Sakit Umum MATERNA


JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
Rumah Sakit Umum MATERNA
JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
══════════════════════════════════════════════════════════

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MATERNA


No. 04/A.3/SK/DIR/RSUM/VII/2022
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi RSU Materna dan
dalam rangka mengahadapi tuntutan akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta mengutamakan keselamatan pasien, staf serta pengunjung
antisipasi situasi kondisi yang sangat dinamis baik internal maupun
eksternal maka perlu adanya kebijakan manajemen fasilitas dan
keselamatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di RSU
Materna;

b. bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, maka perlu di terbitkan Surat


Keputusan Direktur RSU Materna tentang Manajemen Fasilias dan
Keselamatan;

Mengingat : 1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-undang RI no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
3. Undang-undang RI no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Aplikasi
Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.17 tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu;
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor KEP-186/MEN/1999 Tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
10. Peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
188/MENKES/PB/I/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa
Rokok;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pengendalian Penularan Penyakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
13. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88
TAHUN 2OI9 TENTANG KESEHATAN KERJA
14. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 / Menkes / Per / XII / 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : DIREKTUR RSU MATERNA TENTANG PROGRAM


MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan


Keselamatan sebagaimana dalam terlampir dalam Keputusan ini

Kedua Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan ini


dibebankan pada anggaran RSU Materna

Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 3 Juli 2022

Dr. Richard Sutanto, Aifk. MHA


Direktur RSU Materna
1. PENDAHULUAN

Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di
dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya:
perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan lain-lain.
Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek
manajemen risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses
dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola
efek yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand
AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO
31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009
dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen risiko
di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian
kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.
2. LATAR BELAKANG

Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia semakin


meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak departemen
kesehatan berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara persemakmurannya
untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan hukum yang diterima
institusi kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75 milyar ponsterling. Jumlah
yang sangat besar ini memaksa departemen kesehatan Inggris merombak
keseluruhan sistem pelayanan kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi
layanan kesehatan.
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board yang
menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan risiko saja
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada kepentingan pasien,
dan komponen-komponen lain membentuk sebuah kerangka kerja baru yang disebut
clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical
governance dalam institusi pelayanan kesehatan.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu, dengan penekanan
pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan penanggulangan menjadi
pencegahan dan pengelolaan.Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen
risiko berupa risiko klinis dan non klinis.
3. TUJUAN
3.1 Tujuan umum

Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi


bahaya yang ada Rumah Sakit Umum Materna .
3.2 Tujuan Khusus
1. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
2. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di Rumah
Sakit Umum Materna
3. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di Rumah
Sakit Umum Materna bagi karyawan, pasien dan pengunjung.

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. IDENTIFIKASI RESIKO

1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT


IDENTIFIKASI BAHAYA
KESELAMATAN  Disaster Program
 Pencegahan Pengendalian
Kebakaran
 Keamanan Pasien , pengunjung
dan Petugas
 Keselamatan dan kesehatan
pegawai
 Pengelolaan Bahan dan Barang
Berbahaya(B3)
 Kesehatan Lingkungan RS
 Sanitasi RS
 Pengelolaan, pemeliharaan dan
sertifikasi sarana dan prasarana
 Pengelolaan limbah padat, gas

KEAMANAN LINGKUNGAN RS  Penculikan Bayi


 Penyanderaan
 Kehilangan barang milik pasien
dan keluarga
 Kehilangan kendaraan bermotor
 Kehilangan sarana prasarana RS
 Keselamatan saat ada
renovasi/pembangunan
 Terjatuh/terpeleset di
KEAMANAN PASIEN,
RAM/tangga
PENGUNJUNG DAN
KARYAWAN  Terpeleset di kamar mandi
 Tersengat listrik

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


IDENTIFIKASI BAHAYA

 Penanganan B3 yang salah


 Penyimpanan B3 tidak pada

BAHAN BERACUN BERBAHAYA tempatnya


 B3 yang tidak diberi label
 Tidak memakai APD saat
penanganan B3.

