Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
1
menonjolkan aspek pencegahan dan promosi. Salah satu pendekatan yang
menekankan pada upaya preventif dan promotif berupa perbaikan
lingkungan dan perilaku adalah ”klinik sanitasi”.
1. Umum
2. Khusus
2
b. Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko yang
berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien di
puskesmas.
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi masyarakat
3
3. Bagi puskesmas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
klinik sanitasi, ketiga upaya pelayanan kesehatan yaitu promotif,
preventif, dan kuratif dilakukan secara terintergrasi dalam
pelayanan kesehatan program pemberantasan penyakit berbasis
lingkungan, di dalam maupun di luar gedung.
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk
pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan
bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai
unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari
kegiatan Puskesmas.
1. Konseling;
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan; dan
3. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
Alur kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dapat dilihat pada
skema dengan uraian berikut:
5
Konseling (terlampir).
Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan
lingkungan dan selanjutnya Tenaga Kesehatan Lingkungan
memberikan lembar saran/tindak lanjut dan formulir tindak lanjut
Konseling kepada Pasien.
Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak
lanjut Konseling.
Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau hasil
surveilans kesehatan menunjukkan kecenderungan berkembang atau
meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko
Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji Inspeksi
Kesehatan Lingkungan.
Setelah Konseling di Ruang Promosi Kesehatan, Pasien dapat
mengambil obat di Ruang Farmasi dan selanjutnya Pasien pulang.
6
Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya Pasien dapat pulang.
1. Konseling
A. Pengertian Konseling
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga
Kesehatan Lingkungan dengan Pasien yang bertujuan untuk
mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang
dihadapi. Dalam Konseling, pengambilan keputusan adalah
tanggung jawab Pasien. Pada waktu Tenaga Kesehatan
Lingkungan membantu Pasien terjadi langkah-langkah
komunikasi secara timbal balik yang saling berkaitan
(komunikasi interpersonal) untuk membantu Pasien membuat
keputusan. Tugas pertama Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah
menciptakan hubungan dengan Pasien, dengan menunjukkan
perhatian dan penerimaan melalui tingkah laku verbal dan non
verbal yang akan mempengaruhi keberhasilan pertemuan
tersebut. Konseling tidak semata-mata dialog, melainkan juga
proses sadar yang memberdayakan orang agar mampu
mengendalikan hidupnya dan bertanggung jawab atas tindakan-
tindakannya.
Ciri-ciri Konseling meliputi :
7
menghadapi rasa kecemasan dan ketakutan sehubungan
dengan masalah kesehatan keluarganya.
B. Langkah-Langkah Konseling
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan
kesehatan yang dihadapi Pasien.
Langkah-langkah kegiatan Konseling sebagai berikut:
Persiapan (P1)
a. menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang;
b. menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
c. menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti
poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat,
dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.
Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan,Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
8
1. umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
2. khusus, meliputi:
a. identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab; dan
d. saran dan rencana tindak lanjut.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa
disingkat dengan "SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut:
T - tanyakan :
9
a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta pasien menyampaikan
masalahnya pada Anda.
b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong
mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.
U-Uraikan :
TU – Bantu :
10
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan
yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi
masalahnya.
J - Jelaskan :
U - Ulangi:
11
Dalam melaksanakan Konseling kepada Pasien, Tenaga Kesehatan
Lingkungan menggunakan panduan Konseling sebagaimana contoh
bagan dan daftar pertanyaan terlampir. Tenaga Kesehatan Lingkungan
dapat mengembangkan daftar pertanyaan terhadap Pasien dengan
diagnosis penyakit lain atau sesuai kebutuhan. Tenaga Kesehatan
Lingkungan dalam memberikan saran tindak lanjut sesuai dengan
permasalahan kesehatan lingkungan yang dihadapi berdasarkan pedoman
teknis yang berlaku.
12
Puskesmas Pembantu, Poskesdes, atau Bidan di desa. Terkait hal ini
Lintas Program Puskesmas berperan dalam:
13
a) Air
Mengamati sarana (jenis dan kondisi) penyediaan air minum
dan air untuk keperluan higiene sanitasi (sumur gali/sumur
pompa tangan/KU/perpipaan/penampungan air hujan).