3. KEBAKARAN
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA

 Hubungan pendek arus listrik


 Ledakan gas

INSIDEN KEBAKARAN  Kebocoran gas


 Ledakan kompor gas
 Percikan api dari colokan listrik
 Kebakaran akibat puntung rokok
4. BENCANA
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA

 Wabah penyakit
 Gempa bumi
 Kebocoran gas
INSIDEN WABAH DAN BENCANA  Ledakan bom
 Banjir
 Tanah longsor
 Kecelakaan transportasi

5. PERALATAN MEDIS
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA

 Kesalahan pembacaan hasil pada alat


medis karena belum terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat karena belum
PERALATAN MEDIS terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat medis yang
baru karena belum dilakukan pelatihan
alat baru.

6. SISTEM UTILITAS
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA

SISTEM UTILITAS  Pemadaman listrik


 Kerusakan/meledaknya pompa air
 Saluran air / IPAL mampet
 Lift Macet
 Kerusakan SIRUS
 Kerusakan telepon
 Kebocoran gas
 Meledaknya tabung gas medis
 Meledaknya sistem gas sentral

7. KONSTRUKSI DAN RENOVASI


KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA

 Pencemaran Udara/polusi
 infeksius
 Getaran
KONSTRUKSI /RENOVASI  Kemacetan/dgn di tutup tempat
 Terlalu bising
 Limbah

8. PELATIHAN
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA

 Keselamatan
 Keamanan
 Pengelolaan B3
 Proteksi Kebakaran
PELATIHAN  Peralatan Medis
 Sistim Utiltas
 Penangan Bencana

9. TENANT
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA

Tidak ada Penyewaan di Lahan Rumah Sakit


TENANT Materna hingga saat ini.
B. ANALISA RESIKO

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat bahaya


Skor Keterangan
1 Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien dan tidak menimbulkan dampak dalam
pelayanan kesehatan
2 Kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan tetapi menimbulkan
kerugian minor
3 Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap pasien

4 Kegagalan menyebabkan kematian atau kecacatan

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat probabilitas


Skor Keterangan
1 Hampir tidak pernah (remote) jarang terjadi (dapat terjadi dalam > 5 sampai 30 tahun)

2 Jarang (uncommon) kemungkinan akan muncul (dapat terjadi dalam > 2 sampai 5
tahun)
3 Kadang-kadang (occasional), kemungkinan akan muncul (dapat terjadi beberapa kali
dalam 1 sampai 2 tahun)
4 Sering ( frequent), hampir sering muncul dalam waktu relatif singkat (mungkin terjadi
beberapa kali dalam 1 tahun)

ANALISA RESIKO FASILITAS DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA


RISIKO TINGKAT TINGKAT SKOR
BAHAYA PROBABILITAS TOTAL
(SKOR) (SKOR)
KESELAMATAN RUMAH SAKIT
Disaster Program 3 1 3
Pencegahan Pengendalian 3 1 3
Kebakaran
Keamanan Pasien , 1 1 1
pengunjung dan Petugas
Keselamatan dan kesehatan 4 1 4
pegawai
Pengelolaan Bahan dan 4 1 4
Barang Berbahaya(B3)
Kesehatan Lingkungan RS 2 1 2
Sanitasi RS 2 1 2
Pengelolaan, pemeliharaan 3 1 3
dan sertifikasi sarana dan
prasarana
Pengelolaan limbah padat, gas 4 1 4
KEAMANAN RUMAH SAKIT
Penculikan Bayi 4 1 4
Penyanderaan 4 1 4
Kehilangan barang milik 3 2 12
pasien dan keluarga
Kehilangan kendaraan 3 1 3
bermotor
Kehilangan sarana prasarana 3 1 3
RS
Keselamatan saat ada 4 1 4
renovasi/pembangunan
Terjatuh/terpeleset di 4 2 8
RAM/tangga
Terpeleset di kamar mandi 2 2 4
Tersengat listrik 4 1 4
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Penanganan B3 yang salah 2 2 8
Penyimpanan B3 tidak pada 1 1 1
tempatnya
B3 yang tidak diberi label 2 2 8
Tidak memakai APD saat 2 4 8
penanganan B3.
KEBAKARAN
Hubungan pendek arus listrik 4 1 4
Ledakan gas 4 1 4
Kebocoran gas 4 1 4
Ledakan kompor gas 4 1 4
Percikan api dari colokan 4 1 4
listrik
Kebakaran akibat puntung 4 1 4
rokok
BENCANA
Wabah penyakit 4 1 4
Gempa bumi 4 1 4
Ledakan bom 4 1 4
Banjir 4 1 4
Tanah longsor 4 1 4
Tsunami 4 1 4
PERALATAN MEDIS
Kesalahan pembacaan hasil 4 1 4
pada alat medis karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat 4 1 4
karena belum terkalibrasi
Kesalahan penggunaan alat 4 1 4
medis yang baru karena
belum dilakukan pelatihan
alat baru.
SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 2 4
Kerusakan/meledaknya 2 2 4
pompa air
Saluran air / IPAL mampet 2 1 2
Lift Macet 2 2 4
Kerusakan SIRUS 2 2 4
Kerusakan telepon 2 1 2
Kebocoran gas 4 1 4
Meledaknya tabung gas medis 4 1 4
Meledaknya sistem gas 4 1 4
sentral