Mengamati kualitas air secara fisik, apakah berasa, berwarna,
atau berbau.
Mengetahui kepemilikan sarana penyediaan air minum dan air
untuk keperluan higiene sanitasi, apakah milik sendiri atau
bersama.
b) Udara
Mengamati ketersediaan dan kondisi kebersihan ventilasi.
Mengukur luas ventilasi permanen (minimal 10% dari luas
lantai), khusus ventilasi dapur minimal 20% dari luas lantai
dapur, asap harus keluar dengan sempurna atau dengan ada
exhaust fan atau peralatan lain.
c) Tanah
Mengamati kondisi kualitas tanah yang berpotensi sebagai media
penularan penyakit, antara lain tanah bekas Tempat Pembuangan
Akhir/TPA Sampah, terletak di daerah banjir, bantaran sungai/aliran
sungai/longsor, dan bekas lokasi pertambangan.
d) Pangan
Mengamati kondisi kualitas media pangan, yang memenuhi
prinsip-prinsip higiene sanitasi dalam pengelolaan pangan mulai
dari pemilihan dan penyimpanan bahan makanan, pengolahan
makanan, penyimpanan makanan masak, pengangkutan makanan,
dan penyajian makanan.
14
f) Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
Mengamati adanya tanda-tanda kehidupan vektor dan binatang
pembawa penyakit, antara lain tempat berkembang biaknya jentik,
nyamuk, dan jejak tikus.
3) Uji Laboratorium
Apabila hasil pengukuran in situ memerlukan penegasan lebih lanjut,
dilakukan uji laboratorium. Uji laboratorium dilaksanakan di
laboratorium yang terakreditasi sesuai parameternya. Apabila diperlukan,
uji laboratorium dapat dilengkapi dengan pengambilan spesimen
biomarker pada manusia, fauna, dan flora.
15
a) Identifikasi bahaya
Mengenal dampak buruk kesehatan yang disebabkan oleh pemajanan
suatu bahan dan memastikan mutu serta kekuatan bukti yang
mendukungnya.
c) Pengukuran pemajanan
Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya pemajanan pada manusia
oleh suatu bahan melalui semua jalur dan menghasilkan perkiraan
pemajanan.
d) Penetapan Risiko.
Mengintegrasikan daya racun dan pemajanan kedalam “perkiraan
batas atas” risiko kesehatan yang terkandung dalam suatu bahan.
16
4) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan
petugas kesehatan/bidan di desa.
b. Pelaksanaan:
1) Melakukan pengamatan media lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2) Melakukan pengukuran media lingkungan di tempat, uji
laboratorium, dan analisis risiko sesuai kebutuhan.
3) Melakukan penemuan penderita lainnya.
4) Melakukan pemetaan populasi berisiko.
5) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga pasien
dan keluarga sekitar). Saran tindak lanjut dapat berupa Intervensi
Kesehatan Lingkungan yang bersifat segera. Saran tindak lanjut
disertai dengan pertimbangan tingkat kesulitan, efektifitas dan
biaya.
17
c. pengembangan teknologi tepat guna; dan
d. rekayasa lingkungan.
Contoh:
18
Total pada kegiatan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat/STBM;
Gerakan bersih desa;
19
dengan mempertimbangkan permasalahan yang ada dan ketersediaan
sumber daya setempat sesuai kearifan lokal.
Contoh:
D. Rekayasa Lingkungan
Rekayasa lingkungan merupakan upaya mengubah media lingkungan atau
kondisi lingkungan untuk mencegah pajanan agen penyakit baik yang
bersifat fisik, biologi, maupun kimia serta gangguan dari vektor dan
binatang pembawa penyakit.
20
media lingkungan dalam rangka program kesehatan. Hasil pemantauan
dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus menjadi indikator dalam
penilaian akreditasi Puskesmas.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk memperoleh gambaran
hasil Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas terhadap akses
masyarakat untuk memperoleh Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
kualitas Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas, masalah yang
dihadapi, dan dampak kesehatan masyarakat.
Indikator pemantauan dan evaluasi kinerja Puskesmas meliputi:
21
Kesehatan Lingkungan Puskesmas.
4. Dampak yang dapat terjadi:
Peningkatan atau penurunan insidens dan prevalensi penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan Faktor Risiko
Lingkungan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHSAN
I. Gambaran Puskesmas
22
Pembangunan Puskesmas Banjar Serasan terletak diwilayah posisi
geografis dari batas wilayah selatan dengan koordinat ( 1092240,7 BT.,
000405,50 LS ) terletak pada / di ± 80 meter sebelah barat dari jalan
Azizah.
Wilayah kerja UPK Puskesmas Banjar Serasan yang terdiri dari 1
(satu) buah kelurahan yaitu kelurahan Banjar Serasan termasuk dalam
wilayah kecamatan Pontianak Timur, dengan batas-batas:
a) Letak geografis dari batas wilayah barat dengan koordinat ( 1092042,7
BT., 000121,8 LS ) yang terletak antara perpotongan parit Rumah
Sakit Yarsi dengan sungai kapuas.
b) Posisi geografis dari batas wilayah utara dengan koordinat ( 1092300,1
BT., 000130,5 LS ) terletak pada / di tepi alur Rumah Sakit Yarsi dan
berjarak ± 50 meter dari tepi sisi jalan Tanjung Raya II dan berada di
sudut pagar Rumah Sakit Yarsi.
c) Posisi geografis dari batas wilayah timur dengan koordinat
( 1092300,1 BT., 000340,0 LS ) kanan belakang terletak pada / di ±
100 meter di sebelah timur sekolah terpadu.
d) Posisi geografis dari batas wilayah selatan dengan koordinat
( 1092240,7 BT., 000405,50 LS ) terletak pada / di ± 80 meter sebelah
barat dari jalan Azizah.
23
Tata letak Puskesmas Banjar Serasan
Tabel II.1
Luas Wilayah Kerja UPK Puskesmas Banjar Serasan
Tahun 2014
24
a. Meningkatkan mutu derajat kesehatan dalam rangka mencapai kwalitas
hidup yang optimal melalui peningkatan mutu upaya kesehatan lingkungan
dan pelestariann lingkungan hidup yang dinamis serta meningkatkan
dalam memupuk peran serta/swadaya masyarakat dalam upaya kesehatan
lingkungan.
b. Untuk merubah mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik
dan lingkungan yang terdapat dimasyarakat yang dapat memberi pengaruh
jelek terhadap kualitas kesehatan.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan :
25
III. Hasil Kegiatan Pratik
A. Hasil Kegiatan Praktik Klinik Sanitasi Di UPT Puskesmas Banjar
Serasan Pontianak Timur
N HARI/TANGGAL KEGIATAN
O
1. Senin, 13 Maret Konseling klinik sanitasi
2017
2. Selasa, 14 Maret Fogging
2017 PSN
3. Rabu, 15 Maret 2017 HACCP Mie ayam jakarta 99
Konseling klinik sanitasi
4. Kamis, 16 Maret Konseling klinik sanitasi
2017
5. Jum’at, 17 Maret Konseling klinik sanitasi
2017
6. Sabtu, 18 Maret Inspeksi dan inspeksi kesehatan
2017 lingkungan di rumah pasien
7. Senin, 20 Maret Inspeksi rumah sehat
2017
8. Selasa, 21 Maret Konseling klinik sanitasi
2017
9. Rabu, 22 Maret 2017 HACCP Ketring CV Cahaya Hati
26
Tersangka pasien yang menderita penyakit yang berbasis
lingkungan dan dirujuk ke klinik sanitasi di Puskesmas Banjar
Serasan berjumlah 7 orang dengan rincian :
Diare : 4 orang
Ispa : 2 orang
Kulit : 2 orang
C. Kegiatan Luar Gedung
Kunjungan pasien klinik sanitasi dilakukan inspeksi sanitasi
Melakukan kegiatan PSN ( Pemberantas Sarang Nyamuk )
dengan pengasapan ( fooging ) didaerah yang terjadi kasus
DBD
Dilakukan obsrvasi rumah sehat
Melakukan PJB ( pemberantasan jentik berkala )
IV. Pembahasan
Klinik sanitasi yang yang dilaksanakan sejak tanggal 13 maret
2017 sampai 25 maret 2017 di Puskesmas Banjar Searasan Pontianak
Timur didapatkan beberapa penyakit berbasis lingkungan yang di rujuk
di klinik sanitasi ialah penyakit diare, kulit dan ispa.