KONSTRUKSI DAN RENOVASI


Pencemaran udara/polusi 2 2 4
Infeksius 2 2 4
Getaran 2 1 2
Macet dengan di skat ruangan 2 2 4
Terlalu bising 2 2 4
Limbah 2 1 2

PELATIHAN
Human Error 1 1 4
Tertusuk 2 2 4
Dll ( tergantung pelatihan)

TENANT
- - - -
C. EVALUASI RESIKO
Evaluasi resiko dilihat dari analisa resiko yang dilakukan sehingga dapat dibuatkan
suatu prioritas penanganan resiko sebagai berikut:

NO RISIKO
1 Penyakit Akibat Kerja (PAK)
2 Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
4 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
5 Penanganan B3 yang salah
6 B3 yang tidak diberi label
7 Tidak memakai APD saat penanganan B3.
8 Penculikan Bayi
9 Penyanderaan
10 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
11 Terpeleset di kamar mandi
12 Tersengat listrik
13 Wabah penyakit
14 Gempa bumi
15 Kebocoran gas
16 Ledakan bom
17 Banjir
18 Tanah longsor
19 Tsunami
20 Hubungan pendek arus listrik
21 Ledakan gas
22 Bahan teknologi/nuklir
23 Ledakan kompor gas
24 Percikan api dari colokan listrik
25 Kebakaran akibat puntung rokok
26 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis karena belum
terkalibrasi
27 Kesalahan penggunaan alat karena belum terkalibrasi
28 Kesalahan penggunaan alat medis yang baru karena belum
dilakukan pelatihan alat baru.
29 Alat medis terbakar
30 Meledaknya tabung gas medis
31 Meledaknya sistem gas sentral
32 Pemadaman listrik
33 Kerusakan pompa air
34 Lift Macet
35 Kerusakan SIRUS
36 Kehilangan kendaraan bermotor
37 Kehilangan sarana prasarana RS
38 Saluran air / IPAL mampet
39 Kerusakan telepon
40 Pencemaran Udara/polusi
41 Infeksius
42 Getaran
43 Kemacetan dengan di skat beberapa tempat
44 Terlalu bising
45 Limbah
46 Human Error
47 Tertusuk

D. TATA KELOLA RESIKO

1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT


Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
keselamatan dam keamanan lingkungan RS adalah:
A. Medical Check up
B. Pelatihan K3 RS
C. Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang Bayi/NICU untuk mencegah penculikan bayi, Tempat
parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat beresiko
lainnya.
D. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
E. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung pasien
rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS
F. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien ( mis :
pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur
dengan penahan pada tepinya dll ).
G. Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
H. Menyediakan rol hole pada RAM/ jalan miring.
I. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di
Rumah Sakit.

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
Bahan dan Limbah Berbahaya adalah:
A. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3
B. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua
unit.
C. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada
unit-unit yang menggunakan bahan tersebut.
D. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3.
E. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan
evakuasi, penanganan limbah dan B3.

3.PROTEKSI KEBAKARAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
kebakaran adalah:
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di
ruang khusus.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok.
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan Intensif.
F. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa.
G. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran.
H. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran.
I. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan.

4. PENANGANAN KEDARURATAN DAN BENCANA


Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
keadaan daruratan bencana adalah:
A. Membentuk Tim Kedaruratan Bencana.

B. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan


penanggulangan bencana.

C. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan, peserta,


pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit.

D. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan


keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu emergency, denah dan
gambar arah evakuasi di setiap gedung.

E. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.

5. PERALATAN MEDIS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
Sarana dan Prasarana adalah:
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala
B. Melakukan pelatihan bagi tenaga medis yang mendapatkan alat baru.

6. SISTEM UTILITAS
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
sistem utilisasi adalah:
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa air, panel-panel listrik, dan sistem
gas medis.

B. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman


agar tidak terjatuh.
7. KONSTRUKSI DAN RENOVASI
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
konstruksi dan renovasi di rumah sakit adalah:
A. Melakukan pemantauan secara rutin pembongkaran yang berdampak pada
semua orang dalam area rumah sakit.

B. Melakukan pemantauan kepatuhan kontraktor

C. Melakukan pengendalian resiko infeksi

8. PELATIHAN
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang berhubungan dengan
pelatihan di rumah sakit adalah :

A. Mencari Pelatih yang sudah mahir ( menguasai bagiannya/bidang).

B. Memperagakan /memberi contoh secara langsung cara-caranya. ( misalnya


cara pengambilan infus dan suntikkan).

9. PENGAWASAN PADA PARA TENANT


Keputusan di rektur bahwa di lingkungan RSU.Materna tidak ada penyewaan.

E. DIKLAT MANAJEMEN RESIKO


Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi kepada pegawai
RSU Materna baik medis maupun non medis tentang pentingnya manajemen risiko,
pengendalian atau pencegahan risiko serta bahaya yang mungkin terjadi akibat risiko
yang ada. Diklat manajemen risiko akan diadakan setiap tahun.

F. PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi insiden di salah
satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan insiden tersebut ke Tim
K3RS yang nantinya akan dilakukan investigasi dan evaluasi dari kejadian tersebut.
Hasil investigasi dan evaluasi akan dijadikan acuan penyusunan program berikutnya
dan disampaikan ke direktur Rumah Sakit Umum Materna .
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Koordinasi antara IPRS dengan tim K3RS

2. Koordinasi antara Unit Kerja dan Tim K3RS.

3. Sosialisasi Program Manajemen resiko.

6. SASARAN
1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
A. Keselamatan dan Kesehatan Staff RS 100% dalam waktu 1 tahun
B. Penambahan CCTV pada area-area yang beresiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang Bayi untuk mencegah penculikan bayi, Tempat parkir
untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat beresiko lainnya
terlaksana 100 % dalam waktu 1 tahun.
C. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.
D. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (badge) untuk pengunjung pasien
rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di RS terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.
E. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien ( mis :
pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar mandi, tempat tidur
dengan penahan pada tepinya dll ) terlaksana 100 % dalam waktu 1 tahun.
F. Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 100 % dalam waktu 1
bulan.
G. Menyediakan rol hole pada ram/ jalan miring terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
H. Melakukan monitoring dan evaluasi Renovasi dan Pembangunan Gedung di
Rumah Sakit terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

2. BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA


A. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3 terlaksana 100 % dalam
waktu 3 bulan.
B. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke semua
unit. terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
C. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan kepada
unit-unit yang menggunakan bahan tersebut terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
D. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3 terlaksana 100 %
dalam waktu 3 bulan.
E. Pelatihan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja, Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, keadaan darurat bencana, cara melakukan
evakuasi, penanganan limbah dan B3 terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