27
Turun Lapangan Melakukan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk
) Dengan Fogging
Di wilayah binaan Puskesmas Banjar Serasan Pontianak Timur
pada tanggal 13 maret 2017 terdapat satu kasus penderita DBD
keesokan harinya pada tanggal 14 maret 2017 Pihak Puskesmas Banjar
Serasan melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan fogging
atau pengasapan. Fogging dilakukan di satu RT tempat terjadinya
kasus DBD.
28
yang tepat, bahan kimia yang digunakan tidak bersifat akumulasi dan
tidak menyebabkan keracunan.
29
tidak bersih dan sehat, padahal dari hasil wawancara kondisi rumah
sudah cukup bagus dan layak huni kami tidak melakukan
kunjungan lapangan karena pasien tinggal di luar wilayah binaan
Puskesmas Banjar Serasan
Faktor risiko perilaku hidup bersih dan sehat yang menyebabkan
pasien terkena ispa ialah
Pasien tidur bersama anggota keluarga yang menderita ispa
Saran : Dari hasil wawancara ditemukan faktor risiko yang terjadi pada
pasien ialah perilaku hidup bersih dan sehat, kami menyarankan
kepada pasien untuk sementara tidak tidur bersama penderita ispa.
30
Hasil kunjungan lapangan
Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dari satu pasien diare
yang pada tanggal 13 maret 2017 dirujuk ke klik sanitasi, bahwa
pasien menggunakan sumber air untuk mencuci bahan makanan
dan peralatan makanan dengan air sungai, serta memiliki tempat
pembuangan kotoran yang disalurkan ke kolam yang terdiri dari
gorong – gorong. Pasien juga memiliki balita berumur 3 tahun
yang masih menggunakan pempes, namun kotoran balita
tersebut buang di TPS. kunjungan lapangan ini dilakukan
bersamaan dengan observasi rumah sehat setelah dilakukan
observasi, bahwa tetangga pasien penderita diare yang tinggal
disekitar sungai memiliki jamban tempat pembuangan kotoran
tinja langsung kesungai serta ada beberapa keluarga yang
memiliki bayi yang membuang kotoran tinja bayi kesungai.
Dugaan sementara berdasarkan hasil wawancara dan inspeksi
lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara dan inspeksi lingkungan pada
penderita diare karna kurangnya standar kesehatan jamban dan
sumber air bersih yang digunakan penderita. diantaranya tempat
pembuangan kotoran penderita yang disalurkan ke kolam yang
terdiri dari gorong – gorong dan tetangga pasien penderita diare
yang tinggal disekitar sungai memiliki jamban tempat
pembuangan kotoran tinja langsung kesungai serta ada beberapa
keluarga yang memiliki bayi yang membuang kotoran tinja bayi
kesungai jadi sungai tersebut sebagai wadah pembuangan
kotoran namun sungai tersebut juga sebagai sumber air bersih.
Saran
Dari penderita diare tersebut penderita terserang diare dugaan
sementaranya adalah sumber air bersih yang digunakan pasien
ialah air sungai kapuas yang juga sebagai tempat penampungannya
kotoran ( tinja ) yang tidak ada pengolahan. Kami meyarankan
kepada pasien untuk menambahkan bahan kaporit pada air sungai
31
kapuas yang telah ditampung sebagia desinfektan. Serta melakukan
bilasan air hujan saat mencuci bahan makanan. Dan pasien telah
melaksanakan saran yang telah kami berikan.
32
Saran : disarankan kepada ibu pasien untuk mencuci botol susu
anaknya dengan air ledeng dan direndam dengan air panas
33
12) Sabtu, 25 maret 2017 ( didalam gedung )
34
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prosedur kerja klinik sanitasi pada Puskesmas Banjar Serasan Pontianak
Timur secara umum meliputi standar. prosedur operasional di dalam
gedung (puskesmas) dan di luar gedung (lapangan).
B. SARAN
Tidak membuang sampah disungai atau membuang tinja bayi atau balita
disungai
35
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam
kegiatan Klinik Sanitasi baik pelayanan dalam gedung maupun luar
gedung.
DAFTAR PUSTAKA
36