3. KEBAKARAN
A. Menyediakan APAR yang mencukupi kwalitas dan kwantitasnya, terutama di
ruang khusus terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
B. Melakukan pemliharaan APAR secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu
3 bulan.
C. Melakukan Patroli Asap secara rutin terlaksana 100 % dalam waktu 1 Tahun.
D. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan larangan
merokok terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
E. Mengusulkan alat deteksi asap/ api pada tempat – tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, Radiologi dan
tempat perawatan Intensif terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
F. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir dan gempa
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
G. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian kebakaran
terlaksana 100 % dalam waktu 1 tahun.
H. Membentuk Tim di masing – masing ruangan untuk pencegahan.
Pengendalian Kebakaran terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan
I. Melakukan simulasi kebakaran secara berkesinambungan terlaksana 100 %
dalam 1 tahun
4. PENANGAN KEDARURATAN DAN BENCANA

A. Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

B. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan


penanggulangan bencana terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

C. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi ( Jadwal pelatihan, peserta,


pelaporan ), yang melibatkan semua unsur di Rumah Sakit terlaksana 100 %
dalam waktu 1 Tahun.

D. Menyediakan fasilitas : rambu – rambu penunjuk arah lokasi pelayanan, jalan


keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu emergency, denah dan
gambar arah evakuasi di setiap gedung terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.

E. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 100 % dalam waktu


1Tahun.

5. PERALATAN MEDIS
A. Melakukan Kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100 % dalam waktu 3
bulan.
B. Melakukan pelatihan bagi tenaga medis yang mendapatkan alat baru
terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

6. SISTEM UTILITAS
A. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel listrik, dan
sistem gas medis terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.

B. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan pengaman


agar tidak terjatuh terlaksana 100 % dalam waktu 3 bulan.
7. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi program kerja dilakukan setiap 1 Tahun sekali.

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling lambat 1
tahun setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan paling lambat 1 tahun setelah
laporan diterima.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
PROGRAM MANAJEMEN RESIKO FASILITAS 2022
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
1 Pemeriksaan Semua Kepega
Kesehatan Unit waian
Staff RS
2 Penambahan NICU, IPSRS
CCTV pada RUANG
area-area BAYI
yang beresiko
terjadinya
ancaman
keamanan
3 Pemeriksaan Seluruh IPSRS
dan ruangan
pemeliharaan
CCTV
4 Pemberlakua Seluruh Unit
n pemakaian ruangan Keaman
tanda an
pengenal
(badge) untuk
pengunjung
pasien rawat
inap,
5 Melakukan Seluruh Perawat
data ulang ruangan Ruangan
mengenai
kebutuhan
keselamatan
pasien
6 Melengkapi Panel IPSRS
sumber listrik Listrik
dengan
penutup
7 Menyediakan RAM IPSRS
rol hole pada
ram/ jalan
miring
8 Melakukan Bangunan IPSRS
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
monitoring Yang
dan evaluasi dibangun/
Renovasi dan renovasi
Pembanguna
n Gedung di
Rumah Sakit
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA

1 Pembuatan Seluruh IPSRS


tempat Ruangan
khusus untuk
penyimpanan
B3
2 Sosialisasi Seluruh Tim
mengenai ruangan K3RS
prosedur
penyimpanan
dan
pengelolaan
B3 ke semua
unit
3 Melengkapi Seluruh Tim
MSDS/LDK Ruangan K3RS
B B3 serta
didokumentas
ikan dan
dibagikan
kepada unit-
unit yang
menggunakan
bahan
tersebut
4 Penyediaan Seluruh IPSRS
APD pada Ruangan
setiap unit
yang
memiliki B3
5 Pelatihan DIKLAT Tim
mengenai K3RS
Keselamatan
dan
kesehatan
kerja,
Pencegahan
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
dan
Penanggulan
gan
Kebakaran,
keadaan
darurat
bencana, cara
melakukan
evakuasi,
penanganan
limbahdan
B3
PROTEKSI KEBAKARAN
1 Memyediaka Seluruh IPSRS
n APAR yang Ruangan
mencukupi
kwalitas dan
kwantitasnya
2 Melakukan - IPSRS
pemeliharaan
APAR secara
berkala
3 Melakukan Seluruh Unit
Patroli Asap Ruangan Keaman
secara rutin an,
Perawat
ruangan
4 Melakukan Seluruh Unit
pemasangan Gedung Keaman
larangan an
merokok
5 Mengusulkan Seluruh IPSRS
alat deteksi Gedung
asap/api pada
tempat-
tempat yang
rawan
kebakaran
6 Pemasangan Lobby IPSRS
arah dan
denah
evakuasi
bencana
kebakaran,
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
banjir, gempa
7 Melakukan Seluruh Tim
sosialisasi Ruangan K3RS
mengenai
pencegahan,
pengendalian
kebakaran
8 Membentuk Seluruh Ka.ruan
Tim di Ruangan gan
masing-
masing
ruangan
untuk
pencegahan,
pengendalian
kebakaran
9 Melakukan Diklat Tim
simulasi K3RS
kebakaran
dan keadaan
darurat
bencana
secara
berkesinambu
ngan
PENANGANAN KEDARURATAN DAN BENCANA
1 Membentuk Seluruh Tim
Tim Siaga Ruangan K3RS
Bencana
2 Membuat - Tim
standard K3RS
prosedur
operasional
tentang
pencegahan
dan
penanggulang
an bencana
3 Melakukan Diklat Tim
pelatihan K3RS
siaga bencana
dan evakuasi
4 Menyediakan Seluruh IPSRS
fasilitas : Gedung
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
rambu –
rambu
penunjuk
arah lokasi
pelayanan,
jalan keluar,
jalan masuk,
arah evakuasi
bencana,
Pintu
emergency,
denah dan
gambar arah
evakuasi
5 Melakukan Diklat Tim
simulasi K3RS
keadaan
darurat
bencana

PERALATAN MEDIS
1 Melakukan Seluruh Bagian
Kalibrasi alat Ruangan Operasi
secara onal
berkala
2 Membuat dan Seluruh Tim
menerapkan Ruangan K3RS
SPO tentang
pelatihan
bagi tenaga
medis yang
mendapatkan
alat baru
SISTEM UTILITAS
1 Melakukan Area gas IPSRS
pemantauan medis,
secara rutin pompa air
pompa sumur dan panel
air, panel- listrik
panel listrik,
dan sistem
gas medis
2 Penempatan Penyimpa IPSRS
gas medis nan Gas
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
(tabung) di Medis
ruangan
khusus dan
diberikan
pengaman
agar tidak
terjatuh
KONSTRUKSI DAN RENOVASI
1 Penutupan PPI
tempat Lokasi
renovasi renovasi
pakai plastik
yang anti
bocor untuk
antisipasi
polusi dan
infeksius
2 Melakukan Lokasi Tim
pengukuran renovasi K3RS
getaran,kebisi
ngan
3 Menyedia IPSRS
Tempat untuk
pembuangan
sampah

PELATIHAN
1 Melakukan Diklat Diklat
pelatihan dan
pengujian
staf secara
berkala

2 Melakukan Diklat Diklat


implementasi
prosedur
yang ada
sesuai dgn
kapasitas rs
Melatih
3 Menentukan Diklat Diklat
staf yang siap
N Kegiatan Target Lokasi Pelaksa Waktu Kegiatan
o na 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 12
0 1
menghadapi
situasi
darurat atau
bencana

PENGAWASAN PADA PARA TENANT

Keterangan:
Tanda “x” = Kegiatan akan dilakukan di Bulan tersebut

Wabah penyakit 4 1 4
Gempa bumi 4 1 4
Kebocoran gas 4 1 4
Ledakan bom 4 1 4
Banjir 4 1 4
Tanah longsor 4 1 4
Kecelakaan transportasi 4 1 4

Anda mungkin juga menyukai